Uploaded by dickydaww23

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOB

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN VIII
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR
DESTILASI & TITIK DIDIH
OLEH :
NAMA
: RIZAL SUHARDIMAN
STAMBUK
: F1C1 15 098
KELOMPOK
: VIII (DELAPAN)
ASISTEN
: DIMAN SAPUTRA
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zat cair adalah sesuatu yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan kita.
Berbagai macam jenis zat cair yang kita jumpai disekitar kita. Ada yang jernih,
dan ada pula yang keruh. Berdasarkan sifat fisik yang terlihat oleh pandangan
kita, ada beberapa zat cair yang terlihat tidak satu fasa. Contohnya adalah air
sirup, susu, kopi dan lain-lain. Namun ada juga yang secara fisik terlihat satu fasa
dan terdiri satu senyawa, tetapi ternyata secara sifat kimia mengandung dua atau
lebih senyawa yang tercampur homogen. Sehingga dalam kimia ada dikenal
dengan campuran yang homogen, dan ada pula campuran heterogen. contohnya
adalah air laut, alkohol yang banyak didapat di dalam masyarakat, dan lain-lain.
Tidak semua zat cair yang kita jumpai itu dalam keadaan murni, tetapi
merupakan campuran dari dua atau lebih senyawa yang dapat memberikan
dampak negatif bagi penggunanya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa penjualan
minyak eceran baik itu minyak tanah, bensin, bahkan solar sekalipun. Didalam
ilmu kimia proses pemurnian zat cair yang seperti ini biasa dikenal dengan proses
destilasi.
Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad
pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya
permintaan akan spritus. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih
dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar,
ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan masih
banyak dipakai sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan
jelas oleh Al-Kindi (801-873).
Destilasi didefinisikan sebagai sebuah proses dimana campuran dua atau
lebih zat liquid atau vapor dipisahkan menjadi komponen fraksi yang murni,
dengan pengaplikasian dari perpindahan massa dan panas. Pemisahan komponenkomponen dari campuran liquid melalui destilasi bergantung pada perbedaan titik
didih masing-masing komponen. Juga bergantung pada konsentrasi komponen
yang ada. Campuran liquid akan memiliki karakteristik titik didih yang berbeda.
Oleh karena itu, proses destilasi bergantung pada tekanan uap campuran liquid.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai proses pemurnian zat cair
berdasarkan titik didih suatu larutan, alat-alat yang digunakan, jenis–jenis
pemurnian zat cair, bagaimana cara memperoleh suatu destilat dari suatu proses
destilasi, memahami prinsip kerja dari destilasi, membedakan senyawa-senyawa
berdasarkan sifat reaksi kimianya, maka dilakukanlah praktikum mengenai
percobaan pemurnian zat cair, destilasi dan titik didih.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum pemisahan dan pemurnian zat cair
destilasi dan titik didih adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prinsip destilasi?
2. Bagaimanacara destilasi untuk pemisahan dan pemurnian?
3. Bagaimanacara membedakan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifat
reaksi kimianya?
C. Tujuan
Tujuan dalam praktikum pemisahan dan pemurnian zat cair destilasi dan
titik didih adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami prinsip destilasi.
2. Untuk melakukan destilasi pemisahan dan pemurnian.
3. Untuk membedakan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifat reaksi
kimianya.
D. Manfaat
Manfaat dalam praktikum pemisahan dan pemurnian zat cair destilasi dan
titik didih adalah sebagai berikut:
1. Dapat memahami prinsip destilasi.
2. Dapat melakukan destilasi untuk pemisahan dan pemurnian.
3. Dapat membedakan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifat reaksi
kimianya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode
yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam
suatu larutan atau campuran dan tergantung pada distribusi komponen-komponen
tersebut antara fasa uap dan fasa air. Destilasi sederhana atau destilasi biasa
adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang
memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan
dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa (Walangare dkk., 2013).
Proses destilasi adalah suatu proses pemisahan fraksi minyak bumi
berdasarkan titik didihnya. Sistem kontrol kolom destilasi memiliki masukan
jamak dan keluaran jamak. Proses destilasi adalah suatu proses pemisahan fraksi
minyak bumi berdasarkan titk didihnya, dimana masing-masing produk nantinya
akan diolah lebih lanjut untuk dikonsumsi masyarakat, pihak industri lainnya
untuk menyokong perekonomian negara tersebut. Proses destilasi yang disebut
juga penyulingan adalah proses pemisahan berdasarkan titik didih suatu
campuran. Pada penyulingan minyak bumi yang berupa multi komponen
pemisahannya di dasarkan pada trayek didih atau fraksi-fraksinya sehingga
prosesnya sering disebut juga proses fraksinasi. Pada minyak bumi, destilasi yang
dipakai adalah destilasi atmosfer atau destilasi pada tekanan sedikit diatas tekanan
atmosfer (Albertty, 1987).
Permukaan suatu cairan di bagian atas selalu terdapat uap dari cairan
tersebut walaupun pada suhu di bawah titik didihnya. Kecenderungan sebagian
molekul cairan berada pada fase uap merupakan sifat yang tetap pada suhu tetap,
yang disebut sebagai tekanan uap. Selain itu tekanan uap suatu cairan berubah
dengan adanya zat lain yang larut di dalamnya (sifat kilogatif), dan sebagaimana
dikemkakan sebelumnya, perubahan suhu akan merubah tekanan uapnya. Untuk
campuran dua atau lebih cairan murni, dimana masing-masing cairan tidak
mengalami interaksi yang kuat dalam campurannya (atau tidak disertai perubahan
panas sistem), disebut campuran atau larutan ideal bila tekanan dan komposisi zat
murninya atau dalam fraksi mol (Petrucci, 1978).
Seperangkat alat distilasi uap yang digunakan dirangkai dengan ketel
penghasil uap bertekanan tinggi dan dilakukan proses distilasi selama 8 jam.
Rendemen yang diperoleh dari penelitian ini relatif lebih rendah diduga karena
perbedaan daerah pertumbuhan bunga kenanga, waktu petik bunga dan
kematangan bunga sehingga mempengaruhi hasil rendemen yang diperoleh. Uap
yang dihasilkan pada ketel penghasil uap menyebabkan tekanan uap dalam ketel
distilasi meningkat sehingga komponen minyak atsiri kenanga seperti senyawa
linalool yang memiliki tekanan uap tinggi dapat terisolasi (Rachmawati dkk.,
2013).
Cara untuk menghilangkan TMA adalah dengan menginjeksikan larutan
NaOH ke kolom destilasi. Di dalam kolom distilasi, pH tinggi (basa) akan
menyebabkan TMA dalam crude methanol menjadi lebih mudah menguap dan
kemudian terbuang bersama dengan off-gas. Kondisi umpan gas alam dan pabrik
yang dinamis menyebabkan kandungan TMA di dalam produk methanol
bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kemungkinan penyebab
kenaikan kandungan TMA dalam produk metanol baik oleh faktor alam maupun
akibat perubahan kondisi operasi pada proses pemisahan sebelumnya di unit
destilasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan CO2 dalam gas alam
dapat meningkatkan kandungan TMA dalam produk metanol. Penambahan larutan
NaOH ke dalam menara destilasi dapat menurunkkan kandungan TMA dalam
produk akhir (Putro, 2010).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu Dan Tempat
Percobaan Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair Destilasi & Titik Didih
dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 3 Oktober 2016 pukul 07.30 – 09.55 WITA,
dan bertempat di Laboratorium Kimia Riset, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1.
Alat
Alat-alat yang digunakan pada ini adalah seperangkat alat destilasi, gelas
kimia 50 mL, gelas ukur 50 mL, erlenmeyer 25 mL, termometer (0-100OC), lap
halus, mesin pemompa air, elektromantel, waterbath, statif dan klem.
2.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah alumunium foil,
metanol (CH3OH) 40 mL dan H2O 40 mL, batu didih, dan vaseline.
C. Prosedur Kerja
40 mL metanol
40 mL aquades
-
dicampur
dimasukkan ke dalam labu alas bulat
Campuran metanol-air
-
dipanaskan
diamati dan dicatat suhu saat tetesan
pertama mulai jatuh
450C
-
dikontrol suhunya agar tidak mendekati
suhu didih metanol
600C-
dihentikan
pemanasan
jika
berhenti mendidih
destilat
-
diukur volumenya
-
dihitung rendamen metanol
% rendamen = 25 %
metanol
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Gambar Rangkaian Alat Destilasi
9
1
8
2
3
7
5
4
Keterangan :
1. Konektor
2. Labu Alas Bulat
3. Waterbath (vacum evaporator)
4. Air Keluar
5. Kondensor
6. Air Masuk
7. Erlenmeyer
8. Adaptor
9. Klem dan Statif
6
2. Tabel pengamatan
No
Hasil Pengamatan
Data Pengamatan
Campuran 40 mL metanol
1
80 mL metanol-air
dan 40 mL aquades
3.
2
Titik awal jatuhnya destilasi
450C
3
Titik pengakhiran destilasi
600C
4
Dihitung volume destilat
20 mL
Analisis Data

% rendamen
Volume metanol
= 40 mL
Volume air
= 40 mL
Volume campuran
= volume metanol + volume air
= 40 mL + 40 mL = 80 mL
Volume destilat secara praktek = 20 mL
% rendamen = volume awal metanol – volume akhir metanol
Volume campuran
= 40 mL – 20 mL
80 mL
= 25 %
x 100%
x 100%
B. Pembahasan
Prinsip dasar destilasi adalah perbedaan titik didih tiap zat dalam larutan,
sehingga apabila dipanaskan pada suhu tertentu maka zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Zat yang menguap terlebih dahulu
inilah yang disebut destilat. Destilat ini yang akan menjadi objek selama
percobaan berlangsung, dalam hal ini metanol (CH3OH).
Percobaan ini menggunakan destilasi sederhana untuk memisahkan
metanol dari campuran metanol-air. Destilasi sederhana atau destilasi biasa
adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang
memiliki
perbedaan
titik
didih
yang
jauh. Metanol dan air keduanya
merupakan senyawa polar. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki titik didih
yang tinggi. Titik didih metanol adalah 64,75ºC, sedangkan titik didih air adalah
100ºC. Titik didih air lebih tinggi dari pada metanol dikarenakan ikatan hidrogen
air dapat membentuk lebih banyak dibandingkan metanol.
Tetesan pertama pada percobaan menunjukkan suhu 45oC, sedangkan pada
tetesan terakhir atau titik diakhirinya proses destilasi menunjukkan suhu 60oC.
Destilat yang didapat (CH3OH) yang memiliki titik didih 64,75oC. Hal ini jelas
menunjukkan bahwa tetesan destilat pertama memiliki titik didih dibawah zat
murninya,
yang mengindikasikan bahwa destilat tersebut tidak murni.
Penyebabnya adalah lemahnya ikatan yang terbentuk antar molekul zat murni
dengan pelarut sehingga penguapan akan lebih mudah terjadi, berbeda dengan
ikatan zat murni yang lebih kuat dan stabil. Tekanan uap pada campuran juga
lebih rendah dikarenakan adanya perbandingan jumlah zat pada campuran atau
disebut dengan fraksi yang sesuai dengan hukum Raoult. Karena ada fraksi dalam
suatu campuran menyebabkan tekanan campuran akan lebih rendah dan karena
tekanan uap rendah (tekanan yang dibutuhkan untuk menguapkan zat)
mengakibatkan suhu yang dibutuhkan untuk menguapkan zat juga rendah, suhu
berbanding lurus dengan tekanan.
Molekul air dapat membentuk tiga ikatan hidrogen dengan molekul air
lainnya. Dimana pada satu molekul air terdapat dua atom H yang dapat mengikat
dua atom O dari molekul air yang lain dan terdapat satu atom O yang dapat
mengikat satu atom H dari molekul air lainnya. Semakin besarnya ikatan hidrogen
yang terbentuk menyebabkan kenaikan titik didih. Ini disebabkan ikatan hidrogen
yang sangan kuat membutuhkan energi yang kuat pula untuk bisa memutuskan
ikatan hidrogen. Sehingga untuk bisa membuat air mendidih dibutuhkan suhu
yang lebih besar dibandingkan suhu untuk mendidihkan metanol.
Persen rendemen destilasi memberi nilai terhadap ketepatan proses destilasi.
Destilat yang dihasilkan pada percobaan ini sebanyak 20 mL dengan persen
rendemen 25%. Masih terbilang jauh dari volume metanol sebelumnya yaitu 40
mL. Hal seperti ini desebabkan karena ketidakcekatan dalam melakukan
praktikum (human error) atau berkendala pada bahan dan alat yang digunakan.
Destilat yang diperoleh belum sepenuhnya adalah larutan metanol,
melainkan masih mengandung sedikit air. Hal ini disebabkan karena campuran
metanol dengan air merupakan campuran azeotropyang memiliki komposisi
tertentu dengan titik didih yang sama, sehingga campuran ini menyerupai zat cair
murni dan memiliki titik didih yang konstan.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil pembahasan pada percobaan
ini maka
dapat disimpulkan.:
1. Destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau
lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu
campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh
senyawa murninya. Senyawa – senyawa yang terdapat dalam campuran akan
menguap pada saat mencapai titik didih masing – masing.
2.
Pemisahan dan pemurnian dengan metode destilasi tediri dari berbagai
bentuk, yaitu, destilasi biasa, destilasi bertingkat, destilasi azeotrop, dan
destilasi uap
3.
Hasil akhir dari destilasi metanol ini dengan rendemen 25 % sebanyak 20
mL.
DAFTAR PUSTAKA
Alberty, R.A., dan Farrington, D., 1987, Kimia Fisika Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Petrucci, R., 1987, Kimia Dasar Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Putro, I.K., Andrian, N., dan Nanang, H., 2010, Pemurnian Metanol dari
Kandungan Tri Meyhyl Amine di PT. Kaltim Metanol Industri-Bontang
Kaltim, Jurnal Rekayasa Proses, 3(2).
Rachmawati, R.C., R. Retnowati, dan Unggul P.J., 2013, Isolasi Minyak Atsiri
Kenanga (Cananga ogorata) Menggunakan Metode Distilasi Uap
Termodifikasi dan Karakterisasinya Berdasarkan Sifat Fisik dan KG-SM,
Kimia Student Journal, 1(2).
Walarange, K.B.A., A.S.M. Lumenta, J.O. Wurung, dan B.A. Sugiarso, 2013,
Rancang Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi Air Minum Dengan
Proses Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanas Elektrik, Jurnal Teknik
Elektro dan komputer, ISSN : 95115.
Tugas Setelah Praktikum
a. Tuliskan prinsip dan tujuan destilasi vakum dan uap?
b. Dari hasil destilat yang dilakukan, apakah destilat yang diperoleh masih perlu
dimurnikan lagi? Jelaskan jawaban anda!
Jawab:
a. Prinsip dan tujuan destilasi vakum dan uap:
-
Tujuan destilat vakum adalah untuk memisahkan fraksi –fraksi yang tidak
dapat dipisahkan dengan destilasi atmosferik seperti gas oil berat, parafine
destilate atau vakum distilate yang masih terkandung didalam long residu
dari hasil destilasi atmosferik. Prinsip destilat vakum didasarkan pada
hukum fisika dimana zat cair akan mendidih dibawah titik didih
normalnya apabila tekanan pada permukaan zat cair itu diperkecil atau
vakum. Untuk memperkecil tekanan permukaan zat cair dipergunakan
dengan alat jet ejector dan barometric condensor. Pada prinsipnya proses
vakum ini tidak jauh dari proses destilasi atmosferik. Proses destilasi
vakum pada sistem vakum proses berlangsung dibawah kondisi normal
±30 –35 mmHg
-
Tujuan destilasi uap adalah Untuk memurnikan zat/senyawa cair yang
tidak larut dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum
zat cair tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi
atau mengalami reaksi pengubahan (rearranagement), maka zat cair
tersebut tidak dapat dimurnikan secara destilasi sederhana atau destilasi
bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan destilasi uap. Prinsip dasar
Destilasi uap adalah mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih
dari masing-masing senyawa campurannya.
b. Dari hasil destilat yang telah dilakukan masih perlu dimurnikan lagi karena
pada hasil destilat yang berupa metaol masih mengandung sedikit air. Hal ini
disebabkan karena campuran metanol dengan air merupakan campuran
azeotropyang memiliki komposisi tertentu dengan titik didih yang sama,
sehingga campuran ini menyerupai zat cair murni dan memiliki titik didih
yang konstan. Komponen-komponen yang menyusun campuran azeotrop tidak
dapat dipisahkan melalui proses distilasi sederhana karena uap yang
berkesetimbangan dengan zat cair memiliki komposisi yang sama
Download