Uploaded by Rezkia Nadia Putri

MAKALAH TPP KLP 5 SUPLEMENTASI IODIUM

advertisement
Tugas Kelompok Teknologi Pengembangan Pangan
Materi Teknik Suplementasi
Peminatan Gizi Masyarakat
SUPLEMENTASI YODIUM
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Vania Amelia Widyadhana
25000117120029
2. Rezkia Nadia Putri
25000117140221
3. Qori Chairunisa Hapsari
25000117120055
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
Suplementasi Yodium
A. Latar Belakang
Iodium merupakan mikronutrien yang diperlukan oleh tubuh untuk
sintesis hormon tiroid. Dimana Hormon ini berperan penting dalam
metabolisme di dalam sel. Kekurangan iodium akan mengakibatkan apa
yang kita sebut dengan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI).
Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) adalah sekumpulan gejala
atau kelainan yang ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan iodium
secara terus – menerus dalam waktu yang lama yang berdampak pada
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup (manusia dan hewan).
Hasil Riskesdas tahun 2007, secara keseluruhan (perkotaan dan
pedesaan) rumah tangga yang mengonsumsi garam mengandung cukup
yodium mencapai 62,3%, yang mengonsumsi garam kurang mengandung
yodium sebesar 23,7% dan yang tidak mengandung yodium sebesar 14,0%.
Berkaitan dengan itu Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,
mengeluarkan Surat Edaran Nomor : JM.03.03/BV/2195/09 tertanggal 3
Juli 2009, mengenai Percepatan Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang
Yodium yang antara lain menginstruksikan kepada seluruh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota agar meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait
dalam peningkatan garam beryodium dan menghentikan suplementasi
kapsul minyak yodium pada sasaran (WUS, ibu hamil, ibu menyusui dan
anak SD/MI). Hal ini diperkuat dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 63 tahun 2010 tentang Pedoman Penanggulangan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium di Daerah.
Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 telah menetapkan 4 sasaran pembangunan
kesehatan yaitu meningkatkan umur harapan hidup dari 70,7 ( Proyeksi
BPS, 2008) menjadi 72, menurunkan angka kematian bayi dari 34 (SDKI,
2007) menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, menurunkan angka
kematian ibu dari (SDKI, 2007) menjadi 118 per 100 ribu kelahiran hidup
dan menurunkan gizi kurang (termasuk gizi buruk ) dari 18,4% (Riskesdas,
2007 ) menjadi kurang dari 15% dan menurunkan balita pendek dari 36,8%
( Riskesdas, 2007) menjadi kurang dari 32%.
Untuk mencapai sasaran RPJMN 2010 – 2014 Bidang Kesehatan,
Kementerian Kesehatan telah menetapkan RENSTRA Kementerian
Kesehatan 2010-2014, yang memuat indikator keluaran yang harus dicapai.
Salah satu dari 8 indikator keluaran di bidang Perbaikan Gizi yang harus
dicapai pada tahun 2014 yaitu 90 % rumah tangga mengonsumsi garam
beryodium dengan kadungan yodium cukup. Oleh karena itu program
penanggulangan GAKY difokuskan pada peningkatkan konsumsi garam
beryodium.
Pemerintah telah melakukan upaya penanggulangan GAKI melalui
dua cara, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek yaitu
dengan melakukan pemberian kapsul minyak beriodium kepada seluruh
wanita usia subur (termasuk ibu hamil dan ibu menyusui), serta anak
sekolah dasar di kecamatan - kecamatan endemis berat dan sedang. Upaya
jangka panjang yaitu penggunaan garam beryodium dalam makanan
seharihari oleh masyarakat.
B. Manfaat Yodium
Garam beryodium adalah garam yang didalamnya mengandung
kalium iodat. Garam yodium ini dibuat dari sumber yodium alam yaitu air
laut melalui proses. Sehingga di dalamnya terdapat kandungan yodium yang
baik untuk tubuh. Fungsi yodium yaitu sebagai bahan dasar untuk sintesis
hormon tiroid. Hormon tiroid sangat berpengaruh kepada banyak fungsi
tubuh dan sebagai hormon pertumbuhan (growth hormone) yaitu sebagai
pengatur metabolism umum, sistem cardiovaskuler, sistem pencernaan,
sistem otot, dan susunan saraf. Jumlah yodium yang berlebih dapat
disimpan di dalam tubuh dalam bentuk T3 dan T4. Jika tubuh mengalam
defisiensi yodium maka cadangan yang ada dalam tubuh akan dipakai.
Sehingga akan terjadi serta pengurangan produksi T4. Jumlah T4 yang
menurun dalam darah dapat memicu sekresi TSH yang kemudian
meningkatkan kerja kelenjar tiroid, dengan meningkatkan produksi sel-sel
kelenjar tiroid (hiperplasia tiroid). Hal inilah bentuk adaptasi tubuh secara
fisiologis terhadap defisiensi yodium kronik.
C. Cara Konsumsi
Penggunaan garam beryodium pada masyarakat tidaklah sulit
karena bisa digunakan secara praktis pada setiap makanan, dengan
menambahkan garam beryodium. Selain itu, kebutuhan yodium bisa didapat
dari berbagai sumber makanan laut seperti ikan, kerang, rumput laut, serta
makanan produk pertanian pada wilayah pegunungan dimana makanan
tersebut dihasilkan.
D. Teknik Suplementasi Yodium
Teknik suplementasi yodium ada beberapa cara. Antara lain,
pemberian kapsul yodium dan penggunaan garam beryodium. Yodium
merupakan salah satu mineral penting bagi pertumbuhan anak dan
perkembangan otaknya. Akibat kekurangan yodium yang paling banyak
dikenal adalah pembesaran kelenjar gondok dan kretin (kerdil). Namun
berdasarkan penelitian BPS tahun 2001 menunjukan bahwa yodium
merupakan penyebab utama keterbelakangan anak-anak di dunia. Anakanak yang menderita kekurangan yodium mempunyai IQ 13,5 poin lebih
rendah dibandingkan mereka yang cukup mendapat yodium.
Pada daerah endemik goiter (pembesaran kelenjar tiroid),
suplementasi yodium menggunakan kapsul minyak beryodium (IOC)
dilakukan sebagai tindakan jangka pendek, sementara untuk jangka panjang
belum ditemukan caranya. Pemberian kapsul yodium juga penting bagi
kelompok rentan yaitu ibu hamil, menyusui, WUS, dan anak di bawah 2
tahun, sesuai dengan rekomendasi WHO.
Sementara itu pada anak yang stunting, pemberian suplementasi
kapsul yodium 200 mg dapat meningkatkan pertumbuhan fisik, tidak
berpengaruh terhadap peningkatan IQ, namun berpengaruh pada
peningkatan kecerdasan emosional anak stunting usia 10–14 tahun.
Upaya penanggulangan GAKY jangka panjang yaitu dengan
suplementasi yodium melalui yodisasi garam. Pemberian minyak
beryodium secara berkala, fortifikasi air, makanan atau bumbu-bumbu
(saus) dengan yodium dibeberapa provinsi, namun upaya penanggulangan
GAKY jangka pendek dilakukan di daerah endemik sedang dan endemik
berat. Garam beryodium telah terbukti merupakan upaya yang murah dan
efisien dalam menangani defisiensi yodium.
E. Sumber-sumber Yodium
Tubuh manusia tidak dapat memproduksi yodium sendiri, oleh karena itu
kita perlu memperolehnya dari luar melalui makanan yang mengandung
yodium. Yodium banyak dimiliki oleh air dan biota laut, salah satunya yang
paling mudah kita temui adalah garam. Garam yang dibuat dengan bahan
baku air laut membuatnya memiliki kandungan yodium yang tinggi. Berikut
ini daftar makanan yang mengandung yodium tinggi:
•
Garam beryodium
•
Rumput laut
•
Biota laut berupa hewan (kerang, udang, kepiting, tuna, salmon,
sarden)
•
Susu sapi dan produk olahannya (keju, yogurt, es krim)
•
Telur
•
Kentang
•
Bayam
•
Kacang Tanah
•
Buah-buahan seperti pisang dan stroberi
F. Kekurangan Yodium
Tubuh akan mengalami kekurangan yodium. Kondisi ini dapat
menyebabkan:
1. Penyakit gondok
Kurangnya asupan yodium dapat membuat hormon tiroid bekerja lebih
keras dari biasanya, sehingga kelenjar tiroid dapat mengalami
pembesaran. Kondisi ini dikenal dengan sebutan penyakit gondok.
Gejala lain yang dapat muncul adalah sulit menelan, suara serak, batuk,
dan sulit bernapas.
2. Penyakit hipotiroidisme
Hipotiroidisme merupakan suatu kelainan pada kelenjar tiroid yang
mengakibatkan kelenjar tersebut tidak dapat menghasilkan hormon
dalam jumlah yang cukup. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang
terletak di bagian depan tenggorokan. Hormon yang dikeluarkan oleh
kelenjar tiroid mengatur berbagai proses metabolisme tubuh termasuk
suhu tubuh, kecepatan pembakaran kalori tubuh, serta detak jantung.
Jika seseorang menderita hipotiroidisme, proses metabolisme tubuh
akan melambat sehingga energi yang diproduksi oleh tubuh akan
berkurang.
Beberapa gejala hipotiroidisme, yaitu berat badan naik tanpa sebab yang
jelas, tidak tahan terhadap suhu dingin, sulit berkonsentrasi, kulit kering,
susah buang air besar, lemas, nyeri otot, serta terjadinya pembengkakan
di beberapa bagian tubuh, pada wanita, hipotiroidisme bisa
menimbulkan gejala-gejala tambahan, yaitu siklus menstruasi yang
tidak teratur dan sulit untuk hamil.
3. Gangguan otak pada janin
Kekurangan yodium pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan otak pada janin yang dikandungnya. Hal tersebut dapat
membuat tumbuh kembang bayi terhambat, serta mengganggu
perkembangan kognitif (kemampuan berpikir) dan motoriknya.
4. Bayi lahir dengan berat rendah
Selain menyebabkan kerusakan otak, kurangnya asupan yodium pada
ibu hamil dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat rendah atau lahir
prematur.
5. Kanker tiroid
Pertumbuhan sel abnormal yang terjadi di dalam kelenjar tiroid. Tiroid
adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang terletak pada bagian depan
leher. Kelenjar ini mengeluarkan hormon-hormon yang mengatur
metabolisme, pertumbuhan, suhu tubuh, denyut jantung, tekanan darah,
berat badan, dan lainnya.
Gejala yang ditimbulkan, yaitu sakit tenggorokan, kesulitan dalam
menelan, suara menjadi serak dan tidak membaik setelah beberapa
minggu, rasa sakit pada bagian leher, pembengkakan kelenjar getah
bening di bagian leher.
G. Kelebihan yodium
1. Hiperteroidisme
Kelebihan yodium yang berlangsung dalam waktu lama mempunyai
efek toksik terhadap tirosit yaitu menyebabkan hipertiroidisme.
Hipertiroidisme adalah gangguan auto imun yang biasanya ditandai
dengan produksi autoantibodi pada kelenjar tiroid. Autoantibodi ini
disebut dengan Thyroid Stimulating Immunoglobulin. Penyebab
hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika yang
dipengaruhi oleh yodium. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme,
kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya,
disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke
dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali
dibandingkan
dengan
pembesaran
kelenjar.
Juga,
setiap
sel
meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan
kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
2. Graves
Graves adalah salah satu jenis gangguan pada sistem kekebalan tubuh
yang menjadi penyebab umum hipertiroidisme atau produksi hormon
tiroid berlebih. Pada penderita Graves, sistem kekebalan tubuh yang
seharusnya melindungi tubuh malah menyerang kelenjar tiroid
(autoimun). Hal ini membuat kelenjar tiroid menghasilkan hormon
tiroid dalam jumlah yang lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh. .
Gejalanya antara lain hiperaktivitas, tremor ringan, kehilangan berat
badan padahal makan cukup.
3. Toxic Multinodular Goiter
Salah satu tanda awal dari penyakit ini adalah timbulnya benjolan
berbentuk bulat dan memiliki tekstur keras di leher. Satu benjolan yang
timbul disebut dengan single nodul, dan jika lebih dari satu disebut
dengan multinodular. Benjolan ini dapat menjadi hipertiroidisme,
karena dengan adanya benjolan ini secara bertahap dapat meningkatkan
aktivitas kelenjar dan jumlah hormon tiroid dalam darah.
4. Kanker tiroid.
Kanker tiroid adalah pertumbuhan sel abnormal yang terjadi di dalam
kelenjar tiroid. Tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang
terletak pada bagian depan leher. Kelenjar ini mengeluarkan hormonhormon yang mengatur metabolisme, pertumbuhan, suhu tubuh, denyut
jantung, tekanan darah, berat badan, dan lainnya. Kanker tiroid bermula
dari jaringan folikel troid dan sel-sel kanker yang mulai menghasilkan
banyak hormon tiroksin yang dapat mengakibatkan timbulnya
hipertiroidisme.
Daftar Pustaka
Alioes, Y. 2015. Hubungan Penyakit Gondok Dengan Kadar Yodium Dalam Urin
Murid Madrasah Ibtidaiyah Negeri (Min) Korong Gadang Kecamatan
Kuranji Kota Padang. Majalah Kedokteran Andalas, 34(2), 184-192.
Heriyanto, Styawan. 2013. Analisis Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam
Penghentian Suplementasi Kapsul Iodium di Kabupaten Magelang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat 2013. Vol 2, No. 1. Online di
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Kusumawardani, Hastin D, dkk. 2017. Kandungan Iodium Dalam Kelompk Bahan
Makanan Di Daerah Pegunungan dan Pantai. MGMI Vol. 8, No. 2, Juni
2017: 79-88. Magelangan : Balai Litbang GAKI Magelang.
Masjhur, J. S. 2002. Yodium dan Respons Autoimun. Jurnal GAKY Indonesia, 1(1),
29-33.
Paluti, Normawaty, dkk. 2010. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
GAKY pada anak sekolah dasar di pinggiran pantai Kota Palu Provinsi
Sulawesi Tengah. Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol. 7 No. 1 Juli 2010: 17-26.
Rini, Hesti Mustiko. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi
Garam Beryodium Pada Ibu Rumah Tangga Di Desa Gembong Kecamatan
Gembong Kabupaten Pati. Laporan Hasil Akhir Penelitian Karya Tulis
Ilmiah. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Diponegoro.
Ritanto, M. J. 2003. Faktor Risiko Kekurangan Yodium Pada Anak Sekolaii Dasar
Di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Doctoral dissertation, Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Saidin M, dkk. 2004. Efektivitas Pemberian Kapsul Iodium Dosls Tlnggl Terhadap
Status Iodium Wanita Usia Subur (WUS) Yang Mengonsumsi Bahan
Makanan Sumber Sianida Tinggi. Magelang : Penelitian Gizi Makan.
https://media.neliti.com/media/publications/155680-ID-efektivitaspemberian-kapsul-iodium-dosi.pdf
Download