Uploaded by Revo Fatahilah

Acara II TEORI KEMUNGKINAN

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA TUMBUHAN
ACARA II
TEORI KEMUNGKINAN
Semester :
Ganjil 2015
Oleh :
Sungging Birawata
A1L114097 / 14
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATURIUM PEMULIAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasangan individu dengan sifat atau karakter tertentu menghasilkan anakan
dengan variasi sifat genotipe dan fenotipe. Sifat-sifat tersebut diturunkan berdasarkan
teori pewarisan sifat yang diperkenalkan oleh Groger Mendel. Kemungkinankemungkinan yang terjadi pada generasinya dapat dilakukan perhitungan secara
kuantitatif berdasarkan percobaan-percobaan Mendel.
Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa pewarisan sifat pada persilangan
gamet jantan dan gamet betina didasarkan pada perhitungan matematika diskrit.
Matematika deskrit terdiri dari beberapa macam, salah satunya peluang ( probability )
dengan menggunakan uji X2 atau ( Chi Squer Test ) . Mendel pun menggunakan teori
probabilitas dalam menduga keturunan dari persilangan yang dilakukan pada ercis.
Pendugaan tidak bisa dilakukan dengan seenaknya sendiri, tetapi berdasarkan
data yang ada dengan melakukan pengamatan dan perhitungan secara kuntitatif. Hasil
kuntitatif tersebut akan diperoleh sebuah data yang bersifat kualitatif yang dapat
direalisasikan atau difisualisaikan. Oleh karena itu, sangat penting mengetahui teori
kemungkinan tersebut untuk meramalkan variasi dari hasil persilangan.
Terbentuknya individu hasil perkawinan yang dapat dilihat dalam wujud
fenotip, pada dasarnya hanya merupakan kemungkinan-kemungkinan pertemuan
gamet jantan dan gamet betina. Keturunan hasil suatu perkawinan atau persilangan
tidak dapat dipastikan begitu saja, melainkan hanya diduga berdasarkan peluang yang
ada. Sehubungan dengan itu, peranan teori kemungkinan sangat penting dalam
mempelajari genetika.
Evaluasi hipotesis genetik memerlukan suatu uji yang dapat mengubah deviasideviasi dari nilai-nilai yang diharapkan menjadi probabilitas dari ketidaksamaan
demikian yang terjadi oleh peluang. Uji ini harus pula memperhatikan besarnya
sampel dan jumlah peubah (derajat bebas). Uji ini dikenal sebagai uji X2 ( Chi Square
Test ).
Penggunaan dari teori kemungkinan dari uji chi square X2 adalah dengan
pelemparan koin uang logam. Hasil pelemparan ini diperoleh dua peristiwa
munculnya angka atau gambar. Kegiatan ini dapat membantu dalam menggunakan uji
X2 dalam mengibaratkan angka atau gambar yang muncul sebagai fenotip atau sifatsifat yang akan diamati.
Teori kemungkinan sangat penting dalam ilmu genetika, karena dalam suatu
persilangan keturunan yang dihasilkan dari suatu perkawinan tidak dapat ditentukan
begitu saja. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan cara menduga berdasarkan
peluang yang ada. Seperti halnya suatu hasil persilangan yang dapat dilihat dari luar
yaitu fenotip, inilah yang digunakan untuk dapat melihat kemungkinan yang akan
muncul.
B.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui dan berlatih menggunakan uji X2,
2. Dapat menggunakannya kembali untuk persilangan yang sesungguhnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Probabilitas adalah kemungkinan peristiwa yang diharapkan, artinya antara yang
diharapkan itu dengan peristiwa yang mungkin terjadi terhadap suatu objek. Sebagai
contoh kita dapat melemparkan mata uang, maka kemungkinan yang akan terjadi
yaitu uang dengan permukaan huruf (H) atau dengan permukaaan gambar uang (G).
bila mata uang dilempar beberapa kali diharapkan hasil lemparan tersebut ½ nya H
dan ½ G. Aplikasi dari probailitas ini dapat dihubungkan dengan sifat tanda beda.
Bila XY menghasilkan sel kelamin, setengahnya akan membentuk gamet yang
mengandung X dan Y saja (Ruyani, 2011).
Hukum pewarisan Mendel merupakan hukum yan mengatur pewarisan sifat
secara genetik dari suatu individu terhadap keturunannya. Hukum ini diperoleh dari
hasil percobaan Mendel dan hasil kuantitatifnya. Perhitungan kuantiatif pada
persilangan bermanfaat untuk menentukan banyaknya gamet pada individu dan
jumlah genotipe pada hasil peersilangan serta peluang munculnya genotipe dan
memperkirakannya (Cahyono, 2010).
Analisis genetika menggunakan dua hukum probabilitas, salah satunya yaitu
hukum hasil perkalian (aturan perkalian)
dan hukum penjumlahan (aturan
penjumlahan). Hukum perkalian digunakan untuk memprediksi dua atau lebih
kejadian saling bebas yang terjadi secara bersamaan (independent). Jika terjadi salah
satu kejadian tersebut tidak mempengaruhi probabilitas kejadian lain. Aturan ini
berkata bahwa probabilitas gabungan adalah hasil perkalian probabilitas probabilitas
kejadian-kejadian yang saling bebas. Sedangkan aturan penjumlahan digunakan untuk
memprediksi probabilitas dua kejadian yang saling lepas dan akan terjadi.
Probabilitas gabungan ini adalah jumlah dari probabilitas masing-masing kejadian.
Kata “atau” biasanya menandakan probabilitas ini (Elrod & Stansfield, 2006 ).
Percobaan-percobaan prsilangan secara teori akan menghasilkan keturunana
dengan nisbah tertentu yang pada hakekatnya merupakan suatu peluang diperolehnya
hasil fenotipe maupun genotipe. Peluang sama dengan nisbah semua kejadian. Saat
hasil nisbah teoritis tidak terpenuhi maka akan terjadi penyimpangan (deviasi) yang
ada kalanya tidak dapat diterangkan secara teori. Untuk menentukan bahwa hasil
persilangan masih memenuhi nisbah teoritis atau menyimpang dar nisbah, perlu
dilakukan pengujian secara statistik. Pembuktian ini, sering kali dilakukan uji X2 (chi
squer tets) (Elrod & Stansfield, 2006 ).
Probabilitas atau peluang adalah suatu nilai diantara 0 dan 1 yang
menggambarkan besarnya kesempatan akan muncul suatu hal atau kejadian pada
kondisi tertentu. Nilai peluang 0 berarti kejadian tak pernah atau mustahil terjadi, bila
nilai peluang 1 maka kejadian tersebut dapat dikatakan selalu atau pasti terjadi
(Suryati, 2011).
Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang
diharapkan dari tiap-tiap persilangan genotip yang berbeda. Penggunaan teori 9n
memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu
dari persilangan tersebut (Crowder, 1988).
Untuk mengevaluasi suatu hipotesis genetik diperlukan suatu uji yang dapat
mengubah deviasi-deviasi dari nilai-nilai yang diharapkan menjadi probabilitas dan
ketidaksamaan demikian yang terjadi oleh peluang. Uji ini harus pula memperhatikan
besarnya sampel dan jumlah peubah (derajat bebas). Uji ini dikenal sebagai uji X2
(Chi Square Test). Metode X2 adalah cara yang dapat dipakai untuk membandingkan
data percobaan yang diperoleh dari persilangan-persilangan dengan hasil yang
diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. (Crowder, 1988).
Persilangan atau hibridisasi merupakan perkawinan diantara dua individu
tanaman atau hewan yang berasal dari spesies yang sama, tetapi berbeda sifat
genetiknya. Hibrid merupakan heterozigot dan bukan merupakan galur murni, untuk
mendapatkan hibrid F1 yang sama perlu dilakukan persilangan terus-menerus dengan
menggunakan parental yang sama. Jika ingin memperoleh galur murni maka hibrid
F1 disilangkan kembali dengan sesamanya (Diah Aryulina dkk, 2004)
Dugaan saat melemparkan sebuah uang logam saat mendarat dengan gambar di
atas pada separuh dari total lemparan yang dilakukan dan dengan angka di atas pada
separuhnya lagi. Probabilitas yang dihipotesiskan didasarkan pada jumlah jumlah
lemparan uang logam yang tak terbatas. Semua percobaan yang sesungguhnya
melibatkan pengamatan dalam jumlah yang terbatas, dan karenanya akan diduga bisa
terjadi sejumlah penyimpangan dari jumlah yang diharapkan (Susan dan William,
2002).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain adalah mata uang logam
dan lembar pengamatan. Alat yang digunakan antara lain adalah uang logam,
kalkulator dan alat tulis.
B. Prosedur Kerja
1. Satu keping uang logam dilempar, dicatat hasilnya ( angka atau gambar ).
Dilakukan sebanyak 50x dan 100x. hasil dianalisis dengan uji X2.
2. Hal yang sama dilakukan pada 2 keping uang logam yang dilempar sekaligus
serta 3 keping uang logam yang dilempar sekligus.
3. Data dicatat pada lembar pengamatan, hasil analisis ditulis pada lembar yang
disediakan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1) 1 Koin pengulangan 50 kali
Karakteristik yang diamati
A
G
O
25
25
1
1
E
π‘₯50 = 25
π‘₯50 = 25
2
2
1
1
1 2
(|25-25| - 2)2
(|25-25| - 2)2
(|O-E| - 2)
= 0.25
= 0.25
1 2
0.25
0.25
(|𝑂 − 𝐸|) )
2
= 0.001
= 0.001
25
25
𝐸
X2
0.001
0.001
Kesimpulan: (X tabel꞊3,84)
∑
50
50
0.5
0.002
0.02
X2 tab = 3.84 > X2 hasil 0.02
, Maka hipotesis diterima, perlakuan atau observasi sesuai dengan
perbandingan.
2) 1 Koin pengulangan 100 kali
Karakteristik yang diamati
A
G
O
51
49
1
1
E
π‘₯100 = 50
π‘₯100 = 50
2
2
1
1
1
( |51 - 50| - 2 )2
( |49 - 50| - 2 )2
(|O-E| - 2)2
= 0.25
= 0.25
1 2
0,25
0,25
(|𝑂 − 𝐸|) )
2
= 0.005
= 0.005
50
50
𝐸
X2
0.005
0.005
Kesimpulan: (X tabel꞊3,84)
∑
100
100
0.5
0.01
0.01
X2 tab = 3.84 > X2 hasil 0.01, Maka hipotesis diterima, perlakuan atau
observasi sesuai dengan perbandingan.
3) 2 Koin Pengulangan 50 kali (1:2:1)
Karakteristik yang diamati
AA
AG
GG
O
12
25
13
1
2
1
E
π‘₯50 = 12.5
π‘₯50 = 25
π‘₯50 = 12.5
4
4
4
( |12-12,5| )2
( |25-25|)2
( |13-12,5| )2
(|O-E|)2
= 0.25
=0
= 0.25
0
0.25
0.25
(|𝑂 − 𝐸|)2
=0
= 0.02
= 0.02
25
12.5
12.5
𝐸
X2
0,02
0
0.02
Kesimpulan: (X tabel꞊5.99)
∑
50
50
0.5
0.04
0.04
X2 tab = 5.99 > X2 hasil 0.04, Maka hipotesis diterima, perlakuan atau
observasi sesuai dengan perbandingan.
4) 2 Koin Pengulangan 100 kali (1:2:1)
Karakteristik yang diamati
AA
AG
GG
O
28
51
21
1
2
1
E
π‘₯100 = 25
π‘₯100 = 50
π‘₯100 = 25
4
4
4
( |28 - 25| )2
( |51 - 50| )2
( |21 - 25| )2
(|O-E|)2
=9
=1
= 16
2
1
9
16
(|𝑂 − 𝐸|)
= 0.02
= 0.36
= 0.64
50
25
25
𝐸
X2
0.36
0.02
0.64
Kesimpulan: ( X tabel ꞊ 5.99 )
∑
100
100
26
1.02
1.02
X2 tab = 5.99 > X2 hasil 1.02, Maka hipotesis diterima, perlakuan atau
observasi sesuai dengan perbandingan.
5) 3 Koin Pengulangan 50 kali (1:3:3:1)
O
AAA
4
1
E
π‘₯50 = 6.25
8
( |4 – 6.25| )2
(|O-E|)2
= 5.06
2
5.06
(|𝑂 − 𝐸|)
= 0.65
6,25
𝐸
X2
0.65
Kesimpulan: ( X tabel ꞊ 7.82 )
Karakteristik yang diamati
AAG
AGG
21
19
3
3
π‘₯50 = 18.75
π‘₯50 = 18.75
8
8
2
( |21 - 18,75| )
( |19 - 18.75| )2
= 5.06
= 5.06
5.06
5.06
= 0.65
= 0.65
18,75
18,75
0.65
0.65
∑
GGG
6
1
π‘₯50 = 6.25
8
( |6 – 6.25| )2
= 5.06
5.06
= 0.65
6.25
0.65
50
50
20.24
2.6
2.6
X2 tab = 7.82 > X2 hasil 2.7, Maka hipotesis diterima, perlakuan atau observasi sesuai
dengan perbandingan.
6) 3 Koin Pengulangan 100 kali (1:3:3:1)
O
AAA
11
1
E
π‘₯100 = 12,5
8
( |11 - 12,5| )2
(|O-E|)2
= 2.25
2.25
(|𝑂 − 𝐸|)2
= 0.18
12.5
𝐸
2
X
0.18
Kesimpulan: ( X table ꞊ 7.82 )
Karakteristik yang diamati
AAG
AGG
34
42
3
3
π‘₯100 = 37,5
π‘₯100 = 37,5
8
8
( |34 - 37,5| )2
( |42 - 37,5| )2
= 1.25
= 20.25
12.25
20.25
= 0.33
= 0.54
37.5
37.5
0.33
0.54
GGG
13
1
π‘₯100 = 12,5
8
( |13 - 12,5| )2
= 0.25
0.25
= 0.02
12.5
0.02
X2 tab = 7.82 > X2 hasil 1.07, Maka hipotesis diterima, perlakuan atau observasi
sesuai dengan perbandingan.
B. Pembahasan
Probabilitas didefinisikan sebagai bagian dimana pembilangnya adalah jumlah
kejadian yang diharapkan dan penyebutnya adalah jumlah kejadian yang diharapkan
∑
100
100
35
1.07
1.07
dan penyebutnya adalah jumlah kejadian yang mungkin terjadi atau digunakan jika
dua kejadian terkait yang mana jika suatu kejadian telah terjadi maka kejadian yang
lain dapat terjadi. Teori probabilitas berkembang dari permainan peluang yang
dilakukan oleh penjual untuk memperkirakan peluang untuk kemenangannya dan
mungkin merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe
persilangan genotip yang berbeda. Penggunaan teori ini memungkinkan kita untuk
menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut
(Dwijoseputro,1977).
Probabilitas atau peluang, dan sebagainya umumnya digunakan untuk
menyatakan peristiwa yang belum dapat dipastikan. Dapat juga digunakan untuk
menyatakan suatu pernyataan yang tidak diketahui kebenarannya, diduga berdasarkan
prinsip teori peluang yang ada. Sehubungan dengan itu teori kemungkinan memiliki
keterkaitan dengan ilmu genetika, karena dalam ilmu genetika dijelaskan pemindahan
gen-gen dari tetua ke anakkan. Hal tersebut dapat terjadi berbagai macam kombinasi.
Teori kemungkinan juga sangat penting digunakan dalam mempelajari genetika
karena hasil suatu perkawinan/persilangan tidak dapat dipastikan begitu saja
melainkan hanya diduga berdasarkan peluang yang ada (Suryo, 1984).
Teori peluang mempunyai keterkaitan dengan genetika tumbuhan. Seperi
pernyataan dari Yatim (1994), bahwa dalam ilmu genetika teori kemungkinan ikut
berperan penting, misalnya mengenai perbandingan gen-gen dari induk/orang
tua/parental kedalam gamet-gamet. Pembuahan sel telur oleh spermatozoa,
berkumpulnya kembali gen-gen di dalam zigot sehingga dapat terjadi berbagai
macam kombinasi. Pengevaluasian suatu hipotesis genetik diperlukan suatu uji yang
dapat mengubah deviasi–deviasi dari nilai–nilai yang diharapkan menjadi probabilitas
dari ketidaksamaan demikian yang terjadi oleh peluang. Uji ini harus pula
memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah (derajat bebas). Uji ini dikenal
sebagai uji X2 (Chi Square Test).
Teori kemungkinan penting dalam ilmu genetika misalnya dalam hal
pemindahan gen-gen dari induk atau parental ke gamet-gamet. Dalam praktikum telah
dilakukan memasukkan kancing warna ke dalam kantong. Hal ini menunjukkan
pemindahan gen-gen dari induk ke gamet-gamet keturunan F1.
Berhubung dengan itu perlu dikenal beberapa hukum probabilitas yang
diperlukan dalam ilmu genetika, yaitu:
1.
Peluang atas terjadinya sesuatu yang dinginkan ialah sama dengan perbandingan
antara sesuatu yang diinginkan itu terhadap keseluruhan yang ada.
2.
Peluang terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri sendiri
ialah sama dengan hasil perkalian dengan besarnya peluang untuk masingmasing peristiwa itu ( Stanfield, 1991).
Metode Chi-Square adalah cara yang tepat kita pakai untuk membandingkan data
percobaan yang diperoleh dari hasil persilangan dengan hasil yang diharapkan
berdasarkan hipotesis secara teoritis. Hasil yang diperoleh akan mempunyai dua
kemungkinan, yaitu signifikan atau tidak signifikan. Menurut Suryati (2007), bahwa
nilai kemungkinan 5% dianggap sebagai garis batas antara menerima dan menolak
hipotesis. Apabila nilai kemungkinan lebih besar dari 5%, penyimpangan dari nisbah
harapan tidak nyata. Jika data X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (X2 hitung < X2
Tabel) maka data diterima dan data pengamatan sesuai dengan model atau teori.
Sedangkan kalau X2 hitung lebih besar dari X2 tabel (X2 hitung > X2 Tabel) maka
data di tolak dan data pengamatan tidak sesuai dengan model atau teori (Crowder,
2006)
Menurut Dixon ( 1991 ) Uji chi-kuadrat atau chi-square digunakan untuk menguji
homogenitas varians beberapa populasi atau merupakan uji yang dapat mengubah
deviasi dari nilai-nilai yang diharapkan menjadi probabilitas dari ketidaksamaan
demikian yang terjadi oleh peluang dan harus memperhatikan besarnya sampel dan
besarnya peubah (derajat bebas). Manfaat uji chi-kuadrat adalah:
1.
Menguji proporsi untuk data multinom.
2.
Menguji kesamaan rata-rata distribusi Poisson.
3.
Menguji independen antara dua faktor di dalam daftar kontingensi B x K.
4.
Menguji kesesuaian antara data hasil pengamatan dengan model distribusi dari
mana data itu diduga di ambil.
5.
Menguji model distribusi berdasarkan data hasil pengamatan.
Contoh dari penerapan uji X2 adalah pengamatan yang dilakukan menghasilkan
data yang sebagian besar signifikan atau sesuai dengan perbandingan. Pengamatan
tersebut dilakukan dengan pelemparan mata uang logam ke atas sebanyak 50x dan
100x. Data yang dihasilkan kemudian dianalisis dengan uji X2. Kemudian dilakukan
hal yang sama pada 2 keping dan 3 keping mata uang logam. Semua data yang
diperoleh dianalisis dengan uji X2 dan dicatat pada lembar pengamatan.
Dalam pengujian suatu data dapat menggunakan metode atau pengujian pengujian lain yang digunakan pada teori peluang ini antara lain:
1.
Uji kecocokkan
Merupakan suatu ketentuan tentang pola yang diharapkan dari frekuensifrekuensi dalam barisan kategori-kategori. Perbedaan dengan menggunakan uji
chi square adalah pola yang diharapkan harus sama dengan asumsi atau anggapan
atas kemungkinan kejadian yang sama atau bersifat umum (Haryono, 1994).
2. Uji Kebaikan Suai
Merupakan sebuah nilai bagi peubah acak yang sebaran penarikkan contohnya
sangat menghampiri sebaran uji chi square (Walpole, 1995).
3. Uji Tabel Kontingensi
Yaitu dengan memuat data yang diperoleh dari sampel random sederhanadan
diatur berdasarkan baris dan kolom. Dimana perbedaan dari dengan
menggunakan uji ini adalah uji ini harus menggunakan data atau sampel yang
ukurannya lebih besar ( Crowder, 2006 ).
4. Uji antara Beberapa K proporsi
Merupakan uji chi kuadrat dapat digunakan untuk menguji kesamaan proporsi
atau lebih. Pengujian kesamaan proporsi sama dengan pengujian independensi (
Crwoder, 2006).
Pegujian Chi-square diguanakan X tabel 5 % karena syarat uji Chi-square
adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5. Dan di lingkup pertanian
nilai expectednya
adalah 5 %. Probabilitas selain digunakan untuk megetahui tingkat kemunkinan yang
terjadi dari suatu kemungkinan, juga untuk mengukur unsur-unsur ketiakpastian yang
bisa menimbilkan reksiko dalam pengambilan kesimpulan. Pengujian hipotesis teori
kemungkinan dapat digunakan beberapa metode dan yang paling sering digunakan
adalah metode uji Chi-square. Namun selain itu dapat juga digunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Sementara jika uji Chi-squae digunakan untuk menguji data
dengan skala nominal, uji Kolmogorov-smirnov bisa dipakai untuk uji keselarasan
data yang berskala minimal ordinal. Uji Chi-square lebih banyak dan sering
digunakan karena uji ini menghasilkan kesimpulan dari hipotesis yang lebih valid,
terutama untuk data dengan unsur yang lebih banyak.
Untuk dapat memutuskan apakah suatu percobaan sesuai atau signifikan, tidak
sesuai atau tidak signifikan maka perlu memperhatikan beberapa faktor, antara lain:
a.
Bila X2 hitung ≤ X2 db Ξ¬, maka hasil percobaan signifikan bahwa sebaran
percobaan tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan, atau pengujian sesuai
dengan perbandingan.
b.
Bila X2 hitung > X2 db Ξ¬, maka hasil percobaan tidak signifikan bahwa sebaran
percobaan berbeda dengan sebaran harapan atau pengujian tidak sesuai dengan
perbandingan.
Hasil pengujian yang diperoleh pada pelemparan 3 koin sebanyak 100 kali adalah
signifikan (sesuai hipotesis) karena X² tabel (7.82) > X² hitung (1.07). Menurut
Sudjana (1986) yang menyebabkan signifikan atau tidak signifikan adalah
pelemparan koin dilakukan secara acak sehingga hasil yang muncul tidak pasti
apakah angka atau gambar dan menjadi sebuah peluang suatu kejadian.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Uji Chi-Square adalah suatu uji yang digunakan untuk membandingkan hasil
pengujian yang diperoleh dengan hipotesis. Uji ini menggunakan taraf 5% atau
1% karena sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5. Dan di lingkup
pertanian nilai expectednya adalah 5 %.
2. Pelemparan 3 koin sebanyak 100x memperoleh X² hitung 1.07. Hasil tersebut
signifikan karena X² Tabel 7.82 > X²Hasil 1.07.
B. Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, saran yang dapat disampaikan
diantaranya :
1. Sebelum praktikum dimulai ada baiknya jika peralatan yang akan digunakan
masih layak pakai.
2. Ada baikmya jika ruangan yang dipakai adalah ruangan yang memang sejuk dan
nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah.dkk. 2004. BIOLOGI. Erlangga, Jakarta.
Cahyono, Fransisca, 2010, Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Mendel, Makalah
II Probabilitas dan Statistik sem.1 th. 2010/2011.
Crowder, L.V. 1988. Genetika Tumbuhan, Edisi Indonesia. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
___________. 2006. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Dixon, Wilfrid.1991.Pengantar Analisis Statistik. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta Dwijoseputro.1977. Pengantar Genetika. Bhatara, Jakarta.
Elrod, Susan & Stansfield, William, 2006, Scaum’s Outlines of Theory and Problems
of Genetics, Jakarta, Elangga.
Haryono.1994. Pendahuluan Teori Kemungkinan Dan Statistika. Penerbit ITB,
Bandung.
Ruyani, A. 2011. Genetika. Universitas Bengkulu, Bengkulu.
Stanfield, W. D. 1991. Genetika Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta.
Sudjana. 1986. Metoda Statistik. Tarsito, Bandung.
Suryati. 2007. Pengantar Statistika. Edisi III. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Suryati, Dotti. 2011. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Lab. Agronomi Universitas
Bengkulu, Bengkulu.
Suryo.1984.Genetika. UGM Press, Yogyakarta.
Susan, Will. 2002. Dasar-dasar Genetika, Terjemahan oleh M. Affandi. Erlangga,
Jakarta.
Walpole. 1995, Statistik, Gramedia, Jakara.
Yatim, Wildan, 1994. Genetika. Tarsito, Bandung.
Download