Full Text - EJournal Stikes PPNI Bina Sehat Mojokerto

advertisement
FAKTOR DOMINAN PENYEBAB TERJADINYA BBLR DI RSUD DR. WAHIDIN
SUDIRO HUSODO DAN RSI SAKINAH MOJOKERTO
Asirotul Ma’rifah, S.ST., M.Kes*, Laifah Mumairoh**
*STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto.
E-mail : http://www.stikes-ppni.ac.id
Abstract
The incidence of LBW in Indonesia is still quite high. LBW can be caused by various factors,
such as maternal age pregnancy and anemia in pregnancy. LBW will cause a variety of health
effects, especially during child development. Some children are born LBW hampers the growth of
the brain, have a high risk of infectious diseases, as well as physical barriers growth. The purpose
of this study is to factor the dominant cause of LBW in hospitals Dr. Wahidin Sudirohusodo
Mojokerto. This research was a descriptive. The population is all newborns who experience LBW in
hospitals Wahidin Sudiro Husodo and RSI Sakinah Mojokerto June-July 2016 as many as 12
infants, samples were taken by using consecutive sampling technique and obtained a sample of 12
respondents. The research variables are dominant factors cause of LBW. Collecting data using
documentation technique, after the data is collected to analyze the data by editing, coding and
tabulating. The results showed that the majority of mothers with LBW infants aged 20-35 years by 9
respondents (75%), the majority of babies born at gestational age preterm (<37 weeks) were 9
respondents (75%) and the majority of mothers who gave birth to LBW babies do not have anemia
in pregnancy as many as 7 people (58.3%). Based on the results of the study showed that age
pregnancy is the most dominant factor affecting the incidence of low birth weight in newborns. This
is because the growth of the fetus in the womb depends on the nutrient intake during in uterus.
Should health workers can provide counseling or counseling to pregnant women during antenatal
care, especially in women with high risk.
Keywords: Low Birth Weight
ibu dan keluarga yang kurang mendukung,
PENDAHULUAN
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
pelayanan
kesehatan dan gizi termasuk
adalah bayi yang lahir dengan berat badan
deteksi
lahir kurang dari 2500 gram (Saifuddin, 2009).
intervensinya.Faktor-faktor
Pertumbuhan dan pematangan (maturasi)
terjadinya BBLR antara lain yaitu faktor
organ dan alat-alat tubuh belum sempurna.
lingkungan internal, yang meliputi umur ibu,
BBLR
parietas, jarak kelahiran, kesehatan ibu, kadar
akibatnya
komplikasi
dan
sering
sering
mengalami
berujung
dini
BBLR
serta
upaya
penyebab
pada
haemoglobin
ibu
hamil
serta
ukuran
kematian (Harsono, 2011). Penyebab BBLR
antropometri
ibu
hamil.
Dan
faktor
sampai saat ini masih terus dikaji. Beberapa
lingkungan eksternal, yang meliputi kondisi
studi menyebutkan bahwa penyebab BBLR
lingkungan, masukan makanan ibu selama
adalah multi faktor, antara lain faktor
hamil, jenis pekerjaan ibu, tingkat pendidikan
demografi, biologi ibu, status gizi obstetric,
ibu dan bapak (kepala keluarga), pengetahuan
morbiditas ibu hamil, perilaku atau kebiasaan
gizi dan tingkat social ekonomi. Serta faktor
pengunaan
pelayanan
kesehatan
yaitu
Berdasarkan studi pendahuluan yang
frequensi pemeriksaan kehamilan (ANC).
dilakukan pada tanggal 5 Januari 2016 di
Pada kenyataannya terdapat beberapa faktor
ruang perinatal RSUD Wahidin Sudirohusodo
penyebab terjadinya BBLR dikota Mojokerto,
Mojokerto dengan teknik studi dokumentasi
yaitu 1.) usia ibu 2.) kurang bulan (preterm)
di bulan September 2015 sampai Desember
3.) anemia 4.) asfiksia 5.) plasenta 6.) KEK.
2015 terdapat 27 kejadian BBLR dari 232
Menurut World Health Organization
jumlah kelahiran dimana ada 11 kelahiran
(WHO) 2010 Prevalensi BBLR lebih sering
atau sekitar 40,7% di antaranya disebabkan
terjadi di negara-negara berkembang dan pada
oleh faktor usia ibu yang < 20 tahun/lebih dari
keluarga dengan ekonomi sosial rendah
> 35 tahun, 9 kelahiran atau sekitar 33,3%
diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di
disebabkan oleh kelahiran kurang bulan
dunia.Angka kejadian BBLR di Negara
(preterm), 3 kelahiran atau sekitar 11,1%
berkembang dapat mencapai 43% sedang di
disebabkan oleh Anemia pada ibu, 2 kelahiran
Negara maju hanya mencapai 10,8%. Dari
atau sekitar 7,4% disebabkan oleh faktor
data tersebut didapat perbandingan antara
asfiksia, 1 kelahiran atau sekitar 3,7%
Negara berkembang dan Negara maju 4:1
disebabkan oleh faktor plasenta, dan 1
Angka kematian BBLR 35 kali lebih tinggi
kelahiran atau sekitar 3,7% disebabkan oleh
dibanding pada bayi berat lahir normal.
KEK. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Secara statistic menunjukan 90% kejadian
Himatul Munfarichahdi Desa Sumbersono
BBLR didapatkan di Negara berkembang.
Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto
Secara nasional data yang bersumber dari
tanggal 10 Maret 2014 dengan melihat data
SDKI menyatakan angka kejadian BBLR
pada kohort didapatkan data kejadian BBLR
sekitar 7,5 %. Menurut data Riskesdes
sebanyak 2 bayi dari 8 kelahiran (25%) dan
persentase BBLR tahun 2013 (10,2%) lebih
ibu
rendah dari tahun 2010 (11,1%). Persentase
kurang atau KEK sebanyak 6 ibu dari 20 ibu
BBLR tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi
(30%) yang masih hamil selama bulan
Tengah (16,9%) dan terendah di Sumatera
Februari 2014.
yang teridentifikasi berat badannya
Utara (7,2%). Data Profil Kesehatan Jawa
Kejadian BBLR akan menyebabkan
Timur tahun 2012 angka kejadian BBLR
berbagai dampak kesehatan masyarakat baik
mencapai 16.262 kasus atau (3,78%) dan di
di masa bayi dilahirkan maupun pada masa
Kabupaten Mojokerto mencapai 387 kasus
perkembangan diwaktu yang akan datang
(2,25%), pada tahun 2013 angka kejadian
(Jayant,2011). Menurut Agustina, dkk., yang
BBLR terjadi peningkatan yaitu mencapai
dikutip oleh Yekti (2012) menyatakan bahwa
19.712
dari berbagai negara selama lebih 30 tahun
kasus
(3.32%),
di
Kabupaten
Mojokerto mancapai 679 kasus (4,18%).
terakhir,
anak
yang
mempunyai
BBLR
umumnya dapat bertahan hidup dengan
28), dan dua kali dalamtrimester ketiga
normal sampai kanak-kanak. Beberapa anak
(antara minggu 28-36 dansetelah minggu ke
yang lahir BBLR akan mengalami hambatan
36), dan pemeriksaan khusus bila terdapat
pada pertumbuhan otak, mempunyai resiko
keluhan-keluhan tertentu. Meningkatkan gizi
tinggi
serta
masyarakat juga perlu untuk mencegah
hambatan pertubuhan fisik. Masalah utama
terjadinya BBLR, terutama pada ibu hamil
bayi baru lahir adalah masalah yang sangat
agar mengkonsumsi makanan-makanan yang
spesifik, yang terjadi pada masa perinatal
bergizi, merencanakan kehamilan, mengikuti
serta dapat menyebabkan kematian, kesakitan
KB,
dan kecacatan. Timbulnya masalah pada masa
kehamilan agar terhindar dari infeksi, lebih
perinatal merupakan akibat dari kondisi
banyak istirahat dan mengurangi aktivitas
kesehatan ibu yang jelek, perawatan selama
berat, menghindari alkohol, narkotika, obat-
kehamilan yang tidak adekuat, penanganan
obatan yang tidak perlu dan jamu, serta
selama persalinan yang tidak tepat dan tidak
memperhatikan jarak kehamilan, sebaiknya
bersih, serta perawatan neonatal yang tidak
lebih dari 3 tahun.
adekuat. Bila ibu meninggal saat melahirkan,
BBLR perlu di dukung dengan pengetahuan
kesempatan hidup yang dimiliki bayinya
yang
menjadi semakin kecil (Depkes, RI, 2000).
menunjang
Selain itu bayi yang BBLR mengalami
penatalaksanaan yang berkualitas dan aman
gangguan perkembangan mental sehingga
terhadap
mengakibatkan kecerdasan dan kemampuan
perawatan pada bayi dapat dilakukan oleh ibu
belajar menurun. Kematian BBLR terbagi
meliputi
atas kematian neonatal dini, yaitu kematian
kehangatan
seorang bayi yang dilahirkan hidup dalam
memberikan ASI kepada bayi BBLR dirumah
waktu 7 hari setelah lahir, dan kematian
dan mencegah terjadinya infeksi bayi BBLR
neonatal lanjut yaitu kematian seorang bayi
(Girsang, 2009).
terhadap
penyakit
infeksi,
yang dilahirkan hidup setelah 7 hari atau
sebelum 29 hari.
dengan BBLR dapat dilakukan pemeriksaan
rutin
saat
hamil
atau
baik,dari
perawatan
Penatalaksanaan bayi
pengetahuan
ini
terhadap
bayi
BBLR.
mempertahankan
bayi
selama
BBLR
akan
pemberian
Penatalaksanaan
suhu
di
dan
rumah,
Tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk
Upaya mencegah terjadinya bayi lahir
memperhatikan
mengathui
faktor-faktor
penyebab
terjadinya BBLR di RSUD Dr. Wahidin
Sudirohusodo dan RSI Sakinah Mojokerto.
antenatalcare.
Kunjungan ante-natal minimal dilakukan 4
kali selama kehamilan. Satu kali dalam
METODE PENELITIAN
Desain
penelitian
ini
adalah
trimester pertama (sebelum 14minggu), satu
menggunakan deskriptif yang bertujuan untuk
kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-
mengidentifikasi faktor dominan penyebab
terjadinya BBLR di RSUD Dr. Wahidin
bentuk angka-angka mulai dari yang paling
Sudirohusodo dan RSI Sakinah Mojokerto.
rendah ke yang paling tinggi. Bersama dengan
Populasi penelitian ini adalah seluruh
bayi baru lahir yang mengalami BBLR di
perhitungan (precentase) dari angka yang
muncul setiap saat.
RSUD Wahidin Sudiro Husodo dan RSI
Sakinah Mojokerto bulan Juni-Juli 2016 yaitu
sebanyak 12 bayi. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini
consecutive
sampling
yaitu
adalah
mengambil
sampel dari bayi baru lahir yang mengalami
BBLR di RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo
Mojokerto pada tanggal 25 Juni – 8 Juli 2016
dan di RSI Sakinah Mojokerto pada tanggal
9-25 Juli 2016. Sampel dalam penelitian ini
adalah
sebagian
bayi
baru
lahir
yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
penelitian
dan
pembahasan
tentang “Faktor dominan penyebab terjadinya
BBLR di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo
dan RSI Sakinah Mojokerto”. Penelitian ini
menggunakan data primer yang diperoleh dari
observasi pada bayi baru lahir di RSUD Dr.
Wahidin Sudirohusodo dan RSI Sakinah
Mojokerto pada tanggal 25 Juni 25 Juli 2016
dapat digambarkan sebagai berikut:
mengalami BBLR di RSUD Wahidin Sudiro
Hasil Penelitian
Husodo dan RSI Sakinah Mojokerto bulan
1) Karakteristik Berdasarkan Usia Ibu
Juni-Juli 2016 sejumlah 12 responden
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu di
Variabel dalam penelitian ini adalah
faktor dominan penyebab terjadinya BBLR di
RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RSI
Sakinah
Mojokerto.
Pengumpulan
data
dilakukan menggunakan data sekunder yang
dilakukan menggunakan dokumentasi dengan
bantuan lembar observasi untuk mendapatkan
RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RSI
Sakinah Mojokerto
No
Umur
1.
2.
3.
<20 tahun
20-35 tahun
>35 tahun
Jumlah
Frekuensi
(f)
2
9
1
Persentase
(%)
16,7
75
8,3
12
100
data usia ibu, usia kehamilan dan anemia.
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa
Tempat penelitian ini dilakukan di RSUD
sebagian besar ibu yang mempunyai bayi
Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto dan RSI
BBLR
Sakinah Mojokerto. Waktu penelitian ini
Sudirohusodo dan RSI Sakinah Mojokerto
dilaksanakan pada tanggal 25 Juni – 25 Juli
berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 9
2016.
responden (75%).
Analisa data menggunakan deskriptif
di
RSUD
Dr.
Wahidin
2) Karakteristik Usia Kehamilan
statistik tipe distribusi frekuensi digunakan
Tabel
4.2
Distribusi
untuk menjabarkan dan mensintesa data untuk
Kelamilan
mengorganisir data secara sistematis dalam
Sudirohusodo dan RSI Sakinah Mojokerto
di
RSUD
frekuensi
Dr.
Usia
Wahidin
No Usia Kehamilan
1.
Kurang bulan
(<37 minggu)
Cukup bulan
(37-42 minggu)
Kehamilan lama
(>42 minggu)
Jumlah
2.
3.
Frekuensi Persentase
(f)
(%)
9
75
3
25
0
0
12
100
Pembahasan
Faktor Dominan Penyebab Terjadinya
BBLR
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian
besar ibu yang mempunyai bayi BBLR di
RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa
dan RSI Sakinah Mojokerto berumur 20-35
sebagian besar bayi yang lahir pada usia
tahun yaitu sebanyak 9 responden (75%).
kehamilan kurang bulan (<37 minggu)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar
yaitu sebanyak 9 responden (75%).
bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang
bulan (<37 minggu) yaitu sebanyak 9
3) Karakteristik Anemia Pada Kehamilan
responden (75%). Tabel 4.3 menunjukkan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Anemia
bahwa sebagian besar ibu yang melahirkan
Pada Kehamilan di RSUD Dr. Wahidin
bayi BBLR tidak mengalami anemia pada
Sudirohusodo dan RSI Sakinah Mojokerto
kehamilan yaitu sebanyak 7 orang (58,3%).
No
1.
Anemia
Normal (Hb
Frekuensi Persentase
(f)
(%)
7
58,3
Anemia ringan
3
25
Anemia sedang
2
16,7
Anemia berat
0
0
(Hb 5-7 gr%)
Jumlah
menerima
kehamilan
dan
wanita
tersebut biasanya sudah merasa siap untuk
menjadi ibu. Pada usia lebih dari 35 tahun
(Hb 7-9 gr%)
4.
bagian tubuh lainnya sudah benar-benar siap
untuk
(Hb 9-10 gr%)
3.
aman untuk hamil sebaiknya pada umur 20-35
tahun, karena mulai umur 20 tahun, rahim dan
>11 gr%)
2.
Menurut Depkes RI (2006), usia yang
kesehatan tubuh ibu sudah tidak sebaik pada
umur-umur 20-35 tahun dan kemungkinan
12
100
akan terjadi persalinan lama, perdarahan dan
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa
risiko cacat bawaan lebih besar. Menurut
sebagian besar ibu yang melahirkan bayi
Manuaba (2009), selain pernyataan diatas,
BBLR tidak mengalami anemia pada
ditambahkan
kehamilan
remaja, akan memudahkan terjadinya antara
(58,3%).
yaitu
sebanyak
7
orang
bahwa
dampak
kehamilan
lain keguguran, persalinan prematur, BBLR,
kelainan bawaan. Sedang pada kehamilan
umur > 35 tahun akan lebih berisiko
mengalami
masalah
kesehatan
misal
hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit
kronis lain.
Menurut Oxorn dan Forte (2010) partus
akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi
prematur atau persalinan prematur dapat
pula perubahan dalam darah dan sumsum
terjadi
kurang
tulang. Pada saat hamil, jumlah darah yang
bulan/prematur. Persalinan prematur dapat
ada terpakai untuk kebutuhan ibu dan janin,
diartikan sebagai dimulainya kontraksi uterus
maka optimatis volume darah jadi berkurang.
yang teratur yang disertai pendataran dan/atau
Akibatnya,
pasokan
oksigen
dilatasi servix serta turunnya bayi pada wanita
berkurang.
Di
kehamilan
hamil yang lama kehamilannya kurang dari
pertengahan trimester kedua, pembuluh darah
37 minggu sejak hari pertama haid terakhir.
ibu hamil cenderung melebar. Sering kali
pada
usia
kehamilan
awal
ke
otak
sampai
Salah satu indikator terjadinya BBLR
yang tersedia tidak cukup untuk mengisi
umur kehamilan, umur kehamilan dapat
ruang-ruang kosong di pembuluh darah yang
mempengaruhi
melebar. Akibatnya, terjadi tekanan darah
kejadian
BBLR
karena
semakin pendek masa kehamilan semakin
rendah (Ikhsan, 2009).
kurang sempurna pertumbuhan alat – alat
Anemia yang berat selama kehamilan
tubuhnya sehingga akan turut mempengaruhi
dapat mengakibatkan kadar oksigen yang
berat badan waktu lahir, sehingga dapat
dibawa darah ke dalam plasenta berkurang
dikatakan bahwa umur kehamilan merupakan
karena sedikitnya hemoglobin yang dapat
faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR
mengikat
yang tidak dapat dihindari, selama kehamilan
hipoksemia yang lama dan menyebabkan
terjadi proses penambahan berat badan. Umur
BBLR. Sekalipun janin mampu menyerap
kehamilan ibu < 37 minggu memiliki
semua kebutuhan dari ibunya, namun dengan
kecenderungann tidak terpenuhinya gizi yang
anemia
adekuat
akan
metabolisme tubuh sehingga mengganggu
berdampak terhadap berat badan lahir bayi
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
(Wati, 2014).
rahim.
untuk
pertumbuhan
yang
Ibu hamil dengan komplikasi dapat
meningkatkan resiko BBLR, komplikasi yang
oksigen,
akan
Salah
sehingga
mengurangi
satu
akibat
terjadi
kemampuan
yang
dapat
ditimbulkan pada janin adalah terjadi BBLR
(Kusumaningrum, 2012).
dapat terjadi seperti anemia, perdarahan
Bayi yang mengalami BBLR di RSUD
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia,
Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto dan
infeksi
dalam
RSI Sakinah Mojokerto sebagian besar lahir
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
pada ibu berumur 20-35 tahun, usia 20-35
hemoglobin dibawah 11g% pada trimester 1
tahun merupakan usia reproduktif atau sehat
dan 3 atau kadar < 10,5g% pada trimester 2.
untuk hamil dan bersalin, namun kenyataan
Anemia
dilapangan
kandung kemih.
lebih
sering
Anemia
dijumpai
dalam
kehamilan karena dalam kehamilan keperluan
menunjukkan
bahwa
hasil
penelitian tidak sesuai dengan teori diatas.
Walaupun ibu dalam rentang usia sehat untuk
menampakan bayi premature dan sering kali
hamil (20-35 tahun), namun apabila ibu
disertai dengan berat badan lahir rendah.
mengindahkan
kebutuhan
nutrisi
dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
mempunyai masalah atau komplikasi pada
penelitian
kehamilan,
kemungkinan
menjelaskan bahwa salah satu faktor yang
anaknya mengalami berat badan lahir rendah.
berhubungan dengan kejadian BBLR di
Selain itu kejadian BBLR yang terjadi bisa
RSUD Ambarawa Tahun 2013 adalah umur
disebabkan oleh faktor lain seperti usia
kehamilan. Dapat diketahui bahwa
kehamilan.
kejadian BBLR terjadi pada umur kehamilan
lebih
banyak
Leni
Maulinda
Wati
(2014)
resiko
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
< 37 minggu sebanyak 144 responden
penelitian yang dilakukan oleh Wiharjo
(40,9%) dan pada umur kehamilan ≥ 42
(2010) diperoleh hasil bahwa kehamilan < 20
minggu sebanyak 132 responden (37,5%).
tahun dan > 35 tahun hanya berisiko 2,91 kali
melahirkan BBLR.
Faktor anemia tidak terlalu dominan
mempengaruhi kejadian BBLR di RSUD Dr.
Bayi yang mengalami BBLR dapat
Wahidin Sudirohusodo Mojokerto dan RSI
dipengaruhi oleh faktor usia kehamilan,
Sakinah Mojokerto, karena sebagian besar ibu
dimana
yang
yang melahirkan bayi BBLR tidak mengalami
mengalami BBLR cenderung lahir pada usia
anemia pada kehamilan. Kejadian BBLR pada
kehamilan kurang bulan (<37 minggu), hal ini
bayi baru lahir dapat dipengaruhi oleh faktor
disebabkan pada usia kehamilan prematur,
lain seperti usia kehamilan. Berat bayi yang
tumbuh kembang janin kurang sempurna,
dilahirkan dapat dipengaruhi oleh kesehatan
karena umur kehamilan ibu < 37 minggu
ibu baik sebelum hamil maupun saat hamil.
menyebabkan tidak terpenuhinya gizi yang
Kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan
adekuat
akan
sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi ibu
berdampak terhadap berat badan lahir bayi.
selama hamil, anemia berarti ibu sudah
Pada awal kehamilan pertambahan berat
mengalami keadaan kurang zat besi dalam
badan
besar
jangka waktu yang telah lama, bila ini terjadi
diperuntunkan bagi persiapan organ- organ
maka kebutuhan asupan gizi zat besi untuk
tubuh
meningkatkan asupan nutrisi bagi janin dan
pada
untuk
yang
ibu.
penelitian
ini
pertumbuhan
terjadi
Pada
bayi
yang
sebagian
tahap
selanjutnya
pertambahan berat badan lebih terpusat dari
proses tumbuh kembang janin.
penambahan janin, sehingga semakin tua
Berdasarkan
hasil
penelitian
umur kehamilan, maka akan semakin berat
menunjukkan bahwa faktor usia kehamilan
badan bayi yang akan dilahirkan. Bayi yang
merupakan faktor yang paling dominan
dilahirkan
mempengaruhi kejadian BBLR pada bayi
sebelum
umur
37
minggu
baru
lahir
di
RSUD
Dr.
Wahidin
Sudirohusodo Mojokerto dan RSI Sakinah
kehamilan dan anemia untuk dapat dijadikan
Mojokerto. Hal ini dikarenakan tumbuh
sebagai
kembang janin didalam rahim tergantung
penelitian lebih lanjut.
dengan asupan nutrisi selama dalam rahim.
Bagi Ibu Hamil
data
dasar
untuk
melakukan
Diharapkan ibu hamil dapat melakukan
SIMPULAN DAN SARAN
periksa kehamilan secara rutin, terutama pada
Simpulan
ibu risiko tinggi.
Faktor dominan penyebab terjadinya
Bagi Peneliti Selanjutnya
BBLR di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo
Diharpakan peneliti selanjutnya dapat
dan RSI Sakinah Mojokerto antara lain
mengembangkan konsep penelitian ini dengan
sebagian besar ibu berumur 20-35 tahun yaitu
meneliti tentang faktor usia kehamilan dengan
sebanyak 9 responden (75%), sebagian besar
kejadian BBLR dengan jumlah sampel yang
bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang
lebih banyak, sehingga didapatkan hasil
bulan (<37 minggu) yaitu sebanyak 9
penelitian yang lebih baik lagi.
responden (75%) dan sebagian besar ibu yang
melahirkan bayi BBLR tidak mengalami
anemia pada kehamilan yaitu sebanyak 7
orang
(58,3%).
Faktor
usia
kehamilan
merupakan faktor yang paling dominan
mempengaruhi kejadian BBLR pada bayi
baru
lahir
di
RSUD
Dr.
Wahidin
Sudirohusodo dan RSI Sakinah Mojokerto
Saran
Bagi Petugas Kesehatan
Hendaknya
petugas
kesehatan
dapat
memberikan penyuluhan atau konseling pada
ibu hamil pada saat pemeriksaan kehamilan,
terutama pada ibu dengan resiko tinggi dan
skrining ANC terutama pada ibu hamil
dengan resiko tinggi.
Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan harus menambah dan
menyediakan sumber kepustakaan dan bacaan
khususnya
tentang
teori
BBLR,
usia
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Arisman. MB. 2009. Gizi Dalam Daur Ulang
Kehidupan. Jakarta: EGC
Bohnhorst, B, T. Heyne. 2001. Skin-to-Skin
(Kangaroo) Care, Respiratory Control,
and Thermoregulation. J Pediatric 138
(2) : 193-7.
Bunadi. 2006. Tesis: Analisis Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kejadian
BBLR Di Kota Cirebon Tahun 2004.
Depkes RI. 2006. Profil Kesehatan Indonesia.
Jakarta : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Elizabeth, Tara. 2010. Buku Pintar Kesehatan
Kehamilan. Jakarta: Ladang Pustaka
Girsang, Bina Melvia. 2009. Pola Perawatan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) oleh
Ibu di rumah Sakit dan di Rumah dan
Hal-Hal yang Mempengaurhi Studi
Grounded Theory.
Tesis
Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia
Depok
Henderson, C & Jones, K. 2006. Buku Ajar
Konsep Kebidanan. Jakarta. EGC
Harsono. 2011. Kementrian Kesehatan
Direktorat
Penelitian
dan
Pengembangan. Riset kesehatan dasar
(Riskesdas).
diunduh
dari
:www.litbang.depkes.go.id/riskesdas/i
ndex.htm.
Hidayat, A Aziz Alimul. 2010. Metode
Penelitian Kebidanan dan Teknik
Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika
Ikhsan. Fuad. 2009. Perawatan Maternitas.
Jakarta: EGC
Jayant, D., dkk. 2011. Maternal Risk Factors
For Low Birth Weight Neonatus: A
Hospitel Based Case-Control Study in
Rural Area of Western Maharashtra,
India. Pravara Institute of Medical
Sciences, Loni, Maharashtra
Jones, Derek llewelyn. 2005. Panduan
terlengkap
tentang
kesehatan,
kebidanan dan kandungan. Jakarta.
Delaprasta
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Profil
Kesehatan
Indonesia.
Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
Kosim Sholeh, M. 2005. Buku panduan
Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir
untuk Dokter, Bidan, dan Perawat di
Rumah Sakit. Jakarta: IDAI Depkes
RI.
Kusumaningrum, Anggraeni Indah. 2012.
Hubungan Faktor Ibu Dengan
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Gemawang Kecamatan Gemawang
Kabupaten Temanggung Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2012. Skripsi
Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Depok
Manuaba. Ida Bagus. 2009. Konsep Obstetri
Dan Ginekologi Sosial Indonesia.
Buku Kedokteran Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam.2012. Sinopsis Obstetri.
Buku Kedokteran Jakarta : EGC.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta Rineka
Cipta.
Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan.
Jakarta:
Salemba
Medika
Oxorn, Hurry. 2010. Ilmu Kebidanan:
Patologi & Fisiologi Persalinan.
Yogyakarta: ANDI
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Buku Kedokteran. Jakarta :EGC
Prawirohardjo,
Sarwono.
2014.
Ilmu
Kebidanan. Buku Kedokteran. Jakarta
:EGC
Proverawati Atikah, & Ismawati Cahyo, S.
2010. BBLR : Berat Badan Lahir
Rendah. Yogyakarta: Nuha Medika.
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar
2013. Jakarta: Badan Penelitian Dan
Pengembangan
Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan
4 (Patologi). Jakarta: Trans Info
Media
Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan :
Asuhan Persalinau Normal. Jakarta.
Bina Pustaka
Setiadi. 2013. Konsep & Penulisan Riset
Keperawatan 2. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Sinsin, Iis. 2008. Masa Kehamilan dan
Persalinan. Jakarta: Gramedia
Surasmi & Asrini. 2002. Perawatan bayi
resiko tinggi. Jakarta: EGC. Wati,
2014
Wawan A dan Dewi M. 2010. Teori dan
Pengukuran Pengetahuan , Sikap
dan Perilaku Manusia. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Wiharjo, Siti Handayani. 2010. Skripsi:
Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Bayi BBLR Di RSUD
Cibinong Tahun 2009. Skripsi
Universitas Indonesia Depok
William. 2009. Buku saku Obsetry
Gynecology William. alih bahasa
Benson, P & Pernoll. Jakarta. EGC
Wong Dona, L. 2008. Buku ajar keperawatan
pediatrik wong. Volume 1. Edisi 6.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Download