Penjelasan tentang bahaya kimia di tempat kerja

advertisement





Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam tiga kelompok besar
yaitu:
Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia, diantaranya industri
pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan lain-lain. Industri kimia dapat
diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan
perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan
komposisi suatu zat[3].
Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia sebagai bahan
pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengolahan logam, obatobatan dan lain-lain.
Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta
pendidikan.
Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan
pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.
Dalam lingkungan kerja tersebut, banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya sehingga para pekerja
terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia itu. Bahaya itu terkadang meningkat dalam kondisi tertentu
mengingat sifat bahan-bahan kimia itu, seperti mudah terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan
demikian, jelas bahwa bekerja dengan bahan-bahan kimia mengandung risiko bahaya, baik dalam
proses, penyimpanan, transportasi, distribusi, dan penggunaannya. Akan tetapi, betapapun besarnya
bahaya bahan-bahan kimia tersebut, penanganan yang benar akan dapat mengurangi atau
menghilangkan risiko bahaya yang diakibatkannya.
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan
manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena
tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.
Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian
beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat
tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati,
paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi
dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan
pada jangka panjang[5]. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat
melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat.
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan
apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain.
Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran
pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal)
dan sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan kimia).
3 Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat
menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga
menimbulkan ledakan.
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)
Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena
suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan
yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan
disekelilingnya.
Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan
atau tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau
bahan peledak seperti trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan ammonium
nitrat (NH4NO3).
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi
dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahanbahan lainnya.
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan
mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar.
.
7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam
menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas
yang beracun dan korosif.
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)
Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan
maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah
tekanan.
9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)
Adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan
sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002
microcurie/gram.
Suatu bahan kimia dapat termasuk diantara satu atau lebih golongan
di atas karena memang mempunyai sifat kimia yang lebih dari satu
sifat.
Bahan Kimia Beracun (Toxic)
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water
7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive
Substances)
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)
9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)
1.
Anticipation
Kegiatan memprediksi potensi bahaya yang
ada di tempat kerja.
Recognition
Melakukan pengenalan atau identifikasi
terhadap bahaya yang ada di tempat kerja.
Melakukan pengukuran (spot) untuk
menemukan keberadaan bahaya di tempat
kerja.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.
O.
P.
identitas bahan dan perusahaan;
komposisi bahan;
identifikasi bahaya;
tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K);
tindakan penanggulangan kebakaran;
tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan;
penyimpanan dan penanganan bahan;
pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri;
sifat fisika dan kimia;
stabilitas dan reaktifitas bahan;
informasi toksikologi;
informasi ekologi;
pembuangan limbah;
pengangkutan bahan;
informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku;
informasi lain yang diperlukan.
1. Buat Daftar bahaya yang ada di wilayah kerja yang akan di evaluasi
Tahapan yang penting ini membantu membatasi besarnya tugas. Jika daftar sangat banyak,
wilayah kerja harus dibatasi dan dibagi menjadi beberapa paket untuk lebih memudahkan. Perlu
diputuskan apakah proses produksi lengkap yang akan dievaluasi atau satu bagian proses yang
lebih sederhana. Jumlah masingmasing bahan secara sendiri-sendiri yang dipakai dalam suatu
pekerjaan dapat pula menjadi faktor penentu. Perlu juga ditentukan volume penyimpanan serta
pemakaian bahan
2. Penentuan bahan yang sebenamya dipakai
Penentuan ini terbukti sangat berguna secara ekonomi. Banyak perusahaan yang mempunyai
gudang dan lemari yang penuh dengan persediaan bahan kimia yang sebenamya tidak dipakai,
namun belum dibuang. Ditemukan juga bahwa beberapa bagian di perusahaan menggunakan
bahan kimia yang berbeda untuk proses yang serupa. Rasionalisasi kebijakan pembelian
diperlukan karena akan menimbulkan manfaat ekonomi bagi perusahaan. Evaluasi
pengendalian bahan yang membahayakan memberikan kesempatan untuk membuang bahan
tua dari tempat kerja, yang mungkin sebagian lagi telah berada dalam keadaan tidak stabil.
Sebagian lainnya disimpan dalam kaleng yang sudah rusak dan mungkin tak lama lagi menjadi
ancaman gangguan kesehatan dan keselamatan.
3. Penentuan nama kimia sebenamya dan/atau nomor Chemical Abstracts Series (CAS)
Kebanyakan bahan berada di tempat kerja dengan nama dagang dan nomor kode. Jika sifat
beracun bahan dalam buku teks standar harus ditentukan, nama identifikasi secara tepat sangat
diperlukan. Semua bahan kimia diberi nama yang unik oleh International Union of Pure and
Applied Chemistry (IUPAC) dan satu nomor unik yang dikenal dengan Chemical Abstracts
Series number.
4. Dapatkan lembaran data dari pemasok
Ada kewajiban pemasok berdasarkan bagian 6 dari Kesehatan dan Keselamatan dalam
Undang-undang Kerja (The Health and Safety at Work Act etc.) 1974 untuk memberikan
informasi mengenai semua yang dipasok dan diperkuat dengan Undangundang Perlindungan
Konsumen (Consumer Protection Act) 1987. Informasi ini diberikan oleh pemasok dalam bentuk
lembaran data (lihat Lembaran Data Bahaya di halaman…). Kualitas informasi yang diberikan
sangat beragam, yang baik memberikan semua informasi yang diperlukan untuk menilai
toksisitas bahan, yang kurang balk memberikan informasi yang mengaburkan masalah dan
kadang membahayakan. Dianjurkan untuk membuat surat standar untuk meminta informasi ini
dan sangat dianjurkan untuk mengirimkan surat susulan jika yang pertama hilang.
5. Evaluasi lembaran data
Akan sangat bijak untuk menilai keabsahan informasi yang tertuang dalam lembar data.
Sebagai contoh, nama IUPAC bahan tersebut bila tidak dicantumkan, akan menyulitkan bila
akan dicarikan informasi toksisitasnya. Selain itu, jika bahan tersebut merupakan campuran dari
beberapa bahan seperti pelarut, tidak semua bahan dicantumkan di sana. Dapat dipahami jika
pemasok tidak memberikan formulasi yang tepat mengenai campuran itu, karena mereka
memiliki rahasia perdagangan. Namun, daftar isi bahan tanpa perbandingan yang semestinya
seharusnya boleh dicantumkan, tanpa ada risiko terjadinya pemalsuan barang dagangannya.
6. Periksa data toksikologik yang diberikan dan tulis kembali lembaran data
Begitu nama bahan diketahui, periksa apakah data toksikologik yang disajikan benar. Lakukan
itu sebelum menulis ulang untuk mencocokkan cara penggunaan bahan itu dengan situasi yang
sedang dinilai. Lembar data harus ditulis kembali atau disajikan sebagaimana saat bahan
itu dipergunakan. Pemasok tidak diharapkan untuk mengetahui bagaimana bahan itu disimpan,
diangkut atau dipergunakan di tempat kerja. Sebaliknya, para pekerja harus mengetahui itu
semua. lni menjadi syarat peraturan 12 Pengendalian bahan yang membahayakan kesehatan.
7. Periksa semua tempat penanganan bahan
Yang perlu diperiksa adalah bagaimana bahan itu dipakai, supaya modus pemajanannya
diketahui dan risiko yang terjadi pada pekerja dapat diperkirakan. Pemakaian itu termasuk
penyimpanan, pengangkutan ke tempat pengerjaan, diaduk ketika proses, dan dibuang setelah
dipakai. Semua tahapan itu mengandung bahaya bagi mereka yang mengerjakan. Dengan cara
ini apakah pemajanan melalui kulit atau inhalasi — dua modus pemajanan yang paling sering —
dapat ditetapkan. Pada saat yang bersamaan pengamatan di tempat kerja dapat dilakukan.
Bagaimana kegiatan makan, minum, dan merokok di tempat kerja, yang kesemuanya itu
merupakan sumber ingesti bahan beracun.
8. Lewat inhalasi — periksa monitoring udara
Bila bahan berdebu atau mudah menguap, atau ditaruh dalam kaleng sehingga permukaannya
mudah menguap, inhalasi merupakan cara masuk ke dalam tubuh. Dalam hal ini perlu
pemeriksaan kadar bahan di udara di sekitar wilayah pernapasan pekerja dan membandingkan
hasil itu dengan standar yang sudah dipublikasikan. Survei higiene kerja perlu direncanakan.
9. Lewat kulit
Pengamatan cara pemakaian bahan dapat menjelaskan apakah terjadi kontak kulit atau tidak.
Bila cairan dituangkan dari satu tempat ke tempat lainnya, meskipun sudah menggunakan
mesin, cipratan bisa saja terjadi sehingga setiap permukaan yang terbuka dapat menyebabkan
kontak yang tidak disengaja. Penggunaan bahan basah dengan tangan yang tidak terlindung,
jelas merupakan sumber pemajanan. Tidak ada cara untuk mengukur derajat pemajanan,
namun dengan mata telanjang dengan mengetahui potensi bahaya bahan seseorang akan
dapat menilai bahaya itu.
10. Periksa metode pengendalian
Keberhasilan upaya pengendalian harus dievaluasi. Dalam beberapa
kasus, hal ini dapat dilakukan melalui pengamatan, sementara
beberapa kasus lainnya memerlukan pengukuran ilmiah. Jika bahan di
udara yang akan dikendalikan, pemeriksaan yang paling tepat ialah
pengukuran kadar bahan di wilayah pernapasan pekerja. Bila kadar
berada di bawah batas pemajanan maksimum yang berlaku atau di
bawah standar pemajanan kerja, pengendalian sudah memadai. Cara
pengendalian yang sesuai, termasuk upaya mengamati prosedur kerja
dan kualitas supervisi, harus dapat dinilai sebagai memuaskan terlebih
dulu sebeturn menyatakan, bahwa proses bebas dari risiko.
11. Penerapan perbaikan-perbaikan sebelum evaluasi akhir
Jika hasil prosedur penilaian pendahuluan ini menunjukkan ada
kekeliruan, keadaan itu harus cepat dibenahi sebelum dilakukan
penilaian akhir. Bila perbaikan menunjukkan perlu waktu sebelum
dapat diimplementasikan, perlu dibuat penilaian internal dulu dengan
pemikiran akan dilakukan penilaian ulang di kemudian hari.
1. Pengendalian menurut pada sumber
 Mengganti bahan kimia atau proses yang lebih
aman
 Modifikasi proses kerja
 Isolasi/enclosure process
2. Pengendalian menurut area pajanan
 Local exhaust ventilation (ventilasi uap mesin)
 General ventilation ( ventilasi umum)
 House keeping (perawatan di tempat kerja)
3. Pengendalian menurut pada pekerja
 Pendidikan dan latihan
 Menutup (endose) pekerja
 Respirators, gloves, dan chemical protective
clothing
 Lunch and locker rooms, lavatories, eye
wash, shower
Pengendalian menurut bentuk fisik :
Debu, Asap, serat plastik tipis, embun
- ventilasi
- perawatan ruangan
- Respirators (alat bantu nafas)
- Liquid (zat cair)
- Hand (tangan)
- Gloves (sarung tangan)
- Chemical (kimia)
Pengendalian Menurut cara masuk
 Inhalasi (pernapasan)
- ventilasi
- perawatan ruangan
- respirators (alat bantu nafas)
 Ingesti (penyerapan tubuh)
- kebersihan ruang istirahat dan makan
- pemeliharaan kebersihan makanan
- fasilitas pencuci tangan
Absorpsi kulit
- Gloves
- Chemical protective clothing
 Injeksi
desain pekerjaan yang memungkinkan
terhindar dari kontak.

Oleh:
Kelompok II :
- Muh. Ayyub Amin
- Munawir Tuklay
- Sakir
- Irfan Haruni
- Sabri
- Ignasius Rinar
- Aresti hidayat
- Musdalifah
- yulia marshya
- Imelda damarjanan
- Asti
- yulnita tungka
Assess your best friend the way he treats
you……
Nilailah sahabat mu dari cara dia
memperlakukan mu…….
Download