Dyah Nursmarastri Sasabil Sidqi (1806269013) The Delusion of Learning from the Experience 1. Kasus 1 Kronologi kasus Dokter spesialis bedah ortopedi RS MMC Kuningan, Jakarta Selatan yaitu dr. Andjar Bhawono, SpOT yang mengatakan bahwa 60-70% pasien trauma atau kecelakaan yang dia terima mengakui telah lebih dulu berobat ke “orang pintar”. Masih banyaknya masyarakat yang merasa memiliki pengalaman bahwa pergi ke pengobatan alternatif daripada ke dokter karena sembuh setelah berobat ke pengobatan alternatif. Menurut dr. Andjar pasien pengobatan alternative yang merasa sembuh talk lagi merasakan sakit. Mereka beranggapan rasa sakit yang hilang adalah proses dari penyembuhan yang sebenarnya belum tentu seperti itu. dr. Andjar mengatakan hal ini dapat terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan dan informasi masyarakat (Liputan6, 2017). Kaitan dengan delusion of learning from the experience Berdasarkan kronologi kasus tersebut dapat dipahami bahwa masyarakat merasa memiliki pengalaman yang lalu yaitu dengan berobat ke “orang pintar” dapat menyebabkan kesembuhan bagi dirinya tanpa perlu ke dokter, yang selanjutnya orang tersebut jika mengalami hal yang hampir sama dengan kejadian sebelumnya akan menganmbil keputusan yang sama seperti sebelumnya dengan asumsi akan sembuh seperti sebelumnya. Namun, dapat kita lihat dari kasus berdasarkan keterangan dokter Andjar bahwa sekitar 60-70% pasien trauma atau kecelakaan sebelumnya sudah ke pengobatan alternatif. Lalu akhirnya memilih berobat ke dokter karena penyakitnya tidak dapat disembuhkan karena tidak pernah terfikirkan konsekuensinya akan berbeda dengan yang lalu. 2. Kasus 2 Kronologi kasus Masih tingginya kepercayaan masyarakat Sumba bahwa penyakit diakibatkan oleh setan atau dikirimkan oleh orang yang tidak suka pada kita, menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk membawa orang yang sakit ke Bapak Tua atau Merapu (imam atau pendeta atau kyai). dr. Hafiidhaturrahmah yang merupakan dokter klinik yang sedang bertugas di Sumba menerima pasien anak usia 1,5 tahun dengan gejala kejang dan panas tinggi. Dokter dengan sigap memberikan suntikan zat anti kejang, kompres dan infus, dikhawatirkan si pasien mengidap malaria maka dokter meminta analis memeriksa apusan darah dan dikatakan positif falsiparum dengan jumlah parasite mencapai 4000 lebih. Dokter maka menjelaskan kepada keluarga dan menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit. Awalnya bapak si anak mau menerima saran, namun beberapa saat malah meminta si anak untuk dibawa ke dukun. Saat sudah berada di tempat si dukun, dukun tersebut menyebutkan bahwa si anak dirasuki setan besar dan harus di obati secara adat. Meskipun setelah dibawa kepada si dukun, dukun tersebut menyarankan menggunakan dua metode yaitu secara adat dan kedokteran setelah dijelaskan kondisinya oleh dokter (Kompasiana, 2015). Kaitan dengan delusion of learning from the experience Berdasarkan kronologi kasus tersebut, hampir sama dengan kasus pertama yaitu masyarakat merasa memiliki pengalaman yang lalu dengan berobat ke “orang pintar” atau dukun dapat menyebabkan kesembuhan bagi orang sakit tanpa perlu ke dokter, yang selanjutnya orang tersebut jika mengalami hal yang hampir sama dengan kejadian sebelumnya akan menganmbil keputusan yang sama seperti sebelumnya dengan asumsi akan sembuh seperti sebelumnya. Di dalam kasus dijelaskan bahwa penduduk sumba tersebut meskipun sudah berobat ke dokter namun tetap membawa orang yang sakit ke dukun karena merasa bahwa pengalaman yang lalu ia sakit dan dibawa ke dukun bisa sembuh. 3. Kasus 3 Kronologi kasus Masih tingginya kasus ibu yang melahirkan ke dukun bayi menyebabkan angka kematian ibu cukup tinggi. Dukun bayi di Jawa mungkin mulai tersisih dari pada di Papua dan Maluku karena Tenaga Medis sudah banyak di Jawa. Di Papua terdapat 74.856 ibu bersalin pada 2018 yang dimana 40.655 melahirkan melalui dukun atau 54,31%. Kondisi yang sama terjadi juga di Maluku terdapat 25.581 ibu bersalin melalui dukun yang jumlah tersebut sekitar 55% dari total ibu bersalin di provinsi di Maluku. Masyarakat masih menganggap bahwa dukun bayi terampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan masyarakat. Salah satu faktor mengapa dukun bayi sangat dipercaya karena warga lebih senang berobat dan meminta tolong kepada dukun yang merupakan warga asli dan orang terdekat yang sudah biasa membantu keluarga. Selain itu peranan dukun bayi tidak hanya sebatas menolong persalinan, namun juga seperti mencucikan baju setelah ibu melahirkan, memandikan bayi selama tali pusar belum lepas, memijit ibu setelah melahirkkan, memandikan ibu, mencuci rambut ibu setelah 40 hari melahirkan, hingga melakukan upacara sedekah kepada alam (Jeda, 2019). Kaitan dengan delusion of learning from the experience Berdasarkan kasus tersebut dapat kita pahami secara tersirat bahwa masyarakat tetap menggunakan dukun bayi untuk menolong persalinan karena pengalaman mereka menggunakan jasa dukun bayi dan ibu yang melahirkan berhasil ditolong. Yang sebenarnya sangat beresiko tinggi jika persalinan masih ditolong oleh dukun bayi karena jika terjadi komplikasi pada ibu dan bayi, si dukun tidak dapat memberikan pertolongan yang tepat terkendala alat dan pengetahuan. Berdasarkan kronologi kasus tersebut, hampir sama dengan kasus pertama dan kedua yaitu masyarakat merasa memiliki pengalaman yang lalu dengan meminta bersalin ke dukun bayi dan berhasil dibantu tanpa perlu ke dokter, yang selanjutnya orang tersebut jika mengalami hal yang hampir sama dengan kejadian sebelumnya akan menganmbil keputusan yang sama seperti sebelumnya dengan asumsi akan berhasil membantu proses persalinan seperti sebelumnya Dari ketiga kasus yang ada semua merupakan contoh kekeliruan dalam system thinking yaitu delusion of learning from the experience dimana suatu subyek pernah mengalami suatu kondisi dan berhasil melewatinya, lalu selanjutnya subyek tersebut mendapatkan kejadian yang sama dan merasa dia berpengalaman sehingga mengambil langkah yang sama dengan sebelumnya tanpa memikirkan sebenarnya kondisi yang dulu dengan sekarang merupakan kondisi yang berbeda. Perlunya pemberian informasi dan pemahaman terkait apa itu pengobatan alternatif dan perlunya untuk merujuk ke orang yang lebih professional dalam menangani suatu kejadian dalam kaitannya yaitu kesehatan contohnya dokter perlu ditanamkan kepada masyarakat. Daftar Pustaka Jeda. (2019). Eksistensi Dukun Bayi, Antara Tradisi dan Kebutuhan. https://jeda.id/stories/eksistensi-dukun-bayi-antara-tradisi-dan-kebutuhan-598. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2019. Kompasiana. (2015). Ketika Masyarakat Lebih Percaya Dukun daripada Dokter. https://www.kompasiana.com/avis/550a1fdd8133111477b1e12b/ketika-masyarakatlebih-percaya-dukun-daripada-dokter. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2019. Liputan6. (2017). Cerita Dokter Tulang Terima Pasien dari Pengobatan Alternatif. https://www.liputan6.com/health/read/3010629/cerita-dokter-tulang-terima-pasiendari-pengobatan-alternatif. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2019.