HUBUNGAN TRAIT KEPRIBADIAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO REMAJA DI SMA TRIGUNA UTAMA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep) OLEH: RENO RAMALIA NIM: 1110104000021 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE SCHOOL OF NURSING SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA Undergraduate Thesis, July 2014 Reno Ramalia, NIM: 1110104000021 The Relationship between Personality Trait and Youth Risky Sexual Behavior in SMA Triguna Utama xix + 90 pages + 25 tables + 2 schemes + 8 attachments ABSTRACT Risky sexual behavior is sexual behavior that causing various negative impact on the perpetrators, i.e. unwanted pregnancies, STDs, abortion, dropping out of school, as well as crime. One of the factors that influence sexual behavior is personality. The personality type that used in this research is personality trait with five dimensions (big five) namely openess to experience, conscientiousness, extroversion, agreeableness, and neuroticism. The objective of this research is to know the relation between personality trait and youth risky sexual behavior in SMA Triguna Utama. Samples used in this study are 84 people and the technique is total sampling technique. This research is quantitative study used cross sectional approach with α = 0.05. Data Collection used questionnaire. Analytical technique used Spearman correlation and supported by statistical application program in its processing. Results of the analysis found that out of five hypotheses which are proposed in this study one of them received and four others rejected. Neuroticism Personality dimensions (p = 0,079) extraversion (p = 0,783), agreeableness (p = 0,942) and conscientiousness (p = 0,108) were rejected, while for oppeness to experience personality dimensions (p = 0,026, r = -0.243) was received. Researcher suggested that school will be able to consider planning their guidelines on sexual education to prevent negative impact of risky sexual behavior. Keywords: Trait Personality, Risky Sexual Behavior, Youth Reference: 86 (years 2000-2014) iii FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juli 2014 Reno Ramalia, NIM: 1110104000021 Hubungan Trait Kepribadian dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama xix + 90 halaman + 25 tabel + 2 bagan + 8 lampiran ABSTRAK Perilaku seksual berisiko merupakan perilaku seksual yang menyebabkan berbagai dampak negatif bagi para pelakunya, yaitu antara lain kehamilan tidak diinginkan, penyakit menular seksual, aborsi, putus sekolah, dan meningkatnya kriminalitas. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seksual adalah kepribadian. Tipe kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu trait kepribadian dengan lima dimensi (big five) yaitu openess to experience, conscientiousness, extroversion, agreeableness, dan neuroticism. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara trait kepribadian dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 84 orang dan teknik yang digunakan dengan teknik total sampling. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan α=0.05. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan adalah korelasi Spearman dengan bantuan program aplikasi statistik dalam pengolahannya. Hasil analisis didapatkan bahwa dari lima hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini satu diantaranya diterima dan empat lainnya ditolak. Kepribadian dimensi neuroticism (p=0.079), exstraversion (p=0.783), agreeableness (p=0.942) dan conscientiousness (p=0.108) ditolak, sedangkan untuk kepribadian dimensi oppeness to experience (p=0.026, r = -0.243) diterima. Peneliti menyarankan agar pihak sekolah dapat mempertimbangan untuk merencanakan bimbingan mengenai pendidikan seksual guna mencegah dampak negatif dari perilaku seksual berisiko. Kata kunci: Trait Kepribadian, Perilaku Seksual Berisiko, Remaja Referensi: 86 (tahun 2000-2014) iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Reno Ramalia Tempat, Tanggal lahir : Padang Panjang, 04 Maret 1992 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Status : Belum Menikah Alamat : Jl. Adam BB No. 502, Padang Panjang, Sumatera barat Hp : +6287871259195 E-mail : [email protected] Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/ Program Studi Ilmu Keperawatan PENDIDIKAN 1. TK Diniyah Putri Padang Panjang 1997-1998 2. SD Negeri 03 Balai-balai 1998-2004 3. SMP Negeri 1 Padang Panjang 2004-2007 4. SMA Negeri 1 Padang Panjang 2007-2010 5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010-sekarang viii PERSEMBAHAN “Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna) kepada siapa yang dikehendakiNya. Barang siapa yang mendapat hikmah itu sesungguhnya ia telah mendapat kebajikan yang banyak. Dan tiadalah yang menerima peringatan melainkan orang- orang yang berakal”. (Q.S. Al-Baqarah: 269) Alhamdulillahirobbil’alamin…Alhamdulillahirobbil’alamin… Alhamdulillahirobbil’alamin… Akhirnya aku sampai ketitik ini, kesuksesan yang Engkau hadiahkan padaku Ya Rob. Kesuksesan lebih diukur dari rintangan yang berhasil diatasi seseorang saat berusaha untuk sukses daripada posisi yang telah diraihnya dalam kehidupan (Booker T. Washington). “...kaki yang akan berjalan lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak, mata yang akan menatap lebih lama, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras, serta mulut yang akan selalu berdoa...” (5 cm.) Semoga sebuah karya ini menjadi berkah bagiku dan kebanggaan bagi keluargaku tercinta. Ku persembahkan karya ini untuk belahan jiwaku, yang menginjeksikan segala idealisme, prinsip, edukasi dan kasih sayang berlimpah bahkan ada perjuangan yang tidak pernah ku ketahui, namun tetap tenang dengan penuh kesabaran dan pengertian luar biasa, Ibundaku tercnta (DARLIS) dan Ayahandaku tersayang (MASRIL). ix KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Trait Kepribadian dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama”. Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama kuliah. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak baik moril maupun materiil, sehingga dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. dr. Muhammad Kamil Tajuddin, Sp.And. selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., M.KM. selaku Ketua Program Studi dan Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, M.Sc. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Ibu Ernawati, S.Kep., M.Kep., S.KMB. selaku Dosen Pembimbing 1 dan Ibu Puspita Palupi, S.Kep., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat. selaku Dosen Pembimbing 2, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta x memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini 4. Ibu Yenita Agus, S.Kp, M.Kep, PhD, Ibu Puspita Palupi, S.Kep., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat, dan Ibu Ernawati, S.Kep., M.Kep., S.KMB, selaku Dosen Penguji Skripsi, terima kasih sebesar-besarnya atas saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini 5. Bapak Jamaludin, S.Kp., M.Kep. selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing dan memberi motivasi selama tahun duduk di bangku kuliah 6. Segenap Staf Pengajar dan karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi 7. Orang tuaku, Bapak Masril dan Ibu Darlis yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa, Kakakku, Lastrie Asrya dan Adik-adikku Asri Putralel dan Anfo Prato serta seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih 8. Ketua Yayasan, Staff Guru dan Staff Karyawan SMA Triguna Utama yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA Triguna Utama 9. Teman-teman FKIK 2010, PSIK 2009-2012, BEMJ-IK, Sahabat-sahabat saya, Refi, Hervina, Lily, Hani, Ayi, Renita, Finna, Maryam, Ratna, Shulcha yang xi berjalan dan berjuang bersama, memberi inspirasi, menghibur, dan memberi masukan selama menyelesaikan skripsi ini, serta semua pihak yang telah mendo’akan selama proses pembuatan skripsi ini. Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi dan sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis dalam melihat fakta, memecahkan masalah yang ada, serta mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih. Jakarta, Juli 2014 Reno Ramalia xii DAFTAR ISI Halaman Judul……………………………………………………………... i Pernyataan Keaslian Karya………………………………………………... ii Abstract………………………………………………………..................... iii Abstrak…………………………………………………………………….. iv Pernyataan Persetujuan……………………………………………………. v Lembar Pengesahan……………………………………………………….. vi Daftar Riwayat Hidup……………………………………………………... viii Persembahan………………………………………………………………. ix Kata Pengantar…………………………………………………………….. x Daftar Isi…………………………………………………………………... xiii Daftar Tabel……………………………………………………………….. xvi Daftar Bagan ……………………………………………………………… xviii Daftar Lampiran…………………………………………………………… xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………………… 1 B. Perumusan Masalah……………………………………………… 7 C. Pertanyaan Penelitian……………………………………………. 8 D. Tujuan Penelitian………………………………………………… 9 E. Manfaat Penelitian………………………………………………. 10 F. Ruang Lingkup Penelitian……………………………………….. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja…………………………………………………………… 12 1. Definisi Remaja………………………………………………. 11 2. Perkembangan pada Remaja………………………………….. 13 xiii B. Trait (Sifat) Kepribadian………………………………………… 18 1. Definisi Kepribadian…………………………………………. 18 2. Teori Kepribadian……………………………………………. 19 3. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepribadian……... 21 4. Definisi Trait Kepribadian……………………………………. 22 5. Dimensi dalam Trait Kepribadian Big Five…………………... 23 6. Facets (Aspek-aspek) Trait Kepribadian Big Five…………… 25 7. Karakteristik Nilai Trait Kepribadian Big Five……………….. 26 8. Instrumen Pengukuran Trait Kepribadian…………………….. 27 C. Perilaku Seksual Berisiko Remaja……………………………….. 29 1. Definisi Perilaku Seksual Remaja…………………………….. 29 2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja……….. 30 3. Bentuk Perilaku Seksual Remaja……………………………... 31 D. Penelitian Terkait………………………………………………… 35 E. Hubungan antara Trait Kepribadian dan Perilaku Seksual Remaja 37 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep………………………………………………… 38 B. Hipotesis…………………………………………………………. 39 C. Definisi Operasional……………………………………………... 40 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian………………………………………………… 43 B. Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………….. 43 C. Populasi dan Sampel……………………………………………... 44 D. Instrumen Penelitian……………………………………………... 45 E. Uji Validitas dan Reliabilitas…………………………………….. 49 F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas……………………………… 51 G. Tahapan Pengambilan Data……………………………………… 52 H. Etika Penelitian…………………………………………………... 54 xiv I. Pengolahan Data…………………………………………………. 55 J. Analisis Data……………………………………………………... 56 BAB V HASIL PENELITIAN A. Profil SMA Triguna Utama……………………………………… 58 B. Hasil Analisis Univariat…………………………………………. 59 1. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian……………… 59 2. Gambaran Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang Perilaku Seksual…………………………………….. 60 3. Gambaran Responden Berdasarkan Trait Kepribadian……… 61 4. Gambaran Responden Berdasarkan Perilaku Seksual Berisiko……………………………………………………… 62 C. Hasil Analisis Bivariat…………………………………………... 64 BAB VI PEMBAHASAN A. Analisis Univariat………………………………………………... 68 B. Analisis Bivariat…………………………………………………. 77 C. Keterbatasan Penelitian………………………………………….. 86 BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………. 88 B. Saran……………………………………………………………... Daftar Pustaka Lampiran xv 89 DAFTAR TABEL Halaman 2.1 Facets Trait Kepribadian Big Five………………………..………….. 25 2.2 Karakteristik Nilai Trait Kepribadian Big Five……………………… 26 2.3 Penelitian Terkait…………………………..………………………… 35 3.1 Definisi Operasional…..…………………...………………………… 40 4.1 Daftar Jumlah Siswa Kelas X dan XI SMA Triguna Utama ………... 44 4.2 Kisi-kisi Instrumen Trait Kepribadian………………………...…….. 46 4.3 Bobot Nilai Instrumen Trait Kepribadian…………………………..... 47 4.4 Kisi-kisi Instrumen Perilaku Seksual Remaja……………………....... 48 4.5 Hasil Uji Validitas Trait Kepribadian……………………………....... 51 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Trait kepribadian…………………………….... 52 4.7 Interpretasi Koefisien Korelasi…………...………………………….. 57 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……………….. 59 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia…………..……………… 60 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang Perilaku Seksual……………….……………………………………... 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang 60 61 Perilaku Seksual………………………………………….…………... 5.5 Kategori Responden Berdasarkan Trait Kepribadian……………....... 62 5.6 Frekuensi Responden dengan Perilaku Seksual Berisiko……………. 62 5.7 Perilaku Seksual Berisiko Responden……………………………....... 63 5.8 Skor Perilaku Seksual Berisiko Responden………………………...... 63 5.9 Hasil Uji Normalitas Data..…………………………………………... 64 5.10 Hubungan antara Dimensi Extraversion dengan Perilaku Seksual Bersisiko Remaja di SMA Triguna Utama…………………………… 65 5.11 Hubungan antara Dimensi Agreeableness dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama…………………………… 65 5.12 Hubungan antara Dimensi Conscientiousness dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama………………….... 66 xvi 5.13 Hubungan antara Dimensi Neurocitism dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama 66 5.14 Hubungan antara Dimensi Openess to Experience dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama………………….... 67 xvii DAFTAR BAGAN Halaman 2.1 Kerangka Teori Penelitian……………………………………………... 37 3.1 Kerangka Konsep Penelitian…………………………………………... xviii 38 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumen Perizinan Lampiran 2. Informed Consent Lampiran 3. Kuesioner Penelitian Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas Lampiran 5. Hasil Olahan Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Rekapitulasi Jawaban Responden Lampiran 7. Hasil Olahan Univariat Lampiran 8. Hasil Olahan Bivariat xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan periode peralihan dari masa anak menuju dewasa dengan melibatkan semua perkembangan yang dialaminya (Hanifah & Kusyogo, 2012). Remaja mencakup individu dengan usia 10-19 tahun (World Health Organization, 2014). Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukan jumlah penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa, 63,4 juta diantaranya adalah remaja yang terdiri dari laki-laki sebanyak 32.164.436 jiwa dan perempuan sebanyak 31.279.012 jiwa (Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan-BKKBN, 2011). Perkembangan remaja meliputi karakteristik fisik, psikologis dan sosial yang berhubungan langsung dengan kepribadian, seksual dan peran sosial remaja (Dewi, 2009). Aspek karakteristik fisik berupa perubahan bentuk tubuh, mimpi basah bagi remaja laki-laki, menstruasi pada remaja perempuan dan kematangan reproduksi. Aspek psikologis seperti memiliki keingintahuan yang besar, menyukai petualangan, tantangan dan cenderung berani menanggung risiko atas perbuatannya tanpa didahului pertimbangan yang matang. Aspek sosial dapat dilihat dari mudahnya terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya (Stanhope & Lancaster, 2004). Ketiga aspek tersebut dapat menempatkan remaja sebagai kelompok berisiko terhadap berbagai masalah kesehatan, salah 1 2 satunya masalah kesehatan reproduksi yang berhubungan dengan perkembangan perilaku seksual remaja (Dewi, 2012). Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan ataupun dirinya sendiri (Sarwono, 2010). Penyebab utama dari perilaku tersebut pada remaja adalah dorongan biologis (sexual drive) yang sudah tidak dapat dibendung dan dilakukan semata-mata untuk memperkokoh komitmen berpacaran, memenuhi keingintahuan dan sudah merasa siap melakukannya serta merasakan afeksi dari pasangan atau partner seks (Taufik, 2013). Perilaku seksual remaja berupa masturbasi, berpegangan tangan, cium kering, cium basah, berpelukan, memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan hubungan seksual atau bersenggama (Hurlock, 2003). Perubahan sosial mulai terlihat dalam persepsi masyarakat termasuk remaja yang mulanya meyakini perilaku seksual sebagai sesuatu yang sakral menjadi tidak sakral lagi dan ditambah dengan pengetahuan remaja yang masih rendah sehingga membuka kesempatan untuk sikap permisif terhadap perilaku seksual (Salisa, 2010). Hal ini menunjukkan pemberian pendidikan seksual menjadi penting karena remaja berada dalam potensial seksual aktif yang berkaitan dengan dorongan seksual dipengaruhi hormon, informasi yang tidak memadai, dan dapat berdampak negatif seperti kehamilan tidak diinginkan (KTD), penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, serta aborsi (Geckova, 2011). 3 Hasil penelitian di Belgia, Republik Ceko, Estonia dan Portugal tahun 2005 menyatakan 75% responden memiliki pacar dan 50% telah melakukan hubungan seksual antara usia 15,2-16,4 tahun (Ines et al, 2009). Penelitian di Amerika tahun 2011 sebanyak 47,4% remaja pernah melakukan hubungan seksual dan 15,3% melakukan hubungan seksual dengan empat atau lebih pasangan (Central for Disease Control and Prevention, 2013). Hasil penelitian di Indonesia tahun 2012 menyatakan bahwa sebanyak 16,9% remaja perempuan dan 12,4% remaja laki-laki setuju terhadap hubungan seksual dan alasan melakukan hubungan seksual pertama kali pada remaja usia 15-24 tahun adalah karena ingin tahu (51,3%), terjadi begitu saja (38,4%) dan dipaksa oleh pasangannya (21,2%) (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2013). Perilaku seksual dipengaruhi oleh dua faktor yaitu eksternal dan internal. Faktor eksternal berasal dari luar diri individu yakni berupa lingkungan sosial, meliputi pengaruh teman sebaya, remaja yang tinggal bersama, tontonan pornografi (Odeyemi et al, 2009), serta norma agama dan budaya (Kazembe, 2009). Faktor internal yaitu terdiri dari hormonal atau dorongan seksual, pengetahuan seksual yang dimiliki oleh remaja, ajaran agama yang diyakini (Puspitadesi dkk, 2010), karakteristik remaja yang mencakup usia dan jenis kelamin (Dewi, 2012), serta kepribadian yang berkaitan dengan tingkat kontrol diri (Hadjam & Fridya, 2000). Remaja sudah selayaknya mempunyai kemampuan diri untuk mengendalikan dorongan seksual dan mengontrol perilakunya, sehingga dapat terhindar dari dampak negatif perilaku seksual seperti KTD, PMS, aborsi, dan 4 perasaan berdosa. Kemampuan remaja dalam mengontrol diri berkaitan erat dengan kepribadian remaja itu sendiri (Hadjam & Fridya, 2000). Hal ini menunjukkan bahwa remaja dapat positif dan negatif pada perilaku seksual tergantung dari kepribadiannya (Widyarini & Nurul, 2010). Kepribadian merupakan karakteristik individu dengan pola perilaku, perasaan dan pemikiran yang konsisten (Pervin dkk, 2010). Kepribadian bersifat unik yaitu berbeda-beda pada tiap orang (Widyarini, 2010). Kepribadian merupakan gambaran perilaku seseorang tanpa bisa diberikan suatu penilaian benar atau salah, terpuji atau tercela, dan positif atau negatif (Pieter & lubis, 2010). Observasi dan wawancara yang dilakukan pada SMA Triguna Utama peneliti menemukan beberapa perilaku seksual remaja dengan kepribadiannya yang berbeda-beda. Peneliti melakukan observasi dengan mendatangi secara langsung sekolah dan lingkungan sekitarnya. Peneliti sering melihat siswasiswa sepulang sekolah duduk berdua di depan warung dekat sekolahnya secara berpasangan ataupun pulang yang berboncengan. Peneliti juga mengobservasi adanya perilaku berpegangan tangan dan merangkul pasangannya. Melalui wawancara yang peneliti lakukan pada 12 siswa di SMA Triguna Utama, peneliti menemukan beberapa perbedaan perilaku seksual siswa-siswa tersebut. Siswa yang belum pernah berpacaran ada 1 orang, ia mengatakan bahwa tidak mau berpacaran karena merasa tidak leluasa jika memiliki hubungan yang terikat dengan orang lain, ingin berfokus pada sekolah dahulu dan sukses. Berbeda dengan 11 orang yang telah memiliki 5 pacar, 7 orang diantaranya pernah berpegangan tangan, berpelukan dan telah mencium pacarnya, mereka mengatakan bahwa hal tersebut masih tergolong wajar dan boleh-boleh saja dilakukan oleh orang yang berpacaran sedangkan 4 orang lagi mengatakan tidak mau melakukan pelukan atau ciuman meskipun sudah berstatus pacaran, mereka merasa tidak nyaman, takut, dan merasa bersalah jika melakukan hal-hal tersebut, saat berpacaran mereka cukup sebatas berpegangan tangan saja. Gambaran perilaku siswa-siswa di atas menunjukkan adanya perbedaan dalam kepribadian mereka. Kepribadian siswa tersebut ada yang menyetujui perilaku seksual dan ada yang tidak menyetujui atau menolak perilaku seksual. Melalui perbedaan ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara kepribadian dengan perilaku seksual di SMA Triguna Utama. Banyak pendekatan yang dikemukakan para ahli untuk memahami kepribadian, namun pada penelitian ini peneliti tertarik untuk menggunakan pendekatan trait theory (trait kepribadian). Trait kepribadian adalah salah satu pendekatan yang dikemukakan oleh Gordon W. Allport (1961 dalam Friedman & Schustack, 2008) untuk memahami kepribadian. Trait didefinisikan sebagai dimensi yang menetap dari karakteristik kepribadian, hal tersebut yang membedakan individu dengan individu yang lain. Pendekatan trait terhadap kepribadian dapat dilihat melalui lima dimensi yang disebut dengan big five. Lima dimensi tersebut adalah extraversion (keterbukaan sosial), agreeableness (menghargai orang lain), conscientiousness (teratur), neuroticism (pencemas), dan openness to 6 experience (keterbukaan terhadap hal-hal baru) (Costa dan McCrae, 1992 dalam Popkins, 2001). Setiap individu pada dasarnya terdapat semua dimensi kepribadian, namun ada dimensi tertentu yang lebih dominan dibanding dimensi lainnya, sehingga dapat memberikan gambaran perilaku individu termasuk perilaku seksual remaja (Deasy, 2007). Peneliti memiliki beberapa alasan untuk menggunakan trait kerpibadian dalam penelitian ini. Pertama, trait kepribadian mempresentasikan kelompok kepribadian yang komprehensif dan berbasis empiris (Husnaini, 2013). Kedua, trait kepribadian melalui dimensi big five adalah taksonomi kepribadian yang disusun berdasarkan pendekatan lexical, yaitu mengelompokkan kata-kata atau bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menggambarkan ciri individu (Ramdhani, 2012). Ketiga, dimensi big five dapat menjelaskan karakteristik pribadi dari hasil wawancara informal peneliti dengan 12 siswa di SMA Triguna Utama di atas, seperti siswa yang mengatakan ingin berfokus pada sekolah dan sukses dapat dikategorikan siswa dengan kepribadian dimensi conscientiousness (teratur) dan siswa yang merasa tidak nyaman, takut dan merasa bersalah jika melakukan perilaku seksual berpelukan dan ciuman dapat dikategorikan siswa dengan kepribadian dimensi neurocitism (pencemas). Perawat merupakan bagian dari tenaga kesehatan professional yang memiliki salah satu peran sebagai counsellor yaitu memberikan bimbingan atau konseling kepada klien (Doheny, 1982 dalam Kusnanto, 2004). Perawat ikut serta melakukan tindakan pencegahan perilaku seksual remaja yang 7 berisiko. Salah satu konseling yang dapat diberikan perawat adalah pengembangan kepribadian remaja yang baik terhadap perilaku seksual yaitu menanamkan pandangan dan sikap yang tepat agar terhindar dari perilaku seksual yang berisiko. Remaja perlu digali secara intens perasaan-perasaan yang muncul seiring dengan perkembangan seksualitas mereka, sehingga dapat mengetahui kebutuhan akan reproduksinya dan dapat memberikan bimbingan secara tepat (Lestari, 2012). Ini menjadi salah satu hal yang patut untuk mendapat perhatian terkait kepribadian karena kepribadian dapat memberikan pengaruh dalam pembuatan keputusan bagaimana seseorang itu berperilaku terhadap stimulus yang datang, seperti seksualitas (Robbin & Judge, 2008). Penelitian yang dilakukan Widyarini & Nurul (2010) terkait kepribadian dengan sikap terhadap seks pranikah di wilayah Jakarta menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepribadian oppeness to experience dan agreeableness dengan sikap terhadap seks pranikah. Hal yang membedakan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah variabelnya yaitu kepribadian dengan perilaku seksual remaja. Selain itu, peneliti juga belum menemukan penelitian terkait kepribadian dan perilaku seksual ini dilakukan di wilayah Ciputat, khususnya di SMA Triguna Utama. B. Perumusan Masalah Saat remaja bertumbuh dewasa secara seksual, bukan hanya tubuhnya yang berubah, hormon-hormon mulai bereaksi, mereka mengaktifkan emosi yang kuat dan kepribadiannya pun mulai berkembang. Memahami kepribadian 8 seseorang berfungsi untuk melihat apa yang terjadi dalam pikirannya, sehingga dapat membantu untuk berkomunikasi secara efektif. Berbicara dengan remaja mengenai sesuatu apapun, apalagi seksual akan sulit jika tidak mampu memahami bagaimana jalan pemikirannya. Perilaku seksual remaja merupakan bagian dari perkembangan fungsi reproduksi. Remaja membutuhkan bimbingan secara bijaksana agar terhindar dari perilaku seksual berisiko dan dampak negatifnya. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Triguna Utama mayoritas menunjukkan perilaku seksual yang pernah dilakukan remaja dengan kepribadian mereka yang berbeda-beda. Kepribadian dapat dipahami dengan lima dimensi trait kepribadian yaitu extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan openness to experience. Berdasarkan uraian singkat di atas, peneliti tertarik untuk meneliti terkait hubungan trait kepribadian dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. C. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana gambaran karakteristik remaja di SMA Triguna Utama? 2. Bagaimana sumber informasi tentang perilaku seksual remaja di SMA Triguna Utama? 3. Bagaimana gambaran trait kepribadian remaja di SMA Triguna Utama? 4. Bagaimana gambaran perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama? 9 5. Apakah ada hubungan antara dimensi-dimensi dalam trait kepribadian dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan tiap dimensi dalam trait kepribadian dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik remaja di SMA Triguna Utama b. Untuk mengetahui sumber informasi tentang perilaku seksual remaja di SMA Triguna Utama c. Untuk mengetahui gambaran trait kepribadian remaja di SMA Triguna Utama d. Untuk mengetahui gambaran perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama e. Untuk mengetahui hubungan antara dimensi extraversion dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama f. Untuk mengetahui ada hubungan antara dimensi agreeableness dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama g. Untuk mengetahui hubungan antara dimensi conscientiousness dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama 10 h. Untuk mengetahui hubungan antara dimensi neuroticism dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama i. Untuk mengetahui hubungan antara dimensi openness to experience dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, serta menjadi landasan dalam pengembangan evidence based ilmu keperawatan. 2. Bagi SMA Triguna Utama Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan sekolah untuk membimbing remaja dalam perkembangan kepribadian dan perilaku seksual remaja dengan ikut serta melibatkan orang tuanya. 3. Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam mengembangkan pelayanan asuhan keperawatan, yakni dapat mengkaji secara aktif dan memberikan asuhan keperawatan terkait dengan kepribadian dan perilaku seksual remaja. 11 F. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan desain penelitian deskriptif korelasi dan metode pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Penelitian ini adalah penelitian terkait hubungan trait kepribadian dengan perilaku seksual remaja. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas X dan XI SMA Triguna Utama Ciputat. Waktu penelitian dilaksanakan pada Mei 2014. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Remaja Remaja (adolescens) berasal dari bahasa latin, adolescere yang artinya “tumbuh untuk mencapai kematangan”, secara umum berarti proses fisiologis, sosial dan kematangan yang dimulai dengan perubahan pubertas (Wong et al, 2008). Istilah adolescens biasanya menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas menunjukkan titik dimana reproduksi dapat terjadi (Potter & Perry, 2005). Pubertas adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terutama terjadi selama masa remaja (Santrock, 2007). Remaja adalah individu baik perempuan maupun laki-laki yang berada pada usia antara anak-anak dan dewasa (Nurhayati, 2011). Secara psikologis remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa dan tidak lagi merasa di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan sama atau sejajar (Hurlock, 2003). Remaja mencakup individu dengan usia 10-19 tahun (World Health Organization, 2013), yang mana cakupan usia ini juga didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013) yakni remaja adalah perempuan dan laki-laki belum kawin yang berusia 10-19 tahun. 12 13 Masa remaja dibagi menjadi remaja awal dan remaja akhir. Masa remaja awal (early adolescence) kira-kira sama dengan masa sekolah menegah pertama dan mencakup kebanyakan perubahan pubertas, berlangsung antara usia 13 tahun sampai 16-17 tahun. Masa remaja akhir (late adolescence) yaitu usia matang secara hukum berkisar antara usia 1617 tahun hingga 18 tahun (Santrock, 2007). Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan proses pencapaian menjadi dewasa dengan segala perubahan yang terjadi pada rentang usia 10-19 tahun dan belum kawin. 2. Perkembangan pada Remaja Remaja mengalami empat perkembangan secara universal (Hurlock, 2003), yaitu : a. Meningginya emosi. Intensitas emosional bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. b. Perubahan tubuh, minat dan peran menimbulkan masalah baru. Remaja akan berusaha sendiri menyelesaikan masalah menurut kepuasannya. c. Perubahan nilai-nilai, remaja mulai berpikir untuk mengutamakan kualitas dari pada kuantitas. d. Sikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Remaja menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan dalam mengatasi tanggung jawab. 14 Menurut Zahra (2005) perkembangan remaja berlangsung secara terus-menerus dan ditandai pada beberapa aspek, yaitu: aspek biologis, kognitif, psikologis, sosial serta moral dan spiritual. a. Perkembangan biologis Perkembangan ini meliputi perkembangan fisiologis (bentuk tubuh), hormonal, seksualitas, dan emosional sebagai akibat dari perkembangan fisik dan kelenjar (Hurlock, 2003). Empat fokus utama perkembangan fisik remaja yaitu, peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot, dan visera; perubahan spesifik-seks, seperti perubahan bahu dan lebar pinggul; perubahan distribusi otot dan lemak; serta perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder (Potter & Perry, 2005). Perkembangan biologis yang terjadi secara cepat sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja (Dewi, 2009). Remaja akan menujukkan perhatian yang besar terhadap pekembangan yang terjadi pada dirinya dan mengembangkan gambaran pribadi mengenai seperti apa diri mereka (Santrock, 2007). b. Perkembangan kognitif Masa remaja mulai mengalami peningkatan kemampuan berpikir, kreatif dan kecenderungan egosentris untuk menjadi pusat perhatian (Zahra, 2005). Perkembangan kognitif pada remaja memasuki tahap operasional formal yang ditandai dengan kemampuan untuk berpikir abstrak, idealis, dan logis. Dalam memecahkan masalah mampu melakukan penalaran deduktif, yaitu penalaran terhadap beberapa premis 15 yang kemudian mengambil suatu kesimpulan (Hurlock, 2003). Cara berpikir remaja berkembang seperti ilmuwan, yang disebut dengan istilah hypothetico-deductive reasoning, yaitu membuat perencanaan, memecahkan masalah secara sistematis, dan melakukan pengetasan terhadap solusi yang diambil (Santrock, 2007). c. Perkembangan psikologis Perkembangan psikologis meliputi pengembangan identitas pribadi atau kepribadian, perubahan fungsi identitas diri, awal proses individuasi, pemahaman pengalaman baru dan penghayatan etnis (Hurlock, 2003). Perkembangan psikologis adalah perkembangan sifatsifat kejiwaan remaja, seperti berani, bertanggung jawab, malu, penakut, dan lain-lain (Jamaluddin, 2013). Perkembangan psikologis remaja disertai dengan perkembangan pubertas remaja (Santrock, 2007). Remaja mulai mengembangkan kemampuan untuk membuat tertarik lawan jenis, berperilaku, dan bereksperimentasi terhadap seksualnya. Remaja akan berusaha untuk mencapai kepuasan hasrat seksual yang muncul (Hurlock, 2003). d. Perkembangan sosial Secara umum perkembangan sosial mencakup penyesuaian diri remaja dengan lingkungan yaitu upaya pemenuhan peran sosial, pemenuhan harapan orang tua dan teman sebaya, serta usaha menjalani peran remaja sesuai dengan lingkungannya (Zahra, 2005). Remaja harus membentuk hubungan yang baik dengan lingkungan agar terhindar dari 16 isolasi sosial (Potter & Perry, 2005). Remaja mulai mengembangkan sikap menghargai hak-hak orang lain, beradab terhadap sosial, dan mampu mengendalikan emosi (Jamaluddin, 2013). e. Perkembangan moral dan agama (kepercayaan) Seiring dengan perkembangan moral pada remaja biasanya muncul dorongan untuk mulai berafiliasi dengan kepercayaan tertentu atau beragama (Zahra, 2005). Moral dan agama merupakan bagian yang penting dalam jiwa remaja. Pengetahuan agama sangat mempengaruhi remaja dalam melakukan perilaku seksual. Pengetahuan agama ditanamkan pada individu sejak kecil yang dapat diperoleh dari sekolah, rumah dan tempat mengaji (Adiabeta & Muhari, 2013). Agama berguna untuk mengendalikan tingkah laku remaja sehingga tidak terjerumus ke dalam kenakalan remaja (Jamaluddin, 2013). Seseorang yang tidak menghayati agamanya dengan baik dapat mengakibatkan perilaku individu yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Individu ini rapuh sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan seksual seperti terjerumus untuk perilaku seksual bebas sebelum menikah (Kapinus dan Gorman, 2004). Seseorang yang menghayati agamanya dengan baik ia akan memandang agama sebagai tujuan utama hidup, sehingga ia berusaha menginternalisasikan ajaran agamanya dalam perilaku sehari-hari. Hal ini berarti bahwa agama dapat melindungi individu dari dorongan seksual yang dapat menjerumuskan pada dampak negatif (Andisti & Ritandiono, 2008). 17 Allah SWT memberikan naluri terkuat dalam tubuh manusia yaitu naluri seksual. Seksual merupakan titik terlemah yang memungkinkan setan untuk menyelinapkan bisikan-bisikan atau bujuk rayunya melalui celah-celah yang ada (Sunaryo et al, 2002). Allah berfirman dalam AlQur`an surat Al-Mu`minun ayat 5-7: Artinya: “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampai batas” (Al-Mu’minun: 5- 7). Ayat di atas menunjukkan bahwa Islam tidak mengabaikan pengaturan terhadap seksual dan membimbing manusia untuk kesucian diri manusia. Secara naluriah antara laki-laki dan perempuan mempunyai keinginan untuk saling kontak, namun jika keinginan tersebut tidak dikendalikan dan diatur melalui berbagai norma akan terjadi kontak liar yang dapat mengakibatkan martabat manusia sebagai makhluk yang terhormat menjadi hina (Setiyanto, 2010). 18 B. Kepribadian 1. Definisi Kepribadian Kepribadian merupakan cerminan seseorang dalam berperilaku (Widhiastuti, 2011). Sifat-sifat atau karakteristik tertentu dari individu yang relatif menetap, hal ini dalam psikologi disebut dengan kepribadian (Mastuti, 2005). Kepribadian (personality) berasal dari kata latin “persona” yang berarti topeng atau penampilan seseorang terhadap orang lain. Kepribadian diartikan sebagai siapakah seseorang itu, bagaimana dia merasa dan berpikir, dan keseluruhan keadaan psikologisnya terungkap dalam bentuk tingkah laku (Somantri, 2006). Kepribadian adalah keseluruhan pola tingkah laku aktual maupun potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan (Eysenck, 1976 dalam Patmawati, 2013). Kepribadian sebagai organisasi dinamik pada individu yang tersusun dari sistem psikologis yang unik terhadap lingkungan. Dinamik berarti kepribadian itu selalu berubah dan terungkap dalam bentuk perilaku, organisasi berarti terdapat hubungan timbal balik dan sistem psikologis sebagai kebiasaan, sikap, keyakinan, keadaan emosional dan perasaan (Gordon W. Allport, 1961 dalam Hidayat, 2009). Kepribadian mengacu pada karakteristik individu yang menjelaskan pola-pola yang konsisten pada perasaan, pikiran, dan perilaku (Pervin dkk, 2010). Kepribadian merupakan penggambaran tingkah laku secara deksriptif tanpa memberikan penilaian (Alwisol, 2004). Kepribadian adalah himpunan 19 sifat-sifat psikologis dan mekanisme dalam diri individu yang terorganisir dan relatif menetap serta memiliki interaksi terhadap adaptasi, lingkungan, fisik, dan sosial (Mayer, 2007). Kepribadian membantu individu dalam melakukan kontrol perilaku (Hadjam dkk, 2002). Berdasarkan pada beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah segala kontribusi psikologis yang menentukan bagaimana seseorang berperilaku terhadap berbagai hal yang dipengaruhi oleh keturunan maupun lingkungannya. 2. Teori Kepribadian Setiap teori kepribadian memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Berikut perbandingan teori-teori kepribadian (Pervin, et al, 2010): a. Psikoanalisis Freud membangun model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu sama lain. Konflik dasar sistem kepribadian tersebut menciptakan energi psikis yang menjadi kebutuhan individu dalam memenuhi kepuasannya. Sistem tersebut adalah id, ego, dan superego. Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan dan mencari pemuasan segera impuls biologis; ego mematuhi prinsip realita dan menunda pemuasan sampai bisa dicapai dengan cara yang diterima masyarakat; dan superego (hati nurani atau suara hati) memiliki standar moral pada individu. 20 Teori psikoanalisis Freud menyatakan bahwa ego harus menghadapi konflik antara id (yang berisi naluri seksual dan agresif yang selalu minta disalurkan) dan superego (yang berisi larangan yang menghambat naluri-naluri itu). Selanjutnya ego masih harus mempertimbangkan realitas di dunia luar sebelum menampilkan perilaku tertentu. b. Holistik Teori ini menekankan pandangan bahwa manusia merupakan suatu organisme yang utuh atau padu dan bahwa tingkah laku manusia tidak dapat dijelaskan semata-mata berdasarkan aktivitas bagianbagiannya (Yusuf & Juntika, 2007). c. Fenomenologis Teori fenomenologis merupakan teori yang lebih menekankan pentingnya cara tiap pribadi manusia dalam berpersepsi dan memahami dirinya serta dunia sekelilingnya. d. Trait Teori trait menekankan aspek-aspek individu yang bersifat relatif menetap, manusia memiliki sifat-sifat tertentu, yakni pola kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu. Sifat-sifat tertentu yang stabil ini menyebabkan manusia bertingkah laku relatif tetap dari situasi ke situasi. 21 e. Behavioristik Teori ini menekankan proses belajar, serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar, dalam menjelaskan tingkah laku. Semua bentuk tingkah laku manusia merupakan hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses perkuatan. 3. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepribadian Menurut Ivancevich (2007) kepribadian merupakan serangkaian perasaan dan perilaku yang relatif stabil yang secara signifikan telah dibentuk oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. a. Faktor genetik Gen berperan penting menentukan kepribadian khususnya yang terkait dengan aspek unik dari individu (Pervin et al, 2010). Pengaruh gen terhadap kepribadian secara langsung berkaitan dengan kualitas sistem saraf, keseimbangan biokimia, dan struktur tubuh individu (Hidayat, 2009). b. Faktor lingkungan Lingkungan berpengaruh membuat individu sama dengan orang lain karena berbagai pengalaman yang dialaminya. Faktor lingkungan berupa budaya, kelas sosial, keluarga, teman, dan situasi (Pervin et al, 2010). 22 4. Definisi Trait Kepribadian Salah satu pendekatan yang dikemukakan oleh para ahli untuk memahami kepribadian adalah trait theory (teori sifat). Trait merupakan dimensi yang menetap dari karakteristik kepribadian, hal tersebut yang membuat berbeda-beda pada tiap individu (Fieldman, 1993 dalam Mastuti, 2005). Trait adalah respon yang sama terhadap kelompok stimulus yang mirip dan berlangsung dalam kurun waktu yang lama (Alwisol, 2004). Trait mengintegrasikan kebiasaan, sikap, dan keterampilan kepada pola-pola berpikir, merasa, dan bertindak atau berperilaku. Trait merupakan kecenderungan-kecenderungan yang dipelajari untuk kekhasan dalam berperilaku, likeableness (sifat itu ada yang disukai dan ada yang tidak disukai), dan konsistensi, yaitu sifat diharapkan dapat menjadi perilaku atau bertindak secara ajeg. Perkembangan trait dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu herediter (gen) dan belajar. Pengaruh herediter terhadap kepribadian secara langsung berkaitan dengan kualitas sistem saraf, keseimbangan biokimia, dan struktur tubuh individu, sedangkan bentuk belajar antara lain karena pengasuhan orang tua dan imitasi (peniruan) anak terhadap idolanya (Hurlock, 1992 dalam Hidayat, 2009). Kebanyakan penelitian menyimpulkan bahwa pendekatan trait terhadap kepribadian dapat dilihat melalui lima dimensi, yang disebut dengan Big Five (Friedman & Schustack, 2008). Big five adalah taksonomi kepribadian yang disusun berdasarkan pendekatan lexical, yaitu 23 mengelompokkan kata-kata atau bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menggambarkan ciri individu (Ramdhani, 2012). Big five disusun untuk menggambarkan sifat-sifat kepribadian yang didasari oleh individu itu sendiri dalam aktivitas hariannya (Pervin et al, 2010). 5. Dimensi dalam Trait Kepribadian Big Five Dimensi dalam trait kepribadian big five disingkat dengan istilah OCEAN, yaitu Openness to experience, Conscientiousness, Extroversion, Agreeableness, dan Neuroticism (Costa dan McCrae, 1997 dalam Kasali 2007). a. Openness to experience (culture/intellect) Openness merupakan sifat keterbukaan terhadap pengalaman baru (Feist & Gregory, 2010). Menilai bagaimana individu menggali sesuatu yang baru dan tidak biasa (Pervin et al, 2010). Dimensi ini merujuk pada minat seseorang (Mastuti, 2005). Openness senang dengan berbagai informasi baru, kebebasan, suka belajar sesuatu yang baru dan pandai menciptakan aktivitas yang di luar kebiasaan (Ramdhani, 2012). b. Conscientiousness (will/lack of impulsivity) Conscientiousness merupakan sifat yang lebih menekankan pada pengaturan diri sendiri (Feist & Gregory, 2010). Dimensi ini menilai kemampuan dalam berorganisasi terkait dengan ketekunan daan motivasi dalam mencapai suatu tujuan (Pervin et al, 2010). Dalam kehidupan sehari-hari individu tampil sebagai seorang yang hadir tepat waktu, 24 berprestasi, teliti, dan suka melakukan pekerjaan hingga tuntas (Ramdhani, 2012). c. Extroversion (surgency) Extraversion merupakan sifat yang memiliki hasrat menjalin hubungan dengan dunia luar (Feist & Gregory, 2010). Dimensi ini memiliki keterbukaan terhadap lingkungan sosial dan fisik dengan merujuk pada kecenderungan individu untuk bersosialisasi, suka berteman dan berbicara serta aktif (Ivancevich, 2007). Extraversion menilai kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, level aktivitas, dan kebutuhan dukungan (Pervin et al, 2010). Extraversion ditandai oleh adanya semangat dan antusias yang tercermin dalam emosi positif. Sikap individu tegas dan asertif, bila tidak setuju maka akan menyatakan tidak terhadap sesuatu hal tersebut (Ramdhani, 2012). d. Agreeableness Agreeableness merupakan sifat yang cenderung menghargai pandangan orang lain (Feist & Gregory, 2010). Bersikap hormat, memberi maaf, toleran dan berhati lunak merupakan sifat yang dihubungkan dengan agreeableness (Ivancevich, 2007). Dimensi ini menilai kualitas orientasi individu mulai dari lemah lembut sampai antagonis di dalam berpikir, perasaan dan perilaku (Pervin et al, 2010). e. Neurocitism (emotional instability) Neurocitism merupakan sifat yang cenderung mengalami gangguan psikis (Feist & Gregory, 2010). Dimensi ini mengidentifikasi 25 kecenderungan individu apakah mudah mengalami stress, memiliki ide tidak realistis dan coping response maladaptif (Pervin et al, 2010). Neurocitism sering disebut juga sifat pencemas. Secara umum individu kurang memiliki toleransi terhadap kekecewaan dan konflik, mereka mudah gugup dan marah (Ramdhani, 2012). 6. Facets (Aspek-aspek) Trait Kepribadian Big Five Facet merupakan trait yang lebih spesifik yang terdapat dalam komponen big five (Mastuti, 2005). Tabel 2.1 Facets Trait Kepribadian Big Five No Facets Definisi Openness to experience 1 Fantasy 2 Aesthetics 3 Feelings 4 Actions 5 Ideas 6 Values Imajinasi dan kreatif Apresiasi terhadap seni dan keindahan Menyelami emosi dan perasaan sendiri Mencoba hal-hal baru Berpikir terbuka dan tidak konvensional Menguji nilai-nilai sosial, politik dan agama Conscientiousness 1 Competency 2 Order 3 Dutifulness 4 Achievement striving 5 Self-discipline 6 Deliberation Kesanggupan, efektifitas, dan kebijaksanaan Keteraturan Berprinsip hidup dan tanggung jawab Usaha dalam mencapai prestasi Mengatur diri sendiri Berrpikir sebelum bertindak Extraversion 1 Warmth 2 Gregariousness 3 Assertiveness 4 Activity 5 Excitement seeking 6 Positive emotions Mudah bergaul dan membagi kasih sayang Banyak interaksi dengan orang lain Tegas Banyak kegiatan dan semangat yang tinggi Mencari sensasi dan suka mengambil resiko Bahagia, cinta dan kegembiraan 26 Agreeableness 1 Trust 2 Straightforwardness 3 Altruism 4 Compliance 5 Modesty 6 Tender-mindedness Kepercayaan terhadap orang lain Berterus terang Murah hati dan membantu orang lain Menghindari konflik Sederhana dan rendah hati Simpati dan peduli terhadap orang lain Neuroticism 1 Anxiety Gelisah, ketakutan, kuatir, dan gugup 2 Angry hostility Amarah, frustasi dan kebencian 3 Depression Depresi diri sendiri 4 Self-consciousness Kesadaran diri 5 Impulsiveness Kurangnya kontrol diri 6 Vulnerability Kerapuhan Sumber: Costa and McCrae, 1992 dalam Ghufron & Risnawati, 2010; Pervin et al, 2010. 7. Karakteristik Nilai Trait Kepribadian Big Five Karakteristik nilai tinggi dan rendahnya setiap dimensi dalam big five akan menunjukkan sifat individu (Olson & Hargenhahn, 2013), yang tampak pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Karakteristik Nilai Trait Kepribadian Big Five Nilai Tinggi Imajinatif, menyenangkan, kreatif, artistik, ingin tahu, tidak konvensional, liberal Dimensi Big Five Openness to experience Nilai Rendah Konvensional, dangkal, menyukai rutinitas, membosankan, rasa ingin tahu rendah Terorganisasi, dapat Tidak bertujuan, malas, dipercaya, pekerja keras, teledor, kemauan rendah, disiplin diri, teliti, seksama, Conscientiousness berantakan dan tidak tertib, ambisius, hati-hati, dapat diandalkan, mudah tekun teratur, bertanggung menyerah jawab, memegang kuat nurani Sosial, aktif, orientasi personal, optimis, penuh semangat, antusias, dominan, ramah dan komunikatif Extraversion Segan, sederhana, tidak mewah, diam, menarik diri, pemalu, tidak percaya diri, pasif 27 Lembut, alamiah, senang membantu, pemaaf, mudah dibohongi, tulus hati, ramah, kooperatif, mudah percaya, hangat, polos, toleran Agreeableness Sinis, kasar, curiga, tidak kooperatif, menaruh dendam, tidak kenal belas kasihan, sensitif, manipulatif, dingin, konfrontatif, kritis Cemas, takut, emosional, Kalem, relaks, tidak murung, gugup, depresi, emosional, keras hati, Neuroticism sensitif, tegang, malu, pasti, kepuasaan diri mengasihani diri, tinggi kesadaran dirinya, rapuh Sumber: Goldberg, 1992 dalam Ivancevich, 2007; Friedman & Schustack, 2008; Olson & Hargenhahn, 2013. 8. Instrumen Pengukuran Trait Kepribadian Kepribadian merupakan aspek psikologi yang penting dalam menentukan perilaku individu. Berbagai alat untuk mengukur kepribadian telah banyak dikembangkan dengan bermacam-macam pendekatan. Untuk memperoleh gambaran yang representatif tentang kepribadian individu, maka penggunaan alat tes kepribadian yang valid dan reliabel menjadi tolak ukur utama (Mastuti, 2005). Pervin et al (2005) menyatakan terdapat dua instrumen untuk mengukur trait kepribadian big five, yaitu The Neuroticism Extraversion Openness Personality Inventory-Revised (NEO-PI-R) yang dibuat oleh Costa & McCrae (1992) dan International Personality Item Pool (IPIP) yang dibuat oleh Lewis Goldberg (1992). Goldberg (1992) mempelopori adanya bank item mengenai inventori kepribadian yang dipublikasikan dalam International Personality Item Pool (IPIP) website. IPIP website merupakan suatu usaha secara internasional 28 untuk mengembangkan sebuah set inventori kepribadian yang berasal dari item-item domain publik dan skala tersebut dapat digunakan untuk tujuan ilmiah maupun tujuan komersil (http://ipip.ori.org/). Item-item pernyataan dalam IPIP telah dibandingkan dengan inventori kepribadian NEO-PI-R, yaitu dari 30 facet yang ada dalam IPIP mempunyai koefisien alpha 0,64 sampai 0,88, sementara itu dari item NEOPI-R mempunyai koefisien alpha mulai 0,61 sampai 0,84. Hal ini menunjukkan bahwa item-item dalam IPIP mempunyai reliabilitas yang cukup baik. Sementara itu korelasi antara IPIP dan NEO-PI-R adalah 0,51 sampai 0,77. Dari dua alat ukur ini, peneliti menggunakan IPIP, karena sesuai sudah banyak digunakan serta teruji pada penelitian-penelitian terdahulu serta item-item dalam IPIP telah dibandingkan dengan inventori kepribadian NEO-PI-R dan mempunyai reliabilitas yang cukup baik. Alat ukur yang digunakan terdiri dari 5 dimensi dengan masing-masing dimensi terdapat 10 item dan 6 facet. Facet ini terdiri dari item pernyatan positif dan negatif yang mana minimal 1 facet diwakilkan oleh 1 item pernyataan karena jumlah keseluruhan tiap dimensi adalah 10, sehingga dapat dikatakan bahwa ada 4 facet yang dapat diwakilkan oleh 2 item pernyataan. Jumlah item keseluruhan instrumen adalah 50 item pernyataan. 29 C. Perilaku Seksual Berisiko Remaja 1. Definisi Perilaku Seksual Remaja Perilaku merupakan tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014). Perilaku adalah sesuatu yang dilakukan seseorang yang dapat diamati, diukur, dan berulang-ulang (Bicard & David, 2012). Perilaku merupakan aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo, 2004). Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan ataupun dirinya sendiri (Sarwono, 2010). Perilaku seksual remaja biasanya dimotivasi oleh rasa sayang dan cinta serta perasaan bergairah yang tinggi kepada pasangannya tanpa disertai komitmen yang jelas (Soetjiningsih, 2008). Perilaku seksual remaja adalah tindakan yang dilakukan oleh remaja berhubungan dengan dorongan seksual yang datang baik dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya (Notoatmodjo, 2007). Perilaku seksual remaja sebagai dorongan untuk melakukan seksual yang datang dari tekanan-tekanan sosial terutama dari minat dan keingintahuan remaja tentang seksual tersebut (Hurlock, 2003). Perilaku seksual remaja adalah perilaku yang muncul karena adanya dorongan seksual sehingga mendapatkan kesenangan seksual dan dilakukan oleh 30 remaja perempuan dan laki-laki sebelum memiliki ikatan pernikahan (Puspitadesi et al, 2011). 2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja Inisiasi perilaku seksual yang dilakukan remaja umumnya dipengaruhi dua faktor (Puspitadesi et al, 2011), yaitu antara lain: a. Faktor internal Faktor internal terdiri dari hormonal atau dorongan seksual, persepsi, pendidikan, pemahaman agama yang diyakini (Puspitadesi et al, 2010), kepribadian yang berkaitan dengan tingkat kontrol diri (Hadjam et al, 2002), serta karakteristik remaja yang mencakup usia dan jenis kelamin (Dewi, 2012). b. Faktor ekternal Faktor ekternal terdiri dari penundaan usia perkawinan dan lingkungan. Lingkungan adalah sebagai sumber informasi yang diperoleh individu mengenai perilaku seksual, yaitu antara lain mencakup perkembangan teknologi, sikap orang tua dan pendidikan seksual yang diajarkan kepada remaja (Puspitadesi et al, 2011), pengaruh teman sebaya, remaja yang tinggal bersama, tontonan pornografi (Odeyemi et al, 2009), serta norma agama dan budaya (Kazembe, 2009). 31 3. Bentuk Perilaku Seksual Remaja Bentuk-bentuk perilaku seksual (Dewi, 2012), antara lain yaitu: a. Masturbasi (onani) Masturbasi merupakan perangsangan oleh individu terhadap dirinya hingga orgasme (Santrock, 2007). Biasanya dilakukan dengan tangan atau benda lain sebagai perkembangan psikoseksual remaja (Dewi, 2012). Menurut Sarwono (2010) apabila perbuatan ini bersifat sementara dan tidak ada gangguan psikoseksual maka masih dapat dianggap dalam batas normal. b. Berpegangan tangan Perbuatan ini dapat memunculkan getaran romantis atau perasaan nyaman bagi pasangan termasuk mencoba aktivitas seksual lainnya hingga kepuasaan seksual tercapai (Sarwono, 2010). c. Berpelukan Berpelukan merupakan suatu ungkapan kasih sayang yang dilakukan melalui dekapan terhadap pasangan, sehingga menimbulkan rasa aman, nyaman dan terlindungi (Dewi, 2012) d. Berciuman Berciuman terdapat dua bentuk yaitu cium kering (pipi-pipi atau pipi-bibir) dan cium basah (bibir-bibir). Ciuman dapat menimbulkan sensasi yang kuat untuk individu pada tahapan seksual lainnya (Sarwono, 2010). 32 e. Saling meraba Tindakan ini dilakukan pada area sensitif seperti payudara, vagina, dan penis, baik dengan berpakaian maupun tanpa pakaian (Soetjiningsih, 2008). f. Necking Necking merupakan sentuhan menggunakan mulut pada leher pasangan yang dapat meninggalkan bekas kemerahan atau tidak (Sarwono, 2010). g. Petting Petting adalah bersatunya tubuh individu dengan pasangan tanpa hubungan alat genital (Soetjiningsih, 2008) h. Oral Sex Oral Sex merupakan perbuatan memasukkan alat kelamin ke dalam mulut, yang mana jika dilakukan oleh laki-laki disebut dengan cunnilungus, sedangkan oleh perempuan dikenal dengan fellatio (Sarwono, 2010). i. Hubungan seksual (sexual intercourse/senggama) Hubungan seksual merupakan hubungan badan yang dilakukan dengan memasukkan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan (Sarwono, 2010). Bentuk perilaku seksual dapat berupa kontak secara langsung maupun tidak dengan kontak. Perilaku seksual dengan kontak yaitu mencium atau memeluk, menyentuh dan meraba sekitar alat kelamin, seks 33 oral, seks anal atau vaginal, dan penetrasi vaginal atau anal dengan alat atau jari, sedangkan perilaku seksual dengan tidak kontak meliputi ucapan atau panggilan mesum, seks maya (penawaran seks melalui internet), foto atau paparan seks, voyeurism (kepuasan seksual didapatkan dengan melihat atau mengkayalkan), dan pertanyaan atau komentar berbau seks yang intrusif (United Nations International Children's Emergency Fund, 2008). Perilaku seksual terbagi ke dalam dua kategori yaitu ringan dan berat. Perilaku seksual ringan mencakup menaksir, berkencan, mengkhayal, berpegangan tangan, berpelukan, dan berciuman, sedangkan perilaku seksual kategori berat adalah meraba dan mencium bagian sensitif (payudara dan alat kelamin), menempelkan alat kelamin, oral sex, dan senggama (L’ Engle et al, 2006). Perilaku seksual berisiko merupakan perilaku seksual yang menyebabkan berbagai dampak negatif bagi para pelakunya. Dampak negatif perilaku seksual remaja antara lain adalah Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), Penyakit Menular Seksual (PMS), aborsi, putus sekolah, dan meningkatnya kriminalitas. Perilaku seksual berisiko juga dipandang oleh masyarakat awam sebagai perilaku seksual dengan banyak pasangan seks (Paul et al, 2000). Perilaku seksual berdasarkan nilai risiko terhadap dampak negatifnya terbagi menjadi dua bagian (McKinley 1995 dalam Miron & Charles, 2006), yaitu: 34 a. Tidak berisiko Perilaku seksual Tidak berisiko meliputi berbicara mengenai seks, berbagi fantasi, ciuman bibir pada pipi, sentuhan, dan oral sex dengan penghalang lateks. b. Berisiko Perilaku seksual berisiko terdiri dari tiga bagian, yaitu agak berisiko, berisiko tinggi, dan berbahaya. Perilaku seksual agak berisiko mencakup ciuman bibir, petting, anal sex maupun berhubungan seks dengan menggunakan lateks (kondom). Perilaku seksual berisiko tinggi meliputi petting dan oral sex tanpa penghalang lateks serta masturbasi pada kulit lecet atau luka (adiktif). Perilaku seksual berbahaya yaitu melakukan anal sex maupun hubungan seksual tanpa menggunakan penghalang lateks. Berdasarkan penjelasan diatas kategori perilaku seksual berisiko dapat disimpulkan adalah masturbasi adiktif, oral sex tanpa pengaman lateks, petting, anal sex dan berhubungan seksual baik menggunakan pengaman lateks maupun tanpa pengaman lateks. 35 D. Penelitian Terkait Tabel 2.3 Penelitian Terkait No 1 Judul Hubungan the big five dengan perilaku seksual berisiko di 10 wilayah dunia Penulis: David P. Schmitt (2004) 2 Metode Penelitian Sampel: 16.326 Variabel Bebas: Kepribadian big five Terikat: Seksualitas Metode Pendekatan: Cross sectional Hasil Analisis di 10 wilayah dunia mengungkapkan hubungan perselingkuhan secara universal dikaitkan dengan agreeableness yang rendah dan conscientiousness yang rendah. Hubungan seksual banyak terkait dengan extraversion tapi tidak pada semua wilayah dunia. Selain itu, perilaku seksual berisiko juga berhubungan dengan neuroticism dan openness di berbagai budaya Kegunaan model lima faktor dalam memahami Sampel: 481 Domain untuk agreeableness rendah, openness to experience perilaku seksual berisiko Penulis: Joshua D. Miller, Donald lynam, Rick S. Zimmerman, T. K. Logan, Carl Leukefeld, Richard Clayton (2004) Variabel Bebas: Kepribadian big five Terikat: Perilaku seksual rendah, dan extraversion tinggi memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku seksual berisiko Metode Pendekatan: Longitudinal 36 3 Sebuah studi terkontrol the big five dalam dimensi kepribadian pelaku kejahatan seks, pelaku non-seks dan non-pelaku kejahatan Penulis: Juan Antonio BecerraGracia, Ana Garcia-Leon, Jose Antonio MuelaMartinez, Vincent Egan (2013) 4 Hubungan antara interaksi seksual sehari-hari dengan trait kepribadian Penulis: C. Veronica Smith, John B. Nezlek, Gregory D. Webster, E. Layne Paddock (2007) 5 Hubungan antara The Big Five Personality dengan Sikap terhadap Seks Pranikah Pada Remaja Penulis: Nilam Widyarini & Nurul Wulandari (2010) Sampel: 131 Variabel Bebas: Kepribadian big five Terikat: Riwayat kekerasan pada anak Metode Pendekatan: Case control Sampel: 62 Variabel Bebas: Kepribadian big five Terikat: Perilaku seksual sehari-hari Metode Pendekatan: Cohort Sampel:120 Variabel Bebas: Kepribadian big five Terikat: Sikap terhadap Seks Pranikah Neuroticism umumnya lebih tinggi pada pelaku kejahatan, sedangkan extraversion lebih tinggi pada pelaku kejahatan non-seks dari pada pelaku kejahatan seks; responden dengan riwayat kekerasan pada anak lebih tinggi pada neuroticism dan openness Conscientiousness pada umumnya kurang memperhatikan interaksi sosial; extraversion cenderung memerhatikan situasi sosial secara umum dari pada hubungan seksual; hubungan positif ditemukan antara opennes tentang interaksi seksual; agreeableness cenderung menggambarkan kepuasan seksual; neuroticism tinggi memiliki dorongan seksual yang tinggi pula Kepribadian neuroticism, exstraversion dan conscientiousness ditolak, sedangkan untuk kepribadian oppeness to experience dan agreeableness diterima. Metode Pendekatan: Cross sectional Sumber: Schmitt, 2008; Miller et al, 2004; Garcia et al, 2013; Smith et al, 2007; Widyarini & Nurul, 2010. 37 E. Hubungan antara Trait Kepribadian dan Perilaku Seksual Remaja Integrasi teori antara trait kepribadian dengan perilaku seksual remaja dapat dilihat dalam bagan kerangka teori penelitian sebagai berikut: Perkembangan remaja 1. 2. 3. 4. 5. Perkembangan biologis Perkembangan kognitif Perkembangan psikologis Perkembangan sosial Perkembangan moral dan spiritual (Zahra, 2005) Perilaku seksual remaja (Hurlock , 2003) Pengembangan identitas pribadi atau kepribadian (Hurlock , 2003) meliputi Pendekatan untuk memahami kepribadian mengintegrasikan kebiasaan, sikap, dan keterampilan McKinley Health Center 1995 dalam Miron & Charles, 2006 Paling tidak bersisiko Trait kepribadian 1. Openness to experience 2. Conscientiousness 3. Extraversion 4. Agreeableness 5. Neuroticism (Costa dan McCrae, 1997 dalam Kasali 2007) Perilaku seksual berisiko Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Penelitian ini mengkaji dua variabel yang terdiri dari variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel independent penelitian ini yaitu trait kepribadian yang mencakup dimensi openness to experience, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism. Variabel dependent yakni perilaku seksual berisiko remaja. Hubungan antara variabel independent dan dependent digambarkan dalam bentuk kerangka konsep seperti pada bagan 3.1. Variabel Independent Trait Kepribadian 1. 2. 3. 4. 5. Variabel Dependent Openness to experience Conscientiousness Extraversion Agreeableness Neuroticism Perilaku Seksual Remaja Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 38 39 B. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian (Setiadi, 2007). Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat, maka hipotesis penelitian yang muncul adalah : Ha1. Ada hubungan antara dimensi extraversion dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama Ha2. Ada hubungan antara dimensi agreeableness dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama Ha3. Ada hubungan antara dimensi conscientiousness dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama Ha4. Ada hubungan antara dimensi neuroticism dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama Ha5. Ada hubungan antara dimensi openness to experience dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama 40 C. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Jenis kelamin Ciri biologis yang dimiliki responden berdasarkan gender (Dewi, 2012) Kuesioner Pertanyaan tertulis pada 1. Perempuan karakteristik remaja yang 2. Laki-laki menyediakan 2 alternatif jawaban Nominal Usia Rentang kehidupan yang diukur sampai ulang tahun terakhir (Dewi, 2012) Kuesioner Pertanyaan tertulis yang diisi responden secara langsung Usia responden Interval Sumber informasi Segala sumber yang dapat memberikan informasi perilaku seksual (Dewi, 2012) Kuesioner Pertanyaan tertulis yang menyediakan 4 alternatif jawaban 1. 2. 3. 4. Nominal Keluarga Teman Orang lain Media massa 41 Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Semakin tinggi skor yang dimiliki subjek pada sebuah dimensi, semakin kuat ciri kepribadian tersebut melekat pada diri subjek, demikian pula sebaliknya (Goldberg, L. R., 1992 dalam International Personality Item Pool, 2004). Interval Variabel Independent Trait kepribadian Lima dimensi dalam kepribadian yang bisa digunakan untuk mencari perbedaan antar individu (Friedman & Schustack, 2008) Possible Qustionnaire Format for Administering the 50Item Set of IPIP BigFive Factor Markers dari Goldberg, L. R. Kuesioner yang digunakan terdiri dari 40 item (1992, dalam International Personality Item Pool, 2014). Skala likert. Favorable: 1 = STS (Sangat Tidak Sesuai) 2 = TS (Tidak Sesuai) 3 = AS (Agak Sesuai) 4 = S (Sesuai) 5 = SS (Sangat sesuai) Sebaliknya pada unfavorable 42 Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Variabel Dependent Perilaku seksual berisiko remaja Tindakan yang dilakukan oleh remaja berhubungan dengan dorongan seksual yang datang baik dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya (Notoatmodjo, 2007). Kuesioner yang digunakan mencakup 9 pernyataan, yang peneliti modifikasi dari McKinley (1995, dalam Miron & Charles, 2006). Skala guttman. 1 = Ya 0 = Tidak 1. Perilaku seksual tidak berisiko: skor <1 2. Perilaku seksual berisiko: skor ≥1 Sesuai dengan skor, maka itu adalah jumlah perilaku seksual berisiko yang dilakukan subjek (Modifikasi dari McKinley 1995 dalam Miron & Charles, 2006). Rasio BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan rancangan desain penelitian deskriptif korelasi dan metode pendekatan cross sectional (Setiadi, 2007). Penelitian kuantitatif lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik, bukan makna secara kebahasaan dan kultural (Siregar, 2013). Desain penelitian deskriptif korelasi digunakan untuk melihat hubungan antara variabel dengan variabel lain (Notoatmodjo, 2006). Pendekatan cross sectional adalah penelitian yang dikumpulkan dan diukur secara simultan terhadap variabel-variabel yang diteliti (Hidayat, 2008), dan tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja, sehingga tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2006). B. Lokasi dan Waktu Penelitian Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMA Triguna Utama mayoritas menunjukkan perilaku seksual yang pernah dilakukan remaja. Bagaimana individu berperilaku termasuk terhadap seksual salah satunya dipengaruhi oleh kepribadian tiap individu. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti terkait hubungan trait kepribadian dengan 43 44 perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama yang beralamat di Jl. Ir. H Juanda Km 2, Ciputat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan subjek yang memiliki kuantitas dan memenuhi seperangkat kriteria yang ditentukan peneliti untuk diukur dan dipelajari (Setiadi, 2007). Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA Triguna Utama kelas X dan XI pada tahun 2014 yang berjumlah 84 orang. Siswa kelas XII tidak dapat menjadi responden karena telah selesai melakukan ujian nasional dan tidak ada lagi kegiatan belajar di sekolah. Daftar jumlah siswa kelas X dan XI SMA Triguna Utama tahun 2014 tercantum dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 Daftar Jumlah Siswa Kelas X dan XI SMA Triguna Utama tahun 2014 No. 1 2 3 Kelas X XI IPA XI IPS Total Sumber: SMA Triguna Utama Jumlah siswa 45 23 16 84 2. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti (Dharma, 2011). Sampel digunakan karena adanya kendala tenaga, waktu, dan dana, sehingga peneliti membatasi banyaknya subjek penelitian disesuaikan 45 dengan kemampuan yang ada pada dirinya (Arikunto, 2010). Pemilihan sampel penelitian memerlukan kriteria tertentu yang meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi (Setiadi, 2007). Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel, sedangkan kriteria eksklusi adalah karakteristik subjek penelitian yang tidak dapat mewakili syarat sebagai sampel (Hidayat, 2008). Sampel yang akan diambil peneliti sesuai dengan kriteria inklusi yang ditetapkan yaitu : a. Remaja kelas X dan XI SMA Triguna Utama tahun 2014, beragama islam dan belum menikah b. Bersedia menjadi responden Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh (total sampling), yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel (Riduwan, 2007). Peneliti mengambil sampel seluruh siswa kelas X dan XI SMA Triguna Utama. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 84 orang. D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner, yaitu mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan 46 permintaan peneliti (Widoyoko, 2012). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya (Riduwan, 2007). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu : 1. Kuesioner A berisi tentang data katakteristik berupa jenis kelamin dan usia, serta sumber informasi tentang perilaku seksual 2. Kuesioner B berisi 50 pernyataan terkait trait kepribadian Instrumen yang digunakan untuk kuesioner B adalah Possible Qustionnaire Format for Administering The 50-Item Set of IPIP Big-Five Factor Markers dari Goldberg, L. R. (1992, dalam International Personality Item Pool, 2014) yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Farikha (2011). Peneliti memodifikasi terjemahan kuesioner dengan menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami. Tabel 4.2 Kisi-kisi Instrumen Trait Kepribadian Nomor Item Favorable Unfavorable Extraversion 1, 11, 21, 31, 41 6, 16, 26, 36, 46 7, 17, 27, 37, 42, Agreeableness 2, 12, 22, 32 47 3, 13, 23, 33, 43, Trait Conscientiousness 8, 18, 28, 38 48 Kepribadian 4, 14, 24, 29, 34, Neuroticism 9, 19 39, 44, 49 Openness to 5, 15, 25, 35, 40, 10, 20, 30 experience 45, 50 Sumber: Goldberg, L. R. (1992, dalam International Personality Item Pool, 2014) Variabel Dimensi 47 Pernyataan-pernyataan untuk memperoleh data tentang trait kepribadian di SMA Triguna Utama dalam bentuk skala likert dengan memberi pilihan jawaban, yaitu: a. SS yang berarti sangat sesuai dengan diri responden b. S yang berarti sesuai dengan diri responden c. AS yang berarti agak sesuai dengan diri responden d. TS yang berarti tidak sesuai dengan diri responden e. STS yang berarti sangat tidak sesuai dengan diri responden Perolehan skor dari item-item berdasarkan dari jawaban yang dipilih sesuai dengan jenis pernyataan yaitu favorable dan unfavorable. Skor dari pernyataan yang dipilih dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Bobot Nilai Instrumen Trait Kepribadian Kategori Respon Unfavorable Favorable SS 1 5 S 2 4 AS 3 3 TS 4 2 STS 5 1 Interpretasi skor yang digunakan pada skala trait kepribadian yaitu skor tertinggi dari lima dimensi kepribadian yang menunjukkan kepribadian subjek (Goldberg, L. R., 1992 dalam International Personality Item Pool, 2014). 3. Kuesioner C berisi 26 pernyataan terkait perilaku seksual berisiko remaja Instrumen pada kuesioner C dikembangkan oleh peneliti melalui indikator dari variabel perilaku seksual, kemudian berdasarkan indikator itu dibuat item-item pertanyaan beserta skala pengukurannya. Instrumen 48 penelitian variabel perilaku seksual peneliti kembangkan dari McKinley (1995, dalam Miron & Charles, 2006). Kisi-kisi instrumen dari perilaku seksual remaja dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Kisi-kisi Instrumen Perilaku Seksual Remaja Variabel Indikator Nomor Item Hubungan seksual 1, 2, 3, 4 Masturbasi adiktif 5 Perilaku Seksual Oral sex 9 Remaja Ciuman bibir 8 Sodomi 7 Petting 6 Sumber: Modifikasi dari McKinley (1995, dalam Miron & Charles, 2006) Pernyataan-pernyataan yang dibuat untuk memperoleh data tentang perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama dalam bentuk skala guttman dengan memberi dua pilihan jawaban, yaitu tidak yang berarti tidak melakukan perilaku seksual berisiko dengan bobot nilai 0 pada favorable dan ya yang berarti melakukan perilaku seksual berisiko dengan bobot nilai 1, sedangkan sebaliknya pada unfavorable bernilai 0 pada jawaban ya dan nilai 1 pada jawaban tidak. Interpretasi skor yang digunakan pada skala perilaku seksual berisiko yaitu jika skor jawaban <1 adalah perilaku seksual tidak berisiko dan jika skor jawaban ≥1 adalah jumlah perilaku seksual berisiko yang dilakukan subjek (Modifikasi dari McKinley 1995 dalam Miron & Charles, 2006). 49 E. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum penelitian dilakukan peneliti melakukan uji coba instrumen penelitian yang berjumlah 59 item pernyataan dari 2 instrumen, yaitu trait kepribadian sebanyak 50 item dan perilaku seksual berisiko 9 item. Uji instrumen penelitian dilakukan pada 60 siswa SMA Nusantara Plus. Uji validitas dan reliabilitas menggunakan bantuan program aplikasi statistik. 1. Uji Validitas Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2009). Validitas berkaitan dengan ketepatan dan kecermatan instrumen penelitian (Widoyoko, 2012). Metode pengujian validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan korelasi pearson product moment untuk variabel trait kepribadian dan pengujian content validity untuk variabel perilaku seksual berisiko remaja. Korelasi pearson product moment merupakan pengujian validitas dengan ukuran statistik tertentu yaitu distribusi (tabel t) untuk α=0,05 dan derajat kebebasan (dk=n-2) dengan ketentuan kevalidan instrumen apabila nilai t hitung>nilai t tabel atau apabila nilai r hitung>nilai r tabel yaitu 0,254 pada N=60 dan α=0,05 (Riduwan, 2007). Lain halnya dengan pearson product moment, content validity tidak menggunakan ukuran statistik, namun pengujian validitas terhadap pernyataan dilakukan oleh professional judgement (Siregar, 2013). 50 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama pula (Siregar, 2013). Jenis pengujian reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan alpha cronbach untuk variabel trait kepribadian dan KR-20 untuk variabel perilaku seksual remaja. Alpha cronbach yaitu menganalisis reliabilitas instrumen dengan satu kali pengukuran dan digunakan untuk variabel dengan skala likert (Riduwan, 2007). Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel jika alpha cronbach (r)>0,6 (Siregar, 2013). KR-20 adalah pengujian reliabilitas pada skala guttman dan pernyataan yang berjumlah ganjil. Instrumen dikatakan reliabel pada KR-20 dengan mengkonsultasikan pada r productmoment yaitu jika r hitung>nilai r tabel atau 0.254 pada N=60 (Arikunto, 2010). 51 F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Hasil Uji Validitas a. Hasil Uji Validitas Trait Kepribadian Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Trait Kepribadian Nomor Item Favorable Unfavorable 1*, 11*, 21*, 31*, 1 Extraversion 6*, 16, 26, 36, 46 41* 7*, 17*, 27*, 37*, 2 Agreeableness 2, 12*, 22, 32 42*, 47* 3*, 13*, 23*, 33*, 3 Conscientiousness 8*, 18, 28*, 38* 43*, 48* 4, 14*, 24*, 29*, 4 Neuroticism 9*, 19 34*, 39*, 44*, 49* Openness to 5*, 15*, 25*, 35*, 5 10*, 20*, 30* experience 40*, 45*, 50* 31 9 N valid Keterangan: nomor item bertanda (*) item valid No. Dimensi N valid 6 7 9 8 10 40 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa item yang tidak valid berjumlah 10 dan semua item tersebut dibuang, sehingga hanya indikator yang memiliki item valid yang digunakan untuk mengukur dimensi-dimensi kepribadian dan diujikan pada final test berjumlah 40 item. b. Hasil Uji Validitas Perilaku Seksual Berisiko Remaja Uji validitas perilaku seksual berisiko remaja dilakukan dengan content validity. Peneliti meminta expert judgement kepada Ibu Ernawati, S. Kep., M.Kep., S.KMB., dan Ibu Puspita Palupi, S.Kep., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat., untuk melihat kesesuaian instrumen setelah dilakukan 52 dimodifikasi. Semua item dinyatakan valid, maka untuk mengukur perilaku seksual berisiko remaja pada final test yaitu berjumlah 9 item. 2. Hasil Uji Reliabilitas a. Hasil Uji Reliabilitas Trait Kepribadian Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Trait Kepribadian No. 1 2 3 4 5 Dimensi Extraversion Agreeableness Conscientiousness Neuroticism Openness to experience Alpha cronbach 0.605 0.617 0.601 0.800 0.687 Keputusan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa semua dimensi reliabel untuk mengukur variabel trait kepribadian. b. Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Seksual Remaja Uji reliabilitas pada perilaku seksual berisiko didapatkan 0.459, karena nilai ini besar dari nilai r tabel (0.254), maka instrumen dikatakan reliabel. G. Tahapan Pengambilan Data Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei tahun 2014. Data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam pengambilan data dalam penelitian ini, yaitu : 53 1. Persiapan Peneliti menentukan subjek, tempat, maksud dan tujuan penelitian. Peneliti mengajukan surat penelitian dari fakultas untuk diberikan kepada pihak sekolah untuk mengambil data penelitian di SMA Triguna Utama. 2. Pelaksanaan Peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden dengan dibantu oleh guru di SMA Triguna Utama. Peneliti memperkenalkan identitas diri serta memberikan lembar informed consent dengan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian kepada responden, setelah itu peneliti membagikan kuesioner dengan memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner. 3. Pengolahan data Data yang terkumpul, peneliti melakukan pengecekan apakah data yang terkumpul sudah lengkap atau belum. Setelah lengkap, data diberi kode pada masing-masing pernyataan untuk mempermudah saat analisis data. Langkah selanjutnya adalah memproses data dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke program aplikasi statistik. Langkah terakhir yaitu pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah data ada kesalahan atau tidak. 54 H. Etika Penelitian Peneliti dalam penelitian ini menerapkan prinsip etis (Nursalam, 2009), yaitu: 1. Prinsip manfaat a. Penelitian dilaksanakan tidak menimbulkan penderitaan bagi subjek b. Informasi yang diberikan subjek, tidak dipergunakan untuk hal-hal yang dapat merugikan subjek 2. Prinsip hak asasi manusia a. Subjek berhak memutuskan menjadi responden atau tidak b. Subjek berhak mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang dilakukan 3. Prinsip keadilan a. Subjek diberlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan sesudah keikutsertaan dalam penelitian b. Subjek diberikan jaminan kerahasiaan dengan tidak mengikutsertakan namanya 55 I. Pengolahan Data Proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh (Hidayat, 2008), yaitu: 1. Editing Editing merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. 2. Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. 3. Entri data Entri data merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat tabel kontingensi. 56 4. Melakukan teknik analisis Melakukan analisis khusunya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik, sehingga analisis yang digunakan statistika inferensial (menarik kesimpulan) yaitu statistika yang digunakan untuk menyimpulkan parameter (populasi) berdasarkan statistik (sampel) atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan inferensial. J. Analisis Data 1. Analisis Univariat Analisis univariat digunakan untuk mengetahui gambaran data yang dikumpulkan. Analisis univariat dilakukan secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi dari masing-masing variabel (Amran, 2012). Analisis univariat pada penelitian ini meliputi: jenis kelamin, usia, sumber informasi tentang perilaku seksual, trait kepribadian dan perilaku seksual berisiko remaja. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, yaitu hubungan antara masing-masing dimensi dalam trait kepribadian dengan perilaku seksual berisiko remaja. Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Spearman dengan derajat 57 kepercayaan 95% (α 5%), sehingga jika nilai P (p value)<0.05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan) atau menunjukkan ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Sebaliknya, jika p value>0.05 berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Asumsi uji korelasi Spearman adalah (1) data tidak berdistibusi normal dan (2) data diukur yang merupakan data numerik (Dahlan, 2013). Interpretasi sejauh mana hubungan kedua variabel independen dan dependen berdasarkan koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Interpretasi Koefisien Korelasi No. Parameter 1 Kekuatan korelasi (r) 2 Arah korelasi Koefisien 0.00-0.199 0.20-0.399 0.40-0.599 0.60-0.799 0.80-1.000 + (positif) ˗ (negatif) Sumber: Dahlan (2013) Interpretasi Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat Searah. Semakin besar nilai satu variabel, semakin besar pula nilai variabel lainnya Berlawanan arah. Semakin besar nilai satu variabel, semakin nilai pula nilai variabel lainnya BAB V HASIL PENELITIAN A. Profil SMA Triguna Utama SMA Triguna Utama adalah sekolah yang berdiri pada tanggal 28 April 1982 dengan nama yayasan yaitu yayasan Perguruan Islam Triguna Utama. Sekolah ini terletak di kota Tangerang Selatan yang berada di Jalan Ir. H. Juanda Km. 2 RT 002/04 Ciputat Timur. Kawasan sekolah ini sangat strategis yaitu salah satu kawasan pengembangan kota serta pengembangan pendidikan yang lokasinya berdekatan dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang merupakan sebagai pusat pendidikan islam. SMA Triguna Utama memiliki tujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut bagi peserta didiknya. Sekolah ini memiliki kegiatan rutin untuk membina pribadi peserta didik, yaitu: upacara, sholat dzuhur berjama’ah dan membaca surat Yasin serta do’a bersama setiap hari Jum’at. SMA Triguna Utama juga memiliki kegiatan pengembangan diri untuk siswa-siswanya, yang terdiri dari pengembangan diri dalam (intrakurikuler) dan pengembangan diri luar (ekstrakurikuler). Intrakurikuler yaitu kegiatan yang berupa Bimbingan Konseling (BK), mencakup hal-hal yang berkenaan dengan pribadi, kemasyarakatan, belajar, dan karir peserta didik. Bimbingan konseling diasuh oleh guru BK yang ditugaskan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Kegiatan 58 59 ekstrakurikuler yang terdapat di SMA Triguna Utama cukup bervariasi yaitu: futsal, seni musik (paduan suara dan band), tari saman, english club, rohis, modern dance, dan paskibra. Kegiatan ekstrakurikuler diasuh oleh setiap orang pembina yang ahli dan berpengalaman di bidangnya. Waktu pelaksanaan atau pelatihan kegiatan ini secara rutin berbeda-beda untuk setiap ekstrakurikuler. B. Hasil Analisa Univariat 1. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian Gambaran karakteristik responden penelitian ini diuraikan secara rinci di bawah ini, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, dan sumber informasi tentang perilaku seksual. 1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengelompokan responden berdasarkan kategori jenis kelamin digambarkan pada tabel 5.1 berikut: Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Frekuensi (n) 43 41 84 Persentase (%) 51.2 48.8 100 Data yang ada pada Tabel 5.1 di atas terlihat bahwa dari 84 responden, mayoritas siswa laki-laki yaitu berjumlah 43 orang (51%), sedangkan siswa perempuan berjumlah 41 orang (49%). 60 1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia (tahun) 14 15 16 17 18 Total Frekuensi (n) 2 20 40 20 2 84 Persentase (%) 2.4 23.8 47.6 23.8 2.4 100 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa responden dalam penelitian ini adalah remaja yang berada pada rentang usia 14-18 tahun. Mayoritas responden berada pada usia 16 tahun yaitu sebanyak 40 orang (48%). Selanjutnya, responden pada usia 15 tahun sebanyak 20 orang (24%), usia 17 tahun 20 orang (24%), usia 14 tahun 2 orang (2%) dan usia 18 tahun 2 orang (2%). 2. Gambaran Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang Perilaku Seksual Tabel 5.3 Responden yang Mendapatkan Informasi tentang Perilaku Seksual Pernah Mendapat Informasi Ya Tidak Total Frekuensi (n) Persentase (%) 84 0 84 100 0 100 Dari data pada tabel menunjukkan sebanyak 84 orang atau 100% pernah mendapatkan informasi mengenai perilaku seksual dan tidak ada responden yang tidak pernah mendapatkan informasi tentang perilaku seksual. 61 Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang Perilaku Seksual Sumber Informasi Teman Keluarga Orang lain Media massa Ya n 74 39 61 77 % 88.1 46.4 72.6 91.7 Berdasarkan tabel 5.4 sumber informasi responden tentang perilaku seksual mayoritas adalah dari media massa sebanyak 77 orang (91.7%), kemudian yang mendapat informasi dari teman 74 orang (88.1%), dari orang lain 61 orang (72.6%), dan informasi dari keluarga 39 orang (46.4%). 3. Gambaran Responden Berdasarkan Trait Kepribadian Masing-masing dimensi trait kepribadian memiliki item yang berbeda-beda. Extraversion terdiri dari 6 item, agreeableness 7 item, conscientiousness 9 item, neurocitism 8 item, dan openess to experience dengan 10 item. Pengkategorian tiap dimensi trait kepribadian perlu dilakukan perhitungan standar baku (z-score) dikarenakan tiap itemnya yang berbeda-beda. Setelah didapatkan z-score semua item kemudian skornya dibandingkan satu sama lain, z-score yang paling tinggi dari kelima item tersebut adalah yang termasuk dalam pengkategorian. Berikut ini adalah hasil kategori masing-masing dimensi trait kepribadian. 62 Tabel 5.5 Kategori Responden Berdasakan Trait Kepribadian Trait Kepribadian Extraversion Agreeableness Conscientiousness Neurocitism Openess to experience Total Frekuensi (n) 18 11 25 20 10 84 Persentase (%) 21 13 30 24 12 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat responden dalam penelitian ini mayoritas termasuk dalam dimensi conscientiousness yaitu sebanyak 25 orang (30%), sedangkan minoritasnya pada dimensi openness to experience 10 orang (12%). Dimensi lain yang tersebar yaitu 18 orang (21%) termasuk dimensi extraversion, 11 orang (13%) dengan dimensi agreeableness, dan 20 orang (24%) termasuk dalam dimensi neurocitism. 4. Gambaran Responden Berdasarkan Perilaku Seksual Berisiko Tabel 5.6 Frekuensi Responden dengan Perilaku Seksual Berisiko Perilaku Seksual Tidak Berisiko Berisiko Total Frekuensi (n) 53 31 84 Persentase (%) 63.10 36.90 100 Data dari tabel di atas menunjukkan terdapat 53 orang (63.10%) tidak melakukan perilaku seksual berisiko, sedangkan responden yang melakukan perilaku seksual berisiko sebanyak 31 orang (36.90%). 63 Tabel 5.7 Perilaku Seksual Berisiko Responden No. Perilaku Seksual Berisiko 1 Berhubungan seksual tanpa pencegah kehamilan 2 Berhubungan seksual dengan pencegah kehamilan 3 Berhubungan seksual yang menyebabkan KTD 4 Tindakan aborsi karena hamil setelah berhubungan seksual 5 Masturbasi adiktif 6 Petting 7 Sodomi 8 Ciuman bibir 9 Oral sex Skor 1 Frekuensi (n) - Persentase (%) 0 1 1 3.23 1 - 0 1 - 0 1 1 1 1 1 6 29 1 19.35 0 0 93.55 3.23 Dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa responden yang telah melakukan ciuman bibir sebanyak 29 orang (93.55 %), masturbasi adiktif sebanyak 6 orang (19.35 %), berhubungan seksual dengan menggunakan pencegah kehamilan 1 orang (3,23 %) dan oral sex oleh 1 orang (3.23 %). Tabel 5.8 Skor Perilaku Seksual Berisiko Responden Skor Total Perilaku Seksual 1 2 3 4-9 Total Frekuensi (n) 26 4 1 0 31 Persentase (%) 83.87 12.90 3.23 0 100 Tabel 5.8 menunjukkan jumlah atau banyaknya perilaku seksual berisiko yang dilakukan respoden. Responden yang melakukan 1 perilaku seksual berisiko sebanyak 26 orang (83.87 %), 2 perilaku seksual sebanyak 4 orang (12.90 %), dan 3 perilaku seksual oleh 1 orang (3.23 %). Skor untuk 4-9 perilaku seksual tidak ada satupun responden yang melakukan atau jumlah respondennya 0 (0%). 64 C. Hasil Analisis Bivariat Sebelum dilakukan analisis bivariat, peneliti melakukan uji normalitas data. Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai Kolmogorov Smirnov <0.05 maka data diasumsikan tidak berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai Kolmogorov Smirnov >0.05 maka data diasumsikan berdistribusi normal. Berikut ini adalah hasil uji normalitas pada masing-masing variabel penelitian: Tabel 5.9 Hasil Uji Normalitas Data Variabel Extraversion Agreeableness Conscientiousness Neurocitism Openess to experience Perilaku Seksual Remaja Kolmogorov Smirnov (KS) 0.005 0.043 0.200 0.184 0.000 0.000 Distribusi Data Tidak normal Tidak normal Normal Normal Tidak normal Tidak normal Dari tabel 5.9 di atas data untuk dimensi extraversion, dimensi agreeableness, dimensi openess to experience, dan perilaku seksual remaja mempunyai distribusi tidak normal (KS<0.05), sedangkan untuk dimensi conscientiousness dan dimensi neurocitism mempunyai distribusi normal (KS>0.05). Semua variabel tidak memiliki distribusi data yang sama, maka untuk melakukan uji bivariat, uji yang digunakan adalah uji korelasi Spearman. Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis data dari dua variabel yang berbeda. Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi-dimensi trait kepribadian dengan perilaku seksual remaja di SMA Triguna Utama. 65 1. Hubungan antara Dimensi Extraversion dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Tabel 5.10 Hubungan antara Dimensi Extraversion (1) dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Skor Perilaku Seksual Berisiko Remaja 0 1 2 3 Trait N 12 1 % 66.7 N 3 % 16.7 N 2 % 11.1 N 1 % 5.6 N N 18 % 100 p value r 0.728 -0.039 Dari tabel 5.10 diatas, hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0.728 dan r = -0.039. Hal tersebut menunjukkan Ha1 ditolak yaitu tidak ada hubungan antara dimensi extraversion dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. 2. Hubungan antara Dimensi Agreeableness dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Tabel 5.11 Hubungan antara Dimensi Agreeableness (2) dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Skor Perilaku Seksual Berisiko Remaja 0 1 2 3 Trait 2 N 8 % 72.7 N 3 % 16.7 N 0 % 0 N 0 % 0 N N 11 % 100 p value r 0.862 -0.019 Berdasarkan tabel diatas, hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0.862 dan r = -0.019. Hal tersebut menunjukkan Ha2 ditolak yaitu tidak ada hubungan antara dimensi agreeableness dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. 66 3. Hubungan antara Dimensi Conscientiousness dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Tabel 5.12 Hubungan antara Dimensi Conscientiousness (3) dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Skor Perilaku Seksual Berisiko Remaja 0 1 2 3 Trait N 19 3 % 76 N 6 % 24 N 0 % 0 N 0 % 0 N N 25 % 100 p value r 0.140 -0.163 Dari tabel 5.12 hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0.140 dan r = -0.163. Hal tersebut menunjukkan Ha3 ditolak yaitu tidak ada hubungan antara dimensi conscientiousness dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. 4. Hubungan antara Dimensi Neuroticism dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Tabel 5.13 Hubungan antara Dimensi Neuroticism (4) dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Skor Perilaku Seksual Berisiko Remaja 0 1 2 3 Trait 4 N 10 % 50 N 8 % 40 N 2 % 10 N 0 % 0 N N 20 % 100 p value r 0.092 0.185 Dari tabel 5.13 hasil uji statistik dapat dilihat bahwa nilai p value = 0.092 dan r = 0.185. Hal tersebut menunjukkan Ha4 ditolak yaitu tidak ada hubungan antara dimensi neuroticism dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. 67 5. Hubungan antara Dimensi Openness to Experience dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Tabel 5.14 Hubungan antara Dimensi Openness to Experience (5) dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Skor Perilaku Seksual Berisiko Remaja 0 1 2 3 Trait 5 N 4 % 66.7 N 0 % 0 N 6 % 60 N 0 % 0 N N 10 % 100 p value r 0.031 -0.235 Dari tabel ditas terlihat adanya hubungan negatif antara dimensi openess to experience dengan perilaku seksual berisiko remaja dengan r = 0.235 dan p value = 0.031, berarti hubungan tersebut signifikan pada probabilitas 5% sehingga Ha5 diterima. Tanda negatif menyatakan bahwa semakin tinggi skor perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama maka semakin rendah dimensi openess to experience dan sebaliknya, semakin rendah skor perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama maka semakin tinggi dimensi openess to experience. BAB VI PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI SMA Triguna Utama tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 84 orang atau seluruh siswa kelas X dan XI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 43 orang (51.2%) dan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 41 orang (48.8%). Dewi (2012) menyatakan bahwa jenis kelamin termasuk faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja. Perbedaan antara remaja laki-laki dengan perempuan dalam berperilaku seksual disebabkan oleh faktor biologis dan sosial. Faktor biologis laki-laki lebih mudah terangsang dan mengalami ereksi serta orgasme dibandingkan perempuan, sedangkan faktor sosial laki-laki cenderung lebih bebas dibanding perempuan (Christopherson & Conner, 2012). O’Sullivan (2007) mengatakan remaja laki-laki cenderung mempunyai perilaku seksual yang agresif, terbuka, gigih, dan terang-terangan serta sulit menahan diri bila dibanding remaja perempuan. Jadi, berdasarkan hal 68 69 inilah maka karakteristik responden berdasarkan perbedaan jenis kelamin dalam berperilaku seksual perlu diukur. b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seksual (Dewi, 2012). Hasil statistik pada penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas usia responden adalah 16 tahun dengan usia termuda 14 tahun dan tertua 18 tahun. Remaja usia 14-16 tahun merupakan masa remaja awal, dimana secara psikososial mampu membangun nilai, norma dan moralitas serta mampu berpikir independen terhadap permasalahan dirinya (Santrock, 2005). Masa remaja awal memiliki kemauan yang sulit dikompromikan sehingga mungkin berlawanan dengan kemauan orang tua. Hal ini menyebabkan remaja cenderung melepaskan diri dari ikatan orang tuanya dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya. Berbeda dengan remaja usia 17-18 tahun (masa remaja akhir) yang memiliki emosi lebih stabil, minat dan konsentrasi semakin baik dan kemampuan menyelesaikan masalah sudah mulai berkembang (Dewi, 2012). Dari uraian di atas, dapat disimpulkan masa remaja awal dengan emosi yang belum stabil lebih berisiko terhadap perilaku tidak sehat, salah satunya perilaku seksual beresiko remaja. 70 2. Gambaran Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang Perilaku Seksual Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sumber informasi responden tentang perilaku seksual mayoritas adalah dari media massa (91.7%) dan teman sebaya (88.1%). Wibowo (2004) menyatakan kelompok teman sebaya merupakan sarana yang menampung dan memberikan informasi mengenai hal-hal seksual yang dianggap tabu oleh keluarga dan masyarakat, namun dapat dibicarakan secara terbuka dengan teman sebaya. Informasi dari teman sebaya maupun media belum pasti tingkat kebenarannya, bahkan cenderung tidak akurat dan keliru. Menurut BKKBN (2010) penyampaian informasi seksual yang vulgar dan menyesatkan dari teman sebaya dan media dapat mendorong remaja berperilaku seksual berisiko. Remaja pada perkembangan hormonal memiliki keingintahuan dan keinginan untuk bereksperimen dalam aktivitas seksual (Valkenburg & Peter, 2011). Saat dorongan seks dalam diri remaja meningkat, mereka malah disisihkan dari segala informasi yang berbau seks (BKKBN, 2010). Orang tua dan guru bersikap tertutup dan enggan memberi informasi tentang seks sehingga remaja kemudian mencari sumber lain yaitu teman sebaya dan media massa (Rice, 2005). Media massa merupakan sumber informasi seksual yang lebih penting dibandingkan orang tua dan teman sebaya, karena media massa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai keinginan dan kebutuhan 71 seksual remaja (Brown, 2003 dalam Wibowo, 2004). Media massa baik cetak maupun elektronik yang menampilkan tulisan atau gambar perilaku seksual dapat menimbulkan imajinasi dan merangsang seseorang untuk mencoba meniru adegannya (Supriati & Fikawati, 2009). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teman sebaya dan media massa merupakan faktor utama sumber informasi bagi remaja tentang perilaku seksual yang dapat meningkatkan kejadian perilaku seksual berisiko pada remaja. 3. Gambaran Responden Berdasarkan Trait Kepribadian Kepribadian berkaitan dengan tingkat kontrol diri, dimana hal tersebut termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seksual (Hadjam et al, 2002). Kepribadian merupakan organisme psikofisiologis yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan serta dalam menghadapi masalahmasalah terhadap situasi tertentu (Widyarini & Nurul, 2010). Hal ini dapat dinyatakan bahwa jika remaja dihadapkan dengan stimulus seperti dorongan seksual maka perilaku remaja dapat berisiko maupun tidak berisiko dipengaruhi oleh kepribadian remaja itu dalam menyesuaikan dirinya sesuai stimulus yang diterimanya. Kepribadian merupakan gambaran perilaku seseorang tanpa bisa diberikan suatu penilaian benar atau salah, terpuji atau tercela, dan positif atau negatif (Pieter & lubis, 2010). Salah satu pendekatan yang 72 dikemukakan oleh para ahli untuk memahami kepribadian adalah trait theory (teori sifat) melalui lima dimensi, yang disebut dengan Big Five (Friedman & Schustack, 2008). Dimensi dalam trait kepribadian big five yaitu extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan openness to experience (Costa dan McCrae, 1997 dalam Kasali 2007). Hasil uji statistik dalam penelitian ini diperoleh mayoritas responden di SMA Triguna Utama termasuk dalam dimensi conscientiousness yaitu sebanyak 25 orang (30%). Olson & Hargenhahn (2013) menyatakan bahwa responden dengan dimensi conscientiousness adalah responden yang banyak mendeskripsikan perilaku yang diarahkan pada tugas, tujuan dan kesadaran diri sendiri. Karakteristik individunya adalah teratur, pekerja keras, dapat diandalkan, menepati janji, disiplin, rapi, hati-hati dalam bertindak dan tidak mudah putus asa. Berdasarkan skor yang diperoleh responden pada item pernyataan terkait dimensi conscientiousness, pernyataan dengan skor tertinggi adalah nomor 34 yaitu “saya mengikuti jadwal tugas”, hal ini dapat disimpulkan bahwa responden dengan dimensi conscientiousness memiliki karakter yang dominan adalah senantiasa berperilaku teratur dan disiplin terhadap tugas yang telah diberikan. Responden dengan jumlah minoritas diperoleh pada dimensi openness to experience yaitu sebanyak 10 orang (12%). Respoden dengan dimensi ini menurut Pervin et al (2010) merupakan responden yang terbuka terhadap pengalaman baru dengan karakteristik individunya yaitu ingin tahu 73 banyak hal, berpikir luas, tidak konvensional, minat luas, mudah beradaptasi dengan situasi baru, mampu menyelami emosi dan perasaan sendiri, mudah menyerap informasi, imajinatif dan kreatif serta memiliki ketertarikan dan minat yang lebih luas terhadap bidang-bidang tertentu maupun hal-hal baru termasuk perilaku seksual. Skor tertinggi dari item pernyataan yang diperoleh responden terkait dimensi openness to experience adalah nomor 40 yaitu “saya memiliki banyak ide”, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden dengan dimensi openness to experience adalah mayoritas responden dengan karakteristik berpikiran terbuka atau luas yaitu responden mampu menemukan gagasangagasan terhadap sesuatu hal. Responden dengan dimensi lainnya dalam penelitian ini adalah dimensi neurocitism dengan jumlah sebanyak 20 orang (24%), yaitu responden yang rata-rata memiliki stabilitas emosional dengan cakupancakupan perasaan negatif. Karakteristik individunya cenderung cemas, gugup, merasa tidak aman, tidak puas dengan diri sendiri, merasa tidak mampu, mudah panik, mudah terpengaruh dan sulit mengontrol diri sendiri (Pervin et al, 2010). Skor tertinggi dari item pernyataan yang diperoleh responden terkait dimensi neurocitism adalah nomor 12 yaitu “saya mudah khawatir dengan sesuatu hal”, yang berarti bahwa responden dengan dimensi neurocitism adalah mayoritas responden yang memiliki karakteristik sering merasakan cemas terhadap hal-hal yang sedang dihadapinya. 74 Dimensi selanjutnya adalah dimensi extraversion dengan jumlah 18 orang (21%). Responden ini merupakan responden yang banyak mengukur kuantitas dan intensitas dari interaksi interpersonal, tingkat aktivitas, kebutuhan akan dorongan, dan kesenangan. Karakteristik respondennya adalah mudah menyesuaikan diri, aktif, banyak bicara, menyenangkan, ramah, dan suka berinteraksi dengan orang banyak (Olson & Hargenhahn, 2013). Item pernyataan dengan skor tertinggi pada dimensi ini berada pada nomor 1 “saya mampu meramaikan suasana”, dengan kesimpulannya bahwa karakteristik responden ini adalah dominan menyenangkan, yang berarti kehadirannya membuat suasana hidup atau flesksibel. Dimensi terakhir adalah dimensi agreeableness dengan jumlah responden 11 orang (13%), yaitu responden yang banyak menyetujui pandangan orang lain dengan karakteristik individunya lembut, dapat dipercaya, suka menolong, pemaaf, penurut, ramah, sederhana, rendah hati, simpati, peduli terhadap orang lain, menghindari konflik, tidak agresif, dan selalu mengalah (Olson & Hargenhahn, 2013). Item pernyataaan terkait dimensi agreeableness skor tertinggi adalah nomor 33 yaitu “saya merasakan emosi orang lain”, sehingga responden dengan dimensi agreeableness ini adalah mayoritas responden dengan karakteristik yang memiliki simpati terhadap perasaan orang lain. Berdasarkan uraian masing-masing dimensi trait kepribadian di atas, maka terlihat sebaran dan karakteristik kepribadian siswa-siswi yang bersekolah di SMA Triguna Utama. 75 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Perilaku Seksual Berisiko Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan ataupun dirinya sendiri (Sarwono, 2010). Perilaku seksual remaja merupakan perilaku yang muncul karena adanya dorongan seksual sehingga mendapatkan kesenangan seksual dan dilakukan oleh remaja laki-laki maupun perempuan sebelum memiliki ikatan pernikahan (Desmita, 2009). Perilaku seksual dibagi atas dua bagian berdasarkan dampak negatifnya oleh McKinley (1995 dalam Miron & Charles, 2006), yaitu perilaku seksual tidak berisiko dan perilaku seksual berisiko. Perilaku seksual tidak berisiko antara lain yaitu berbicara mengenai seks, berbagi fantasi, ciuman bibir pada pipi, sentuhan, dan oral sex dengan penghalang lateks, sedangkan perilaku seksual berisiko berupa masturbasi adiktif, oral sex tanpa pengaman lateks, petting, anal sex dan berhubungan seksual baik menggunakan pengaman lateks maupun tanpa pengaman lateks. Hasil statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 31 orang (36.90%) responden telah melakukan perilaku seksual berisiko. Angka yang cukup memprihatinkan pada perilaku seksual remaja karena telah mencapai lebih dari sepertiga responden. Berdasarkan skor yang diperoleh responden pada item pernyataan terkait perilaku seksual, perilaku yang banyak dilakukan adalah berciuman bibir yaitu sebanyak 29 orang (93.55%). Skor perilaku lainnya adalah masturbasi adiktif yang dilakukan 76 oleh 6 orang (19.35%), penggunaan pencegah kehamilan saat berhubungan seksual oleh 1 orang (3.23%) dan oral sex juga pada 1 orang (3.23%). Bentuk perilaku seksual dapat dilakukan lebih dari satu oleh tiap individu. Penelitian ini selanjutnya menunjukkan jumlah perilaku seksual yang dilakukan responden, yaitu Sebanyak 26 orang (83.87 %) telah melakukan 1 perilaku seksual, 4 orang (12.90 %) 2 perilaku seksual dan 1 orang (3.23 %) dengan 3 perilaku seksual. Perilaku seksual berisiko dapat menyebabkan terjadinya penyakit menular seksual terutama HIV AIDS, pernikahan usia muda dan aborsi (BKKBN, 2010). Potter dan Perry (2005) menyatakan perilaku seksual remaja merupakan salah satu masalah kesehatan remaja dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya. Masa pubertas remaja dihubungkan dengan perkembangan dan pematangan fungsi seksualitas remaja. Remaja mengalami masa pubertas yaitu fase pematangan organ-organ reproduksi yang ditandai dengan menarche (menstruasi pertama) pada remaja perempuan dan mimpi basah pada remaja laki-laki. Masa pubertas juga diikuti dengan perubahan hormonal remaja yaitu progesteron dan estrogen pada remaja perempuan, sedangkan hormon androgen dan testoteron pada remaja laki-laki (Sarwono, 2011). Perubahan hormonal pada remaja menimbulkan hasrat dan dorongan seksual. Remaja yang merasa ragu-ragu menghadapi pubertasnya untuk mengontrol dorongan seks yang sedang dialaminya, maka ia lebih berisiko untuk melakukan perilaku seksual berisiko dibanding dengan remaja yang tidak 77 tahu sejauh mana keyakinan dia dalam mengontrol dorongan seks. Bila tidak mampu beradaptasi dengan perubahan dan keragu-raguan tersebut, remaja berisiko terjadi masalah kesehatan diantaranya perilaku seksual berisiko (Stanhope & Lancaster, 2004). Faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya perilaku seksual remaja yaitu perkembangan emosi lebih mudah bergejolak dan mulai muncul ketertarikan dengan lawan jenis yang melibatkan emosi (Santrock, 2005). Ketertarikan remaja terhadap lawan jenis diapresiasikan melalui aktivitas seksual dengan pasangannya. Duval & Miller (1985 dalam Friedman et al, 2003) mengungkapkan bahwa aktivitas seksual seseorang dengan pasangannya mengikuti suatu rangkaian proses peningkatan, yaitu mulai dari sentuhan, ciuman, rabaan sampai hubungan seksual. Kondisi ini menyebabkan remaja berperilaku seksual berisiko. B. Analisis Bivariat 1. Hubungan antara Dimensi Extraversion dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Hasil penelitian mengenai hubungan antara dimensi extraversion dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama menunjukkan bahwa 18 orang responden yang memiliki kepribadian ini telah melakukan 1 perilaku seksual berisiko sebanyak 3 orang (16.7%), 2 perilaku seksual berisiko 2 orang (11.1%) dan 3 perilaku seksual berisiko oleh 1 orang (5.6%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar 0.728 78 dan r -0.039, yang berarti tidak terdapat hubungan antara dimensi extraversion dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. McCrae & Costa (1992 dalam Ghufron & Risnawita, 2010) menjelaskan bahwa dimensi extraversion yang dimiliki remaja menyangkut kemampuan mereka dalam menjalin hubungan dengan dunia luar. Karakteristik kepribadian ini dapat dilihat melalui luasnya hubungan individu dengan lingkungan sekitar dan sejauh mana kemampuan mereka menjalin hubungan dengan individu yang lain, khususnya ketika berada di lingkungan yang baru. Berdasarkan karakteristik yang dimiliki responden dengan dimensi extraversion, hal ini dapat menjadi faktor yang menyebabkan tidak terdapatnya hubungan antara dimensi extraversion dengan perilaku seksual berisiko remaja, dimana individu hanya memiliki ketertarikan yang tinggi dalam bergaul bukan pada penilaian terhadap sesuatu hal seperti seksual. Hasil penelitian yang dilakukan Smith, et al (2007) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dimensi extraversion dengan interaksi seksual, mereka lebih cenderung memerhatikan situasi sosial secara umum dari pada hubungan seksual. Menurut Feist & Gregory (2010) orientasi individu dengan dimensi extraversion selalu tertuju keluar: pikiran, perasaan, dan tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungan. Sikapnya selalu menunjukkan keakraban bahkan dapat terbawa arus terutama pada orang yang telah ia 79 kenal akrab. Hal ini dapat menyebabkan remaja dengan dimensi extraversion akan berperilaku seksual berisiko karena mereka mudah mengikuti orang lain dan perkembangan lingkungan sekitarnya, jika lingkungan individu tersebut bebas terhadap perilaku seksual berisiko. Namun, meskipun lingkungan dapat memberikan pengaruh pada individu dengan dimensi extraversion, faktor lain seperti ketegasan (Costa & McCrae, 1992 dalam Ghufron & Risnawati, 2010), persepsi dan pemahaman pada agama masing-masing individu (Puspitadesi et al, 2010) dapat menjadi hal yang berkemungkinan tidak dapat mempengaruhi individu. Individu yang memiliki persepsi, ketegasan, dan pemahaman terhadap agama yang tidak mendukung pada perilaku seksual, saat dihadapkan dengan lingkungan yang berperilaku seksual berisiko, hal tersebut tidak akan membuat individu terpengaruh. Hasil penelitian yang dilakukan Aini (2011) menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks bebas remaja. Penelitian Praditya (2013) menunjukkan ada hubungan antara persepsi dengan perilaku seksual beresiko pada remaja. Jadi, bagaimana individu itu berperilaku terhadap seksual tergantung pada persepsi, ketegasan, dan pemahaman terhadap agama masing-masing individu tersebut. 80 2. Hubungan antara Dimensi Agreeableness dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Hasil penelitian mengenai hubungan antara dimensi agreeableness dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama menunjukkan bahwa 11 orang responden yang memiliki kepribadian ini telah melakukan 1 perilaku seksual berisiko sebanyak 3 orang (27.3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar 0.862 dan r -0.019, yang berarti tidak terdapat hubungan antara dimensi agreeableness dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. Dimensi agreeableness adalah karakteristik kepribadian yang menyetujui pandangan orang lain, penurut, dan lembut. Namun, responden dalam penelitian nampaknya tidak terpengaruh terhadap perilaku-perilaku seksual, sehingga tidak terdapat hubungan antara dimensi agreeableness dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. Kemungkinan faktor yang dapat mempengaruhinya sama dengan dimensi extraversion, yaitu persepsi dan pemahaman pada agama masing-masing individu (Puspitadesi et al, 2010). Faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi tidak terdapatnya hubungan dalam penelitian ini adalah karakteristik responden dengan agreeableness yang sering menghindari konflik (Costa & McCrae, 1992 dalam Ghufron & Risnawati, 2010). Responden menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan konflik, seperti melanggar norma yang ada dimasyarakat dan dampak dari perilaku seksual berisiko, sehingga ketika 81 individu dihadapkan pada lingkungan yang berperilaku seksual berisiko, remaja tidak akan terpengaruh. 3. Hubungan antara Dimensi Conscientiousness dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Hasil penelitian mengenai hubungan antara dimensi conscientiousness dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama menunjukkan bahwa 25 orang responden yang memiliki kepribadian ini telah melakukan 1 perilaku seksual berisiko oleh 6 orang (4%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar 0.140 dan r -0.163, yang berarti tidak terdapat hubungan antara dimensi conscientiousness dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. Responden dengan dimensi conscientiousness adalah individu yang banyak terkait dalam dunia kerja, yaitu terlihat dari sejauh mana individu mampu berperestasi, bertanggungjawab, dan kesungguhan hati serta kerja keras dalam mengekspresikan diri pada kelompoknya (McCrae & Costa, 1992 Ghufron & Risnawita, 2010), sehingga ini dapat menjadi faktor yang menyebabkan tidak adanya hubungan antara dimensi conscientiousness dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. Remaja dengan dimensi ini kemungkinan sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, baik dalam kegiatan sekolah maupun di luar sekolah sehingga tidak ada memandang pada perilaku-perilaku seksual. Hasil penelitian yang dilakukan Smith, et al (2007) menunjukkan bahwa tidak ada 82 hubungan antara dimensi conscientiousness dengan interaksi seksual, mereka umumnya kurang memperhatikan interaksi sosial yang mana di dalamnya terdapat juga interaksi untuk berhubungan seksual, mereka lebih cenderung untuk mengembangkan potensi diri dan prestasi. Selain faktor di atas, faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi tidak terdapatnya hubungan dalam penelitian ini adalah karakteristik responden dengan conscientiousness yang memiliki prinsip hidup dan berpikir sebelum bertindak (Costa & McCrae, 1992 dalam Ghufron & Risnawati, 2010). Individu yang memiliki prinsip hidup dan selalu mempertimbangkan segala hal terkait perilaku seksual berisiko seperti melanggar aturan dan dampak dari perilaku seksual tersebut, maka individu ini tidak akan terpengaruh oleh perilaku seksual berisiko. 4. Hubungan antara Dimensi Neuroticism dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Hasil penelitian mengenai hubungan antara dimensi neuroticism dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama menunjukkan bahwa 20 orang responden yang memiliki kepribadian ini telah melakukan 1 perilaku seksual berisiko sebanyak 8 orang (40%) dan 2 perilaku seksual berisiko 2 orang (10%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar 0.092 dan r 0.185, yang berarti tidak terdapat hubungan antara dimensi neuroticism dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. 83 Tipe kepribadian dimensi neuroticism adalah individu yang banyak dipengaruhi oleh emosi negatif dan mudah terpengaruh, namun responden dalam penelitian ini nampaknya tidak terpengaruh terhadap perilakuperilaku seksual. Kemungkinan faktor yang dapat mempengaruhinya adalah persepsi dan pemahaman pada agama masing-masing individu (Puspitadesi et al, 2010). Selain itu, faktor lain yang memungkinkan adalah faktor dukungan sosial remaja, seperti orang tua, teman, saudara, dan sebagainya yang dapat memberikan pengaruh pada responden dalam memandang terkait perilaku seksual, baik itu mendukung perilaku seksual atau tidak, sehingga ketika dihadapkan pada perilaku seksual berisiko remaja tidak akan terpengaruh, namun tergantung dari bagaimana pendukung sosialnya memandang perilaku seksual berisiko. Hasil penelitian yang dilakukan Suryoputro et al (2006) menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dengan perilaku seksual remaja. Karakteristik responden dengan dimensi neuroticism adalah idividu yang memiliki kesadaran diri (Costa & McCrae, 1992 dalam Ghufron & Risnawati, 2010). Individu ini akan mempertimbangkan hal terkait perilaku seksual berisiko seperti melanggar norma dan dampak dari perilaku seksual yang akan membuatnya ketakutan atau khawatir pada dirinya sendiri, sehingga ini dapat menjadi salah faktor yang menyebabkan tidak terdapatnya hubungan antara dimensi neuroticism dengan perilaku seksual berisiko. 84 5. Hubungan antara Dimensi Openness to Experience dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Hasil penelitian mengenai hubungan antara dimensi openness to experience dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama menunjukkan bahwa 10 orang responden yang memiliki kepribadian ini telah melakukan 2 perilaku seksual berisiko sebanyak 6 orang (60%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar 0.031 dan r -0.235, yang berarti terdapat hubungan antara dimensi openness to experience dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. Tanda negatif pada r menyatakan bahwa semakin tinggi skor perilaku seksual remaja di SMA Triguna Utama maka semakin rendah dimensi openess to experience. Sebaliknya, semakin rendah skor perilaku seksual remaja di SMA Triguna Utama maka semakin tinggi dimensi openess to experience. Responden dalam penelitian ini adalah individu memiliki karakteristik cenderung terbuka dengan pengalaman baru. Mereka akan berperilaku seksual berisiko atau tidak berisiko tergantung dari pengaruh lingkungan yang diadopsinya. Jika lingkungan responden rendah dalam berperilaku seksual tidak berisiko maka responden juga akan rendah dalam berperilaku seksual tidak berisiko, sebaliknya jika lingkungan responden tinggi dalam berperilaku seksual berisiko maka responden juga akan tinggi dalam berperilaku seksual berisiko. McCrae & Costa (1992 Ghufron & Risnawita, 2010) menjelaskan bahwa individu yang tinggi pada dimensi openess to experience cenderung 85 menunjukkan sikap yang imajinatif dan suka berangan-angan, mereka lebih banyak melibatkan perasaan dan emosi dalam menilai segala hal dan lebih terbuka untuk menguji kembali nilai-nilai kehidupan yang sudah ada sehingga lebih bersifat fleksibel. Hal ini dapat membuat individu rendah dalam berperilaku seksual berisiko karena individu melihat dari nilai-nilai kehidupan yang sudah ada misalnya norma yang ada dimasyarakat dan dampak dari perilaku seksual berisiko itu sendiri. Sebaliknya, individu yang rendah pada dimensi openess to experience cenderung lebih berfokus pada hal-hal yang sedang terjadi saat ini saja, dangkal, rutinitas, rasa ingin tahu rendah dan konvensional, sehingga ketika individu diminta untuk berperilaku seksual maka individu lebih terbuka dengan menerima stimulus tersebut. Kemungkinan faktor lain yang dapat mempengaruhi hubungan antara dimensi openness to experience dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama adalah persepsi, pemahaman pada agama, interaksi seksual sehari-hari dan sikap. Jika individu memiliki persepsi dan pemahaman terhadap agama yang tidak mendukung pada perilaku seksual, maka hal tersebut akan membuat individu tidak terpengaruh dengan perilaku seksual ataupun sebaliknya jika individu memiliki persepsi dan pemahaman terhadap agama yang mendukung pada perilaku seksual, maka individu terpengaruh dengan perilaku seksual. Hasil penelitian dilakukan oleh penelitian oleh Smith et al, (2007) menunjukkan bahwa ada hubungan antara dimensi openess to experience 86 dengan interaksi seksual sehari-hari. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Widyarini & Nurul (2010) menunjukkan bahwa ada hubungan antara dimensi openess to experience dengan sikap terhadap seks pranikah pada remaja. Semakin tinggi oppeness to experience maka sikap terhadap seks pranikah semakin negatif atau tidak mendukung, sebaliknya semakin rendah oppeness to experience maka sikap terhadap seks pranikah semakin positif atau mendukung. C. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini. Keterbatasan penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan hanya pada kelas X dan XI karena kelas XII sudah libur setelah menghadapi UN, sehingga tidak menggambarkan perilaku seksual berisiko secara keseluruhan di SMA Triguna Utama 2. Penelitian tentang perilaku seksual pada remaja merupakan suatu hal yang sangat sensitif. Hal ini terkait dengan masalah tersebut yang bertentangan dengan norma yang ada dalam masyarakat, sehingga dikhawatirkan responden tidak mengisi dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk meminimalkan keterbatasan ini, maka peneliti berusaha membangun rapport yang baik dengan responden dan responden tidak perlu mencantumkan nama di dalam kuesioner. Peneliti meyakinkan responden bahwa penelitian ini bersifat rahasia, tidak ada kaitannya dengan nilai, guru 87 dan sekolah, analisis dilakukan secara umum, dan bahwa penelitian ini sangatlah bermanfaat bagi remaja. 3. Ada kemungkinan bias dalam penelitian perilaku seksual remaja di SMA Triguna Utama. Hal ini dikarenakan: a. Peneliti tidak mengobservasi secara langsung melainkan hanya mengajukan pertanyaan melalui kuesioner b. Perilaku seksual tidak hanya dipengaruhi oleh kepribadian, namun bisa jadi dapat dipengaruhi oleh faktor lain yaitu persepsi dan pemahaman terhadap agama BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Gambaran karakteristik remaja di SMA Triguna Utama yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu: persentase jenis kelamin antara lakilaki dan perempuan masing-masing sebesar 51.2% dan 48.8%, usia berkisar antara 14-18 tahun, dan keseluruhan responden telah pernah mendapatkan informasi tentang perilaku seksual dengan sumber informasi terbanyak adalah dari media massa 91.7% dan teman 88.1% 2. Kepribadian responden di SMA Triguna Utama mayoritas adalah responden dengan dimensi conscientiousness yaitu 30%, sedangkan dimensi lainnya 24% termasuk dalam neurocitism, 21% termasuk dimensi extraversion, 13% dengan dimensi agreeableness, dan dimensi openness to experience 12% 3. Penelitian ini menunjukkan bahwa 36.90% responden telah melakukan perilaku seksual berisiko yaitu berciuman bibir 93.55%, masturbasi adiktif 19.35%, penggunaan pencegah kehamilan saat berhubungan seksual 3.23% dan oral 3.23% 88 89 4. Hasil uji statistik bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dimensi extraversion, agreeableness, conscientiousness, dan neurocitism dengan perilaku seksual remaja, sedangkan dimensi openess to experience terdapat hubungan dengan perilaku seksual remaja (p value = 0.031 dan r = -0.235). Hubungan kedua variabel ini memiliki kekuatan korelasi lemah dengan tanda negatif pada r menyatakan bahwa semakin tinggi skor perilaku seksual remaja di SMA Triguna Utama maka semakin rendah dimensi openess to experience dan sebaliknya, semakin rendah skor perilaku seksual remaja di SMA Triguna Utama maka semakin tinggi dimensi openess to experience. B. Saran 1. Bagi Sekolah Pihak sekolah khususnya guru bimbingan konseling diharapkan dapat lebih memperhatikan kegiatan siswa di sekolah. Disamping itu, sebaiknya pihak sekolah merencanakan penyuluhan atau seminar atau bimbingan mengenai pendidikan seksual dan melibatkan orang tua dalam kegiatan remaja di sekolah 2. Bagi Perawat Perawat perlu meningkatkan perannya sebagai counselor dan dapat ikut terlibat dalam bimbingan konseling yang ada di sekolah sebagai suatu intervensi dari keperawatan khususnya dalam mengkaji mental dan psikis 90 pada remaja secara menyeluruh, sehingga dapat mengetahui perkembangan dan kebutuhan remaja khususnya terkait seksualitas 3. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam mengenai faktor-faktor lain yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko remaja seperti ketegasan, kekhawatiran, prinsip hidup, dan sumber informasi berupa media massa sehingga hasil penelitian yang didapatkan menjadi lebih baik b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengobservasi langsung perilaku seksual remaja sehingga hasil penelitian lebih akurat DAFTAR PUSTAKA Alwisol. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press, 2004. Amran, Yuli. Pengolahan dan Analisis Data Statistik di Bidang Kesehatan. Ciputat: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012. Anindyadjati, Maharsi et al. “Pengaruh Pola Kelekatan terhadap Jenis Cinta pada Pasangan Suami Istri,” Jurnal Psikologi Vol. 4, no. 1 (Juni 2006): h. 7282. Diunduh pada 7 Maret 2014. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Bicard Sara C. & David F. Bicard. “Defining Behavior.” The Iris Center (2012). BKKBN. Tanda-tanda Anak Mulai Puber. Diakses dari ceria.bkkbn.go.id. Central for Disease Control and Prevention (CDC). “Sexual Risk Behavior: HIV, STD, & Teen Pregnancy Prevention,” 2013. Diunduh pada 9 Maret 2014 dari http://www.cdc.gov/HealthyYouth/sexualbehaviors/ Christopherson & Conner. Mediation of Late Adolesecent Health Risk Behaviors and Gender Influences. The Journal of Public Health Nursing Vol. 10 no. 4 (2012):h. 410-413. Dahlan, M. Sopiyudin. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS. Jakarta: Salemba Medika, 2013. Deasy. “Hubungan antara Kepribadian (Big Five) dan Perilaku Merokok pada Dewasa Muda.” Jurnal Phronesis Vol. 3, no. 4 (2007). Diunduh pada 10 Maret 2014. Dewi, Ari Pristiana. “Hubungan Karakteristik Remaja, Peran Teman Sebaya dan Paparan Pornografi dengan Perilaku Seksual Remaja.” Tesis S2 Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, 2012. Diunduh pada 16 Desember 2013. Dewi, Ika Nur Chaerani Tunggal. “Pengaruh Faktor Personal dan Lingkungan terhadap Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja.” Tesis S2 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Diponegoro, 2009. Diunduh pada 18 Desember 2013. Dharma, Kelana Kusuma. Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info Media, 2011. Edwina, Irene Prameswari. “Studi Deskriptif The Five-Factor Model of Personality pada Remaja”. Laporan Penelitian Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Februari 2012. Farikha, Rikha. “Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five dan Kecerdasan Emosi terhadap Perilaku Prososial Satuan Polisi Pamong Praja.” Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2011. Feist, Jess & Gregory J. Feist. Teori Kepribadian Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika, 2010. Friedman, Howard S. & Miriam W. Schustack. Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta : Erlangga, 2008. Geckova, Andrea Madarasova et al. “Psychosocial factors associated with sexual behavior in early adolescence.” The European Journal of Contraception and Reproductive Health Care Vol. 16 (August 2011): h. 298-306. Diunduh pada 24 Desember 2013. Gesell, Arnold. The First Five Years of Life A Guide to The Study of The Preschool Child. USA: Harper & Brothers Publishers, 2004. Ghufron & Risnawati. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2010. Gracia, Juan Antonio Becerra et al. “A Controlled Study of The Big Five Personality Dimensions in Sex Offenders, Non-Sex Offenders and NonOffenders.” The Journal Forensic Psychiatry & Psychology Vol. 24, no. 2 (2013):h. 233-246. Diunduh pada 17 Maret 2014. Hadjam, Noor Rachman & Fridya Mayasari. “Perilaku Seksual dalam Berpacaran Ditinjau dari Harga Diri Berdasarkan Jenis Kelamin.” Jurnal Psikologi no. 2 (2000)h: 120-127. Diunduh pada 5 April 2014 Hadjam, Noor Rachman dkk. “Hubungan antara Kecenderungan Perilaku Mengakses Situs Porno dan Religiusitas pada Remaja.” Jurnal Psikologi no. 1 (2002): h. 1-13. Diunduh pada 8 Januari 2014. Hanifah, Astin Nur & Kusyogo Cahyo. “Perilaku Seksual Pranikah pada Siswa SLTP Pengungsi Eks Timor Timur.” Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7, no. 2 (Agustus 2012): h. 116-125. Diunduh pada 22 Februari 2014. Hidayat, Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika, 2008. Hidayat, Dede Rahmat. Pengantar Psikologi untuk Tenaga Kesehatan: Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta: Trans Info Media, 2009. Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan Edisi 5. Jakarta: Erlangga, 2003. Ines, Fronteira et al. Sexual and Reproductive Health of Adolescents in Belgium, The Czech Republic, Estonia and Portugal. Ter European Journal of Contraception and Reproductive Health Care Vol. 14, no. 3 (June 2009): h. 15-220. Diunduh pada 28 Desember 2013 dari http:// www. ncbi. nlm. nih. gov/pubmed/19565419 International Personality Item Pool (IPIP). “Possible Qustionnaire Format for Administering the 50-item Set of IPIP Big-Five Factor Markers.” 2014. Diunduh pada 30 Maret 2014 dari http://ipip.ori.org/New_IPIP-50-itemscale.htm Ivancevich, John M. dkk. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga, 2007. Jamaluddin, Dindin. Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2014. Diunduh pada 26 Maret 2014 dari http://kbbi.web.id/ Kasali, Rhenald. Re-Code Your Change DNA: Membebaskan Belenggu-belenggu untuk Meraih Keberanian dan Keberhasilan dalam Pembaharuan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007. Kazembe, Abigail. “Factors That Influence Sexual Behavior in Young Women”. African Journal of Midwifery and Woment’s Health Vol. 3, no. 2 (17 Apr 2009): h. 67-73. Diunduh pada 26 Maret 2014 dari http:// www. intermid. co.uk/cgibin/go.pl/library/article.cgi?uid=41855;article=ajm_3_2_67_73 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes). “Kamus Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,” 2013. Diunduh pada 8 Maret 2014 dari http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&pg=Kamus Kuntarto, Niknik M. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2008. Kusnanto. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC, 2004. L’ Engle, Kelly Ladin et al. “The Mass Media are an Important Context for Adolescents’ Sexual Behavior.” Journal of Adolescent Health Vol. 38 (2006): h. 186-192. Diunduh pada 30 Maret 2014. Lestari, Sri. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta: Kencana, 2012. Mastuti, Endah. “Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi dari IPIP)”. Insan Vol. 7, no. 3 (Desember 2005): h. 264-276. Mayer, John D. “Asserting The Definition of Personality”. The Online Newsletter for Personality Science Issue 1, 2007. Miller, Joshua D. et al. “The The Utility of The Five Factor Model in Understanding Risky Sexual Behavior.” Personality and Individual Differences Vol. 36 (2004): h. 1611-1626. Diunduh pada 17 Maret 2014. Miron, Amy G. & Charles D. Miron. Bicara Soal Cinta, Pacaran, dan Seks kepada Remaja. Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2006. Moss, Simon. Five Factor Model of Personality, 2008. Diunduh pada 10 Maret 2014 dari http://www.psych-it.com.au/Psychlopedia/article.asp?id=80 ___________________. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta, 2006. ___________________. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineke Cipta, 2007. Nurhayati. “Hubungan Pola Komunikasi dan Kekuatan Keluarga dengan Perilaku Seksual Berisiko pada Remaja.” Tesis S2 Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, 2011. Diunduh pada 28 Desember 2013. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2009. Odeyemi et al. “Sexual Behavior and The Influencing Factors Among Out of School Female adolescents in Mushin Market, Lagos, Nigeria”. Int J Adolesc Med Health Vol. 21, no. 1 (Jan-Mar 2009): h. 101-109. Diunduh pada 26 Maret 2014 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19526700 Olson, Matthew H. & Hargenhahn. Pengantar Teori Kepribadian Edisi 8. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013. O’ Sullivan. I Wanna Hold Your Hand: Romantic and Sexual Events in Adolescent Relationships. Perspective on Sexual and Reproductive Health Vol. 39 no. 2 (2007): h. 100-107. Patmawati. Virginity Value Ditinjau dari Big Five Personality. Jurnal Imiah Psikologi Terapan Vol. 1, no. 2 (Agustus, 2013): h. 216-229. Paul Elizabeth L. et al. “Hookups: Characteristics and Correlates of Collage Students’ Spontaneous and Anonymous Sexual Experiences.” The Journal of Sex Research Vol. 37, no. 1 (February, 2000):h. 76-88. Diunduh pada 13 Maret 2014. Pervin, Lawrence A. dkk. Psikologi Kepribadian Teori dan Penelitian Edisi 9. Jakarta : Kencana. 2010. Pieter, Z & Lubis, N. Pengantar Psikologi dalam Keperawatan. Jakarta: Kencana, 2010. Popkins, C. Nathan. The Five-Factor Model: emergence of a Taxonomic Model for Personality Psychology, 2001. Diunduh pada 10 Maret 2014 dari http://www.personalityresearch.org/papers/popkins.html Potter & Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Volume 1. Jakarta: EGC, 2005. Pratiwi, Rinni Yudhi. “Seputar Kesehatan Anak : Kesehatan Remaja di Indonesia.” Diunduh pada 10 September 2013 dari http:// idai.or.id/publicarticles/seputar-kesehatan-anak/kesehatan-remaja-di%20indonesia.html Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan – BKKBN (Pusdu-BKKBN). “Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 THN) : Ada apa dengan Remaja?. Jakarta: Pusdu-BKKBN,” 2011. Diunduh pada 20 Desember 2013. Puspitadesi dkk. “Hubungan Antara Figur Kelekatan Orang Tua dan Kontrol Diri dengan Perilaku Seksual Remaja.” Jurnal Psikologi Unversitas Sebelas Maret. (2011): h.1-10. Diunduh pada 1 Januari 2014. Quirk, Michael P. & Patricia M. Fandt. The 2nd Language of Leadership. Francis: Psychology Press, 2000. Ramdhani, Neila. “Adaptasi Bahasa dan Budaya Inventori Big Five”. Jurnal Psikologi Vol. 39, no. 2 (Desember 2012): h. 189-207. Rice, F. Philips. The Adolescent Development, Relationship, and Culture. USA: Allyn and Bacon. 2005. Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta, 2007. Salisa, Anna. “Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Remaja.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, 2010. Diunduh pada 20 Desember 2013. Santrock, J. W. Adelescence : Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga. 2007. Sarwono, Sarlito W. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers, 2010. Schmitt, David P. “The Big Five Related to Risky Sexual Behaviour Across 10 World Regions.” European Journal of Personality Vol. 18 (2004):h. 301319. Diunduh pada 17 Maret 2014. Setiadi. “Konsep & Penulisan Riset Keperawatan.” Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007. Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Smith, C. Veronica et al. “Relationships Between Daily Sexual Interactions and Domain-Specific and General Models of Personality Traits.” Journal of social and Personal Relationships Vol. 24, no. 4 (2007)h: 497-515. Diunduh pada 17 Maret 2014. Soetjiningsih, Christiana Hari. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja.” Disertasi Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. 2008. Somantri, T. Sutjihati. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama. 2006. Stanhope, Marcia & Jeanette Lancaster. Community and Public Health Nursing. USA: Mosby, 2004. Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC, 2004. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012: Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: SDKI, 2013. Taufik, Ahmad. “Persepsi Remaja terhadap Perilaku Seks Pranikah.” e-Journal Sosiatri-Sosiologi, no. 1 (2013): h. 31-44. Diunduh pada 28 Desember 2013. United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF). Perlindungan Anak dalam Keadaan Darurat. Jakarta: UNICEF, 2008. Valkenburg & Peter. The Use of Sexuality Explicit Internet Material and Its Antecendents: A Longitudinal Comparison of Adolescents and Adults. Archived of Sexual Behaviour Vol 40 no. 2 (2011): h. 1015-1025. Wibowo. Permasalahan Reproduksi Remaja dan Alternatif Jalan Keluarnya. Diakses dari www.hqweb01.bkkbn.go.id. (2004) Widhiastuti, Hardani. “The Big Five Personality sebagai Penunjang Kinerja.” Jurnal Psikologi Universitas Semarang, 2011. Widoyoko, E. P. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar, . 2012. Widyarini, Nilam & Nurul Wulandari. “Hubungan antara The Big Five Personality dengan Sikap terhadap Seks Pranikah pada Remaja.” Jurnal Psikologi Universitas Gunadarma. (2010): h. 1-19. Diunduh pada 9 Januari 2014. Wong, D. L. dkk. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Jakarta: EGC, 2008. World Health Organization (WHO). “Adolescent Development,” 2014. Diunduh pada 8 Maret 2014 dari http:// www. who. int/maternal_child_adolescent /topics/ adolescence/dev/en/ Zahra, Roswiyani P. “Lingkungan Keluarga dan Peluang Munculnya Masalah Remaja.” Jurnal Provitae, no. 2 (November 2005): h. 11-24. INFORMED CONSENT Yth. Ciputat, Mei 2014 Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Reno Ramalia NIM : 1110104000021 Alamat : Jl. Adam BB No. 502, Padang Panjang Sumatera Barat Saya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian dengan judul penelitian “Hubungan Trait Kepribadian dengan Perilaku Seksual Remaja.” Dalam proses pengumpulan data, dengan segala kerendahan hati saya megharapkan kesedian anda meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner yang telah disediakan. Penelitian ini tidak akan merugikan responden. Saya selaku peneliti akan merahasiakan identitas dan jawaban saudara sebagai responden dalam penelitian ini. Bersama surat ini saya lampirkan lembar persetujuan menjadi responden. Anda dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan apabila bersedia secara sukarela menjadi responden penelitian. Besar harapan peneliti agar anda bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Atas kesediaan dan kerjasamanya, peneliti ucapkan terimakasih. Hormat saya Peneliti Lanjutan Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh: Nama : Reno Ramalia NIM : 1110104000021 Alamat : Jl. Adam BB No. 502, Padang Panjang Sumatera Barat Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian ini. Saya mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan. Semua berkas yang mencantumkan identitas responden hanya digunakan untuk terkait penelitian. Saya mengerti bahwa tidak ada resiko yang akan terjadi. Apabila ada pertanyaan dan respon emosional yang tidak nyaman atau berakibat negatif pada saya, maka peneliti akan menghentikan pengumpulan data dan peneliti memberikan hak kepada saya untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa resiko apapun. Demikian surat pernyataan ini saya tandatangani tanpa ada paksaan. Saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini secara sukarela. Ciputat, Mei 2014 ( ) KUESIONER PENELITIAN Petunjuk: 1. Bacalah pernyatan dengan seksama sehingga dapat dimengerti 2. Isilah semua nomor dalam kuesioner ini sesuai dengan kondisi yang anda alami selama ini dan jangan ada yang terlewatkan dengan memberi tanda Silang (X) atau Checklist (√) pada setiap pernyataan. Setiap nomor hanya diisi dengan satu jawaban 3. Jika anda salah mengisi jawaban, coret jawaban tersebut dan beri tanda silang atau checklist pada jawaban yang dianggap benar 4. Dalam hal ini tidak ada penilaian benar atau salah, baik atau buruk, sehingga tidak ada jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban adalah benar, jika anda memberikan jawaban sesuai dengan keadaan atau perasaan anda yang sebenarnya 5. Anda dapat bertanya langsung pada peneliti jika ada kesulitan dalam menjawab isi kuesioner 6. Atas partisipasi dan kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini, peneliti mengucapkan terimakasih. SELAMAT MENGISI A. Data Demografi/Identitas 1. Nama sekolah : SMA Triguna Utama 2. Nomor responden : ………. (diisi oleh peneliti) 3. Usia : ………. Tahun 4. Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan 5. Pernah mendapatkan informasi mengenai perilaku seksual : Ya/Tidak 6. Sumber infomasi Anda mengenai perilaku seksual: (*Jawaban boleh lebih dari 1) 1. Keluarga 2. Teman 3. Orang lain 4. Media massa B. Kuesioner I Ungkapkan pendapat kamu dengan jawaban SS (sangat sesuai), S (sesuai), AS (agak sesuai), TS (tidak sesuai), dan STS (sangat tidak sesuai) terhadap pernyataan yang diajukan dengan memberikan tanda (X) atau (√) pada kolom yang tersedia No Pernyataan 1 Saya mampu meramaikan suasana 2 Saya sering merasa siap dalam menjalankan tugas 3 Saya memahami banyak istilah dalam berbahasa 4 Saya tidak banyak bicara 5 Saya tertarik bersosialisasi dengan orang lain 6 Saya meletakkan barang dimana saja 7 Saya tetap tenang dalam situasi apapun 8 Saya kesulitan untuk memahami ide-ide abstrak 9 Saya merasa nyaman di sekitar orang lain 10 Saya sering merendahkan orang lain 11 Saya mengerjakan tugas dengan teliti 12 Saya mudah khawatir dengan sesuatu hal 13 Saya memiliki imajinasi yang kuat 14 Saya simpati dengan perasaan orang lain 15 Saya tidak tertarik pada ide-ide abstrak 16 Saya senang memulai pembicaraan 17 Saya sering melakukan tugas dengan baik 18 Saya mudah merasa gelisah 19 Saya memiliki banyak ide yang cemerlang 20 Saya memiliki hati yang lembut 21 Saya mudah lupa 22 Saya mudah marah 23 Saya tidak memiliki imajinasi yang baik 24 Saya berbicara dengan banyak orang yang berbeda di keramaian SS S AS TS STS No Pernyataan 25 Saya suka memerintah 56 Suasana hati saya mudah merubah 27 Saya cepat memahami sesuatu 28 Saya meluangkan waktu untuk orang lain 29 Saya sering mengabaikan tugas 30 Saya mudah mengalami perubahan mood 31 Saya menggunakan istilah asing dalam berbahasa 32 Saya tidak keberatan menjadi pusat perhatian 33 Saya merasakan emosi orang lain 34 Saya mengikuti jadwal tugas 35 Saya mudah tersinggung 36 Saya mampu mengintrospeksi diri sendiri 37 Saya mampu membuat orang lain merasa nyaman 38 Saya menghabiskan banyak tenaga dalam bekerja 39 Saya mudah merasa sedih 40 Saya memiliki banyak ide SS S AS TS STS C. Kuesioner II Ungkapkan kebiasaan yang kamu lakukan dengan jawaban yang sejujurnya. Berilah checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman kamu No 1 Perilaku Seksual Saya pernah behubungan seksual tanpa menggunakan pencegah kehamilan *Jika tidak lanjut ke nomor 5 2 Saya menggunakan pencegah kehamilan (seperti kondom, KB, dan sebagainya) saat melakukan hubungan seksual 3 Jika Anda laki-laki: a. Saya pernah menghamili pasangan saya, padahal saya belum menikah Ya Tidak No Perilaku Seksual Jika Anda perempuan: a. Saya pernah hamil, padahal saya belum menikah *Jika jawaban tidak lanjut ke nomor 5 4 Saya pernah melakukan atau menganjurkan pasangan untuk aborsi 5 Saya sering melakukan ransangan pada diri sendiri seperti menggesekgesekkan alat kelamin atau menonton tayangan porno hingga teransang 6 Saya pernah melakukan petting (menempelkan tubuh dengan pasangan tanpa hubungan alat kelamin) 7 Saya pernah melakukan sodomi 8 Saya pernah berciuman bibir 9 Saya pernah melalukan oral sex (memasukkan alat kelamin ke dalam mulut) = = = TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA = = = Ya Tidak Hasil Uji Normalitas Case Processing Summary Cases Valid N Missing Percent N Total Percent N Percent extraversion 84 100.0% 0 .0% 84 100.0% agreeableness 84 100.0% 0 .0% 84 100.0% conscientiousness 84 100.0% 0 .0% 84 100.0% neurocitism 84 100.0% 0 .0% 84 100.0% openess 84 100.0% 0 .0% 84 100.0% SkorPerilakuSeksual 84 100.0% 0 .0% 84 100.0% Descriptives Statistic extraversion Mean 12.07 95% Confidence Interval for Lower Bound 11.54 Mean Upper Bound 12.60 5% Trimmed Mean 12.08 Median 12.00 Variance 6.019 Std. Deviation 2.453 Minimum 6 Maximum 18 Range 12 Interquartile Range .268 3 Skewness agreeableness Std. Error .001 .263 Kurtosis -.094 .520 Mean 26.17 .331 95% Confidence Interval for Lower Bound 25.51 Mean Upper Bound 26.83 5% Trimmed Mean 26.26 Median 26.00 Variance 9.225 Std. Deviation 3.037 Minimum 16 Maximum 32 Range 16 Interquartile Range 5 Skewness Kurtosis conscientiousness Mean .909 .520 29.37 .419 Lower Bound 28.54 Mean Upper Bound 30.20 5% Trimmed Mean 29.29 Median 29.00 14.718 Std. Deviation 3.836 Minimum 21 Maximum 41 Range 20 Interquartile Range 6 Skewness .296 .263 Kurtosis .029 .520 26.82 .518 Mean 95% Confidence Interval for Lower Bound 25.79 Mean Upper Bound 27.85 5% Trimmed Mean 26.78 Median 27.00 Variance 22.510 Std. Deviation 4.744 Minimum 17 Maximum 38 Range 21 Interquartile Range 7 Skewness openess .263 95% Confidence Interval for Variance neurocitism -.554 .023 .263 Kurtosis -.230 .520 Mean 33.56 .386 95% Confidence Interval for Lower Bound 32.79 Mean Upper Bound 34.33 5% Trimmed Mean 33.59 Median 34.00 Variance Std. Deviation 12.539 3.541 Minimum 23 Maximum 43 Range 20 Interquartile Range 5 Skewness Kurtosis SkorPerilakuSeksual Mean -.342 .263 .330 .520 .80 .119 95% Confidence Interval for Lower Bound .56 Mean Upper Bound 1.04 5% Trimmed Mean .71 Median .00 Variance 1.200 Std. Deviation 1.095 Minimum 0 Maximum 4 Range 4 Interquartile Range 2 Skewness Kurtosis .866 .263 -.654 .520 Tests of Normality a Kolmogorov-Smirnov Statistic df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. extraversion .119 84 .005 .981 84 .267 agreeableness .098 84 .043 .957 84 .006 * .983 84 .334 conscientiousness .080 84 .200 neurocitism .086 84 .184 .982 84 .286 openess .157 84 .000 .972 84 .065 SkorPerilakuSeksual .398 84 .000 .684 84 .000 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Uji Validitas dan Reliabilitas Trait Kepribadian Nomor Item 1-28 Resp 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 3 2 3 4 2 3 2 1 3 2 2 3 3 4 2 3 4 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 1 2 2 1 5 3 5 2 5 2 3 4 4 5 5 4 5 2 4 5 4 3 3 4 5 2 5 3 5 2 3 2 1 3 1 3 1 5 1 2 2 3 3 5 4 4 2 3 4 4 2 3 3 5 4 3 5 5 1 4 2 2 5 3 3 3 4 4 4 3 5 5 3 5 5 3 5 5 1 5 3 5 4 5 3 3 4 2 5 2 1 3 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 2 3 5 4 4 4 4 4 4 2 6 2 2 4 2 2 2 3 4 2 2 4 4 3 4 4 2 4 4 2 2 4 2 4 4 2 2 4 2 7 5 1 3 3 3 3 5 2 2 2 3 4 3 4 4 1 5 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 1 3 8 5 1 5 1 5 1 5 2 1 3 5 5 2 3 5 5 5 1 5 5 2 4 5 1 5 1 5 9 3 1 3 3 4 1 4 2 4 2 4 5 3 5 4 1 5 4 1 3 2 2 4 4 3 2 4 2 10 4 2 3 2 2 2 4 2 2 1 5 4 3 3 4 2 4 4 3 4 2 3 4 3 5 1 5 1 11 2 2 4 4 2 3 3 1 5 5 4 4 4 5 4 2 5 5 1 3 4 4 4 5 2 2 4 1 12 4 2 5 4 3 3 5 2 3 3 4 3 4 3 4 1 4 4 4 4 3 3 5 3 4 5 4 2 13 3 2 4 2 4 3 5 5 2 3 3 4 4 5 3 1 3 4 2 3 5 2 4 4 3 3 4 4 14 4 1 4 5 3 3 3 2 3 3 5 4 3 5 3 1 5 3 4 3 2 2 4 5 3 5 3 3 15 4 1 5 5 4 3 5 1 2 2 4 4 5 4 3 1 5 1 1 2 5 5 5 5 4 3 4 2 16 4 1 4 1 2 4 4 2 4 4 2 5 5 3 2 1 5 5 4 4 4 4 5 3 3 1 5 1 2 17 4 1 3 2 2 3 3 4 3 4 4 5 2 4 3 1 3 3 4 2 3 2 3 5 3 2 5 18 2 1 4 2 2 2 5 1 4 2 5 2 2 5 2 3 5 4 1 4 5 4 2 5 2 1 5 4 19 4 1 4 1 3 2 4 1 2 2 4 5 4 4 2 1 4 4 3 2 2 3 4 2 3 2 4 2 20 4 2 3 3 3 2 5 2 3 3 2 4 3 4 3 1 5 4 2 4 3 1 4 3 4 5 3 2 21 5 1 3 2 5 4 4 2 2 4 2 4 4 4 3 1 5 4 2 3 2 4 2 2 4 4 4 2 22 3 1 5 2 5 2 4 4 2 4 3 4 4 5 4 2 4 5 2 4 4 2 4 2 4 2 4 4 23 3 5 3 2 2 3 3 5 3 4 4 5 4 2 4 2 3 4 2 4 2 3 1 2 2 4 4 2 24 4 5 5 5 5 1 5 2 4 2 3 4 5 5 3 1 5 4 1 2 2 2 5 5 3 1 2 1 25 4 5 4 2 3 5 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 26 4 5 3 2 3 4 4 4 3 1 4 4 3 4 2 1 5 4 4 4 4 2 3 5 3 4 4 27 4 2 3 5 2 2 3 4 2 3 4 5 3 5 3 2 4 5 3 4 3 2 3 5 3 1 4 3 28 4 3 4 4 4 3 5 2 2 1 4 3 2 5 5 3 3 4 1 1 4 4 2 3 1 4 3 1 29 3 2 3 2 2 4 4 1 3 2 3 4 3 4 4 2 4 4 3 2 4 3 3 2 3 4 3 2 30 5 2 3 3 2 4 5 3 3 3 5 5 3 5 3 1 5 4 5 3 5 2 4 3 3 3 4 3 31 5 1 3 5 3 3 4 1 1 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1 5 1 32 2 1 5 3 4 3 4 5 1 2 3 5 4 5 4 1 1 4 4 2 3 5 4 3 4 1 3 1 33 5 1 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 2 4 3 3 3 3 2 3 3 4 2 5 2 34 2 2 3 5 2 1 4 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 4 2 2 1 3 2 3 1 2 3 2 35 5 1 3 2 3 4 5 4 2 4 5 5 5 5 5 1 5 5 4 4 5 1 5 5 5 1 5 4 36 4 2 4 3 4 2 4 2 2 2 3 3 4 4 4 1 5 2 1 2 3 4 4 3 5 2 5 1 37 4 1 3 5 2 2 5 4 4 2 4 4 5 5 5 1 5 4 1 2 5 1 5 5 2 1 5 3 38 4 1 5 2 4 3 5 3 2 3 5 5 3 3 4 1 4 5 3 3 4 4 4 3 2 2 4 3 39 3 3 4 4 3 4 5 3 3 2 3 3 2 5 5 3 3 4 1 1 2 3 3 4 3 4 3 1 40 3 2 2 3 3 1 3 1 2 3 3 3 5 5 3 3 4 4 3 4 3 1 5 5 4 1 5 1 41 3 2 2 5 3 4 5 2 3 3 2 5 2 4 3 1 5 4 2 4 3 4 3 5 2 3 4 1 5 42 3 3 3 2 2 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 5 3 3 5 5 4 2 3 4 3 5 3 43 3 1 4 2 3 4 3 3 4 3 3 5 3 4 2 2 4 3 1 3 4 3 4 3 2 3 4 3 44 5 1 4 1 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 2 5 4 3 3 4 4 4 2 45 2 2 4 4 5 1 3 4 4 3 4 4 4 5 3 2 4 5 2 3 2 5 4 4 5 1 4 3 46 4 2 3 3 3 3 4 3 2 2 4 4 3 4 4 2 4 4 2 3 5 4 4 4 4 3 4 2 47 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 4 2 4 3 48 3 2 3 2 2 3 4 1 4 3 3 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 4 1 49 3 2 4 3 3 3 4 5 4 4 2 5 3 3 5 1 4 4 4 2 4 2 3 2 3 3 4 5 50 4 2 4 1 3 4 5 4 3 4 2 4 4 5 5 1 5 4 1 4 5 4 3 4 5 5 5 4 5 51 4 3 3 2 3 5 5 4 2 4 3 4 3 3 5 1 3 3 2 4 5 2 2 2 3 4 3 52 3 1 4 4 2 1 5 3 2 3 5 5 3 5 5 1 5 5 5 5 3 3 5 4 3 1 5 2 53 5 1 2 1 2 3 4 2 1 3 2 4 3 2 5 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 1 5 2 54 2 4 2 2 4 4 4 5 2 2 2 4 2 4 2 2 4 5 4 4 4 2 3 2 2 4 4 2 55 4 2 3 2 2 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 2 2 3 4 4 2 4 3 4 3 3 56 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 2 3 4 4 3 3 3 4 4 2 4 3 2 57 5 1 4 2 3 4 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 5 3 3 3 4 3 3 2 58 3 2 4 2 2 3 4 2 3 2 4 5 3 4 2 1 3 5 3 3 2 4 2 4 3 3 5 2 59 4 1 3 1 3 2 4 4 2 1 3 5 5 2 3 1 3 5 4 3 2 2 5 2 5 3 4 5 60 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2 3 3 rxy 0,274 0.035 0.354 0.037 0.309 0.256 0.336 0.275 0.245 0.256 0.244 0.223 0.469 0.356 0.364 -0.241 0.337 0.118 -0.029 0.232 0.495 0.006 0.452 0.355 0.382 0.130 0.232 0.313 t hitung 2.174 0.266 2.884 0.280 2.471 2.014 2.716 2.174 1.922 2.020 1.920 1.741 4.039 2.899 2.977 -1.892 2.728 0.905 -0.223 1.815 4.335 0.046 3.856 2.895 3.152 0.998 1.818 2.506 Valid Unvalid Valid Unvalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Unvalid Valid Unvalid Unvalid Valid Valid Unvalid Valid Valid Valid Unvalid Valid Valid t tabel Ket. 1.672 Valid Nomor Item 29-50 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 4 3 2 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 N Resp 142 1 3 2 3 4 1 4 4 4 3 5 3 4 1 2 5 3 4 3 4 3 2 5 174 2 2 5 5 5 3 5 5 5 5 2 5 1 3 1 1 1 5 1 5 5 4 3 161 3 2 4 2 5 4 5 4 4 2 5 3 3 2 2 5 2 4 1 5 4 5 3 180 4 4 4 3 4 2 3 4 2 4 2 4 2 3 3 4 3 4 2 4 4 3 4 167 5 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 4 3 2 3 2 3 3 151 6 3 4 4 5 2 3 3 4 4 3 5 3 4 3 4 4 4 3 4 4 1 3 159 7 1 5 2 5 1 2 4 1 5 1 5 5 3 1 3 1 3 3 5 3 1 5 161 8 3 3 3 2 3 5 4 2 4 3 5 2 4 4 3 5 3 1 4 3 5 4 160 9 3 4 3 4 2 3 3 1 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 5 3 2 5 154 10 4 3 2 4 2 4 4 2 4 5 4 3 2 4 4 4 3 2 3 5 5 3 170 11 5 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 5 3 4 2 4 5 4 4 182 12 3 4 2 5 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 2 4 179 13 5 3 1 5 3 5 3 1 3 3 5 1 1 3 4 3 3 1 4 5 5 3 164 14 5 3 5 5 3 5 5 5 5 4 4 3 5 1 5 5 5 1 5 5 1 4 184 15 5 2 2 3 5 5 3 4 4 5 5 1 2 5 5 5 2 1 2 1 4 3 166 16 4 3 3 3 2 3 2 4 4 2 4 3 2 3 3 3 3 3 4 2 4 3 152 17 5 2 2 1 2 2 2 2 5 1 5 3 5 4 5 4 5 1 5 2 4 4 157 18 4 3 2 5 3 4 3 2 3 5 4 1 1 2 4 2 4 2 4 2 2 4 145 19 3 4 2 4 2 4 4 2 5 3 5 1 2 2 3 2 2 4 3 3 2 5 154 20 2 4 2 4 2 2 4 2 2 2 4 2 2 2 4 2 4 4 4 2 4 4 152 21 4 4 3 4 4 4 4 2 3 5 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 173 22 3 4 3 4 2 5 3 3 3 3 5 2 3 2 3 4 5 2 3 3 3 4 159 23 5 4 2 5 1 5 4 2 3 2 5 2 2 1 4 5 4 3 4 3 5 4 167 24 2 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 152 25 5 3 3 4 5 5 3 1 5 4 5 5 5 3 3 5 5 1 5 5 5 5 186 26 1 4 2 4 1 4 5 3 3 3 5 2 3 3 3 3 3 2 4 2 4 3 159 27 4 5 2 5 1 4 5 3 2 1 5 1 1 3 1 4 5 1 5 5 5 4 157 28 3 4 2 4 2 5 3 2 3 3 4 2 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 150 29 3 4 3 4 2 3 3 1 4 2 5 2 3 3 5 3 4 2 5 4 3 3 170 30 3 3 3 3 2 4 4 2 5 4 4 5 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 151 31 1 4 1 4 1 2 3 4 3 5 1 5 5 3 4 1 3 3 3 5 4 4 156 32 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 157 33 3 1 1 5 1 3 2 1 3 1 1 1 1 1 2 5 3 3 2 1 1 2 113 34 5 5 4 5 2 2 5 4 5 4 4 1 5 4 4 4 5 1 5 3 4 5 194 35 5 1 4 2 3 5 4 1 5 2 5 3 4 5 4 5 5 3 4 3 4 4 166 36 5 4 2 4 2 5 2 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 2 5 5 179 37 4 4 4 3 1 3 4 5 4 5 4 5 3 2 4 5 5 1 5 1 3 4 173 38 4 4 3 4 3 5 4 3 3 3 5 2 3 4 4 4 4 3 3 4 5 3 167 39 5 1 3 2 5 5 4 2 5 5 4 3 3 3 5 5 3 3 3 5 5 4 168 40 3 3 2 4 2 4 3 4 4 3 3 2 1 3 3 5 3 2 4 4 5 3 159 41 3 3 1 5 1 3 3 5 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 171 42 5 4 2 3 3 5 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 5 4 2 157 43 4 5 3 2 3 4 4 2 3 4 2 2 3 2 4 2 3 2 3 4 4 4 162 44 5 5 3 3 3 4 4 2 3 5 5 3 2 2 3 5 5 3 3 2 4 5 175 45 3 4 4 5 2 3 4 2 4 3 4 1 1 5 5 3 4 1 4 3 5 4 167 46 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 169 47 3 3 2 4 2 5 3 3 4 2 5 2 2 2 4 4 3 3 3 2 4 3 152 48 2 5 4 5 1 5 4 2 4 3 5 3 2 3 4 5 5 1 3 3 5 4 172 49 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 2 4 4 4 3 5 5 4 5 5 5 5 194 50 3 5 3 3 3 2 3 3 4 3 2 4 2 3 2 2 3 3 3 5 2 4 159 51 3 4 2 5 1 3 4 5 3 4 3 1 2 1 4 3 5 1 3 2 5 3 165 52 1 4 2 4 4 3 3 2 3 2 2 2 3 2 4 2 3 4 4 3 1 3 139 53 3 3 2 2 4 4 4 2 2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 153 54 4 3 3 3 2 4 4 4 4 1 4 1 4 4 2 3 3 2 4 3 2 3 153 55 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 2 164 56 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 4 5 5 2 1 4 154 57 1 3 1 4 2 3 2 4 3 4 2 1 3 2 4 4 4 3 3 4 3 2 147 58 1 5 1 5 1 3 5 2 3 2 5 5 3 3 5 1 5 3 4 4 1 5 159 59 150 60 3 4 2 4 2 4 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 0.390 0.268 0.463 0.124 0.215 0.493 0.445 0.181 0.301 0.474 0.324 0.325 0.376 0.306 0.380 0.257 0.383 -0.236 0.436 0.344 0.409 0.495 3.222 2.121 3.975 0.948 1.680 4.317 3.780 1.403 2.406 4.102 2.604 2.617 3.091 2.445 3.129 2.021 3.159 -1.848 3.686 2.790 3.415 4.336 N Valid Valid Valid Valid Unvalid Valid Valid Valid Unvalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Unvalid Valid Valid Valid Valid 40 1.672 Valid Nomor Item Extraversion Nomor Item Agreeableness Resp Nomor Item Conscientiousness N 1 6 11 21 31 41 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 1 3 3 5 4 2 3 5 3 2 N 7 12 17 27 37 42 47 14 2 3 4 3 4 3 3 1 15 5 5 4 5 3 2 3 17 5 3 3 5 5 1 2 17 4 5 5 4 2 N 3 8 13 23 28 33 38 43 48 22 3 1 3 3 1 4 2 3 2 22 4 28 5 2 5 5 2 1 5 5 3 33 5 27 3 1 5 5 1 3 2 1 5 26 2 5 27 5 4 3 4 2 4 5 5 4 36 5 2 4 4 5 3 3 21 4 4 4 4 4 3 4 27 3 3 4 4 2 2 2 4 4 28 6 2 2 4 4 3 3 18 3 4 4 4 3 4 3 25 4 4 3 4 2 2 4 4 2 29 7 5 3 3 3 4 4 22 5 4 5 4 4 3 4 29 3 2 3 3 1 2 3 4 4 25 8 5 1 5 2 2 3 18 5 5 5 5 5 1 5 31 5 2 2 5 3 1 1 3 3 25 9 3 1 4 2 3 4 17 4 5 5 4 4 4 4 30 3 2 3 4 2 3 3 3 3 26 10 4 2 5 2 3 2 18 4 4 4 5 3 3 5 28 3 2 3 4 1 2 3 4 3 25 11 2 3 4 4 2 2 17 3 4 5 4 4 4 3 27 4 1 4 4 1 2 5 4 5 30 12 4 3 4 3 4 4 22 5 3 4 4 2 4 4 26 5 2 4 5 2 3 4 5 5 35 13 3 3 3 5 2 5 21 5 4 3 4 4 5 4 29 4 5 4 4 4 3 4 4 3 35 14 4 3 5 2 1 1 16 3 4 5 3 3 3 4 25 4 2 3 4 3 3 3 4 5 31 15 4 3 4 5 5 5 26 5 4 5 4 5 1 5 29 5 1 5 5 2 3 4 5 5 35 16 4 4 2 4 2 2 18 4 5 5 5 4 5 2 30 4 2 5 5 1 5 5 5 1 33 17 4 3 4 3 3 2 19 3 5 3 5 4 3 4 27 3 4 2 3 2 2 2 3 2 23 18 2 2 5 5 2 5 21 5 2 5 5 5 4 5 31 4 1 2 2 4 2 1 5 2 23 19 4 2 4 2 2 1 15 4 5 4 4 3 2 4 26 4 1 4 4 2 3 5 4 2 29 20 4 2 2 3 2 2 15 5 4 5 3 5 2 3 27 3 2 3 4 2 2 3 3 3 25 21 5 4 2 2 2 2 17 4 4 5 4 2 2 1 22 3 2 4 2 2 2 2 4 2 23 22 3 2 3 4 3 3 18 4 4 4 4 3 3 4 26 5 4 4 4 4 4 5 4 4 38 23 3 3 4 2 3 3 18 3 5 3 4 3 2 3 23 3 5 4 1 2 2 3 3 3 26 24 4 1 3 2 2 2 14 5 4 5 2 3 1 4 24 5 2 5 5 1 1 2 4 3 28 25 4 5 4 3 3 2 21 4 4 4 3 3 3 3 24 4 3 3 4 3 2 4 3 3 29 26 4 4 4 4 3 5 24 4 4 5 4 5 3 5 30 3 4 3 3 3 5 4 3 5 33 27 4 2 4 3 2 3 18 3 5 4 4 3 3 4 26 3 4 3 3 3 1 3 3 2 25 28 4 3 4 4 2 1 18 5 3 3 3 2 3 5 24 4 2 2 2 1 1 1 1 5 19 29 3 4 3 4 2 4 20 4 4 4 3 3 2 3 23 3 1 3 3 2 2 3 3 3 23 30 5 4 5 5 3 3 25 5 5 5 4 4 3 5 31 3 3 3 4 3 2 2 5 4 29 31 5 3 2 3 3 2 18 4 3 3 5 5 3 4 27 3 1 3 3 1 2 4 3 4 24 32 2 3 3 3 1 5 17 4 5 1 3 3 3 3 22 5 5 4 4 1 1 5 4 5 34 33 5 3 3 3 3 3 20 3 4 4 5 3 3 3 25 3 2 3 3 2 3 3 3 3 25 34 2 1 3 1 1 1 9 4 2 3 3 3 1 2 18 3 3 2 2 2 1 1 2 1 17 35 5 4 5 5 4 5 28 5 5 5 5 5 4 5 34 3 4 5 5 4 2 4 4 3 34 36 4 2 3 3 4 4 20 4 3 5 5 5 5 4 31 4 2 4 4 1 3 2 4 3 27 37 4 2 4 5 2 2 19 5 4 5 5 5 5 5 34 3 4 5 5 3 2 4 5 2 33 38 4 3 5 4 4 3 23 5 5 4 4 4 2 5 29 5 3 3 4 3 1 5 4 1 29 39 3 4 3 2 3 3 18 5 3 3 3 3 4 3 24 4 3 2 3 1 3 3 4 4 27 40 3 1 3 3 3 3 16 3 3 4 5 5 3 3 26 2 1 5 5 1 5 5 5 5 34 41 3 4 2 3 2 1 15 5 5 5 4 4 3 4 30 2 2 2 3 1 2 3 3 4 22 42 3 5 3 4 1 3 19 4 3 3 3 3 3 3 22 3 5 3 3 5 1 3 3 3 29 43 2 2 3 2 2 1 12 3 3 2 4 3 3 1 19 4 3 3 4 3 3 2 3 5 30 44 5 4 4 5 3 3 24 4 1 2 4 3 2 3 19 4 3 4 3 2 3 4 4 4 31 45 2 1 4 1 3 2 13 3 4 2 2 3 2 3 19 4 4 4 4 3 3 5 3 2 32 46 2 3 4 5 1 1 16 4 4 4 4 4 5 4 29 3 3 3 4 2 2 3 5 3 28 47 4 3 3 4 4 3 21 3 4 3 4 3 3 4 24 4 3 3 4 3 4 3 4 4 32 48 3 1 3 3 1 2 13 4 4 4 4 4 2 3 25 3 1 3 3 1 2 2 4 2 21 49 3 3 5 4 4 2 21 4 5 2 2 4 3 3 23 4 5 3 3 5 1 3 4 3 31 50 4 4 2 5 4 4 23 5 4 5 5 5 4 5 33 4 4 4 3 4 4 4 3 5 35 51 4 5 3 5 3 2 22 5 4 3 3 4 3 3 25 3 4 3 2 5 3 3 2 5 30 52 3 1 3 3 1 2 13 5 5 5 5 3 1 3 27 4 3 3 5 2 1 4 4 2 28 53 5 3 2 3 2 3 18 4 4 4 5 3 2 4 26 2 2 3 3 2 1 2 4 3 22 54 2 4 2 3 2 2 15 4 3 4 4 2 3 4 24 2 5 2 3 2 4 3 3 4 28 55 4 3 5 5 3 4 24 4 4 4 5 4 4 4 29 3 3 2 2 3 2 1 2 3 21 56 3 4 3 3 3 4 20 3 4 3 3 4 4 3 24 3 4 4 4 2 4 4 3 2 30 57 5 5 4 5 3 2 24 4 2 3 3 3 3 5 23 4 2 3 1 2 3 3 3 2 23 58 3 3 4 2 1 3 16 4 5 3 5 3 2 3 25 4 2 3 2 2 2 2 4 4 25 59 4 2 3 2 1 3 15 4 5 3 4 3 3 4 26 3 4 5 5 5 1 2 5 4 34 60 3 2 3 2 2 3 15 3 4 4 3 2 3 3 22 3 3 3 2 3 2 2 2 3 23 n 6 7 n-1 5 6 8 VT 14 13 23 VBI 1.03 1.29 0.90 1.34 1.03 1.34 0.62 0.85 1.01 0.74 0.86 1.13 0.95 9 0.69 1.56 0.85 1.13 1.31 1.23 1.45 0.95 1.37 JVB 6.94 6.16 10.55 Alp 0.605 0.617 0.601 Ket. R R R Nomor Item Neurocitism Nomor Item Openess to experience Resp N 9 14 24 29 34 39 44 49 1 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 2 4 4 2 5 5 1 4 4 5 5 2 5 3 5 3 4 4 4 3 6 2 4 4 3 4 7 2 4 3 3 8 1 3 1 9 4 5 4 10 2 3 11 5 12 3 13 N 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 27 2 2 2 3 2 3 3 4 3 2 26 2 24 5 4 5 3 5 2 4 4 4 5 41 4 27 3 2 4 2 3 5 5 1 5 3 33 2 5 31 3 3 5 5 3 4 4 3 4 3 37 4 3 3 28 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 36 4 4 3 28 2 2 4 2 2 3 3 2 3 3 26 3 5 4 1 25 3 2 4 3 2 4 3 3 4 3 31 1 2 5 1 1 15 5 3 5 5 5 5 4 5 3 5 45 3 5 5 5 5 36 4 2 4 3 3 3 4 2 3 4 32 3 3 3 3 4 2 23 2 1 4 4 5 4 3 3 4 5 35 5 5 4 4 4 4 5 36 2 5 4 3 2 3 4 3 3 3 32 3 3 5 3 4 3 4 28 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38 2 5 4 3 3 5 4 2 28 4 3 3 3 3 4 4 5 4 4 37 14 3 5 5 5 5 5 3 5 36 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 28 15 2 4 5 5 5 4 5 1 31 4 2 3 2 4 3 5 3 5 4 35 16 4 3 3 5 5 5 5 4 34 2 4 2 4 3 2 3 1 2 3 26 17 3 4 5 4 3 4 3 4 30 2 4 3 2 3 3 2 3 3 3 28 18 4 5 5 5 2 5 4 4 34 2 2 2 4 2 2 2 3 5 4 28 19 2 4 2 4 4 4 2 2 24 3 2 2 2 3 3 3 1 4 4 27 20 3 4 3 3 4 5 2 2 26 3 3 3 4 4 4 4 1 2 5 33 21 2 4 2 2 2 4 2 4 22 5 4 3 3 4 4 4 2 4 4 37 22 2 5 2 4 4 3 3 4 27 5 4 4 4 4 4 4 2 3 4 38 23 3 2 2 3 5 5 4 3 27 2 4 4 4 2 4 3 2 5 4 34 24 4 5 5 5 5 5 5 5 39 5 2 3 2 3 4 4 2 4 4 33 25 3 3 3 2 3 3 3 2 22 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 27 26 3 4 5 5 5 5 5 5 37 3 1 2 4 3 3 3 5 5 5 34 27 2 5 5 1 4 5 3 4 29 2 3 3 4 3 4 5 2 3 3 32 28 2 5 3 4 4 5 4 5 32 4 1 5 1 1 5 5 1 5 4 32 29 3 4 2 3 5 4 4 3 28 2 2 4 2 3 4 3 2 2 3 27 30 3 5 3 3 3 5 3 3 28 2 3 3 3 3 4 3 2 4 3 30 31 1 3 2 3 4 4 3 4 24 3 3 3 3 3 3 4 5 3 4 34 32 1 5 3 1 2 1 1 4 18 4 2 4 2 4 4 3 5 3 4 35 33 3 3 3 4 3 3 3 3 25 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 35 34 2 3 3 3 3 1 5 1 21 2 2 2 2 1 1 2 1 3 2 18 35 2 5 5 5 2 4 4 4 31 3 4 5 4 5 5 5 1 5 5 42 36 2 4 3 5 5 5 5 4 33 4 2 4 2 5 1 4 3 5 4 34 37 4 5 5 5 5 5 5 5 39 2 2 5 2 2 4 2 5 2 5 31 38 2 3 3 4 3 4 5 3 27 4 3 4 3 2 4 4 5 5 4 38 39 3 5 4 4 5 5 4 5 35 3 2 5 1 3 4 4 2 4 3 31 40 2 5 5 5 5 4 5 5 36 3 3 3 4 4 1 4 3 3 4 32 41 3 4 5 3 4 3 5 5 32 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 29 42 5 3 4 3 3 3 4 3 28 2 5 3 5 3 3 3 3 3 3 33 43 4 4 3 5 5 3 3 4 31 3 3 2 3 2 4 3 2 4 2 28 44 3 3 3 4 4 2 2 4 25 3 3 3 2 4 5 4 2 3 4 33 45 4 5 4 5 4 5 5 4 36 5 3 3 3 5 5 4 3 5 5 41 46 2 4 4 3 3 4 3 5 28 3 2 4 3 4 4 4 1 4 4 33 47 3 3 3 3 4 4 4 4 28 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 35 48 4 4 4 3 5 5 4 4 33 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 29 49 4 3 2 2 5 5 5 5 31 3 4 5 2 3 5 4 3 5 4 38 50 3 5 4 4 3 2 5 5 31 3 4 5 4 5 4 4 4 5 5 43 51 2 3 2 3 2 2 2 2 18 3 4 5 4 3 5 3 4 3 4 38 52 2 5 4 3 3 3 3 5 28 2 3 5 5 3 4 4 1 5 3 35 53 1 2 2 1 3 2 2 1 14 2 3 5 3 3 4 3 2 3 3 31 54 2 4 2 3 4 2 3 4 24 4 2 2 4 2 3 4 2 4 3 30 55 3 3 4 4 4 4 3 2 27 2 3 3 3 3 3 4 1 3 3 28 56 3 3 4 4 4 4 4 4 30 2 4 2 3 2 3 3 4 3 2 28 57 2 3 3 3 3 3 2 1 20 3 3 3 2 4 3 3 2 4 4 31 58 3 4 4 1 3 2 4 3 24 2 2 2 3 3 3 2 1 4 2 24 59 2 2 2 1 3 5 1 1 17 3 1 3 3 5 5 5 5 5 5 40 60 3 4 4 3 4 2 3 2 25 2 3 3 4 4 4 2 3 4 4 33 n 8 n-1 7 9 VT 33 25 VBI 0.88 0.81 1.20 1.46 0.97 1.33 1.41 1.78 10 0.92 0.90 1.00 0.92 1.06 0.96 0.66 1.66 0.86 0.74 JVB 9.83 9.66 Alp 0.800 0.687 Ket. R R Uji Reliabilitas Perilaku Seksual Remaja Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Nomor Item 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 N 9 9 9 8 9 5 9 9 9 8 8 9 8 8 9 9 9 8 9 8 9 9 9 9 9 8 8 6 9 9 9 8 8 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 N p q pq k Npq Var Mean K20 Ket. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 60 1.00 0.00 0.00 9 0.32 0.53 8.63 0.459 R 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 60 1.00 0.00 0.00 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 60 1.00 0.00 0.00 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 60 1.00 0.00 0.00 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 50 0.83 0.17 0.14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 60 1.00 0.00 0.00 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 59 0.98 0.02 0.02 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 51 0.85 0.15 0.13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 58 0.97 0.03 0.03 9 9 9 8 8 9 9 9 8 9 9 9 9 9 518 Rekapitulasi Jawaban Responden 1 2 3 4 5 Resp 1 4 9 16 24 32 5 10 14 20 28 33 37 2 6 11 17 21 25 29 34 38 7 12 18 22 26 30 35 39 3 8 13 15 19 23 27 31 36 40 1 5 3 3 5 5 4 3 2 5 5 5 5 5 3 2 3 5 1 5 1 5 5 3 3 3 3 5 5 3 5 3 2 5 1 5 3 5 5 5 5 2 4 1 3 3 3 2 4 4 5 5 3 3 5 4 3 5 4 2 1 4 5 5 3 4 3 2 4 5 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 5 4 3 3 4 5 5 5 4 4 4 3 2 3 2 3 4 3 2 3 1 4 4 1 3 4 3 5 5 2 5 2 4 4 3 1 4 4 4 4 2 2 3 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 4 3 2 3 3 5 4 2 2 4 3 3 2 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 6 4 3 2 4 2 1 3 3 4 4 3 2 3 4 4 5 5 4 3 5 4 4 3 4 2 3 4 2 3 2 4 3 4 2 4 5 4 1 5 4 7 3 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 8 3 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 9 4 2 4 4 3 1 5 5 4 3 4 2 4 3 3 3 3 1 3 2 2 3 1 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 10 2 3 3 3 2 2 4 5 3 4 3 2 3 4 4 4 4 3 1 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 11 2 2 5 4 3 2 3 3 3 3 4 3 5 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 4 3 1 4 3 1 3 3 4 3 4 3 3 4 1 4 3 12 3 3 1 2 3 1 1 2 1 3 5 3 1 1 2 4 3 3 1 5 3 3 3 4 1 1 5 1 1 1 3 5 4 4 3 3 5 1 3 3 13 5 4 2 4 1 4 5 5 5 5 4 1 4 5 3 5 4 3 2 4 5 4 3 5 3 4 4 5 2 4 3 4 3 4 4 5 4 2 5 4 14 5 3 3 3 3 2 5 4 3 3 3 5 3 5 4 3 3 1 2 3 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 4 2 5 3 4 4 5 3 5 5 15 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 5 3 4 4 2 4 4 3 2 5 5 5 2 5 3 2 4 5 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 16 4 4 3 4 3 3 5 4 4 4 4 2 3 3 2 3 4 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 2 4 2 4 3 17 4 2 4 3 2 4 3 4 5 5 5 5 4 5 3 4 5 3 2 5 5 4 2 4 5 2 5 4 5 5 4 3 5 1 4 4 5 3 5 5 18 5 2 3 3 3 3 5 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 5 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 19 4 3 5 4 5 4 5 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 20 3 4 3 4 2 2 4 2 4 2 5 4 3 3 1 3 3 1 4 2 4 4 4 5 5 5 3 5 4 5 3 1 5 2 2 4 3 2 3 3 21 5 5 4 5 5 2 5 5 5 3 5 2 5 5 5 4 5 3 1 5 4 3 4 5 4 4 2 5 2 1 3 2 3 4 2 5 2 1 5 2 22 4 3 4 2 3 1 4 5 5 3 4 3 4 3 2 3 3 1 2 3 4 3 2 5 5 4 4 2 4 5 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 23 2 2 4 2 2 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 2 4 4 24 4 4 4 3 3 2 4 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 4 2 4 3 4 4 4 5 3 4 4 3 2 2 1 4 3 2 3 3 3 3 3 25 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 4 3 3 4 2 3 3 3 1 4 3 2 3 2 3 3 3 2 4 26 4 4 4 4 4 3 5 3 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 5 4 4 3 2 3 3 4 2 4 4 4 3 3 5 27 4 4 2 2 2 2 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 28 5 5 3 3 1 1 1 5 5 5 5 3 5 3 5 3 5 3 1 5 3 4 3 5 5 3 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 29 4 3 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 5 3 3 5 4 2 4 3 30 4 2 3 3 3 3 4 5 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 5 4 3 3 5 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 31 4 3 3 3 2 2 4 3 4 4 4 3 4 4 1 3 3 1 4 1 3 4 4 5 5 5 3 5 5 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 32 5 1 5 3 3 3 3 3 5 5 4 5 4 3 1 3 4 1 4 1 3 5 3 4 5 4 4 5 3 5 2 2 5 4 3 4 4 2 4 4 33 5 4 3 3 3 2 5 4 4 5 3 2 4 4 5 4 3 3 1 4 4 3 3 3 3 3 3 5 3 2 3 4 5 4 3 4 3 2 4 3 34 5 3 3 4 3 4 5 5 5 5 5 1 5 3 3 3 1 3 1 5 5 3 3 3 3 2 3 5 4 3 4 2 5 5 1 3 3 5 5 3 35 3 1 2 2 2 2 2 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 1 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 36 4 3 3 3 2 1 3 5 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 4 3 5 4 5 3 3 5 4 3 4 3 3 4 4 37 4 5 3 2 2 2 4 5 5 3 3 3 4 5 4 4 5 2 1 5 5 4 4 4 2 2 4 4 4 3 2 3 3 3 2 4 4 1 4 2 38 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 5 4 5 3 3 5 3 4 2 3 3 4 4 39 4 2 4 3 5 4 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 5 4 3 5 3 4 2 4 3 4 5 4 3 4 4 40 3 4 2 3 2 4 3 5 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 2 4 4 1 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 2 41 2 2 2 4 2 2 4 3 2 3 2 1 2 4 4 4 4 4 3 3 3 1 4 3 2 2 3 2 3 2 3 3 4 4 4 5 3 3 4 4 42 4 2 3 2 2 3 5 4 4 4 3 2 5 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 4 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 43 2 2 3 5 2 2 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 5 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 44 4 2 3 3 4 2 5 5 3 4 5 4 4 4 2 3 5 1 2 2 4 5 1 4 4 2 5 4 4 2 4 3 5 1 4 4 5 2 4 5 45 4 1 3 4 2 4 5 5 4 4 3 3 2 3 3 5 4 3 3 3 4 3 1 3 1 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 1 4 5 46 5 3 4 4 2 3 4 5 5 4 4 3 4 4 3 5 4 2 1 4 5 4 2 3 2 2 4 4 2 2 3 4 4 3 4 1 4 3 4 5 47 4 3 4 2 2 2 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 48 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 2 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 49 3 3 3 4 3 3 5 4 4 3 5 4 5 4 4 4 3 5 4 3 3 5 2 5 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 50 3 1 3 2 2 3 3 5 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 51 2 2 4 2 3 2 4 5 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 2 4 2 2 2 3 3 4 3 3 4 4 3 5 3 52 2 1 4 2 3 3 5 5 5 4 5 3 5 4 4 3 3 5 1 4 4 4 2 5 5 2 4 1 4 1 3 4 5 4 4 5 4 1 5 3 53 4 4 5 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 5 3 4 3 2 4 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 5 5 3 3 3 2 5 5 54 2 3 4 5 3 1 5 5 2 4 4 2 4 5 2 4 4 1 1 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 5 2 3 5 4 2 5 4 55 3 1 5 5 2 2 5 4 4 5 2 4 5 4 5 4 4 2 2 4 4 4 1 4 4 3 4 4 2 5 2 2 4 1 3 4 4 2 5 3 56 4 4 4 5 4 2 4 3 4 3 3 2 3 3 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 2 3 2 3 4 3 3 4 4 2 4 4 57 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 2 5 4 3 4 3 4 3 2 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 58 3 1 4 2 2 1 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 5 2 5 4 5 3 4 5 5 5 1 5 2 2 2 3 3 2 2 5 4 4 3 4 59 4 4 5 2 5 1 5 5 5 4 4 3 4 3 4 4 4 2 1 5 5 4 3 4 4 2 4 5 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 60 5 2 5 5 5 1 5 5 5 3 5 3 5 3 1 3 3 1 2 2 5 4 1 5 2 2 5 3 1 1 4 2 3 3 4 2 5 5 5 3 61 4 2 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 5 4 3 3 3 3 3 3 4 5 2 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 3 62 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 3 2 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 63 2 1 1 3 4 4 5 5 4 5 4 2 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 3 5 4 1 4 1 1 5 5 5 4 5 4 3 3 5 64 2 2 2 2 2 1 5 5 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 3 2 3 4 3 2 2 4 3 3 3 3 4 4 2 5 3 4 65 4 1 2 4 4 2 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 2 4 66 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 67 3 4 2 3 2 2 3 5 3 4 3 2 3 3 1 3 3 2 2 2 3 2 3 5 2 4 3 4 4 5 4 5 2 1 3 3 3 2 4 3 3 68 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 3 2 4 2 3 4 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 69 5 3 3 4 1 3 5 5 3 4 5 2 5 3 3 3 3 3 1 4 4 5 3 2 2 2 3 3 4 3 3 2 5 5 4 1 3 2 3 4 70 4 1 3 3 5 3 4 5 4 3 2 1 4 4 5 4 4 2 2 3 4 3 1 3 1 3 5 2 2 2 4 2 4 2 4 5 5 1 5 4 71 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 2 2 2 3 4 5 5 3 5 5 5 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 72 4 5 4 4 2 2 4 2 1 5 4 2 4 4 2 4 4 1 2 2 4 2 4 1 2 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 2 4 2 2 4 73 4 3 4 4 4 1 3 5 5 4 4 1 4 3 5 3 4 2 1 5 4 1 3 4 1 1 4 4 1 1 1 5 3 5 2 4 4 3 5 4 74 3 5 2 5 3 2 5 4 4 4 4 3 5 3 2 3 4 1 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 1 3 2 4 3 4 2 75 3 4 5 5 4 3 5 5 5 4 3 3 3 4 4 4 4 3 1 5 3 4 3 4 4 3 4 3 3 5 4 3 5 1 3 5 4 5 3 4 76 4 2 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 4 2 4 3 1 2 4 3 3 3 1 3 3 4 3 3 4 1 3 3 77 2 2 4 2 1 2 5 4 4 5 4 4 5 4 4 2 2 2 2 2 4 2 4 1 4 3 2 4 5 5 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 78 4 2 1 2 1 2 4 4 4 4 3 2 3 4 2 5 5 1 2 4 4 3 3 4 2 4 4 4 2 2 3 2 2 4 5 4 4 3 3 5 79 3 4 4 2 3 2 4 4 4 3 3 2 4 3 2 3 3 2 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 80 2 2 5 4 2 3 5 4 4 3 3 5 3 3 4 3 4 2 3 1 4 3 2 4 3 4 4 5 4 4 3 3 5 3 3 4 4 3 4 5 81 4 3 3 4 3 2 3 4 5 4 3 3 4 3 2 4 4 1 2 3 4 4 2 5 5 3 4 5 3 5 4 2 5 3 3 4 4 3 5 4 82 5 2 5 4 3 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 3 3 2 2 3 4 5 2 5 4 3 3 3 2 5 4 2 5 4 4 4 3 3 4 5 83 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 5 3 5 4 3 3 4 1 2 3 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 3 3 3 3 4 2 4 2 5 4 84 5 5 4 2 1 4 3 5 4 4 5 1 5 4 1 5 5 1 4 5 5 2 3 5 4 5 5 5 5 5 2 1 4 1 5 4 5 3 4 5 N 304 230 283 284 239 208 330 242 335 322 308 341 320 302 273 295 303 205 206 278 315 290 220 321 276 271 309 308 272 276 265 245 318 253 277 301 309 217 304 330 Hasil Olahan Univariat 1 2 3 4 5 Mean 1 Mean 2 Mean 3 Mean 4 Mean 5 SD 1 SD 2 SD 3 SD 4 SD 5 Z-score 1 Z-score 2 Z-score 3 Z-score 4 Z-score 5 Max Trait Resp 17 30 30 30 39 4.25 4.29 3.33 3.75 3.90 0.96 1.25 1.73 1.04 1.52 2.01 1.26 0.16 0.67 1.54 2.01 1 1 11 29 33 26 35 2.75 4.14 3.67 3.25 3.50 0.50 0.90 1.41 1.04 0.53 -0.44 0.93 0.95 -0.17 0.41 0.95 3 2 15 31 25 25 34 3.75 4.43 2.78 3.13 3.40 0.96 0.53 0.67 1.46 1.35 1.19 1.59 -1.14 -0.38 0.12 1.59 2 3 9 24 27 18 28 2.25 3.43 3.00 2.25 2.80 0.50 0.98 0.71 0.46 0.79 -1.25 -0.71 -0.62 -1.86 -1.57 -0.62 3 4 12 22 32 26 36 3.00 3.14 3.56 3.25 3.60 0.82 0.90 0.88 0.89 0.52 -0.03 -1.37 0.69 -0.17 0.69 0.69 3 5 9 22 38 23 36 2.25 3.14 4.22 2.88 3.60 1.26 0.69 0.67 0.83 1.26 -1.25 -1.37 2.25 -0.81 0.69 2.25 3 6 11 26 29 30 33 2.75 3.71 3.22 3.75 3.30 0.50 0.49 0.44 0.46 0.67 -0.44 -0.05 -0.10 0.67 -0.16 0.67 4 7 11 26 29 30 33 2.75 3.71 3.22 3.75 3.30 0.50 0.49 0.44 0.46 0.67 -0.44 -0.05 -0.10 0.67 -0.16 0.67 4 8 12 27 23 24 35 3.00 3.86 2.56 3.00 3.50 1.41 1.07 0.73 1.07 0.53 -0.03 0.27 -1.66 -0.59 0.41 0.41 5 9 10 24 31 22 29 2.50 3.43 3.44 2.75 2.90 0.58 0.98 1.01 0.46 0.32 -0.84 -0.71 0.43 -1.02 -1.29 0.43 3 10 14 24 26 22 32 3.50 3.43 2.89 2.75 3.20 1.29 0.79 0.78 1.16 0.92 0.79 -0.71 -0.88 -1.02 -0.44 0.79 1 11 7 16 25 17 34 1.75 2.29 2.78 2.13 3.40 0.96 1.50 1.30 1.64 1.17 -2.07 -3.35 -1.14 -2.07 0.12 0.12 5 12 11 29 35 30 38 2.75 4.14 3.89 3.75 3.80 1.50 1.46 1.05 1.04 0.92 -0.44 0.93 1.47 0.67 1.25 1.47 3 13 11 26 29 38 40 2.75 3.71 3.22 4.75 4.00 0.50 0.95 1.30 0.71 1.05 -0.44 -0.05 -0.10 2.36 1.82 2.36 4 14 13 28 34 28 32 3.25 4.00 3.78 3.50 3.20 1.50 0.58 1.20 1.20 0.63 0.38 0.60 1.21 0.25 -0.44 1.21 3 15 13 26 26 27 31 3.25 3.71 2.89 3.38 3.10 0.50 0.95 0.78 0.52 0.88 0.38 -0.05 -0.88 0.04 -0.72 0.38 1 16 13 31 36 32 39 3.25 4.43 4.00 4.00 3.90 0.96 0.79 1.12 1.31 1.29 0.38 1.59 1.73 1.09 1.54 1.73 3 17 12 25 26 28 30 3.00 3.57 2.89 3.50 3.00 0.00 0.79 0.60 0.76 0.47 -0.03 -0.38 -0.88 0.25 -1.01 0.25 4 18 18 28 32 29 34 4.50 4.00 3.56 3.63 3.40 0.58 1.00 0.88 1.06 0.97 2.42 0.60 0.69 0.46 0.12 2.42 1 19 11 24 25 36 28 2.75 3.43 2.78 4.50 2.80 0.96 1.13 1.20 0.76 1.14 -0.44 -0.71 -1.14 1.93 -1.57 1.93 4 20 16 30 35 27 29 4.00 4.29 3.89 3.38 2.90 1.41 1.25 1.36 1.51 1.37 1.60 1.26 1.47 0.04 -1.29 1.60 1 21 10 28 24 31 32 2.50 4.00 2.67 3.88 3.20 1.29 0.82 0.87 1.25 0.63 -0.84 0.60 -1.40 0.88 -0.44 0.88 4 22 12 24 30 30 30 3.00 3.43 3.33 3.75 3.00 1.15 0.98 1.00 0.71 1.05 -0.03 -0.71 0.16 0.67 -1.01 0.67 4 23 12 23 28 31 26 3.00 3.29 3.11 3.88 2.60 0.82 0.76 0.78 0.64 0.84 -0.03 -1.04 -0.36 0.88 -2.13 0.88 4 24 15 24 24 23 28 3.75 3.43 2.67 2.88 2.80 0.50 0.79 0.71 0.99 0.63 1.19 -0.71 -1.40 -0.81 -1.57 1.19 1 25 15 25 32 26 35 3.75 3.57 3.56 3.25 3.50 0.50 0.98 0.53 1.04 0.85 1.19 -0.38 0.69 -0.17 0.41 1.19 1 26 8 22 29 23 28 2.00 3.14 3.22 2.88 2.80 0.00 0.69 0.44 0.35 0.42 -1.66 -1.37 -0.10 -0.81 -1.57 -0.10 3 27 8 29 32 22 29 2.00 4.14 3.56 2.75 2.90 1.15 1.57 1.33 1.67 0.74 -1.66 0.93 0.69 -1.02 -1.29 0.93 2 28 12 25 28 32 36 3.00 3.57 3.11 4.00 3.60 0.82 0.53 0.60 0.53 0.97 -0.03 -0.38 -0.36 1.09 0.69 1.09 4 29 12 26 28 28 33 3.00 3.71 3.11 3.50 3.30 0.00 0.76 0.60 1.07 0.48 -0.03 -0.05 -0.36 0.25 -0.16 0.25 4 30 10 26 24 36 34 2.50 3.71 2.67 4.50 3.40 0.58 0.49 1.32 0.76 0.52 -0.84 -0.05 -1.40 1.93 0.12 1.93 4 31 14 29 25 33 34 3.50 4.14 2.78 4.13 3.40 1.00 0.90 1.48 0.83 1.07 0.79 0.93 -1.14 1.30 0.12 1.30 4 32 11 27 31 25 35 2.75 3.86 3.44 3.13 3.50 0.50 1.07 1.13 0.83 0.85 -0.44 0.27 0.43 -0.38 0.41 0.43 3 33 14 31 27 26 36 3.50 4.43 3.00 3.25 3.60 0.58 1.51 1.41 0.89 1.43 0.79 1.59 -0.62 -0.17 0.69 1.59 2 34 8 27 28 35 43 2.00 3.86 3.11 4.38 4.30 0.00 1.07 0.93 1.41 0.48 -1.66 0.27 -0.36 1.72 2.67 2.67 5 35 9 26 26 28 36 2.25 3.71 2.89 3.50 3.60 0.96 0.76 0.60 1.31 0.70 -1.25 -0.05 -0.88 0.25 0.69 0.69 5 36 9 27 35 27 28 2.25 3.86 3.89 3.38 2.80 0.50 0.90 1.45 0.92 1.03 -1.25 0.27 1.47 0.04 -1.57 1.47 3 37 12 22 27 27 34 3.00 3.14 3.00 3.38 3.40 0.00 0.38 0.00 1.30 0.84 -0.03 -1.37 -0.62 0.04 0.12 0.12 5 38 16 25 28 31 37 4.00 3.57 3.11 3.88 3.70 0.82 0.79 0.33 0.83 0.82 1.60 -0.38 -0.36 0.88 0.97 1.60 1 39 11 25 32 24 34 2.75 3.57 3.56 3.00 3.40 0.96 0.98 0.73 1.20 0.70 -0.44 -0.38 0.69 -0.59 0.12 0.69 3 40 10 17 30 21 37 2.50 2.43 3.33 2.63 3.70 1.00 0.98 1.00 0.74 0.67 -0.84 -3.02 0.16 -1.23 0.97 0.97 5 41 10 27 29 19 31 2.50 3.86 3.22 2.38 3.10 0.58 1.07 0.44 0.74 0.57 -0.84 0.27 -0.10 -1.65 -0.72 0.27 2 42 12 24 34 27 34 3.00 3.43 3.78 3.38 3.40 1.41 0.79 0.44 0.92 0.52 -0.03 -0.71 1.21 0.04 0.12 1.21 3 43 12 30 28 26 37 3.00 4.29 3.11 3.25 3.70 0.82 0.76 1.45 1.39 1.34 -0.03 1.26 -0.36 -0.17 0.97 1.26 2 44 13 26 31 19 34 3.25 3.71 3.44 2.38 3.40 0.96 1.11 0.73 0.92 1.07 0.38 -0.05 0.43 -1.65 0.12 0.43 3 45 13 29 32 21 35 3.25 4.14 3.56 2.63 3.50 0.96 0.69 1.33 0.92 1.08 0.38 0.93 0.69 -1.23 0.41 0.93 2 46 10 27 34 17 36 2.50 3.86 3.78 2.13 3.60 1.00 0.69 0.67 0.35 0.70 -0.84 0.27 1.21 -2.07 0.69 1.21 3 47 15 25 28 25 33 3.75 3.57 3.11 3.13 3.30 0.50 0.79 0.78 0.64 0.48 1.19 -0.38 -0.36 -0.38 -0.16 1.19 1 48 13 30 35 30 35 3.25 4.29 3.89 3.75 3.50 0.50 0.76 0.78 0.89 0.53 0.38 1.26 1.47 0.67 0.41 1.47 3 49 10 24 29 26 30 2.50 3.43 3.22 3.25 3.00 0.58 0.98 0.44 0.71 0.47 -0.84 -0.71 -0.10 -0.17 -1.01 -0.10 3 50 11 25 31 22 35 2.75 3.57 3.44 2.75 3.50 0.96 0.98 0.73 0.89 0.71 -0.44 -0.38 0.43 -1.02 0.41 0.43 3 51 12 32 32 24 38 3.00 4.57 3.56 3.00 3.80 0.82 0.79 1.13 1.69 1.23 -0.03 1.92 0.69 -0.59 1.25 1.92 2 52 14 26 30 19 37 3.50 3.71 3.33 2.38 3.70 1.29 0.49 0.87 0.52 1.16 0.79 -0.05 0.16 -1.65 0.97 0.97 5 53 13 26 28 29 35 3.25 3.71 3.11 3.63 3.50 1.71 1.25 1.54 0.74 1.27 0.38 -0.05 -0.36 0.46 0.41 0.46 4 54 14 29 33 27 30 3.50 4.14 3.67 3.38 3.00 1.73 1.07 1.00 1.30 1.25 0.79 0.93 0.95 0.04 -1.01 0.95 3 55 15 22 35 28 33 3.75 3.14 3.89 3.50 3.30 1.26 0.69 0.60 0.93 0.82 1.19 -1.37 1.47 0.25 -0.16 1.47 3 56 12 27 29 29 35 3.00 3.86 3.22 3.63 3.50 0.00 0.90 0.83 0.74 0.53 -0.03 0.27 -0.10 0.46 0.41 0.46 4 57 9 28 36 30 30 2.25 4.00 4.00 3.75 3.00 1.26 0.58 1.00 1.58 1.05 -1.25 0.60 1.73 0.67 -1.01 1.73 3 58 13 30 32 27 34 3.25 4.29 3.56 3.38 3.40 2.06 0.76 1.33 1.06 0.52 0.38 1.26 0.69 0.04 0.12 1.26 2 59 16 31 24 20 36 4.00 4.43 2.67 2.50 3.60 2.00 0.98 1.32 1.69 1.17 1.60 1.59 -1.40 -1.44 0.69 1.60 1 60 15 29 31 26 35 3.75 4.14 3.44 3.25 3.50 0.50 0.69 0.73 0.71 0.71 1.19 0.93 0.43 -0.17 0.41 1.19 1 61 14 25 27 30 34 3.50 3.57 3.00 3.75 3.40 1.00 0.79 0.87 0.71 0.84 0.79 -0.38 -0.62 0.67 0.12 0.79 1 62 12 29 41 28 40 3.00 4.14 4.56 3.50 4.00 1.41 1.07 0.53 1.69 1.33 -0.03 0.93 3.03 0.25 1.82 3.03 3 63 64 7 26 32 21 34 1.75 3.71 3.56 2.63 3.40 0.50 1.11 1.01 0.74 0.84 -2.07 -0.05 0.69 -1.23 0.12 0.69 3 12 23 32 28 34 3.00 3.29 3.56 3.50 3.40 1.15 0.95 0.88 0.93 0.97 -0.03 -1.04 0.69 0.25 0.12 0.69 3 65 12 23 31 26 34 3.00 3.29 3.44 3.25 3.40 0.00 0.76 0.53 0.46 0.52 -0.03 -1.04 0.43 -0.17 0.12 0.43 3 66 9 23 21 30 30 2.25 3.29 2.33 3.75 3.00 0.50 0.95 0.71 1.04 1.15 -1.25 -1.04 -2.18 0.67 -1.01 0.67 4 67 13 26 26 26 34 3.25 3.71 2.89 3.25 3.40 0.96 0.76 0.78 0.71 0.70 0.38 -0.05 -0.88 -0.17 0.12 0.38 1 68 11 29 29 22 32 2.75 4.14 3.22 2.75 3.20 1.26 1.21 1.09 0.71 1.32 -0.44 0.93 -0.10 -1.02 -0.44 0.93 2 69 14 23 31 19 36 3.50 3.29 3.44 2.38 3.60 1.00 1.38 1.01 1.30 1.43 0.79 -1.04 0.43 -1.65 0.69 0.79 1 70 12 22 22 35 33 3.00 3.14 2.44 4.38 3.30 0.82 0.38 0.73 0.92 0.48 -0.03 -1.37 -1.92 1.72 -0.16 1.72 4 71 12 22 25 25 31 3.00 3.14 2.78 3.13 3.10 1.15 1.46 1.20 1.25 0.99 -0.03 -1.37 -1.14 -0.38 -0.72 -0.03 1 72 13 26 28 19 36 3.25 3.71 3.11 2.38 3.60 1.50 1.38 1.54 1.51 1.35 0.38 -0.05 -0.36 -1.65 0.69 0.69 5 73 12 29 25 31 27 3.00 4.14 2.78 3.88 2.70 1.41 0.69 0.97 0.35 0.95 -0.03 0.93 -1.14 0.88 -1.85 0.93 2 74 17 28 32 29 37 4.25 4.00 3.56 3.63 3.70 0.96 1.00 1.13 0.74 1.25 2.01 0.60 0.69 0.46 0.97 2.01 1 75 13 24 25 23 28 3.25 3.43 2.78 2.88 2.80 0.50 0.53 0.83 0.99 1.03 0.38 -0.71 -1.14 -0.81 -1.57 0.38 1 76 9 31 24 28 23 2.25 4.43 2.67 3.50 2.30 1.26 0.53 1.00 1.41 0.67 -1.25 1.59 -1.40 0.25 -2.98 1.59 2 77 6 24 30 25 35 1.50 3.43 3.33 3.13 3.50 0.58 0.79 1.41 0.99 1.08 -2.47 -0.71 0.16 -0.38 0.41 0.41 5 78 11 24 25 29 29 2.75 3.43 2.78 3.63 2.90 0.96 0.79 0.67 0.52 0.57 -0.44 -0.71 -1.14 0.46 -1.29 0.46 4 79 14 27 27 30 37 3.50 3.86 3.00 3.75 3.70 1.29 0.90 1.00 0.89 0.82 0.79 0.27 -0.62 0.67 0.97 0.97 5 80 12 26 27 32 37 3.00 3.71 3.00 4.00 3.70 0.82 0.76 1.12 1.20 0.95 -0.03 -0.05 -0.62 1.09 0.97 1.09 4 81 16 29 30 27 38 4.00 4.14 3.33 3.38 3.80 0.82 0.69 1.00 1.19 0.92 1.60 0.93 0.16 0.04 1.25 1.60 1 82 16 29 30 35 33 4.00 4.14 3.33 4.38 3.30 0.82 0.69 1.32 1.06 0.95 1.60 0.93 0.16 1.72 -0.16 1.72 4 83 11 27 32 37 34 2.75 3.86 3.56 4.63 3.40 1.50 1.46 1.74 0.74 1.58 -0.44 0.27 0.69 2.15 0.12 2.15 4 84 1014 2198 2467 2253 2819 N 18 11 25 20 10 84 N 12.07 26.17 29.37 26.82 33.56 Mean 21% 13% 30% 24% 12% 100% % 18 32 41 38 43 Max Kategori Perilaku Seksual Remaja Nomor Item Resp Kelas U (th) JK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ns Ket. N 1 XI IPS 17 Lk 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 berisiko 1 2 XI IPS 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 3 XI IPS 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 4 XI IPS 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 5 XI IPS 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 6 XI IPS 17 Lk 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 berisiko 1 7 XI IPS 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 8 XI IPS 14 Lk 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 9 XI IPS 14 Lk 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 10 XI IPS 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 11 XI IPS 17 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 12 XI IPS 17 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 13 XI IPA 17 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 14 XI IPA 18 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 15 XI IPA 16 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 16 XI IPA 17 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 17 XI IPA 16 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 18 XI IPA 16 Pr 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7 berisiko 2 19 XI IPA 17 Pr 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7 berisiko 2 20 XI IPA 17 Pr 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7 berisiko 2 21 XI IPA 17 Pr 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7 berisiko 2 22 XI IPA 17 Pr 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 23 XI IPA 17 Pr 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 24 XI IPA 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 25 XI IPA 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 26 XI IPA 17 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 27 XI IPS 17 Pr 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 28 XI IPA 16 Pr 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 29 XI IPA 16 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 30 XI IPA 16 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 31 XI IPA 16 Pr 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 32 XI IPA 16 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 33 XI IPA 16 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 34 XI IPA 17 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 35 XI IPA 16 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 36 XI IPS 17 Pr 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 37 XI IPA 16 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 38 XI IPS 17 Pr 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 39 X 18 Lk 1 1 1 1 0 1 1 0 0 6 berisiko 3 40 X 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 41 X 17 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 42 X 15 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 43 X 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 44 X 17 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 45 X 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 46 XI IPS 17 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 47 X 15 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 48 X 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 49 X 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 50 X 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 51 X 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 52 X 15 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 53 X 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 54 X 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 55 X 15 Pr 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 56 X 15 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 57 X 15 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 58 X 15 Lk 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 59 X 16 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 60 X 15 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 61 X 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 62 X 15 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 63 X 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 64 X 17 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 65 X 15 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 66 X 16 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 67 X 15 Pr 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 68 X 16 Pr 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 69 X 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 70 X 15 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 71 X 15 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 72 X 15 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 73 X 16 Pr 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 74 X 15 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 75 X 15 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 76 X 15 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 77 X 15 Pr 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 78 X 16 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 79 X 15 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 80 X 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 81 X 16 Pr 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 berisiko 1 82 X 16 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 83 X 15 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 84 X 16 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 tdk berisiko 0 84 83 84 84 78 84 84 55 83 31 N Berisiko 0.0% 1.2% 0.0% 0.0% 7.1% 0.0% 0.0% 34.5% 1.2% 37% % 14 15 16 17 18 Kelas X U (th) XI IPA XI IPS JK Lk Pr 45 23 16 2 20 40 20 2 43 41 53.6% 27.4% 19.0% 2.4% 23.8% 47.6% 23.8% 2.4% 51.2% #### N % Informasi Seksual Sumber Informasi Seksual Responden Ya Tidak 1 2 3 4 1 1 0 1 0 1 1 2 1 0 1 0 1 1 3 1 0 1 0 1 1 4 1 0 1 0 0 1 5 1 0 1 0 1 1 6 1 0 1 1 1 1 7 1 0 0 1 1 1 8 1 0 1 1 1 1 9 1 0 1 1 0 1 10 1 0 1 1 0 1 11 1 0 1 0 1 1 12 1 0 0 0 1 1 13 1 0 1 0 1 1 14 1 0 1 0 1 1 15 1 0 1 1 1 1 16 1 0 0 1 1 0 17 1 0 1 1 0 1 18 1 0 1 1 0 1 19 1 0 1 0 1 1 20 1 0 0 0 1 1 21 1 0 1 1 0 0 22 1 0 1 0 0 1 23 1 0 1 0 0 1 24 1 0 0 0 0 1 25 1 0 1 1 0 1 26 1 0 1 1 1 1 27 1 0 0 0 0 1 28 1 0 0 0 0 1 29 1 0 0 0 0 1 30 1 0 1 1 0 1 31 1 0 1 1 1 1 32 1 0 1 0 1 1 33 1 0 0 1 0 1 34 1 0 0 1 1 1 35 1 0 1 0 1 1 36 1 0 1 0 1 1 37 1 0 1 0 1 1 38 1 0 1 0 1 1 39 1 0 1 0 1 0 40 1 0 1 1 1 1 41 1 0 1 1 1 1 42 1 0 1 1 1 1 43 1 0 1 0 1 1 44 1 0 1 1 1 1 45 1 0 1 0 1 1 46 1 0 1 0 1 0 47 1 0 1 0 1 0 48 1 0 1 0 1 1 49 1 0 1 1 1 1 50 1 0 1 0 1 0 51 1 0 1 1 1 1 52 1 0 1 0 1 1 53 1 0 1 1 1 1 54 1 0 1 0 1 1 55 1 0 1 0 1 1 56 1 0 1 0 1 1 57 1 0 1 0 1 1 58 1 0 1 1 1 1 59 1 0 1 0 1 1 60 1 0 1 1 1 1 61 1 0 1 1 0 1 62 1 0 1 0 0 1 63 1 0 1 0 1 1 64 1 0 1 1 1 1 65 1 0 1 1 1 1 66 1 0 1 0 1 1 67 1 0 1 1 0 1 68 1 0 1 0 0 1 69 1 0 1 1 0 1 70 1 0 1 0 0 1 71 1 0 1 1 0 1 72 1 0 1 1 1 1 73 1 0 1 1 0 1 74 1 0 1 1 1 1 75 1 0 1 0 1 1 76 1 0 1 1 1 1 77 1 0 1 0 0 1 78 1 0 1 1 1 1 79 1 0 1 1 1 1 80 1 0 1 1 1 1 81 1 0 1 1 1 1 82 1 0 1 0 1 1 83 1 0 1 0 1 1 84 1 0 1 0 1 1 N 84 0 74 39 60 78 Hasil Olahan Bivariat Correlations seksss Spearman's rho seksss Correlation Coefficient extraversion 1.000 -.039 . .728 84 84 -.039 1.000 .728 . 84 84 Sig. (2-tailed) N extraversion Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlations seksss Spearman's rho seksss Correlation Coefficient 1.000 -.019 . .862 84 84 -.019 1.000 .862 . 84 84 Sig. (2-tailed) N agreeableness Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N agreeableness Correlations seksss Spearman's rho seksss Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N agreeableness Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N agreeableness 1.000 -.019 . .862 84 84 -.019 1.000 .862 . 84 84 Correlations seksss Spearman's rho seksss Correlation Coefficient 1.000 .185 . .092 84 84 Correlation Coefficient .185 1.000 Sig. (2-tailed) .092 . 84 84 Sig. (2-tailed) N neurocitism neurocitism N Correlations seksss Spearman's rho seksss Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N openess Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). openess * 1.000 -.235 . .031 84 84 * 1.000 .031 . 84 84 -.235