Uploaded by User34024

material bangunan

advertisement
MATERIAL-MATERIAL BAHAN BANGUNAN
Di susun oleh :
AMRI ASNAWI 03420160077
FAKULTAS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
MAKASSAR 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peradaban manusia dari jaman dahulu sampai sekarang berkembang
sangat cepat dan banyak teknologi-teknologi yang sudah diketemukan oleh
para ahli. Semakin majunya peradaban manusia dari jaman prasejarah sampai
jaman moderen saat ini ditunjang oleh banyaknya fasilitas dan infrastruktur
yang mempermudah kehidupan manusia. Fasilitas dan infrastruktur tersebut
berjalan searah dengan peradaban manusia.
Majunya suatu peradaban manusia pada suatu daerah dapat ditinjau
dari kehidupannya terutama masalah fasilitas dan infrastruktur. Jika pada
peradaban tersebut terdapat banyak infrastruktur megah, maka bisa dikatakan
bangsa tersebut mempunyai peradaban yang tinggi, sebagai contoh mesir
dengan piramidanya.
Perkembangan bangunan ataupun infrastruktur di dunia tidak terlepas
dari ilmu teknik sipil dan arsitektur, karena dua disiplin ilmu terbsebut yang
paling dominan pada perkembangan bangunan.
Dalam
perkembangannya
sekarang
manusia
tidak
hanya
mempergunakan bahan yang tersedia di alam tetapi juga membuat bahan
bangunan tersebut yang bahannya diambil dari alam dengan bantuan mesinmesin moderen untuk menunjang perkembangan infrastruktur yang lebih
kompleks dari pada infrastruktur pada jaman dahulu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DINDING
Dinding adalah salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/
membentuk ruang. Dilihat dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang
berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa
dinding struktural (bearing wall).
Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan
rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata).
Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material atau bahan sesuai dengan
kebutuhannya, contoh-contoh dinding adalah :
1. Dinding Beton:
Penggunaan blok beton sudah dikenal sejak jaman pembangunan piramid-piramid
di Mesir, kuil-kuil tua Yunani dan dinding-dinding bangunan Kerajaan Romawi.
Dan seperti yang kita ketahui, bangunan-bangunan tua yang didirikan dengan blok
beton ini banyak yang masih bertahan dengan kokoh hingga saat ini. Ini
menunjukkan salah satu kelebihan blok beton dibandingkan dengan material
bangunan lainnya.
Dinding Beton
Dahulu blok beton dapat digunakan untuk membuat dinding pengganti bata
merah, namun karena bobot dari blok beton ini lebih berat dari bata merah maka
akan berpengaruh pada besarnya struktur. Seiring dengan majunya teknologi
bahan bangunan, diciptakan bata ringan yang mempunyai kualitas lebih baik di
bandingkan blok beton. Mempertimbangkan untuk menggunakan bata ringan
untuk membangun dinding rumah Anda juga? Bagaimana jika Anda cermati
terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan bata ringan di bawah ini.
Kelebihan blok beton:
1. Bata ringan memiliki sifat yang tahan api. Tidak hanya api, bata ringan
juga bersifat tahan terhadap cuaca ekstrim. Entah itu badai, panas
menyengat, angin kencang, hingga cuaca di bawah nol derajat.
2. Untuk penggunaan rumah, dinding bata ringan juga bebas lumut, jamur,
ngengat, dan tentunya bebas pengeroposan.
3. Dinding yang terbuat dari bata ringan juga kedap suara, sehingga cocok
untuk Anda yang memiliki rumah di daerah perkotaan yang cenderung
lebih bising.
4. Dinding beton terbilang berukuran besar, namun membuat bangunan lebih
cepat selesai didirikan. Tanpa terasa bangunan Anda pun sudah setengah
jadi.
Namun, bata ringan juga memiliki kekurangan yang juga perlu Anda catat sebagai
bahan pertimbangan. Proses pembuatan bata ringan ini dilakukan secara pabrikasi
sehingga permukaannya lebih halus di bandingkan permukaan pada bata merah
biasa. Karena itu, pada saat aplikasi plester kadang kala adukan tidak dapat
menempel sempurna kadangkala dibutuhkan trik khusus agar aplikasi plester lebih
mudah.
Permukaan bata ringan jauh lebih halus dibandingkan bata merah, sehingga untuk
pekerjaan pasangan dan plesteran pada permukaan bata ringan diperlukan produk
yang berkualitas.
2. Dinding Batu Buatan:

Dinding Bata
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat
digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus
memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10
(peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan
1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari
pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan
ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/
menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan
dinding bata tsb. Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai
dengan syarat-syarat yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun teknik
pengerjaannya. (Materi Pasangan Bata)
Dinding Bata Merah

Dinding Batako
Batako
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak
yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang
ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako
pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban
pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang
baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan
bata,antara lain:
a.
Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
b.
Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan
tidak boleh direndam dengan air.
c.
Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan
pada kayu/ batu yang lancip.
d.
Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan
berakhir di tengah – tengah.
e.
Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari
kolom dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako.
Perkuatan dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan.
3. Dinding Kayu :
Dinding Kayu

Dinding Kayu Log/ Batang Tersusun
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di
eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi
seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah
merupakan dinding struktural.

Dinding Papan
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan
digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan
horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu
horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2
m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding
papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar
air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa
mengalami muai dan susut.

Dinding Sirap
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam
penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan
yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan.
Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan
atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60
cm).
4. Dinding Batu Alam :
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas.
Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus
dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur
: 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6
pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam
umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa
kolom praktis, hanya diperlukan.
B.
LANTAI
Lantai merupakan penutup permukaan tanah dalam ruangan dan sekitarnya.
Lantai juga bagian bangunan yang digunakan untuk pijakan kaki.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi bangunan, bahan lantai juga
mengalami kemajuan yang pesat. Berbagai macam produk lantai mulai bermuncul
mulai dari bentuk yang sederhana sampai yang kompleks, selain itu dari segi
harga
juga
beragam,
dari
yang
murah
sampai
yang
mahal.
FUNGSI
Lantai memiliki berbagai berfungsi mulai sebagai fungsi utamanya yaitu ebagai
alas pijakan kaki sehingga memberikan kenyamanan ketika berjalan di atasnya,
sampai dengan memberi nilai estetika suatu ruang dalam bangunan sehingga dapat
menambah nilai jual bangunan tersebut.
JENIS-JENIS BAHAN LANTAI ALAMI
1. Lantai Batu Candi

Ciri-ciri : warna gelap

Bahan : batu alam

Ukuran : 20x20 cm, 15x30 cm, 20x40 cm, 30x30 cm

Kelebihan :

Kekurangan :

Aplikasi : lantai eksterior, lantai kamar mandi

Perawatan : disiram dan disikat.
2. Lantai Batu Sikat

Ciri-ciri : memiliki tekstur bermotif

Bahan : campuran semen, pasir dan batu sikat

Ukuran : bervariasi

Kelebihan : memiliki banyak motif dan menarik

Kekurangan : memerlukan perawatan ekstra

Aplikasi : taman dan carport

Perawatan : di coating (pemberian pelapisan saat pemasangan) untuk
menghindari jamur dan lumut.
3. Lantai Andesit

Ciri-ciri : warna abu-abu, tekstur kasar dan halus

Bahan : batu alam

Ukuran : 15x30 m, 20x20 cm, 30x30 cm

Kelebihan : bernilai estetika tinggi, indah dan alami

kekurangan : mudah berlumut dan berjamur

Aplikasi : lantai eksterior

Perawatan : tiga tahun sekali dilakukan coating agar warna tetap terjaga
dan mengkilap
4. Lantai Batu Lempeng

Ciri-ciri : tekstur kasar, bentuk ada yang beraturan dan tidak beraturan,
warna hitam dan abu-abu.

Bahan : batu alam

Ukuran : sangat bervariasi

Kelebihan : bernilai estetika tinggi, indah dan alami

kekurangan : mudah berlumut dan berjamur

Aplikasi : lantai teras dan carport

Perawatan : disikat agar kotoran tidak menempel
JENIS-JENIS BAHAN LANTAI BUATAN
1. Lantai Tegel

Ciri-ciri : warna abu-abu dan tekstur kasar

Bahan : campuran semen dan pasir

Ukuran : 30 x 30 cm, 40 x 40 cm, dan 20 x 20 cm

Warna & motif : abu-abu, kuning, merah, biru, dan lain-lain.

Kelebihan : harga murah, pemasangan mudah.

Kelemahan : jika terkena asam/cuka akan membekas bernoda yang sulit
untuk dibersihkan.

Aplikasi : lantai ruangan

Perawatan : disapu dan dipel.
2. Lantai Teraso

Ciri-ciri : tekstur kasar, warna putih, kuning, hijau, dan lain-lain.

Bahan : campuran semen dan pasir, bagian atasnya dilapisi dengan bahan
keras, kombinasi campuran antara kulit kerang laut dengan pecahan
marmer

Ukuran : 20 x 20 cm, 30 x 30 cm

Kelebihan : memiliki motof yang beragam

Kelemahan : mudah berlumut jika sering terkena air.

Aplikasi : lantai eksterior

Perawatan: diberihkan dan di jaga agar tidak lembab
3. Lantai Keramik

Ciri-ciri : permukaan halus, warna dan motif sangat bervariasi

Bahan : tanah liat yang di olah

Ukuran : 15 x 20 cm, 20 x 20 cm, 30 x 20 cm, 40 x 40 cm, 50 x 50
cm, dan lain-lain.

Kelebihan : perawatan mudah, tidak mudah tergores, mudah dibersihkan,
tahan lama, tidak tembus air.

Kekurangan
:
mudah
berlumut
untuk
lantai
yang
khususnya nat antara keramik

Aplikasi : lantai ruangan interior dan eksterior

Perawatan : disapu dan dipel dengan cairan pembersih keramik.
basah
4. Lantai Marmer

Ciri- ciri : warna putih agak kekuningan

Bahan : batu marmer

Ukuran : 5 x 20 cm, 10 x 20 cm, 15 x 30 cm, 20 x 20 cm, 50 x 50 cm

Kelebihan : mudah & mewah, tahan api, mampu menahan beban berat.

Kelemahan : jika terkena cairan akan meresap dan tidak mudah hilang/bias
berlumut, mahal.

Aplikasi : lantai ruangan, kamar mandi kering dan tangga

Perawatan : usahakan agar selalu kering, noda dibersihkan dengan air
hangat.
5. Lantai Granit

Ciri-ciri : terdapat bintik-bintik putih, warna & motif tersedia dalam
berbagai variasi

Bahan : Batu Granit

Ukuran : 30 x 30 cm, 40 x 40 cm, 60 x 60 cm

Kelebihan : indah & menarik, tahan api, kuat terhadap getaran,
keras, mampu menahan beban yang berat.

Kelemahan : jika terkena cairan berwarna akan meresesap tidak akan
hilang, harga relatif mahal.

Aplikasi : lantai ruangan, stepnosing, lantai dapur, kamar mandi, dan teras

Perawatan : dibersihkan, gunakan pemutih untuk menghilangkan noda.
6. Lantai Kayu dan Olahan (parket)

Bahan : kayu

Jenis : lantai kayu alami, misal : balok/papan

Kelemahan : mudah terbakar, tergores, dapat menyusut dan memuai
terhadap cuaca, harga relatif mahal, pemasangan khusus

Kelebihan : berkesan alami dan hangat, bernilai estetika tinggi

Aplikasi : lantai interior

Perawatan : pelapisan sebelum pemasangan, Jika terkena tumpahan noda
segera dilap.
7. Lantai Paving

Ciri-ciri : permukaan kasar dan bentuk bervariasi

Bahan : semen dan pasir

Ukuran : bervariasi sesuai pola (tebal sekitar 6-8 cm)

Kelebihan : pemasangan mudah dan murah

Kelemahan : mudah berlumut, tidak mampu menahan beban berat

Aplikasi : lantai taman (outdoor)

Perawatan: dibersihan dan usahakan agar tidak lembab karena bisa
berlumut
8. Lantai Vinyl

Ciri-ciri : bermotif anyaman, coklat

Bahan : material buatan

Kelebihan : tahan lama, mudah dibersihkan, tahan air

Kelemahan : bernilai estetika tinggi

Aplikasi : lantai ruangan

Perawatan : Cukup dibersihkan menggunakan pembersih khusus vinyl
9. Lantai Teracota

Ciri-ciri : tekstur halus tapi tidak licin

Bahan : tanah liat

Ukuran : bervariasi

Kelebihan : bernilai estetika tinggi, tahan lama dan kuat

Kelemahan : relatif mahal, relatif berat, pemasangan yang khusus

Aplikasi: lantai eksterior dan stepnosing

Perawatan: disikat dan dibersihkan.
10. Lantai Plester

Ciri-ciri : Halus dan diberi lapisan aci di atasnya

Bahan : campuran semen dan pasir perbandingan 1:5

Aplikasi : teras dan selasar

Perawatan : disapu dan dibersihkan
11. Nosing Tile

Ciri-ciri : bentuk hampir setengha lingkaran dengan motif dan warna yang
bervariasi

Ukuran : panjangnya sekitar 10 cm.

Aplikasi : untuk tepi tangga, lantai, dan teras (saat ada perbedaan
ketinggian).
C. Jenis-jenis Material Penutup Atap
Setiap jenis material penutup atap punya kelebihan dan kekurangannya masingmasing. Anda bisa memilihnya dengan mempertimbangkan penampilan,
kepraktisan, bentuk, dan rencana desain. Ada beberapa jenis material atap yang
saat ini banyak digunakan, yaitu sebagai berikut.
1. Atap Sirap
Atap sirap adalah atap yang terbuat dari bahan kayu. Biasanya kayu yang
dipakai ialah kayu ulin atau kayu jati. Kata sirap berasal dari bahasa jawa yang
berarti potongan-potongan yang berbentuk lembaran tipis. Atap ini sering kali
digunakan sebagai penutup pada rumah joglo. Namun beberapa tahun belakang,
banyak rumah-rumah modern yang memakai atap sirap yang telah dimodifikasi.
Penutup atap jenis ini bisa bertahan hingga 25 tahun atau lebih.Untuk harganya
sendiri Biasanya atap sirap dihitung per lembar, jadi tinggal anda hitung saja jika
satu lembarnya saja mencapai Rp 3 ribuan.
Atap sirap merupakan material yang sangat ampuh dalam menampilkan desain
natural. Ini dikarenakan bahan bakunya yang berasal dari kayu. Itulah kenapa
harga atap tersebut mahal sekali. Sebagai alternatifnya, kini sudah ada atap sirap
yang terbuat dari kayu pabrikasi. Meskipun harganya lebih murah, tetapi kekuatan
yang dimiliki oleh bahan ini tidak terlalu kuat.
Kelebihan atap sirap :

Atap sirap memiliki kelebihan dari sisi bentuk fisik. Setiap lembar sirap
memiliki warna, lebar, ketebalan dan potongan yang unik sehingga terlihat
alami.

Atap Sirap juga membuat rumah terasa sejuk karena sifatnya yang alami.

Atap sirap yang berbahan kayu ulin cenderung awet.

Atap sirap kokoh namun tetap ringan.
Kekurangan atap sirap :

Bahan genteng atap sirap susah didaptkan.

harga genteng atap sirap cenderung lebih mahal.

pemasangannya lebih susah bila dibanding jenis genteng keramik atau
genteng beton

perawatan genteng atap sirap harus teratur
Pemasangan atap sirap harus benar-benar memperhatikan ukuran dan tingkat
kemiringan atap. Idealnya atap ini dipasang pada kemiringan 40 derajat, serta
minimal adalah 25 derajat. Derajat kemiringan tersebut memungkinkan air hujan
yang jatuh dan menimpa atap bisa langsung mengalir ke bawah, tanpa
menggenangi di atas atap. Sementara bila pemasangan atap kurang dari 25 derajat
akibatnya air hujan akan tergenang di atas atap dan menyebabkan bahannya
gampang lapuk.
Sebelum dipasang di posisinya, Anda perlu memastikan bentuk dan ukuran atapatap tersebut sudah presisi. Sebab jika atap ini tidak presisi, atap pun menjadi
renggang sehingga rawan mengalami kebocoran. Pemasangan atap sirap dimulai
dari bagian paling bawah terlebih dahulu. Setelah satu barisan atap sirap tersusun
sempurna, Anda bisa meneruskan pemasangan di bagian atasnya
Berikut ini langkah-langkah dalam pemasangan atap sirap yang benar :
1. Lakukan pemotongan terlebih dahulu pada bagian ujung-ujung bilah kayu
sirap sebagai bahan atap sirap. Tujuannya adalah supaya bentuknya rapi
dan presisi sehingga susunan atap pun menjadi rapat.
2. Apabila Anda berniat untuk membuat model ekspose dari atap sirap ini,
pastikan sisi permukaan bagian bawahnya sudah rapi. Disarankan untuk
mempertahankan warna dan tekstur asli kayu.
3. Pemasangan bilah-bilah atap sirap pada dasarnya sama seperti atap
genteng. Atap ini disusun secara per baris, mulai dari bagian paling bawah
hingga ke atas.
4. Sebagai bahan perekat untuk mempertahankan posisi bilah-bilah kayu,
Anda bisa memakunya ke bagian usuk. Ada dua macam paku yang
digunakan yaitu paku kuningan dan paku biasa.
5. Gunakan alat paku tembak untuk menancapkan paku-paku tersebut agar
pengerjaannya lebih cepat dan mudah. Hal ini mengingat jumlah paku
yang harus ditancapkan dalam memasang atap sirap mencapai ribuan.
Anda bisa membeli alat ini di Toko Alat Perabotan.
6. Pada umumnya, atap sirap dipasang secara berlapis-lapis yang terdiri atas
3-4 lapisan. Adapun susunan atap sirap dari mulai bagian yang terbawah
yaitu sirap layer pertama, tripleks, alumunium foil, sirap layer kedua, sirap
layer ketiga, dan sirap layer keempat.
2. Atap Genteng Tanah Liat Tradisional
Genteng tanah liat merupakan genteng yang dibuat secara tradisional. Genteng ini
terbuat dari bahan tanah liat yang dicetak kemudian dibakar pada tungku
tradisional. Proses pembuatan genteng yang tradisional ini membuat genteng
memiliki kekuatan, kepresisian dan kerapihan yang cukup. Anda bisa
mendapatkan genteng ini dalam ukuran yang berbeda, ada yang ukurannya besar
dan kecil. Untuk bagian finishing, genteng tanah liat tersedia dalam pilihan yang
natural atau glazur transparan. Glazur merupakan sejenis coating untuk menutup
pori-pori genteng dan memberikan tampilan yang lebih mengkilap.
Untuk memasang genteng tanah liat membutuhkan rangka. Genteng dipasang
pada atap miring. Genteng menerapkan sistem pemasangan inter-locking atau
saling mengunci dan mengikat.
Kelebihan

Harga lebih murah

Tidak memunculkan hawa yang panas pada ruang meski matahari bersinar
dengan panas dan terik

Tidak menimbulkan efek negarif pada kesehatan

Tidak memunculkan kebisingan ketika hujan turun

Mempunyai kuat tekan, sehingga bisa diinjak.
Kekurangan

Rawan bocor, Pasalnya, jika genteng retak dan bergeser sedikit saja, maka
kebocoran tidak dapat dihindarkan.

Mudah berlumut dan berjamur

System pemasangan yang rumit, Genteng tanah liat menggunakan sistem
pemasangan dengan pola zig-zag dan sistem sambungan interloct. Jika
anda tidak terlalu paham dan menguasainya, lebih baik anda serahkan
kepada ahlinya.

Warna cepat pudar
3. Atap Genteng Keramik
Merupakan salah satu dari jenis-jenis atap rumah, genteng keramik sebenarnya
memiliki bahan yang sama dengan genteng tradisional, yakni terbuat dari tanah
liat. Tetapi pada pembuatan genteng keramik, penggunaan material tanah liat
disortir, lalu dicetak dan dipress menggunakan peralatan modern di pabrik besar
sehingga kekuatan, kepresisian dan kerapihannya terbilang tinggi. Dengan proses
pemanasan pada suhu 1000 C, tanah liat berubah menjadi sangat keras sehingga
menyerupai keramik lantai. Bahan baku dan komponen yang biasa digunakan
adalah :

Komponen utama : tanah liat & kaolin

Bahan baku (mengurangi susut) : pasir kuarsa

Aditif : surfactants & plasticizer

Nepheline, terak & feldspars (untuk mengurangi suhu sintering)
. Pilihan warna dan finishing glazuur pada genteng keramik juga jauh lebih
beragam dan halus, karena dilakukan dengan peralatan modern. Tidak heran,
harganya pun juga lebih mahal daripada genteng tradisional. Diperlukan 13-14
buah genteng/meter persegi, dengan harga Rp 7.800–Rp 8.0000 per buah. Jenisjenis genteng keramik biasa dinamai sesuai dengan nama pabrikan masingmasing. Ketahanannya sekitar 20–50 tahun. Aplikasinya sangat cocok untuk
hunian modern di perkotaan.
Kelebihan

Genteng keramik memiliki warna yang jauh lebih tahan lama

Daya tahan superior, mampu menahan beban hingga 180 kg

Tahan terhadap api

Tidak menghantarkan panas
Kekurangan

Genteng harus dipasang dengan teliti

Bobot yang berat yang akan berdampak kepada rangka atap bangunan

Tidak cocok untuk rumah minimalis
Tata cara Pelaksanaan Pekerjaan Atap Genteng Keramik
1. Persiapan

Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan penutup atap
genteng keramik.

Approval material yang akan digunakan.

Persiapan lahan kerja.

Persiapan material kerja, antara lain : zinkcalume, genteng ringan, nok
atap, dynabolt, sekrup, dll.

Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schaffolding, waterpass, meteran,
selang air, bor listrik, cutting well, benang, dll.
2. Pengukuran

Terlebih dahulu lakukan survey lapangan untuk area yang akan dipasang
penutup atap genteng ringan dan penentuan leveling ketinggian rangka
atap baja ringan.
3. Fabrikasi kuda-kuda atap baja ringan dan pemasangannya

Kuda-kuda atap baja ringan mulai difabrikasi pada saat kolom lantai atas
sudah terpasang, dengan asumsi setelah ring balk selesai dicor, kuda-kuda
baja ringan sudah siap untuk dipasang. Pemotongan baja ringan dilakukan
dengan menggunakan mesin potong baja ringan.

Setelah ring balok selesai dicor, diadakan pengukuran dan setting supaya
lebih akurat.

Setelah semua ukuran diketahui, maka atap baja ringan mulai dapat
dipasang yang menumpu pada ring balk dengan perkuatan baut dynabolt.
Perkuatan antara rangka baja ringan dengan menggunakan sekrup (baut).

Karena daya tariknya tinggi dan kekakuannya rendah, maka factor yang
sangat menentukan dalam pekerjaan kuda-kuda baja ringan adalah
pengaku (bracing).
4. Pemasangan reng baja ringan

Sebelum reng baja ringan dipasang, pastikan dahulu bahwa posisi
kemiringan kuda-kuda baja ringan sudah sama dan kuat sehingga tidak
akan ada lagi perubahan.

Kuda-kuda baja ringan diberi tanda untuk pemasangan siku penahan reng.
Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan diberi tanda, kemudian reng
dipasang diatas kuda-kuda baja ringan pada posisi plat siku dengan
perkuatan menggunakan sekrup.
5. Pasang penutup atap genteng keramik

Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan dan reng terpasang dengan benar
(setting) dilanjutkan dengan pemasangan penutup atap yaitu menggunakan
genteng ringan.

Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan
akhiran reng serta kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan
reng dan kuda-kuda tidak sama mengakibatkan genangan air.

Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan
pemasangan nok atap.

Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak
reng sesuai dengan aturan yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran
spesifikasi bahan penutup atap).
4. Atap Genteng Beton
Genteng beton dibuat menggunakan campuran semen dan pasir yang kemudian
dikombinasikan dengan pigmen berwarna. Campuran tersebut kemudian diolah
dalam ekstrusi tekanan tinggi dan dipanasi sehingga menghasilkan genteng beton
yang berkualitas. Dulu genteng beton jarang ditemukan. Namun, seiring dengan
kemajuan teknologi, kini proses produksi genteng beton menjadi semakin mudah
dan murah sehingga makin diminati masyarakat.
Genteng beton sendiri dibagi menjadi dua tipe. Ada genteng beton gelombang dan
genteng beton flat. Kedua tipe genteng ini memiliki daya tutup yang sama, yaitu
11 genteng per meter persegi.
Kelebihan :

Memiliki daya tahan yang kuat, usia penggunaannya bisa sampai 20 tahun

Tidak menimbulkan kebisingan

Harga lebih murah dari genteng keramik

Anti karat
Kekurangan :

Bobot yang cukup berat sekitar 60 kg /m2

Sehingga memerlukan penopang yang kuat

Kurang tahan terhadap kebocoran karena interlock tidak sempurna dan
keretakan pada bodi
Cara pemasangan genteng beton:
1. Pasang reng 3 x 4 cm dalam jarak 25 cm atau disesuaikan dengan ukuran
atap agar tidak ada genteng beton yang terbuang.
2. Pasang genteng mulai dari bawah, kanan ke kiri, dilanjutkan ke sisi atas.
3. Pemasangan genteng di sisi atas tidak benar-benar lurus per modul namun
dibuat zig-zag/bergeser mengikuti garis acuan yang ada pada genteng.
4. Pastikan bahwa genteng terpasang dengan benar, pas, dan saling mengunci
antar genteng (ada sistem interlocking). Pada kemiringan atap lebih dari
400, , diperlukan paku atau sekrup.
5. Atap Seng
Salah satu jenis-jenis atap rumah yang dapat digunakan adalah atap seng. Tidak
hanya dapat diaplikasikan pada berbagai jenis-jenis rumah tinggal namun seng
juga biasa digunakan pada bangunan-bangunan industri. Seng merupakan atap
yang sudah diproduksi sejak tahun 1800-an, dimana seng dihasilkan melalui
proses pengolahan dari logam tipis yang kemudian di cetak dalam bentuk
gelombang. Ukuran seng biasanya berbeda tergantung produsen atau pabrik yang
membuat. Umumnya ukurannya sekitar 83 x 200 cm dengan ketebalan beragam
dari 0.5, 0e.7, 0.8 hingga 1 mm.
Atap seng merupakan salah satu produk atap yang di produksi dalam bentuk
lembaran tipis dan ringan, sehingga dalam proses pemasangan dan penggunaan
akan lebih mudah. Selain itu, daya tahan seng juga dikatakan baik karena mampu
bertahan cukup lama serta tahan terhadap korosi, terlebih jika sebelumnya seng di
cat terlebih dahulu.
Pada umumnya, seng lebih banyak digunakan pada bangunan-bangunan
pergudangan, garasi dan bangunan industri lainnya dibandingkan dengan rumah.
Namun di pedesaan cukup banyak rumah yang ditemukan beratap seng, karena
seng dinilai murah dan baik sebagai cara membangun rumah dengan dana minim.
Kelebihan:

Atap seng lebih murah dibandingkan dengan jenis atap lainnya

Mudah didapatkan

Proses pemasangan mudah dan cepat

Tahan terhadap rayap
Kekurangan:

Ketika lapisan zinc pada lembaran seng telah terkelupas, maka atap seng
akan dapat terserang karat yang kemudian menjadikan kerusakan pada
seng tersebut.

Dapat menghantarkan panas

Menyebabkan kebisingan ketika turun hujan
Cara pemasangan atap seng:
1. Memastikan kerangka atap seng
Sebelum memasang atap seng, terlebih dahulu pastikan struktur rangka kayu atap
sudah terpasang dengan benar. Karena setiap genteng memiliki karakteristik yang
berbeda-beda dan juga ketentuan yang berbeda juga. Mulai dari kemiringan,
jumlah reng dan gording dan sebagainya. Untuk atap seng kemiringan yang
dibutuhkan adalah sekitar 5 derajat hingga 15 derajat. Sehingga atap seng tidak
membutuhkan kaso, namun tetap menggunakan gording. Gording kayu yang
digunakan adalah berukuran 5 x 10 cm.
2. Persiapan pemasangan
Pastikan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk mendukung proses pemasangan
sudah tersedia. Seperti atap seng gelombang, apakah jumlahnya cukup atau tidak.
Anda juga dapat memilih atap seng yang sesuai dengan warna cat rumah elegan
pada eksterior rumah Anda. Pilihlah warna yang dapat membuat bangunan Anda
dapat lebih menonjol di lingkungan setempat.
Selanjutnya adalah menyiapkan alat-alat lain seperti sekrup, paku, serta kunci
khusus yang jumlahnya telah dipersiapkan menyesuaikan dengan kebutuhan atap.
3. Pengecekkan sebelum pemasangan
Perlu memastikan bahwa pada rangka atap sudah terdapat penyangga atap yang
biasa dikenal dengan sebutan reng. Dimana alat ini digunakan sebagai alat
pendukung atap sehingga pemasangan atap dapat bertahan lama serta kuat dan
tidak mudah copot. Selain itu untuk menanggulangi suara bising yang ditimbulkan
oleh atap seng ketika terkena percikan air hujan, Anda dapat menambahkan wire
mesh sebelum proses pemasangan atap. Wire mesh ini merupakan insulasi yang
ditujukan untuk mengurangi panas matahari serta suara bising.
4. Proses finishing
Proses pemasangan atap dapat dilakukan. Dengan menggunakan paku, Anda dapat
meletakkan lembaran atap seng tersebut pada penyangga yang sebelumnya telah
dibuat. Ketika posisi sudah dinilai tepat, atap bisa segera di paku. Lakukan pada
seluruh bagian atap.
6. Atap Dak Beton
Atap ini biasanya merupakan atap datar yang terbuat dari kombinasi besi dan
beton.
Penerapannya
biasanya
pada rumah-rumah modern
minimalis
dan
kontemporer. Karena konstruksinya kuat, atap ini dapat digunakan sebagai tempat
beraktivitas, misalnya untuk menjemur pakaian dan bercocok tanam dengan pot.
Kebocoran pada atap dak beton sering sekali terjadi. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengawasan pada bagian cor-nya dan pada saat memasang lapisan
waterproof pada bagian atasnya.
Kelebihan:

Permukaan yang datar bisa difungsikan juga sebagai lantai. Kita bisa
menempatkan benda seperti furniture atau pot tanaman

Tergolong atap yang kuat dan tidak mudah rusak, tahan terhadap cuaca
dan terpaan angin

Mampu menahan panas sinar matahari dengan baik

Termasuk atap yang tahan terhadap api sehingga tidak mudah
terbakar. Kekedapan terhadap air tergolong baik.
Kelemahan:

Proses pengerjaan tergolong rumit

Tergolong atap dengan biaya mahal

Sering terjadi kebocoran akibat pengerjaan yang kurang sempurna

Permukaan yang datar kurang bagus dalam mengaliri air

Berat material member beban berlebih kepada struktur bangunan
Proses pembuatan dak beton

Pekerjaan dak beton konvensional diawali dengan pembuatan cetakan
(bekisting) dan pembesian balok serta pelat beton. Selain untuk menopang
pembesian dan menampung adonan beton yang akan dituang atau cor,
bekisting juga memberi bentuk. Bekisting bisa dibuat dari papan,
multipleks, atau bahan lain yang sesuai, dan ditopang oleh perancah
(scaffolding) sebagai penyangga sementara.

Setelah pekerjaan persiapan selesai harus dilakukan pemeriksaan ulang
pada
bekisting,
meliputi
dimensi,
elevasi,
kelurusan,
kerapatan
sambungan), dan juga pemeriksaan tulangan (dimensi, jumlah dan jarak
besi tulangan, kekuatan bendrat). Untuk memeriksa elevasi bisa dibantu
theodolit dan waterpass.

Pipa-pipa yang memuat jaringan elektrikal ataupu sebagai jaringan utilitas
juga harus dipastikan telah terpasang dengan baik. Selanjutnya bekisting
harus dibersihkan dari segala jenis kotoran. Jika perlu, bisa digunakan
kompresor udara.

Adukan beton yang akan dicor, bisa dibuat secara konvensional,
menggunakan mesin molen kecil, ataupun dipesan adonan siap cor “ready
mix”, yang biasanya didatangkan oleh truk molen besar. Jika telah siap
bisa dilakukan pengecoran pelat lantai dan balok (bisa juga sekaligus
dengan kolom).

Pastikan adonan beton telah melalui pengujian slump. Beton yang telah
dituang diratakan dengan penggaruk (papan perata) dan dipadatkan dengan
mesin vibrator. Sebagai acuan bisa digunakan tinggi peil lantai.

Jeda waktu untuk pengecoran satu bidang sebaiknya dihindari, karena
berpotensi
memicu
terjadinya
retak/kebocoran.
Jika
terpaksa
menghentikan pengecoran, sebaiknya pada posisi ¼ bentang (dihitung dari
tumpuan). Jika mungkin, pengecoran baik dilakukan malam hariuntuk
mengantisipasi sinar matahari yang ekstrem. Pengecoran siang hari akan
baik bila dilakukan di bawah terpal pelindung. Pembongkaran bekisting
sebaiknya dilakukan setelah 4-21 hari, seturut proses pengerasan dan
pengeringan beton. Sebelum kering sempurna, sebaiknya dak beton tidak
dibebani berlebihan. Dak beton yang difungsikan sebagai atap, idealnya
dilapisi bahan waterproofing penutup pori-pori beton untuk mengantisipasi
rembes atau bocor.
7. Atap Genteng Metal
Genteng metal terbuat dari campuran bahan-bahan seperti zinclacume,baja ringan
dan galvanis. Bentuk genteng ini memliki ukuran panjang, lebar dan ketebalan
tertentu. Terdapat dua jenis genteng metal yaitu genteng polos dan genteng
berpasir. Keunggulan genteng berpasir yaitu mampu menahan panas dan meredam
suara.
Atap ini berbentuk material lembaran, mirip seng. Genteng ini ditanam pada balok
gording rangka atap dengan menggunakan sekrup. Pemasangannya tidak jauh
berbeda dengan genteng tanah liat. Ukurannya lebih besar dari genteng tanah liat,
yakni sekitar 60–120 cm, dengan ketebalan 0,3 mm.
Kelebihan:

Daya tahan tinggi, Bahan atap yang satu ini bersifat anti pecah juga anti
jamur, anti lapuk dan anti rayap. Dengan karakteristiknya, genteng metal
dapat
digunakan
hingga
berpuluh-puluh
tahun
pemakaian
tanpa
mengalami kerusakan yang serius.

Bobot tang ringan, Berat susunan genteng metal yang membentuk luas
sebesar 1 m2 rata-rata adalah 7 kg. Jika dibandingkan dengan atap beton,
dengan luas yang sama bobot yang didapat adalah sekitar 60 kg.

Rangka atap sederhana, Bobot genteng metal sangat ringan sehingga tidak
memerlukan struktur rangka atap yang rumit. Biasanya, genteng metal
dipasang menggunakan penyangga yang terbuat dari bahan baja ringan.

Harga ynag murah
Kekurangan:

Ruangan menjadi panas, Hal ini karena metal merupakan kondukor yang
baik sehingga panas yang terpantul dari terik matahari akan diteruskan
kembali ke dalam ruangan.

Pengelupasan warna,

Menimbulakan bising

Rentan terhadap tekanan, Genteng metal rupanya rentan terhadap tekanan
yang kuat. Jika hujan deras menerpa, kemungkinan genteng penyok akan
terjadi. Hal ini tergantung pada pilihan logam yang digunakan untuk
lapisan genteng. Anda dapat menggunakan tembaga serta alumunium yang
cenderung lebih lembut dan rentan terhadap penyok.
8. Genteng Aspal
Atap ini juga biasa di sebut atap bitumen. Jenis atap ini tidak sepenuhnya terbuat
dari aspal, tetapi dicampur juga dengan bahan lain yaitu beberapa jenis serat
organic, bubur kertas, resin serta campuran lain. Penggunaan aspal pada genteng
ini adalah untuk menciptakan waterproof atau anti air. Jadi, bila dipasang di atap
rumah , resiko terjadi kebocoran dapat dikatakan tidak ada sama sekali.
Jika dibandingkan dengan genteng tanah liat, bobot genteng aspal jauh lebih
ringan, setiap satu meter perseginya hanya berkisaran 4 kg. sedangkan genteng
tanah liat mencapai 8 kg/m2.
kelebihan:

Bobot yang lebih ringan

Serba guna karena dapat diterapkan pada semua jenis atap

Banyak variasi mulai dari bentuk, warna, dan harga

Tahan terhadap api
Kekurangan:

Rentan terhadap beberapa jenis kerusakan, terutama akibat angin kencang.
Kerusakan biasanya terjadi saat angin kencang mengangkat genteng,
membuatnya terlepas dari kerangka atap, atau merobeknya sehingga
meninggalkan struktur atap yang terbuka.

Masalah jamur
Proses pemasangan:

hal pertama yang Anda lakukan adalah dengan memasang kerangka reng
pada atap bangunan. Reng satu dengan yang lain pastikan berjarak
maksimal 40.5 cm untuk menjaga ketahanannya. Jika sudah melakukan
pemasangan reng, berikan lapisan multipleks/polywood (bahan kedap air)
pada bagian atasnya. Pasang multipleks tersebut dari bawah dahulu
kemudian menuju atas. Untuk bagian atap paling bawah, pemasangan
multipleks di letakkan 10 cm lebih maju dari lisplank. Kemudian pasang
juga flashing dengan bentuk U untuk menahan air hujan dan huruf Z di
bagian dinding sopi.

memasang pelapis underlayer. Sekarang tersedia 2 macam underlayer yang
dapat Anda pilih sesuai kemiringan atap. Untuk kemiringan atap lebih dari
15 sampai 90 derajat gunakan underlayer berbahan geotextile atau dari
bahan yang mirip dengan kertas amplas, tujuannya agar mengurangi
kelembaban pada multipleks. Sedangkan pada kemiringan 1 sampai 15
derajat gunakan underlayer waterproofing membrane jenis torching

pasang dulu starter atau yang disebut lembaran genteng pada atap
bangunan secara berderet. Buka dahulu pelindung HDPE protection film
adhesive shingle pada tiap lembarannya. Starter ini berguna sebagai
penutup celah diantara daun bitumen yang terlihat dari bawah sekaligus
meluruskan pemasangan genteng aspal nanti. Jangan lupa juga untuk
membuka pelindung HDPE protection film adhesive shingle pada tiap
lembarnya.

Pasang genteng aspal secara berurutan berdasar pada garis lembaran
genteng yang telah dipasang sebelumnya. Pemasangannya sama, dimulai
dari bawah baru menuju ke atas. Untuk lebih merekatkan bagian genteng,
Anda bisa memakunya bila ketinggian atap melebihi 15 derajat. Pada atap
dengan kemiringan lebih dari 15 derajat dapat dibantu dengan paku. Paku
genteng aspal pada bagian nat/paritnya maksimal berjumlah 4. Untuk atap
dengan kemiringan dibawah 15 derajat gunakan teknik mebran torching
bakar. Setelah itu barulah Anda bisa memasang overlap sebagai langkah
akhir disetiap sudut atap bangunan.
9. Genteng kaca
Genteng kaca merupakan genteng yang tebuat dari kaca. Berfungsi sebagai
penerangan, hal ini dikarenakan genteng kaca yang transparan sehingga dapat
membuat sianar matahari masuk ke dalam rumah. Ketebalan dari genteng kaca
minimal 5mm.Harga genteng kaca dipengaruhi dari ukurannya. Harga genteng
kaca sokka Rp.10.000 dan genteng kaca jatiwangi harganya Rp. 15.000.
Kelebihan:

Bahannya bersifat transparan

Bisa memberikan pencahayaan alami pada rumah

Kaca memiliki kesan modern sehingga cocok dipadukan di rumah yang
bergaya modern dan minimalis.
Kekurangan:

Bahannya yang mudah pecah.

Penggunaan yang berlebihan akan berakibat meningkatnya suhu ruangan
dibawahnya.
10. Atap Polikarbonat
Atap polycarbonate adalah atap yang terbuat dari material polycarbonate yang
dapat digunakan sebagai atap kanopi, ruang jemur, carpot dan masih banyak lagi.
Polycarbonate sendiri merupakan salah satu dari jenis kelompok polimer
termoplastik yang akan mudah dibentuk dengan menggunakan panas.
Sifat utama dari penggunaan atap ini adalah dapat memberikan perlindungan dari
curah air hujan yang turun serta dapat pula menyerap sinar matahari sebanyak
hampir sembilan puluh persen. Hal ini menyebabkan ruang-ruang yang di
bawahnya tetap terlihat terang dan hangat. Ini dapat menjadi salah satu cara
mengatasi
udara
panas
di
dalam
rumah.
Umumnya, ukuran atap polycarbonate adalah 210 m x 11,8 m dengan ketebalan
bervariasi yakni mulai dari 5 mm, 6 mm sampai 10 mm.
Kelebihan:

Meredam radiasi panas matahari

Pemasangan mudah

Tahan lama & fleksible

Kesan modern

Tidak bocor
Kekurangan:

Harga yang mahal

Sulit dibersihkan, Pada proses pemasangannya, atap direkatkan dengan
selotip supaya tidak menimbulkan rongga-rongga. Jika atap berongga
makan akan memicu timbulnya jamur. Jika hal ini sudah ternyata, atap
akan sangat sulit sekali untuk dibersihkan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada pembahasan dari makalah ini,
yaitu:
a.
Terdapat berbagai macam bahan bangunan yang bervariasi dan
mempunyai kegunaan masing-masing
b.
Berbagai macam bahan bangunan tersebut mempunyai berbagai
keunggulan masing-masing dan juga mempunyai kekurangan.
3.2. Saran
Untuk
mendapatkan
kualitas
dan
harga
yang diinginkan,
ada
baiknya mengenal jenis bahan-bahan bangunan beserta kelebihan dan
kekuranggannya secara keseluruhan sebelum memutuskan untuk memilih
atau menggunakannya dalam proses konstruksi
Download