Uploaded by User33744

Discharge FollUp

advertisement
Kelompok 1
1. Ihza Arief Prasnowo ( J210170078)
2. Fenty Nur Fitri (J210170088)
3. Sulis Pratiwi (J210170114)
3. Aisyah Nur Fadhila (J210170127)
4. Mutia Intan Prastiwi (J210170137)
5. Anggi Nur Prastyo ( J210170148)
6. Sekar Putri Permatasari(J210170161)
DISCHARGE FOLLOW UP
AFTER CARE
Pengertian Discharge Planning
 Discharge planning didefinisikan sebagai merencanakan
kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien dan
keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan
sehubungan dengan kondisi/penyakitnya pasca bedah.
(Rondhianto, 2008)
 Discharge planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian
keputusan dan aktivitas-aktivitasnya yang terlibat dalam
pemberian asuhan keperawatan yang kontinu dan terkoordinasi
ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan.
(Potter, 2005)
Peran Perawat Anak
1
2
3
4
5
6
• Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
• Peran perawat sebagai Advokat klien (pembela klien)
• Peran perawat sebagai Edukator (pendidik)
• Peran perawat sebagai Kolaborator (kerjasama)
• Peran perawat sebagai Konsultan (penasihat)
• Peran perawat sebagai Koordinator
Tujuan Discharge Planning
Tujuan discharge planning antara lain sebagai berikut (Nursalam,
2011):
1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan
sosial.
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga.
3. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.
4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain
5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta sikap dalam memperbaiki
mempertahankan status kesehatan pasien
serta
6. Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan
masyarakat.
Manfaat Discharge Planning
Perencanaan pulang mempunyai manfaat antara lain sebagai
berikut (Nursalam, 2011):
1. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mendapat panjaran
selama di rumah sakit sehingga bisa dimanfaatkan sewaktu di
rumah.
2. Tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk menjamin
kontinutas keperawatan pasien.
3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada
penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau
kebutuhan keperawatan baru.
4. Membantu
kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan
keperawatan rumah.
Jenis Discharge Planning
 Conditioning discharge (pulang sementara atau
cuti).
 Absolute discharge (pulang mutlak atau
selamanya).
 Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien
diperbolehkan pulang walaupun kondisi kesehatan
tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien
harus dipantau dengan melakukan kerja sama
dengan perawat puskesmas terdekat.
Komponen Discharge Planning
 Peralatan atau barang yang diperlukan dirumah yang




dibutuhkan pasien
Perkenalkan cara penggunaan peralatan atau barang yang
diperlukan pasien, termasuk ajarkan dan demonstrasikan
cara perawatan pasien kepada keluarga
Untuk diet, sarankan pada ahli nutrisi untuk mengajarkan
pasien dan keluarga agar memahami makanan yang
seharusnya dikonsumsi maupun tidak.
Obat-obatan selalu dipastikan selalu tersedia di rumah
Untuk prosedur tertentu, seperti penggantian dresssing,
dapat dilakukan dirumah. Pada kondisi awal, prosedur
harus didampingi oleh perawat supervisi dan klien atau
keluarga dapat mengikuti untuk mempraktekkan dibawah
pengawasan perawat supervise
Next
 Pada setiap kunjungan, perawat selalu
mendokumentasikan apakah pasien dan keluarga
mendapatkan atau menyediakan obat atau alat yang
dibutuhkan pasien dirumah
 Membuat janji untuk kunjungan rumah selanjutnya
 Ajarkan mengenai aktivitas yang dianjurkan dan
boleh dilakukan serta yang tidak diperbolehkan
 Dokumentasikan setiap edukasi yang telah
diajarkan pada pasien dan keluarga
Mekanisme Discharge Planning
Perry dan Potter (2005) menyusun format discharge planning
sebagai berikut :
 Pengkajian
 Diagnosa keperawatan
 Perencanaan
1. M : Medication
2. E : Environment
3. T : Treatment
4. H : Health
5. O : Outpatient
6. D : Diet
 Implementasi
 Evaluasi
Contoh Discharge Planning
Febris/demam
A. Masalah Yang lazim muncul pada klien
1. Hipertemia b/d proses penyakit
2. Resiko injury b/d infeksi mikroorganisme
3. Resiko defisit volume cairan b/d intake yang kurang dan
diaporesis
B. Discharge Planning
1. Ajarkan pada orang tua mengenal tanda tanda
kekambuhan dan laporkan dokter/perawat
2. Instruksikan untuk memberikan pengobatan sesuai denga
dosis dan waktu
3. Ajarkan bagaimana mengukur suhu tubuh dan intervensi
4. Instruksikan untuk kontrol ulang
5. Jelaskan factor penyebab demam dan menghindari factor
pencetus
Contoh Discharge Planning
Thypoid
A. Masalah Yang lazim muncul pada klien
1. Hipertemia b/d proses infeksi salmonella thyposa
2. Resiko defisit volume cairan b/d pemasukan yang kurang,
mual, muntah/pengeluaran yang berlebihan, diare, panas
tubuh
3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d intake kurang akibat mual, muntah, anoreksia,
atau output yang berlebihan akibat diare.
4. Gangguan pola defeksi : diare b/d proses peradangan
pada dinding usus halus
5. Perubahan pola defeksi : konstipasi b/d proses
peradangan pada dinding usus halus,
6. Resiko tinggi trauma fisik b/d gangguan mental,
delirium/psikosis
Next
B. Discharge Planning
Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan
aktivitas sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kondisi fisik anak
2. Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, efek samping
3. Menjelaskan gejala gejela kekambuhan penyakit dan
hal yang harus dilakukan untuk mengatasi hal
tersebut
4. Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu
yang ditentukan
1.
Download