Uploaded by Ainunaca

Bahan Kimia dan Penanganannya ST.AINUN

advertisement
MAKALAH
BAHAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA
DAN PENANGANANNYA
DISUSUN OLEH:
ST. AINUN NASYRAH UTAMI ANSAR
1913041009
PENDIDIKAN KIMIA A
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
PENDIDIKAN KIMIA
TAHUN AJARAN 2019/2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ….i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……………. . . . . . . . . . . . 1
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …………… . . . . . . . . . . . . . 2
C. Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …………… . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan-bahan Kimia Berbahaya . . . . …………… . . . . . . . . . . . . . . . . 3
B. Klasifikasi Bahan Kimia Berbahaya . . . . ………………… . . . . . . . … . . . . . . . . 3
BAB III PENUTUP
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……………. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era modern ini, proses modernisasi akan menaikkan konsumsi sejalan
dengan berkembangnya proses industrialisasi. Dengan peningkatan
industrialisasi tersebut maka penggunaan energypun akan meningkat yang
tentunya akan meningkatkan resiko toksikologis. Proses industrialisasi akan
memanfaatkan bahan baku kimia, fisika, dan biologi yang akan menghasilkan
buangan dalam bentuk gas, cair, maupun padat yang meningkat. Buangan
tersebut juga akan menimbulkan perubahan kualitas lingkungan yang
mengakibatkan berbagai resiko pencemaran, sehingga resiko toksikologi juga
akan meningkat.
Industri di Indonesia tidak sedikit yang menggunakan bahan-bahan kimia
beracun sebagai salah satu material guna memproduksi produk dari
perusahaan itu sendiri. Baik digunakan sebagai bahan bakar, atau perusahaan
langsung berhubungan dengan bahan kimia tersebut. Setiap aktivitas kerja
manusia akan selalu memiliki peluang atau potensi untuk terjadi kecelakaan
terhadap bahan kimia maka diperlukan pengetahuan tentang factor kimia di
tempat kerja menjadi sangat penting. Dalam statistic kecelakaan akibat factor
kimia yang terjadi di Indonesia perlu adanya kesadaran baik dari pihak
perusahaan maupun komponennya untuk bias menguasai faktor-faktor kimia
secara menyeluruh yang ada di tempat kerja. Dengan demikian penting dikaji
tentang factor kimia sehingga dapat memahami tentang factor kimia baik dari
segi pengetahuan dan penerapannya tentang pengendalian bahan kimia
beracun.
Setiap kegiatan kerja selalu diikuti dengan resiko bahaya yang dapat
berakibat terjadinya kecelakaan, walaupun demikian terjadinya kecelakaan
seharusnya dapat dicegah dan diminimalisasikan karena kecelakaan tidak
dapat terjadi dengan sendirinya. Terjadinya kecelakaan pada umumnya
ditimbulkan oleh beberapa faktor penyebab, oleh karena itu harus diteliti
faktorfaktor penyebabnya dengan tujuan untuk menentukan usaha-usaha
pembinaan dan pengawasan keselamatan yang tepat, efektif dan efisien
sehingga terjadinya kecelakaan dapat dicegah.
Dalam melaksanakan eksperimen, kontak terhadap bahan kimia akan
terjadi baik langsung maupun tidak langsung. Pengetahuan sifat dan karakter
bahan kimia perlu dimiliki mengingat bahan kimia memiliki potensi untuk
menimbulkan bahaya baik terhadap kesehatan maupun bahaya kecelakaan. Hal ini
dapat dipahami karena bahan kimia dapat memiliki tipe reaktivitas kimia tertentu
dan juga dapat memiliki sifat mudah terbakar. Oleh karena itu aktivitas kerja yang
selalu memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja perlu dibudayakan
dalam bekerja di laboratorium.
Untuk dapat mendukung jaminan kesehatan dan keselamatan kerja maka para
peneliti maupun laboran yang bekerja di laboratorium harus mengetahui dan
memiliki pengetahuan serta keterampilan untuk menangani bahan kimia
khususnya dari segi potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahan kimia berbahaya?
2. Apa saja yang termasuk dalam factor kimia bahan berbahaya beserta
klasifikasinya secara spesifik baik berdasarkan sifat beserta bahannya?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui :
1. Pengertian dari bahan kimia berbahaya.
2. Apa saja klasifikasi bahan kimia berbahaya.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN BAHAN-BAHAN KIMIA BERBAHAYA
Bahan kimia berbahaya adalah segala bentuk bahan kimia baik berupa zat
tunggal maupun campuran yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan dan
lingkungan, baik secara langsung maupun tidak. Artinya, bahan kimia berbahaya
adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan,pengangkutan, penyimpanan
dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat,
atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi,
keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan
kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut
Jenis bahaya yang menimbulkan kecelakaan di laboratorium meliputi
keracunan, iritasi, luka kulit, luka bakar dan kebakaran. Keracunan diakibatkan
karena penyerapan zat kimia beracun (toxic) baik melalui oral maupun
kulit. Keracunan dapat bersifat kronis maupun akut. Misalnya keracunan fenol
dapat menyebabkan diare dan keracunan CO dapat menyebabkan pingsan atau
kematian dalam waktu singkat. Sedangkan penyerapan bahan kimia yang
terakumulasi terus menerus pengaruhnya kronis, contohnya menghirup
udara benzena, CHCl3, CCl4 terus menerus dapat menyebabkan sakit lever.
Uap timbal dapat menyebabkan kerusakan dalam darah. Iritasi dapat berupa
luka atau peradangan pada kulit, saluran pernafasan dan mata akibat kontak
dengan bahan kimia korosif. Bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi
misalnya H2SO4, HCl, NaOH, Cl2, NH3 dan SO2. Luka kulit dapat terjadi
sebagai akibat bekerja dengan gelas. Kecelakaan ini sering terjadi pada tangan
atau mata karena pecahan gelas. Luka bakar dan kebakaran disebabkan kurang
hati-hati dalam menangani pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti
eter, aseton dan alkohol. Hal yang sama dapat diakibatkan oleh peledakan
bahan reaktif seperti peroksida dan perklorat.
KLASIFIKASI BAHAN KIMIA BERBAHAYA
Bahan-bahan kimia Berbahaya dapat dikategorikan sebagai berikut:
bahan kimia beracun (toxic), korosif (corrosive), mudah terbakar (flammable),
mudah meledak (explosive), oksidator (oxidizing), reaktif terhadap air
(water reactive), reaktif terhadap asam (acid reactive), gas bertekanan tinggi
(compressed gases) dan bahan kimia radio aktif (radioactive substance).
A. Bahan Kimia Beracun
Bahan kimia beracun merupakan bahan kimia yang dapat menyebabkan
bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila
masuk atau terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau
kontak lewat kulit. Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau
kulit dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh
tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh
tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat
tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan
menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat-zat
beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel
dan keringat.
Contoh Bahan Kimia Beracun
NO.
JENIS
BAHAN
BERACUN
JENIS BAHAN
AKIBAT
1.
Logam dan
metaloid
Pb ( TEL, PbCO3 )
Syaraf, ginjal dan
darah
Hg ( Hg,senyawa
anorganik dan organik )
Syaraf, ginjal dan
darah
Cadmium
Hati, ginjal, dan darah
Krom
Kanker
Arsen
Iritasi, kanker
Poffor
2.
Bahan
pelarut
Hidrokarbon alifatik (
bensin, m. tanah )
Metabolisme
karbohidrat, lemak,
protein
Pusing dan koma
Hati dan ginjal
Hidrokarbon
terhalogenasi
( kloroform )
Leukimia, saluran
pencernaan dan syaraf
pusat
Alkhohol
Ginjal, hati , tumor
( etanol, metanol )
3
Gas – gas
beracun
Glikol
Aspiksian sederhana (
N2, Ar, He )
Sesak nafas,
berkurangnya oksigen
Aspiksian lain :
Pusing, sesak nafas
– Asam sianida ( HCN )
Sesak nafas, kejang,
hilang kesadaran
– Asam sulfida (H2 S )
Karbon monoksida
(CO)
Nitrogen oksida (NO)X
4
5
Karsinogenik Benzena
Pestisida
Sesak nafas, hilang
kesadaran, otak ,
jantung
Iritasi, kematian ,
sesak nafas
Leukimia
Asbes
Paru – paru
Benzidin
Kandung kemih
Krom
Paru – paru
Naftil amin
Paru – paru
Vinil klorida
Hati, paru – paru,
pusing,
Organoklorin dan
organofosfat
syaraf pusat
Pusing, kejang, hilang
kesadaran, kematian
Semua bahan kimia pada dasarnya beracun, akan tetapi bahaya
kesehatan bergantung pada jumlah zat tersebut masuk ke dalam tubuh.
Bahan kimia masuk ke dalam tubuh masuk ke dalam tubuh melalui tiga
saluran, yaitu:
1. Melalui mulut atau tertelan, halini jarang terjadi, kecuali karena
kesalahan memipet dengan mulut atau makan dan minum di
laboratorium.
2. Melalui kulit, misalnya anilin, nitrobenzena, fenol dan asam sianida.
3. Melalui pernafasan, gas, debu dan uap seperti SO2, Cl2, gas HCN,
H2S, uap Pb dan Zn akan masuk ke dalam darahkemudian
terdistribusi ke seluruh organ tubuh.
Untuk menghindari keracunan zat-zat di atas sebaiknya: percobaan
dilakukan dalam lemari asam, diperhatikan sirkulasi udara di ruangan
kerja, memakai alat pelindung pernafasan (masker), memakai sarung
tangan (gloves) dan kaca mata pelindung (goggles).
Syarat penyimpanan:
 Ruangan dingin dan berventilasi
 Jauh dari bahaya kebakaran
 Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung
tangan
 Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
 Kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika
tidak sedang dipergunakan
B. Bahan Kimia Korosif
Bahan kimia korosif merupakan bahan kimia yang dapat mengakibatkan
kerusakan apabila terjadi kontak dengan bahan lain atau kontak dengan
jaringan tubuh. Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata,
dan saluran pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi
(gatal-gatal) dan sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan
kimia).
Contoh Bahan Kimia Korosif
JENIS
BAHAN
BAHAYA
CONTOH
Bahan
korosif padat
Bahan
korosif cair
bila ada kontak dengan kulit
atau mata.
timbul bila kontak dengan
kulit atau mata yang akan
menyebabkan proses
pelarutan ( denaturasi protein
)
Bila terhirup akan merusak
saluran pernafasan
NaOH, KOH, Ca(OH)2,
Fenol, asam trikloro asetat
asam sulfat, asam klorida,
asam nitrat, asam formiat,
asam asetat, karbon
bisulfida, hidrokarbon
terklorinasi
amoniak, asam klorida,
formaldehid ( formalin ),
asam fluorida, asam asetat
belerang dioksida, klor,
brom fosgen , nitrogen
oksida, ozon
Bahan
korosif gas
Bahaya zat korosif dapat dihindari dengan menghindarkan
kontak dengan tubuh, alat proteksi perlu digunakan adalah sarung
tangan, kacamata pelindung, pelindung muka. Pertolongan pertama selalu
dilakukan dengan mencuci bagian yang terkena dengan air yang cukup
banyak sebelum dibawa ke dokter.
Syarat penyimpanan :
 Ruangan dingin dan berventilasi
 Wadah tertutup dan beretiket
 Dipisahkan dari zat-zat beracun
C. Bahan Kimia Mudah Terbakar
Bahan kimia mudah terbakar merupakan bahan kimia yang mudah
bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran. Reaksi
kebakaran yang sangat cepat sehingga dapat menimbulkan ledakan.
Berdasarkan teori segitiga api, kebakaran dapat terjadi apabila tiga gaktor
yaitu A (bahan mudah terbakar), P (panas atau energi cukup) dan I
(oksigen yang cukup) berada bersamaan. Dalam laboratorium, oksigen
tidak dapat ditiadakan. Untuk menghindarkan kebakaran adalah mencegah
adanya pertemuan antara panas atau sumber penyalaan dan bahan mudah
terbakar. Sumber penyalaan dapat berasal dari api terbuka, logam
bersuhu tinggi(permukaan pemanas), reaksi eksotermis dan loncatan
listrik.
Contoh bahan kimia mudah terbakar
FASA
CONTOH
Padat
Cair
Gas
belerang, fosfor, kertas, hibrida logam, kapas
eter, alkhohol, aseton, benzena, hexana, dll
hidrogen, asetilen, etilen oksida
Urutan tindakan–tindakan yang harus di lakukan bila terjadi
kebakaran di laboratorium:
 Menolong korban
 Luka bakarnya kecil, dibasahi air mengalir
 Rambut atau pakaian korban terbakar, jangan berlarian tetapi bergulir
dilantai atau ditutup handuk basah akan lebih baik lagi memakai selimut
kebakaran.
 Luka bakar sebaiknya minta diobati oleh tenaga medis.
 Melaporkan terjadinya kebakaran
 Mahasiswa lapor kepada pemimpin praktikum
 Kebakaran besar panggil barisan pemadam kebakaran
 Batasi Lingkup kebakaran
 Tutup keran gas
 Matikan saklar listrik utama
 Singkirkan bahan
 Bahan mudah terbakar
 Kebakaran di ruang asam, matikan motor ruang asam

Memadamkan kebakaran dengan pemadam kebakaran (kebakaran skala
kecil)
Syarat penyimpanan:
 Temperatur dingin dan berventilasi,
 Tersedia alat pemadam kebakaran,
 Jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara
rokok.
D. Bahan Kimia Peledak
Bahan kimia peledak merupakan suatu zat padat atau cair atau campuran
keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam
jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga dapat
menimbulkan kerusakan disekelilingnya. Zat eksplosif sangat peka terhadap
panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau tumbukan), ada yang dibuat
sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak seperti trinitrotoluene
(TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat (NH4NO3). Ada dua jenis ledakan
yaitu ledakan fisika dan ledakan kimia. Ledakan fisika misalnya
meledaknya bejana tertutup berisi gas bertekanan tinggi. Ledakan kimia
diakibatkan oleh reaksi eksotermis yang amat cepat menghasilkan panas
dan gas dalam jumlah besar.
Contoh bahan kimia peledak
INDUSTRI
BAHAN YANG DI PRODUKLSI
Peledak
Amunisi
Gas industri
Mercon
Korek api
Zat warna
NH4NO3, TNT
Campuran
Asetilen, H2, O2
NaNO3, KClO3, karbon
KClO3, belerang
Azo dan diazo
Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan sebagai pencegahan
terjadinya ledakan :
 Pengendalian suhu (pendinginan)
 Menambahkan jumlah zat dengan benar
 Mencegah zat-zat yang mempercepat berlangsungnya reaksi secara katalis
 Menggunakan sarana pelindung wajah
Syarat penyimpanan:



Ruangan dingin dan berventilasi
Jauhkan dari panas dan api
Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis
E. Bahan Kimia Oksidator
Bahan kimia oksidator merupakan suatu bahan kimia yang mungkin tidak
mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan
kebakaran bahan-bahan lainnya. Bahan kimia ini dapat menghasilkan
oksigen dalam penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain. Bahan
tersebut bersifat reaktif dan eksplosif serta sering menimbulkan kebakaran.
Contoh bahan kimia oksidator
BAHAN
CONTOH
Oksidator anorganik
MnO4, perklorat, bikromat, hidrogen
peroksida, peiodat, persulfat
Benzil peroksida, asetil peroksida, eter oksida,
asam perasetat
Oksidator organik




Penanganan peledakan peroksida tersembunyi perlu dilakukan sbb:
Uji KI keberadaan peroksida dalam pelarut
Menyimpan pelarut dalam botol coklat
Tidak menyimpan sisa-sisa pelarut
Memakai pelindung muka.
Syarat penyimpanan :
 Temperatur ruangan dingin dan berventilasi
 Jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara
rokok
 Jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor
F. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air
Bahan kima ini sangat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan
panas dan gas yang mudah terbakar.
Contoh bahan kimia reaktif terhadap air
JENIS BAHAN
CONTOH
Golongan alkali
Logam halida anhidrat
Logam oksida anhidrat
Oksida non logam halida
Na, K
Alumunium tri bromida
CaO
Sulfuril klorida
Karena itu bahan-bahan kimia tersebut harus dijauhkan dari air dan
disimpan diruangan kering.
Syarat penyimpanan :
 Temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi
 Jauh dari sumber nyala api atau panas
 Bangunan kedap air
 Disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, dry powder)
G. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam
Bahan kimia ini sangat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas
dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif.
Umumnya bahan–bahan yang reaktif terhadap air juga reaktif terhadap asam.
Contoh : K, N, Ca, Kalium klorat ( KClO3 ), Kalium permanganat, Kromat
(Cr2O3) amat reaktif terhadap asam sulfat dan asam asetat. Zat yang
menghasilkan gas beracun adalah NaCN atau KCN. Demikian pula Cu,
Zn dan Al reaktif terhadap asam nitrat menghasilkan gas beracun NO2.
Penanganan terhadap bahan-bahan ini adalah dengan cara menjauhkan dari
bahan-bahan yang bersifat asam.
Syarat penyimpanan:
 Ruangan dingin dan berventilasi
 Jauhkan dari sumber api, panas, dan asam
 Ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk
kantong-kantong hidrogen
 Disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian
kerja.
H. Gas Bertekanan
Gas bertekanan ini merupakan gas yang disimpan dibawah tekanan, baik
gas yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut
dibawah tekanan. Gas-gas tersebut dapat disimpan dalam silinder dalam
bentuk gas tekan seperti udara, cair dan terlarut.
Contoh gas bertekanan
GAS
BAHAYA
Asetilen
Amoniak
Etilen oksida
Hidrogen
Nitrogen
Mudah terbakar, aspiksian
Beracun
Beracun, mudah terbakar
Mudah terbakar, aspiksian
Aspiksian
Klor
Vinil klorida
Beracun, korosif
Beracun, mudah terbakar
Bahaya gas-gas bertekanan tersebut selain beracun, korosif dan mudah
terbakar juga bahaya mekanik. Karena itu selinder gas tersebut harus
disimpan di tempat yang tidak kena panas, terikat dan bebas dari kebocoran
kran. Selain itu penempatan tabung-tabung gasi ini harus diberikan simbolsimbol keamanan.
Syarat penyimpanan:
 Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
 Ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
 Jauh dari api dan panas
 Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub
I. Bahan Kimia Radioaktif
Bahan kimia radioaktif merupakan bahan kimia yang mempunyai
kemampuan memancarkan sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih besar
dari 0,002 microcurie/gram. Bahan kimia ini mampu memancarkan sinar
alfa, beta dan gama. Banyak dipakai untuk bahan sintetis atau analisis.
Penanganan bahaya dari zat ini ialah dengan cara melindungi diri
dengan panahan timbal, menjauhkan diri dari sumber radiasi.
Pada dasarnya teknik penanganan bahan kimia sangat mutlak diperlukan di
suaatu Laboratorium Kimia. Selain penanganan untuk bahan – bahan kimia yang
belum dipergunakan, maka penanganan untuk proses pembuangan limbah
laboratorium juga tak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Secara umum, metoda
pembuangan limbah laboratorium terbagi atas empat metoda.
a. Pembuangan langsung dari laboratorium.
Metoda pembuangan langsung ini dapat diterapkan untuk bahan-bahan
kimia yang dapat larut dalam air. Bahan-bahan kimia yang dapat larut dalamj
air dibuang langsung melalui bak pembuangan limbah laboratorium. Untuk
bahan kimia sisa yang mengandung asam atau basa harus dilakukan
penetralan, selanjutnya baru bisa dibuang. Untuk bahan kimia sisa yang
mengandung logam-logam berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan
sebagainya, endapannya harus dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian
cairannya dinetralkan dan dibuang.
b. Pembakaran terbuka.
Metoda pembakaran terbuka dapat dterapkan untuk bahan-bahan organik
yang kadar racunnya rendah dan tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik
tersebut dibakar ditempat yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk.
c. Pembakaran dalam insenerator.
Metoda pembakaran dalam insenerator dapat diterapkan untuk bahanbahan toksik yang jika dibakar ditempat terbuka akan menghasilkan senyawasenyawa yang bersifat toksik.
d. Dikubur didalam tanah
Dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke badan air. Metoda
ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan beracun.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perlunya pengetahuan tentang faktor kimia beserta klasifikasinya menjadi
sangat penting mengingat banyak terjadi kecelakaan industri khususnya yang
menggunakan bahan kimia berbahaya dan beracun. Dengan pengetahuan dan
pemahaman terhadap faktor kimia secara keseluruhan, diharapkan kita dapat
meredam laju kecelakaan kerja khususnya dari faktor kimia di tempat kerja dan
laboratorium.
Download