BAB II TINJAUAN TEMPAT PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER 2.1 Industri Farmasi Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010 tentang Industri Farmasi, yang di sebut dengan industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Pembuatan obat adalah seluruh tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat, yang meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan, pengawasan mutu, dan pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk didistribusikan. 2.2 Profil PT. Meprofarm 2.2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Meprofarm didirikan pada tanggal 4 Agustus 1973 oleh Ir. Wanne Mardiwidyo yang berlokasi di jalan Hatta No. 7 Bandung. PT. Meprofarm merupakan perusahaan keluarga, lima tahun kemudian, pada tahun 1978 PT. Meprofarm berencana untuk berpindah lokasi pabrik ke jalan Citarum 16 Bandung. Pada tahun 1984 PT. Meprofarm berpindah lokasi ke jalan Soekarno Hatta 789 Bandung. Pada bulan Juni 1995, bangunan, sarana, dan fasilitas untuk produksi obat jadi selesai dibangun, industri siap beroperasi. Pada tanggal 21 Desember 1995 PT. Meprofarm mendapatkan izin tentang usaha industri Farmasi, beserta sertifikat CPOB. Sejak tahun 2007 PT. Meprofarm berhasil memperoleh sertifikat ISO 9001 mengenai manajemen mutu dan ISO 14001 mengenai manajemen lingkungan. 2.2.2 Visi dan Misi Visi dari PT. Meprofarm yaitu menjadi perusahaan kesehatan yang besar, yang melakukan perbaikan terus menerus dalam memasarkan produk dan layanan 3 kesehatan yang berkualitas. Misi dari PT. Meprofarm yaitu memasarkan produk dan layanan kesehatan untuk memperbaiki standar kehidupan manusia. 2.2.3 Kebijakan Mutu PT. Meprofarm adalah suatu organisasi yang mengkhususkan kegiatannya pada pembuatan obat dengan kualitas yang tinggi. Meprofarm menempatkan kualitas sebagai pedoman utama yang mutlak harus dicapai dan tidak dapat dikompromi dalam menghasilkan produk-produk sesuai dengan persyaratan dan standar terkini yang ada. Dalam mewujudkan motto “Your Wellness Is Our Concern”, seluruh jajaran manajemen dan karyawan PT. Meprofarm mempunyai komitmen yang tinggi untuk secara konsisten melakukan “Continous Improvement” dalam segala aspek untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan mempunyai daya saing yang tinggi. 2.2.4 Kebijakan Lingkungan Meprofarm adalah suatu organisasi yang dalam melakukan kegiatannya di Indonesia mengutamakan proses kerja yang mempunyai dampak minimal terhadap lingkungan dengan cara mendayagunakan kembali limbah proses serta mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya maupun energi yang dipakai. Pimpinan dan seluruh jajaran PT. Meprofarm bertekad untuk selalu mengerahkan segala daya upaya agar setiap kegiatannya selalu mengarah kepada perbaikan lingkungan yang berkesinambungan dan berkomitmen untuk selalu memenuhi semua peraturan lingkungan yang berlaku. Kebijakan lingkungan ini akan selalu dikomunikasikan kepada segenap jajaran manajemen dan seluruh karyawan untuk menjadikan kebijakan ini sebagai pedoman dan nilai-nilai utama perusahaan. 2.2.5 Mepro Values M Matang dan bertanggung jawab E Efisien dalam bertindak P Penuh semangat, jujur, dan komunikatif R Rajin dan dapat diandalkan O Optimis untuk mencapai hasil terbaik 4 2.2.6 Struktur Organisasi Gambar II.1 Struktur organisasi PT. Meprofarm 2.2.7 Produk-produk PT. Meprofarm PT. Meprofarm memiliki empat gedung produksi, antara lain gedung MEPRO I, MEPRO II, Betalaktam, dan Sefalosporin. Gedung MEPRO I digunakan untuk kegiatan produksi sediaan-sediaan solida (tablet, kapsul, dan serbuk oral). Pada gedung MEPRO II diproduksi sediaan cair oral, semisolid, larutan injeksi dan serbuk injeksi. 2.3 Aspek-aspek Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) CPOB merupakan suatu pedoman yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaan. CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu. Berdasarkan CPOB tahun 2018, aspek CPOB meliputi sistem manajemen mutu industri farmasi, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, produksi, cara penyimpanan dan pengiriman obat yang baik, pengawasan mutu, inspeksi diri; audit mutu; serta audit dan persetujuan pemasok, keluhan dan penarikan produk, dokumentasi, kegiatan alih daya, serta kualifikasi dan validasi. 5 2.3.1 Sistem Manajemen Mutu Industri Farmasi PT. Meprofarm sebagai Pemegang Izin Industri Farmasi (IIF) membuat obat sedemikian rupa agar sesuai tujuan penggunaan, memenuhi persyaratan izin edar atau persetujuan uji klinik jika diperlukan dan tidak menimbulkan risiko yang membahayakan pasien pengguna yang disebabkan oleh buruknya kemanan, mutu atau efektifitas yang tidak memadai. Manajemen puncak bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan ini melalui suatu “Kebijakan Mutu”, dengan mengarahkan, mengendalikan dan memobilisasi sumber daya perusahaan untuk mencapai kepatuhan terhadap regulasi. PT. Meprofarm memiliki departemen Pengawasan mutu yang terdiri dari 6 sub-divisi diantaranya : In Process Control, Finished God (Chemical & Instrumentation), Stability, Raw & Packaging Material, Finished Good (Microbiology) dan QC Documentation. Departemen Pengawasan Mutu bersama dengan Departemen Pemastian Mutu memeriksa, mengawasi dan memastikan bahan awal, bahan kemas, produk antara, produk ruahan hingga produk jadi bermutu tinggi sesuai dengan pedoman utama dan standar terkini yang ada. 2.3.2 Personalia Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar. Oleh sebab itu industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan personil yang terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Tiap personil memahami tanggung jawab masing-masing. Seluruh personil memahami prinsip CPOB serta memperoleh pelatihan awal dan berkesinambungan. Program pelatihan karyawan di PT. Meprofarm dikoordinasi oleh bagian Pemastian Mutu yang disusun berdasarkan masukan dari kepala bagian divisi. Penerapan CPOB dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak ada yang terlewatkan ataupun tumpang tindih dalam tanggung jawab yang tercantum pada uraian tugas. Manajemen puncak menunjuk personil kunci mencakup Kepala Produksi, Kepala Pengawasan Mutu, dan Kepala Pemastian Mutu. Personel kunci di PT. Meprofarm dijabat oleh apoteker purnawaktu yang independen satu terhadap yang lain sehingga tidak menimbulkan konflik kepentingan pribadi atau finansial. 6 2.3.3 Bangunan dan Fasilitas PT. Meprofarm memiliki total luas lahan ± 40.000 m2 dan luas bangunan ± 25.000 m2. Perusahaan ini di desain dan dibangun sesuai dengan persyaratan CPOB. Konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan desain ruangan dibuat sedemikian rupa untuk memperkecil risiko terjadi kekeliruan, pencemaran silang, dan kesalahan lain, serta memudahkan pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindarkan pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak lain yang menurunkan mutu obat. Dilengkapi dengan listrik PLN sebesar 2.180 KVA, persediaan genset listrik 2 x 1.500 KVA yang digunakan jika terjadi padam listrik. Heating Ventilation and Air Conditioning (HVAC) pada setiap fasilitas produksi, pengelolaan air bersih berasal dari 2 unit sumur dengan masing-masing kedalaman 150 m, udara bertekanan yang kering dan bebas minyak, pembangkit uap air dan unit pengelolaan limbah cair (IPAL) 2.3.4 Peralatan Peralatan untuk pembuatan obat memiliki desain dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan tepat, sehingga mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets ke bets dan untuk memudahkan pembersihan serta perawatan agar dapat mencegah kontaminasi silang, penumpukan debu atau kotoran dan, hal-hal yang umumnya berdampak buruk pada mutu produk. Peralatan manufaktur tidak melepaskan partikel yang dapat menjadi sumber kontaminasi dalam proses dan didesain sedemikian rupa sehingga mudah dibersihkan sesuai prosedur tertulis yang rinci serta disimpan dalam keadaan bersih dan kering. Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan awal, produk antara atau produk jadi tidak boleh menimbulkan reaksi, yang dapat memengaruhi identitas, mutu atau kemurnian di luar batas yang ditentukan. Peralatan dipasang sedemikian rupa untuk mencegah risiko kesalahan atau kontaminasi. Antara masing-masing peralatan ditempatkan pada jarak yang cukup untuk menghindarkan kesesakan dan memastikan tidak terjadi kekeliruan dan ketercampurbauran produk. Peralatan dirawat sesuai jadwal untuk mencegah 7 malfungsi atau pencemaran yang dapat memengaruhi identitas, mutu atau kemurnian produk. Peralatan dan alat bantu dibersihkan, disimpan, dan bila perlu disanitasi dan disterilisasi untuk mencegah kontaminasi atau sisa bahan dari proses sebelumnya yang akan mempengaruhi mutu produk. 2.3.5 Produksi Kegiatan produksi dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin senantiasa menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar (registrasi). Unsur-unsur produksi yang diatur oleh CPOB meliputi pembelian bahan awal yaitu bahan baku dan bahan pengemas; validasi proses; pencegahan kontaminasi silang; sistem penomoran bets/lot; penimbangan dan penyerahan; pengolahan; pengemasan; pengawasan selama proses; penanganan bahan dan produk yang ditolak, dipulihkan & dikembalikan; karantina & penyerahan produk jadi; catatan pengendalian pengiriman obat; penyimpanan bahan awal, bahan kemas, produk antara, produk ruahan & produk jadi dan pengiriman dan pengangkutan. 2.3.6 Cara Penyimpanan dan Pengiriman Obat yang Baik Penyimpanan dan pengiriman adalah bagian yang penting dalam kegiatan dan manajemen rantai pemasokan obat yang terintegrasi. Mutu obat dapat dipengaruhi oleh kekurangan pengendalian yang diperlukan terhadap kegiatan selama proses penyimpanan dan pengiriman. PT. Meprofarm bekerja sama dengan 3 distributor besar yaitu MPI, Kallista Prima dan Pentavalent. Sedangkan untuk permintaan obat/produk dari distributor (PO/Purchasing Order) diterima oleh bagian Supply Chain Manager (SCM) kemudian di cross check (no. pesanan, produk dan jumlah produk yang dibutuhkan) dan PO di input ke sistem SAP dan dinamakan Sales Order (SO) kemudian dikirim ke bagian PPIC sebagai Delivery Order (DO) form dan PPIC akan menyiapkan barang sesuai dengan yang ada pada DO yang. DO ini akan diberikan kepada distributor sebagai bukti/tanda pemesanan dan diberi cap bila seluruh barang sudah dikirim. Obat disimpan dengan cara yang sesuai untuk mencegah kontaminasi, ketercampuran dan kontaminasi silang. Area 8 penyimpanan memiliki pencahayaan yang memadai sehingga semua kegiatan dapat dilakukan secara akurat dan aman. Penyimpanan dan pengiriman dilakukan dengan memperhatikan suhu penyimpanan sesuai dengan stabilitas masingmasing produk. Untuk menjaga kesesuaian list rak maka dilakukan evaluasi dan monitoring list rak setiap 3 bulan sekali dengan cara sampling secara acak pada tiap rak, begitu pula untuk menjaga kesesuaian stok maka dilakakan stock opname 2 kali sebulan oleh bagian accounting. Untuk aturan lamanya masa karantina maksimal 20 hari kalender kerja hingga produk jadi diluluskan. 2.3.7 Pengawasan Mutu Pengawasan Mutu merupakan bagian yang penting dari Cara Pembuatan Obat yang Baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Dalam menjalankan fungsinya, PT. Meprofarm memiliki Departemen QC/Pengawasan mutu yang dipimpin oleh seorang apoteker yang dibantu oleh beberapa QC Assistant Manager, supervisor, dan analis. Sub-seksi IPC bertugas melakukan pengawasan selama berlangsungnya proses produksi yang bertujuan untuk mencegah dihasilkannya obat yang tidak memenuhi spesifikasi. Selain itu, IPC juga bertugas memastikan bahwa kegiatan produksi sudah siap dilaksanakan sebelum prosesnya dimulai. IPC melakukan pemeriksaan terhadap produk antara, produk ruahan, dan produk jadi di Laboratorium IPC yang ada di setiap fasilitas produksi. Pemeriksaan dilakukan terhadap parameter yang dianggap penting sesuai dengan bentuk sediaan yang sedang diproduksi. Sub-seksi Finished Good (Chemical & Instrumentation) melakukan pengujian kimia dan menggunakan instrumen yang dilakukan pada semua jenis produk jadi yang telah diproduksi. Pengujian yang dilakukan meliputi pemeriksaan kadar, uji disolusi, keseragaman sediaan, dan impuritas. Selain melakukan pemeriksaan kadar dengan instrumen tertentu, juga melakukan uji disolusi dan keseragaman sediaan terhadap produk jadi. Sub-seksi Stabilitas bertanggung jawab melakukan pengujian terhadap stabilitas produk yaitu kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat. Sub-seksi Raw & Packaging Material 9 bertanggung jawab melakukan pengecekan terhadap bahan baku dan bahan pengemas. Sub-seksi Finished Good (Microbiology) bertanggung jawab terhadap pemeriksaan mikrobiologi yang bertujuan mengetahui sejauh mana suatu produk atau penunjang produksi memenuhi syarat mikrobiologi. Pemeriksaan dilakukan terhadap bahan awal, proses, produk jadi, ruangan, alat, dan personil. Sub-seksi dokumentasi pada QC mendokumentasikan berupa protap, hasil pengujian, serta mengurus bagian Toll In dan dossier yang akan diajukan sebagai syarat dalam proses registrasi obat kepada Badan POM. 2.3.8 Inspeksi Diri, Audit Mutu dan Audit & Persetujuan Pemasok Tujuan inspeksi diri adalah untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan pengawasan mutu industri farmasi memenuhi ketentuan CPOB ditetapkan. Pelaksanaan inspeksi diri di PT. Meprofarm diwujudkan dalam bentuk audit internal yang dilakukan secara rutin. Audit internal dilakukan satu kali dalam setahun oleh suatu tim internal PT. Meprofarm yang telah terlatih. Pelaporannya meliputi hasil audit, penilaian dan kesimpulan, serta usulan tindakan perbaikan. Berdasarkan laporan audit, manajemen perusahaan akan mengevaluasi dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Audit eksternal dilakukan oleh auditor dari Badan Sertifikasi Nasional yang menilai kelayakan penerapan ISO 9001. Saat ini, PT. Meprofarm telah berhasil melakukan resertifikasi ISO 9001 sekaligus memperoleh sertifikasi ISO 14001 yang merupakan sertifikasi terhadap sistem manajemen lingkungan. Sertifikat lain yang dimiliki adalah sertifikat CPOB. Bahan awal dan bahan pengemas di PT. Meprofarm berasal dari pemasok yang memenuhi spesifikasi dan telah disetujui oleh bagian QA. Pemasok yang telah lulus penilaian atau evaluasi akan disetujui. Evaluasi ini mempertimbangkan riwayat pemasok dan sifat bahan yang dipasok. 2.3.9 Keluhan dan Penarikan Produk Keluhan produk dapat datang dari konsumen (distributor, outlet, rumah sakit, dokter, pasien langsung). Keluhan mengenai produk yang masuk, tidak akan langsung masuk ke bagian QA melainkan akan masuk ke bagian Marketing terlebih dahulu. Dari Marketing atau Business Development nantinya akan 10 disampaikan ke bagian QA atau ditangani langsung. Keluhan pada produk dibagi menjadi 2, yaitu keluhan medis (keluhan yang terkait dengan kesehatan pasien) yang ditangani langsung oleh Farmakovigilance atau bagian Business Development dan non medis dimana keluhan yang diterima akan disampaikan ke bagian QA. Kemudian bagian QA akan memberikan feedback, misalnya apakah perlu dilakukan investigasi lebih lanjut ke bagian produksi, apakah perlu dilakukan penggantian produk dll. Jika produk tersebut perlu diganti, maka akan diambil dari stok gudang. Tetapi jika setelah dilakukan investigasi, root cause-nya ternyata bukan berasal dari industri, melainkan terjadi pada saat proses distribusi maka keluhan tersebut tidak ditangani lebih lanjut. Setelah ada Surat Perintah Penarikan Produk, maka bagian pemasaran (Marketing) menyiapkan dan mengirimkan Surat Pemberitahuan. Penarikan kembali produk adalah suatu proses penarikan dari satu atau beberapa bets atau seluruh bets produk tertentu dari rantai distribusi karena keputusan bahwa produk tidak layak untuk diedarkan. Keputusan ini dapat bersumber dari BPOM (Mandatary Recall) atau dari industri yang bersangkutan (Voluntary Recall). Pelaksanaan penarikan kembali dapat dilakukan setelah diketahui ada produk cacat mutu yang beresiko tinggi (kategori kritis). Pada kategori ini ditemukan kekurangan/cacat produk yang mempengaruhi mutu obat dan dapat mengakibatkan reaksi fatal terhadap kesehatan konsumen sampai dengan kematian. Pendistribusian produk cacat tersebut di embargo dan dilanjutkan dengan tindakan penarikan kembali sampai tingkat konsumen. Sistem dokumentasi kembali produk mencakup cara, alat dan batas waktu untuk melakukan embargo dan penarikan produk. 2.3.10 Dokumentasi Dokumentasi di PT.Meprofarm dibuat dan disusun oleh departemen yang berkaitan dengan jenis dokumen yang dibuat. Dokumentasi seperti spesifikasi dan metode analisa pemeriksaan bahan atau produk disusun oleh Departemen R&D bagian Analytical Development, sedangkan dokumen hasil pemeriksaan mutu dibuat oleh Departemen QC. Selain itu PT. Meprofarm memiliki Corrective Action Preventive Action (CAPA) dan Document Control di bawah departemen QA yang merupakan bagian yang mempunyai tugas dalam mengendalikan dan 11 mengatur jalannya semua dokumen yang ada pada bagian manufacturing, termasuk manual book, protap, bets record, protokol dan laporan validasi, dan juga mengawasi dan mengevaluasi CAPA yang akan dilakukan. 2.3.11 Kegiatan Alih Daya Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak dilakukan jika suatu perusahan membuat produk di perusahaan lain atau sebaliknya. Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dibuat secara benar, disetujui dan dikendalikan untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat menyebabkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan. Kontrak tertulis antara pemberi kontrak dengan penerima kontrak harus dibuat secara jelas dalam hal tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak. Kontrak harus menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk untuk diedarkan yang menjadi tanggung jawab penuh kepala bagian manajemen mutu (pengawasan mutu). 2.3.12 Kualifikasi dan Validasi Kualifikasi dan validasi adalah bagian penting dari sistem pemastian mutu sehingga tercantum sebagai persyaratan CPOB bagi industri farmasi. Kualifikasi merupakan Kegiatan pembuktian bahwa peralatan/fasilitas/sistem yang digunakan akan bekerja sesuai kriteria yang diinginkan dan konsisten. Kualifikasi dan validasi di PT. Meprofarm dikoordinasi oleh bagian QA. Kualifikasi yang dilakukan oleh PT. Meprofarm meliputi kualifikasi desain, kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional dan kualifikasi kinerja. Pelaksanaan kualifikasi tersebut dicatat dan didokumentasikan dalam jadwal kualifikasi alat. Sedangkan untuk Validasi dilakukan berupa validasi proses yaitu validasi konkuren, validasi pembersihan dan validasi ulang. PT. Meprofarm juga menerapkan proses rekualifikasi dan revalidasi. Revalidasi merupakan pengulangan proses validasi untuk memastikan perubahan dalam proses baik disengaja maupun tidak disengaja tidak menimbulkan dampak yang merubah kualitas produk. Terdapat 2 jenis revalidasi, yaitu: revalidasi periodik dan revalidasi non-periodik. 12