ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN: Metode Kajian

advertisement
ANALISIS RISIKO
KESEHATAN LINGKUNGAN:
Metode Kajian Aspek-Aspek
Kesmas dalam Studi Amdal
Abdur Rahman
[email protected]
Departemen Kesehatan
Lingkungan FKMUI, 2015
FAI 20, PPSML UI,
18 Desember 2015
Dagian Pertama
DASAR HUKUM
Peraturan Per-UU-an Amdal

UU No. 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup:


Potensi dampak lingkungan yang merugikan
dan upaya-upaya pengendaliannya tercakup
dalam ketentuan pasal-pasal analisis
mengenai dampak lingkungan (Amdal);
Amdal merupakan salah satu instrumen
pengendalian dampak lingkungan.

UU No. 32/2009 Bab V Pengendalian, Pasal 14:
Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup terdiri atas:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
KLHS;
tata ruang;
baku mutu lingkungan hidup;
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup;
amdal;
UKL-UPL;
perizinan;
instrumen ekonomi lingkungan hidup;
peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;
anggaran berbasis lingkungan hidup;
analisis risiko lingkungan hidup;
audit lingkungan hidup; dan
instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau
perkembangan ilmu pengetahuan.

UU No. 32/2009 Bab V Pasal 22

Ayat (1):
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting
terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal.

Ayat (2):
Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria:
a. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
rencana usaha dan/atau kegiatan;
b. luas wilayah penyebaran dampak;
c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
d. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan
terkena dampak;
e. sifat kumulatif dampak;
f. berbalik atau tidak berbaliknya dampak dan/atau
g. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Aspek Kesmas dalam Amdal
PP No. 27/1999 ttg Amdal (menggantikan
PP No. 51/1993);
 Peraturan Men LH No. 08/2006 tttg
Pedoman Penyusunan Amdal
(menggantikan Kpts Meneg LH No. KEP14/MENLH/3/1994 & mencabut Kpts
Kepala Bapedal No. 09/2000);
 Kpts Kepala Bapedal No Kep-124/
12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek
Kesmas dalam Penyusunan Amdal;

 Kepmenkes
No. 875/Menkes/SK/
VIII/2001 ttg Penyusunan Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
 Kepmenkes No
876/Menkes/SK/VIII/2001 ttg Pedoman
Teknis Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan (ADKL).
ADKL Menurut Kepmenkes 876/2001
Model kajian dampak lingkungan terhadap
kesehatan dalam Amdal dengan
pendekatan ARKL;
 Bertujuan untuk mengenal, memahami &
meramalkan kondisi & karakteristik
lingkungan yang berpotensi menimbulkan
risiko kesehatan;
 Dasar penyusunan atau pengembangan
pengelolaan & pemantauan risiko.

Beberapa Keterbatasan
‘Pedoman Teknis ADKL’
1.
2.
Belum betul-betul ‘teknis’ & tidak disertai
‘Petunjuk Teknis’ yang lebih operasional;
Tidak ada rujukan (referensi) & contoh:



Menyusun proposal, termasuk protokol,
instrumen pengumpul data & informasi
Melaksanakan kajian
Mengolah, menganalisis, menampilkan &
menginterpretasi data & informasi hasil
kajian
3.
4.
5.
Risiko hanya mencakup “angka
kesakitan dan angka kematian” (Lamp I
bag III angka 3); sehingga:
Karakteristik risiko (menurut metode
ARKL) bukan wilayah kajian ADKL;
Risiko kesehatan akibat pajanan bahaya
lingkungan tidak disebutkan sebagai
bagian kesmas dalam UKL dan UPL
(Lamp III Bab III angka 4);

Langkah-langkah Operasional ADKL
(Lamp II bagian III) hanya ‘memprakirakan
dampak kesehatan masyarakat’ (Langkah
5) dan ‘pengelolaan risiko’ (Langkah 7);
tetapi

Langkah-langkah analisis risikonya tidak
disebutkan dan diuraikan; sedangkan

‘Perkiraan Dampak’ (bag XVII) adalah evaluasi
toksikologi, evaluasi data outcome kesehatan,
dan evaluasi kepedulian kesmas, yang
rinciannya:
“Data outcome kesehatan yang ada baik yang
logis (secara profesional diketahui berhubungan
dengan pemajanan di lokasi) dan outcome yang
menjadi kepedulian masyarakat hendaknya
dinilai dengan setepat-tepatnya. Pertama
hendaknya diidentifikasi outcome kesehatan
yang logis menggunakan informasi toksikologi
dan lingkungan yang ada serta penerapan
kriteria-kriteria tertentu.”


Maka, dampak disamakan dengan risiko;
Terjadi kesalahfahaman:






Risiko pasti terjadi & dapat dihilangkan 100%;
Baku Mutu & pedoman merupakan batas mutlak
pajanan aman & tidak aman;
Baku Mutu & pedoman dari negara maju/ badan
dunia dianggap paling baik;
Kuantitas toksisitas = besaran fisis;
Biomarker pemajanan = Biomarker efek;
Biomarker pemajanan digunakan untuk konfirmasi
EFEK kesehatan oleh lingkungan.
Perbaikan Teknis ADKL
‘Pedoman Teknis’ Kepmenkes 876/2001
kemudian dilengkapi dengan ‘Pedoman
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan’;
 Naskah ‘Pedoman Analisis Risiko
Kesehatan Lingkungan , khususnya Bab
III tentang Metode, selesai Mei 2005 tetapi
baru dicetak 2012.

Beberapa Pertanyaan Kritis Tentang Bahaya
Lingkungan & Risiko (Ruang Lingkup ARKL)
1. Berapa besar risiko kesehatan terjadi
akibat pajanan bahaya lingkungan?
2. Apakah risiko kesehatan dapat
dihilangkan atau dikendalikan?
3. Apakah perangkat hukum & teknologi
dapat melindungi penyandang risiko dari
efek-efek yang merugikan kesehatan?
Bagian Kedua
PRINSIP DASAR, KONSEP &
DEFINISI ARKL
Risiko (Risk)
“The probability of an adverse effect in an
organism, system, or (sub)population
caused under specified circumstances by
exposure to an agent” (IPCS 2004).
Kebolehjadian dampak yang merugikan
kesehatan pada suatu organisme, sistem,
atau (sub)populasi yang disebabkan oleh
pajanan suatu agen dalam jumlah dan
dengan jalur pajanan tertentu.
Bahaya Lingkungan
(Environmental Hazard)

Segala zat, organisme atau energi yang
mempunyai kapasitas atau potensi
menimbulkan cedera, sakit atau mati

Cedera, sakit atau mati tidak akan terjadi
akibat bahaya lingkungan, kecuali
kondisi-kondisi tertentu yang spesifik
terpenuhi
Bahaya adalah sumber risiko tetapi bukan
risiko itu sendiri

Bahaya Lingkungan
(physical & social environmental factors)





Zat kimia toksik
Energi radiasi dan gelombang
elektromagnetik
Organisme patogen
Perilaku hidup tidak sehat dan tidak bersih
Faktor-faktor non fisik lingkungan (sosial)
Dua Model Kajian
Dampak Kesehatan (Akibat) Lingkungan

Studi Epidemiologi:





Bersifat kilas balik
Berdasarkan kasus
Dari & untuk populasi ybs
Tidak mencakup manajemen risiko
Analisis Risiko:




Bersifat prediktif (kilas depan)
Berdasarkan dosis-respon
Dapat diekstrapolasi ke populasi lain
Basis ilmiah untuk manajemen & komunikasi risiko
Karakteristik Epid KL dan ARKL
ARKL
Epid KL
Pajanan risk agent kuantitatif,
dinyatakan sebagai asupan (intake)
Pajanan risk agent kategori kualitatif,
tidak harus sebagai asupan (intake)
Membutuhkan konsentrasi risk agent,
antropometri & pola aktivitas
Membutuhkan konsentrasi risk
agent, tapi antropometri & pola
aktivitas bukan keharusan
Risiko karsinogenik & nonkarsinogenik
dibedakan
Risiko karsinogenik &
nonkarsinogenik tidak dibedakan
Tidak menguji hubungan/pengaruh
lingkungan terhadap kesehatan
Menguji hubungan/pengaruh
lingkungan terhadap kesehatan
Risiko dinyatakan sebagai added risk
Risiko dinyatakan sebagai
(RQ & ECR: absolute/additive, excess) perbandingan relatif: RR, OR, SMR
Kuantitas risiko digunakan untuk
manajemen & komunikasi risiko
Manajemen & komunikasi risiko
bukan bagian integral Epid KL
Kontribusi Studi Epidemiologi

Sumber data penting untuk analisis dosisrespon, dengan 3 kemungkinan:
Dapat digunakan untuk mengekstrapolasi
dosis-respon secara langsung ;
 Tidak cukup kuat untuk mengekstrapolasi
dosis-respon secara langsung, tetapi
berguna untuk mengevaluasi
kemasukakalan (plausibility) estimasi risiko
dari hewan uji;
 Hanya berguna untuk identifikasi bahaya,
bukan untuk analisis dosis-respon.



Studi epidemiologi merupakan salah satu
sumber data untuk analisis pemajanan;
Ukuran-ukuran epidemiologi dapat menjadi
dasar untuk memantau estimasi risiko di
dalam suatu populasi.
Gabungan Epidemiologi & ARKL:
PUBLIC HEALTH ASSESSMENT
Evaluation of data & information on the release
of hazardous substances into the environment
in order to assess any [past], current, or future
impact on public health, develop health
advisories and other recommendations, and
identify studies or actions needed to evaluate
and mitigate or prevent human health effects
(ATSDR 2005).
Pengembangan PHA 2005
PHA dikembangkan menjadi Public Health
Risk Assessment (PHRA) atau Analisis
Risiko Kesehatan Masyarakat (ARKM);
 ARKM menggabungkan PHA (ATSDR
2005), Type-1 Health Study (ATSDR
1996), Analisis Risiko Kesehatan
Lingkungan (ARKL) menurut Risk Analysis
Paradigm (NRC 1983), WHO Regional
Eropa (2000)

Decision Logic Epidemiologi vs
ARKL (ATSDR 2005)
•Tipe, media, konsentrasi risk
agents (polutan)
Kategori 1:
Pajanan manusia
pada tingkat yang
harus dipedulikan
terdokumentasi
•Jalur pajanan
•Populasi berisiko
Kategori 2:
Pajanan manusia
pada tingkat yang
harus dipedulikan
belum cukup
terdokumentasi
Kategori 1a:
Dosis-respon risk
agents telah
tersedia
ARKL
Kategori 1b :
Dosis-respons risk
agents belum
tersedia
Epid
KL
• Penyelidikan efek biologis
kesehatan yang masuk akal
• Penyelidikan pajanan (sumber yang lalu & sekarang,
produksi & pelepasan)
Alur Epidemiologi ke ARKL
STUDI EPIDEMIOLOGI
ANALISIS RISIKO
Pajanan
(inhalasi,
ingesi,
absorbsi)
Penyakit
Berbasis
Lingkungan
Risk Agent,
Media
Lingkungan
& PHBS
Karakterisasi
Risiko
(RQ, ECR)
DosisRespons
(RfD, SF)
Manajemen
Risiko
(CDI, LADD,
C, t, f, D,
ECR)
Komunikasi
Risiko
(PHBS)
Pengertian ARKL (EHRA)
Karakterisasi efek-efek pajanan bahaya
lingkungan yang berpotensi merugikan
kesehatan manusia (NRC, 1983);
 Proses penilaian bersama ilmuwan dan
birokrat untuk memprakirakan peningkatan
risiko gangguan kesehatan pada manusia
yang terpajan oleh zat-zat toksik (EPA,
1991);




Evaluasi ilmiah dampak kesehatan potensial
yang dapat terjadi karena pajanan zat tertentu
atau campurannya pada kondisi spesifik (US-EPA
1998);
Kerangka ilmiah untuk memecahkan
permasalahan lingkungan & kesehatan (Louvar
& Louvar 1998);
Salah satu alat pengelolaan risiko yang
digunakan Risk Manager untuk melindungi
kesehatan masyarakat;

“The process of estimating the probability
of occurrence of an undesirable event and
the magnitude of its consequences over a
specified time period “;
Proses prakiraan risiko pada suatu
organisme, sistem atau (sub)populasi
sasaran, dengan segala ketidakpastian
yang menyertainya, setelah terpajan oleh
agen tertentu, dengan memperhatikan
karakteristik agen dan sasaran yang
spesifik (WHO 2009).
RISK ANALYSIS PARADIGM (NRC, 1983)
Research
Laboratory
Field
Clinical
Occupational
Epidemiological
Toxicity
mechanism
Methods
development &
validation
Species & dose
extrapolations
Field
measurement &
observation
Environmental
fate & transport
modeling
Risk Assessment
Risk Management
Hazard
Identification
What agent
(chemical, physical, biological)
are potentially
harmful?
Regulatory
options
development
Dose-Response
Assessment
Risk
Characterization
How does is
related to
adverse effects?
What effects are
likely on exposed
populations?
Exposure
Assessment
Who is, or will
be, exposed to
what, when,
where, & for
how long?
Economics,
socials, political
& technical
considerations
Goalss,
Decisions, and
Actions
EHRA Outcomes (Luaran ARKL)
1. Quantitative risk estimates as Risk
Quotient (RQ) and Excess Cancer Risk
(ECR);
2. Safe and unsafe dose or concentration of
risk agents and activity patterns of
population at risk;
3. Safe & unsafe zones or sites of impacted
areas by risk agents, RQ or ECR, &
population at risk;
EHRA Outcomes (cont)
4. Management options’ formula based on
best-worst exposure factor scenarios;
5. Environmental health surveillance and
monitoring & evaluation models;
Bagian Ketiga
METODE, TEKNIK & PROSEDUR
ARKL dalam ARKM
Langkah Formal ARKL




Melibatkan proses banyak langkah
(multi-step) yang sangat terperinci;
Studi-studi analitik yang melibatkan
banyak data statistik;
Mengumpulkan informasi tentang
aktivitas di suatu lokasi tentang
keberadaan agen risiko (yang
bersumber) lingkungan);
Melengkapi environmental health
risk inventory (data tentang risiko
kesehatan lingkungan).
Metode ARKM
Dua komponen komplementer ARKM:
 EVALUASI PAJANAN
 EVALUASI EFEK KESEHATAN
 Evaluasi Pajanan dilakukan dengan
metode ARKL;
 Evaluasi Efek Kesehatan dilakukan
dengan studi epidemiologi

Evaluasi Pajanan

Menelaah data lingkungan untuk
mengetahui:



Berapa besar kontaminasi terjadi pada suatu
area
Di mana (dalam media lingkungan apa)
kontaminan itu berada; dan
Bagaimana penduduk kontak dengan
kontaminan tersebut.

Data lingkungan mungkin:



telah tersedia dalam laporan-laporan
monitoring dan evaluasi berkala
belum ada sehingga harus dikumpulkan
langsung dari lapangan
Jika hasil evaluasi pemajanan
menunjukkan bahwa penduduk telah atau
mungkin akan kontak dengan kontaminan,
apakah kontak tersebut berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan?
Tingkat Kontaminasi: Screening Tool
Konsentrasi & tingkat kontaminasi (TK) mineral air geotermal
Baturaden, Purwokerto, 7 Desember 2015
TK Cr
S2-,
mg/L
TK S2-
0
-
0,001
5
0,9
0,01
0,2
0,005
2,5
0,07
0,7
0,09
1,8
0,007
3,5
3
0,04
0,4
Tdu
-
0,002
1
0,1
1
0
-
Tdu
-
0,004
2
0,1
0,25
0,01
0,03
tdu
-
0,003
Tda
Titik
sampling
Mn,
mg/L
TK Mn
Fe,
mg/L
TK Fe
Cr,
mg/L
Pancuran 7
(AB)
0,4
4
1,58
15,8
Air terjun
(AB)
0.\,3
3
0,09
Air parit
(AB)
0,4
4
Mesjid (AB)
0,3
Rumah RW
(AB)
Rumah RW
(AB)
Potensi gangguan kesehatan dihitung
dengan Estimasi Risiko;
 Estimasi Risiko dihitung dari besar asupan
harian kronik dan toksisitas kontaminan;
 Besar asupan harian kronik dibedakan
atas:



Chronic Daily Intake (CDI, nonkarsinogen)
Lifetime Average Daily Dose (LADD,
karsinogen)
Perhitungan Asupan (CDI & LADD):
C  R  tE  f E  DE
CDI atau LADD 
WB  tavg
CDI atau LADD = intake (asupan), jumlah risk agent yang
diterima individu per berat badan per hari (mg/kg/hari)
C=
konsentrasi risk agent, mg/M3 (udara), mg/L (air minum), mg/kg
(makanan)
R=
laju (rate) asupan, 20 M3/hari (udara), 2 L/hari (air minum?)
tE =
waktu pajanan harian, jam/hari
fE =
frekuensi pajanan tahunan, hari/tahun
Dt =
durasi pajanan, real time atau 30 tahun proyeksi
Wb =
berat badan, kg
tavg =
perioda waktu rata-rata, 30 tahun  365 hari/tahun (non
karsinogen) atau 70 tahun  365 hari/tahun (karsinogen)
US-EPA Default Exposure Factors
Land Use
Exposure
Pathway
Exposure
Frequency
Exposure
Duration
Body Weight
Residensial
Air Minum
2 L (dewasa)
1 L (anak)
350 hari/tahun
30 tahun
70 kg (dewasa)
Tanah &
debu
350 hari/tahun
6 tahun
24 tahun
15 kg (anak)
70 kg (dewasa)
Inhalasi
kontaminan
200 mg (anak)
100 mg (dewasa)
20 M3 (dewasa)
12 M3 (anak)
350 hari/tahun
30 tahun
70 kg (dewasa)
Air minum
1L
250 hari/tahun
25 tahun
70 kg (dewasa)
Tanah &
debu
50 mg
Inhalasi
20 M3 (hari kerja)
Pertanian
Konsumsi
tanaman
42 g (bebuahan)
80 g (sayuran)
350 hari/tahun
30 tahun
70 kg (dewasa)
Rekreasi
Konsumsi
ikan lokal
54 g
350 hari/tahun
30 tahun
70 kg (dewasa)
Industri &
Komersial
Daily Intake
Variabel Perhitungan Asupan
Jalur Pajanan
Variabel
Inhalasi (udara)
C (mg/M3), R (M3/jam),
tE (jam/hari), fE (hari/tahun),
Dt (tahun), Wb (kg)
Inggesi (air minuman/
makanan)
C (mg/L), fE (hari/tahun),
Dt (tahun), Wb (kg)
Absorbsi (kontak kulit/
permukaan tubuh)
C (mg/L), tE (jam/hari),
fE (hari/tahun), Dt (tahun),
Wb (kg)
Karakterisasi/Estimasi Risiko

Risiko nonkarsinogenik dinyatakan sebagai Risk
Qoutient (RQ), dihitung membagi asupan (CDI)
dengan dosis referensi (RfD atau RfC):
CDI
RQ 
RfD atau RfC

Risiko karsinogenik dinyatakan sebagai Excess
Cancer Risk (ECR), dihitung dengan mengalikan
asupan (LADD) dengan CSF:
ECR = Ik (mg/kg/hari) x CSF (mg/kg/hari)1
Analisis Dosis-Respon


Menetapkan kuantitas toksisitas risk agent
untuk setiap spesi kimianya
Toksisitas dinyatakan sebagai:
•
Dosis referensi (RfD atau RfC) untuk efek-efek
nonkarsinogenik
NOAEL atau LOAEL
RfD atau RfC 
(UF1  UF2  UF3  UF4  MF )
•
Cancer Slope Factor (CSF) untuk efek-efek
karsinogenik
Respon
Kurva Teoretis Dosis-Respon Efek
Nonkarsinogenik
LOAEL
NOAEL
Dosis
NOAEL & LOAEL

No Observed Adverse Effect Level: dosis
tertinggi toksisitas kronik yang secara
statistik atau biologik tidak
memperlihatkan efek merugikan;

Lowest Observed Adverse Effect Level:
dosis terendah toksisitas kronik yang
secara statistik atau biologik
memperlihatkan efek merugikan;
RfD atau RfC
RfD atau RfC = human dose, NOAEL atau
LOAEL = experimental dose;
 RfD atau RfC: Estimasi dosis pajanan

harian yang diperkirakan tidak
menimbulkan efek merugikan kesehatan
meskipun pajanan berlanjut itu terjadi
sepanjang hayat.
Uncertainty Factor (UF)

Faktor-faktor kelipatan 10 untuk
menurunkan RfD dari data eksperimen
hewan uji atau studi epidemiologi

Digunakan untuk menampung
ketidakpastian:
UF1 = 1-10 untuk variasi sensitivitas manusia;
UF2 = 1-10 untuk ekstrapolasi hewan ke manusia
UF3 = 1-10 untuk NOAEL uji subkronik (bukan kronik)
UF4 = 1-10 bila digunakan LOAEL (bukan NOAEL)
Modifying Factor (MF)


Faktor yang digunakan untuk menurunkan RfD
dari data eksperimen hewan uji atau studi
epidemiologi, dengan nilai numerik 0<MF<10
Menggambarkan ketidakpastian ilmiah yang
tidak tertampung dalam UF (misal, ketidaklengkapan data dasar dan spesies hewan uji)

Nilainya ditetapkan dengan professional

Nilai default MF = 1
judgment
Contoh Pernyataan Dosis-Respon
Risk
Agent
RfD a’ RfC
CSF
(mg/kg/hari)
(mg/kg/hari)-1
As
3E-4
1,5E+0
Cd
5E-4
–
Efek Kritis & Sumber Data
Hiperpigmentasi, keratosis, & kemungkinan
komplikasi vaskular pajanan oral manusia
(Tseng 1977; Tseng et al 1968)
Proteinurea pajanan kronik pada manusia
(US-EPA 1985)
Bioassay air minum 1 tahun pada tikus
Cr6+
3E-3
–
MeHg
1E-4
–
CHBr3
2E-2
7,9E-3
(McKenzie at al 1958) dan air minum
penduduk Jinzhou (Zhang & Li 1987)
Epidemiologi kelainan neuro psikologis
perkembangan (Granjean et al 1997; BudzJergensen et al 1999)
Lesi hepatik gavage bioassay pada tikus (NTP
1989)
r
d
Kurva Teoretis Dosis-Respon Karsinogenik
Respon
SLOPE FACTOR 
a
b
c
r
Dosis
d
SLOPE FACTOR 
r
d
Ekstrapolasi linier
(linearized model)
Evaluasi Efek Kesehatan
Menggunakan efek-efek kritis NOAEL,
LOAEL, atau BMD agen risiko yang
digunakan untuk menurunkan/
menetapkan RfD atau RfC;
 Krireria penilaian (assessment criteria):
efek dengan nilai UF x MF < 3000;
 Diamati dengan survei epidemiologi pada
populasi yang terpajan secara kronikl (>1
tahun atau 10% lifetime);

Contoh Efek Kritis
Kemungkinan indikasi efek kesehatan
pada populasi dapat diperkirakan menurut
waktu pajanan dan tingkat kontaminasi,
spasial atau temporal;
 Konsentrasi yang sama agen risko dalam
media lingkungan belum tentu
menghasilkan risiko yang sama karena
faktor-faktor pemajanan antropometri yang
berbeda

Bagian Keempat
CONTOH APLIKASI
Contoh 1: Analisis & Manajemen Risiko
Arsen di Desa Buyat, Sulawesi Utara


Konsentrasi As dalam air sumur 0,04-0,1 mg/L (BTKL
Manado 2005)
Estimasi risiko dengan konsentrasi As maksimum (0,1
mg/L)
(1) Perhitungan asupan:
0,1 mg/L  2 L/hari  350 hari/tahun  30 tahun
CDI 
 3,49 E  3 mg/kg/hari
55 kg  365 hari/tahun  30 tahun
0,1 mg/L  2 L/hari  350 hari/tahun  30 tahun
LADD 
 1,49 E - 3 mg/kg/hari
55 kg  365 hari/tahun  70 tahun
(2) Estimasi risiko:
0,00349 mg/kg/hari
RQ 
 11,63
0,0003 mg/kg/hari
ECR = 1,49103 mg/kg/hari  1,5 (mg/kg/hari) = 2,23E-3
Interpretasi:
Air sumur yang mengandung As 0,1 mg/L sangat
tidak aman (nonkarsinogenik & Karsinogenik) bila
diminum 2 L/hari selama 350 hari/tahun dalam
jangka waktu 30 tahun oleh orang dengan berat
badan 55 kg atau kurang.
Cara Mengamankan Risiko As?
1.
2.
3.
Turunkan konsentrasi As, bila pola dan
waktu konsumsi tidak berubah;
Kurangi waktu kontak, bila konsentrasi
As dan pola konsumsi tidak berubah;
Kurangi pola konsumsi, bila konsentrasi
As dan waktu konsumsi tidak berubah
Menurunkan [As] Bila RCS <100%
(Health Advisories)
Memakai RfD sebagai dosis harian aman;
 Air minum bukan satu-satu sumber, RCS paling
banyak 80% (EPA 1990);
 Perhitungan:

0,0003 mg/kg/hari  55 kg
DWEL 
 0,00715 mg/L
2 L/hari
MCLG = 0,80,00715 mg/L = 0,0057 mg/L  0,006 mg/L
C
RfD  WB  t avg
R  f E  Dt
Menurunkan [As] Bila RCS 100%

Prinsip: CDI = RfD, sehingga:

Maka:
Mengurangi Laju Konsumsi

Persamaan untuk konsentrasi As dan waktu
konsumsi tidak tetap:

Perhitungan:
Strategi Survey Epidemiologi
Batas aman menurut durasi pajanan dapat menentukan kapan
gejala gangguan As (maksimum) bisa ditemukan;
 Durasi dihitung dengan mengganti CDI dengan RfD:

Interpretasi:
Efek toksik As diramalkan dapat ditemukan pada orang dewasa 55
kg yang telah mengonsumsi air minum mengandung As 0,1 mg/L
selama >3 tahun dengan laju konsumsi 2 L/hari selama 350
hari/tahun secara terus menerus.
I SO 2
Contoh 2: Perhitungan Intake NO2 dan
RQ (data dari Tabel 1)
NO2= 49,7 g/M3 (arithmetic mean); RfC-NO2 = 0,02
mg/kg/hari (US-EPA, 1990)
mg
M3
jam
hari
0,0497 3  0,83
 14
 350
 14 tahun
M
jam
hari
tahun
CDI 
 0,0057 mg/kg/hari
hari
45 kg  30 tahun  365
tahun
0,0057
RQ 
 0,285
0,02
Karena RQ<1, pajanan 49,7 g NO2 /M3 udara selama 14
tahun untuk orang dengan berat badan 45 kg diprediksi aman
bagi kesehatan, jika pola pajanannya 14 jam per hari selama
350 hari per tahun.
Contoh Tabel Faktor Pemajanan
Antropometri & Pola Aktivitas
Tabel 1. Antropometri Pedagang Kaki Lima (R = 0,83 M3/jam) di
Terminal Terboyo, Semarang, 2003, untuk menghitung intake
inhalasi SO2 (35,6 g/M3), NO2 (49,7 g/M3), TSP (322,6 g/M3)
dan Pb (0,04 g/M3).
No.
Resp
Lama Pajanan
(tE) jam/hari
Frek. Pajanan
(fE) hari/tahun
Lama Mukim
(Dt) tahun
Berat Badan
(Wb) kg
1
10
350
14
73
2
14
350
14
45
3
19
350
14
56
4
8
350
15
85
5
14
350
8
62
dst
Problematika
Lingkungan Berisiko
Kesehatan, Penyakit
Berbasis
Lingkungan, Epid
KL, Toksikologi
Lingkungan
Pemahaman Teoretis
Prinsip-Prinsip Dasar
ARKL
Seminar
Laporan Hasil
Studi ARKL
dan Sinopsis
Manajemen
dan
Komunikasi
Risiko
Kompetensi Asesor ARKL
(Pendidikan & Pelatihan)
Pemahaman Teoretis
Metoda Dasar ARKL
Penulisan
Laporan dan
Penyiapan
Seminar Hasil
Studi ARKL
Analisis DosisRespon, Jalur
Pemajanan dan
Karakterisasi
Risiko,
Manajemen dan
Komunikasi Risiko
Pemahaman
Metodologis &
Keterampilan Teknis
Aspek-Aspek
Statistik dalam
Rancangan &
Analisis Studi ARKL
Keterampilan Teknis
Aplikasi Prosedur
ARKL
Pengolahan dan
Analisis Data hasil
Survey dan
Pengukuran
Antropometri, Pola
Aktivitas dan Analisis
Kualitas Lingkungan
Keterampilan
Metodologis
Rancangan Studi
ARKL
Aplikasi Lapangan
Rancangan Studi
ARKL (Survey dan
Pengukuran
Antropometri, Pola
Aktivitas dan
Analisis Kualitas
Lingkungan
Uji hayati, epidemiologi (manusia &
molekuler), structure-reactivity relationship
Survai atau
default
Penilaian Toksisitas
Antropometri
(Ri, Wb)
Analisis
Kualitas
Lingkungan
RQ 
CDI
RfD
Konsentrasi
Lingkungan
(C)
NOAEL,
LOAEL, BMD
UF, MF
RQCDI
=
RfD
CDI/RfD
Asupan
(CDI)
RQ 
Aktivitas
(tE, fE, Dt)
RQ>1?
RfD
Tidak
Defisiensi?
Tidak
Survai/
default
Ya
Ya
Efek Kritis
Efek Kritis
NOAEL, LOAEL, BMD;
UF x MF<3000
RDA, ESSADI, AI, EAR
<NOAEL, LOAEL, BMD
Download