SIX SIGMA Alfian Chairadin Adve Natalia Darmawati Fajri Amin Abhiyoga Lia Icha Kelas Khusus Angkatan 9 Oleh Kelompok 5 : PENGENALAN SIX SIGMA Six Sigma merupakan sebuah alat manajemen baru yang dipakai untuk mengubah keseluruhan Quality Management (TQM), sangat terfokus terhadap pengendalian mutu dengan memahami struktur produksi industri dengan cara totalitas. memiliki tujuan untuk, menghapuskan cacat produksi, memangkas waktu produksi produk, serta mehilangkan biaya. Six sigma pula disebut struktur komprehensive, maksudnya ialah strategi, disiplin ilmu, dan alat untuk menjangkau dan mendukung keberhasilan bisnis. Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan konsumen, disebut disiplin ilmu karena mengikuti bentuk resmi, yakni DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) serta alat karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya, semacam bagan Pareto (Pareto Chart) dan Histogram. Keberhasilan peningkatan mutu dan kemampuan bisnis, bergantung dari kinerja untuk mengenali dan mengatasi masalah. Kinerja ini merupakan keadaan fundamental dalam filosofi six sigma. SEJARAH SIX SIGMA • Metodologi Six Sigma pertama kali diperkenalkan oleh Motorola pada tahun 1987 oleh seorang Engineer yang bernama Bill Smith dan mendapat dukungan sepenuhnya oleh Bob Galvin sebagai CEO Motorola pada saat itu sebagai Strategi untuk memperbaiki dan meningkatkan proses serta pengendalian kualitas (Proses Improvement and Quality Control) di perusahaannya. Six Sigma mulai terkenal dan menjadi Populer di seluruh dunia setelah Jack Welch mempergunakannya sebagai Bisnis Strategi di General Electric (GE) pada tahun 1995. Secara umum, Six Sigma adalah metodologi yang dipergunakan untuk melakukan upaya perbaikan dan peningkatan proses yang berkesinambungan atau terus menerus (Continuous Improvement). • SIX SIGMA berasal dari kata SIX yang berarti enam (6) dan SIGMA yang merupakan satuan dari Standard Deviasi yang juga dilambangkan dengan simbol σ, Six Sigma juga sering di simbolkan menjadi 6σ. Makin tinggi Sigma-nya, semakin baik pula kualitasnya. Dengan kata lain, semakin tinggi Sigma-nya semakin rendah pula tingkat kecacatan atau kegagalannya PENGERTIAN SIX SIGMA MENURUT PARA AHLI TERNAMA • Six Sigma ialah sebuah visi peningkatan mutu menuju sasaran 3,4 kegagalan persejuta peluang (DPMO) untuk tiap transaksi produk (barang atau jasa). upaya memotivasi menuju kesempurnaan (Pande, 2002) • Six Sigma ialah “tujuan yang mendekati kesempurnan dalam mencapai kebutuhan pelanggan”. ada pula yang mendefinisikan Six Sigma sebagai “usaha mengubah pikiran perusahaan untuk mencapai kepuasan konsumen, profit dan kompetisi yang jauh lebih baik”. Kunci pokok pengertian diatas ialah “pengukuran, tujuan atau transformasi pikiran perusahaan” (Miranda, 2002). • Six Sigma ialah sebuah metodologi bisnis yang bertujuan meningkatkan nilai-nilai kompetensi dari aktifitas proses bisnis (Hidayat, 2007). TUJUAN SIX SIGMA Konsep dasar dari Six Sigma sebenarnya berasal dari gabungan Konsep TQM (Total Quality Management) dan Statistical Process Control (SPC) dimana kedua konsep tersebut berasal dari pemikiran-pemikiran para pakar seperti Deming, Ishikawa, Walter Shewhart dan Crossby. Dalam perkembangannya, Six Sigma yang mulanya adalah sebuah metric berkembang menjadi sebuah Metodologi dan saat ini sudah menjadi sebuah Sistem Manajemen. Dalam Penerapan Six Sigma, target atas kecacatan atau kegagalan proses dikontrol dalam target 3,4 DPMO (Defects per Million Opportunities atau Kegagalan per sejuta kesempatan) yang artinya dalam 1 Juta unit produk yang diproduksi hanya ada 3,4 unit yang cacat. Berarti perusahaan memproduksi produk dengan tingkat kepuasan pelanggan mencapai 99,9997%. DPMO DAN CARA MENGHITUNGNYA • DPMO merupakan salah satu dari penilaian Kapabilitas Proses (Process Capability) untuk mengukur seberapa baiknya suatu proses produksi. Penilaian Kapabilitas Proses lainnya antara lain DPU (Defects Per Unit), Z-score (Sigma Level), Cp danCpk. • PERBEDAAN DEFECT DAN DEFECTIVE Defective adalah terganggunya nilai atau fungsi dari seluruh unit atau produk sehingga produktersebutdinyatakan tidak dapat digunakan lagi atau tidak memenuhi standar kualitas Produksi. Unit atau Produk yang Defective minimal memiliki 1 (satu) defect. Dalam 1 unit produk defective bisa terdiri dari beberapa defects. Contoh : – Terdapat 1 defective yang dikarenakan oleh Kabel putus sehingga produk tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik. Berarti unit tersebut memiliki 1 defect yang mengakibatkan 1 defective. – Terdapat 1 defective yang dikarenakan oleh 2 komponen Resistor yang tidak dipasangkan oleh Operator sehingga unit produk tidak dapat di-ON-kan. Berarti unit tersebut memiliki 2 defect yang mengakibatkan 1 defective. – Terdapat 1 defective yang dikarenakan 2 goresan dan 1 bintik hitam di display LCD sehingga tidak memenuhi Standar Kualitas. Berarti unit tersebut memiliki 3 defect yang mengakibatkan 1 defective. – Terdapat 10 defective unit produk di lini produksi. PERBEDAAN DEFECT DAN DEFECTIVE • Defects adalah cacat, kesalahan serta kekurangan atau ketidaksempurnaan yang dapat menyebabkan berkurangnya nilai dari suatu unit produk. Suatu Cacat tunggal (single defect) apakah dapat menyebabkan defective adalah tergantung pada spesifikasi produk maupun spesifikasi pelanggan. Contoh : – Terdapat 1 goresan yang sangat kecil di display LCD, tetapi mungkin tidak menyebabkan unit produk tersebut ditolak oleh pelanggan. Berarti unit tersebut terdapat 1 Defect. – Terdapat 4 solder ball kecil sehingga tidak memenuhi persyaratan standar pelanggan. Berarti dalam unit tersebut memiliki 4 defect. – Terdapat 1 komponen tidak terpasang sehingga unit produk tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik. Berarti unit tersebut memiliki 1 Defect. RUMUS UNTUK MENGHITUNG DPMO DALAM SIX SIGMA DPMO = ( D / (U x O)) x 1,000,000 DPMO D U O = Defects Per Million Opportunities = Jumlah Defect = Jumlah Unit = Jumlah Kesempatan yang akan mengakibatkan cacat CONTOH KASUS PERHITUNGAN DPMO (DEFECTS PER MILLION OPPORTUNITIES) SIX SIGMA Dalam sebuah proses produksi, terdapat 4 langkah proses perakitan dan masing-masing langkah tersebut memiliki kesempatan untuk terdapat kegagalan (cacat) dan melakukan perakitan produk. Jumlah Input yang dimasukan ke dalam proses perakitan adalah 500unit. Dalam proses perakitanterdapat 2 defect (cacat). Berapakah DPMO (Defects Per Million Opportunities) Produksi tersebut ? Penyelesaian : D (Jumlah Defect) =2 U (Jumlah Unit) = 500 O (Jumlah Kesempatan) =4 DPMO =? DPMO = ( D / (U x O)) x 1,000,000 DPMO = (2 / (500 x 4)) x 1,000,000 = 0.001 x 1,000,000 = 1,000 DPMO TAHAPAN DMAIC Terdapat 5 Tahapan yang dipergunakan Six Sigma dalam penyelesaian masalah dikenal dengan Metode DMAIC. Berikut ini adalah 5 Tahapan DMAIC : 1.DEFINE 2.MEASURE 3.ANALYSIS 4.IMPROVE 5.CONTROL PERBEDAAN SIX SIGMA DAN TQM Thomas Pyzdek, seorang konsultan implementasi Six Sigma dan penyusun buku "The Six Sigma Handbook", pada bulan Februari 2001, menjelaskan adanya perbedaan penting antara Six Sigma dan TQM yaitu, TQM hanya memberikan petunjuk secara umum (sesuai dengan istilah manajemen yang digunakan dalam TQM). Petunjuk untuk TQM begitu umumnya sehingga hanya seorang pemimpin bisnis yang berbakat yang mampu menterjemahkan TQM dalam operasional sehari-hari. Secara singkat, TQM hanya memberikan petunjuk filosofis tentang menjaga dan meningkatkan kualitas, tetapi sukar untuk membuktikan keberhasilan pencapaian peningkatan kualitas. Kemudian konsep Total Quality Control, pada tahun 1950, menunjukkan bahwa kualitas produk bisa ditingkatkan dengan cara memperpanjang jangkauan standar kualitas ke arah hulu, yaitu di area engineering dan purchasing. Akan tetapi ada beberapa kelemahan yang muncul pada pelaksanaan Total Quality Control yaitu : – Terlalu fokus pada kualitas dan tidak memperhatikan isu bisnis kritis lainnya. – Implementasi Total Quality Control menciptakan pemahaman bahwa masalah kualitas adalah masalahnya departemen Quality Control, padahal masalah kualitas biasanya berasal dari ketidakmampuan departemen lain dalam perusahaan yg sama. – Penekanan umumnya pada standar minimum kualitas produk, bukan pada bagaimana meningkatkan kinerja produk. • PERBEDAAN SIX SIGMA DAN TQM (2) Six Sigma dalam pelaksanaannya menunjukkan hal-hal menjadi solusi permasalahan di atas : – Menggunakan isu biaya, cycle time dan isu bisnis lainnya sebagai bagian yg harus diperbaiki. – Six sigma tidak menggunakan ISO 9000 dan Malcolm Baldrige Criteria tetapi fokus pada penggunaan alat untuk mencapai hasil yg terukur. – Six sigma memadukan semua tujuan organisasi dalam satu kesatuan. Kualitas hanyalah salah satu tujuan, dan tidak berdiri sendiri atau lepas dari tujuan bisnis lainnya. – Six sigma menciptakan agen perubahan (change agent) yg bukan bekerja di Quality Department. Ban hijau (Green Belt) adalah para operator yg bekerja pada proyek Six Sigma sambil mengerjakan tugasnya. MANFAAT SIX SIGMA • Menghasilkan sukses terus-menerus • Mengatur tujuan kemampuan bagi setiap orang • Memperkuat nilai pada konsumen • Mempercepat tingkat perbaikan • Mempromosikan pembelajaran dan “cross pollination” • Melakukan perubahan strategis FAKTOR PENTING IMPLEMENTASI SIX SIGMA Dalam implementasi metode Six Sigma, ada 5 faktor penentu keberhasilan yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Lima faktor tersebut yaitu: • 1. Dukungan penuh top level • 2. Tim yang solid • 3. Program training yang update • 4. Penggunaan basis DPMO (Defects Per Million Opportunities) pada alat-alat baru • 5. Mengubah tradisi lama di perusahaan Terima Kasih