Problem Based Learning Gangguan Pendengaran Kelompok A Ilustrasi Kasus Identitas • Nama : An.Y • Jenis Kelamin : perempuan • Umur : 13 thn Keluhan Utama Gangguan pendengaran kedua telinga sejak 6 tahun yang lalu • Sejak 6 tahun yang lalu, terdapat gangguan pendengaran kedua telinga yang menurun perlahan. • Pasien masih dapat berkomunikasi lewat telepon. Telinga terasa tertutup. • Tidak terdapat : rasa penuh, berdenging, berdengung maupun autofoni pada kedua telinga • Enam tahun yang lalu terdapat cairan keluar dari kedua telinga, tidak berbau. Pasien berobat ke RS daerah. • Pasien belum pernah menderita morbili dan parotitis • Tidak terdapat riwayat trauma Tidak terdapat riwayat alergi • Riwayat prenatal : infeksi TORCH disangkal • Riwayat perinatal : BBL 2,9 kg, ditolong oleh paraji, menangis spontan, tidak tampak biru • Riwayat postnatal : dalam batas normal • Riw prestasi belajar: pernah tidak naik kelas dari kelas 1 ke kelas 2 Gejala dirasakan saat pasien berusia 7 tahun Kelainan Kongenital Riwayat infeksi saat kehamilan TORCH disangkal Gangguan Pendengaran Bilateral Sejak 6 tahun yang lalu Kelainan didapat (Acquired) Postnatal dalam batas normal Telinga terasa tertutup Gangguan Konduktif Keluar cairan dari kedua telinga Gangguan Pendengaran Bilateral Riwayat infeksi virus (-) Gangguan Sensorineural Campuran Morbili dan parotitis disangkal Gangguan Pendengaran menurun perlahan-lahan o Riwayat pemakaian obat-obat ototoksik selama kehamilan o Riwayat penyulit saat kehamilan (Gangguan Uteroplasenta, Diabetes Mellitus, Hipertensi, Gangguan kardiovaskular) o Riwayat Kuning setelah lahir dan terapi sinar o Riwayat Imunisasi o Riwayat perkembangan wicara o Keluar cairan 6 tahun lalu: o Sekret : Warna,Konsistensi, Bau o Terapi yg didapat 6 tahun lalu o Riwayat demam, gelisah, pusing o Selama 6 tahun ini pernah keluar cairan lagi atau tidak, jika ya, seberapa sering? o Rasa Nyeri pada telinga o Riwayat sering batuk-pilek berulang II. Data Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : Baik, Compos Mentis Tekanan Darah : 100/70 mmHg Nadi : 88x/menit Respirasi : 20x/menit Telinga AD : Liang telinga lapang, sekret (-), Membran timpani hipervaskuler tidak hiperemis, refleks cahaya negatif. Penala : Rinne (-),Schwabach memanjang AS : Liang telinga lapang, sekret (-), Membran timpani menebal, refleks cahaya suram. Penala : Rinne (-) , Weber lateralisasi kiri, Schwabach memanjang Hidung • Kanan : Rongga hidung lapang, Konka inferior edem, tidak hiperemis, tidak livid, konka media eutrofi, Septum lurus. • Kiri : Rongga hidung lapang, Konka inferior edem, tidak hiperemis, tidak livid, konka media eutrofi, Septum lurus. Nasofaring • Hipertrofi adenoid Tenggorok • Faring granuler, tidak hiperemis • Tonsil T2/T2, kripti tidak melebar, detritus (-) Gangguan Konduktif Gangguan Pendengaran Bilateral Gangguan Sensorineural Campuran Penala : Rinne negatif, Weber lateralisasi ke kiri, Swabach memanjang Kelainan c Daun Telinga Telingac Luar Gangguan Pendengaran Telinga Tengah Kelainan c Liang Telinga Liang Telinga kiri dan kanan : Lapang, Sekret negatif Membran timpani : (AS) menebal, RC suram; (AD) Hioervaskuler, tidak hiperemis, RC tidak ada Peradangan/hipertrofi adenoid Gangguan Fungsi tuba Peradangan Nasofaring Tumor Gangguan Telinga Tengah Efusi Otitis Media Adhesiva Otosklerosis Supuratif Kronik Status gizi Kepala: adenoid face Telinga : Gambaran membran timpani: retraksi, air fluid level, Gelembung udara, hiperemis, sikatriks, atrofi Tenggorok : Tampak post nasal drip, Tampak gambaran massa pada nasofaring III. Data Pemeriksaan Penunjang • AD :tuli konduktif berat 61,6 dB • AS : tuli konduktif sedang 48,3 dB Kesan: Tuli konduktif bilateral derajat sedang-berat • AD : tipe B, refleks akustik (-). Eustachian tube function sulit dinilai • AS : tipe B, refleks akustik (-). Eustachian tube function sulit dinilai Kesan: Tuli konduktif bilateral derajat sedang-berat dengan adanya cairan dalam telinga tengah Gangguan Fungsi tuba Efusi Gangguan Telinga Tengah Otitis Media Adhesiva Otosklerosis Kesan timpanogram kedua teling: Tipe B (cairan di dalam Telinga) Tinjauan Pustaka Gambar Keadaan terdapatnya sekret yang non purulen di telinga tengah, sedangkan membran timpani utuh Terdapat dua jenis OME: Otitis Media Serosa efusi encer Akibat adanya transudat atau plasma yg mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah akibat perbedaan tekanan hidrostatik Otitis Media Mukoid (glue ear) efusi kental Akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista yg terdapat di dlm mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, rongga mastoid Faktor yg berperan thd terjadinya OME: Terganggunya fungsi tuba utama Defisiensi imunologik atau metabolik Sumbing palatum (cleft-palate) Adenoid hipertrofi Adenoitis Tumor di nasofaring Barotrauma Sinusitis Rhinitis Alergi Jenis Otitis media serosa Otitis media serosa akut • Terjadi secara tiba-tiba krn gangguan fungsi tuba • Lbh sering terjadi pd orang dewasa • Gejala: •Terutama pendengaran berkurang •Rasa tersumbat pd telinga atau suara sendiri terdengar lbh nyaring pd telinga yg sakit •Seperti ada cairan yg bergerak dlm telinga saat posisi kepela berubah •Nyeri pd telinga saat awal tuba tergangggu • Penyebab: a.Sumbatan tuba b.Virus c.Alergi d.Idiopatik Otitis media serosa kronik (glue ear) • Sekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri • Gejala pada telinga berlangsung lama • Lebih sering terjadi pd anak-anak • Sekret kental seperti lem (glue ear) • Dpt merupakan gejala sisa OMA yg tdk sembuh sempurna •Gejala dan tanda: • tuli (40-50 dB) • membran timpani utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan atau keabu-abuan • Penyebab: • infeksi virus • alergi • gangguan mekanis tuba Otitis media serosa akut •Medikamentosa • vasokonstriktor lokal • antihistamin • Pembedahan • miringitomi bila belum sembuh dilakukan miringitomi + pemasangan pipa ventilasi (Grommet) Otitis media serosa kronik (glue ear) •Miringitomi dan pemasangan pipa Grommet • Dekongestan • Kombinasi antihistamindekongestan per oral • Jika selama 3 bulan pengobatan medikamentos tidak berhasil operasi • Fibrosis di telinga tengah proses peradangan yang berlangsung lama sebelumnya • Dapat merupakan komplikasi otitis media supuratif/non-supuratif • Pd kasus yg berat dpt terjadi ankilosis pd tulang2 pendengaran • Gejala klinis: • pendengaran berkurang • riwayat infeksi telinga terutama saat kecil • Pd pemeriksaan membran timpani bervariasi (sikatriks minimal, suram, atau retraksi berat disertai bagian2 yg atrofi (timpanosklerosis plaque) Infeksi kronik telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul sekret nungkin encer, kental, bening atau berupa nanah OMA yg prosesnya > 2 bulan Faktor penyebab OMA OMSK: Terapi tidak adekuat Virulensi kuman tinggi Daya tahan tubuh pasien rendah Higiene buruk Jenis perforasi membran timpani Perforasi sentral di pars tensa, di seluruh tepi perforasi msh ada membran timpani Perforasi marginal sebagian tepi perforasi lsg berhubungan dgn anulus atau sulkus timpanikum Perforasi atik di pars flaksida OMSK tipe aman • Peradangan terbatas pd mukosa biasanya tdk mengenai tulang • Perforasi terletak di sentral • Jarang menimbulkan komplikasi berbahaya • Tidak terdapat kolesteatoma OMSK tipe bahaya Disertai dengan kolesteatoma Perforasi marginal atau atik Komplikasi bahaya Diagnosis • Anamnesis • Gejala klinik • Pemeriksaan THT terutama otoskopi • pemeriksaan penala • audiometri nada murni, audiometri tutur, atau BERA • Pemeriksaan penunjang lain foto rontgen mastoid, kultur dan uji resistensi OMSK tipe aman • Prinsip konservatif/medikamentosa Terapi • Bila sekret keluar terus ear toilet dgn H2O2 3% slm 3-5 hari • Obat tetes telinga • Antibiotik oral • Jika operforasi msh ada stlh observasi 2 bln miringoplasti atau timpanoplasti OMSK tipe bahaya • Prinsip pembedahan (mastiodektomi) • Terapi medikamentosa terapi sementara sblm dilakukan pembedahan OM adh OME OMA OMSK •Tidak terdapat cairan keluar dari telinga saat ini + + - -/+ •Terdapat riwayat pernah keluar cairan dari telinga sebelumnya (saat kecil) + + - + + + - - -/+ + - -/+ + + - + •Membran timpani menebal & suram + + -/+ - •Hasil Timpanogram Tipe B + + - - - + - - •Tidak terdapat riwayat keluar cairan dari telinga berulang •Gejala terjadi secara perlahan-lahan •Tidak terdapat demam atau tanda infeksi akut saat ini •Membran timpani intak PEMBAHASAN Otitis Media Efusi (kronik) Otitis Media Supuratif Kronik Otitis Media Adhesiva Diagnosis Kerja Anamnesis: Usia anak-anak Keluhan sudah berlangsung enam tahun kronis Keluhan yang menonjol adalah gangguan pendengaran dan rasa tertutup keluhan paling sering pada OME kronis Riwayat keluar cairan dari telinga (OMA?) OME dapat merupakan gejala sisa OMA (tapi biasanya menghilang setelah 3 bulan) Keluhan keluar cairan terus menerus/hilang timbul dari telinga (-) bukan OMSK Demam/riwayat demam sebelumnya (-) bukan OMA rekuren Pemeriksaan fisik: Otoskopi: ▪ AD: membran timpani utuh, hipervaskular, refleks cahaya (-) ada cairan di telinga tengah ▪ AS: membran timpani utuh, refleks cahaya suram ada cairan di telinga tengah Tes penala: sesuai dengan tuli konduktif Tenggorok: ▪ Tonsil membesar, faring granular tonsilofaringitis kronis ▪ & Hipertrofi adenoid faktor predisposisi sumbatan muara tuba eustasius & fokus infeksi • Pemeriksaan penunjang: – Audiogram AS & DS: sesuai tuli konduktif – Timpanometri • Tipe B cairan di telinga tengah Penatalaksanaan OME • Farmakologis • Nonfarmakologis – BEDAH: Untuk memperbaiki ventilasi telinga tengah yang diakibatkan disfungsi tuba eustachius – EVALUASI: uji pendengaran dan berbahasa • Antihistamin-dekongestan – Dari Metaanalisis 4 RT tidak ada perbedaan bermakna dengan placebo • Antibiotik – Hanya keuntungan jangka pendek yakni dengan pemberian 2 -8 minggu – Diindikasikan terutama pada anak yang KI terhadap pembedahan atau harus ditunda • Steroid – Tidak ada manfaat pemberian steroid oral pada OME – Namun dengan kombinasi dengan antibiotik (+) untuk jangka pendek pada 1 dari 3 anak yang diobati Otitis Media With EffusionAmerican Academy of Family Physicians, American Academy of Subcommittee on Otitis Media With Effusion Otolaryngology-Head and Neck Surgery and American Academy of Pediatrics. Pediatrics 2004;113;1412-1429 • Autoinflasi Tuba eustachius dengan Otovent – Dengan compliance yg baik: perbaikan selama 1 bulan – Kurang efektif dibandingkan Grommet • Indikasi pembedahan pada OME bergantung pada: – – – – Status gangguan pendengaran Gejala pada pasien Risiko perkembangan pada anak Anak yang mengalami OME min.4 bulan atau lebih dengan hilang pendengaran persisten serta kerusakan struktur MT atau telinga tengah * Blanshard jd, bawden.M Conservative treatment of otitis media with effusion by autoinflation of the middle ear. Clin. Otolaryngol. 1993, 18, 188-192 • Miringotomi • Ventilation/tympanostomy tube – Memperbaiki pendengaran: 6-12 dB (selama pemasangan) – Memperpendek durasi gejala – 62% menurunkan prevalensi efusi selama 1 tahun – Grommets > T-tube • Residual perforasi < 50% • Komplikasi: infeksi dan timpanosklerosis *Roland NJ, McRae RD, McCombe AW. Key Topics in Otolaryngology and Head Neck Surgery. 2nd ed ition. Bios Scientific Publishers.:2001;p.214-5 • Miringotomi sendiri kurang efektif karena penutupan cepat • Laser miringotomi memperlama durasi perforasi (>3 minggu) sehingga pemasangan tube tidak diperlukan • Laser miringotomi ini memudahkan pemasukan tube karena bentuk bulat dan perdarahan yang minimal **Hassmann E, Skotnicka B, Bączek M, Piszcz M. Laser myringotomy in otitis media with effusion: long-term follow-up. Eur Arch Otorhinolaryngol (2004) 261 : 316–320 Terima Kasih