MAKALAH BAHAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN PENANGANANNYA DISUSUN OLEH: ST. AINUN NASYRAH UTAMI ANSAR 1913041009 PENDIDIKAN KIMIA A UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PENDIDIKAN KIMIA TAHUN AJARAN 2019/2020 DAFTAR ISI DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ….i BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……………. . . . . . . . . . . . 1 B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …………… . . . . . . . . . . . . . 2 C. Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …………… . . . . . . . . . . . . . . 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bahan-bahan Kimia Berbahaya . . . . …………… . . . . . . . . . . . . . . . . 3 B. Klasifikasi Bahan Kimia Berbahaya . . . . ………………… . . . . . . . … . . . . . . . . 3 BAB III PENUTUP Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……………. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern ini, proses modernisasi akan menaikkan konsumsi sejalan dengan berkembangnya proses industrialisasi. Dengan peningkatan industrialisasi tersebut maka penggunaan energypun akan meningkat yang tentunya akan meningkatkan resiko toksikologis. Proses industrialisasi akan memanfaatkan bahan baku kimia, fisika, dan biologi yang akan menghasilkan buangan dalam bentuk gas, cair, maupun padat yang meningkat. Buangan tersebut juga akan menimbulkan perubahan kualitas lingkungan yang mengakibatkan berbagai resiko pencemaran, sehingga resiko toksikologi juga akan meningkat. Industri di Indonesia tidak sedikit yang menggunakan bahan-bahan kimia beracun sebagai salah satu material guna memproduksi produk dari perusahaan itu sendiri. Baik digunakan sebagai bahan bakar, atau perusahaan langsung berhubungan dengan bahan kimia tersebut. Setiap aktivitas kerja manusia akan selalu memiliki peluang atau potensi untuk terjadi kecelakaan terhadap bahan kimia maka diperlukan pengetahuan tentang factor kimia di tempat kerja menjadi sangat penting. Dalam statistic kecelakaan akibat factor kimia yang terjadi di Indonesia perlu adanya kesadaran baik dari pihak perusahaan maupun komponennya untuk bias menguasai faktor-faktor kimia secara menyeluruh yang ada di tempat kerja. Dengan demikian penting dikaji tentang factor kimia sehingga dapat memahami tentang factor kimia baik dari segi pengetahuan dan penerapannya tentang pengendalian bahan kimia beracun. Setiap kegiatan kerja selalu diikuti dengan resiko bahaya yang dapat berakibat terjadinya kecelakaan, walaupun demikian terjadinya kecelakaan seharusnya dapat dicegah dan diminimalisasikan karena kecelakaan tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Terjadinya kecelakaan pada umumnya ditimbulkan oleh beberapa faktor penyebab, oleh karena itu harus diteliti faktorfaktor penyebabnya dengan tujuan untuk menentukan usaha-usaha pembinaan dan pengawasan keselamatan yang tepat, efektif dan efisien sehingga terjadinya kecelakaan dapat dicegah. Dalam melaksanakan eksperimen, kontak terhadap bahan kimia akan terjadi baik langsung maupun tidak langsung. Pengetahuan sifat dan karakter bahan kimia perlu dimiliki mengingat bahan kimia memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya baik terhadap kesehatan maupun bahaya kecelakaan. Hal ini dapat dipahami karena bahan kimia dapat memiliki tipe reaktivitas kimia tertentu dan juga dapat memiliki sifat mudah terbakar. Oleh karena itu aktivitas kerja yang selalu memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja perlu dibudayakan dalam bekerja di laboratorium. Untuk dapat mendukung jaminan kesehatan dan keselamatan kerja maka para peneliti maupun laboran yang bekerja di laboratorium harus mengetahui dan memiliki pengetahuan serta keterampilan untuk menangani bahan kimia khususnya dari segi potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan bahan kimia berbahaya? 2. Apa saja yang termasuk dalam factor kimia bahan berbahaya beserta klasifikasinya secara spesifik baik berdasarkan sifat beserta bahannya? C. Tujuan Penulisan Untuk mengetahui : 1. Pengertian dari bahan kimia berbahaya. 2. Apa saja klasifikasi bahan kimia berbahaya. BAB II PEMBAHASAN PENGERTIAN BAHAN-BAHAN KIMIA BERBAHAYA Bahan kimia berbahaya adalah segala bentuk bahan kimia baik berupa zat tunggal maupun campuran yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan dan lingkungan, baik secara langsung maupun tidak. Artinya, bahan kimia berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan,pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut Jenis bahaya yang menimbulkan kecelakaan di laboratorium meliputi keracunan, iritasi, luka kulit, luka bakar dan kebakaran. Keracunan diakibatkan karena penyerapan zat kimia beracun (toxic) baik melalui oral maupun kulit. Keracunan dapat bersifat kronis maupun akut. Misalnya keracunan fenol dapat menyebabkan diare dan keracunan CO dapat menyebabkan pingsan atau kematian dalam waktu singkat. Sedangkan penyerapan bahan kimia yang terakumulasi terus menerus pengaruhnya kronis, contohnya menghirup udara benzena, CHCl3, CCl4 terus menerus dapat menyebabkan sakit lever. Uap timbal dapat menyebabkan kerusakan dalam darah. Iritasi dapat berupa luka atau peradangan pada kulit, saluran pernafasan dan mata akibat kontak dengan bahan kimia korosif. Bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi misalnya H2SO4, HCl, NaOH, Cl2, NH3 dan SO2. Luka kulit dapat terjadi sebagai akibat bekerja dengan gelas. Kecelakaan ini sering terjadi pada tangan atau mata karena pecahan gelas. Luka bakar dan kebakaran disebabkan kurang hati-hati dalam menangani pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton dan alkohol. Hal yang sama dapat diakibatkan oleh peledakan bahan reaktif seperti peroksida dan perklorat. KLASIFIKASI BAHAN KIMIA BERBAHAYA Bahan-bahan kimia Berbahaya dapat dikategorikan sebagai berikut: bahan kimia beracun (toxic), korosif (corrosive), mudah terbakar (flammable), mudah meledak (explosive), oksidator (oxidizing), reaktif terhadap air (water reactive), reaktif terhadap asam (acid reactive), gas bertekanan tinggi (compressed gases) dan bahan kimia radio aktif (radioactive substance). A. Bahan Kimia Beracun Bahan kimia beracun merupakan bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila masuk atau terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit. Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat. Contoh Bahan Kimia Beracun NO. JENIS BAHAN BERACUN JENIS BAHAN AKIBAT 1. Logam dan metaloid Pb ( TEL, PbCO3 ) Syaraf, ginjal dan darah Hg ( Hg,senyawa anorganik dan organik ) Syaraf, ginjal dan darah Cadmium Hati, ginjal, dan darah Krom Kanker Arsen Iritasi, kanker Poffor 2. Bahan pelarut Hidrokarbon alifatik ( bensin, m. tanah ) Metabolisme karbohidrat, lemak, protein Pusing dan koma Hati dan ginjal Hidrokarbon terhalogenasi ( kloroform ) Leukimia, saluran pencernaan dan syaraf pusat Alkhohol Ginjal, hati , tumor ( etanol, metanol ) 3 Gas – gas beracun Glikol Aspiksian sederhana ( N2, Ar, He ) Sesak nafas, berkurangnya oksigen Aspiksian lain : Pusing, sesak nafas – Asam sianida ( HCN ) Sesak nafas, kejang, hilang kesadaran – Asam sulfida (H2 S ) Karbon monoksida (CO) Nitrogen oksida (NO)X 4 5 Karsinogenik Benzena Pestisida Sesak nafas, hilang kesadaran, otak , jantung Iritasi, kematian , sesak nafas Leukimia Asbes Paru – paru Benzidin Kandung kemih Krom Paru – paru Naftil amin Paru – paru Vinil klorida Hati, paru – paru, pusing, Organoklorin dan organofosfat syaraf pusat Pusing, kejang, hilang kesadaran, kematian Semua bahan kimia pada dasarnya beracun, akan tetapi bahaya kesehatan bergantung pada jumlah zat tersebut masuk ke dalam tubuh. Bahan kimia masuk ke dalam tubuh masuk ke dalam tubuh melalui tiga saluran, yaitu: 1. Melalui mulut atau tertelan, halini jarang terjadi, kecuali karena kesalahan memipet dengan mulut atau makan dan minum di laboratorium. 2. Melalui kulit, misalnya anilin, nitrobenzena, fenol dan asam sianida. 3. Melalui pernafasan, gas, debu dan uap seperti SO2, Cl2, gas HCN, H2S, uap Pb dan Zn akan masuk ke dalam darahkemudian terdistribusi ke seluruh organ tubuh. Untuk menghindari keracunan zat-zat di atas sebaiknya: percobaan dilakukan dalam lemari asam, diperhatikan sirkulasi udara di ruangan kerja, memakai alat pelindung pernafasan (masker), memakai sarung tangan (gloves) dan kaca mata pelindung (goggles). Syarat penyimpanan: Ruangan dingin dan berventilasi Jauh dari bahaya kebakaran Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi Kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang dipergunakan B. Bahan Kimia Korosif Bahan kimia korosif merupakan bahan kimia yang dapat mengakibatkan kerusakan apabila terjadi kontak dengan bahan lain atau kontak dengan jaringan tubuh. Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan kimia). Contoh Bahan Kimia Korosif JENIS BAHAN BAHAYA CONTOH Bahan korosif padat Bahan korosif cair bila ada kontak dengan kulit atau mata. timbul bila kontak dengan kulit atau mata yang akan menyebabkan proses pelarutan ( denaturasi protein ) Bila terhirup akan merusak saluran pernafasan NaOH, KOH, Ca(OH)2, Fenol, asam trikloro asetat asam sulfat, asam klorida, asam nitrat, asam formiat, asam asetat, karbon bisulfida, hidrokarbon terklorinasi amoniak, asam klorida, formaldehid ( formalin ), asam fluorida, asam asetat belerang dioksida, klor, brom fosgen , nitrogen oksida, ozon Bahan korosif gas Bahaya zat korosif dapat dihindari dengan menghindarkan kontak dengan tubuh, alat proteksi perlu digunakan adalah sarung tangan, kacamata pelindung, pelindung muka. Pertolongan pertama selalu dilakukan dengan mencuci bagian yang terkena dengan air yang cukup banyak sebelum dibawa ke dokter. Syarat penyimpanan : Ruangan dingin dan berventilasi Wadah tertutup dan beretiket Dipisahkan dari zat-zat beracun C. Bahan Kimia Mudah Terbakar Bahan kimia mudah terbakar merupakan bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang sangat cepat sehingga dapat menimbulkan ledakan. Berdasarkan teori segitiga api, kebakaran dapat terjadi apabila tiga gaktor yaitu A (bahan mudah terbakar), P (panas atau energi cukup) dan I (oksigen yang cukup) berada bersamaan. Dalam laboratorium, oksigen tidak dapat ditiadakan. Untuk menghindarkan kebakaran adalah mencegah adanya pertemuan antara panas atau sumber penyalaan dan bahan mudah terbakar. Sumber penyalaan dapat berasal dari api terbuka, logam bersuhu tinggi(permukaan pemanas), reaksi eksotermis dan loncatan listrik. Contoh bahan kimia mudah terbakar FASA CONTOH Padat Cair Gas belerang, fosfor, kertas, hibrida logam, kapas eter, alkhohol, aseton, benzena, hexana, dll hidrogen, asetilen, etilen oksida Urutan tindakan–tindakan yang harus di lakukan bila terjadi kebakaran di laboratorium: Menolong korban Luka bakarnya kecil, dibasahi air mengalir Rambut atau pakaian korban terbakar, jangan berlarian tetapi bergulir dilantai atau ditutup handuk basah akan lebih baik lagi memakai selimut kebakaran. Luka bakar sebaiknya minta diobati oleh tenaga medis. Melaporkan terjadinya kebakaran Mahasiswa lapor kepada pemimpin praktikum Kebakaran besar panggil barisan pemadam kebakaran Batasi Lingkup kebakaran Tutup keran gas Matikan saklar listrik utama Singkirkan bahan Bahan mudah terbakar Kebakaran di ruang asam, matikan motor ruang asam Memadamkan kebakaran dengan pemadam kebakaran (kebakaran skala kecil) Syarat penyimpanan: Temperatur dingin dan berventilasi, Tersedia alat pemadam kebakaran, Jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok. D. Bahan Kimia Peledak Bahan kimia peledak merupakan suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga dapat menimbulkan kerusakan disekelilingnya. Zat eksplosif sangat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak seperti trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat (NH4NO3). Ada dua jenis ledakan yaitu ledakan fisika dan ledakan kimia. Ledakan fisika misalnya meledaknya bejana tertutup berisi gas bertekanan tinggi. Ledakan kimia diakibatkan oleh reaksi eksotermis yang amat cepat menghasilkan panas dan gas dalam jumlah besar. Contoh bahan kimia peledak INDUSTRI BAHAN YANG DI PRODUKLSI Peledak Amunisi Gas industri Mercon Korek api Zat warna NH4NO3, TNT Campuran Asetilen, H2, O2 NaNO3, KClO3, karbon KClO3, belerang Azo dan diazo Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan sebagai pencegahan terjadinya ledakan : Pengendalian suhu (pendinginan) Menambahkan jumlah zat dengan benar Mencegah zat-zat yang mempercepat berlangsungnya reaksi secara katalis Menggunakan sarana pelindung wajah Syarat penyimpanan: Ruangan dingin dan berventilasi Jauhkan dari panas dan api Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis E. Bahan Kimia Oksidator Bahan kimia oksidator merupakan suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya. Bahan kimia ini dapat menghasilkan oksigen dalam penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain. Bahan tersebut bersifat reaktif dan eksplosif serta sering menimbulkan kebakaran. Contoh bahan kimia oksidator BAHAN CONTOH Oksidator anorganik MnO4, perklorat, bikromat, hidrogen peroksida, peiodat, persulfat Benzil peroksida, asetil peroksida, eter oksida, asam perasetat Oksidator organik Penanganan peledakan peroksida tersembunyi perlu dilakukan sbb: Uji KI keberadaan peroksida dalam pelarut Menyimpan pelarut dalam botol coklat Tidak menyimpan sisa-sisa pelarut Memakai pelindung muka. Syarat penyimpanan : Temperatur ruangan dingin dan berventilasi Jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok Jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor F. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air Bahan kima ini sangat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar. Contoh bahan kimia reaktif terhadap air JENIS BAHAN CONTOH Golongan alkali Logam halida anhidrat Logam oksida anhidrat Oksida non logam halida Na, K Alumunium tri bromida CaO Sulfuril klorida Karena itu bahan-bahan kimia tersebut harus dijauhkan dari air dan disimpan diruangan kering. Syarat penyimpanan : Temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi Jauh dari sumber nyala api atau panas Bangunan kedap air Disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, dry powder) G. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam Bahan kimia ini sangat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif. Umumnya bahan–bahan yang reaktif terhadap air juga reaktif terhadap asam. Contoh : K, N, Ca, Kalium klorat ( KClO3 ), Kalium permanganat, Kromat (Cr2O3) amat reaktif terhadap asam sulfat dan asam asetat. Zat yang menghasilkan gas beracun adalah NaCN atau KCN. Demikian pula Cu, Zn dan Al reaktif terhadap asam nitrat menghasilkan gas beracun NO2. Penanganan terhadap bahan-bahan ini adalah dengan cara menjauhkan dari bahan-bahan yang bersifat asam. Syarat penyimpanan: Ruangan dingin dan berventilasi Jauhkan dari sumber api, panas, dan asam Ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk kantong-kantong hidrogen Disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja. H. Gas Bertekanan Gas bertekanan ini merupakan gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan. Gas-gas tersebut dapat disimpan dalam silinder dalam bentuk gas tekan seperti udara, cair dan terlarut. Contoh gas bertekanan GAS BAHAYA Asetilen Amoniak Etilen oksida Hidrogen Nitrogen Mudah terbakar, aspiksian Beracun Beracun, mudah terbakar Mudah terbakar, aspiksian Aspiksian Klor Vinil klorida Beracun, korosif Beracun, mudah terbakar Bahaya gas-gas bertekanan tersebut selain beracun, korosif dan mudah terbakar juga bahaya mekanik. Karena itu selinder gas tersebut harus disimpan di tempat yang tidak kena panas, terikat dan bebas dari kebocoran kran. Selain itu penempatan tabung-tabung gasi ini harus diberikan simbolsimbol keamanan. Syarat penyimpanan: Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat Ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari Jauh dari api dan panas Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub I. Bahan Kimia Radioaktif Bahan kimia radioaktif merupakan bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcurie/gram. Bahan kimia ini mampu memancarkan sinar alfa, beta dan gama. Banyak dipakai untuk bahan sintetis atau analisis. Penanganan bahaya dari zat ini ialah dengan cara melindungi diri dengan panahan timbal, menjauhkan diri dari sumber radiasi. Pada dasarnya teknik penanganan bahan kimia sangat mutlak diperlukan di suaatu Laboratorium Kimia. Selain penanganan untuk bahan – bahan kimia yang belum dipergunakan, maka penanganan untuk proses pembuangan limbah laboratorium juga tak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Secara umum, metoda pembuangan limbah laboratorium terbagi atas empat metoda. a. Pembuangan langsung dari laboratorium. Metoda pembuangan langsung ini dapat diterapkan untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air. Bahan-bahan kimia yang dapat larut dalamj air dibuang langsung melalui bak pembuangan limbah laboratorium. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung asam atau basa harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru bisa dibuang. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung logam-logam berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan sebagainya, endapannya harus dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya dinetralkan dan dibuang. b. Pembakaran terbuka. Metoda pembakaran terbuka dapat dterapkan untuk bahan-bahan organik yang kadar racunnya rendah dan tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut dibakar ditempat yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk. c. Pembakaran dalam insenerator. Metoda pembakaran dalam insenerator dapat diterapkan untuk bahanbahan toksik yang jika dibakar ditempat terbuka akan menghasilkan senyawasenyawa yang bersifat toksik. d. Dikubur didalam tanah Dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke badan air. Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan beracun. BAB III PENUTUP Kesimpulan Perlunya pengetahuan tentang faktor kimia beserta klasifikasinya menjadi sangat penting mengingat banyak terjadi kecelakaan industri khususnya yang menggunakan bahan kimia berbahaya dan beracun. Dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap faktor kimia secara keseluruhan, diharapkan kita dapat meredam laju kecelakaan kerja khususnya dari faktor kimia di tempat kerja dan laboratorium.