FAKTOR DOMINAN PENYEBAB TERJADINYA BBLR DI RSUD DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO DAN RSI SAKINAH MOJOKERTO Asirotul Ma’rifah, S.ST., M.Kes*, Laifah Mumairoh** *STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto. E-mail : http://www.stikes-ppni.ac.id Abstract The incidence of LBW in Indonesia is still quite high. LBW can be caused by various factors, such as maternal age pregnancy and anemia in pregnancy. LBW will cause a variety of health effects, especially during child development. Some children are born LBW hampers the growth of the brain, have a high risk of infectious diseases, as well as physical barriers growth. The purpose of this study is to factor the dominant cause of LBW in hospitals Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto. This research was a descriptive. The population is all newborns who experience LBW in hospitals Wahidin Sudiro Husodo and RSI Sakinah Mojokerto June-July 2016 as many as 12 infants, samples were taken by using consecutive sampling technique and obtained a sample of 12 respondents. The research variables are dominant factors cause of LBW. Collecting data using documentation technique, after the data is collected to analyze the data by editing, coding and tabulating. The results showed that the majority of mothers with LBW infants aged 20-35 years by 9 respondents (75%), the majority of babies born at gestational age preterm (<37 weeks) were 9 respondents (75%) and the majority of mothers who gave birth to LBW babies do not have anemia in pregnancy as many as 7 people (58.3%). Based on the results of the study showed that age pregnancy is the most dominant factor affecting the incidence of low birth weight in newborns. This is because the growth of the fetus in the womb depends on the nutrient intake during in uterus. Should health workers can provide counseling or counseling to pregnant women during antenatal care, especially in women with high risk. Keywords: Low Birth Weight ibu dan keluarga yang kurang mendukung, PENDAHULUAN Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pelayanan kesehatan dan gizi termasuk adalah bayi yang lahir dengan berat badan deteksi lahir kurang dari 2500 gram (Saifuddin, 2009). intervensinya.Faktor-faktor Pertumbuhan dan pematangan (maturasi) terjadinya BBLR antara lain yaitu faktor organ dan alat-alat tubuh belum sempurna. lingkungan internal, yang meliputi umur ibu, BBLR parietas, jarak kelahiran, kesehatan ibu, kadar akibatnya komplikasi dan sering sering mengalami berujung dini BBLR serta upaya penyebab pada haemoglobin ibu hamil serta ukuran kematian (Harsono, 2011). Penyebab BBLR antropometri ibu hamil. Dan faktor sampai saat ini masih terus dikaji. Beberapa lingkungan eksternal, yang meliputi kondisi studi menyebutkan bahwa penyebab BBLR lingkungan, masukan makanan ibu selama adalah multi faktor, antara lain faktor hamil, jenis pekerjaan ibu, tingkat pendidikan demografi, biologi ibu, status gizi obstetric, ibu dan bapak (kepala keluarga), pengetahuan morbiditas ibu hamil, perilaku atau kebiasaan gizi dan tingkat social ekonomi. Serta faktor pengunaan pelayanan kesehatan yaitu Berdasarkan studi pendahuluan yang frequensi pemeriksaan kehamilan (ANC). dilakukan pada tanggal 5 Januari 2016 di Pada kenyataannya terdapat beberapa faktor ruang perinatal RSUD Wahidin Sudirohusodo penyebab terjadinya BBLR dikota Mojokerto, Mojokerto dengan teknik studi dokumentasi yaitu 1.) usia ibu 2.) kurang bulan (preterm) di bulan September 2015 sampai Desember 3.) anemia 4.) asfiksia 5.) plasenta 6.) KEK. 2015 terdapat 27 kejadian BBLR dari 232 Menurut World Health Organization jumlah kelahiran dimana ada 11 kelahiran (WHO) 2010 Prevalensi BBLR lebih sering atau sekitar 40,7% di antaranya disebabkan terjadi di negara-negara berkembang dan pada oleh faktor usia ibu yang < 20 tahun/lebih dari keluarga dengan ekonomi sosial rendah > 35 tahun, 9 kelahiran atau sekitar 33,3% diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di disebabkan oleh kelahiran kurang bulan dunia.Angka kejadian BBLR di Negara (preterm), 3 kelahiran atau sekitar 11,1% berkembang dapat mencapai 43% sedang di disebabkan oleh Anemia pada ibu, 2 kelahiran Negara maju hanya mencapai 10,8%. Dari atau sekitar 7,4% disebabkan oleh faktor data tersebut didapat perbandingan antara asfiksia, 1 kelahiran atau sekitar 3,7% Negara berkembang dan Negara maju 4:1 disebabkan oleh faktor plasenta, dan 1 Angka kematian BBLR 35 kali lebih tinggi kelahiran atau sekitar 3,7% disebabkan oleh dibanding pada bayi berat lahir normal. KEK. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Secara statistic menunjukan 90% kejadian Himatul Munfarichahdi Desa Sumbersono BBLR didapatkan di Negara berkembang. Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto Secara nasional data yang bersumber dari tanggal 10 Maret 2014 dengan melihat data SDKI menyatakan angka kejadian BBLR pada kohort didapatkan data kejadian BBLR sekitar 7,5 %. Menurut data Riskesdes sebanyak 2 bayi dari 8 kelahiran (25%) dan persentase BBLR tahun 2013 (10,2%) lebih ibu rendah dari tahun 2010 (11,1%). Persentase kurang atau KEK sebanyak 6 ibu dari 20 ibu BBLR tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi (30%) yang masih hamil selama bulan Tengah (16,9%) dan terendah di Sumatera Februari 2014. yang teridentifikasi berat badannya Utara (7,2%). Data Profil Kesehatan Jawa Kejadian BBLR akan menyebabkan Timur tahun 2012 angka kejadian BBLR berbagai dampak kesehatan masyarakat baik mencapai 16.262 kasus atau (3,78%) dan di di masa bayi dilahirkan maupun pada masa Kabupaten Mojokerto mencapai 387 kasus perkembangan diwaktu yang akan datang (2,25%), pada tahun 2013 angka kejadian (Jayant,2011). Menurut Agustina, dkk., yang BBLR terjadi peningkatan yaitu mencapai dikutip oleh Yekti (2012) menyatakan bahwa 19.712 dari berbagai negara selama lebih 30 tahun kasus (3.32%), di Kabupaten Mojokerto mancapai 679 kasus (4,18%). terakhir, anak yang mempunyai BBLR umumnya dapat bertahan hidup dengan 28), dan dua kali dalamtrimester ketiga normal sampai kanak-kanak. Beberapa anak (antara minggu 28-36 dansetelah minggu ke yang lahir BBLR akan mengalami hambatan 36), dan pemeriksaan khusus bila terdapat pada pertumbuhan otak, mempunyai resiko keluhan-keluhan tertentu. Meningkatkan gizi tinggi serta masyarakat juga perlu untuk mencegah hambatan pertubuhan fisik. Masalah utama terjadinya BBLR, terutama pada ibu hamil bayi baru lahir adalah masalah yang sangat agar mengkonsumsi makanan-makanan yang spesifik, yang terjadi pada masa perinatal bergizi, merencanakan kehamilan, mengikuti serta dapat menyebabkan kematian, kesakitan KB, dan kecacatan. Timbulnya masalah pada masa kehamilan agar terhindar dari infeksi, lebih perinatal merupakan akibat dari kondisi banyak istirahat dan mengurangi aktivitas kesehatan ibu yang jelek, perawatan selama berat, menghindari alkohol, narkotika, obat- kehamilan yang tidak adekuat, penanganan obatan yang tidak perlu dan jamu, serta selama persalinan yang tidak tepat dan tidak memperhatikan jarak kehamilan, sebaiknya bersih, serta perawatan neonatal yang tidak lebih dari 3 tahun. adekuat. Bila ibu meninggal saat melahirkan, BBLR perlu di dukung dengan pengetahuan kesempatan hidup yang dimiliki bayinya yang menjadi semakin kecil (Depkes, RI, 2000). menunjang Selain itu bayi yang BBLR mengalami penatalaksanaan yang berkualitas dan aman gangguan perkembangan mental sehingga terhadap mengakibatkan kecerdasan dan kemampuan perawatan pada bayi dapat dilakukan oleh ibu belajar menurun. Kematian BBLR terbagi meliputi atas kematian neonatal dini, yaitu kematian kehangatan seorang bayi yang dilahirkan hidup dalam memberikan ASI kepada bayi BBLR dirumah waktu 7 hari setelah lahir, dan kematian dan mencegah terjadinya infeksi bayi BBLR neonatal lanjut yaitu kematian seorang bayi (Girsang, 2009). terhadap penyakit infeksi, yang dilahirkan hidup setelah 7 hari atau sebelum 29 hari. dengan BBLR dapat dilakukan pemeriksaan rutin saat hamil atau baik,dari perawatan Penatalaksanaan bayi pengetahuan ini terhadap bayi BBLR. mempertahankan bayi selama BBLR akan pemberian Penatalaksanaan suhu di dan rumah, Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk Upaya mencegah terjadinya bayi lahir memperhatikan mengathui faktor-faktor penyebab terjadinya BBLR di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RSI Sakinah Mojokerto. antenatalcare. Kunjungan ante-natal minimal dilakukan 4 kali selama kehamilan. Satu kali dalam METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah trimester pertama (sebelum 14minggu), satu menggunakan deskriptif yang bertujuan untuk kali dalam trimester kedua (antara minggu 14- mengidentifikasi faktor dominan penyebab terjadinya BBLR di RSUD Dr. Wahidin bentuk angka-angka mulai dari yang paling Sudirohusodo dan RSI Sakinah Mojokerto. rendah ke yang paling tinggi. Bersama dengan Populasi penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir yang mengalami BBLR di perhitungan (precentase) dari angka yang muncul setiap saat. RSUD Wahidin Sudiro Husodo dan RSI Sakinah Mojokerto bulan Juni-Juli 2016 yaitu sebanyak 12 bayi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini consecutive sampling yaitu adalah mengambil sampel dari bayi baru lahir yang mengalami BBLR di RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto pada tanggal 25 Juni – 8 Juli 2016 dan di RSI Sakinah Mojokerto pada tanggal 9-25 Juli 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian bayi baru lahir yang HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan tentang “Faktor dominan penyebab terjadinya BBLR di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RSI Sakinah Mojokerto”. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari observasi pada bayi baru lahir di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RSI Sakinah Mojokerto pada tanggal 25 Juni 25 Juli 2016 dapat digambarkan sebagai berikut: mengalami BBLR di RSUD Wahidin Sudiro Hasil Penelitian Husodo dan RSI Sakinah Mojokerto bulan 1) Karakteristik Berdasarkan Usia Ibu Juni-Juli 2016 sejumlah 12 responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu di Variabel dalam penelitian ini adalah faktor dominan penyebab terjadinya BBLR di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RSI Sakinah Mojokerto. Pengumpulan data dilakukan menggunakan data sekunder yang dilakukan menggunakan dokumentasi dengan bantuan lembar observasi untuk mendapatkan RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RSI Sakinah Mojokerto No Umur 1. 2. 3. <20 tahun 20-35 tahun >35 tahun Jumlah Frekuensi (f) 2 9 1 Persentase (%) 16,7 75 8,3 12 100 data usia ibu, usia kehamilan dan anemia. Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa Tempat penelitian ini dilakukan di RSUD sebagian besar ibu yang mempunyai bayi Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto dan RSI BBLR Sakinah Mojokerto. Waktu penelitian ini Sudirohusodo dan RSI Sakinah Mojokerto dilaksanakan pada tanggal 25 Juni – 25 Juli berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 9 2016. responden (75%). Analisa data menggunakan deskriptif di RSUD Dr. Wahidin 2) Karakteristik Usia Kehamilan statistik tipe distribusi frekuensi digunakan Tabel 4.2 Distribusi untuk menjabarkan dan mensintesa data untuk Kelamilan mengorganisir data secara sistematis dalam Sudirohusodo dan RSI Sakinah Mojokerto di RSUD frekuensi Dr. Usia Wahidin No Usia Kehamilan 1. Kurang bulan (<37 minggu) Cukup bulan (37-42 minggu) Kehamilan lama (>42 minggu) Jumlah 2. 3. Frekuensi Persentase (f) (%) 9 75 3 25 0 0 12 100 Pembahasan Faktor Dominan Penyebab Terjadinya BBLR Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang mempunyai bayi BBLR di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dan RSI Sakinah Mojokerto berumur 20-35 sebagian besar bayi yang lahir pada usia tahun yaitu sebanyak 9 responden (75%). kehamilan kurang bulan (<37 minggu) Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu sebanyak 9 responden (75%). bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang bulan (<37 minggu) yaitu sebanyak 9 3) Karakteristik Anemia Pada Kehamilan responden (75%). Tabel 4.3 menunjukkan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Anemia bahwa sebagian besar ibu yang melahirkan Pada Kehamilan di RSUD Dr. Wahidin bayi BBLR tidak mengalami anemia pada Sudirohusodo dan RSI Sakinah Mojokerto kehamilan yaitu sebanyak 7 orang (58,3%). No 1. Anemia Normal (Hb Frekuensi Persentase (f) (%) 7 58,3 Anemia ringan 3 25 Anemia sedang 2 16,7 Anemia berat 0 0 (Hb 5-7 gr%) Jumlah menerima kehamilan dan wanita tersebut biasanya sudah merasa siap untuk menjadi ibu. Pada usia lebih dari 35 tahun (Hb 7-9 gr%) 4. bagian tubuh lainnya sudah benar-benar siap untuk (Hb 9-10 gr%) 3. aman untuk hamil sebaiknya pada umur 20-35 tahun, karena mulai umur 20 tahun, rahim dan >11 gr%) 2. Menurut Depkes RI (2006), usia yang kesehatan tubuh ibu sudah tidak sebaik pada umur-umur 20-35 tahun dan kemungkinan 12 100 akan terjadi persalinan lama, perdarahan dan Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa risiko cacat bawaan lebih besar. Menurut sebagian besar ibu yang melahirkan bayi Manuaba (2009), selain pernyataan diatas, BBLR tidak mengalami anemia pada ditambahkan kehamilan remaja, akan memudahkan terjadinya antara (58,3%). yaitu sebanyak 7 orang bahwa dampak kehamilan lain keguguran, persalinan prematur, BBLR, kelainan bawaan. Sedang pada kehamilan umur > 35 tahun akan lebih berisiko mengalami masalah kesehatan misal hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit kronis lain. Menurut Oxorn dan Forte (2010) partus akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi prematur atau persalinan prematur dapat pula perubahan dalam darah dan sumsum terjadi kurang tulang. Pada saat hamil, jumlah darah yang bulan/prematur. Persalinan prematur dapat ada terpakai untuk kebutuhan ibu dan janin, diartikan sebagai dimulainya kontraksi uterus maka optimatis volume darah jadi berkurang. yang teratur yang disertai pendataran dan/atau Akibatnya, pasokan oksigen dilatasi servix serta turunnya bayi pada wanita berkurang. Di kehamilan hamil yang lama kehamilannya kurang dari pertengahan trimester kedua, pembuluh darah 37 minggu sejak hari pertama haid terakhir. ibu hamil cenderung melebar. Sering kali pada usia kehamilan awal ke otak sampai Salah satu indikator terjadinya BBLR yang tersedia tidak cukup untuk mengisi umur kehamilan, umur kehamilan dapat ruang-ruang kosong di pembuluh darah yang mempengaruhi melebar. Akibatnya, terjadi tekanan darah kejadian BBLR karena semakin pendek masa kehamilan semakin rendah (Ikhsan, 2009). kurang sempurna pertumbuhan alat – alat Anemia yang berat selama kehamilan tubuhnya sehingga akan turut mempengaruhi dapat mengakibatkan kadar oksigen yang berat badan waktu lahir, sehingga dapat dibawa darah ke dalam plasenta berkurang dikatakan bahwa umur kehamilan merupakan karena sedikitnya hemoglobin yang dapat faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR mengikat yang tidak dapat dihindari, selama kehamilan hipoksemia yang lama dan menyebabkan terjadi proses penambahan berat badan. Umur BBLR. Sekalipun janin mampu menyerap kehamilan ibu < 37 minggu memiliki semua kebutuhan dari ibunya, namun dengan kecenderungann tidak terpenuhinya gizi yang anemia adekuat akan metabolisme tubuh sehingga mengganggu berdampak terhadap berat badan lahir bayi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam (Wati, 2014). rahim. untuk pertumbuhan yang Ibu hamil dengan komplikasi dapat meningkatkan resiko BBLR, komplikasi yang oksigen, akan Salah sehingga mengurangi satu akibat terjadi kemampuan yang dapat ditimbulkan pada janin adalah terjadi BBLR (Kusumaningrum, 2012). dapat terjadi seperti anemia, perdarahan Bayi yang mengalami BBLR di RSUD antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto dan infeksi dalam RSI Sakinah Mojokerto sebagian besar lahir kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar pada ibu berumur 20-35 tahun, usia 20-35 hemoglobin dibawah 11g% pada trimester 1 tahun merupakan usia reproduktif atau sehat dan 3 atau kadar < 10,5g% pada trimester 2. untuk hamil dan bersalin, namun kenyataan Anemia dilapangan kandung kemih. lebih sering Anemia dijumpai dalam kehamilan karena dalam kehamilan keperluan menunjukkan bahwa hasil penelitian tidak sesuai dengan teori diatas. Walaupun ibu dalam rentang usia sehat untuk menampakan bayi premature dan sering kali hamil (20-35 tahun), namun apabila ibu disertai dengan berat badan lahir rendah. mengindahkan kebutuhan nutrisi dan Hasil penelitian ini sejalan dengan mempunyai masalah atau komplikasi pada penelitian kehamilan, kemungkinan menjelaskan bahwa salah satu faktor yang anaknya mengalami berat badan lahir rendah. berhubungan dengan kejadian BBLR di Selain itu kejadian BBLR yang terjadi bisa RSUD Ambarawa Tahun 2013 adalah umur disebabkan oleh faktor lain seperti usia kehamilan. Dapat diketahui bahwa kehamilan. kejadian BBLR terjadi pada umur kehamilan lebih banyak Leni Maulinda Wati (2014) resiko Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan < 37 minggu sebanyak 144 responden penelitian yang dilakukan oleh Wiharjo (40,9%) dan pada umur kehamilan ≥ 42 (2010) diperoleh hasil bahwa kehamilan < 20 minggu sebanyak 132 responden (37,5%). tahun dan > 35 tahun hanya berisiko 2,91 kali melahirkan BBLR. Faktor anemia tidak terlalu dominan mempengaruhi kejadian BBLR di RSUD Dr. Bayi yang mengalami BBLR dapat Wahidin Sudirohusodo Mojokerto dan RSI dipengaruhi oleh faktor usia kehamilan, Sakinah Mojokerto, karena sebagian besar ibu dimana yang yang melahirkan bayi BBLR tidak mengalami mengalami BBLR cenderung lahir pada usia anemia pada kehamilan. Kejadian BBLR pada kehamilan kurang bulan (<37 minggu), hal ini bayi baru lahir dapat dipengaruhi oleh faktor disebabkan pada usia kehamilan prematur, lain seperti usia kehamilan. Berat bayi yang tumbuh kembang janin kurang sempurna, dilahirkan dapat dipengaruhi oleh kesehatan karena umur kehamilan ibu < 37 minggu ibu baik sebelum hamil maupun saat hamil. menyebabkan tidak terpenuhinya gizi yang Kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan adekuat akan sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi ibu berdampak terhadap berat badan lahir bayi. selama hamil, anemia berarti ibu sudah Pada awal kehamilan pertambahan berat mengalami keadaan kurang zat besi dalam badan besar jangka waktu yang telah lama, bila ini terjadi diperuntunkan bagi persiapan organ- organ maka kebutuhan asupan gizi zat besi untuk tubuh meningkatkan asupan nutrisi bagi janin dan pada untuk yang ibu. penelitian ini pertumbuhan terjadi Pada bayi yang sebagian tahap selanjutnya pertambahan berat badan lebih terpusat dari proses tumbuh kembang janin. penambahan janin, sehingga semakin tua Berdasarkan hasil penelitian umur kehamilan, maka akan semakin berat menunjukkan bahwa faktor usia kehamilan badan bayi yang akan dilahirkan. Bayi yang merupakan faktor yang paling dominan dilahirkan mempengaruhi kejadian BBLR pada bayi sebelum umur 37 minggu baru lahir di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto dan RSI Sakinah kehamilan dan anemia untuk dapat dijadikan Mojokerto. Hal ini dikarenakan tumbuh sebagai kembang janin didalam rahim tergantung penelitian lebih lanjut. dengan asupan nutrisi selama dalam rahim. Bagi Ibu Hamil data dasar untuk melakukan Diharapkan ibu hamil dapat melakukan SIMPULAN DAN SARAN periksa kehamilan secara rutin, terutama pada Simpulan ibu risiko tinggi. Faktor dominan penyebab terjadinya Bagi Peneliti Selanjutnya BBLR di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Diharpakan peneliti selanjutnya dapat dan RSI Sakinah Mojokerto antara lain mengembangkan konsep penelitian ini dengan sebagian besar ibu berumur 20-35 tahun yaitu meneliti tentang faktor usia kehamilan dengan sebanyak 9 responden (75%), sebagian besar kejadian BBLR dengan jumlah sampel yang bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang lebih banyak, sehingga didapatkan hasil bulan (<37 minggu) yaitu sebanyak 9 penelitian yang lebih baik lagi. responden (75%) dan sebagian besar ibu yang melahirkan bayi BBLR tidak mengalami anemia pada kehamilan yaitu sebanyak 7 orang (58,3%). Faktor usia kehamilan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kejadian BBLR pada bayi baru lahir di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RSI Sakinah Mojokerto Saran Bagi Petugas Kesehatan Hendaknya petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan atau konseling pada ibu hamil pada saat pemeriksaan kehamilan, terutama pada ibu dengan resiko tinggi dan skrining ANC terutama pada ibu hamil dengan resiko tinggi. Bagi Institusi Pendidikan Institusi pendidikan harus menambah dan menyediakan sumber kepustakaan dan bacaan khususnya tentang teori BBLR, usia DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Arisman. MB. 2009. Gizi Dalam Daur Ulang Kehidupan. Jakarta: EGC Bohnhorst, B, T. Heyne. 2001. Skin-to-Skin (Kangaroo) Care, Respiratory Control, and Thermoregulation. J Pediatric 138 (2) : 193-7. Bunadi. 2006. Tesis: Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian BBLR Di Kota Cirebon Tahun 2004. Depkes RI. 2006. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Elizabeth, Tara. 2010. Buku Pintar Kesehatan Kehamilan. Jakarta: Ladang Pustaka Girsang, Bina Melvia. 2009. Pola Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) oleh Ibu di rumah Sakit dan di Rumah dan Hal-Hal yang Mempengaurhi Studi Grounded Theory. Tesis Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Depok Henderson, C & Jones, K. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta. EGC Harsono. 2011. Kementrian Kesehatan Direktorat Penelitian dan Pengembangan. Riset kesehatan dasar (Riskesdas). diunduh dari :www.litbang.depkes.go.id/riskesdas/i ndex.htm. Hidayat, A Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Ikhsan. Fuad. 2009. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC Jayant, D., dkk. 2011. Maternal Risk Factors For Low Birth Weight Neonatus: A Hospitel Based Case-Control Study in Rural Area of Western Maharashtra, India. Pravara Institute of Medical Sciences, Loni, Maharashtra Jones, Derek llewelyn. 2005. Panduan terlengkap tentang kesehatan, kebidanan dan kandungan. Jakarta. Delaprasta Kementerian Kesehatan RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kosim Sholeh, M. 2005. Buku panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Bidan, dan Perawat di Rumah Sakit. Jakarta: IDAI Depkes RI. Kusumaningrum, Anggraeni Indah. 2012. Hubungan Faktor Ibu Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Wilayah Kerja Puskesmas Gemawang Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Skripsi Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Depok Manuaba. Ida Bagus. 2009. Konsep Obstetri Dan Ginekologi Sosial Indonesia. Buku Kedokteran Jakarta : EGC Mochtar, Rustam.2012. Sinopsis Obstetri. Buku Kedokteran Jakarta : EGC. Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta Rineka Cipta. Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Oxorn, Hurry. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: ANDI Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Buku Kedokteran. Jakarta :EGC Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Buku Kedokteran. Jakarta :EGC Proverawati Atikah, & Ismawati Cahyo, S. 2010. BBLR : Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha Medika. Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan 4 (Patologi). Jakarta: Trans Info Media Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan : Asuhan Persalinau Normal. Jakarta. Bina Pustaka Setiadi. 2013. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan 2. Yogyakarta: Graha Ilmu Sinsin, Iis. 2008. Masa Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: Gramedia Surasmi & Asrini. 2002. Perawatan bayi resiko tinggi. Jakarta: EGC. Wati, 2014 Wawan A dan Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika. Wiharjo, Siti Handayani. 2010. Skripsi: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Bayi BBLR Di RSUD Cibinong Tahun 2009. Skripsi Universitas Indonesia Depok William. 2009. Buku saku Obsetry Gynecology William. alih bahasa Benson, P & Pernoll. Jakarta. EGC Wong Dona, L. 2008. Buku ajar keperawatan pediatrik wong. Volume 1. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.