Belum Punya Anak? Pria lah yang Kerap Depresi!

advertisement
Medical news
Belum Punya Anak?
Pria lah yang Kerap
Depresi!
Banyak pasangan yang sudah menikah namun belum
bisa melengkapi kebahagiaan rumah tangganya dengan kehadiran si kecil. Selama ini banyak dikesankan
bahwa kesedihan semacam itu kerap dirasakan oleh
wanita. Namun ternyata sang pria juga merasakan hal
yang sama, bahkan kadar kesedihan pada pria bisa melebihi dari yang dirasakan pasangan wanitanya. Seperti yang dilaporkan oleh beberapa peneliti dari Inggris
bahwa pria cenderung lebih merasa depresi dibandingkan pasangan wanitanya saat mereka belum bisa
memiliki anak.
Pria yang sudah memiliki pasangan namun belum
mempunyai anak lebih merasa terisolasi, kecewa, marah, dan sedih yang luar biasa ketimbang pasangan
wanitanya. Menurut Robin Hadley dari Keele University,
bagi laki-laki, belum berhasil memiliki anak sama saja
merupakan tekanan secara sosial, budaya dan keluarga,
karena mungkin pertanda bahwa ia kurang bisa menunjukkan kelaki-lakiannya. “Pria akan merasa sangat
malu saat harus bergaul dengan teman-temannya dan
tentunya dengan keluarga besarnya,” jelas Robin. Sementara wanita hanya merasakan kekecewaan secara
personal, dan juga pengaruh dorongan biologis untuk
bisa memiliki anak.
Robin menambahkan, jika dilihat dari keinginan untuk
memiliki anak, dari hasil survey yang ia lakukan di London, wanita memang memiliki kecenderungan lebih
besar untuk bisa memiliki anak, yakni sekitar 63%, sementara laki-laki hanya 59%. Namun, dari persentase
tersebut, lebih dari separuh laki-laki mempunyai pengalaman depresi dan mengisolasi diri dari pergaulan
karena belum juga mampu memberikan anak. Sedangkan wanita yang merasa sedih dan depresi karena
kondisi itu hanya kurang dari setengah persentase di
atas. Dua puluh lima persen diantara laki-laki juga
mengalami marah besar dibandingkan dengan wanita
yang hanya sebanyak 18% merasa marah karena belum
juga memiliki keturunan.
58
MEDICINUS
Penelitian pun dikembangkan kembali oleh para ahli
di London untuk mengetahui sejauh mana rasa keinginan memiliki anak kembali dan juga efek depresi
berikutnya ketika pasangan suami istri sudah mempunyai anak. Hasilnya adalah dalam hal keinginan punya
anak kembali, ternyata wanita masih mempunyai keinginan yang besar untuk menambah keturunan yakni
sekitar 59% dibandingkan dengan si ayah yang hanya
55%. Begitu pula dengan efek depresi yang terjadi
saat keinginan menambah anak mulai membelenggu.
Ternyata justru efek depresi kaum hawalah yang meningkat dalam hal ini dibandingkan pasangan pria. “Saat
menginginkan anak pertama, depresi lebih banyak
menyerang si suami dibandingkan istri. Namun begitu
sudah mendapatkan anak dan ada keinginan untuk
menambah anak lagi, jika hal tersebut belum bisa tercapai, efek depresi, marah, kecewa, merasa bersalah
bahkan hingga mengisolasi diri dari pergaulan justru kerap menyerang sang istri dibandingkan suami.”
lanjut Robin. Jadi, ada penurunan kurva depresi pada
laki-laki jika ia sudah memiliki anak dan ada keinginan
untuk menambah keturunan kembali meskipun hal itu
belum bisa terkabulkan.
Robin juga sempat melakukan wawancara terhadap
beberapa laki-laki yang sudah menikah bertahuntahun namun belum memiliki anak dan jawaban yang
mereka berikan menunjukkan rasa keputus-asaan
mereka. “Saya sudah semakin tua, tanpa anak seakan
cahaya hidup saya semakin lama semakin redup, redup, dan redup, dan mungkin lama-kelamaan akan
menjadi gelap.” ungkap Russell (55 tahun). Sama halnya
yang dirasakan oleh George yang sudah berusia 60 tahun. “Jika dirimu tidak punya anak ataupun cucu, kau
akan semakin kehilangan dimensi dalam hidupmu.”
jawab George. Sebagian besar menggambarkan bahwa faktor rasa malu lah yang menjadi penyebab utama
mengapa para pria mudah merasa depresi jika mereka
tidak memiliki anak. Karena bagi kaum adam, anak
merupakan kebanggaan tersendiri dan bisa meningkatkan rasa percaya diri dalam menjalani hidup. (NDA)
Vol. 26 No.2 August 2013
Download