Depresi Post Partum dan Vitamin D Depresi post partum merupakan salah satu gangguan afektif yang banyak ditemukan pada wanita, dengan prevalensi 20% - 40% dari semua wanita pasca melahirkan di dunia (1). Prevalensi depresi post partum sangat erat hubungannya dengan faktor budaya dan faktor sosial sehingga prevalensinya juga berbeda-beda di antara negara yang berbeda. Diperkirakan kejadian depresi post partum mencapai 100-150 per 1000 kelahiran (2). Di Asia, negara dengan prevalensi tertinggi adalah Pakistan (63%) dan yang terendah adalah Malaysia (3,5%) (3). Depresi post partum bisa mempengaruhi kualitas hubungan ibu dan anak pada masa-masa awal kehidupan anak sehingga akan bisa mempengaruhi pertumbuhan emosional dan kognitif anak. Faktor resiko bagi timbulnya depresi post partum antara lain riwayat depresi sebelumnya, sosial ekonomi yang kurang, dukungan sosial yang rendah, umum, riwayat trauma psikologis dalam jarak dekat dengan kehamilan/kelahiran, umur ibu, kehamilan yang tidak diharapkan, atau komplikasi pada waktu melahirkan (4,5). Etiologi depresi post partum Etiologi pasti depresi post partum masih belum diketahui, namun ada 3 hipotesis yang bisa diajukan (6) 1. Penurunan neurotransmiter monoamine pasca melahirkan akibat penurunan estradiol. Estriol dan estradiol mampu meningkatkan fungsi serotonin dengan mencegah breakdown. Konsentrasi dua hormon ini meningkat tinggi selama kehamilan dan menurun tajam segera setelah melahirkan. 2. Peningkatan sekresi kortisol selama kehamilan akibat sekresi cortisol releasing hormone (CRH) oleh plasenta. Umumnya segera setelah melahirkan, kortisol akan turun dengan cepat. Bila hal ini tidak terjadi, maka konsentrasi kortisol yang tinggi pasca melahirkan akan menjadi faktor resiko untuk depresi post partum. 3. Peningkatan sitokin akibat stress pasca melahirkan akan menyebabkan disregulasi aksis hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA). Sitokin juga dapat menurunkan konsentrasi triptofan lewat induksi aktivitas enzim indoleamine-2,3-dioxygenase (IDO) yang pada akhirnya menyebabkan penurunan konsentrasi serotonin. Vitamin D Vitamin D adalah salah satu molekul steroid yang konsentrasinya dalam tubuh tergantung pada asupan makanan dan paparan sinar matahari. Vitamin D bisa didapatkan dari makanan nabati dalam bentuk ergocalciferol (D2) atau hewani dalam bentuk cholecalciferol (D3). Selain itu, paparan sinar ultraviolet B (UVB) di kulit akan mengubah metabolit kolesterol menjadi cholecalciferol (7,8). Vitamin D mempunyai banyak peran fisiologis. Vitamin D berperan dalam proses regulasi kalsium dan mineralisasi tulang, moderasi fungsi imun dan regulasi diferensiasi sel (9,10). Penelitian juga menunjukkan bahwa defisiensi vitamin D berhubungan dengan gejala-gejala depresi (11,12) dan depresi post partum (5). Peran vitamin D dalam depresi post partum Peran vitamin D dalam patofisiologi depresi post partum ditunjukkan oleh adanya reseptor vitamin D di area-area otak yang terlibat dalam patofisiologi depresi post partum (13), adanya vitamin D response element (VDRE) di area promoter gen serotonin (14), dan adanya interaksi antara reseptor glukokortikoid dan reseptor vitamin D di hipokampus (15). Berdasarkan penelitian in vitro oleh Obradovic et al (2006), reseptor glukokortikoid dan reseptor vitamin D saling berinteraksi di hipokampus. Vitamin D dibutuhkan untuk proses diferensiasi dan apoptosis neuron di area ini. Pada kondisi normal, glukokortikoid akan menghambat diferensiasi neuron di hipokampus. Bila terjadi stimulasi glukokortikoid secara berlebihan dalam jangka lama (sebagaimana yang terjadi pada hiperaktivitas aksis HPA akibat depresi), maka akan terjadi apoptosis. Namun bila sebelumnya neuron terpapar oleh vitamin D, derajat apoptosis yang terjadi akan menurun (6,15). Penelitian mengenai vitamin D pada depresi post partum Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi vitamin D yang rendah pada masa kehamilan atau segera (dalam waktu 24 jam) setelah melahirkan berhubungan dengan kejadian depresi post partum. Hasil penelitian masih sama bahkan setelah dilakukan penyesuaian untuk faktor perancu seperti latar belakang sosio-demografik, indeks masa tubuh (IMT), dan musim kelahiran. Penelitian oleh Ascort et al (2016) menemukan bahwa konsentrasi vitamin D yang rendah pada masa pre natal dan konsentrasi marker pro-inflamasi yang tinggi berhubungan dengan kejadian depresi post partum pada populasi African American. Konsentrasi vitamin D yang rendah berhubungan dengan gejala-geala depresi yang lebih banyak (16). Penelitian kohort oleh Fu et al (2015) juga menemukan hubungan antara konsentrasi serum vitamin D dengan kejadian depresi post partum. Mereke menemukan bahwa konsentrasi vitamin D dalam sampel darah yang diambil dalam waktu 24-48 jam pasca melahirkan berhubungan dengan gejala-gejala depresi pada follow up 3 bulan kemudian. Konsentrasi vitamin D < 10,2 ng/mL berhubungan dengan peningkatan resiko untuk mengalami depresi post partum (OR = 7,17; 95% CI = 3,81 – 12,94) (17). Gould et al (2015) dalam penelitiannya mengukur konsentrasi vitamin D dalam darah pada waktu melahirkan dan menghubungkannya dengan resiko depresi post partum pada follow up 6 minggu dan 6 bulan pasca melahirkan. Mereka menemukan bahwa konsentrasi vitamin D yang rendah pada waktu melahirkan berhubungan dengan gejala-gejala depresi post partum pada follow up 6 minggu, tapi tidak pada follow up 6 bulan (18). Namun sebuah penelitian kohort lain oleh Gur et al (2014) menunjukkan hasil yang berbeda. Mereka mengukur konsentrasi vitamin D pada minggu ke 24-28 kehamilan dan melakukan follow up pada 1 minggu, 6 minggu, dan 6 bulan pasca kelahiran. Mereka menemukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara konsentrasi vitamin D pada minggu 24-28 kehamilan dengan gejala-gejala depresi post partum pada 1 minggu (r = -0,2; p = 0,003), 6 minggu (r = -0,2; p = 0,004), dan 6 bulan (r = -0,3; p = <0,001) pasca melahirkan (19). Bahkan sebuah penelitian kohort lain oleh Robinson et al (2014) menemukan bahwa konsentrasi vitamin D yang rendah pada masa kehamilan berhubungan dengan gejala-gejala depresi segera setelah melahirkan (pada follow up 3 hari). Semakin rendah konsentrasi vitamin D, maka gejala depresi post partum yang ditemukan semakin banyak (20). Kesimpulan Depresi post partum merupakan gangguan yang sering ditemukan pada ibu pasca melahirkan dan bisa mengganggu perkembangan emosional dan kognitif anak. Vitamin D terlibat dalam berbagai proses di otak yang mungkin bisa bersifat terhadap timbulnya depresi post partum. Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi vitamin D yang rendah pada masa kehamilan atau segera setelah melahirkan berhubungan dengan gejala-gejala depresi post partum. Resiko ini ditemukan mulai dari 3 hari pasca melahirkan sampai 6 bulan kemudian. Hasil dari penelitian-penelitian menunjukkan manfaat pemberian suplementasi vitamin D untuk mencegah timbulnya depresi post partum, khususnya pada ibu-ibu yang mempunyai faktor resiko untuk mengalami depresi post partum. Referensi 1. Nielsen NO, Strøm M, Boyd HA, Andersen EW, Wohlfahrt J, Lundqvist M, et al. Vitamin D Status during Pregnancy and the Risk of Subsequent Postpartum Depression: A Case-Control Study. Thorne C, editor. PLoS ONE. 2013 Nov 27;8(11):e80686. 2. Upadhyay RP, Chowdhury R, Aslyeh Salehi null, Sarkar K, Singh SK, Sinha B, et al. Postpartum depression in India: a systematic review and meta-analysis. Bull World Health Organ. 2017 Oct 1;95(10):706-717C. 3. Field T. Postpartum depression effects on early interactions, parenting, and safety practices: a review. Infant Behav Dev. 2010 Feb;33(1):1–6. 4. Rasmussen M-LH, Strøm M, Wohlfahrt J, Videbech P, Melbye M. Risk, treatment duration, and recurrence risk of postpartum affective disorder in women with no prior psychiatric history: A population-based cohort study. Myers JE, editor. PLOS Med. 2017 Sep 26;14(9):e1002392. 5. Amini S, Jafarirad S, Amani R. Postpartum depression and vitamin D: A systematic review. Crit Rev Food Sci Nutr. 2018 Feb 2;1–7. 6. Ellsworth-Bowers ER, Corwin EJ. Nutrition and the psychoneuroimmunology of postpartum depression. Nutr Res Rev. 2012 Jun;25(1):180–92. 7. Norman AW. From vitamin D to hormone D: fundamentals of the vitamin D endocrine system essential for good health. Am J Clin Nutr. 2008 Aug;88(2):491S-499S. 8. Zittermann A. Vitamin D in preventive medicine: are we ignoring the evidence? Br J Nutr. 2003 May;89(5):552–72. 9. Heaney RP, Weaver CM. Calcium and vitamin D. Endocrinol Metab Clin North Am. 2003 Mar;32(1):181–94, vii–viii. 10. Deluca HF, Cantorna MT. Vitamin D: its role and uses in immunology. FASEB J Off Publ Fed Am Soc Exp Biol. 2001 Dec;15(14):2579–85. 11. Bertone-Johnson ER. Vitamin D and the occurrence of depression: causal association or circumstantial evidence? Nutr Rev. 2009 Aug;67(8):481–92. 12. Prohan M, Amani R, Nematpour S, Jomehzadeh N, Haghighizadeh MH. Total antioxidant capacity of diet and serum, dietary antioxidant vitamins intake, and serum hs-CRP levels in relation to depression scales in university male students. Redox Rep Commun Free Radic Res. 2014 May;19(3):133–9. 13. Newmark HL, Newmark J. Vitamin D and Parkinson’s disease--a hypothesis. Mov Disord Off J Mov Disord Soc. 2007 Mar 15;22(4):461–8. 14. Borges MC, Martini LA, Rogero MM. Current perspectives on vitamin D, immune system, and chronic diseases. Nutr Burbank Los Angel Cty Calif. 2011 Apr;27(4):399–404. 15. Obradovic D, Gronemeyer H, Lutz B, Rein T. Cross-talk of vitamin D and glucocorticoids in hippocampal cells. J Neurochem. 2006 Jan;96(2):500–9. 16. Accortt EE, Schetter CD, Peters RM, Cassidy-Bushrow AE. Lower prenatal vitamin D status and postpartum depressive symptomatology in African American women: Preliminary evidence for moderation by inflammatory cytokines. Arch Womens Ment Health. 2016 Apr;19(2):373– 83. 17. Fu C-W, Liu J-T, Tu W-J, Yang J-Q, Cao Y. Association between serum 25-hydroxyvitamin D levels measured 24 hours after delivery and postpartum depression. BJOG Int J Obstet Gynaecol. 2015 Nov;122(12):1688–94. 18. Gould JF, Anderson AJ, Yelland LN, Smithers LG, Skeaff CM, Gibson RA, et al. Association of cord blood vitamin D at delivery with postpartum depression in Australian women. Aust N Z J Obstet Gynaecol. 2015 Oct;55(5):446–52. 19. Gur EB, Gokduman A, Turan GA, Tatar S, Hepyilmaz I, Zengin EB, et al. Mid-pregnancy vitamin D levels and postpartum depression. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol. 2014 Aug;179:110–6. 20. Robinson M, Whitehouse AJO, Newnham JP, Gorman S, Jacoby P, Holt BJ, et al. Low maternal serum vitamin D during pregnancy and the risk for postpartum depression symptoms. Arch Womens Ment Health. 2014 Jun;17(3):213–9.