TUGAS REVIEW JURNAL PERANCANGAN SISTEM INSENTIF MENGGUNAKAN METODE PERENCANAAN INSENTIF KELOMPOK Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia Disusun Oleh : Indah Dewi Lestari 175100300111002 Anggi Nurmahadita 175100300111008 Silvi Nurma Rusmawati 175100300111034 Cut Tiara Reza 175100307111039 Kelas F JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019 BAB I PENDAHULUAN Manajemen adalah suatu seni yang merupakan kemampuan pengelolaan sesuatu dan hal tersebut merupakan seni menciptakan atau kreatifitas, dan merupakan keterampilan seseorang. Selain itu, manajemen juga dapat didefinisikan sebagai tiga hal. Manajemen merupakan suatu proses dan ada suatu tujuan yang hendak dicapai; kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen; serta suatu seni dan ilmu pengetahuan (Maulidah, 2012). Dalam suatu organisasi, manajemen diperlukan untuk mengelola sumber daya yang dimiliki oleh organisasi tersebut, seperti halnya sumber daya manusia dan ketersediaan fasilitas. Dalam pengelolaan sumber daya manusia, manajemen bertugas untuk memberikan kompensasi. Kompensasi diberikan atas kontribusi sumber daya manusia (pegawai) terhadap perusahaan. Kompensasi merupakan imbalan yang diberikan kepada pekerja atas pekerjaan yang telah ia lakukan. Haedar dkk (2015) menjelaskan bahwa karyawan cenderung berpendapat bahwa besarnya kompensasi yang mereka terima secara tidak langsung merupakan penilaian terhadap kerja mereka oleh organisasi. Apabila mereka beranggapan kompensasi yang mereka terima tidak memadai dengan apa yang mereka lakukan, maka hal tersebut dapat berakibat menurunnya motivasi kerja, yang akhirnya mempengaruhi kinerjanya. Kompensasi memiliki beberapa tujuan, diantaranya yaitu memberikan kepuasan kerja karyawan, terjalin ikatan kerja sama, pengadaan karyawan yang efektif, mempermudah proses motivasi karyawan, rendahnya tingkat turn over, memperbaiki disiplin karyawan, meningkatkan konsentrasi kerja karyawan dan mengurangi interfensi pemerintah. Salah satu bentuk kompensasi adalah kompensasi finansial yang dapat berbentuk gaji, upah, atau bonus. Upah (wage) berkaitan dengan tarif pembayaran per jam dan seringkali dipergunakan untuk pekerja pada bagian produksi dan pemeliharaan. Metode pembayaran upah dapat dibagi menjadi hari kerja, hari kerja yang dihitung, insentif berdasarkan pekerjaan, insentif berdasarkan waktu kerja standar, dan insentif kelompok. Insentif adalah kompensasi khusus yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan diluar gaji utama atau dapat disebut sebagai bonus. Kompensasi finansial dapat berbentuk gaji, upah, atau bonus. Upah (wage) berkaitan dengan tarif pembayaran per jam dan seringkali dipergunakan untuk pekerja pada bagian produksi dan pemeliharaan. BAB II PEMBAHASAN Salah satu contoh penerapan metode kompensasi adalah pada perancangan sistem insentif menggunakan metde perencanaan insentif kelompok. Studi kasus dilakukan pada unit layanan kesehatan milik pemerintah daerah di Puskesmas X. Tujuan dari perancangan sistem insentif tersebut yaitu untuk memberikan dasar yang transparan dengan tingkat perbedaan insentif yang tidak terlampau besar antara penerima insentif yang terendah dan tertinggi. Tahapan pada pengumpulan data untuk merancang sistem insentif kelompok ini terdapat tiga tahap. Tahap pertama yaitu penentuan variabel. Pada tahap ini data diperoleh dengan cara wawancara kepada manajerial perusahaan untuk menentukan variabel yang penting dalam pembagian insentif. Pembagian insentif ini dirancang berdasarkan kinerja masing-masing kelompok pekerja. Kontribusi individu dalam setiap kelompok akan mempengaruhi seberapa besar insentif yang akan diterima. Tahap kedua yaitu pembobotan tiap variabel. Dalam hal ini pihak manajemen memberikan peringkat untuk tiap variabel yang telah dipilih pada tahap sebelumnya. Tahap ketiga yaitu memformulasikan perhitungan distribusi insentif kedalam model matematika, lalu dirancang simulasi perhitungan pembagian insentifnya. Dari simulasi tersebut diharapkan diperoleh gambaran yang lebih jelas akan pembagian insentif. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tahap satu, variabel yang didapatkan yaitu tanggung jawab atau fungsi, beban kerja dan kedisiplinan. Izin dan cuti kerja diperhitungkan sebagai pengurang dalam pemberian insentif. Lalu pada pembobotan variabel pada tahap dua, dilakukan pada variabel tanggung jawab atau fungsi, beban kerja, dan kedisiplinan. Pada ketiga variabel tersebut, terdapat beberapa daftar yang memiliki poin-poin tersendiri. Semakin besar poin, maka insentif akan semakin besar. Pada tahap ketiga, yaitu memformulasikan perhitingan distribusi pembangian insentif @poin, didapat formulasi berupa : Poin tiap karyawan = ∑𝑛𝑖 𝑋𝑖 , dimana Xi adalah poin karyawan untuk variabel ke-i, 𝑛 dan n adalah jumlah variabel. Lalu, pada total poin semua karyawan = ∑𝑚 𝑗 ∑𝑖 𝑋 ij, dimana Xij adalah poin karyawan ke-j untuk variabel ke-i dan m adalah jumlah karyawan. Jadi, nantinya, besarnya jumlah insentif yang dibagikan tergantung pada besarnya poin tiap karyawan. Untuk menghitung jumlah insentif per poinnya digunakan rumus @poin = 𝑖𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑖𝑓 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 . 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑜𝑖𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 Pada studi kasus tersebut, total insentif yang dibagian untuk seluruh karyawan adalah Rp 20.000.000. Total poin dari seluruh karyawan adalah 992. Sehingga, jumlah insentif per poin yaitu Rp. 20.161. Semisal ingin mengetahui jumlah insentif pada karyawan nomor 9 dengan total poin 28, maka dihitung dengan Rp. 20.161 x 28 = Rp. 564.508. Pemberian insentif tertinggi yaitu pada poin tertinggi (karyawan nomor 2 dan 3) sebesar Rp. 766.000, dan terendah pada karyawan nomor 36 dengan insentif Rp. 423.000. BAB III PENUTUP Kompensasi merupakan imbalan yang diberikan kepada pekerja atas pekerjaan yang telah ia lakukan. Salah satu bentuk kompensasi adalah kompensasi finansial yang dapat berbentuk gaji, upah, atau bonus. Insentif adalah bentuk kompensasi finnsial khusus yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan diluar gaji utama atau dapat disebut sebagai bonus. Berdasarlan studi kasus yang dilakukan pada unit layanan kesehatan milik pemerintah daerah di Puskesmas X, tujuan dari perancangan sistem insentif tersebut yaitu untuk memberikan dasar yang transparan dengan tingkat perbedaan insentif yang tidak terlampau besar antara penerima insentif yang terendah dan tertinggi. Terdapat tiga tahapan dalam pengumpulan dan penganalisisan data yaitu tahap penentuan variabel, pembobotan tiap variabel, serta tahap formulasi perhitungan distribusi insentif. Variabel yang digunkan ada tiga yaitu variabel tanggung jawab, beban kerja, da kedisiplinan, dimana masing-masing variabel tersebut meiliki poin yang menjelaskan kondisi tiap variabel tersebut. Pada studi kasus tersebut didapatkan nilai insentif tersbesar yaitu Rp. 766.000, dan terendah dengan nilai insentif Rp. 423.000, sehingga pembagian kompensasi secara insenif telh memenuhi tujuan yaitu tidak didapatkan perbedaan yang terlalu jauh antara nilai insentif terbesar dan terendah. Dengan demikan, menggunakan model tersebut diharapkan distribusi insentif dapat memacu etos kerja semua karyawan. DAFTAR PUSTAKA Haedar, Muhammad I., an Gunair. 2015. Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Suraco Jaya Abadi Motor Di Masamba Kabupaten Luwu Utara. Jurnal Equilibrium. 5(1): 15-21 Maulidah, S. 2012. Pengantar Manjemen Agribisnis. UB Press. Malang Pramudyo, C.S. 2011. Perancangan Sistem Insentif Menggunakan Metode Perencanaan Insentif Kelompok. Jurnal Ilmiah Teknik Industri. 10(1): 29-34