Uploaded by simangunsonguli

Tugas Kesling Literatur ULI

advertisement
Tugas Kesehatan Lingkungan Industri
HOTMA ULI FITRIA W.S
(182510028)
POLA PAJANAN BAHAYA
Frekuensi kontak dengan bahaya
Intensitas paparan
Lamanya waktu paparan
Proses pekerjaan manual/otomatik
Pekerja terpapar langsung/tidak
Konsentrasi tinggi dengan waktu paparan pendek atau sebaliknya
Penggunaan alat pelindung diri Ya/tidak
Pekerja dengan jenis pekerjaan yang sama dikelompokan pada paparan yang
sama
• Bila jenis, teknik pekerjaan dan waktu kerja yang berbeda maka besarnya paparan
akan berbeda
• Ruang kerja dengan alat kendali, pola paparannya akan berbeda
•
•
•
•
•
•
•
•
• Di Indonesia Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) masih belum
banyak dikenal dan digunakan sebagai metoda kajian dampak lingkungan
terhadap kesehatan. Padahal, di beberapa negara Uni Eropa, Amerika dan
Australia ARKL telah menjadi proses central idea legislasi dan regulasi
pengendalian dampak lingkungan. Dalam konteks AMDAL, efek lingkungan
terhadap kesehatan umumnya masih dikaji secara epidemiologis.
• Analisis risiko adalah padanan istilah untuk risk assessment, yaitu karakterisasi
efek-efek yang potensial merugikan kesehatan manusia oleh pajanan
bahaya lingkungan (Aldrich dan Griffith 1993). Analisis risiko merupakan
suatu alat pengelolaan risiko, proses penilaian bersama para ilmuwan dan
birokrat untuk mem-prakirakan peningkatan risiko kesehatan pada manusia
yang terpajan (NRC 1983).
• Menurut paradigma ini, risk analysis terbagi dalam tiga langkah utama yaitu
penelitian (research), analisis risiko (risk assessment) dan mana-jemen risiko.
• Analisis risiko terbagi menjadi empat langkah yaitu
• (1) identifikasi bahaya (hazard iden-tification),
• (2) analisis dosis-respon (dose-respone assessment),
• (3) analisis pemajanan (exposure assessment) dan
• (4) karakterisasi risiko (risk characterization) (Mukono 2002).
Analisis Pemajanan
• Analisis pemajanan, atau exposure assessment, dimaksudkan untuk mengenali jalur-jalur pajanan
(pathways) risk agent agar jumlah asupan yang diterima individu dalam populasi berisiko bisa
dihitung. Jalur-jalur pajanan tergantung dari media lingkungan tempat risk agent berada seperti tanah,
udara, air, atau pangan seperti ikan, daging, telur, susu, sayur- mayur dan buah-buahan. Data dan
informasi yang dibutuhkan untuk menghitung asupan yaitu:
1. Laju asupan atau konsumsi (R), M3/jam untuk inhalasi, L/hari untuk air mi- num,
susu atau minuman, mg/hari untuk pangan;
2. Konsentrasi risk agent (C), mg/M3 untuk udara, mg/L untuk air minum, susu dan
minuman, mg/kg untuk pangan;
3. Waktu pajanan (tE), jam/hari; hanya berlaku untuk asupan inhalasai;
4. Frekuensi pajanan (fE), hari/tahun;
5. Durasi pajanan (Dt), tahun (real time, atau proyeksi lifetime/life expetancy).
Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menghitung asupan adalah semua variabel
yang terdapat dalam Persamaan berikut (ATSD R 2005).
• Waktu pajanan (tE) harus digali dengan cara menanyakan berapa lama kebiasaan
responden sehari-hari berada di luar rumah. Demikian juga untuk frekuensi pajanan,
kebiasaan apa yang dilakukan setiap tahun.
• Untuk durasi pajanan, harus diketahui berapa lama sesungguhnya (real time)
responden berada di tempat mukim yang bermasalah dengan risk agent. Selain durasi
pajanan lifetime, durasi pajanan real time penting untuk dikonfirmasi dengan studi
EKL apakah estimasi risiko kesehatan sudah terindikasi manifestasinya.
• Konsentrasi risk agent dalam media lingkungan diperlakukan menurut karakteristik
sta- tistiknya. Jika distribusi beberapa konsentrasi risk agent normal, bisa digunakan
nilai arithmetic mean-nya. Jika distribusinya tidak normal, harus digunakan log
normal atau mediannya. Normal tidaknya distribusi konsentrasi risk agent bisa
ditentukan dengan menghitung coefficience of variance (CoV), yaitu mean SD dibagi
mean. Jika CoV ≤20% distribusi dianggap normal dan karena itu dapat digunakan
nilai mean.
TEKNIK DAN PROSEDUR
Kajian ARKL dimulai dengan memeriksa secara cermat 7 data dan informasi berikut:
•
•
•
•
•
•
•
Jenis atau spesi kimia Pb;
Dosis referensi untuk setiap jenis atau spesi kimia Pb (RfD, RfC, SF, UR)
Media lingkungan tempat Pb berada (udara, air, tanah, pangan);
Konsentrasi Pb dalam media lingkungan yang bersangkutan;
Jalur-jalur pemajanan Pb (sesuai dengan media lingkungannya);
Populasi dan sub-sub populasi yang berisiko;
Gangguan kesehatan (gejala-gejala penyakit atau penyakit-penyakit) yang ber- indikasikan efek
pajanan risk agent pada semua segmen populasi berisiko.
• Jika sekurang-kurangnya data dan informasi 1 s/d 4 sudah tersedia, ARKL sudah bisa dikerjakan. Ada dua
kemungkinan kajian ARKL yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Evaluasi di atas meja (Desktop Study), selanjutnya disebut ARKL Meja
2. Kajian lapangan (Field Study), selanjutnya disebut ARKL Lengkap
ARKL Meja dilakukan untuk mengestimasi risiko dengan segera tanpa harus mengumpulkan data dan informasi baru dari lapangan. Kajian ini biasanya dilakukan untuk
men- jawab pertanyaan-pertanyaan khalayak ramai yang sedang kepanikan, mencegah
provo- kasi yang dapat memicu ketegangan sosial, atau dalam situasi kecelakaan dan
bencana. ARKL Lengkap biasanya berlangsung dalam suasana normal, tidak ada
tuntutan mende- sak namun dilakukan sebagai tindakan proaktif untuk melindungi dan
meningkatan kese- hatan masyarakat. Baku mutu risk agent untuk berbagai media
lingkungan, sebagai salah satu bentuk manajemen risiko kesehatan, disusun
berdasarkan kajian ARKL lengkap.
KAJIAN ARKL MEJA
Evaluasi di atas meja hanya membutuhkan konsentrasi risk agent dalam media
lingkungan bermasalah, dosis referensi risk agent dan nilai default faktor-faktor
antropometri pemajanan untuk menghitung asupan menurut Persamaan (3)
.Sebelum nilai default nasi- onal tersedia (berdasarkan hasil survey lokal, regional
atau nasional) maka waktu dan frekuensi pajanan dan berat badan hasil studi
pencemaran udara di 9 kota (Nukman et al. 2005) dapat dipakai sebagai nilai
numerik faktor antropometri pemajanan. Nilai numerik lainnya terpaksa harus
diambil dari Exposure Factors Handbook (EPA 1990). Nilai numerik beberapa
variabel Persamaan (3) dicantumkan dalam Tabel 3. Tabel ini mungkin belum
mencukupi karena ada beberapa kasus dengan tata guna lahan (land use) berbeda
belum tercantum. US-EPA mengingatkan bahwa data setempat yang spesifik bisa
menghasilkan nilai default berbeda dengan Tabel 3, tergantung dari karakteristik
antropometri dan pola aktivitas populasi yang bersangkutan.
KAJIAN ARKL LENGKAP
• ARKL Lengkap pada dasarnya sama dengan evaluasi di atas meja
namun didasarkan pada data lingkungan dan faktor-faktor pemajanan
antropometri yang sebenarnya didapat dari lapangan, bukan dengan
bukan asumsi atau simulasi. Kajian ini melanjutkan data dan informasi
yang masih belum lengkap dengan jalur pemajanan dan populasi
berisiko. Di luar manajemen dan komunikasi risiko, ARKL Lengkap
terdiri dari identifikasi bahaya, analisis dosis-respon, analisis pemajanan
dan karakterisasi risiko. Karena analisis dosis-respon telah diuraikan,
hanya identifikasi bahaya dan analisis pemajanan yang perlu dijelaskan.
METODA
• Dalam garis besarnya ARKL terdiri dari empat tahap kajian, yaitu identifikasi
bahaya, analisis dosis-respon, analisis pemajanan dan karakterisasi risiko. Keempat
langkah ini tidak harus dilakukan secara berurutan, kecuali karakterisasi risiko
sebagai tahap terakhir.
• Karakterisasi risiko kesehatan pada populasi berisiko dilakukan secara kuantitatif
dengan menggabungkan analisis dosis-respon dengan analisis pemajanan. Nilai
numerik estimasi risiko kesehatan kemudian digunakan untuk merumuskan pilihanpilihan manajemen risiko untuk mengendalikan risiko tersebut. Selanjutnya opsi-opsi
manajemen risiko itu dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
agar risiko yang potensial dapat diketahui dan dicegah.
• Selain itu, estimasi risiko kuantitatif juga digunakan sebagai dasar untuk mengamati
kejadian aktual efek-efek yang merugikan kesehatan pada populasi berisiko dengan
melakukan studi epidemiologi kesehatan lingkungan (EKL) untuk menjelaskan
proporsi gejala atau kejadian penyakit dan proporsi tingkat pencemaran (Type-1
Health Study, ATSDR 1996), atau asosiasi (termasuk hubungan sebab-akibat) gejala
atau penyakit dengan tingkat pencemaran (Type-2 Health Study, ATSDR 1996).
• ARKL mampu meramalkan besaran tingkat risiko secara kuantitatif, sedangkan studi
epidemiologi dapat membuktikan apakah prediksi itu sudah terbukti atau belum.
Berikut ini dijelaskan apa saja yang dilakukan dalam setiap tahap ARKL, dipaparkan dengan urutan terbalik dari tahap paling akhir (karakterisasi risiko).
REFERENSI
• Aldrich, Tim E., and Jack Griffith. Environmental Epidemiologi and Risk Assessment. New York: Van Nos-trand
Reinhold, 1993.
• ATSDR. 1996. Guidance for Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR) Health Studies. US
Department of Health and Human Services. Available: http://www.atsdr.cdc.gov/HS/gdl.html.
• Basri, S., Bujawati, E., Amansyah, M., Habibi, & Samsiana. (2014). ANALISIS RISIKO KESEHATAN
LINGKUNGAN. Jurnal Kesehatan, 427-442.
• EPA. 1990. Exposure Factors Handbook, EPA 600/8-89/043:US Environmental Protection Agency.
• ---. 1990. National Ambient Air Quality Standards (NAAQS). EPA Office of Air Quality Planning and Standards.
Available: http://www.epa.gov/air/criteria.html .
• Mukono. Epidemiologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press, 2002.
• NRC. "Risk Assessment in The Federal Government : Managing The Process."
http://www.nap.edu/catalog/366.html. 1983.
• Rahman, A. (2007). Bahan Ajar Pelatihan. In Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Studi Amdal dan
Kasus‐Kasus Pencemaran Lingkungan (pp. 1-49). Depok: BBTKL‐PPM Jakarta.
Download