Siroh: Baiatul Aqobah II BAIATUL AQABAH II DAN PENGARUHNYA MUQADIMAH Pada tahun kedua belas setelah kenabian, dan setahun setelah Baiatul Aqabah pertama, Mush’ab bin Umair –da’i Islam di Madinah ke Makkah untuk menghadiri musim haji, dan melaporkan kepada Rasulullah tentang penerimaan yang baik penduduk Yatsrib terhadap Islam. Bersama itu pula berangkat sekelompok kaum Anshar yang telah masuk Islam bersama dengan rombongan haji kaum musyrikin yang juga hendak menunaikan haji dan menemui Rasulullah saw. Mereka mengetahui kesulitan besar yang dialami kaum muslimin di jalan dakwah. Mereka tersentuh hati akan keadaan Rasulullah saw. yang tidak dapat leluasa berdakwah. Mereka tersentuh hati ketika saudara-saudara mereka diintimidasi di Makkah sementara mereka merasa aman di Yatsrib. Dari itulah mereka bersemangat menemui Rasulullah saw. untuk menunaikan kewajiban agama dan nabinya. Mereka ingin berbuat sesuatu untuk melepaskan jeratan tali yang mencekik itu, yang menimpa Islam dan kaum muslimin. Antara mereka terjadi percakapan: ِ إِ ىَل مَت نىتْ ر ُك رسو ىل ِ ف ىعلىى الْ ىقبىائِل ويُطْر ُد ِِف ِجبى !اف ؟ ُ ال ىم َّكةى ىوىَيى ُ هللا يىطُ ْو ُْ ى ى ُ ى ىى ى Sampai kapan kita biarkan Rasulullah saw. berkeliling ke kabilah-kabilah Makkah lalu ditolak, dan ketakutan? STRATEGI PERTEMUAN Ketika rombongan ini tiba di Makkah, Rasulullah saw. menemui para pemuka mereka dengan sembunyi-sembunyi. Sehingga Nabi mengetahui kesiapan mereka yang baik untuk memikul tanggung jawab membela dakwah. Rasulullah saw. menyaksikan sendiri semangat mereka terhadap Islam dan Nabinya. Lalu Rasulullah saw. menjanjikan untuk bertemu mereka di Aqabah, di tengah malam, di tengah hari Tasyriq. Rasulullah meminta mereka untuk merahasiakan hal ini dari kaum Quraisy, dan orang-orang yang musyrik Yatsrib yang menemaninya, agar kaum Quraisy tidak mengetahui pertemuan itu, dan akan mengacaukannya, menindasnya bersama dengan kaum muslimin lainnya. KAUM ANSHAR MENUJU KE TEMPAT PERTEMUAN Ketika kaum Anshar sudah selesai menunaikan hajinya, mereka menuju ke tempat pertemuan, pada waktu yang telah ditentukan. Mereka merahasiakan urusannya dari kaum musyrikin yang lainnya. Mereka satu persatu keluar, sehingga genap jumlah mereka tujuh puluh tiga orang, enam puluh dua dari Khazraj, dan sebelas dari suku Aus, bersama mereka terdapat dua orang wanita yaitu Nusaibah binti Ka'ab dari bani Najjaar dan Asma’ bint Amr dari Bani Salimah. "Wahai kaum Khazraj! Sesungguhnya keberadaan Muhammad dengan kami adalah seperti yang kalian ketahui. Kami melindunginya dari gangguan kaumnya, dari orang- www.tarbiyah-online.com Page ْ ش ىر ًْ اْلىْزىر ِج إِ َّن ُمى َّدَّمًام ِمََّا ىي ْث ُ دى ًْ ىعلِ ْدَّمتُ ْ ىودى ًْ ىمَى ْعَىا ُ ِم ْ دى ْوِمَىا َِّمَّ ْ ُم ْ ىعلىى ِملْ ِل ىريْيَِىا يِ ْث ِ يى ُو ىو ِِف ِعز ِم ْ دى ْوِم ِ ىوىمَى ىعة ِِف َىلى ًِ ِ ىوإِنَّ ُ دى ىَي ىم ْع ى ِ َّي ىىَب إِال اال ِْْنثى ىاز إِل ْىث ُك ْ ىواللُّ ُح ْو ىق َِ ُك ْ يىِإ ْن ُك َْ تُ ْ تى ىرْو ىن يىنَّ ُك ْ ىوايُّ ْو ىن لى ُ ِِبىا ىد ىع ْوُتُُو ُ إِلىثْ ِ ىوىمانى ُع ْو ُ َِّمَّ ْ ىخالىىف ى يىأىنْتُ ْ ىوىما ىَتى َّدَّملْتُ ْ ِم ْ ذىلِ ى ْ ُك ىوإِ ْن ُك َْ ت ِ ًِ عزةِ ومَى عة ِم دىوِم ِ وَ لى ِ تىرو ىن يىنَّ ُك مسلِدَّمو ُ و ىخ ِ ْ ًاذل ْىو ُ َى ْع ى ْى اْلُُرْو ِج إى ىَِل ْْ ُك ْ يىدَّم ى اآل ىن يى ىً ىع ْو ُ يىِإنَّ ُ ِِف َّ ى ى ى ْ ْ ى ى ْ ُ ى ُْ ى 1 PERTEMUAN RASULULLAH SAW. DENGAN KAUM ANSHAR Rasulullah saw. tiba di tempat pertemuan ditemani oleh Al-Abbas bin Abdul Muththalib, yang masih memeluk agama nenek moyangnya. Ia hanya ingin menyaksikan keponakannya, dan merasa tenang atasnya, meyakinkan kesungguhan kaum Anshar akan tekadnya. Maka ketika Rasulullah saw. telah duduk di forum itu, AlAbbas memulai berbicara: Siroh: Baiatul Aqobah II orang yang seperti pendapat kami. Ia sangat mulia di tengah kaumnya, terlindung di negerinya. Dan sesungguhnya ia ingin bergabung dengan kalian semua. Jika kalian yakin akan memenuhi ajakanmu itu, dan membelanya dari para penentangnya maka silahkan, dan jika kalian akan menyerahkannya dan membiarkannya setelah keluar bersama dengan kalian, maka dari sekarang tinggalkanlah, karena ia terlindung dan mulia di negerinya." Kaum Anshar menjawab, dengan mengatakan: ْت دى ًْ ىَِس ْعَىا ىما دُل ى "Kami telah mendengar apa yang kamu katakan." Dan mereka meminta kepada Rasulullah saw. untuk berbicara, dan membuat janji sesuai dengan keinginannya dan Rabbnya. PERMINTAAN RASULULLAH SAW. Rasulullah saw menjawab permintaan kaum Anshar itu. Rasulullah saw. berbicara, dan membaca Al-Qur’an, menyeru kepada Allah, mengajak mereka berislam, lalu mengatakan: ِ ِ ِ ِ ْ اء ُك اء ُك ْ ىويىََْى ى سى ي ىَُبي ُع ُك ْ ىعلىى يى ْن ُتىَْى ُع ْوِِن َّمَّا ُتىَْى ُع ْو ىن مَْ ُ ن ى "Saya minta kalian berbaiat (berjanji) untuk melindungiku sebagaimana kalian melindungi isteri dan anak-anak kalian." Kemudian meminta mereka untuk berbicara, dengan singkat, karena di atas mereka ada kaum musyrikin yang memata-matai. Jika mereka tahu, mereka akan melakukan penindasan. DIALOG SEBELUM BAIAT Ketika Rasulullah saw. usai berbicara, Al-Barra’ bin Ma’rur memegang tangan Rasulullah saw. dan berkata: ِ هللا يى َح و ِ َّك َِّمَّا َنىَْع ِمَْ يُ ْزرىَن يى باي عَا َي رسو ىل ِ ِ هللا يى ْمل ا ْْلُرْو اما ىكاَِرام ىع ْ ىكاَِر ىوالَّ ِذ ْي َى ىعلى ُك ْ َِب ْْلى ِق لىَى ْدَّمَى ىعَ ى ب ىويى ْم ُل ا ْْلىلى ىقة ىوىرثْ َى ى ْ ُ ى ُ ُ ى ى ى ْى ى ى ىُْ ى ُ ُ Demi Yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran, sungguh kami akan melindungimu sebagaimana kami melindungi isteri kami. Maka Baiatlah kami kami Wahai Rasulullah, Demi Allah kami adalah tukang perang dan ahli senjata. Kami warisi ketrampilan ini dari nenek moyang kami. Ketika Al-Barra' selesai berbicara Abul Haitsam bin At-Tiyhan berdiri dan berkata: ِ ِ هللا إِ َّن َ ث َ َا وَ ْي ال ِرج ِ َي رسو ىل ِ ِ ك ك ُثَّ يىْ ىْو ىر ىك هللا يى ْن تى ْرِج ىع إِ ىَل دى ْوِم ى ت إِ ْن ىْنْ ُ يى ىعلَْىا ذىلِ ى س ْث ى ُ ال يبىاالم ( يى ْق ى ْ ى ى ى ى ْى ى ُْ ى ى ص ًُ الْثى ُو ْو ىد ) ىوإ ََّن دىاط ُع ْو ىما يى ىو ْل ىع ى ىوتى ىًعَُىا ؟ "Ya Rasulallah, sesungguhnya antara kami dan mereka (maksudnya adalah Yahudi) ada hubungan dan kami akan memutuskannya. Apakah nanti setelah kami lakukan kemudian Allah berikan kemenangan kepadamu lalu kamu kembali ke kaummu dan meninggalkan kami?" Rasulullah tersenyum dan berkata: ِ َ ِل الًَّم الًَّم وا ْْل ًْم ا ْْل ًْم يىَن ِم َْ ُك ويىنْت ِم ِِن يُيا ِرب م يارَ ت وي ُ ُى ىُ ىُ ى ى ى ُ ى ْ ى ىْ ُ ْ ى ى ْ ُُساِلُ ىم ْ ىسالى ْدَّمت ُْ ْ ى "Darah dibayar darah,1 aku menjadi bagian dari kalian dan kalian menjadi bagian dariku, aku perangi orang yang kalian perangi dan aku berdamai dengan orang yang kalian berdamai." Di antara orang yang berbicara adalah As’ad bin Zararah, yang mengatakan: 1 Ketika membuat perjanjian dan perlindungan, orang-orang Arab dahulu biasa mengungkapkan ini, artinya, kalau kalian mencurahkan darah aku juga mencurahkan darah. www.tarbiyah-online.com Page 2 ِ ت ُثَّ يى ْخِ ِْبىَن ىما لىَىا ِم ى اللَّ ىو ك اب إِذىا يى ىعلَْىا ذىلِ ى ك َى ْع ىً ذىلِ ى ت ُثَّ ىس ْل لَِى ْف ِس ى ىس ْل َيى ُمى َّدَّم ًٌ لِىرَِ ى ك ىما ِش ْئ ى ك ىما ِش ْئ ى Siroh: Baiatul Aqobah II "Wahai Muhammad, mintalah untuk Rabbmu apa yang kamu mau, kemudian mintalah untuk dirimu setelah itu apa yang kamu mau, kemudian beritahukan kepada kami balasan apa yang kami terima jika kami melakukannya." Rasulullah saw. berkata: ِ ِ ِ ِ ِ ِ ْ ىسأىلُ ُك ْ لَى ْفسي ىوي ْ يسأىلُ ُك ْ ل ىرِِب يى ْن تى ْعبُ ًُ ْو ُ ىوالى تُ ْش ِرُك ْوا َِ ىش ْثئام ىوي ْ ُ َْ ىص ىح ِاِب يى ْن ىَت ُْوْوىَن ىوتى ْ س ُك ص ُرْوىَن ىوُتىَْى ُع ْوىَن َّمَّا ُتىَْى ُع ْو ىن مَْ ُ يىنْ ُف ى Aku meminta kalian untuk Rabbku agar kalian menyembah-Nya dan tidak mensekutukan dengan apapun. Dan aku minta untuk diriku dan sahabatku agar kalian menerimanya dan menolongnya, melindungi kami sebagaimana kalian melindungi diri kalian sendiri. Mereka berkata: "Lalu apa yang kami dapatkan jika hal ini kami lakukan?" Jawab Nabi: "Surga." Mereka berkata: "Bagimu semua itu."2 ك؟ يى ىدَّما لىَىا إِذىا يى ىعلَْىا ذىلِ ى ُاى ْْلىََّة ك ك ذىلِ ى يىلى ى NASKAH BAIAT Setelah kalimat yang mengungkapkan iman kepada Allah, mencintai karena Allah dan ukhuwwah diiniyah, serta kesiapan berkorban dengan yang termahal untuk membela Rasulullah saw, kaum Anshar telah ikhlas dan tekad bulat berbaiat dengan Rasulullah saw. Dan yang pertama berbaiat adalah Al-Barra’ bin Ma’rur ra.3 Baiat itu berisi dua hal penting, yaitu: penguatan prinsip-prinsip Islam, dan membela Rasulullah saw. Dari Jabir ra berkata: “Aku tanyakan, Wahai Rasulullah, untuk apa kami membaiatmu? Nabi menjawab: ِ َّو ِي ع ِ الْدَّم َْ ىك ِر ويى ْن تى ُقوموا ِِف ِ ِ اع ِة ِِف الََّ ى ِ هللا الى َّ تُبىايِ ُع ْونىِِن ىعلىى الس ْدَّم ِع ىوالطَّ ى ُْ ْ س ِل ىوالََّ ىف ىقة ِِف ال ُْع ْس ِر ىوالْثُ ْس ِر ىو ىعلىى الى ْم ِر َِبلْ ىدَّم ْع ُرْوف ىوالَ ْ ى ُ ى شاط ىوالْ ىك ى ِ ِ ِ ُاج ُك ْ ىولى ُك ُ ا ْْلىََّة ُ ص ُرْوِِن يى تى ْدَّمَى ُع ْوِِن إِذىا دى ًِ ْم ُ َْ ىَتىايُ ْو ىن ل ْىوىمةى الىئ ىو ىعلىى يى ْن تى اء ُك ْ ىويى ْزىو ى س ُك ْ ىويىََْى ى ت ىعلى ْث ُك ْ َّمَّا ُتىَُْ ىع ْو ىن مَْ ُ يىنْ ُف ى "Engkau membaiatku untuk mendengar dan taat dalam semangat dan malas, berinfaq dalam keadaan susah dan mudah, beramar ma’ruf nahi munkar, membela agama Allah, tidak takut celaan pencela, menolongku dan membelaku ketika aku sudah ada bersamamu, sebagaimana kamu semua menjaga diri, anak-anak, dan isterimu. dan surga menjadi balasanmu."4 MUTABAAH PELAKSANAAN BAIAT Setelah kaum Anshar berbaiat atas beberapa syarat ini, Rasulullah saw berkata kepadanya: Tunjuklah duabelas orang naqib (pimpinan) yang menjadi perwakilan kaumnya. Lalu mereka kirimkan duabelas orang utusan, sembilan dari Khazraj dan tiga orang dari Aus. Pemilihan mereka berdasarkan kemampuan dan bobot tanggung jawab. Tugas para naqib ini adalah memandu perjalanan dakwah di Yatsrib. Rasulullah saw. menegaskan tugas mereka dengan mengatakan: Al-Bidayah wan-Nihayah jld 2 hlm. 163 )3( Fathul Bari jld. 8 hlm. 223 4 Fathul Bari jld. 9 hlm. 221 www.tarbiyah-online.com Page 2 3 ِ ِ ِِيىنْتُ ىعلىى دىوِم ُك ِِبىا يِث ِو ُك ىفالىء ىك ىك ىفال ِىة ا ْْلوا ِري سى َْ ِ ىم ْرىَيى ىوي ىىَن ىك ِف ْث ٌل ىعلىى دى ْوِمي ىى ى ْ ْ ْ ْ ْ ُ ْي لع ْث ى Siroh: Baiatul Aqobah II "Kalian semua bertanggung jawab atas kaum kalian sebagaimana kaum Hawariyyin bertanggung jawab kepada Nabi Isa alaihissalam. Dan saya menjadi penanggung jawab kaumku semua." 5 Mereka menjawab: نَ َعم "Ya." Dalam peristiwa ini terdapat kerja sistemik yang sangat detail. Rasulullah saw. tidak berhenti pada baiat, prinsip-prinsip yang dianggap sudah jelas. Akan tetapi memperhatikan pula sisi Mutabaah aplikasinya. Rasulullah saw membagi mereka dalam kelompok-kelompok kecil, dengan menunjuk salah seorang diantaranya menjadi naqib (pemimpin) yang mengawasi proses pelaksanaan, komitmen, penerapan yang benar. Naqib bertanggung jawab penuh atas kelompoknya. RASULULLAH SAW MENYURUH PARA PESERTA BAIAT UNTUK BERHATI HATI DALAM MELAKSANAKAN ISI BAIAT Setelah selesai proses baiat, dan system mutabaahnya, Rasulullah saw menyuruh mereka untuk segera membubarkan diri, dan berpesan untuk sangat berhati-hati dan waspada, agar pertemuan itu tetap terjaga kerahasiaannya, tidak diketahui orang Quraisy. Mereka tunjukkan kesiapannya menghadapi bahaya apapun yang akan dialamatkan kepada Islam dan kaum muslimin. Al Abbas bin Ubadah ibn Nudhlah berkata: ِ ِ َي رسو ىل ىسثىايَِىا هللا ىوالَّ ِذي َى ىعلى ى ك َِب ْْلى ِق إِ ْن ِش ْئ ى ْ ت لىَى ِدَّم ْث لى َّ ىعلىى يى ْم ِل م ىَن غىًام ِِب ُْ ى ى Ya Rasulallah, Demi Allah Yang Mengutusmu dengan Haq, Jika engkau berkenan, kami akan hadapi penduduk Mina esok hari dengan pedang kami. Rasulullah saw. menjawab: ِ ِ ِ ِ ْ ىِلْ نُ ْؤىم ْر ِبى ىذا ىولىك ْ ْارج ُع ْوا إِ ىَل ِر ىيال ُك "Kami tidak diperintahkan seperti itu, akan tetapi kembalilah ke kendaraan kamu semua.”6 Kemudian mereka kembali ke rombongannya dan bermalam sampai pagi tiba. KAUM MUSYRIKIN DAN BAIATUL AQABAH KEDUA Betapapun sudah sangat hati-hati, sangat menjaga rahasia, sampai juga berita baiat ini ke telinga kaum Quraisy. Para pemimpin Quraisy datang ke tempat kaum Anshar di pagi hari, dan mengatakan kepada mereka: 5 6 Siroh Ibnu Hisyam jld. 2 hlm. 51. Al-Bidayah wan-Nihayah jld. 3 hlm. 164. www.tarbiyah-online.com Page Wahai sekalian orang Khazraj, sesungguhnya kami telah mendengar kedatangan kalian menemui sahabat kami itu untuk membawanya keluar dari kami, dan kalian telah berbait untuk memerangi kami. Sesungguhnya –demi Allah- tidak ada penduduk Arab yang lebih aku benci jika terjadi perang antara kami dengan mereka melebihi kalian. Kaum musyrikin Yatsrib bersumpah dengan nama Allah bahwa mereka tidak tahu menahu soal ini sama sekali. Kaum muslimin tetap merahasiakan baiat itu. Kaum musyrikin Yatsrib tidak tahu apa yang sudah terjadi. Kaum muslimin tutup mulut, saling perpandangan satu sama lain. Orang Quraisy membenarkan ucapan musyrikin Yatsrib, kemudian membubarkan diri. Ketika rombongan haji sudah kembali ke negerinya, kaum Quraisy yakin dengan kebenaran berita baiat. Mereka segera keluar mencari kaum Anshar untuk menangkapnya. Mereka tidak menemuinya kecuali Sa’d bin Ubadah dan Al- Mundzir bin 4 ِ ْي يىْْو ِرىَن وتُبايِعونى علىى يرََِا وإِنَّ و ِ ِ ِ اْلىْزر ِج إِنَّ ُ دى ًْ َىلىغىَىا يىنَّ ُك ْ دى ًْ ِج ْئ تُ ْ إِ ىَل ى ِ هللا ىما ِم ْ ىي ِي ِم ى ال ىْعر ب ىَي ىم ْع ى صايبَىا ىم ىذا تى ْستى ْخ ِر ُج ْونى ُ م ْ َى ْ ِ ُ ى ى ُ ْ ُ ى ى ْ ى ى ُ ى ش ىر ْ ى ى ِ ِ ُ يىَْ غى ُ ب ا ْْلىْر ْ ب َى ْث َى َىا ىوَى ْث َى ُو ْ م َْ ُك ض إِل ْىث َىا يى ْن تى َْش ى Siroh: Baiatul Aqobah II Amr, keduanya adalah naqib. Al Mundzir berhasil melarikan diri dan tidak terkejar oleh kaum Quraisy. Sedangkan Sa’d bin Ubadah berhasil ditangkap dan diikat tangan ke lehernya, dibawa kembali ke Makkah. Mereka memukulinya, menarik rambutnya yang panjang, sampai kemudian diamankan oleh Bujair bin Muth’im dan AL Harits bin Harb bin Umayyah. Keduanya mengamankannya dari tangan kaun Quraisy karena keduanya mengamankan dagangannya kepada Sa’d ketika melintasi Madinah. Kemudian keduanya melepaskannya kembali ke Madinah. 7 PENGARUH BAIATUL AQABAH KEDUA Baiat ini telah menetapkan dukungan dan jaminan kepada Rasulullah saw. Dengan baiat ini Yatsrib menjadi tempat berlindungnya kaum muslimin. Mereka menemukan kebebasan utuh dalam menunaikan ibadahnya. Dan bersama dengan Rasulullah mereka dapat bertolak untuk menyampaikan dakwahnya kepada seluruh penduduk Yatsrin dan lainnya agar menjadi umat Islam, masyarakat muslim yang semua urusannya tunduk kepada rambu-rambu Al-Qur’an. Mereka menemukan saudara baru yang mencintainya, memprioritaskan mereka dalam semua kebaikan, mengorbankan jiwa dan hartanya untuk membela Islam, Nabinya, dan kaum muslimin lainnya. Baiat ini berperan penting dalam merubah perjalanan dakwah Islam. Belenggu yang selama ini mengekangnya telah hancur. Kondisi umat Islam telah berubah dari minoritas dan lemah menjadi mayoritas dan kuat. Dari tidak berdaya melawan para pengganggunya menjadi kuat menangkis serangan yang diarahkan padanya. Dikumandangkanlah terbitnya negeri Islam baru di Madinah. Kondisi kaum muslimin telah berubah dari orang-orang tertindas di Makkah, mengungsi ke Habasyah menjadi umat yang eksis bernegara di antara bangsa lainnya. Pengaruh baiat ini tidak rahasia lagi bagi dugaan kafir Quraisy. Dari itulah mereka sangat terkejut, dan semakin mengetatkan tekanan kepada kaum muslimin, semakin menjadi jadi gangguannya. Mereka kerahkan semua kemampuan untuk menghalangi kaum muslimin berhijrah ke negeri baru itu. Akan tetapi mereka tidak mampu mencegah dampak dari baiat yang sudah terealisir. )7( As-Sirah An-Nabawiyyah fi Dhaui Al-Qur'an wa As-Sunnah, DR Muhammad Abu Syaibah jld. 1 hlm. 473 www.tarbiyah-online.com Page 5 PELAJARAN BERHARGA 1. Tugas setiap muslim di setiap ruang dan waktu adalah menyebarkan Islam kepada orang-orang yang ada di sekitarnya baik laki-laki maupun wanita, bukan menyendiri dari lingkungan di sekitarnya. 2. Gradual dalam mengajar kepada para mad’u, seperti yang Rasulullah saw lakukan. Ia tidak menyuruh jihad pada baiat pertama, sedang pada bait kedua semakin jelas, yaitu dengan menegaskan keniscayaan jihad dan membela Rasulullah saw, berdakwah Islam dengan seluruh sarana yang ada 3. Yang relevan adalan mengajarkan Islam sebelum adanya perang. Berdakwah Islam, mengemukakan hujjah, mengurai masalah yang menjadi hambatan pemahaman. Inilah tahap pertama dalam jihad. 4. Kaum muslimin tidak diperintahkan berjihad sebelum ada negeri Islam yang menjadi tempat pulang dan berlindung, yaitu Madinah, negeri Islam pertama 5. Tujuan utama jihad dalam Islam adalah menegakkan masyarakat Islami, membentuk negeri Islam yang benar. Dan tahapannya adalah dengan dakwah yang bersih disertai dengan ketahanan menghadapi ujian dan tekanan, kemudian dilanjutkan dengan perang defensive –melawan kekuatan dengan kekuatan yang sepadan. 6. Iman, ikhlas, dan tekad yang benar, serta keberanian adalah karakter ahlul baiat yang mampu memikul tanggung jawab besar. 7. Semangat dan perasaan yang memenuhi ahlul baiat bukanlah lintasan sesaat kemudian berlalu seperti berlalunya hari dan waktu. Akan tetapi semangat itu bersumber dari iman kepada Allah, rasul, dan kitab suci. Siroh: Baiatul Aqobah II 8. Iman tidak akan luntur di hadapan kekuatan besar, tekanan dan serangan. Iman yang kuat menebarkan keharuman yang menakjubkan melintasi zaman. 9. Dialog tenang dan jelas antara Rasulullah saw dan kaum Anshar telah meletakkan dasar-dasar kemasyarakatan yang sempurna antara qaid (pemimpin) dan jundi (prajurit). Dialog yang berlangsung dengan terbuka dan jelas 10. Pemilihan naqib (pemimpin) dengan cara pemilihan, dan diserahkan kepada kaum Anshar untuk memilih orang yang layak dan tepat, mampu memikul tanggung jawab. Bukan dengan persaingan untuk mendapatkan posisi dan gengsi. 11. Pembebanan tanggung jawab kepada para naqib, dan peranan mereka yang jelas, sehingga tidak ada ruang perselisihan bagi mereka yang berjiwa lemah. 12. Sirriyah dan rahasi adalah cara pertama yang akan mengantarkan kepada keberhasilan baiat. Sehingga tidak ada ruang bagi mata-mata dakwah untuk mengacaukan kerja, atau menghalangi orang yang akan melaksanakan tugas itu. 13. Dialog dan mendengar dari Rasulullah saw. terlebih dahulu sehingga rasa takut, ragu, dan cemas yang ada di benak segera bisa dihapuskan, bisa mematahkan bisikan syetan yang akan masuk ke dalam hati kaum Anshar, baru kemudian diungkapkan syartat baiat. 14. Rasulullah saw tidak menjanjikan kekuasaan atau kedudukan kepada mereka, akan tetapi dengan jelas dan tegas menjanjikan surga kepada mereka. 15. Penataan system, mutabaah, dan prisnsip-prinsip yang jelas, serta aplikasi yang tepat adalah cara sistematis meraih keberhasilan dan menjadi pemimpin yang tanggap akan besarnya tanggung jawab. 16. Baitaul Aqabah kedua adalah titik penting yang merubah perjalanan dakwah, dan merupakan kelahiran negeri Islam yang menghancurkan isolasi yang telah dipaksakan atas kaum muslimin 17. Kaum musyrikin tidak akan lupa akan keadaan kaum muslimin. Mereka terus sibuk mencari cara memerangi Islam dan kaum muslimin. Akan tetapi pertolongan Allah akan bersama dengan ahlul iman, ketika mereka ikhlas niat karena Allah dan memperbaiki kinerjanya 18. Tujuan jihad –perang- di jalan Allah adalah tiga macam : a. Menyebarkan Aqidah Islam ِ دىاتِلُوم ي ََّت الى تى ُكو ىن يِ ْت َىةٌ وي ُكو ُن الًيْ ُ ُكلُّ ُ هلل ْ ىى ْ ُْْ ى b. Membebaskan negeri dan penduduknya yang tertindas dari kekuatan asing c. Membina orang-orang yang mengingkari perjanjian Page 6 ِِ ِ اآلية. . . الر ُس ْوِل ِ ىُّوا ِبِِ ْخ ىر َّ اج ْ يىالَّ تُ ىقاتل ُْو ىن دى ْومام نى ىكلُ ْوا ي ْىْيىاِن ْ ىوَه www.tarbiyah-online.com