OKTOBER 2016 TEORI 1. Aset (assets) adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Liabilitas (Liabilities) adalah kewajiban perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, peyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Ekuitas (Equity) adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas. Jumlah ekuitas yang ditampilkan dalam laporan posisi keuangan tergantung pada pengukuran aset dan liabilitas. Biasanya hanya karena faktor kebetulan jumlah ekuitas agregat sama dengan jumlah nilai pasar keseluruhan (aggregate market value) dari saham perusahaan. 2. Laba komprehensif adalah kenaikan kekayaan perusahaan yang dipengaruhi oleh bebagai hal yang tidak ada hubungannya dengan operasi normal perusahaan. 3. Laba per saham dasar (LPS dasar) adalah jumlah laba (rugi) bersih pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode yang bersangkutan. Laba per saham dasar = Laba bersih - Dividen saham prioritas Rata - rata tertimbang saham yang beredar Berikut ini contoh perhitungan LPS dasar. PT Millenia mempunyai modal saham biasa yang beredar dalam tahun 2005 sebanyak 1.000 lembar. Pendapatan bersih dalam tahun 2005 sebesar Rpl.500.000,-. Semua saham sudah beredar sejak awal tahun 2005 dan tidak ada saham preferen. Pendapatan per lembar saham PT Millenia untuk tahun 2005 sebesar: Rp1.500.000,00 - 0 / 1.000 lembar = Rp1.500,00 PT Sejahtera mempunyai modal sebagai berikut: Saham biasa (beredar) sebanyak 1.500 lembar. Saham preferen, nominal Rpl.000,- per lembar, beredar sebanyak 500 lembar. Deviden saham preferen sebesar 10%. Pendapatan bersih tahun 2005 sebesar Rp2.000.000,-. Perincian mengenai saham biasa adalah sebagai berikut 1 Januari 2005, beredar 1.000 lembar. 1 Juli 2005, emisi baru sebanyak 500 lembar. Untuk dapat menghitung laba per lembar saham, pertama kali perlu dihitung rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar. Perhitungan sebagai berikut Laba per saham dilusian (LPS dilusian) adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode yang bersangkutan dan efek lain yang berpotensi saham biasa (instrumen keuangan atau kontrak lain yang memungkinkan pemiliknya memperoleh saham biasa) yang bersifat dilutif dan beredar selama periode yang bersangkutan. Perhitungan laba per saham dilusian pada dasarnya sama dengan perhitungan LPS dasar. Perbedaannya terletak pada hal-hal berikut: 1. Laba bersih yang diperhitungkan adalah laba bersih residual ditambah deviden dan bunga (dihitung setelah pajak) dan disesuaikan dengan perubahan penghasilan dan beban yang disebabkan konversi efek berpotensi saham biasa. 2. Jumlah rata-rata saham biasa yang beredar ditambah rata-rata tertimbang saham biasa yang akan beredar dengan asumsi semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif dikonversikan menjadi saham biasa. 4. PSAK ini diterapkan atas laporan keuangan entitas dan laporan keuangan konsolidasian kelompok usaha dengan entitas induk: (a) yang instrumen utang atau instrumen ekuitasnya diperdagangkan di pasar publik (pasar modal domestik atau luar negeri atau over-the-counter, termasuk pasar modal lokal dan regional), atau (b) yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada regulator pasar modal atau regulator lainnya untuk tujuan penerbitan seluruh kelas instrumen di pasar publik. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: (a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama), (b) hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya, dan (c) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkanpengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomik dimana entitas beroperasi. 5. Kesalahan pada akuntansi adalah keselahan-kesalahan pencatatan yang menyebabkan berubahnya saldo pada akun y=dari yang seharusnya. Perusahaan mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut dianggap akan menghasilkan laporan keuangan yang lebih andal dan lebih relevan tentang kondisi keuangan perusahaan. Estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi dasar estimasi, seperti misalnya muncul informasi baru atau tambahan pengalaman. Sesuai dengan sifatnya, perubahan estimasi akuntansi tidak terkait dengan periode sebelumnya dan bukan koreksi kesalahan. 6. Bunga Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan (alternatif) Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi (alternatif) Dividen Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan atau operasi (alternatif) Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi (alternatif) Pajak Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan diungkapkan secara terpisah. Diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas operasi kecuali jika secara spesifik dapat diidentifikasi sebagai aktivitas pendanaan dan investasi. Jika diklasifikasikan secara terpisah jumlah keseluruhan pajak dibayarkan diungkapkan 7. -Accrual basis merupakan pendapatan maupiun beban akan dilaporkan dalam laporan laba rugi dalam periode dimana pendapatan dan beban tersebut terjadi, tanpa memperhatikan arus uang kas masuk ataupun arus uang kas keluar. -Going Concern atau kelangsungan usaha adalah prinsip dasardalam penyusunan laporan keuangan. Selain itu Going Concern adalah dimana entitas (perusahaan) biasanya dilhatsebagai berkelanjutan dalam bisnis di masa mendatang. Dimana pentingnya perusahaan melakukan perlunya likuidasi, penghentian perdagangan atau mencari perlindungan dari kreditur sesuai dengan undang-undang atau peraturan untuk menjaga supaya tetap going concern. 8. Definisi pendapatan menurut IFRS dalam IAS 18 (Pendapatan Komersial), Pendapatan atau revenue adalah arus masuk bruto atas manfaat ekonomi selama periode tertentu yang timbul dari aktivitas biasa dari suatu perusahaan atau entitas di mana arus kas masuk tersebut menghasilkan peningkatan ekuitas, selain dari peningkatan yang terkait kontribusi dari para pemilik modal. Sedangkan, menurut UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 Tentang Pajak Penghasilan (Penghasilan Fiskal), penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak, baik berasal dari Indonesia atau luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak dengan nama serta dalam bentuk apapun. Contoh: perbedaan perhitungan periode waktu dalam akuntansi dan pajak. 9. Pengertian Aktiva Pajak Tangguhan (Deferred Tax Assets) adalah Jumlah pajak penghasilan terpulihkan pada periode mendatang sebagai akibat adanya : -Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan (deductible temporary differences). -Sisa kerugian yang belum dikompensasikan. Pengertian Kewajiban Pajak Tangguhan (Deferred Tax Liabilities) adalah Jumlah Pajak Penghasilan yang terutang untuk periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences). 10. Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit, baik peristiwa yang menguntungkan maupun yang tidak. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: (a) peristiwa yang memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan (peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan); dan (b) peristiwa yang mengindikasikan timbulnya kondisi setelah periode pelaporan (peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan).