BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otitis media merupakan infeksi atau inflamasi pada telinga tengah.
Infeksi dapat disebabkan oleh virus atau bakteri, dan dapat dalam bentuk akut
maupun kronik (Perlstein, 2005). Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
WHO, diperkirakan sekitar 90% manusia pernah mengalami setidaknya satu
episode otitis media sebelum umur 2 tahun dan puncak insiden kedua adalah
tahun pertama sekolah dasar (Healy, 1996). Di Amerika Serikat, angka
kejadian otitis media diperkirakan lebih dari 5 juta setiap tahunnya dan
merupakan alasan paling banyak dituliskannya resep antibiotik untuk anakanak. Di Australia, tiap tahunnya 3-5% anak meninggal akibat komplikasi
otitis media dan 15 anak menderita kehilangan pendengaran permanen akibat
otitis media. Di Indonesia sendiri angka kejadian otitis media sebesar 3,96,9% (Rumimpunu et al., 2013).
Otitis media dapat disebabkan oleh bakteri sehingga dibutuhkan
antibiotika yang tepat untuk mengatasi penyakit tersebut. Memilih antibiotika
yang tepat dapat dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang jenis bakteri
penyebab penyakit atau disertai adanya hasil uji kepekaan pemeriksaan
mikrobiologi. Ketidakpatuhan penderita dalam perawatan, kuman yang
resisten, bentuk anatomi telinga, adanya komplikasi, menyebabkan kesulitan
dalam hal pengobatan dan perawatan penderita otitis media (Nursiah, 2003).
Tidak terkendalinya faktor-faktor pada penggunaan antibiotika,
cenderung akan meningkatkan resistensi kuman yang semula sensitif (WHO,
2004). Peresepan antibiotika yang berlebihan pada infeksi saluran napas
khususnya infeksi saluran napas atas akut berdampak meningkatnya resistensi
bakteri maupun peningkatan efek samping yang tidak diinginkan (DepKes RI,
2005).
1
Identifikasi Dan Uji…, Triana Anggreani, Fakultas Farmasi UMP, 2016
Bakteri yang sering ditemukan pada otitis media supuratif kronik adalah
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan Proteus sp (Nursiah,
2003). Studi penelitian yang dilakukan Hafizah et al (2013) menunjukkan
bahwa sekret telinga pasien OMSK mengandung bakteri Proteus sp.,
Staphylococcus aureus, Pseudomonas aureginosa, Streptococcus sp. dan
Klebsiella sp. Pada penelitian Rumimpunu et al (2013) bakteri yang berhasil
diidentifikasi adalah Staphylococcus aureus, Enterobacter aerogenes,
Citrobacter diversus, Proteus vulgaris, Alcaligenes faecalis, Staphylococcus
epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa yang telah menunjukkan adanya
resistensi antibiotik.
Penyakit otitis media termasuk penyakit 10 besar di Poliklinik THT
RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo. Berdasarkan
angka kejadian otitis
media yang cukup tinggi di Poliklinik THT RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo dan kemungkinan dapat disebabkan karena terjadi resistensi
bakteri terhadap antibiotika yang digunakan sehingga pada penelitian ini akan
dilakukan isolasi, identifikasi dan uji sensitivitas atau kepekaan bakteri yang
berasal dari sekret telinga penderita otitis media terhadap antibiotika
Amoxicillin, Ciprofloxacin dan Cefixime yang biasa digunakan untuk
mengobati otitis media di Poliklinik
THT RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan suatu permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa saja jenis bakteri yang terkandung dalam sekret telinga penderita
otitis media?
2. Bagaimana kepekaan bakteri yang diisolasi dari sekret telinga penderita
otitis media di Poliklinik THT RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
terhadap
antibiotik
yang
biasa
diresepkan
seperti
Amoxicillin,
Ciprofloxacin dan Cefixime?
2
Identifikasi Dan Uji…, Triana Anggreani, Fakultas Farmasi UMP, 2016
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri dari sekret telinga penderita
otitis media.
2. Menguji kepekaan bakteri yang berasal dari sekret telinga penderita otitis
media terhadap antibiotik yang biasa diresepkan di Poliklinik THT RSUD
Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto.
D. Manfaat Penelitian
Mendapatkan data ilmiah dan memberikan informasi ilmiah tentang
sensitivitas dan resistensi bakteri penyebab otitis media supuratif kronik
terhadap antibiotik Amoxicillin, Ciprofloxacin dan Cefixime yang biasa
diresepkan pada penderita otitis media di Poliklinik THT RSUD Prof. Dr.
Margono Soekardjo dan dapat meningkatkan ketepatan penggunaan antibiotik
untuk pasien otitis media.
3
Identifikasi Dan Uji…, Triana Anggreani, Fakultas Farmasi UMP, 2016
Download