Orang-orang yang Tidak Dilihat Allah

advertisement
Orang-orang yang Tidak Dilihat Allah
ABU QURROH, SH, Jrn
Suatu ketika seorang suami pulang kerja dengan setumpuk beban dipundaknya, tiba-tiba sampai
dirumah isterinya bersikap super cuek, alias tidak memperhatikan sama sekali tanpa alasan yang
jelas. Kira-kira perasaan apa yang diderita sang suami? Jika perlakuan ini terus menerus dilakukan
isterinya tidak menutup kemungkinan sang suami mencari wanita lain di luar rumah tangganya.
Ilustrasi kecil itu baru tergambarkan ketika kita masih meniti kehidupan di dunia fana ini. Tidak
terlukiskan bagaimana apabila sikap cuek dilakukan oleh Allah, padahal Dia satu-satunya harapan
setiap maskhluk dalam menentukan nasibnya. Celaka dan tidaknya makhluk bernama manusia
kelak, tergantung sikap Allah kepadanya. Tatkala Allah mencuekkannya, kecil kemungkinan ia isa
dapat menyelamatkan dirinya, sungguh keadaan yang amat menyedihkan.
Persoalannya sekarang adalah, kenapa Allah tidak melihat kita padahal sangat merindukannya dapat
berjumpa denganNya?! Dalam kacamata Qur’an wa Sunnah ada beberapa sebab kenapa seorang
manusia dicuekin oleh Allah, sebagaimana yang teramat dalam ayat Qur’an dan hadits shahih sebab
tidak diperhatikan oleh Allah akibat daari;
Pertama, menyembunyikan kebenaran, dan menjualnya dengan harga murah.
Ini perlu diperhatikan, terlebih lagi dengan proses pemilu di negeri ini yang tidak bisa lepas dari
sikap licik dan manipulasi data. Belum lagi pemalsuan ijazah terakhir para calon legislatif,
kemudian datangnya wakil raakyat yang tidak berkesempatan mewakili di lembaga rakyat.
Bayangkan saja seorang artis/aktor yang notabene besar di dunia hiburan tiba-tiba menjadi calon
wakil rakyat. Ini terkena hadits Nabi saw. Bila urusan telah diserahkan kepada yang bukan ahlinya,
maka tunggu tanggal kehancuraannya.
Rame-rame wakil rakyat yang tidak berkualitas sama sekali, muncul juga wakil raakyat daari
kalangan kaum wanita. Dosa apalagi bagi bangsa ini yang belum dilakoni, tampaknya dari sekian
banyak kriteria dosa dan maksiat bangsa kita amat doyan melakukannya. Tidak heran apabila
pertolongan Allah masih teramat jauh. Tidaklah mungkin pelaku dosa dan maksiat diperhatikan
oleh Allah SWT, sebab Allah hanya akan menolong hamba-hamba-Nya yang taat saja, setia
menjalankan aturan syariat meski dihadapkan kepada berbagai masalah yang bertumpuk-tumpuk.
Para peneliti jelas memegang peranan penting, ketika ayat dan hadits dibacakan sebagai penguat
atas perbuatannya. Tidak jarang malah yang berperilaku lucu, sosok bernama Gus Dur merupakan
seorang tokoh yang aneh. Dengan kondisi fisiknya yang tidak normal dan sikapnya yang sok nekoneko masih juga memaksakan diri mencalonkan jadi Presiden di Republik ini.
Karenanya jika ada orang Muhammadiyah atau umat Islam yang tidak mau berpolitik praktis seperti
sekarang ini tidak begitu saja dapat disalahkan. Masalahnya tidak sesederhana yang dibayangkan,
argumentasi non politik diberikan juga oleh para pakar Islam dari Timur Tengah seperti Asy Syaikh
Dr Mukhil,Syaikh Utsaimin, Syaikh Bin Baz dan lainnya.
Dunia politik Indonesia sekarang ini tidak jelas lagi mana halal dan mana haram, sekularisme
politik telah memberi warna yang tidak sedap memberi warna terhadap perpolitikan di negeri ini.
Dunia politik yang kotor menjadi sebab kenapa sebagian kaum Muslimin enggan memerankan
gerakan politiknya.
Islam tegak bukan karena politik ansich, justru tegaknya ajaran Islam diawali oleh gerakan dakwah
lapis bawah. Akhlak Rasulullah saw. Yang dikenal gelaran “Al Amin”, membuat apa yang
dikatakan beliau berarti bagi warga masyarakat Arab jahili. Sementara kita yang hidup dibelantara
atom ini sering memanfaatkan politik untuk meraup harta kekayaan.
Akibat niat berpolitiknya yang sudah buruh, tatkala punya kekuasaanpun ia menjadi wakil rakyat
yang berkhianat kepada amanah, padahal kaum muslimin tahu yang berkhianat terhadap amanah
merupakan karakteristik kaum munafiqin. Bagi seorang muslim perkataan adalah ibadah, maka
jangan kotori ibadah itu dengan tujuan hina dan busuk.
Firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang telah diturunkan
oleh Allah, yaitu Al Kitab (Qur’an), kemudian menjualnya dengan harga yang murah,
sesungguhnya mereka itu tidak memakan melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara nanti di
hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih”. QS. AlBaqarah: 174.
Menjual ayat-ayat Allah atau hadits Nabi saw. Adalah perbuatan yang amat buruk, dalam tatanan
fiqh termasuk dosa besar. Lebih parah lagi akibat menjual agama ini yang rugi tidak saja si penjual
tetapi juga kaum muslimin secara umum. Masa depan generasi muda Islam menjadi suram,
generasi masa depan menjadi tidak memiliki tujuan hidup yang jelas.
Imam Al Qurtuby menegaskan sungguhpun ayat di atas tertuju pada kaum Israil, pada dasarnya
berlaku pula bagi kaum muslimin. Yaitu siapa saja yang menjual agama dengan harga dunia,
berapapun harganya, selama cuma harga dunia maka tidak ada harganya dihadapan Allah dan orang
beriman.
Dalam ayat lainnya lebih dijelaskan lagi (QS. Al Baqarah: 159), di mana agama telah memberikan
keterangan yang jelas, namun disamarkan untuk kepentingan dunia.
Zaman dimana materialisme berkuasa sulit rasanya nilai-nilai Islam diterapkan, kondisi ini sama
dengan keadaan sebelum Islam diturunkan di tanah kelahirannya Makkah al Munawaroh. Tradisi
KKN yang telah mendarah daging tampaknya sulit diperbaiki, meski dengan gerakan bengkel
akhlaknya Daarut Tauhid (Aa Gym), tetap saja penyakit KKN tidak dapat diberantas.
Kedua, Pendusta dan Pembohong
Hancurnya nilai-nilai kebenaran agama dilatar belakangi oleh orang-orang munafik, dimana bagi
mereka perkataan bohong sudah menjadi tradisi. Bohong adalah kebiasaan buruk, yang dapat
menghancurkan tatanan sosial kemayarakatan. Dan tidak satupun ajaran agama yang membenarkan
bohong, kecuali agama itu sendiri adalah jenis agama bohong.
Terkuaknya kasus pembohongan publik oleh oknum Pendeta tentang berita murtadnya da’I sejuat
umat Zainudin Mz, masuk Kristennya tokoh Lasykar Jihad di beberapa daerah, diurapinya Gus Dur
oleh tokoh-tokoh gereja membuktikan jika agama mereka disebarkan dengan jalan bohong, dusta
bagi mereka bukan soal yang terpenting meningkatkan kuantitas mereka yangkerap kali dijadikan
alasan untuk membuat kerusuhan. Contoh konkrit adalah kasus Ambon, korban pada dasarnya
adalah kaum muslimin, sebab mereka di sana merupakan minoritas. Kita tahu tatkala muslimin
hidup sebagai minoritas, dapat dipastikan terjadi penekanan, dan tidak sedikit yang dianiaya,
dibantai. Ini adalah fakta nasional dan internasional (vide Islam Peradaban Masa Depan oleh Prof.
Dr. Yusuf al Qardhawi).
Firman Allah, artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janjinya dengan Allah dan
sumpah mereka dengan harga yang sedikit……” QS. Ali Imran: 77.
Sumpah palsu dan perkataan bohong sangat berpengaruh sekali dalam kehidupan bangsa kita,
mentradisinya bohong guna mendapatkan kekayaan dunia menjadikan pelakunya berbuat dosa
besar. Tanpa disadari mereka bisa termasuk murtad tanpa sadar, sebagaimana kasus-kasus dalam
kehidupan sehari-hari.
Ketiga, Al Mannan
Hal ini sebagaimana tersebut dalam sabda Rasulullah saw. Sebagaimana tersebut di bawah ini,
artinya: “Tiga golongan yang Allah tidak akan memandangnya nanti pada hari kiamat, tidak
membersihkan mereka daari desa dan bagi mereka adzab yang pedih.”Siapakah mereka itu wahai
Rasulullah saw?” Mereka telah celaka merugi, maka beliau menjawab dan mengulangi jawaban
itu tiga kali, “Al Musbil, penjual dagangan dengan sumpah dusta, serta al Manan”. HR Muslim
“Allah tidak akan melihat kepada laki-laki yang menjulurkan kainnya karena sombong”. Mutafaq
‘alaih.
Dusta agar dagangannya laku adalah dosa besar, meski dari satu sisi menguntungkan akibat jangka
panjang kehidupan sosial kemasyarakatan menjadi rusak. Jika ini yang terjadi akibatnya ekonomi
makro dalam hal ini Negara menjadi carut marut. Hal ini dapat dirasakan seperti sekarang ini,
disana derita rakyat makin panjang, semakin lama dan tidak jelas kapan ada
penyelesaiannya.Perbuatan dosa sebagaimana dipaparkan agama (Islam) kadang dalam alam sosial
bangsa kita tidak diperhatikan sama sekali. Dampaknya, krisis ekonomi berkelanjutuan tanpa arah
penyelesaian yang jelas, tingkat pengangguran dimana-mana, kriminalitas makin menggila. Dan
repotnya tidak saja kaum abangan yang terjebak kejahatan, sampai kepada aparat penegak hukum
ikut-ikutan terlibat berbagai kejahatan, pelanggaran dimana-mana.
Keempat,Dayuts (oarang yang tidak punya cemburu)
Keluarga yang katanya modern sering melakukan perbuatan dayuts, dengan alasan kemodernan
pergaulan kode etik agama sering diacuhkan tidak aneh jika banyak terjadi WIL-PIL. Dasar
utamanya ketika rasa cemburu tidak ada lagi diantara suami isteri. Maksiat kecil-kecilan berbuntut
panjang, mereka berawal obrolan biasa, dan tatkala kondisi hati kosong dari keimanan terjadilah
perselingkuhan.
Sabda Nabi saw. Artinya; “Tiga golongan yang tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat; orang
yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai lakli-laki dan dayuts (orang
yang tidak punya cemburu). Serta tiga golongan orang yang tidak masuk surga, pendurhaka kepada
orang tua, pecandu minuman keras, dan orang yang mengungkit pemberian”. HR Ahmad, Nasa’i,
dishahihkan oleh Al Bani.
Kehidupan materialis kadang melupakan batas antara dosa dan durhaka kepada orang tua,
sempitnya waktu yang tersedia habis buat menumpuk harta dapat melalaikan anak manusia kepada
hak-hak orang tua. Dalam hadits lain dosa kepada orang tua disejajarkan dengan perbuatan syirk,
perkataan bohong (HR Bukhari). Gejala ini sudah merata rasa hormat kepada orang tua makin tipis,
sementara perbuatan itu jelas merupakan dosa besar. Ketika sebuah masyarakat membiasakannya
akibatnya bebragai keburukan menjadi dominan dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian empat hal yang menyebabkan seorang anak Adam tidak dilihat dihari kiamat, dan
merupakan sosok yang amat rugi saat perhatian Allah tidak ada sama sekali. Padahal saat itu anak
manusia sangat membutuhkan perhaatian dari-Nya, ibarat seorang anak kala membutuhkan
perhatian orang tuanya. Bagaimana rasanya ketika itu sikap orang tua cuek, tidak melihat kehadiran
anak, tidak memperhatikan apa yang diperlukan oleh anak.
Selama perbuatan dosa dianggap biasa, pertolongan Allah dijamin tidak pernah akan turun. Allah
hanya mau menolong hamba-Nya yang penuh pengabdian kepadaNya, tidak menyekutukannya
dengan sesuatu apapun, sehingga Allah benar-benar menjadi illah selain Dia. Semoga kita termasuk
hambaNya yang taat, amien.
Sumber:
Suara Muhammadiyah
Edisi 14 2004
Download