hubungan trait kepribadian dengan perilaku seksual berisiko remaja

advertisement
HUBUNGAN TRAIT KEPRIBADIAN DENGAN
PERILAKU SEKSUAL BERISIKO REMAJA
DI SMA TRIGUNA UTAMA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)
OLEH:
RENO RAMALIA
NIM: 1110104000021
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY
OF JAKARTA
Undergraduate Thesis, July 2014
Reno Ramalia, NIM: 1110104000021
The Relationship between Personality Trait and Youth Risky Sexual
Behavior in SMA Triguna Utama
xix + 90 pages + 25 tables + 2 schemes + 8 attachments
ABSTRACT
Risky sexual behavior is sexual behavior that causing various negative impact on
the perpetrators, i.e. unwanted pregnancies, STDs, abortion, dropping out of
school, as well as crime. One of the factors that influence sexual behavior is
personality. The personality type that used in this research is personality trait
with five dimensions (big five) namely openess to experience, conscientiousness,
extroversion, agreeableness, and neuroticism. The objective of this research is to
know the relation between personality trait and youth risky sexual behavior in
SMA Triguna Utama. Samples used in this study are 84 people and the technique
is total sampling technique. This research is quantitative study used cross
sectional approach with α = 0.05. Data Collection used questionnaire. Analytical
technique used Spearman correlation and supported by statistical application
program in its processing. Results of the analysis found that out of five hypotheses
which are proposed in this study one of them received and four others rejected.
Neuroticism Personality dimensions (p = 0,079) extraversion (p = 0,783),
agreeableness (p = 0,942) and conscientiousness (p = 0,108) were rejected, while
for oppeness to experience personality dimensions (p = 0,026, r = -0.243) was
received. Researcher suggested that school will be able to consider planning their
guidelines on sexual education to prevent negative impact of risky sexual
behavior.
Keywords: Trait Personality, Risky Sexual Behavior, Youth
Reference: 86 (years 2000-2014)
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juli 2014
Reno Ramalia, NIM: 1110104000021
Hubungan Trait Kepribadian dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di
SMA Triguna Utama
xix + 90 halaman + 25 tabel + 2 bagan + 8 lampiran
ABSTRAK
Perilaku seksual berisiko merupakan perilaku seksual yang menyebabkan
berbagai dampak negatif bagi para pelakunya, yaitu antara lain kehamilan tidak
diinginkan, penyakit menular seksual, aborsi, putus sekolah, dan meningkatnya
kriminalitas. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seksual adalah
kepribadian. Tipe kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu trait
kepribadian dengan lima dimensi (big five) yaitu openess to experience,
conscientiousness, extroversion, agreeableness, dan neuroticism. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara trait kepribadian dengan
perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. Sampel penelitian yang
digunakan sebanyak 84 orang dan teknik yang digunakan dengan teknik total
sampling. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional dengan α=0.05. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian
berupa kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan adalah korelasi Spearman
dengan bantuan program aplikasi statistik dalam pengolahannya. Hasil analisis
didapatkan bahwa dari lima hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini satu
diantaranya diterima dan empat lainnya ditolak. Kepribadian dimensi neuroticism
(p=0.079), exstraversion (p=0.783), agreeableness (p=0.942) dan conscientiousness
(p=0.108) ditolak, sedangkan untuk kepribadian dimensi oppeness to experience
(p=0.026, r = -0.243) diterima. Peneliti menyarankan agar pihak sekolah dapat
mempertimbangan untuk merencanakan bimbingan mengenai pendidikan seksual
guna mencegah dampak negatif dari perilaku seksual berisiko.
Kata kunci: Trait Kepribadian, Perilaku Seksual Berisiko, Remaja
Referensi: 86 (tahun 2000-2014)
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Reno Ramalia
Tempat, Tanggal lahir
: Padang Panjang, 04 Maret 1992
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Jl. Adam BB No. 502, Padang Panjang,
Sumatera barat
Hp
: +6287871259195
E-mail
: [email protected]
Fakultas/Jurusan
: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/
Program Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN
1. TK Diniyah Putri Padang Panjang
1997-1998
2. SD Negeri 03 Balai-balai
1998-2004
3. SMP Negeri 1 Padang Panjang
2004-2007
4. SMA Negeri 1 Padang Panjang
2007-2010
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2010-sekarang
viii
PERSEMBAHAN
“Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna) kepada siapa yang dikehendakiNya. Barang siapa yang mendapat hikmah itu sesungguhnya ia telah mendapat
kebajikan yang banyak. Dan tiadalah yang menerima peringatan melainkan
orang- orang yang berakal”. (Q.S. Al-Baqarah: 269)
Alhamdulillahirobbil’alamin…Alhamdulillahirobbil’alamin…
Alhamdulillahirobbil’alamin…
Akhirnya aku sampai ketitik ini, kesuksesan yang Engkau hadiahkan padaku
Ya Rob.
Kesuksesan lebih diukur dari rintangan yang berhasil diatasi seseorang saat
berusaha untuk sukses daripada posisi yang telah diraihnya dalam kehidupan
(Booker T. Washington).
“...kaki yang akan berjalan lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak,
mata yang akan menatap lebih lama, leher yang akan lebih sering melihat ke
atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan
bekerja lebih keras, serta mulut yang akan selalu berdoa...” (5 cm.)
Semoga sebuah karya ini menjadi berkah bagiku dan kebanggaan bagi
keluargaku tercinta. Ku persembahkan karya ini untuk belahan jiwaku, yang
menginjeksikan segala idealisme, prinsip, edukasi dan kasih sayang berlimpah
bahkan ada perjuangan yang tidak pernah ku ketahui, namun tetap tenang
dengan penuh kesabaran dan pengertian luar biasa, Ibundaku tercnta
(DARLIS) dan Ayahandaku tersayang (MASRIL).
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan
skripsi
yang
berjudul
“Hubungan
Trait
Kepribadian dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna
Utama”.
Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna
mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
serta menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama
kuliah.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak baik moril
maupun materiil, sehingga dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Muhammad Kamil Tajuddin, Sp.And. selaku dekan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., M.KM. selaku Ketua Program Studi
dan Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, M.Sc. selaku Sekretaris Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Ibu Ernawati, S.Kep., M.Kep., S.KMB. selaku Dosen Pembimbing 1 dan Ibu
Puspita Palupi, S.Kep., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat. selaku Dosen Pembimbing 2,
terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta
x
memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses
pembuatan skripsi ini
4. Ibu Yenita Agus, S.Kp, M.Kep, PhD, Ibu Puspita Palupi, S.Kep., M.Kep.,
Ns.Sp.Kep.Mat, dan Ibu Ernawati, S.Kep., M.Kep., S.KMB, selaku Dosen
Penguji Skripsi, terima kasih sebesar-besarnya atas saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini
5. Bapak Jamaludin, S.Kp., M.Kep. selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima
kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing dan memberi
motivasi selama tahun duduk di bangku kuliah
6. Segenap Staf Pengajar dan karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan membantu dalam
pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi
7. Orang tuaku, Bapak Masril dan Ibu Darlis yang telah mendidik, mencurahkan
semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan penulis, serta
memberikan bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis selama proses
menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa, Kakakku, Lastrie Asrya dan Adik-adikku
Asri Putralel dan Anfo Prato serta seluruh keluargaku yang selalu memberikan
semangat tanpa pamrih
8. Ketua Yayasan, Staff Guru dan Staff Karyawan SMA Triguna Utama yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di
SMA Triguna Utama
9. Teman-teman FKIK 2010, PSIK 2009-2012, BEMJ-IK, Sahabat-sahabat saya,
Refi, Hervina, Lily, Hani, Ayi, Renita, Finna, Maryam, Ratna, Shulcha yang
xi
berjalan dan berjuang bersama, memberi inspirasi, menghibur, dan memberi
masukan selama menyelesaikan skripsi ini, serta semua pihak yang telah
mendo’akan selama proses pembuatan skripsi ini.
Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi
dan sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa
penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya
pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis dalam melihat fakta,
memecahkan masalah yang ada, serta mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan
skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.
Jakarta, Juli 2014
Reno Ramalia
xii
DAFTAR ISI
Halaman
Judul……………………………………………………………...
i
Pernyataan Keaslian Karya………………………………………………... ii
Abstract………………………………………………………..................... iii
Abstrak…………………………………………………………………….. iv
Pernyataan Persetujuan…………………………………………………….
v
Lembar Pengesahan………………………………………………………..
vi
Daftar Riwayat Hidup……………………………………………………... viii
Persembahan……………………………………………………………….
ix
Kata Pengantar…………………………………………………………….. x
Daftar Isi…………………………………………………………………...
xiii
Daftar Tabel………………………………………………………………..
xvi
Daftar Bagan ………………………………………………………………
xviii
Daftar Lampiran…………………………………………………………… xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………
1
B. Perumusan Masalah………………………………………………
7
C. Pertanyaan Penelitian…………………………………………….
8
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………
9
E. Manfaat Penelitian……………………………………………….
10
F. Ruang Lingkup Penelitian………………………………………..
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja……………………………………………………………
12
1. Definisi Remaja……………………………………………….
11
2. Perkembangan pada Remaja…………………………………..
13
xiii
B. Trait (Sifat) Kepribadian…………………………………………
18
1. Definisi Kepribadian………………………………………….
18
2. Teori Kepribadian…………………………………………….
19
3. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepribadian……...
21
4. Definisi Trait Kepribadian…………………………………….
22
5. Dimensi dalam Trait Kepribadian Big Five…………………...
23
6. Facets (Aspek-aspek) Trait Kepribadian Big Five……………
25
7. Karakteristik Nilai Trait Kepribadian Big Five……………….. 26
8. Instrumen Pengukuran Trait Kepribadian…………………….. 27
C. Perilaku Seksual Berisiko Remaja………………………………..
29
1. Definisi Perilaku Seksual Remaja……………………………..
29
2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja………..
30
3. Bentuk Perilaku Seksual Remaja……………………………...
31
D. Penelitian Terkait…………………………………………………
35
E. Hubungan antara Trait Kepribadian dan Perilaku Seksual Remaja 37
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI
OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep………………………………………………… 38
B. Hipotesis………………………………………………………….
39
C. Definisi Operasional……………………………………………...
40
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian…………………………………………………
43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………..
43
C. Populasi dan Sampel……………………………………………...
44
D. Instrumen Penelitian……………………………………………...
45
E. Uji Validitas dan Reliabilitas……………………………………..
49
F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas………………………………
51
G. Tahapan Pengambilan Data………………………………………
52
H. Etika Penelitian…………………………………………………...
54
xiv
I. Pengolahan Data………………………………………………….
55
J. Analisis Data……………………………………………………...
56
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Profil SMA Triguna Utama………………………………………
58
B. Hasil Analisis Univariat………………………………………….
59
1. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian……………… 59
2. Gambaran Responden Berdasarkan Sumber Informasi
tentang Perilaku Seksual……………………………………..
60
3. Gambaran Responden Berdasarkan Trait Kepribadian……… 61
4. Gambaran Responden Berdasarkan Perilaku Seksual
Berisiko………………………………………………………
62
C. Hasil Analisis Bivariat…………………………………………...
64
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat………………………………………………... 68
B. Analisis Bivariat………………………………………………….
77
C. Keterbatasan Penelitian…………………………………………..
86
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………. 88
B. Saran……………………………………………………………...
Daftar Pustaka
Lampiran
xv
89
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Facets Trait Kepribadian Big Five………………………..………….. 25
2.2 Karakteristik Nilai Trait Kepribadian Big Five………………………
26
2.3 Penelitian Terkait…………………………..…………………………
35
3.1 Definisi Operasional…..…………………...…………………………
40
4.1 Daftar Jumlah Siswa Kelas X dan XI SMA Triguna Utama ………...
44
4.2 Kisi-kisi Instrumen Trait Kepribadian………………………...……..
46
4.3 Bobot Nilai Instrumen Trait Kepribadian………………………….....
47
4.4 Kisi-kisi Instrumen Perilaku Seksual Remaja……………………....... 48
4.5 Hasil Uji Validitas Trait Kepribadian…………………………….......
51
4.6 Hasil Uji Reliabilitas Trait kepribadian……………………………....
52
4.7 Interpretasi Koefisien Korelasi…………...…………………………..
57
5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………………..
59
5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia…………..……………… 60
5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang
Perilaku Seksual……………….……………………………………...
5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang
60
61
Perilaku Seksual………………………………………….…………...
5.5 Kategori Responden Berdasarkan Trait Kepribadian…………….......
62
5.6 Frekuensi Responden dengan Perilaku Seksual Berisiko…………….
62
5.7 Perilaku Seksual Berisiko Responden……………………………....... 63
5.8 Skor Perilaku Seksual Berisiko Responden………………………......
63
5.9 Hasil Uji Normalitas Data..…………………………………………... 64
5.10 Hubungan antara Dimensi Extraversion dengan Perilaku Seksual
Bersisiko Remaja di SMA Triguna Utama…………………………… 65
5.11 Hubungan antara Dimensi Agreeableness dengan Perilaku Seksual
Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama……………………………
65
5.12 Hubungan antara Dimensi Conscientiousness dengan Perilaku
Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama………………….... 66
xvi
5.13 Hubungan antara Dimensi Neurocitism dengan Perilaku Seksual
Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama
66
5.14 Hubungan antara Dimensi Openess to Experience dengan Perilaku
Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama………………….... 67
xvii
DAFTAR BAGAN
Halaman
2.1 Kerangka Teori Penelitian……………………………………………... 37
3.1 Kerangka Konsep Penelitian…………………………………………...
xviii
38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumen Perizinan
Lampiran 2. Informed Consent
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas
Lampiran 5. Hasil Olahan Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Rekapitulasi Jawaban Responden
Lampiran 7. Hasil Olahan Univariat
Lampiran 8. Hasil Olahan Bivariat
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan periode peralihan dari masa anak menuju dewasa
dengan melibatkan semua perkembangan yang dialaminya (Hanifah &
Kusyogo, 2012). Remaja mencakup individu dengan usia 10-19 tahun (World
Health Organization, 2014). Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukan
jumlah penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa, 63,4 juta diantaranya
adalah remaja yang terdiri dari laki-laki sebanyak 32.164.436 jiwa dan
perempuan sebanyak 31.279.012 jiwa (Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kependudukan-BKKBN, 2011).
Perkembangan remaja meliputi karakteristik fisik, psikologis dan sosial
yang berhubungan langsung dengan kepribadian, seksual dan peran sosial
remaja (Dewi, 2009). Aspek karakteristik fisik berupa perubahan bentuk tubuh,
mimpi basah bagi remaja laki-laki, menstruasi pada remaja perempuan dan
kematangan reproduksi. Aspek psikologis seperti memiliki keingintahuan yang
besar, menyukai petualangan, tantangan dan cenderung berani menanggung
risiko atas perbuatannya tanpa didahului pertimbangan yang matang. Aspek
sosial dapat dilihat dari mudahnya terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya
(Stanhope & Lancaster, 2004). Ketiga aspek tersebut dapat menempatkan
remaja sebagai kelompok berisiko terhadap berbagai masalah kesehatan, salah
1
2
satunya
masalah
kesehatan
reproduksi
yang
berhubungan
dengan
perkembangan perilaku seksual remaja (Dewi, 2012).
Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh
hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Objek
seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan ataupun dirinya
sendiri (Sarwono, 2010). Penyebab utama dari perilaku tersebut pada remaja
adalah dorongan biologis (sexual drive) yang sudah tidak dapat dibendung dan
dilakukan semata-mata untuk memperkokoh komitmen berpacaran, memenuhi
keingintahuan dan sudah merasa siap melakukannya serta merasakan afeksi
dari pasangan atau partner seks (Taufik, 2013). Perilaku seksual remaja berupa
masturbasi, berpegangan tangan, cium kering, cium basah, berpelukan,
memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan hubungan seksual
atau bersenggama (Hurlock, 2003).
Perubahan sosial mulai terlihat dalam persepsi masyarakat termasuk
remaja yang mulanya meyakini perilaku seksual sebagai sesuatu yang sakral
menjadi tidak sakral lagi dan ditambah dengan pengetahuan remaja yang masih
rendah sehingga membuka kesempatan untuk sikap permisif terhadap perilaku
seksual (Salisa, 2010). Hal ini menunjukkan pemberian pendidikan seksual
menjadi penting karena remaja berada dalam potensial seksual aktif yang
berkaitan dengan dorongan seksual dipengaruhi hormon, informasi yang tidak
memadai, dan dapat berdampak negatif seperti kehamilan tidak diinginkan
(KTD), penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, serta aborsi
(Geckova, 2011).
3
Hasil penelitian di Belgia, Republik Ceko, Estonia dan Portugal tahun
2005 menyatakan 75% responden memiliki pacar dan 50% telah melakukan
hubungan seksual antara usia 15,2-16,4 tahun (Ines et al, 2009). Penelitian di
Amerika tahun 2011 sebanyak 47,4% remaja pernah melakukan hubungan
seksual dan 15,3% melakukan hubungan seksual dengan empat atau lebih
pasangan (Central for Disease Control and Prevention, 2013). Hasil penelitian
di Indonesia tahun 2012 menyatakan bahwa sebanyak 16,9% remaja
perempuan dan 12,4% remaja laki-laki setuju terhadap hubungan seksual dan
alasan melakukan hubungan seksual pertama kali pada remaja usia 15-24 tahun
adalah karena ingin tahu (51,3%), terjadi begitu saja (38,4%) dan dipaksa oleh
pasangannya (21,2%) (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2013).
Perilaku seksual dipengaruhi oleh dua faktor yaitu eksternal dan
internal. Faktor eksternal berasal dari luar diri individu yakni berupa
lingkungan sosial, meliputi pengaruh teman sebaya, remaja yang tinggal
bersama, tontonan pornografi (Odeyemi et al, 2009), serta norma agama dan
budaya (Kazembe, 2009). Faktor internal yaitu terdiri dari hormonal atau
dorongan seksual, pengetahuan seksual yang dimiliki oleh remaja, ajaran
agama yang diyakini (Puspitadesi dkk, 2010), karakteristik remaja yang
mencakup usia dan jenis kelamin (Dewi, 2012), serta kepribadian yang
berkaitan dengan tingkat kontrol diri (Hadjam & Fridya, 2000).
Remaja sudah selayaknya mempunyai kemampuan diri untuk
mengendalikan dorongan seksual dan mengontrol perilakunya, sehingga dapat
terhindar dari dampak negatif perilaku seksual seperti KTD, PMS, aborsi, dan
4
perasaan berdosa. Kemampuan remaja dalam mengontrol diri berkaitan erat
dengan kepribadian remaja itu sendiri (Hadjam & Fridya, 2000). Hal ini
menunjukkan bahwa remaja dapat positif dan negatif pada perilaku seksual
tergantung dari kepribadiannya (Widyarini & Nurul, 2010).
Kepribadian merupakan karakteristik individu dengan pola perilaku,
perasaan dan pemikiran yang konsisten (Pervin dkk, 2010). Kepribadian
bersifat unik yaitu berbeda-beda pada tiap orang (Widyarini, 2010).
Kepribadian merupakan gambaran perilaku seseorang tanpa bisa diberikan
suatu penilaian benar atau salah, terpuji atau tercela, dan positif atau negatif
(Pieter & lubis, 2010).
Observasi dan wawancara yang dilakukan pada SMA Triguna Utama
peneliti menemukan beberapa perilaku seksual remaja dengan kepribadiannya
yang berbeda-beda. Peneliti melakukan observasi dengan mendatangi secara
langsung sekolah dan lingkungan sekitarnya. Peneliti sering melihat siswasiswa sepulang sekolah duduk berdua di depan warung dekat sekolahnya secara
berpasangan ataupun pulang yang berboncengan. Peneliti juga mengobservasi
adanya perilaku berpegangan tangan dan merangkul pasangannya.
Melalui wawancara yang peneliti lakukan pada 12 siswa di SMA
Triguna Utama, peneliti menemukan beberapa perbedaan perilaku seksual
siswa-siswa tersebut. Siswa yang belum pernah berpacaran ada 1 orang, ia
mengatakan bahwa tidak mau berpacaran karena merasa tidak leluasa jika
memiliki hubungan yang terikat dengan orang lain, ingin berfokus pada
sekolah dahulu dan sukses. Berbeda dengan 11 orang yang telah memiliki
5
pacar, 7 orang diantaranya pernah berpegangan tangan, berpelukan dan telah
mencium pacarnya, mereka mengatakan bahwa hal tersebut masih tergolong
wajar dan boleh-boleh saja dilakukan oleh orang yang berpacaran sedangkan 4
orang lagi mengatakan tidak mau melakukan pelukan atau ciuman meskipun
sudah berstatus pacaran, mereka merasa tidak nyaman, takut, dan merasa
bersalah jika melakukan hal-hal tersebut, saat berpacaran mereka cukup sebatas
berpegangan tangan saja.
Gambaran perilaku siswa-siswa di atas menunjukkan adanya perbedaan
dalam kepribadian mereka. Kepribadian siswa tersebut ada yang menyetujui
perilaku seksual dan ada yang tidak menyetujui atau menolak perilaku seksual.
Melalui perbedaan ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara
kepribadian dengan perilaku seksual di SMA Triguna Utama. Banyak
pendekatan yang dikemukakan para ahli untuk memahami kepribadian, namun
pada penelitian ini peneliti tertarik untuk menggunakan pendekatan trait theory
(trait kepribadian).
Trait kepribadian adalah salah satu pendekatan yang dikemukakan oleh
Gordon W. Allport (1961 dalam Friedman & Schustack, 2008) untuk
memahami kepribadian. Trait didefinisikan sebagai dimensi yang menetap dari
karakteristik kepribadian, hal tersebut yang membedakan individu dengan
individu yang lain. Pendekatan trait terhadap kepribadian dapat dilihat melalui
lima dimensi yang disebut dengan big five. Lima dimensi tersebut adalah
extraversion (keterbukaan sosial), agreeableness (menghargai orang lain),
conscientiousness (teratur), neuroticism (pencemas), dan openness to
6
experience (keterbukaan terhadap hal-hal baru) (Costa dan McCrae, 1992
dalam Popkins, 2001). Setiap individu pada dasarnya terdapat semua dimensi
kepribadian, namun ada dimensi tertentu yang lebih dominan dibanding
dimensi lainnya, sehingga dapat memberikan gambaran perilaku individu
termasuk perilaku seksual remaja (Deasy, 2007).
Peneliti memiliki beberapa alasan untuk menggunakan trait kerpibadian
dalam penelitian ini. Pertama, trait kepribadian mempresentasikan kelompok
kepribadian yang komprehensif dan berbasis empiris (Husnaini, 2013). Kedua,
trait kepribadian melalui dimensi big five adalah taksonomi kepribadian yang
disusun berdasarkan pendekatan lexical, yaitu mengelompokkan kata-kata atau
bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menggambarkan
ciri individu (Ramdhani, 2012). Ketiga, dimensi big five dapat menjelaskan
karakteristik pribadi dari hasil wawancara informal peneliti dengan 12 siswa di
SMA Triguna Utama di atas, seperti siswa yang mengatakan ingin berfokus
pada sekolah dan sukses dapat dikategorikan siswa dengan kepribadian
dimensi conscientiousness (teratur) dan siswa yang merasa tidak nyaman, takut
dan merasa bersalah jika melakukan perilaku seksual berpelukan dan ciuman
dapat
dikategorikan
siswa
dengan
kepribadian
dimensi
neurocitism
(pencemas).
Perawat merupakan bagian dari tenaga kesehatan professional yang
memiliki salah satu peran sebagai counsellor yaitu memberikan bimbingan
atau konseling kepada klien (Doheny, 1982 dalam Kusnanto, 2004). Perawat
ikut serta melakukan tindakan pencegahan perilaku seksual remaja yang
7
berisiko. Salah satu konseling yang dapat diberikan perawat adalah
pengembangan kepribadian remaja yang baik terhadap perilaku seksual yaitu
menanamkan pandangan dan sikap yang tepat agar terhindar dari perilaku
seksual yang berisiko. Remaja perlu digali secara intens perasaan-perasaan
yang muncul seiring dengan perkembangan seksualitas mereka, sehingga dapat
mengetahui kebutuhan akan reproduksinya dan dapat memberikan bimbingan
secara tepat (Lestari, 2012). Ini menjadi salah satu hal yang patut untuk
mendapat perhatian terkait kepribadian karena kepribadian dapat memberikan
pengaruh dalam pembuatan keputusan bagaimana seseorang itu berperilaku
terhadap stimulus yang datang, seperti seksualitas (Robbin & Judge, 2008).
Penelitian yang dilakukan Widyarini & Nurul (2010) terkait
kepribadian dengan sikap terhadap seks pranikah di wilayah Jakarta
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepribadian
oppeness to experience dan agreeableness dengan sikap terhadap seks
pranikah. Hal yang membedakan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan
adalah variabelnya yaitu kepribadian dengan perilaku seksual remaja. Selain
itu, peneliti juga belum menemukan penelitian terkait kepribadian dan perilaku
seksual ini dilakukan di wilayah Ciputat, khususnya di SMA Triguna Utama.
B. Perumusan Masalah
Saat remaja bertumbuh dewasa secara seksual, bukan hanya tubuhnya
yang berubah, hormon-hormon mulai bereaksi, mereka mengaktifkan emosi
yang kuat dan kepribadiannya pun mulai berkembang. Memahami kepribadian
8
seseorang berfungsi untuk melihat apa yang terjadi dalam pikirannya, sehingga
dapat membantu untuk berkomunikasi secara efektif. Berbicara dengan remaja
mengenai sesuatu apapun, apalagi seksual akan sulit jika tidak mampu
memahami bagaimana jalan pemikirannya. Perilaku seksual remaja merupakan
bagian dari perkembangan fungsi
reproduksi.
Remaja membutuhkan
bimbingan secara bijaksana agar terhindar dari perilaku seksual berisiko dan
dampak negatifnya. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Triguna
Utama mayoritas menunjukkan perilaku seksual yang pernah dilakukan remaja
dengan kepribadian mereka yang berbeda-beda. Kepribadian dapat dipahami
dengan lima dimensi trait kepribadian yaitu extraversion, agreeableness,
conscientiousness, neuroticism, dan openness to experience.
Berdasarkan uraian singkat di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
terkait hubungan trait kepribadian dengan perilaku seksual berisiko remaja di
SMA Triguna Utama.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran karakteristik remaja di SMA Triguna Utama?
2. Bagaimana sumber informasi tentang perilaku seksual remaja di SMA
Triguna Utama?
3. Bagaimana gambaran trait kepribadian remaja di SMA Triguna Utama?
4. Bagaimana gambaran perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna
Utama?
9
5. Apakah ada hubungan antara dimensi-dimensi dalam trait kepribadian
dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tiap dimensi dalam trait kepribadian dengan
perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik remaja di SMA Triguna
Utama
b. Untuk mengetahui sumber informasi tentang perilaku seksual remaja di
SMA Triguna Utama
c. Untuk mengetahui gambaran trait kepribadian remaja di SMA Triguna
Utama
d. Untuk mengetahui gambaran perilaku seksual berisiko remaja di SMA
Triguna Utama
e. Untuk mengetahui hubungan antara dimensi extraversion dengan
perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama
f. Untuk mengetahui ada hubungan antara dimensi agreeableness dengan
perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama
g. Untuk mengetahui hubungan antara dimensi conscientiousness dengan
perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama
10
h. Untuk mengetahui hubungan antara dimensi neuroticism dengan perilaku
seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama
i. Untuk mengetahui hubungan antara dimensi openness to experience
dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan, serta menjadi landasan dalam pengembangan evidence based
ilmu keperawatan.
2. Bagi SMA Triguna Utama
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan sekolah untuk
membimbing remaja dalam perkembangan kepribadian dan perilaku seksual
remaja dengan ikut serta melibatkan orang tuanya.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam
mengembangkan pelayanan asuhan keperawatan, yakni dapat mengkaji
secara aktif dan memberikan asuhan keperawatan terkait dengan
kepribadian dan perilaku seksual remaja.
11
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
rancangan desain penelitian deskriptif korelasi dan metode pendekatan cross
sectional. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa
kuesioner. Penelitian ini adalah penelitian terkait hubungan trait kepribadian
dengan perilaku seksual remaja. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas X dan
XI SMA Triguna Utama Ciputat. Waktu penelitian dilaksanakan pada Mei
2014.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
1. Definisi Remaja
Remaja (adolescens) berasal dari bahasa latin, adolescere yang
artinya “tumbuh untuk mencapai kematangan”, secara umum berarti proses
fisiologis, sosial dan kematangan yang dimulai dengan perubahan pubertas
(Wong et al, 2008). Istilah adolescens biasanya menunjukkan maturasi
psikologis individu, ketika pubertas menunjukkan titik dimana reproduksi
dapat terjadi (Potter & Perry, 2005). Pubertas adalah perubahan cepat pada
kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang
terutama terjadi selama masa remaja (Santrock, 2007).
Remaja adalah individu baik perempuan maupun laki-laki yang
berada pada usia antara anak-anak dan dewasa (Nurhayati, 2011). Secara
psikologis remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa dan tidak lagi merasa di bawah tingkat orang yang lebih
tua melainkan sama atau sejajar (Hurlock, 2003). Remaja mencakup
individu dengan usia 10-19 tahun (World Health Organization, 2013), yang
mana cakupan usia ini juga didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (2013) yakni remaja adalah perempuan dan laki-laki belum kawin
yang berusia 10-19 tahun.
12
13
Masa remaja dibagi menjadi remaja awal dan remaja akhir. Masa
remaja awal (early adolescence) kira-kira sama dengan masa sekolah
menegah pertama dan mencakup kebanyakan perubahan pubertas,
berlangsung antara usia 13 tahun sampai 16-17 tahun. Masa remaja akhir
(late adolescence) yaitu usia matang secara hukum berkisar antara usia 1617 tahun hingga 18 tahun (Santrock, 2007).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
remaja merupakan proses pencapaian menjadi dewasa dengan segala
perubahan yang terjadi pada rentang usia 10-19 tahun dan belum kawin.
2. Perkembangan pada Remaja
Remaja mengalami empat perkembangan secara universal (Hurlock,
2003), yaitu :
a. Meningginya emosi. Intensitas emosional bergantung pada tingkat
perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.
b. Perubahan tubuh, minat dan peran menimbulkan masalah baru. Remaja
akan berusaha sendiri menyelesaikan masalah menurut kepuasannya.
c. Perubahan nilai-nilai, remaja mulai berpikir untuk mengutamakan
kualitas dari pada kuantitas.
d. Sikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Remaja menginginkan dan
menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan
akibatnya dan meragukan kemampuan dalam mengatasi tanggung jawab.
14
Menurut Zahra (2005) perkembangan remaja berlangsung secara
terus-menerus dan ditandai pada beberapa aspek, yaitu: aspek biologis,
kognitif, psikologis, sosial serta moral dan spiritual.
a. Perkembangan biologis
Perkembangan ini meliputi perkembangan fisiologis (bentuk
tubuh), hormonal, seksualitas, dan emosional sebagai akibat dari
perkembangan fisik dan kelenjar (Hurlock, 2003). Empat fokus utama
perkembangan fisik remaja yaitu, peningkatan kecepatan pertumbuhan
skelet, otot, dan visera; perubahan spesifik-seks, seperti perubahan bahu
dan lebar pinggul; perubahan distribusi otot dan lemak; serta
perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder (Potter
& Perry, 2005). Perkembangan biologis yang terjadi secara cepat sangat
berpengaruh terhadap konsep diri remaja (Dewi, 2009). Remaja akan
menujukkan perhatian yang besar terhadap pekembangan yang terjadi
pada dirinya dan mengembangkan gambaran pribadi mengenai seperti
apa diri mereka (Santrock, 2007).
b. Perkembangan kognitif
Masa remaja mulai mengalami peningkatan kemampuan berpikir,
kreatif dan kecenderungan egosentris untuk menjadi pusat perhatian
(Zahra, 2005). Perkembangan kognitif pada remaja memasuki tahap
operasional formal yang ditandai dengan kemampuan untuk berpikir
abstrak, idealis, dan logis. Dalam memecahkan masalah mampu
melakukan penalaran deduktif, yaitu penalaran terhadap beberapa premis
15
yang kemudian mengambil suatu kesimpulan (Hurlock, 2003). Cara
berpikir remaja berkembang seperti ilmuwan, yang disebut dengan istilah
hypothetico-deductive
reasoning,
yaitu
membuat
perencanaan,
memecahkan masalah secara sistematis, dan melakukan pengetasan
terhadap solusi yang diambil (Santrock, 2007).
c. Perkembangan psikologis
Perkembangan psikologis meliputi pengembangan identitas
pribadi atau kepribadian, perubahan fungsi identitas diri, awal proses
individuasi, pemahaman pengalaman baru dan penghayatan etnis
(Hurlock, 2003). Perkembangan psikologis adalah perkembangan sifatsifat kejiwaan remaja, seperti berani, bertanggung jawab, malu, penakut,
dan lain-lain (Jamaluddin, 2013). Perkembangan psikologis remaja
disertai dengan perkembangan pubertas remaja (Santrock, 2007). Remaja
mulai mengembangkan kemampuan untuk membuat tertarik lawan jenis,
berperilaku, dan bereksperimentasi terhadap seksualnya. Remaja akan
berusaha untuk mencapai kepuasan hasrat seksual yang muncul (Hurlock,
2003).
d. Perkembangan sosial
Secara umum perkembangan sosial mencakup penyesuaian diri
remaja dengan lingkungan yaitu upaya pemenuhan peran sosial,
pemenuhan harapan orang tua dan teman sebaya, serta usaha menjalani
peran remaja sesuai dengan lingkungannya (Zahra, 2005). Remaja harus
membentuk hubungan yang baik dengan lingkungan agar terhindar dari
16
isolasi sosial (Potter & Perry, 2005). Remaja mulai mengembangkan
sikap menghargai hak-hak orang lain, beradab terhadap sosial, dan
mampu mengendalikan emosi (Jamaluddin, 2013).
e. Perkembangan moral dan agama (kepercayaan)
Seiring dengan perkembangan moral pada remaja biasanya
muncul dorongan untuk mulai berafiliasi dengan kepercayaan tertentu
atau beragama (Zahra, 2005). Moral dan agama merupakan bagian yang
penting dalam jiwa remaja. Pengetahuan agama sangat mempengaruhi
remaja dalam melakukan perilaku seksual. Pengetahuan agama
ditanamkan pada individu sejak kecil yang dapat diperoleh dari sekolah,
rumah dan tempat mengaji (Adiabeta & Muhari, 2013). Agama berguna
untuk mengendalikan tingkah laku remaja sehingga tidak terjerumus ke
dalam kenakalan remaja (Jamaluddin, 2013).
Seseorang yang tidak menghayati agamanya dengan baik dapat
mengakibatkan perilaku individu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
Individu ini rapuh sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan seksual
seperti terjerumus untuk perilaku seksual bebas sebelum menikah
(Kapinus dan Gorman, 2004). Seseorang yang menghayati agamanya
dengan baik ia akan memandang agama sebagai tujuan utama hidup,
sehingga ia berusaha menginternalisasikan ajaran agamanya dalam
perilaku sehari-hari. Hal ini berarti bahwa agama dapat melindungi
individu dari dorongan seksual yang dapat menjerumuskan pada dampak
negatif (Andisti & Ritandiono, 2008).
17
Allah SWT memberikan naluri terkuat dalam tubuh manusia yaitu
naluri seksual. Seksual merupakan titik terlemah yang memungkinkan
setan untuk menyelinapkan bisikan-bisikan atau bujuk rayunya melalui
celah-celah yang ada (Sunaryo et al, 2002). Allah berfirman dalam AlQur`an surat Al-Mu`minun ayat 5-7:
Artinya: “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali
terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka
sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa yang di
balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampai batas”
(Al-Mu’minun: 5- 7).
Ayat di atas menunjukkan bahwa Islam tidak mengabaikan
pengaturan terhadap seksual dan membimbing manusia untuk kesucian
diri manusia. Secara naluriah antara laki-laki dan perempuan mempunyai
keinginan untuk saling kontak, namun jika keinginan tersebut tidak
dikendalikan dan diatur melalui berbagai norma akan terjadi kontak liar
yang dapat mengakibatkan martabat manusia sebagai makhluk yang
terhormat menjadi hina (Setiyanto, 2010).
18
B. Kepribadian
1. Definisi Kepribadian
Kepribadian merupakan cerminan seseorang dalam berperilaku
(Widhiastuti, 2011). Sifat-sifat atau karakteristik tertentu dari individu yang
relatif menetap, hal ini dalam psikologi disebut dengan kepribadian
(Mastuti, 2005). Kepribadian (personality) berasal dari kata latin “persona”
yang berarti topeng atau penampilan seseorang terhadap orang lain.
Kepribadian diartikan sebagai siapakah seseorang itu, bagaimana dia merasa
dan berpikir, dan keseluruhan keadaan psikologisnya terungkap dalam
bentuk tingkah laku (Somantri, 2006).
Kepribadian adalah keseluruhan pola tingkah laku aktual maupun
potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan
lingkungan (Eysenck, 1976 dalam Patmawati, 2013). Kepribadian sebagai
organisasi dinamik pada individu yang tersusun dari sistem psikologis yang
unik terhadap lingkungan. Dinamik berarti kepribadian itu selalu berubah
dan terungkap dalam bentuk perilaku, organisasi berarti terdapat hubungan
timbal balik dan sistem psikologis sebagai kebiasaan, sikap, keyakinan,
keadaan emosional dan perasaan (Gordon W. Allport, 1961 dalam Hidayat,
2009).
Kepribadian mengacu pada karakteristik individu yang menjelaskan
pola-pola yang konsisten pada perasaan, pikiran, dan perilaku (Pervin dkk,
2010). Kepribadian merupakan penggambaran tingkah laku secara deksriptif
tanpa memberikan penilaian (Alwisol, 2004). Kepribadian adalah himpunan
19
sifat-sifat psikologis dan mekanisme dalam diri individu yang terorganisir
dan relatif menetap serta memiliki interaksi terhadap adaptasi, lingkungan,
fisik, dan sosial (Mayer, 2007). Kepribadian membantu individu dalam
melakukan kontrol perilaku (Hadjam dkk, 2002).
Berdasarkan pada beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kepribadian adalah segala kontribusi psikologis yang menentukan
bagaimana seseorang berperilaku terhadap berbagai hal yang dipengaruhi
oleh keturunan maupun lingkungannya.
2. Teori Kepribadian
Setiap teori kepribadian memiliki karakteristik yang berbeda satu
sama lain. Berikut perbandingan teori-teori kepribadian (Pervin, et al, 2010):
a. Psikoanalisis
Freud membangun model kepribadian yang saling berhubungan
dan menimbulkan ketegangan satu sama lain. Konflik dasar sistem
kepribadian tersebut menciptakan energi psikis yang menjadi kebutuhan
individu dalam memenuhi kepuasannya. Sistem tersebut adalah id, ego,
dan superego. Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan dan mencari
pemuasan segera impuls biologis; ego mematuhi prinsip realita dan
menunda pemuasan sampai bisa dicapai dengan cara yang diterima
masyarakat; dan superego (hati nurani atau suara hati) memiliki standar
moral pada individu.
20
Teori psikoanalisis Freud menyatakan bahwa ego harus
menghadapi konflik antara id (yang berisi naluri seksual dan agresif yang
selalu minta disalurkan) dan superego (yang berisi larangan yang
menghambat
naluri-naluri
itu).
Selanjutnya
ego
masih
harus
mempertimbangkan realitas di dunia luar sebelum menampilkan perilaku
tertentu.
b. Holistik
Teori ini menekankan pandangan bahwa manusia merupakan
suatu organisme yang utuh atau padu dan bahwa tingkah laku manusia
tidak dapat dijelaskan semata-mata berdasarkan aktivitas bagianbagiannya (Yusuf & Juntika, 2007).
c. Fenomenologis
Teori fenomenologis merupakan teori yang lebih menekankan
pentingnya cara tiap pribadi manusia dalam berpersepsi dan memahami
dirinya serta dunia sekelilingnya.
d. Trait
Teori trait menekankan aspek-aspek individu yang bersifat relatif
menetap, manusia memiliki sifat-sifat tertentu, yakni pola kecenderungan
untuk bertingkah laku dengan cara tertentu. Sifat-sifat tertentu yang stabil
ini menyebabkan manusia bertingkah laku relatif tetap dari situasi ke
situasi.
21
e. Behavioristik
Teori ini menekankan proses belajar, serta peranan lingkungan
yang merupakan kondisi langsung belajar, dalam menjelaskan tingkah
laku. Semua bentuk tingkah laku manusia merupakan hasil belajar yang
bersifat mekanistik lewat proses perkuatan.
3. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepribadian
Menurut Ivancevich (2007) kepribadian merupakan serangkaian
perasaan dan perilaku yang relatif stabil yang secara signifikan telah
dibentuk oleh faktor genetik dan faktor lingkungan.
a. Faktor genetik
Gen berperan penting menentukan kepribadian khususnya yang
terkait dengan aspek unik dari individu (Pervin et al, 2010). Pengaruh
gen terhadap kepribadian secara langsung berkaitan dengan kualitas
sistem saraf, keseimbangan biokimia, dan struktur tubuh individu
(Hidayat, 2009).
b. Faktor lingkungan
Lingkungan berpengaruh membuat individu sama dengan orang
lain karena berbagai pengalaman yang dialaminya. Faktor lingkungan
berupa budaya, kelas sosial, keluarga, teman, dan situasi (Pervin et al,
2010).
22
4. Definisi Trait Kepribadian
Salah satu pendekatan yang dikemukakan oleh para ahli untuk
memahami kepribadian adalah trait theory (teori sifat). Trait merupakan
dimensi yang menetap dari karakteristik kepribadian, hal tersebut yang
membuat berbeda-beda pada tiap individu (Fieldman, 1993 dalam Mastuti,
2005). Trait adalah respon yang sama terhadap kelompok stimulus yang
mirip dan berlangsung dalam kurun waktu yang lama (Alwisol, 2004).
Trait mengintegrasikan kebiasaan, sikap, dan keterampilan kepada
pola-pola berpikir, merasa, dan bertindak atau berperilaku. Trait merupakan
kecenderungan-kecenderungan yang dipelajari untuk kekhasan dalam
berperilaku, likeableness (sifat itu ada yang disukai dan ada yang tidak
disukai), dan konsistensi, yaitu sifat diharapkan dapat menjadi perilaku atau
bertindak secara ajeg.
Perkembangan trait dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu herediter
(gen) dan belajar. Pengaruh herediter terhadap kepribadian secara langsung
berkaitan dengan kualitas sistem saraf, keseimbangan biokimia, dan struktur
tubuh individu, sedangkan bentuk belajar antara lain karena pengasuhan
orang tua dan imitasi (peniruan) anak terhadap idolanya (Hurlock, 1992
dalam Hidayat, 2009).
Kebanyakan penelitian menyimpulkan bahwa pendekatan trait
terhadap kepribadian dapat dilihat melalui lima dimensi, yang disebut
dengan Big Five (Friedman & Schustack, 2008). Big five adalah taksonomi
kepribadian
yang
disusun
berdasarkan
pendekatan
lexical,
yaitu
23
mengelompokkan kata-kata atau bahasa yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari untuk menggambarkan ciri individu (Ramdhani, 2012). Big five
disusun untuk menggambarkan sifat-sifat kepribadian yang didasari oleh
individu itu sendiri dalam aktivitas hariannya (Pervin et al, 2010).
5. Dimensi dalam Trait Kepribadian Big Five
Dimensi dalam trait kepribadian big five disingkat dengan istilah
OCEAN, yaitu Openness to experience, Conscientiousness, Extroversion,
Agreeableness, dan Neuroticism (Costa dan McCrae, 1997 dalam Kasali
2007).
a. Openness to experience (culture/intellect)
Openness merupakan sifat keterbukaan terhadap pengalaman baru
(Feist & Gregory, 2010). Menilai bagaimana individu menggali sesuatu
yang baru dan tidak biasa (Pervin et al, 2010). Dimensi ini merujuk pada
minat seseorang (Mastuti, 2005). Openness senang dengan berbagai
informasi baru, kebebasan, suka belajar sesuatu yang baru dan pandai
menciptakan aktivitas yang di luar kebiasaan (Ramdhani, 2012).
b. Conscientiousness (will/lack of impulsivity)
Conscientiousness merupakan sifat yang lebih menekankan pada
pengaturan diri sendiri (Feist & Gregory, 2010). Dimensi ini menilai
kemampuan dalam berorganisasi terkait dengan ketekunan daan motivasi
dalam mencapai suatu tujuan (Pervin et al, 2010). Dalam kehidupan
sehari-hari individu tampil sebagai seorang yang hadir tepat waktu,
24
berprestasi, teliti, dan suka melakukan pekerjaan hingga tuntas
(Ramdhani, 2012).
c. Extroversion (surgency)
Extraversion merupakan sifat yang memiliki hasrat menjalin
hubungan dengan dunia luar (Feist & Gregory, 2010). Dimensi ini
memiliki keterbukaan terhadap lingkungan sosial dan fisik dengan
merujuk pada kecenderungan individu untuk bersosialisasi, suka
berteman dan berbicara serta aktif (Ivancevich, 2007). Extraversion
menilai kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, level aktivitas,
dan kebutuhan dukungan (Pervin et al, 2010). Extraversion ditandai oleh
adanya semangat dan antusias yang tercermin dalam emosi positif. Sikap
individu tegas dan asertif, bila tidak setuju maka akan menyatakan tidak
terhadap sesuatu hal tersebut (Ramdhani, 2012).
d. Agreeableness
Agreeableness merupakan sifat yang cenderung menghargai
pandangan orang lain (Feist & Gregory, 2010). Bersikap hormat,
memberi maaf, toleran dan berhati lunak merupakan sifat yang
dihubungkan dengan agreeableness (Ivancevich, 2007). Dimensi ini
menilai kualitas orientasi individu mulai dari lemah lembut sampai
antagonis di dalam berpikir, perasaan dan perilaku (Pervin et al, 2010).
e. Neurocitism (emotional instability)
Neurocitism merupakan sifat yang cenderung mengalami
gangguan psikis (Feist & Gregory, 2010). Dimensi ini mengidentifikasi
25
kecenderungan individu apakah mudah mengalami stress, memiliki ide
tidak realistis dan coping response maladaptif (Pervin et al, 2010).
Neurocitism sering disebut juga sifat pencemas. Secara umum individu
kurang memiliki toleransi terhadap kekecewaan dan konflik, mereka
mudah gugup dan marah (Ramdhani, 2012).
6. Facets (Aspek-aspek) Trait Kepribadian Big Five
Facet merupakan trait yang lebih spesifik yang terdapat dalam
komponen big five (Mastuti, 2005).
Tabel 2.1 Facets Trait Kepribadian Big Five
No
Facets
Definisi
Openness to experience
1
Fantasy
2
Aesthetics
3
Feelings
4
Actions
5
Ideas
6
Values
Imajinasi dan kreatif
Apresiasi terhadap seni dan keindahan
Menyelami emosi dan perasaan sendiri
Mencoba hal-hal baru
Berpikir terbuka dan tidak konvensional
Menguji nilai-nilai sosial, politik dan agama
Conscientiousness
1
Competency
2
Order
3
Dutifulness
4
Achievement striving
5
Self-discipline
6
Deliberation
Kesanggupan, efektifitas, dan kebijaksanaan
Keteraturan
Berprinsip hidup dan tanggung jawab
Usaha dalam mencapai prestasi
Mengatur diri sendiri
Berrpikir sebelum bertindak
Extraversion
1
Warmth
2
Gregariousness
3
Assertiveness
4
Activity
5
Excitement seeking
6
Positive emotions
Mudah bergaul dan membagi kasih sayang
Banyak interaksi dengan orang lain
Tegas
Banyak kegiatan dan semangat yang tinggi
Mencari sensasi dan suka mengambil resiko
Bahagia, cinta dan kegembiraan
26
Agreeableness
1
Trust
2
Straightforwardness
3
Altruism
4
Compliance
5
Modesty
6
Tender-mindedness
Kepercayaan terhadap orang lain
Berterus terang
Murah hati dan membantu orang lain
Menghindari konflik
Sederhana dan rendah hati
Simpati dan peduli terhadap orang lain
Neuroticism
1
Anxiety
Gelisah, ketakutan, kuatir, dan gugup
2
Angry hostility
Amarah, frustasi dan kebencian
3
Depression
Depresi diri sendiri
4
Self-consciousness
Kesadaran diri
5
Impulsiveness
Kurangnya kontrol diri
6
Vulnerability
Kerapuhan
Sumber: Costa and McCrae, 1992 dalam Ghufron & Risnawati, 2010;
Pervin et al, 2010.
7. Karakteristik Nilai Trait Kepribadian Big Five
Karakteristik nilai tinggi dan rendahnya setiap dimensi dalam big
five akan menunjukkan sifat individu (Olson & Hargenhahn, 2013), yang
tampak pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Karakteristik Nilai Trait Kepribadian Big Five
Nilai Tinggi
Imajinatif, menyenangkan,
kreatif, artistik, ingin tahu,
tidak konvensional, liberal
Dimensi Big Five
Openness to
experience
Nilai Rendah
Konvensional, dangkal,
menyukai rutinitas,
membosankan, rasa ingin
tahu rendah
Terorganisasi, dapat
Tidak bertujuan, malas,
dipercaya, pekerja keras,
teledor, kemauan rendah,
disiplin diri, teliti, seksama,
Conscientiousness berantakan dan tidak
tertib, ambisius, hati-hati,
dapat diandalkan, mudah
tekun teratur, bertanggung
menyerah
jawab, memegang kuat nurani
Sosial, aktif, orientasi
personal, optimis, penuh
semangat, antusias, dominan,
ramah dan komunikatif
Extraversion
Segan, sederhana, tidak
mewah, diam, menarik
diri, pemalu, tidak
percaya diri, pasif
27
Lembut, alamiah, senang
membantu, pemaaf, mudah
dibohongi, tulus hati, ramah,
kooperatif, mudah percaya,
hangat, polos, toleran
Agreeableness
Sinis, kasar, curiga, tidak
kooperatif, menaruh
dendam, tidak kenal belas
kasihan, sensitif,
manipulatif, dingin,
konfrontatif, kritis
Cemas, takut, emosional,
Kalem, relaks, tidak
murung, gugup, depresi,
emosional, keras hati,
Neuroticism
sensitif, tegang, malu,
pasti, kepuasaan diri
mengasihani diri, tinggi
kesadaran dirinya, rapuh
Sumber: Goldberg, 1992 dalam Ivancevich, 2007; Friedman & Schustack,
2008; Olson & Hargenhahn, 2013.
8. Instrumen Pengukuran Trait Kepribadian
Kepribadian merupakan aspek psikologi yang penting dalam
menentukan perilaku individu. Berbagai alat untuk mengukur kepribadian
telah banyak dikembangkan dengan bermacam-macam pendekatan. Untuk
memperoleh gambaran yang representatif tentang kepribadian individu,
maka penggunaan alat tes kepribadian yang valid dan reliabel menjadi tolak
ukur utama (Mastuti, 2005).
Pervin et al (2005) menyatakan terdapat dua instrumen untuk
mengukur trait kepribadian big five, yaitu The Neuroticism Extraversion
Openness Personality Inventory-Revised (NEO-PI-R) yang dibuat oleh
Costa & McCrae (1992) dan International Personality Item Pool (IPIP)
yang dibuat oleh Lewis Goldberg (1992).
Goldberg (1992) mempelopori adanya bank item mengenai inventori
kepribadian yang dipublikasikan dalam International Personality Item Pool
(IPIP) website. IPIP website merupakan suatu usaha secara internasional
28
untuk mengembangkan sebuah set inventori kepribadian yang berasal dari
item-item domain publik dan skala tersebut dapat digunakan untuk tujuan
ilmiah maupun tujuan komersil (http://ipip.ori.org/).
Item-item pernyataan dalam IPIP telah dibandingkan dengan
inventori kepribadian NEO-PI-R, yaitu dari 30 facet yang ada dalam IPIP
mempunyai koefisien alpha 0,64 sampai 0,88, sementara itu dari item NEOPI-R mempunyai koefisien alpha mulai 0,61 sampai 0,84. Hal ini
menunjukkan bahwa item-item dalam IPIP mempunyai reliabilitas yang
cukup baik. Sementara itu korelasi antara IPIP dan NEO-PI-R adalah 0,51
sampai 0,77.
Dari dua alat ukur ini, peneliti menggunakan IPIP, karena sesuai
sudah banyak digunakan serta teruji pada penelitian-penelitian terdahulu
serta item-item dalam IPIP telah dibandingkan dengan inventori kepribadian
NEO-PI-R dan mempunyai reliabilitas yang cukup baik. Alat ukur yang
digunakan terdiri dari 5 dimensi dengan masing-masing dimensi terdapat 10
item dan 6 facet. Facet ini terdiri dari item pernyatan positif dan negatif
yang mana minimal 1 facet diwakilkan oleh 1 item pernyataan karena
jumlah keseluruhan tiap dimensi adalah 10, sehingga dapat dikatakan bahwa
ada 4 facet yang dapat diwakilkan oleh 2 item pernyataan. Jumlah item
keseluruhan instrumen adalah 50 item pernyataan.
29
C. Perilaku Seksual Berisiko Remaja
1. Definisi Perilaku Seksual Remaja
Perilaku merupakan tanggapan atau reaksi individu terhadap
rangsangan atau lingkungan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014).
Perilaku adalah sesuatu yang dilakukan seseorang yang dapat diamati,
diukur, dan berulang-ulang (Bicard & David, 2012). Perilaku merupakan
aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo, 2004).
Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh
hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Objek
seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan ataupun dirinya
sendiri (Sarwono, 2010). Perilaku seksual remaja biasanya dimotivasi oleh
rasa sayang dan cinta serta perasaan bergairah yang tinggi kepada
pasangannya tanpa disertai komitmen yang jelas (Soetjiningsih, 2008).
Perilaku seksual remaja adalah tindakan yang dilakukan oleh remaja
berhubungan dengan dorongan seksual yang datang baik dari dalam dirinya
maupun dari luar dirinya (Notoatmodjo, 2007).
Perilaku seksual remaja sebagai dorongan untuk melakukan seksual
yang datang dari tekanan-tekanan sosial terutama dari minat dan
keingintahuan remaja tentang seksual tersebut (Hurlock, 2003). Perilaku
seksual remaja adalah perilaku yang muncul karena adanya dorongan
seksual sehingga mendapatkan kesenangan seksual dan dilakukan oleh
30
remaja perempuan dan laki-laki sebelum memiliki ikatan pernikahan
(Puspitadesi et al, 2011).
2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja
Inisiasi
perilaku
seksual
yang
dilakukan
remaja umumnya
dipengaruhi dua faktor (Puspitadesi et al, 2011), yaitu antara lain:
a. Faktor internal
Faktor internal terdiri dari hormonal atau dorongan seksual,
persepsi, pendidikan, pemahaman agama yang diyakini (Puspitadesi et al,
2010), kepribadian yang berkaitan dengan tingkat kontrol diri (Hadjam et
al, 2002), serta karakteristik remaja yang mencakup usia dan jenis
kelamin (Dewi, 2012).
b. Faktor ekternal
Faktor ekternal terdiri dari penundaan usia perkawinan dan
lingkungan. Lingkungan adalah sebagai sumber informasi yang diperoleh
individu mengenai perilaku seksual, yaitu antara lain mencakup
perkembangan teknologi, sikap orang tua dan pendidikan seksual yang
diajarkan kepada remaja (Puspitadesi et al, 2011), pengaruh teman
sebaya, remaja yang tinggal bersama, tontonan pornografi (Odeyemi et
al, 2009), serta norma agama dan budaya (Kazembe, 2009).
31
3. Bentuk Perilaku Seksual Remaja
Bentuk-bentuk perilaku seksual (Dewi, 2012), antara lain yaitu:
a. Masturbasi (onani)
Masturbasi merupakan perangsangan oleh individu terhadap
dirinya hingga orgasme (Santrock, 2007). Biasanya dilakukan dengan
tangan atau benda lain sebagai perkembangan psikoseksual remaja
(Dewi, 2012). Menurut Sarwono (2010) apabila perbuatan ini bersifat
sementara dan tidak ada gangguan psikoseksual maka masih dapat
dianggap dalam batas normal.
b. Berpegangan tangan
Perbuatan ini dapat memunculkan getaran romantis atau perasaan
nyaman bagi pasangan termasuk mencoba aktivitas seksual lainnya
hingga kepuasaan seksual tercapai (Sarwono, 2010).
c. Berpelukan
Berpelukan merupakan suatu ungkapan kasih sayang yang
dilakukan melalui dekapan terhadap pasangan, sehingga menimbulkan
rasa aman, nyaman dan terlindungi (Dewi, 2012)
d. Berciuman
Berciuman terdapat dua bentuk yaitu cium kering (pipi-pipi atau
pipi-bibir) dan cium basah (bibir-bibir). Ciuman dapat menimbulkan
sensasi yang kuat untuk individu pada tahapan seksual lainnya (Sarwono,
2010).
32
e. Saling meraba
Tindakan ini dilakukan pada area sensitif seperti payudara,
vagina, dan penis, baik dengan berpakaian maupun tanpa pakaian
(Soetjiningsih, 2008).
f. Necking
Necking merupakan sentuhan menggunakan mulut pada leher
pasangan yang dapat meninggalkan bekas kemerahan atau tidak
(Sarwono, 2010).
g. Petting
Petting adalah bersatunya tubuh individu dengan pasangan tanpa
hubungan alat genital (Soetjiningsih, 2008)
h. Oral Sex
Oral Sex merupakan perbuatan memasukkan alat kelamin ke
dalam mulut, yang mana jika dilakukan oleh laki-laki disebut dengan
cunnilungus, sedangkan oleh perempuan dikenal dengan fellatio
(Sarwono, 2010).
i. Hubungan seksual (sexual intercourse/senggama)
Hubungan seksual merupakan hubungan badan yang dilakukan
dengan memasukkan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin
perempuan (Sarwono, 2010).
Bentuk perilaku seksual dapat berupa kontak secara langsung
maupun tidak dengan kontak. Perilaku seksual dengan kontak yaitu
mencium atau memeluk, menyentuh dan meraba sekitar alat kelamin, seks
33
oral, seks anal atau vaginal, dan penetrasi vaginal atau anal dengan alat atau
jari, sedangkan perilaku seksual dengan tidak kontak meliputi ucapan atau
panggilan mesum, seks maya (penawaran seks melalui internet), foto atau
paparan seks, voyeurism (kepuasan seksual didapatkan dengan melihat atau
mengkayalkan), dan pertanyaan atau komentar berbau seks yang intrusif
(United Nations International Children's Emergency Fund, 2008).
Perilaku seksual terbagi ke dalam dua kategori yaitu ringan dan
berat. Perilaku seksual ringan mencakup menaksir, berkencan, mengkhayal,
berpegangan tangan, berpelukan, dan berciuman, sedangkan perilaku
seksual kategori berat adalah meraba dan mencium bagian sensitif
(payudara dan alat kelamin), menempelkan alat kelamin, oral sex, dan
senggama (L’ Engle et al, 2006).
Perilaku seksual berisiko merupakan perilaku seksual yang
menyebabkan berbagai dampak negatif bagi para pelakunya. Dampak
negatif perilaku seksual remaja antara lain adalah Kehamilan Tidak
Diinginkan (KTD), Penyakit Menular Seksual (PMS), aborsi, putus sekolah,
dan meningkatnya kriminalitas. Perilaku seksual berisiko juga dipandang
oleh masyarakat awam sebagai perilaku seksual dengan banyak pasangan
seks (Paul et al, 2000).
Perilaku seksual berdasarkan nilai risiko terhadap dampak negatifnya
terbagi menjadi dua bagian (McKinley 1995 dalam Miron & Charles, 2006),
yaitu:
34
a. Tidak berisiko
Perilaku seksual Tidak berisiko meliputi berbicara mengenai seks,
berbagi fantasi, ciuman bibir pada pipi, sentuhan, dan oral sex dengan
penghalang lateks.
b. Berisiko
Perilaku seksual berisiko terdiri dari tiga bagian, yaitu agak
berisiko, berisiko tinggi, dan berbahaya. Perilaku seksual agak berisiko
mencakup ciuman bibir, petting, anal sex maupun berhubungan seks
dengan menggunakan lateks (kondom). Perilaku seksual berisiko tinggi
meliputi petting dan oral sex tanpa penghalang lateks serta masturbasi
pada kulit lecet atau luka (adiktif). Perilaku seksual berbahaya yaitu
melakukan anal sex maupun hubungan seksual tanpa menggunakan
penghalang lateks.
Berdasarkan penjelasan diatas kategori perilaku seksual berisiko
dapat disimpulkan adalah masturbasi adiktif, oral sex tanpa pengaman
lateks, petting, anal sex dan berhubungan seksual baik menggunakan
pengaman lateks maupun tanpa pengaman lateks.
35
D. Penelitian Terkait
Tabel 2.3 Penelitian Terkait
No
1
Judul
Hubungan the big
five dengan
perilaku seksual
berisiko di 10
wilayah dunia
Penulis: David P.
Schmitt (2004)
2
Metode Penelitian
Sampel: 16.326
Variabel
Bebas: Kepribadian
big five
Terikat: Seksualitas
Metode Pendekatan:
Cross sectional
Hasil
Analisis di 10 wilayah
dunia mengungkapkan
hubungan perselingkuhan
secara universal dikaitkan
dengan agreeableness
yang rendah dan
conscientiousness yang
rendah. Hubungan seksual
banyak terkait dengan
extraversion tapi tidak
pada semua wilayah dunia.
Selain itu, perilaku seksual
berisiko juga berhubungan
dengan neuroticism dan
openness di berbagai
budaya
Kegunaan model
lima faktor dalam
memahami
Sampel: 481
Domain untuk
agreeableness rendah,
openness to experience
perilaku seksual
berisiko
Penulis: Joshua D.
Miller, Donald
lynam, Rick S.
Zimmerman, T. K.
Logan, Carl
Leukefeld, Richard
Clayton (2004)
Variabel
Bebas: Kepribadian
big five
Terikat: Perilaku
seksual
rendah, dan extraversion
tinggi memiliki hubungan
yang signifikan dengan
perilaku seksual berisiko
Metode Pendekatan:
Longitudinal
36
3
Sebuah studi
terkontrol the big
five dalam dimensi
kepribadian pelaku
kejahatan seks,
pelaku non-seks
dan non-pelaku
kejahatan
Penulis: Juan
Antonio BecerraGracia, Ana
Garcia-Leon, Jose
Antonio MuelaMartinez, Vincent
Egan (2013)
4
Hubungan antara
interaksi seksual
sehari-hari dengan
trait kepribadian
Penulis: C.
Veronica Smith,
John B. Nezlek,
Gregory D.
Webster, E. Layne
Paddock (2007)
5
Hubungan antara
The Big Five
Personality dengan
Sikap terhadap
Seks Pranikah Pada
Remaja
Penulis: Nilam
Widyarini & Nurul
Wulandari (2010)
Sampel: 131
Variabel
Bebas: Kepribadian
big five
Terikat: Riwayat
kekerasan pada anak
Metode Pendekatan:
Case control
Sampel: 62
Variabel
Bebas: Kepribadian
big five
Terikat: Perilaku
seksual sehari-hari
Metode Pendekatan:
Cohort
Sampel:120
Variabel
Bebas: Kepribadian
big five
Terikat: Sikap
terhadap Seks
Pranikah
Neuroticism umumnya
lebih tinggi pada pelaku
kejahatan, sedangkan
extraversion lebih tinggi
pada pelaku kejahatan
non-seks
dari pada pelaku kejahatan
seks; responden dengan
riwayat kekerasan pada
anak lebih tinggi pada
neuroticism dan openness
Conscientiousness pada
umumnya kurang
memperhatikan interaksi
sosial; extraversion
cenderung memerhatikan
situasi sosial secara umum
dari pada hubungan
seksual; hubungan positif
ditemukan antara opennes
tentang interaksi seksual;
agreeableness cenderung
menggambarkan kepuasan
seksual; neuroticism tinggi
memiliki dorongan
seksual yang tinggi pula
Kepribadian neuroticism,
exstraversion dan
conscientiousness ditolak,
sedangkan untuk
kepribadian oppeness to
experience dan
agreeableness diterima.
Metode Pendekatan:
Cross sectional
Sumber: Schmitt, 2008; Miller et al, 2004; Garcia et al, 2013; Smith et al,
2007; Widyarini & Nurul, 2010.
37
E. Hubungan antara Trait Kepribadian dan Perilaku Seksual Remaja
Integrasi teori antara trait kepribadian dengan perilaku seksual remaja
dapat dilihat dalam bagan kerangka teori penelitian sebagai berikut:
Perkembangan remaja
1.
2.
3.
4.
5.
Perkembangan biologis
Perkembangan kognitif
Perkembangan psikologis
Perkembangan sosial
Perkembangan moral dan
spiritual
(Zahra, 2005)
Perilaku seksual
remaja
(Hurlock , 2003)
Pengembangan identitas
pribadi atau kepribadian
(Hurlock , 2003)
meliputi
Pendekatan untuk
memahami kepribadian
mengintegrasikan kebiasaan,
sikap, dan keterampilan
McKinley Health Center 1995
dalam Miron & Charles, 2006
Paling tidak bersisiko
Trait kepribadian
1. Openness to experience
2. Conscientiousness
3. Extraversion
4. Agreeableness
5. Neuroticism
(Costa dan McCrae, 1997
dalam Kasali 2007)
Perilaku seksual berisiko
Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Penelitian ini mengkaji dua variabel yang terdiri dari variabel bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel independent penelitian
ini yaitu trait kepribadian yang mencakup dimensi openness to experience,
conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism. Variabel
dependent yakni perilaku seksual berisiko remaja. Hubungan antara variabel
independent dan dependent digambarkan dalam bentuk kerangka konsep
seperti pada bagan 3.1.
Variabel Independent
Trait Kepribadian
1.
2.
3.
4.
5.
Variabel Dependent
Openness to experience
Conscientiousness
Extraversion
Agreeableness
Neuroticism
Perilaku Seksual Remaja
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
38
39
B. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian (Setiadi,
2007). Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat, maka hipotesis
penelitian yang muncul adalah :
Ha1. Ada hubungan antara dimensi extraversion dengan perilaku seksual
berisiko remaja di SMA Triguna Utama
Ha2. Ada hubungan antara dimensi agreeableness dengan perilaku seksual
berisiko remaja di SMA Triguna Utama
Ha3. Ada hubungan antara dimensi conscientiousness dengan perilaku seksual
berisiko remaja di SMA Triguna Utama
Ha4. Ada hubungan antara dimensi neuroticism dengan perilaku seksual
berisiko remaja di SMA Triguna Utama
Ha5. Ada hubungan antara dimensi openness to experience dengan perilaku
seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama
40
C. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Jenis
kelamin
Ciri biologis yang
dimiliki responden
berdasarkan gender
(Dewi, 2012)
Kuesioner
Pertanyaan tertulis pada 1. Perempuan
karakteristik remaja yang 2. Laki-laki
menyediakan 2 alternatif
jawaban
Nominal
Usia
Rentang kehidupan
yang diukur sampai
ulang tahun terakhir
(Dewi, 2012)
Kuesioner
Pertanyaan tertulis yang
diisi responden secara
langsung
Usia responden
Interval
Sumber
informasi
Segala sumber yang
dapat memberikan
informasi perilaku
seksual
(Dewi, 2012)
Kuesioner
Pertanyaan tertulis yang
menyediakan 4 alternatif
jawaban
1.
2.
3.
4.
Nominal
Keluarga
Teman
Orang lain
Media massa
41
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Semakin tinggi skor yang
dimiliki subjek pada sebuah
dimensi, semakin kuat ciri
kepribadian tersebut melekat
pada diri subjek, demikian
pula sebaliknya
(Goldberg, L. R., 1992 dalam
International Personality
Item Pool, 2004).
Interval
Variabel Independent
Trait
kepribadian
Lima dimensi dalam
kepribadian yang bisa
digunakan untuk
mencari perbedaan
antar individu
(Friedman &
Schustack, 2008)
Possible Qustionnaire
Format for
Administering the 50Item Set of IPIP BigFive Factor Markers
dari Goldberg, L. R.
Kuesioner yang
digunakan terdiri dari
40 item (1992, dalam
International
Personality Item Pool,
2014).
Skala likert.
Favorable:
1 = STS (Sangat Tidak
Sesuai)
2 = TS (Tidak Sesuai)
3 = AS (Agak Sesuai)
4 = S (Sesuai)
5 = SS (Sangat sesuai)
Sebaliknya pada
unfavorable
42
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Variabel Dependent
Perilaku
seksual
berisiko
remaja
Tindakan yang dilakukan
oleh remaja berhubungan
dengan dorongan seksual
yang datang baik dari
dalam dirinya maupun
dari luar dirinya
(Notoatmodjo, 2007).
Kuesioner yang
digunakan
mencakup 9
pernyataan, yang
peneliti modifikasi
dari
McKinley (1995,
dalam Miron &
Charles, 2006).
Skala guttman.
1 = Ya
0 = Tidak
1. Perilaku seksual tidak
berisiko: skor <1
2. Perilaku seksual berisiko:
skor ≥1
Sesuai dengan skor, maka
itu adalah jumlah perilaku
seksual berisiko yang
dilakukan subjek
(Modifikasi dari McKinley
1995 dalam Miron & Charles,
2006).
Rasio
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan rancangan
desain penelitian deskriptif korelasi dan metode pendekatan cross sectional
(Setiadi, 2007). Penelitian kuantitatif lebih memberikan makna dalam
hubungannya dengan penafsiran angka statistik, bukan makna secara
kebahasaan dan kultural (Siregar, 2013). Desain penelitian deskriptif korelasi
digunakan untuk melihat hubungan antara variabel dengan variabel lain
(Notoatmodjo, 2006). Pendekatan cross sectional adalah penelitian yang
dikumpulkan dan diukur secara simultan terhadap variabel-variabel yang
diteliti (Hidayat, 2008), dan tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali
saja, sehingga tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu
yang sama (Notoatmodjo, 2006).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMA
Triguna Utama mayoritas menunjukkan perilaku seksual yang pernah
dilakukan remaja. Bagaimana individu berperilaku termasuk terhadap seksual
salah satunya dipengaruhi oleh kepribadian tiap individu. Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk meneliti terkait hubungan trait kepribadian dengan
43
44
perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama yang beralamat di Jl.
Ir. H Juanda Km 2, Ciputat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan subjek yang memiliki kuantitas dan memenuhi
seperangkat kriteria yang ditentukan peneliti untuk diukur dan dipelajari
(Setiadi, 2007). Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan objek
penelitian (Arikunto, 2006). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa di
SMA Triguna Utama kelas X dan XI pada tahun 2014 yang berjumlah 84
orang. Siswa kelas XII tidak dapat menjadi responden karena telah selesai
melakukan ujian nasional dan tidak ada lagi kegiatan belajar di sekolah.
Daftar jumlah siswa kelas X dan XI SMA Triguna Utama tahun
2014 tercantum dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Daftar Jumlah Siswa Kelas X dan XI
SMA Triguna Utama tahun 2014
No.
1
2
3
Kelas
X
XI IPA
XI IPS
Total
Sumber: SMA Triguna Utama
Jumlah siswa
45
23
16
84
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti (Dharma,
2011). Sampel digunakan karena adanya kendala tenaga, waktu, dan dana,
sehingga peneliti membatasi banyaknya subjek penelitian disesuaikan
45
dengan kemampuan yang ada pada dirinya (Arikunto, 2010). Pemilihan
sampel penelitian memerlukan kriteria tertentu yang meliputi kriteria inklusi
dan kriteria eksklusi (Setiadi, 2007).
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian yang
memenuhi syarat sebagai sampel, sedangkan kriteria eksklusi adalah
karakteristik subjek penelitian yang tidak dapat mewakili syarat sebagai
sampel (Hidayat, 2008). Sampel yang akan diambil peneliti sesuai dengan
kriteria inklusi yang ditetapkan yaitu :
a. Remaja kelas X dan XI SMA Triguna Utama tahun 2014, beragama
islam dan belum menikah
b. Bersedia menjadi responden
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh
(total sampling), yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh
anggota populasi sebagai responden atau sampel (Riduwan, 2007). Peneliti
mengambil sampel seluruh siswa kelas X dan XI SMA Triguna Utama.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 84 orang.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner, yaitu mengumpulkan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan
46
permintaan peneliti (Widoyoko, 2012). Kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang disajikan dalam
bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu
jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya (Riduwan, 2007). Kuesioner
dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1. Kuesioner A berisi tentang data katakteristik berupa jenis kelamin dan usia,
serta sumber informasi tentang perilaku seksual
2. Kuesioner B berisi 50 pernyataan terkait trait kepribadian
Instrumen yang digunakan untuk kuesioner B adalah Possible
Qustionnaire Format for Administering The 50-Item Set of IPIP Big-Five
Factor Markers dari Goldberg, L. R. (1992, dalam International Personality
Item Pool, 2014) yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh
Farikha (2011). Peneliti memodifikasi terjemahan kuesioner dengan
menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami.
Tabel 4.2 Kisi-kisi Instrumen Trait Kepribadian
Nomor Item
Favorable
Unfavorable
Extraversion
1, 11, 21, 31, 41
6, 16, 26, 36, 46
7, 17, 27, 37, 42,
Agreeableness
2, 12, 22, 32
47
3, 13, 23, 33, 43,
Trait
Conscientiousness
8, 18, 28, 38
48
Kepribadian
4, 14, 24, 29, 34,
Neuroticism
9, 19
39, 44, 49
Openness to
5, 15, 25, 35, 40,
10, 20, 30
experience
45, 50
Sumber: Goldberg, L. R. (1992, dalam International Personality Item Pool,
2014)
Variabel
Dimensi
47
Pernyataan-pernyataan untuk
memperoleh data
tentang trait
kepribadian di SMA Triguna Utama dalam bentuk skala likert dengan
memberi pilihan jawaban, yaitu:
a. SS yang berarti sangat sesuai dengan diri responden
b. S yang berarti sesuai dengan diri responden
c. AS yang berarti agak sesuai dengan diri responden
d. TS yang berarti tidak sesuai dengan diri responden
e. STS yang berarti sangat tidak sesuai dengan diri responden
Perolehan skor dari item-item berdasarkan dari jawaban yang dipilih
sesuai dengan jenis pernyataan yaitu favorable dan unfavorable. Skor dari
pernyataan yang dipilih dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Bobot Nilai Instrumen Trait Kepribadian
Kategori Respon
Unfavorable
Favorable
SS
1
5
S
2
4
AS
3
3
TS
4
2
STS
5
1
Interpretasi skor yang digunakan pada skala trait kepribadian yaitu
skor tertinggi dari lima dimensi kepribadian yang menunjukkan kepribadian
subjek (Goldberg, L. R., 1992 dalam International Personality Item Pool,
2014).
3. Kuesioner C berisi 26 pernyataan terkait perilaku seksual berisiko remaja
Instrumen pada kuesioner C dikembangkan oleh peneliti melalui
indikator dari variabel perilaku seksual, kemudian berdasarkan indikator itu
dibuat item-item pertanyaan beserta skala pengukurannya. Instrumen
48
penelitian variabel perilaku seksual peneliti kembangkan dari McKinley
(1995, dalam Miron & Charles, 2006). Kisi-kisi instrumen dari perilaku
seksual remaja dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Kisi-kisi Instrumen Perilaku Seksual Remaja
Variabel
Indikator
Nomor Item
Hubungan seksual
1, 2, 3, 4
Masturbasi adiktif
5
Perilaku Seksual
Oral sex
9
Remaja
Ciuman bibir
8
Sodomi
7
Petting
6
Sumber: Modifikasi dari McKinley (1995, dalam Miron & Charles, 2006)
Pernyataan-pernyataan yang dibuat untuk memperoleh data tentang
perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama dalam bentuk skala
guttman dengan memberi dua pilihan jawaban, yaitu tidak yang berarti tidak
melakukan perilaku seksual berisiko dengan bobot nilai 0 pada favorable
dan ya yang berarti melakukan perilaku seksual berisiko dengan bobot nilai
1, sedangkan sebaliknya pada unfavorable bernilai 0 pada jawaban ya dan
nilai 1 pada jawaban tidak.
Interpretasi skor yang digunakan pada skala perilaku seksual
berisiko yaitu jika skor jawaban <1 adalah perilaku seksual tidak berisiko
dan jika skor jawaban ≥1 adalah jumlah perilaku seksual berisiko yang
dilakukan subjek (Modifikasi dari McKinley 1995 dalam Miron & Charles,
2006).
49
E. Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum penelitian dilakukan peneliti melakukan uji coba instrumen
penelitian yang berjumlah 59 item pernyataan dari 2 instrumen, yaitu trait
kepribadian sebanyak 50 item dan perilaku seksual berisiko 9 item. Uji
instrumen penelitian dilakukan pada 60 siswa SMA Nusantara Plus. Uji
validitas dan reliabilitas menggunakan bantuan program aplikasi statistik.
1. Uji Validitas
Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti
prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2009).
Validitas berkaitan dengan ketepatan dan kecermatan instrumen penelitian
(Widoyoko, 2012). Metode pengujian validitas instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan korelasi pearson product
moment untuk variabel trait kepribadian dan pengujian content validity
untuk variabel perilaku seksual berisiko remaja.
Korelasi pearson product moment merupakan pengujian validitas
dengan ukuran statistik tertentu yaitu distribusi (tabel t) untuk α=0,05 dan
derajat kebebasan (dk=n-2) dengan ketentuan kevalidan instrumen apabila
nilai t
hitung>nilai
t
tabel
atau apabila nilai r
hitung>nilai
r tabel yaitu 0,254 pada
N=60 dan α=0,05 (Riduwan, 2007). Lain halnya dengan pearson product
moment, content validity tidak menggunakan ukuran statistik, namun
pengujian validitas terhadap pernyataan dilakukan oleh professional
judgement (Siregar, 2013).
50
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang
sama pula (Siregar, 2013). Jenis pengujian reliabilitas instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan alpha cronbach untuk
variabel trait kepribadian dan KR-20 untuk variabel perilaku seksual
remaja.
Alpha cronbach yaitu menganalisis reliabilitas instrumen dengan
satu kali pengukuran dan digunakan untuk variabel dengan skala likert
(Riduwan, 2007). Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel jika
alpha cronbach (r)>0,6 (Siregar, 2013). KR-20 adalah pengujian reliabilitas
pada skala guttman dan pernyataan yang berjumlah ganjil. Instrumen
dikatakan reliabel pada KR-20 dengan mengkonsultasikan pada r productmoment yaitu jika r hitung>nilai r tabel atau 0.254 pada N=60 (Arikunto, 2010).
51
F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Hasil Uji Validitas
a. Hasil Uji Validitas Trait Kepribadian
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Trait Kepribadian
Nomor Item
Favorable
Unfavorable
1*, 11*, 21*, 31*,
1
Extraversion
6*, 16, 26, 36, 46
41*
7*, 17*, 27*, 37*,
2
Agreeableness
2, 12*, 22, 32
42*, 47*
3*, 13*, 23*, 33*,
3
Conscientiousness
8*, 18, 28*, 38*
43*, 48*
4, 14*, 24*, 29*,
4
Neuroticism
9*, 19
34*, 39*, 44*, 49*
Openness to
5*, 15*, 25*, 35*,
5
10*, 20*, 30*
experience
40*, 45*, 50*
31
9
N valid
Keterangan: nomor item bertanda (*) item valid
No.
Dimensi
N valid
6
7
9
8
10
40
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa item yang tidak
valid berjumlah 10 dan semua item tersebut dibuang, sehingga hanya
indikator yang memiliki item valid yang digunakan untuk mengukur
dimensi-dimensi kepribadian dan diujikan pada final test berjumlah 40
item.
b. Hasil Uji Validitas Perilaku Seksual Berisiko Remaja
Uji validitas perilaku seksual berisiko remaja dilakukan dengan
content validity. Peneliti meminta expert judgement kepada Ibu Ernawati,
S. Kep., M.Kep., S.KMB., dan Ibu Puspita Palupi, S.Kep., M.Kep.,
Ns.Sp.Kep.Mat., untuk melihat kesesuaian instrumen setelah dilakukan
52
dimodifikasi. Semua item dinyatakan valid, maka untuk mengukur
perilaku seksual berisiko remaja pada final test yaitu berjumlah 9 item.
2. Hasil Uji Reliabilitas
a. Hasil Uji Reliabilitas Trait Kepribadian
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Trait Kepribadian
No.
1
2
3
4
5
Dimensi
Extraversion
Agreeableness
Conscientiousness
Neuroticism
Openness to experience
Alpha cronbach
0.605
0.617
0.601
0.800
0.687
Keputusan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa semua dimensi
reliabel untuk mengukur variabel trait kepribadian.
b. Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Seksual Remaja
Uji reliabilitas pada perilaku seksual berisiko didapatkan 0.459,
karena nilai ini besar dari nilai r
tabel
(0.254), maka instrumen dikatakan
reliabel.
G. Tahapan Pengambilan Data
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei tahun 2014. Data yang
dihimpun dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan
menggunakan kuesioner. Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam
pengambilan data dalam penelitian ini, yaitu :
53
1. Persiapan
Peneliti menentukan subjek, tempat, maksud dan tujuan penelitian.
Peneliti mengajukan surat penelitian dari fakultas untuk diberikan kepada
pihak sekolah untuk mengambil data penelitian di SMA Triguna Utama.
2. Pelaksanaan
Peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden dengan dibantu
oleh guru di SMA Triguna Utama. Peneliti memperkenalkan identitas diri
serta memberikan lembar informed consent dengan menjelaskan maksud
dan tujuan dari penelitian kepada responden, setelah itu peneliti
membagikan kuesioner dengan memberikan penjelasan tentang cara
pengisian kuesioner.
3. Pengolahan data
Data yang terkumpul, peneliti melakukan pengecekan apakah data
yang terkumpul sudah lengkap atau belum. Setelah lengkap, data diberi
kode pada masing-masing pernyataan untuk mempermudah saat analisis
data. Langkah selanjutnya adalah memproses data dilakukan dengan cara
meng-entry data dari kuesioner ke program aplikasi statistik. Langkah
terakhir yaitu pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah data ada
kesalahan atau tidak.
54
H. Etika Penelitian
Peneliti dalam penelitian ini menerapkan prinsip etis (Nursalam, 2009),
yaitu:
1. Prinsip manfaat
a. Penelitian dilaksanakan tidak menimbulkan penderitaan bagi subjek
b. Informasi yang diberikan subjek, tidak dipergunakan untuk hal-hal yang
dapat merugikan subjek
2. Prinsip hak asasi manusia
a. Subjek berhak memutuskan menjadi responden atau tidak
b. Subjek berhak mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan
penelitian yang dilakukan
3. Prinsip keadilan
a. Subjek diberlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan sesudah
keikutsertaan dalam penelitian
b. Subjek diberikan jaminan kerahasiaan dengan tidak mengikutsertakan
namanya
55
I. Pengolahan Data
Proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh
(Hidayat, 2008), yaitu:
1. Editing
Editing merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat
penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya
dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku
(code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode
dari suatu variabel.
3. Entri data
Entri data merupakan kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat tabel
kontingensi.
56
4. Melakukan teknik analisis
Melakukan analisis khusunya terhadap data penelitian akan
menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dianalisis. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik,
sehingga
analisis
yang
digunakan
statistika
inferensial
(menarik
kesimpulan) yaitu statistika yang digunakan untuk menyimpulkan parameter
(populasi) berdasarkan statistik (sampel) atau lebih dikenal dengan proses
generalisasi dan inferensial.
J. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mengetahui gambaran data yang
dikumpulkan. Analisis univariat dilakukan secara deskriptif dengan
menghitung distribusi frekuensi dan proporsi dari masing-masing variabel
(Amran, 2012). Analisis univariat pada penelitian ini meliputi: jenis
kelamin, usia, sumber informasi tentang perilaku seksual, trait kepribadian
dan perilaku seksual berisiko remaja.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel, yaitu hubungan antara masing-masing dimensi dalam trait
kepribadian dengan perilaku seksual berisiko remaja. Analisis bivariat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Spearman dengan derajat
57
kepercayaan 95% (α 5%), sehingga jika nilai P (p value)<0.05 berarti hasil
perhitungan statistik bermakna (signifikan) atau menunjukkan ada hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen. Sebaliknya, jika p
value>0.05 berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Asumsi uji
korelasi Spearman adalah (1) data tidak berdistibusi normal dan (2) data
diukur yang merupakan data numerik (Dahlan, 2013).
Interpretasi sejauh mana hubungan kedua variabel independen dan
dependen berdasarkan koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Interpretasi Koefisien Korelasi
No.
Parameter
1 Kekuatan korelasi (r)
2
Arah korelasi
Koefisien
0.00-0.199
0.20-0.399
0.40-0.599
0.60-0.799
0.80-1.000
+ (positif)
˗ (negatif)
Sumber: Dahlan (2013)
Interpretasi
Sangat lemah
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
Searah.
Semakin besar nilai satu
variabel, semakin besar pula
nilai variabel lainnya
Berlawanan arah.
Semakin besar nilai satu
variabel, semakin nilai pula
nilai variabel lainnya
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Profil SMA Triguna Utama
SMA Triguna Utama adalah sekolah yang berdiri pada tanggal 28 April
1982 dengan nama yayasan yaitu yayasan Perguruan Islam Triguna Utama.
Sekolah ini terletak di kota Tangerang Selatan yang berada di Jalan Ir. H.
Juanda Km. 2 RT 002/04 Ciputat Timur. Kawasan sekolah ini sangat strategis
yaitu salah satu kawasan pengembangan kota serta pengembangan pendidikan
yang lokasinya berdekatan dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta yang merupakan sebagai pusat pendidikan islam.
SMA Triguna Utama memiliki tujuan meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut bagi peserta didiknya. Sekolah
ini memiliki kegiatan rutin untuk membina pribadi peserta didik, yaitu:
upacara, sholat dzuhur berjama’ah dan membaca surat Yasin serta do’a
bersama setiap hari Jum’at. SMA Triguna Utama juga memiliki kegiatan
pengembangan diri untuk siswa-siswanya, yang terdiri dari pengembangan diri
dalam (intrakurikuler) dan pengembangan diri luar (ekstrakurikuler).
Intrakurikuler yaitu kegiatan yang berupa Bimbingan Konseling (BK),
mencakup hal-hal yang berkenaan dengan pribadi, kemasyarakatan, belajar,
dan karir peserta didik. Bimbingan konseling diasuh oleh guru BK yang
ditugaskan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Kegiatan
58
59
ekstrakurikuler yang terdapat di SMA Triguna Utama cukup bervariasi yaitu:
futsal, seni musik (paduan suara dan band), tari saman, english club, rohis,
modern dance, dan paskibra. Kegiatan ekstrakurikuler diasuh oleh setiap orang
pembina yang ahli dan berpengalaman di bidangnya. Waktu pelaksanaan atau
pelatihan kegiatan ini secara rutin berbeda-beda untuk setiap ekstrakurikuler.
B. Hasil Analisa Univariat
1. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian
Gambaran karakteristik responden penelitian ini diuraikan secara
rinci di bawah ini, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, dan sumber
informasi tentang perilaku seksual.
1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pengelompokan responden berdasarkan kategori jenis kelamin
digambarkan pada tabel 5.1 berikut:
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Frekuensi (n)
43
41
84
Persentase (%)
51.2
48.8
100
Data yang ada pada Tabel 5.1 di atas terlihat bahwa dari 84
responden, mayoritas siswa laki-laki yaitu berjumlah 43 orang (51%),
sedangkan siswa perempuan berjumlah 41 orang (49%).
60
1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia (tahun)
14
15
16
17
18
Total
Frekuensi (n)
2
20
40
20
2
84
Persentase (%)
2.4
23.8
47.6
23.8
2.4
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa responden dalam
penelitian ini adalah remaja yang berada pada rentang usia 14-18 tahun.
Mayoritas responden berada pada usia 16 tahun yaitu sebanyak 40
orang (48%). Selanjutnya, responden pada usia 15 tahun sebanyak 20
orang (24%), usia 17 tahun 20 orang (24%), usia 14 tahun 2 orang (2%)
dan usia 18 tahun 2 orang (2%).
2. Gambaran Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang
Perilaku Seksual
Tabel 5.3 Responden yang Mendapatkan Informasi tentang Perilaku Seksual
Pernah Mendapat
Informasi
Ya
Tidak
Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
84
0
84
100
0
100
Dari data pada tabel menunjukkan sebanyak 84 orang atau
100% pernah mendapatkan informasi mengenai perilaku seksual dan
tidak ada responden yang tidak pernah mendapatkan informasi tentang
perilaku seksual.
61
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang
Perilaku Seksual
Sumber Informasi
Teman
Keluarga
Orang lain
Media massa
Ya
n
74
39
61
77
%
88.1
46.4
72.6
91.7
Berdasarkan tabel 5.4 sumber informasi responden tentang
perilaku seksual mayoritas adalah dari media massa sebanyak 77 orang
(91.7%), kemudian yang mendapat informasi dari teman 74 orang
(88.1%), dari orang lain 61 orang (72.6%), dan informasi dari keluarga
39 orang (46.4%).
3. Gambaran Responden Berdasarkan Trait Kepribadian
Masing-masing dimensi trait kepribadian memiliki item yang
berbeda-beda. Extraversion terdiri dari 6 item, agreeableness 7 item,
conscientiousness 9 item, neurocitism 8 item, dan openess to experience
dengan 10 item. Pengkategorian tiap dimensi trait kepribadian perlu
dilakukan perhitungan standar baku (z-score) dikarenakan tiap itemnya yang
berbeda-beda. Setelah didapatkan z-score semua item kemudian skornya
dibandingkan satu sama lain, z-score yang paling tinggi dari kelima item
tersebut adalah yang termasuk dalam pengkategorian. Berikut ini adalah
hasil kategori masing-masing dimensi trait kepribadian.
62
Tabel 5.5 Kategori Responden Berdasakan Trait Kepribadian
Trait Kepribadian
Extraversion
Agreeableness
Conscientiousness
Neurocitism
Openess to experience
Total
Frekuensi (n)
18
11
25
20
10
84
Persentase (%)
21
13
30
24
12
100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat responden dalam penelitian
ini mayoritas termasuk dalam dimensi conscientiousness yaitu sebanyak 25
orang (30%), sedangkan minoritasnya pada dimensi openness to experience
10 orang (12%). Dimensi lain yang tersebar yaitu 18 orang (21%) termasuk
dimensi extraversion, 11 orang (13%) dengan dimensi agreeableness, dan
20 orang (24%) termasuk dalam dimensi neurocitism.
4. Gambaran Responden Berdasarkan Perilaku Seksual Berisiko
Tabel 5.6 Frekuensi Responden dengan Perilaku Seksual Berisiko
Perilaku Seksual
Tidak Berisiko
Berisiko
Total
Frekuensi (n)
53
31
84
Persentase (%)
63.10
36.90
100
Data dari tabel di atas menunjukkan terdapat 53 orang (63.10%)
tidak melakukan perilaku seksual berisiko, sedangkan responden yang
melakukan perilaku seksual berisiko sebanyak 31 orang (36.90%).
63
Tabel 5.7 Perilaku Seksual Berisiko Responden
No. Perilaku Seksual Berisiko
1 Berhubungan seksual tanpa
pencegah kehamilan
2 Berhubungan seksual
dengan pencegah kehamilan
3 Berhubungan seksual yang
menyebabkan KTD
4 Tindakan aborsi karena
hamil setelah berhubungan
seksual
5 Masturbasi adiktif
6 Petting
7 Sodomi
8 Ciuman bibir
9 Oral sex
Skor
1
Frekuensi (n)
-
Persentase (%)
0
1
1
3.23
1
-
0
1
-
0
1
1
1
1
1
6
29
1
19.35
0
0
93.55
3.23
Dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa responden yang telah melakukan
ciuman bibir sebanyak 29 orang (93.55 %), masturbasi adiktif sebanyak 6
orang (19.35 %), berhubungan seksual dengan menggunakan pencegah
kehamilan 1 orang (3,23 %) dan oral sex oleh 1 orang (3.23 %).
Tabel 5.8 Skor Perilaku Seksual Berisiko Responden
Skor Total Perilaku Seksual
1
2
3
4-9
Total
Frekuensi (n)
26
4
1
0
31
Persentase (%)
83.87
12.90
3.23
0
100
Tabel 5.8 menunjukkan jumlah atau banyaknya perilaku seksual
berisiko yang dilakukan respoden. Responden yang melakukan 1 perilaku
seksual berisiko sebanyak 26 orang (83.87 %), 2 perilaku seksual sebanyak
4 orang (12.90 %), dan 3 perilaku seksual oleh 1 orang (3.23 %). Skor untuk
4-9 perilaku seksual tidak ada satupun responden yang melakukan atau
jumlah respondennya 0 (0%).
64
C. Hasil Analisis Bivariat
Sebelum dilakukan analisis bivariat, peneliti melakukan uji normalitas
data. Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Jika nilai Kolmogorov Smirnov <0.05 maka data
diasumsikan tidak berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai Kolmogorov
Smirnov >0.05 maka data diasumsikan berdistribusi normal.
Berikut ini adalah hasil uji normalitas pada masing-masing variabel
penelitian:
Tabel 5.9 Hasil Uji Normalitas Data
Variabel
Extraversion
Agreeableness
Conscientiousness
Neurocitism
Openess to experience
Perilaku Seksual Remaja
Kolmogorov Smirnov (KS)
0.005
0.043
0.200
0.184
0.000
0.000
Distribusi Data
Tidak normal
Tidak normal
Normal
Normal
Tidak normal
Tidak normal
Dari tabel 5.9 di atas data untuk dimensi extraversion, dimensi
agreeableness, dimensi openess to experience, dan perilaku seksual remaja
mempunyai distribusi tidak normal (KS<0.05), sedangkan untuk dimensi
conscientiousness dan dimensi neurocitism mempunyai distribusi normal
(KS>0.05). Semua variabel tidak memiliki distribusi data yang sama, maka
untuk melakukan uji bivariat, uji yang digunakan adalah uji korelasi Spearman.
Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis data dari dua variabel
yang berbeda. Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dimensi-dimensi trait kepribadian dengan perilaku seksual
remaja di SMA Triguna Utama.
65
1. Hubungan antara Dimensi Extraversion dengan Perilaku Seksual
Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama
Tabel 5.10 Hubungan antara Dimensi Extraversion (1)
dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama
Skor Perilaku Seksual Berisiko
Remaja
0
1
2
3
Trait
N
12
1
%
66.7
N
3
%
16.7
N
2
%
11.1
N
1
%
5.6
N
N
18
%
100
p
value
r
0.728
-0.039
Dari tabel 5.10 diatas, hasil uji statistik didapatkan nilai p value =
0.728 dan r = -0.039. Hal tersebut menunjukkan Ha1 ditolak yaitu tidak ada
hubungan antara dimensi extraversion dengan perilaku seksual berisiko
remaja di SMA Triguna Utama.
2. Hubungan antara Dimensi Agreeableness dengan Perilaku Seksual
Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama
Tabel 5.11 Hubungan antara Dimensi Agreeableness (2)
dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama
Skor Perilaku Seksual Berisiko
Remaja
0
1
2
3
Trait
2
N
8
%
72.7
N
3
%
16.7
N
0
%
0
N
0
%
0
N
N
11
%
100
p
value
r
0.862
-0.019
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji statistik didapatkan nilai p value =
0.862 dan r = -0.019. Hal tersebut menunjukkan Ha2 ditolak yaitu tidak ada
hubungan antara dimensi agreeableness dengan perilaku seksual berisiko
remaja di SMA Triguna Utama.
66
3. Hubungan antara Dimensi Conscientiousness dengan Perilaku Seksual
Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama
Tabel 5.12 Hubungan antara Dimensi Conscientiousness (3)
dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama
Skor Perilaku Seksual Berisiko
Remaja
0
1
2
3
Trait
N
19
3
%
76
N
6
%
24
N
0
%
0
N
0
%
0
N
N
25
%
100
p
value
r
0.140
-0.163
Dari tabel 5.12 hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0.140 dan
r = -0.163. Hal tersebut menunjukkan Ha3 ditolak yaitu tidak ada hubungan
antara dimensi conscientiousness dengan perilaku seksual berisiko remaja di
SMA Triguna Utama.
4. Hubungan antara Dimensi Neuroticism dengan Perilaku Seksual
Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama
Tabel 5.13 Hubungan antara Dimensi Neuroticism (4)
dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama
Skor Perilaku Seksual Berisiko
Remaja
0
1
2
3
Trait
4
N
10
%
50
N
8
%
40
N
2
%
10
N
0
%
0
N
N
20
%
100
p
value
r
0.092
0.185
Dari tabel 5.13 hasil uji statistik dapat dilihat bahwa nilai p value =
0.092 dan r = 0.185. Hal tersebut menunjukkan Ha4 ditolak yaitu tidak ada
hubungan antara dimensi neuroticism dengan perilaku seksual berisiko
remaja di SMA Triguna Utama.
67
5. Hubungan antara Dimensi Openness to Experience dengan Perilaku
Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama
Tabel 5.14 Hubungan antara Dimensi Openness to Experience (5)
dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama
Skor Perilaku Seksual Berisiko
Remaja
0
1
2
3
Trait
5
N
4
%
66.7
N
0
%
0
N
6
%
60
N
0
%
0
N
N
10
%
100
p
value
r
0.031
-0.235
Dari tabel ditas terlihat adanya hubungan negatif antara dimensi
openess to experience dengan perilaku seksual berisiko remaja dengan r = 0.235 dan p value = 0.031, berarti hubungan tersebut signifikan pada
probabilitas 5% sehingga Ha5 diterima. Tanda negatif menyatakan bahwa
semakin tinggi skor perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna
Utama maka semakin rendah dimensi openess to experience dan sebaliknya,
semakin rendah skor perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna
Utama maka semakin tinggi dimensi openess to experience.
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
1. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI
SMA Triguna Utama tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah responden yang
terlibat dalam penelitian ini adalah 84 orang atau seluruh siswa kelas X
dan XI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 43 orang (51.2%) dan responden
dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 41 orang (48.8%).
Dewi (2012) menyatakan bahwa jenis kelamin termasuk faktor
yang mempengaruhi perilaku seksual remaja. Perbedaan antara remaja
laki-laki dengan perempuan dalam berperilaku seksual disebabkan oleh
faktor biologis dan sosial. Faktor biologis laki-laki lebih mudah
terangsang
dan
mengalami
ereksi
serta
orgasme
dibandingkan
perempuan, sedangkan faktor sosial laki-laki cenderung lebih bebas
dibanding perempuan (Christopherson & Conner, 2012). O’Sullivan
(2007) mengatakan remaja laki-laki cenderung mempunyai perilaku
seksual yang agresif, terbuka, gigih, dan terang-terangan serta sulit
menahan diri bila dibanding remaja perempuan. Jadi, berdasarkan hal
68
69
inilah maka karakteristik responden berdasarkan perbedaan jenis kelamin
dalam berperilaku seksual perlu diukur.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku
seksual (Dewi, 2012). Hasil statistik pada penelitian ini menunjukkan
bahwa mayoritas usia responden adalah 16 tahun dengan usia termuda 14
tahun dan tertua 18 tahun.
Remaja usia 14-16 tahun merupakan masa remaja awal, dimana
secara psikososial mampu membangun nilai, norma dan moralitas serta
mampu berpikir independen terhadap permasalahan dirinya (Santrock,
2005). Masa remaja awal memiliki kemauan yang sulit dikompromikan
sehingga mungkin berlawanan dengan kemauan orang tua. Hal ini
menyebabkan remaja cenderung melepaskan diri dari ikatan orang tuanya
dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya. Berbeda
dengan remaja usia 17-18 tahun (masa remaja akhir) yang memiliki
emosi lebih stabil, minat dan konsentrasi semakin baik dan kemampuan
menyelesaikan masalah sudah mulai berkembang (Dewi, 2012).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan masa remaja awal dengan
emosi yang belum stabil lebih berisiko terhadap perilaku tidak sehat,
salah satunya perilaku seksual beresiko remaja.
70
2. Gambaran Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang
Perilaku Seksual
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sumber informasi
responden tentang perilaku seksual mayoritas adalah dari media massa
(91.7%) dan teman sebaya (88.1%). Wibowo (2004) menyatakan kelompok
teman sebaya merupakan sarana yang menampung dan memberikan
informasi mengenai hal-hal seksual yang dianggap tabu oleh keluarga dan
masyarakat, namun dapat dibicarakan secara terbuka dengan teman sebaya.
Informasi dari teman sebaya maupun media belum pasti tingkat
kebenarannya, bahkan cenderung tidak akurat dan keliru. Menurut BKKBN
(2010) penyampaian informasi seksual yang vulgar dan menyesatkan dari
teman sebaya dan media dapat mendorong remaja berperilaku seksual
berisiko.
Remaja pada perkembangan hormonal memiliki keingintahuan dan
keinginan untuk bereksperimen dalam aktivitas seksual (Valkenburg &
Peter, 2011). Saat dorongan seks dalam diri remaja meningkat, mereka
malah disisihkan dari segala informasi yang berbau seks (BKKBN, 2010).
Orang tua dan guru bersikap tertutup dan enggan memberi informasi tentang
seks sehingga remaja kemudian mencari sumber lain yaitu teman sebaya dan
media massa (Rice, 2005).
Media massa merupakan sumber informasi seksual yang lebih
penting dibandingkan orang tua dan teman sebaya, karena media massa
memberikan gambaran yang lebih baik mengenai keinginan dan kebutuhan
71
seksual remaja (Brown, 2003 dalam Wibowo, 2004). Media massa baik
cetak maupun elektronik yang menampilkan tulisan atau gambar perilaku
seksual dapat menimbulkan imajinasi dan merangsang seseorang untuk
mencoba meniru adegannya (Supriati & Fikawati, 2009).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teman sebaya
dan media massa merupakan faktor utama sumber informasi bagi remaja
tentang perilaku seksual yang dapat meningkatkan kejadian perilaku seksual
berisiko pada remaja.
3. Gambaran Responden Berdasarkan Trait Kepribadian
Kepribadian berkaitan dengan tingkat kontrol diri, dimana hal
tersebut termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seksual
(Hadjam et al, 2002). Kepribadian merupakan organisme psikofisiologis
yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku seseorang dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan serta dalam menghadapi masalahmasalah terhadap situasi tertentu (Widyarini & Nurul, 2010). Hal ini dapat
dinyatakan bahwa jika remaja dihadapkan dengan stimulus seperti dorongan
seksual maka perilaku remaja dapat berisiko maupun tidak berisiko
dipengaruhi oleh kepribadian remaja itu dalam menyesuaikan dirinya sesuai
stimulus yang diterimanya.
Kepribadian merupakan gambaran perilaku seseorang tanpa bisa
diberikan suatu penilaian benar atau salah, terpuji atau tercela, dan positif
atau negatif (Pieter & lubis, 2010). Salah satu pendekatan yang
72
dikemukakan oleh para ahli untuk memahami kepribadian adalah trait
theory (teori sifat) melalui lima dimensi, yang disebut dengan Big Five
(Friedman & Schustack, 2008). Dimensi dalam trait kepribadian big five
yaitu extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan
openness to experience (Costa dan McCrae, 1997 dalam Kasali 2007).
Hasil uji statistik dalam penelitian ini diperoleh mayoritas responden
di SMA Triguna Utama termasuk dalam dimensi conscientiousness yaitu
sebanyak 25 orang (30%). Olson & Hargenhahn (2013) menyatakan bahwa
responden dengan dimensi conscientiousness adalah responden yang banyak
mendeskripsikan perilaku yang diarahkan pada tugas, tujuan dan kesadaran
diri sendiri. Karakteristik individunya adalah teratur, pekerja keras, dapat
diandalkan, menepati janji, disiplin, rapi, hati-hati dalam bertindak dan tidak
mudah putus asa.
Berdasarkan skor yang diperoleh responden pada item pernyataan
terkait dimensi conscientiousness, pernyataan dengan skor tertinggi adalah
nomor 34 yaitu “saya mengikuti jadwal tugas”, hal ini dapat disimpulkan
bahwa responden dengan dimensi conscientiousness memiliki karakter yang
dominan adalah senantiasa berperilaku teratur dan disiplin terhadap tugas
yang telah diberikan.
Responden dengan jumlah minoritas diperoleh pada dimensi
openness to experience yaitu sebanyak 10 orang (12%). Respoden dengan
dimensi ini menurut Pervin et al (2010) merupakan responden yang terbuka
terhadap pengalaman baru dengan karakteristik individunya yaitu ingin tahu
73
banyak hal, berpikir luas, tidak konvensional, minat luas, mudah beradaptasi
dengan situasi baru, mampu menyelami emosi dan perasaan sendiri, mudah
menyerap informasi, imajinatif dan kreatif serta memiliki ketertarikan dan
minat yang lebih luas terhadap bidang-bidang tertentu maupun hal-hal baru
termasuk perilaku seksual.
Skor tertinggi dari item pernyataan yang diperoleh responden terkait
dimensi openness to experience adalah nomor 40 yaitu “saya memiliki
banyak ide”, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden dengan dimensi
openness to experience adalah mayoritas responden dengan karakteristik
berpikiran terbuka atau luas yaitu responden mampu menemukan gagasangagasan terhadap sesuatu hal.
Responden dengan dimensi lainnya dalam penelitian ini adalah
dimensi neurocitism dengan jumlah sebanyak 20 orang (24%), yaitu
responden yang rata-rata memiliki stabilitas emosional dengan cakupancakupan perasaan negatif. Karakteristik individunya cenderung cemas,
gugup, merasa tidak aman, tidak puas dengan diri sendiri, merasa tidak
mampu, mudah panik, mudah terpengaruh dan sulit mengontrol diri sendiri
(Pervin et al, 2010).
Skor tertinggi dari item pernyataan yang diperoleh responden terkait
dimensi neurocitism adalah nomor 12 yaitu “saya mudah khawatir dengan
sesuatu hal”, yang berarti bahwa responden dengan dimensi neurocitism
adalah mayoritas responden yang memiliki karakteristik sering merasakan
cemas terhadap hal-hal yang sedang dihadapinya.
74
Dimensi selanjutnya adalah dimensi extraversion dengan jumlah 18
orang (21%). Responden ini merupakan responden yang banyak mengukur
kuantitas dan intensitas dari interaksi interpersonal, tingkat aktivitas,
kebutuhan akan dorongan, dan kesenangan. Karakteristik respondennya
adalah mudah menyesuaikan diri, aktif, banyak bicara, menyenangkan,
ramah, dan suka berinteraksi dengan orang banyak (Olson & Hargenhahn,
2013). Item pernyataan dengan skor tertinggi pada dimensi ini berada pada
nomor 1 “saya mampu meramaikan suasana”, dengan kesimpulannya bahwa
karakteristik responden ini adalah dominan menyenangkan, yang berarti
kehadirannya membuat suasana hidup atau flesksibel.
Dimensi terakhir adalah dimensi agreeableness dengan jumlah
responden 11 orang (13%), yaitu responden yang banyak menyetujui
pandangan orang lain dengan karakteristik individunya lembut, dapat
dipercaya, suka menolong, pemaaf, penurut, ramah, sederhana, rendah hati,
simpati, peduli terhadap orang lain, menghindari konflik, tidak agresif, dan
selalu mengalah (Olson & Hargenhahn, 2013). Item pernyataaan terkait
dimensi agreeableness skor tertinggi adalah nomor 33 yaitu “saya
merasakan emosi orang lain”,
sehingga responden dengan dimensi
agreeableness ini adalah mayoritas responden dengan karakteristik yang
memiliki simpati terhadap perasaan orang lain.
Berdasarkan uraian masing-masing dimensi trait kepribadian di atas,
maka terlihat sebaran dan karakteristik kepribadian siswa-siswi yang
bersekolah di SMA Triguna Utama.
75
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Perilaku Seksual Berisiko
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh
hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Objek
seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan ataupun dirinya
sendiri (Sarwono, 2010). Perilaku seksual remaja merupakan perilaku yang
muncul karena adanya dorongan seksual sehingga mendapatkan kesenangan
seksual dan dilakukan oleh remaja laki-laki maupun perempuan sebelum
memiliki ikatan pernikahan (Desmita, 2009).
Perilaku seksual dibagi atas dua bagian berdasarkan dampak
negatifnya oleh McKinley (1995 dalam Miron & Charles, 2006), yaitu
perilaku seksual tidak berisiko dan perilaku seksual berisiko. Perilaku
seksual tidak berisiko antara lain yaitu berbicara mengenai seks, berbagi
fantasi, ciuman bibir pada pipi, sentuhan, dan oral sex dengan penghalang
lateks, sedangkan perilaku seksual berisiko berupa masturbasi adiktif, oral
sex tanpa pengaman lateks, petting, anal sex dan berhubungan seksual baik
menggunakan pengaman lateks maupun tanpa pengaman lateks.
Hasil statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 31
orang (36.90%) responden telah melakukan perilaku seksual berisiko.
Angka yang cukup memprihatinkan pada perilaku seksual remaja karena
telah mencapai lebih dari sepertiga responden. Berdasarkan skor yang
diperoleh responden pada item pernyataan terkait perilaku seksual, perilaku
yang banyak dilakukan adalah berciuman bibir yaitu sebanyak 29 orang
(93.55%). Skor perilaku lainnya adalah masturbasi adiktif yang dilakukan
76
oleh 6 orang (19.35%), penggunaan pencegah kehamilan saat berhubungan
seksual oleh 1 orang (3.23%) dan oral sex juga pada 1 orang (3.23%).
Bentuk perilaku seksual dapat dilakukan lebih dari satu oleh tiap individu.
Penelitian ini selanjutnya menunjukkan jumlah perilaku seksual yang
dilakukan responden, yaitu Sebanyak 26 orang (83.87 %) telah melakukan 1
perilaku seksual, 4 orang (12.90 %) 2 perilaku seksual dan 1 orang (3.23 %)
dengan 3 perilaku seksual.
Perilaku seksual berisiko dapat menyebabkan terjadinya penyakit
menular seksual terutama HIV AIDS, pernikahan usia muda dan aborsi
(BKKBN, 2010). Potter dan Perry (2005) menyatakan perilaku seksual
remaja merupakan salah satu masalah kesehatan remaja dalam masa
pertumbuhan dan perkembangannya. Masa pubertas remaja dihubungkan
dengan perkembangan dan pematangan fungsi seksualitas remaja. Remaja
mengalami masa pubertas yaitu fase pematangan organ-organ reproduksi
yang ditandai dengan menarche (menstruasi pertama) pada remaja
perempuan dan mimpi basah pada remaja laki-laki.
Masa pubertas juga diikuti dengan perubahan hormonal remaja yaitu
progesteron dan estrogen pada remaja perempuan, sedangkan hormon
androgen dan testoteron pada remaja laki-laki (Sarwono, 2011). Perubahan
hormonal pada remaja menimbulkan hasrat dan dorongan seksual. Remaja
yang merasa ragu-ragu menghadapi pubertasnya untuk mengontrol
dorongan seks yang sedang dialaminya, maka ia lebih berisiko untuk
melakukan perilaku seksual berisiko dibanding dengan remaja yang tidak
77
tahu sejauh mana keyakinan dia dalam mengontrol dorongan seks. Bila
tidak mampu beradaptasi dengan perubahan dan keragu-raguan tersebut,
remaja berisiko terjadi masalah kesehatan diantaranya perilaku seksual
berisiko (Stanhope & Lancaster, 2004).
Faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya perilaku seksual
remaja yaitu perkembangan emosi lebih mudah bergejolak dan mulai
muncul ketertarikan dengan lawan jenis yang melibatkan emosi (Santrock,
2005). Ketertarikan remaja terhadap lawan jenis diapresiasikan melalui
aktivitas seksual dengan pasangannya. Duval & Miller (1985 dalam
Friedman et al, 2003) mengungkapkan bahwa aktivitas seksual seseorang
dengan pasangannya mengikuti suatu rangkaian proses peningkatan, yaitu
mulai dari sentuhan, ciuman, rabaan sampai hubungan seksual. Kondisi ini
menyebabkan remaja berperilaku seksual berisiko.
B. Analisis Bivariat
1. Hubungan antara Dimensi Extraversion dengan Perilaku Seksual
Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama
Hasil penelitian mengenai hubungan antara dimensi extraversion
dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama
menunjukkan bahwa 18 orang responden yang memiliki kepribadian ini
telah melakukan 1 perilaku seksual berisiko sebanyak 3 orang (16.7%), 2
perilaku seksual berisiko 2 orang (11.1%) dan 3 perilaku seksual berisiko
oleh 1 orang (5.6%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar 0.728
78
dan r -0.039, yang berarti tidak terdapat hubungan antara dimensi
extraversion dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna
Utama.
McCrae & Costa (1992 dalam Ghufron & Risnawita, 2010)
menjelaskan bahwa dimensi extraversion yang dimiliki remaja menyangkut
kemampuan mereka dalam menjalin hubungan dengan dunia luar.
Karakteristik kepribadian ini dapat dilihat melalui luasnya hubungan
individu dengan lingkungan sekitar dan sejauh mana kemampuan mereka
menjalin hubungan dengan individu yang lain, khususnya ketika berada di
lingkungan yang baru.
Berdasarkan karakteristik yang dimiliki responden dengan dimensi
extraversion, hal ini dapat menjadi faktor yang menyebabkan tidak
terdapatnya hubungan antara dimensi extraversion dengan perilaku seksual
berisiko remaja, dimana individu hanya memiliki ketertarikan yang tinggi
dalam bergaul bukan pada penilaian terhadap sesuatu hal seperti seksual.
Hasil penelitian yang dilakukan Smith, et al (2007) menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara dimensi extraversion dengan interaksi seksual,
mereka lebih cenderung memerhatikan situasi sosial secara umum dari pada
hubungan seksual.
Menurut Feist & Gregory (2010) orientasi individu dengan dimensi
extraversion selalu tertuju keluar: pikiran, perasaan, dan tindakannya
terutama ditentukan oleh lingkungan. Sikapnya selalu menunjukkan
keakraban bahkan dapat terbawa arus terutama pada orang yang telah ia
79
kenal akrab. Hal ini dapat menyebabkan remaja dengan dimensi
extraversion akan berperilaku seksual berisiko karena mereka mudah
mengikuti orang lain dan perkembangan lingkungan sekitarnya, jika
lingkungan individu tersebut bebas terhadap perilaku seksual berisiko.
Namun, meskipun lingkungan dapat memberikan pengaruh pada individu
dengan dimensi extraversion, faktor lain seperti ketegasan (Costa &
McCrae, 1992 dalam Ghufron & Risnawati, 2010), persepsi dan
pemahaman pada agama masing-masing individu (Puspitadesi et al, 2010)
dapat menjadi hal yang berkemungkinan tidak dapat mempengaruhi
individu.
Individu yang memiliki persepsi, ketegasan, dan pemahaman
terhadap agama yang tidak mendukung pada perilaku seksual, saat
dihadapkan dengan lingkungan yang berperilaku seksual berisiko, hal
tersebut tidak akan membuat individu terpengaruh. Hasil penelitian yang
dilakukan Aini (2011) menunjukkan bahwa ada hubungan antara
pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks bebas remaja. Penelitian
Praditya (2013) menunjukkan ada hubungan antara persepsi dengan perilaku
seksual beresiko pada remaja. Jadi, bagaimana individu itu berperilaku
terhadap seksual tergantung pada persepsi, ketegasan, dan pemahaman
terhadap agama masing-masing individu tersebut.
80
2. Hubungan antara Dimensi Agreeableness dengan Perilaku Seksual
Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama
Hasil penelitian mengenai hubungan antara dimensi agreeableness
dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama
menunjukkan bahwa 11 orang responden yang memiliki kepribadian ini
telah melakukan 1 perilaku seksual berisiko sebanyak 3 orang (27.3%).
Hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar 0.862 dan r -0.019, yang
berarti tidak terdapat hubungan antara dimensi agreeableness dengan
perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama.
Dimensi agreeableness adalah karakteristik kepribadian yang
menyetujui pandangan orang lain, penurut, dan lembut. Namun, responden
dalam penelitian nampaknya tidak terpengaruh terhadap perilaku-perilaku
seksual, sehingga tidak terdapat hubungan antara dimensi agreeableness
dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama.
Kemungkinan faktor yang dapat mempengaruhinya sama dengan dimensi
extraversion, yaitu persepsi dan pemahaman pada agama masing-masing
individu (Puspitadesi et al, 2010).
Faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi tidak terdapatnya
hubungan dalam penelitian ini adalah karakteristik responden dengan
agreeableness yang sering menghindari konflik (Costa & McCrae, 1992
dalam Ghufron & Risnawati, 2010). Responden menghindari hal-hal yang
dapat
menyebabkan
konflik,
seperti
melanggar
norma
yang
ada
dimasyarakat dan dampak dari perilaku seksual berisiko, sehingga ketika
81
individu dihadapkan pada lingkungan yang berperilaku seksual berisiko,
remaja tidak akan terpengaruh.
3. Hubungan antara Dimensi Conscientiousness dengan Perilaku Seksual
Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama
Hasil
penelitian
mengenai
hubungan
antara
dimensi
conscientiousness dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna
Utama menunjukkan bahwa 25 orang responden yang memiliki kepribadian
ini telah melakukan 1 perilaku seksual berisiko oleh 6 orang (4%). Hasil uji
statistik diperoleh nilai p value sebesar 0.140 dan r -0.163, yang berarti tidak
terdapat hubungan antara dimensi conscientiousness dengan perilaku
seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama.
Responden dengan dimensi conscientiousness adalah individu yang
banyak terkait dalam dunia kerja, yaitu terlihat dari sejauh mana individu
mampu berperestasi, bertanggungjawab, dan kesungguhan hati serta kerja
keras dalam mengekspresikan diri pada kelompoknya (McCrae & Costa,
1992 Ghufron & Risnawita, 2010), sehingga ini dapat menjadi faktor yang
menyebabkan tidak adanya hubungan antara dimensi conscientiousness
dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama.
Remaja dengan dimensi ini kemungkinan sibuk dengan aktivitasnya
masing-masing, baik dalam kegiatan sekolah maupun di luar sekolah
sehingga tidak ada memandang pada perilaku-perilaku seksual. Hasil
penelitian yang dilakukan Smith, et al (2007) menunjukkan bahwa tidak ada
82
hubungan antara dimensi conscientiousness dengan interaksi seksual,
mereka umumnya kurang memperhatikan interaksi sosial yang mana di
dalamnya terdapat juga interaksi untuk berhubungan seksual, mereka lebih
cenderung untuk mengembangkan potensi diri dan prestasi.
Selain faktor di atas, faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi
tidak terdapatnya hubungan dalam penelitian ini adalah karakteristik
responden dengan conscientiousness yang memiliki prinsip hidup dan
berpikir sebelum bertindak (Costa & McCrae, 1992 dalam Ghufron &
Risnawati, 2010). Individu yang memiliki prinsip hidup dan selalu
mempertimbangkan segala hal terkait perilaku seksual berisiko seperti
melanggar aturan dan dampak dari perilaku seksual tersebut, maka individu
ini tidak akan terpengaruh oleh perilaku seksual berisiko.
4. Hubungan antara Dimensi Neuroticism dengan Perilaku Seksual
Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama
Hasil penelitian mengenai hubungan antara dimensi neuroticism
dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama
menunjukkan bahwa 20 orang responden yang memiliki kepribadian ini
telah melakukan 1 perilaku seksual berisiko sebanyak 8 orang (40%) dan 2
perilaku seksual berisiko 2 orang (10%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p
value sebesar 0.092 dan r 0.185, yang berarti tidak terdapat hubungan antara
dimensi neuroticism dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA
Triguna Utama.
83
Tipe kepribadian dimensi neuroticism adalah individu yang banyak
dipengaruhi oleh emosi negatif dan mudah terpengaruh, namun responden
dalam penelitian ini nampaknya tidak terpengaruh terhadap perilakuperilaku seksual. Kemungkinan faktor yang dapat mempengaruhinya adalah
persepsi dan pemahaman pada agama masing-masing individu (Puspitadesi
et al, 2010). Selain itu, faktor lain yang memungkinkan adalah faktor
dukungan sosial remaja, seperti orang tua, teman, saudara, dan sebagainya
yang dapat memberikan pengaruh pada responden dalam memandang terkait
perilaku seksual, baik itu mendukung perilaku seksual atau tidak, sehingga
ketika dihadapkan pada perilaku seksual berisiko remaja tidak akan
terpengaruh, namun tergantung dari bagaimana pendukung sosialnya
memandang perilaku seksual berisiko. Hasil penelitian yang dilakukan
Suryoputro et al (2006) menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan
sosial dengan perilaku seksual remaja.
Karakteristik responden dengan dimensi neuroticism adalah idividu
yang memiliki kesadaran diri (Costa & McCrae, 1992 dalam Ghufron &
Risnawati, 2010). Individu ini akan mempertimbangkan hal terkait perilaku
seksual berisiko seperti melanggar norma dan dampak dari perilaku seksual
yang akan membuatnya ketakutan atau khawatir pada dirinya sendiri,
sehingga ini dapat menjadi salah faktor yang menyebabkan tidak
terdapatnya hubungan antara dimensi neuroticism dengan perilaku seksual
berisiko.
84
5. Hubungan antara Dimensi Openness to Experience dengan Perilaku
Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama
Hasil penelitian mengenai hubungan antara dimensi openness to
experience dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama
menunjukkan bahwa 10 orang responden yang memiliki kepribadian ini
telah melakukan 2 perilaku seksual berisiko sebanyak 6 orang (60%). Hasil
uji statistik diperoleh nilai p value sebesar 0.031 dan r -0.235, yang berarti
terdapat hubungan antara dimensi openness to experience dengan perilaku
seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. Tanda negatif pada r
menyatakan bahwa semakin tinggi skor perilaku seksual remaja di SMA
Triguna Utama maka semakin rendah dimensi openess to experience.
Sebaliknya, semakin rendah skor perilaku seksual remaja di SMA Triguna
Utama maka semakin tinggi dimensi openess to experience.
Responden
dalam
penelitian
ini
adalah
individu
memiliki
karakteristik cenderung terbuka dengan pengalaman baru. Mereka akan
berperilaku seksual berisiko atau tidak berisiko tergantung dari pengaruh
lingkungan yang diadopsinya. Jika lingkungan responden rendah dalam
berperilaku seksual tidak berisiko maka responden juga akan rendah dalam
berperilaku seksual tidak berisiko, sebaliknya jika lingkungan responden
tinggi dalam berperilaku seksual berisiko maka responden juga akan tinggi
dalam berperilaku seksual berisiko.
McCrae & Costa (1992 Ghufron & Risnawita, 2010) menjelaskan
bahwa individu yang tinggi pada dimensi openess to experience cenderung
85
menunjukkan sikap yang imajinatif dan suka berangan-angan, mereka lebih
banyak melibatkan perasaan dan emosi dalam menilai segala hal dan lebih
terbuka untuk menguji kembali nilai-nilai kehidupan yang sudah ada
sehingga lebih bersifat fleksibel. Hal ini dapat membuat individu rendah
dalam berperilaku seksual berisiko karena individu melihat dari nilai-nilai
kehidupan yang sudah ada misalnya norma yang ada dimasyarakat dan
dampak dari perilaku seksual berisiko itu sendiri. Sebaliknya, individu yang
rendah pada dimensi openess to experience cenderung lebih berfokus pada
hal-hal yang sedang terjadi saat ini saja, dangkal, rutinitas, rasa ingin tahu
rendah dan konvensional, sehingga ketika individu diminta untuk
berperilaku seksual maka individu lebih terbuka dengan menerima stimulus
tersebut.
Kemungkinan faktor lain yang dapat mempengaruhi hubungan
antara dimensi openness to experience dengan perilaku seksual berisiko
remaja di SMA Triguna Utama adalah persepsi, pemahaman pada agama,
interaksi seksual sehari-hari dan sikap. Jika individu memiliki persepsi dan
pemahaman terhadap agama yang tidak mendukung pada perilaku seksual,
maka hal tersebut akan membuat individu tidak terpengaruh dengan perilaku
seksual ataupun sebaliknya jika individu memiliki persepsi dan pemahaman
terhadap agama yang mendukung pada perilaku seksual, maka individu
terpengaruh dengan perilaku seksual.
Hasil penelitian dilakukan oleh penelitian oleh Smith et al, (2007)
menunjukkan bahwa ada hubungan antara dimensi openess to experience
86
dengan interaksi seksual sehari-hari. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan
Widyarini & Nurul (2010) menunjukkan bahwa ada hubungan antara
dimensi openess to experience dengan sikap terhadap seks pranikah pada
remaja. Semakin tinggi oppeness to experience maka sikap terhadap seks
pranikah semakin negatif atau tidak mendukung, sebaliknya semakin rendah
oppeness to experience maka sikap terhadap seks pranikah semakin positif
atau mendukung.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian
ini. Keterbatasan penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan hanya pada kelas X dan XI karena kelas XII sudah
libur setelah menghadapi UN, sehingga tidak menggambarkan perilaku
seksual berisiko secara keseluruhan di SMA Triguna Utama
2. Penelitian tentang perilaku seksual pada remaja merupakan suatu hal yang
sangat sensitif. Hal ini terkait dengan masalah tersebut yang bertentangan
dengan norma yang ada dalam masyarakat, sehingga dikhawatirkan
responden tidak mengisi dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk
meminimalkan keterbatasan ini, maka peneliti berusaha membangun
rapport yang baik dengan responden dan responden tidak perlu
mencantumkan nama di dalam kuesioner. Peneliti meyakinkan responden
bahwa penelitian ini bersifat rahasia, tidak ada kaitannya dengan nilai, guru
87
dan sekolah, analisis dilakukan secara umum, dan bahwa penelitian ini
sangatlah bermanfaat bagi remaja.
3. Ada kemungkinan bias dalam penelitian perilaku seksual remaja di SMA
Triguna Utama. Hal ini dikarenakan:
a. Peneliti tidak mengobservasi secara langsung melainkan hanya
mengajukan pertanyaan melalui kuesioner
b. Perilaku seksual tidak hanya dipengaruhi oleh kepribadian, namun bisa
jadi dapat dipengaruhi oleh faktor lain yaitu persepsi dan pemahaman
terhadap agama
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan
pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Gambaran karakteristik remaja di SMA Triguna Utama yang menjadi
responden dalam penelitian ini, yaitu: persentase jenis kelamin antara lakilaki dan perempuan masing-masing sebesar 51.2% dan 48.8%, usia berkisar
antara 14-18 tahun, dan keseluruhan responden telah pernah mendapatkan
informasi tentang perilaku seksual dengan sumber informasi terbanyak
adalah dari media massa 91.7% dan teman 88.1%
2. Kepribadian responden di SMA Triguna Utama mayoritas adalah responden
dengan dimensi conscientiousness yaitu 30%, sedangkan dimensi lainnya
24% termasuk dalam neurocitism, 21% termasuk dimensi extraversion, 13%
dengan dimensi agreeableness, dan dimensi openness to experience 12%
3. Penelitian ini menunjukkan bahwa 36.90% responden telah melakukan
perilaku seksual berisiko yaitu berciuman bibir 93.55%, masturbasi adiktif
19.35%, penggunaan pencegah kehamilan saat berhubungan seksual 3.23%
dan oral 3.23%
88
89
4. Hasil uji statistik bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
dimensi extraversion, agreeableness, conscientiousness, dan neurocitism
dengan perilaku seksual remaja, sedangkan dimensi openess to experience
terdapat hubungan dengan perilaku seksual remaja (p value = 0.031 dan r =
-0.235). Hubungan kedua variabel ini memiliki kekuatan korelasi lemah
dengan tanda negatif pada r menyatakan bahwa semakin tinggi skor perilaku
seksual remaja di SMA Triguna Utama maka semakin rendah dimensi
openess to experience dan sebaliknya, semakin rendah skor perilaku seksual
remaja di SMA Triguna Utama maka semakin tinggi dimensi openess to
experience.
B. Saran
1. Bagi Sekolah
Pihak sekolah khususnya guru bimbingan konseling diharapkan
dapat lebih memperhatikan kegiatan siswa di sekolah. Disamping itu,
sebaiknya pihak sekolah merencanakan penyuluhan atau seminar atau
bimbingan mengenai pendidikan seksual dan melibatkan orang tua dalam
kegiatan remaja di sekolah
2. Bagi Perawat
Perawat perlu meningkatkan perannya sebagai counselor dan dapat
ikut terlibat dalam bimbingan konseling yang ada di sekolah sebagai suatu
intervensi dari keperawatan khususnya dalam mengkaji mental dan psikis
90
pada remaja secara menyeluruh, sehingga dapat mengetahui perkembangan
dan kebutuhan remaja khususnya terkait seksualitas
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut
dan mendalam mengenai faktor-faktor lain yang berhubungan dengan
perilaku seksual berisiko remaja seperti ketegasan, kekhawatiran, prinsip
hidup, dan sumber informasi berupa media massa sehingga hasil
penelitian yang didapatkan menjadi lebih baik
b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengobservasi langsung perilaku
seksual remaja sehingga hasil penelitian lebih akurat
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press, 2004.
Amran, Yuli. Pengolahan dan Analisis Data Statistik di Bidang Kesehatan.
Ciputat: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.
Anindyadjati, Maharsi et al. “Pengaruh Pola Kelekatan terhadap Jenis Cinta pada
Pasangan Suami Istri,” Jurnal Psikologi Vol. 4, no. 1 (Juni 2006): h. 7282. Diunduh pada 7 Maret 2014.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2006.
Bicard Sara C. & David F. Bicard. “Defining Behavior.” The Iris Center (2012).
BKKBN. Tanda-tanda Anak Mulai Puber. Diakses dari ceria.bkkbn.go.id.
Central for Disease Control and Prevention (CDC). “Sexual Risk Behavior: HIV,
STD, & Teen Pregnancy Prevention,” 2013. Diunduh pada 9 Maret 2014
dari http://www.cdc.gov/HealthyYouth/sexualbehaviors/
Christopherson & Conner. Mediation of Late Adolesecent Health Risk Behaviors
and Gender Influences. The Journal of Public Health Nursing Vol. 10 no.
4 (2012):h. 410-413.
Dahlan, M. Sopiyudin. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS.
Jakarta: Salemba Medika, 2013.
Deasy. “Hubungan antara Kepribadian (Big Five) dan Perilaku Merokok pada
Dewasa Muda.” Jurnal Phronesis Vol. 3, no. 4 (2007). Diunduh pada 10
Maret 2014.
Dewi, Ari Pristiana. “Hubungan Karakteristik Remaja, Peran Teman Sebaya dan
Paparan Pornografi dengan Perilaku Seksual Remaja.” Tesis S2 Fakultas
Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, 2012. Diunduh pada 16
Desember 2013.
Dewi, Ika Nur Chaerani Tunggal. “Pengaruh Faktor Personal dan Lingkungan
terhadap Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja.” Tesis S2 Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Diponegoro, 2009. Diunduh
pada 18 Desember 2013.
Dharma, Kelana Kusuma. Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info
Media, 2011.
Edwina, Irene Prameswari. “Studi Deskriptif The Five-Factor Model of
Personality pada Remaja”. Laporan Penelitian Fakultas Psikologi
Universitas Kristen Maranatha, Februari 2012.
Farikha, Rikha. “Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five dan Kecerdasan Emosi
terhadap Perilaku Prososial Satuan Polisi Pamong Praja.” Skripsi S1
Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2011.
Feist, Jess & Gregory J. Feist. Teori Kepribadian Edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika, 2010.
Friedman, Howard S. & Miriam W. Schustack. Kepribadian Teori Klasik dan
Riset Modern. Jakarta : Erlangga, 2008.
Geckova, Andrea Madarasova et al. “Psychosocial factors associated with sexual
behavior in early adolescence.” The European Journal of Contraception
and Reproductive Health Care Vol. 16 (August 2011): h. 298-306.
Diunduh pada 24 Desember 2013.
Gesell, Arnold. The First Five Years of Life A Guide to The Study of The
Preschool Child. USA: Harper & Brothers Publishers, 2004.
Ghufron & Risnawati. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2010.
Gracia, Juan Antonio Becerra et al. “A Controlled Study of The Big Five
Personality Dimensions in Sex Offenders, Non-Sex Offenders and NonOffenders.” The Journal Forensic Psychiatry & Psychology Vol. 24, no. 2
(2013):h. 233-246. Diunduh pada 17 Maret 2014.
Hadjam, Noor Rachman & Fridya Mayasari. “Perilaku Seksual dalam Berpacaran
Ditinjau dari Harga Diri Berdasarkan Jenis Kelamin.” Jurnal Psikologi no.
2 (2000)h: 120-127. Diunduh pada 5 April 2014
Hadjam, Noor Rachman dkk. “Hubungan antara Kecenderungan Perilaku
Mengakses Situs Porno dan Religiusitas pada Remaja.” Jurnal Psikologi
no. 1 (2002): h. 1-13. Diunduh pada 8 Januari 2014.
Hanifah, Astin Nur & Kusyogo Cahyo. “Perilaku Seksual Pranikah pada Siswa
SLTP Pengungsi Eks Timor Timur.” Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia
Vol. 7, no. 2 (Agustus 2012): h. 116-125. Diunduh pada 22 Februari 2014.
Hidayat, Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika, 2008.
Hidayat, Dede Rahmat. Pengantar Psikologi untuk Tenaga Kesehatan: Ilmu
Perilaku Manusia. Jakarta: Trans Info Media, 2009.
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan Edisi 5. Jakarta: Erlangga, 2003.
Ines, Fronteira et al. Sexual and Reproductive Health of Adolescents in Belgium,
The Czech Republic, Estonia and Portugal. Ter European Journal of
Contraception and Reproductive Health Care Vol. 14, no. 3 (June 2009):
h. 15-220. Diunduh pada 28 Desember 2013 dari http:// www. ncbi. nlm.
nih. gov/pubmed/19565419
International Personality Item Pool (IPIP). “Possible Qustionnaire Format for
Administering the 50-item Set of IPIP Big-Five Factor Markers.” 2014.
Diunduh pada 30 Maret 2014 dari http://ipip.ori.org/New_IPIP-50-itemscale.htm
Ivancevich, John M. dkk. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga,
2007.
Jamaluddin, Dindin. Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam. Bandung: Pustaka
Setia, 2013.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2014. Diunduh pada 26 Maret 2014 dari
http://kbbi.web.id/
Kasali, Rhenald. Re-Code Your Change DNA: Membebaskan Belenggu-belenggu
untuk Meraih Keberanian dan Keberhasilan dalam Pembaharuan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2007.
Kazembe, Abigail. “Factors That Influence Sexual Behavior in Young Women”.
African Journal of Midwifery and Woment’s Health Vol. 3, no. 2 (17 Apr
2009): h. 67-73. Diunduh pada 26 Maret 2014 dari http:// www. intermid.
co.uk/cgibin/go.pl/library/article.cgi?uid=41855;article=ajm_3_2_67_73
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes). “Kamus Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia,” 2013. Diunduh pada 8 Maret 2014 dari
http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&pg=Kamus
Kuntarto, Niknik M. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir. Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2008.
Kusnanto. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta:
EGC, 2004.
L’ Engle, Kelly Ladin et al. “The Mass Media are an Important Context for
Adolescents’ Sexual Behavior.” Journal of Adolescent Health Vol. 38
(2006): h. 186-192. Diunduh pada 30 Maret 2014.
Lestari, Sri. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik
dalam Keluarga. Jakarta: Kencana, 2012.
Mastuti, Endah. “Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi dari
IPIP)”. Insan Vol. 7, no. 3 (Desember 2005): h. 264-276.
Mayer, John D. “Asserting The Definition of Personality”. The Online Newsletter
for Personality Science Issue 1, 2007.
Miller, Joshua D. et al. “The The Utility of The Five Factor Model in
Understanding Risky Sexual Behavior.” Personality and Individual
Differences Vol. 36 (2004): h. 1611-1626. Diunduh pada 17 Maret 2014.
Miron, Amy G. & Charles D. Miron. Bicara Soal Cinta, Pacaran, dan Seks
kepada Remaja. Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2006.
Moss, Simon. Five Factor Model of Personality, 2008. Diunduh pada 10 Maret
2014 dari http://www.psych-it.com.au/Psychlopedia/article.asp?id=80
___________________. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta,
2006.
___________________. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineke
Cipta, 2007.
Nurhayati. “Hubungan Pola Komunikasi dan Kekuatan Keluarga dengan Perilaku
Seksual Berisiko pada Remaja.” Tesis S2 Fakultas Ilmu Keperawatan,
Universitas Indonesia, 2011. Diunduh pada 28 Desember 2013.
Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika, 2009.
Odeyemi et al. “Sexual Behavior and The Influencing Factors Among Out of
School Female adolescents in Mushin Market, Lagos, Nigeria”. Int J
Adolesc Med Health Vol. 21, no. 1 (Jan-Mar 2009): h. 101-109. Diunduh
pada 26 Maret 2014 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19526700
Olson, Matthew H. & Hargenhahn. Pengantar Teori Kepribadian Edisi 8.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
O’ Sullivan. I Wanna Hold Your Hand: Romantic and Sexual Events in
Adolescent Relationships. Perspective on Sexual and Reproductive Health
Vol. 39 no. 2 (2007): h. 100-107.
Patmawati. Virginity Value Ditinjau dari Big Five Personality. Jurnal Imiah
Psikologi Terapan Vol. 1, no. 2 (Agustus, 2013): h. 216-229.
Paul Elizabeth L. et al. “Hookups: Characteristics and Correlates of Collage
Students’ Spontaneous and Anonymous Sexual Experiences.” The Journal
of Sex Research Vol. 37, no. 1 (February, 2000):h. 76-88. Diunduh pada
13 Maret 2014.
Pervin, Lawrence A. dkk. Psikologi Kepribadian Teori dan Penelitian Edisi 9.
Jakarta : Kencana. 2010.
Pieter, Z & Lubis, N. Pengantar Psikologi dalam Keperawatan. Jakarta: Kencana,
2010.
Popkins, C. Nathan. The Five-Factor Model: emergence of a Taxonomic Model
for Personality Psychology, 2001. Diunduh pada 10 Maret 2014 dari
http://www.personalityresearch.org/papers/popkins.html
Potter & Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik Volume 1. Jakarta: EGC, 2005.
Pratiwi, Rinni Yudhi. “Seputar Kesehatan Anak : Kesehatan Remaja di
Indonesia.” Diunduh pada 10 September 2013 dari http:// idai.or.id/publicarticles/seputar-kesehatan-anak/kesehatan-remaja-di%20indonesia.html
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan – BKKBN (Pusdu-BKKBN).
“Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 THN) : Ada apa dengan Remaja?.
Jakarta: Pusdu-BKKBN,” 2011. Diunduh pada 20 Desember 2013.
Puspitadesi dkk. “Hubungan Antara Figur Kelekatan Orang Tua dan Kontrol Diri
dengan Perilaku Seksual Remaja.” Jurnal Psikologi Unversitas Sebelas
Maret. (2011): h.1-10. Diunduh pada 1 Januari 2014.
Quirk, Michael P. & Patricia M. Fandt. The 2nd Language of Leadership. Francis:
Psychology Press, 2000.
Ramdhani, Neila. “Adaptasi Bahasa dan Budaya Inventori Big Five”. Jurnal
Psikologi Vol. 39, no. 2 (Desember 2012): h. 189-207.
Rice, F. Philips. The Adolescent Development, Relationship, and Culture. USA:
Allyn and Bacon. 2005.
Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta, 2007.
Salisa, Anna. “Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Remaja.” Skripsi S1 Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, 2010. Diunduh
pada 20 Desember 2013.
Santrock, J. W. Adelescence : Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga. 2007.
Sarwono, Sarlito W. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Schmitt, David P. “The Big Five Related to Risky Sexual Behaviour Across 10
World Regions.” European Journal of Personality Vol. 18 (2004):h. 301319. Diunduh pada 17 Maret 2014.
Setiadi. “Konsep & Penulisan Riset Keperawatan.” Yogyakarta: Graha Ilmu,
2007.
Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.
Smith, C. Veronica et al. “Relationships Between Daily Sexual Interactions and
Domain-Specific and General Models of Personality Traits.” Journal of
social and Personal Relationships Vol. 24, no. 4 (2007)h: 497-515.
Diunduh pada 17 Maret 2014.
Soetjiningsih, Christiana Hari. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Seksual Pranikah pada Remaja.” Disertasi Fakultas Psikologi Universitas
Gajah Mada. 2008.
Somantri, T. Sutjihati. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama.
2006.
Stanhope, Marcia & Jeanette Lancaster. Community and Public Health Nursing.
USA: Mosby, 2004.
Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC, 2004.
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia 2012: Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: SDKI, 2013.
Taufik, Ahmad. “Persepsi Remaja terhadap Perilaku Seks Pranikah.” e-Journal
Sosiatri-Sosiologi, no. 1 (2013): h. 31-44. Diunduh pada 28 Desember
2013.
United
Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF).
Perlindungan Anak dalam Keadaan Darurat. Jakarta: UNICEF, 2008.
Valkenburg & Peter. The Use of Sexuality Explicit Internet Material and Its
Antecendents: A Longitudinal Comparison of Adolescents and Adults.
Archived of Sexual Behaviour Vol 40 no. 2 (2011): h. 1015-1025.
Wibowo. Permasalahan Reproduksi Remaja dan Alternatif Jalan Keluarnya.
Diakses dari www.hqweb01.bkkbn.go.id. (2004)
Widhiastuti, Hardani. “The Big Five Personality sebagai Penunjang Kinerja.”
Jurnal Psikologi Universitas Semarang, 2011.
Widoyoko, E. P. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
pelajar, . 2012.
Widyarini, Nilam & Nurul Wulandari. “Hubungan antara The Big Five
Personality dengan Sikap terhadap Seks Pranikah pada Remaja.” Jurnal
Psikologi Universitas Gunadarma. (2010): h. 1-19. Diunduh pada 9
Januari 2014.
Wong, D. L. dkk. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Jakarta: EGC, 2008.
World Health Organization (WHO). “Adolescent Development,” 2014. Diunduh
pada 8 Maret 2014 dari http:// www. who. int/maternal_child_adolescent
/topics/ adolescence/dev/en/
Zahra, Roswiyani P. “Lingkungan Keluarga dan Peluang Munculnya Masalah
Remaja.” Jurnal Provitae, no. 2 (November 2005): h. 11-24.
INFORMED CONSENT
Yth.
Ciputat, Mei 2014
Calon Responden Penelitian
Di Tempat
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Reno Ramalia
NIM
: 1110104000021
Alamat
: Jl. Adam BB No. 502, Padang Panjang
Sumatera Barat
Saya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian
dengan judul penelitian “Hubungan Trait Kepribadian dengan Perilaku Seksual
Remaja.”
Dalam proses pengumpulan data, dengan segala kerendahan hati saya
megharapkan kesedian anda meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner yang
telah disediakan. Penelitian ini tidak akan merugikan responden. Saya selaku
peneliti akan merahasiakan identitas dan jawaban saudara sebagai responden
dalam penelitian ini. Bersama surat ini saya lampirkan lembar persetujuan
menjadi responden. Anda dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan
apabila bersedia secara sukarela menjadi responden penelitian.
Besar harapan peneliti agar anda bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini. Atas kesediaan dan kerjasamanya, peneliti ucapkan terimakasih.
Hormat saya
Peneliti
Lanjutan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi responden
penelitian yang dilakukan oleh:
Nama
: Reno Ramalia
NIM
: 1110104000021
Alamat
: Jl. Adam BB No. 502, Padang Panjang
Sumatera Barat
Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian ini.
Saya mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan. Semua
berkas yang mencantumkan identitas responden hanya digunakan untuk terkait
penelitian.
Saya mengerti bahwa tidak ada resiko yang akan terjadi. Apabila ada
pertanyaan dan respon emosional yang tidak nyaman atau berakibat negatif pada
saya, maka peneliti akan menghentikan pengumpulan data dan peneliti
memberikan hak kepada saya untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa
resiko apapun.
Demikian surat pernyataan ini saya tandatangani tanpa ada paksaan. Saya
bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini secara sukarela.
Ciputat, Mei 2014
(
)
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk:
1. Bacalah pernyatan dengan seksama sehingga dapat dimengerti
2. Isilah semua nomor dalam kuesioner ini sesuai dengan kondisi yang anda alami
selama ini dan jangan ada yang terlewatkan dengan memberi tanda Silang (X)
atau Checklist (√) pada setiap pernyataan. Setiap nomor hanya diisi dengan
satu jawaban
3. Jika anda salah mengisi jawaban, coret jawaban tersebut dan beri tanda silang
atau checklist pada jawaban yang dianggap benar
4. Dalam hal ini tidak ada penilaian benar atau salah, baik atau buruk, sehingga
tidak ada jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban adalah benar, jika
anda memberikan jawaban sesuai dengan keadaan atau perasaan anda yang
sebenarnya
5. Anda dapat bertanya langsung pada peneliti jika ada kesulitan dalam menjawab
isi kuesioner
6. Atas partisipasi dan kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini, peneliti
mengucapkan terimakasih.
SELAMAT MENGISI
A. Data Demografi/Identitas
1. Nama sekolah
: SMA Triguna Utama
2. Nomor responden
: ………. (diisi oleh peneliti)
3. Usia
: ………. Tahun
4. Jenis kelamin
: Laki-laki/Perempuan
5. Pernah mendapatkan informasi mengenai perilaku seksual : Ya/Tidak
6. Sumber infomasi Anda mengenai perilaku seksual:
(*Jawaban boleh lebih dari 1)
1. Keluarga
2. Teman
3. Orang lain
4. Media massa
B. Kuesioner I
Ungkapkan pendapat kamu dengan jawaban SS (sangat sesuai), S (sesuai), AS (agak sesuai),
TS (tidak sesuai), dan STS (sangat tidak sesuai) terhadap pernyataan yang diajukan dengan
memberikan tanda (X) atau (√) pada kolom yang tersedia
No
Pernyataan
1
Saya mampu meramaikan suasana
2
Saya sering merasa siap dalam menjalankan tugas
3
Saya memahami banyak istilah dalam berbahasa
4
Saya tidak banyak bicara
5
Saya tertarik bersosialisasi dengan orang lain
6
Saya meletakkan barang dimana saja
7
Saya tetap tenang dalam situasi apapun
8
Saya kesulitan untuk memahami ide-ide abstrak
9
Saya merasa nyaman di sekitar orang lain
10
Saya sering merendahkan orang lain
11
Saya mengerjakan tugas dengan teliti
12
Saya mudah khawatir dengan sesuatu hal
13
Saya memiliki imajinasi yang kuat
14
Saya simpati dengan perasaan orang lain
15
Saya tidak tertarik pada ide-ide abstrak
16
Saya senang memulai pembicaraan
17
Saya sering melakukan tugas dengan baik
18
Saya mudah merasa gelisah
19
Saya memiliki banyak ide yang cemerlang
20
Saya memiliki hati yang lembut
21
Saya mudah lupa
22
Saya mudah marah
23
Saya tidak memiliki imajinasi yang baik
24
Saya berbicara dengan banyak orang yang berbeda di
keramaian
SS
S
AS
TS
STS
No
Pernyataan
25
Saya suka memerintah
56
Suasana hati saya mudah merubah
27
Saya cepat memahami sesuatu
28
Saya meluangkan waktu untuk orang lain
29
Saya sering mengabaikan tugas
30
Saya mudah mengalami perubahan mood
31
Saya menggunakan istilah asing dalam berbahasa
32
Saya tidak keberatan menjadi pusat perhatian
33
Saya merasakan emosi orang lain
34
Saya mengikuti jadwal tugas
35
Saya mudah tersinggung
36
Saya mampu mengintrospeksi diri sendiri
37
Saya mampu membuat orang lain merasa nyaman
38
Saya menghabiskan banyak tenaga dalam bekerja
39
Saya mudah merasa sedih
40
Saya memiliki banyak ide
SS
S
AS
TS
STS
C. Kuesioner II
Ungkapkan kebiasaan yang kamu lakukan dengan jawaban yang sejujurnya. Berilah
checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman kamu
No
1
Perilaku Seksual
Saya pernah behubungan seksual tanpa menggunakan pencegah
kehamilan
*Jika tidak lanjut ke nomor 5
2
Saya menggunakan pencegah kehamilan (seperti kondom, KB, dan
sebagainya) saat melakukan hubungan seksual
3
Jika Anda laki-laki:
a. Saya pernah menghamili pasangan saya, padahal saya belum menikah
Ya
Tidak
No
Perilaku Seksual
Jika Anda perempuan:
a. Saya pernah hamil, padahal saya belum menikah
*Jika jawaban tidak lanjut ke nomor 5
4
Saya pernah melakukan atau menganjurkan pasangan untuk aborsi
5
Saya sering melakukan ransangan pada diri sendiri seperti menggesekgesekkan alat kelamin atau menonton tayangan porno hingga teransang
6
Saya pernah melakukan petting (menempelkan tubuh dengan pasangan
tanpa hubungan alat kelamin)
7
Saya pernah melakukan sodomi
8
Saya pernah berciuman bibir
9
Saya pernah melalukan oral sex (memasukkan alat kelamin ke dalam
mulut)
= = = TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA = = =
Ya
Tidak
Hasil Uji Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
extraversion
84
100.0%
0
.0%
84
100.0%
agreeableness
84
100.0%
0
.0%
84
100.0%
conscientiousness
84
100.0%
0
.0%
84
100.0%
neurocitism
84
100.0%
0
.0%
84
100.0%
openess
84
100.0%
0
.0%
84
100.0%
SkorPerilakuSeksual
84
100.0%
0
.0%
84
100.0%
Descriptives
Statistic
extraversion
Mean
12.07
95% Confidence Interval for
Lower Bound
11.54
Mean
Upper Bound
12.60
5% Trimmed Mean
12.08
Median
12.00
Variance
6.019
Std. Deviation
2.453
Minimum
6
Maximum
18
Range
12
Interquartile Range
.268
3
Skewness
agreeableness
Std. Error
.001
.263
Kurtosis
-.094
.520
Mean
26.17
.331
95% Confidence Interval for
Lower Bound
25.51
Mean
Upper Bound
26.83
5% Trimmed Mean
26.26
Median
26.00
Variance
9.225
Std. Deviation
3.037
Minimum
16
Maximum
32
Range
16
Interquartile Range
5
Skewness
Kurtosis
conscientiousness
Mean
.909
.520
29.37
.419
Lower Bound
28.54
Mean
Upper Bound
30.20
5% Trimmed Mean
29.29
Median
29.00
14.718
Std. Deviation
3.836
Minimum
21
Maximum
41
Range
20
Interquartile Range
6
Skewness
.296
.263
Kurtosis
.029
.520
26.82
.518
Mean
95% Confidence Interval for
Lower Bound
25.79
Mean
Upper Bound
27.85
5% Trimmed Mean
26.78
Median
27.00
Variance
22.510
Std. Deviation
4.744
Minimum
17
Maximum
38
Range
21
Interquartile Range
7
Skewness
openess
.263
95% Confidence Interval for
Variance
neurocitism
-.554
.023
.263
Kurtosis
-.230
.520
Mean
33.56
.386
95% Confidence Interval for
Lower Bound
32.79
Mean
Upper Bound
34.33
5% Trimmed Mean
33.59
Median
34.00
Variance
Std. Deviation
12.539
3.541
Minimum
23
Maximum
43
Range
20
Interquartile Range
5
Skewness
Kurtosis
SkorPerilakuSeksual
Mean
-.342
.263
.330
.520
.80
.119
95% Confidence Interval for
Lower Bound
.56
Mean
Upper Bound
1.04
5% Trimmed Mean
.71
Median
.00
Variance
1.200
Std. Deviation
1.095
Minimum
0
Maximum
4
Range
4
Interquartile Range
2
Skewness
Kurtosis
.866
.263
-.654
.520
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
extraversion
.119
84
.005
.981
84
.267
agreeableness
.098
84
.043
.957
84
.006
*
.983
84
.334
conscientiousness
.080
84
.200
neurocitism
.086
84
.184
.982
84
.286
openess
.157
84
.000
.972
84
.065
SkorPerilakuSeksual
.398
84
.000
.684
84
.000
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Uji Validitas dan Reliabilitas Trait Kepribadian
Nomor Item 1-28
Resp
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
3
2
3
4
2
3
2
1
3
2
2
3
3
4
2
3
4
3
3
3
2
4
3
3
2
3
3
1
2
2
1
5
3
5
2
5
2
3
4
4
5
5
4
5
2
4
5
4
3
3
4
5
2
5
3
5
2
3
2
1
3
1
3
1
5
1
2
2
3
3
5
4
4
2
3
4
4
2
3
3
5
4
3
5
5
1
4
2
2
5
3
3
3
4
4
4
3
5
5
3
5
5
3
5
5
1
5
3
5
4
5
3
3
4
2
5
2
1
3
2
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
2
4
4
2
3
5
4
4
4
4
4
4
2
6
2
2
4
2
2
2
3
4
2
2
4
4
3
4
4
2
4
4
2
2
4
2
4
4
2
2
4
2
7
5
1
3
3
3
3
5
2
2
2
3
4
3
4
4
1
5
2
2
3
3
3
3
3
2
3
4
1
3
8
5
1
5
1
5
1
5
2
1
3
5
5
2
3
5
5
5
1
5
5
2
4
5
1
5
1
5
9
3
1
3
3
4
1
4
2
4
2
4
5
3
5
4
1
5
4
1
3
2
2
4
4
3
2
4
2
10
4
2
3
2
2
2
4
2
2
1
5
4
3
3
4
2
4
4
3
4
2
3
4
3
5
1
5
1
11
2
2
4
4
2
3
3
1
5
5
4
4
4
5
4
2
5
5
1
3
4
4
4
5
2
2
4
1
12
4
2
5
4
3
3
5
2
3
3
4
3
4
3
4
1
4
4
4
4
3
3
5
3
4
5
4
2
13
3
2
4
2
4
3
5
5
2
3
3
4
4
5
3
1
3
4
2
3
5
2
4
4
3
3
4
4
14
4
1
4
5
3
3
3
2
3
3
5
4
3
5
3
1
5
3
4
3
2
2
4
5
3
5
3
3
15
4
1
5
5
4
3
5
1
2
2
4
4
5
4
3
1
5
1
1
2
5
5
5
5
4
3
4
2
16
4
1
4
1
2
4
4
2
4
4
2
5
5
3
2
1
5
5
4
4
4
4
5
3
3
1
5
1
2
17
4
1
3
2
2
3
3
4
3
4
4
5
2
4
3
1
3
3
4
2
3
2
3
5
3
2
5
18
2
1
4
2
2
2
5
1
4
2
5
2
2
5
2
3
5
4
1
4
5
4
2
5
2
1
5
4
19
4
1
4
1
3
2
4
1
2
2
4
5
4
4
2
1
4
4
3
2
2
3
4
2
3
2
4
2
20
4
2
3
3
3
2
5
2
3
3
2
4
3
4
3
1
5
4
2
4
3
1
4
3
4
5
3
2
21
5
1
3
2
5
4
4
2
2
4
2
4
4
4
3
1
5
4
2
3
2
4
2
2
4
4
4
2
22
3
1
5
2
5
2
4
4
2
4
3
4
4
5
4
2
4
5
2
4
4
2
4
2
4
2
4
4
23
3
5
3
2
2
3
3
5
3
4
4
5
4
2
4
2
3
4
2
4
2
3
1
2
2
4
4
2
24
4
5
5
5
5
1
5
2
4
2
3
4
5
5
3
1
5
4
1
2
2
2
5
5
3
1
2
1
25
4
5
4
2
3
5
4
3
3
2
4
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
2
4
3
3
2
3
3
3
26
4
5
3
2
3
4
4
4
3
1
4
4
3
4
2
1
5
4
4
4
4
2
3
5
3
4
4
27
4
2
3
5
2
2
3
4
2
3
4
5
3
5
3
2
4
5
3
4
3
2
3
5
3
1
4
3
28
4
3
4
4
4
3
5
2
2
1
4
3
2
5
5
3
3
4
1
1
4
4
2
3
1
4
3
1
29
3
2
3
2
2
4
4
1
3
2
3
4
3
4
4
2
4
4
3
2
4
3
3
2
3
4
3
2
30
5
2
3
3
2
4
5
3
3
3
5
5
3
5
3
1
5
4
5
3
5
2
4
3
3
3
4
3
31
5
1
3
5
3
3
4
1
1
3
2
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
2
3
2
3
1
5
1
32
2
1
5
3
4
3
4
5
1
2
3
5
4
5
4
1
1
4
4
2
3
5
4
3
4
1
3
1
33
5
1
3
3
3
3
3
2
3
4
3
4
3
3
4
2
4
3
3
3
3
2
3
3
4
2
5
2
34
2
2
3
5
2
1
4
3
2
2
3
2
2
3
2
3
3
4
2
2
1
3
2
3
1
2
3
2
35
5
1
3
2
3
4
5
4
2
4
5
5
5
5
5
1
5
5
4
4
5
1
5
5
5
1
5
4
36
4
2
4
3
4
2
4
2
2
2
3
3
4
4
4
1
5
2
1
2
3
4
4
3
5
2
5
1
37
4
1
3
5
2
2
5
4
4
2
4
4
5
5
5
1
5
4
1
2
5
1
5
5
2
1
5
3
38
4
1
5
2
4
3
5
3
2
3
5
5
3
3
4
1
4
5
3
3
4
4
4
3
2
2
4
3
39
3
3
4
4
3
4
5
3
3
2
3
3
2
5
5
3
3
4
1
1
2
3
3
4
3
4
3
1
40
3
2
2
3
3
1
3
1
2
3
3
3
5
5
3
3
4
4
3
4
3
1
5
5
4
1
5
1
41
3
2
2
5
3
4
5
2
3
3
2
5
2
4
3
1
5
4
2
4
3
4
3
5
2
3
4
1
5
42
3
3
3
2
2
5
5
5
5
5
3
3
3
3
3
5
3
3
5
5
4
2
3
4
3
5
3
43
3
1
4
2
3
4
3
3
4
3
3
5
3
4
2
2
4
3
1
3
4
3
4
3
2
3
4
3
44
5
1
4
1
3
4
4
3
3
3
4
4
4
3
3
2
4
4
3
2
5
4
3
3
4
4
4
2
45
2
2
4
4
5
1
3
4
4
3
4
4
4
5
3
2
4
5
2
3
2
5
4
4
5
1
4
3
46
4
2
3
3
3
3
4
3
2
2
4
4
3
4
4
2
4
4
2
3
5
4
4
4
4
3
4
2
47
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
2
3
4
3
4
3
4
2
4
3
48
3
2
3
2
2
3
4
1
4
3
3
4
3
4
3
2
4
4
3
4
3
3
3
4
3
2
4
1
49
3
2
4
3
3
3
4
5
4
4
2
5
3
3
5
1
4
4
4
2
4
2
3
2
3
3
4
5
50
4
2
4
1
3
4
5
4
3
4
2
4
4
5
5
1
5
4
1
4
5
4
3
4
5
5
5
4
5
51
4
3
3
2
3
5
5
4
2
4
3
4
3
3
5
1
3
3
2
4
5
2
2
2
3
4
3
52
3
1
4
4
2
1
5
3
2
3
5
5
3
5
5
1
5
5
5
5
3
3
5
4
3
1
5
2
53
5
1
2
1
2
3
4
2
1
3
2
4
3
2
5
3
4
4
3
3
3
2
3
2
3
1
5
2
54
2
4
2
2
4
4
4
5
2
2
2
4
2
4
2
2
4
5
4
4
4
2
3
2
2
4
4
2
55
4
2
3
2
2
3
4
3
3
3
4
4
2
3
3
3
4
2
2
3
4
4
2
4
3
4
3
3
56
3
3
3
3
2
4
3
4
3
4
3
4
4
3
2
2
3
4
4
3
3
3
4
4
2
4
3
2
57
5
1
4
2
3
4
4
3
2
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
2
5
3
3
3
4
3
3
2
58
3
2
4
2
2
3
4
2
3
2
4
5
3
4
2
1
3
5
3
3
2
4
2
4
3
3
5
2
59
4
1
3
1
3
2
4
4
2
1
3
5
5
2
3
1
3
5
4
3
2
2
5
2
5
3
4
5
60
3
2
3
2
2
2
3
3
3
3
3
4
3
4
3
2
4
4
3
4
2
4
4
4
4
2
3
3
rxy
0,274
0.035
0.354
0.037
0.309
0.256
0.336
0.275
0.245
0.256
0.244
0.223
0.469
0.356
0.364
-0.241
0.337
0.118
-0.029
0.232
0.495
0.006
0.452
0.355
0.382
0.130
0.232
0.313
t hitung
2.174
0.266
2.884
0.280
2.471
2.014
2.716
2.174
1.922
2.020
1.920
1.741
4.039
2.899
2.977
-1.892
2.728
0.905
-0.223
1.815
4.335
0.046
3.856
2.895
3.152
0.998
1.818
2.506
Valid
Unvalid
Valid
Unvalid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Unvalid
Valid
Unvalid
Unvalid
Valid
Valid
Unvalid
Valid
Valid
Valid
Unvalid
Valid
Valid
t tabel
Ket.
1.672
Valid
Nomor Item 29-50
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
4
3
2
3
4
3
3
3
4
2
3
4
2
3
3
4
3
3
3
2
3
2
N
Resp
142
1
3
2
3
4
1
4
4
4
3
5
3
4
1
2
5
3
4
3
4
3
2
5
174
2
2
5
5
5
3
5
5
5
5
2
5
1
3
1
1
1
5
1
5
5
4
3
161
3
2
4
2
5
4
5
4
4
2
5
3
3
2
2
5
2
4
1
5
4
5
3
180
4
4
4
3
4
2
3
4
2
4
2
4
2
3
3
4
3
4
2
4
4
3
4
167
5
3
3
3
3
2
4
3
4
3
4
4
2
3
4
4
4
3
2
3
2
3
3
151
6
3
4
4
5
2
3
3
4
4
3
5
3
4
3
4
4
4
3
4
4
1
3
159
7
1
5
2
5
1
2
4
1
5
1
5
5
3
1
3
1
3
3
5
3
1
5
161
8
3
3
3
2
3
5
4
2
4
3
5
2
4
4
3
5
3
1
4
3
5
4
160
9
3
4
3
4
2
3
3
1
3
3
3
3
2
3
4
4
4
3
5
3
2
5
154
10
4
3
2
4
2
4
4
2
4
5
4
3
2
4
4
4
3
2
3
5
5
3
170
11
5
4
4
4
3
3
4
4
2
4
4
4
4
4
5
3
4
2
4
5
4
4
182
12
3
4
2
5
3
3
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
3
2
4
179
13
5
3
1
5
3
5
3
1
3
3
5
1
1
3
4
3
3
1
4
5
5
3
164
14
5
3
5
5
3
5
5
5
5
4
4
3
5
1
5
5
5
1
5
5
1
4
184
15
5
2
2
3
5
5
3
4
4
5
5
1
2
5
5
5
2
1
2
1
4
3
166
16
4
3
3
3
2
3
2
4
4
2
4
3
2
3
3
3
3
3
4
2
4
3
152
17
5
2
2
1
2
2
2
2
5
1
5
3
5
4
5
4
5
1
5
2
4
4
157
18
4
3
2
5
3
4
3
2
3
5
4
1
1
2
4
2
4
2
4
2
2
4
145
19
3
4
2
4
2
4
4
2
5
3
5
1
2
2
3
2
2
4
3
3
2
5
154
20
2
4
2
4
2
2
4
2
2
2
4
2
2
2
4
2
4
4
4
2
4
4
152
21
4
4
3
4
4
4
4
2
3
5
3
2
3
3
4
3
3
4
4
4
4
4
173
22
3
4
3
4
2
5
3
3
3
3
5
2
3
2
3
4
5
2
3
3
3
4
159
23
5
4
2
5
1
5
4
2
3
2
5
2
2
1
4
5
4
3
4
3
5
4
167
24
2
3
3
4
2
3
3
2
3
4
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
2
3
152
25
5
3
3
4
5
5
3
1
5
4
5
5
5
3
3
5
5
1
5
5
5
5
186
26
1
4
2
4
1
4
5
3
3
3
5
2
3
3
3
3
3
2
4
2
4
3
159
27
4
5
2
5
1
4
5
3
2
1
5
1
1
3
1
4
5
1
5
5
5
4
157
28
3
4
2
4
2
5
3
2
3
3
4
2
4
2
3
4
2
3
3
3
3
3
150
29
3
4
3
4
2
3
3
1
4
2
5
2
3
3
5
3
4
2
5
4
3
3
170
30
3
3
3
3
2
4
4
2
5
4
4
5
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
151
31
1
4
1
4
1
2
3
4
3
5
1
5
5
3
4
1
3
3
3
5
4
4
156
32
4
4
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
157
33
3
1
1
5
1
3
2
1
3
1
1
1
1
1
2
5
3
3
2
1
1
2
113
34
5
5
4
5
2
2
5
4
5
4
4
1
5
4
4
4
5
1
5
3
4
5
194
35
5
1
4
2
3
5
4
1
5
2
5
3
4
5
4
5
5
3
4
3
4
4
166
36
5
4
2
4
2
5
2
1
5
4
5
5
2
5
5
5
2
4
5
2
5
5
179
37
4
4
4
3
1
3
4
5
4
5
4
5
3
2
4
5
5
1
5
1
3
4
173
38
4
4
3
4
3
5
4
3
3
3
5
2
3
4
4
4
4
3
3
4
5
3
167
39
5
1
3
2
5
5
4
2
5
5
4
3
3
3
5
5
3
3
3
5
5
4
168
40
3
3
2
4
2
4
3
4
4
3
3
2
1
3
3
5
3
2
4
4
5
3
159
41
3
3
1
5
1
3
3
5
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
171
42
5
4
2
3
3
5
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
4
3
3
5
4
2
157
43
4
5
3
2
3
4
4
2
3
4
2
2
3
2
4
2
3
2
3
4
4
4
162
44
5
5
3
3
3
4
4
2
3
5
5
3
2
2
3
5
5
3
3
2
4
5
175
45
3
4
4
5
2
3
4
2
4
3
4
1
1
5
5
3
4
1
4
3
5
4
167
46
3
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
3
4
4
4
4
169
47
3
3
2
4
2
5
3
3
4
2
5
2
2
2
4
4
3
3
3
2
4
3
152
48
2
5
4
5
1
5
4
2
4
3
5
3
2
3
4
5
5
1
3
3
5
4
172
49
4
4
4
4
4
3
4
3
5
4
2
4
4
4
3
5
5
4
5
5
5
5
194
50
3
5
3
3
3
2
3
3
4
3
2
4
2
3
2
2
3
3
3
5
2
4
159
51
3
4
2
5
1
3
4
5
3
4
3
1
2
1
4
3
5
1
3
2
5
3
165
52
1
4
2
4
4
3
3
2
3
2
2
2
3
2
4
2
3
4
4
3
1
3
139
53
3
3
2
2
4
4
4
2
2
3
2
2
2
3
3
3
4
3
4
4
4
3
153
54
4
3
3
3
2
4
4
4
4
1
4
1
4
4
2
3
3
2
4
3
2
3
153
55
4
3
3
4
4
4
3
2
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
2
4
2
164
56
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
2
2
3
3
2
4
5
5
2
1
4
154
57
1
3
1
4
2
3
2
4
3
4
2
1
3
2
4
4
4
3
3
4
3
2
147
58
1
5
1
5
1
3
5
2
3
2
5
5
3
3
5
1
5
3
4
4
1
5
159
59
150
60
3
4
2
4
2
4
2
3
2
2
2
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
4
0.390
0.268
0.463
0.124
0.215
0.493
0.445
0.181
0.301
0.474
0.324
0.325
0.376
0.306
0.380
0.257
0.383
-0.236
0.436
0.344
0.409
0.495
3.222
2.121
3.975
0.948
1.680
4.317
3.780
1.403
2.406
4.102
2.604
2.617
3.091
2.445
3.129
2.021
3.159
-1.848
3.686
2.790
3.415
4.336
N Valid
Valid
Valid
Valid
Unvalid
Valid
Valid
Valid
Unvalid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Unvalid
Valid
Valid
Valid
Valid
40
1.672
Valid
Nomor Item Extraversion
Nomor Item Agreeableness
Resp
Nomor Item Conscientiousness
N
1
6
11
21
31
41
1
3
3
2
2
2
2
2
2
2
4
3
3
3
2
1
3
3
5
4
2
3
5
3
2
N
7
12
17
27
37
42
47
14
2
3
4
3
4
3
3
1
15
5
5
4
5
3
2
3
17
5
3
3
5
5
1
2
17
4
5
5
4
2
N
3
8
13
23
28
33
38
43
48
22
3
1
3
3
1
4
2
3
2
22
4
28
5
2
5
5
2
1
5
5
3
33
5
27
3
1
5
5
1
3
2
1
5
26
2
5
27
5
4
3
4
2
4
5
5
4
36
5
2
4
4
5
3
3
21
4
4
4
4
4
3
4
27
3
3
4
4
2
2
2
4
4
28
6
2
2
4
4
3
3
18
3
4
4
4
3
4
3
25
4
4
3
4
2
2
4
4
2
29
7
5
3
3
3
4
4
22
5
4
5
4
4
3
4
29
3
2
3
3
1
2
3
4
4
25
8
5
1
5
2
2
3
18
5
5
5
5
5
1
5
31
5
2
2
5
3
1
1
3
3
25
9
3
1
4
2
3
4
17
4
5
5
4
4
4
4
30
3
2
3
4
2
3
3
3
3
26
10
4
2
5
2
3
2
18
4
4
4
5
3
3
5
28
3
2
3
4
1
2
3
4
3
25
11
2
3
4
4
2
2
17
3
4
5
4
4
4
3
27
4
1
4
4
1
2
5
4
5
30
12
4
3
4
3
4
4
22
5
3
4
4
2
4
4
26
5
2
4
5
2
3
4
5
5
35
13
3
3
3
5
2
5
21
5
4
3
4
4
5
4
29
4
5
4
4
4
3
4
4
3
35
14
4
3
5
2
1
1
16
3
4
5
3
3
3
4
25
4
2
3
4
3
3
3
4
5
31
15
4
3
4
5
5
5
26
5
4
5
4
5
1
5
29
5
1
5
5
2
3
4
5
5
35
16
4
4
2
4
2
2
18
4
5
5
5
4
5
2
30
4
2
5
5
1
5
5
5
1
33
17
4
3
4
3
3
2
19
3
5
3
5
4
3
4
27
3
4
2
3
2
2
2
3
2
23
18
2
2
5
5
2
5
21
5
2
5
5
5
4
5
31
4
1
2
2
4
2
1
5
2
23
19
4
2
4
2
2
1
15
4
5
4
4
3
2
4
26
4
1
4
4
2
3
5
4
2
29
20
4
2
2
3
2
2
15
5
4
5
3
5
2
3
27
3
2
3
4
2
2
3
3
3
25
21
5
4
2
2
2
2
17
4
4
5
4
2
2
1
22
3
2
4
2
2
2
2
4
2
23
22
3
2
3
4
3
3
18
4
4
4
4
3
3
4
26
5
4
4
4
4
4
5
4
4
38
23
3
3
4
2
3
3
18
3
5
3
4
3
2
3
23
3
5
4
1
2
2
3
3
3
26
24
4
1
3
2
2
2
14
5
4
5
2
3
1
4
24
5
2
5
5
1
1
2
4
3
28
25
4
5
4
3
3
2
21
4
4
4
3
3
3
3
24
4
3
3
4
3
2
4
3
3
29
26
4
4
4
4
3
5
24
4
4
5
4
5
3
5
30
3
4
3
3
3
5
4
3
5
33
27
4
2
4
3
2
3
18
3
5
4
4
3
3
4
26
3
4
3
3
3
1
3
3
2
25
28
4
3
4
4
2
1
18
5
3
3
3
2
3
5
24
4
2
2
2
1
1
1
1
5
19
29
3
4
3
4
2
4
20
4
4
4
3
3
2
3
23
3
1
3
3
2
2
3
3
3
23
30
5
4
5
5
3
3
25
5
5
5
4
4
3
5
31
3
3
3
4
3
2
2
5
4
29
31
5
3
2
3
3
2
18
4
3
3
5
5
3
4
27
3
1
3
3
1
2
4
3
4
24
32
2
3
3
3
1
5
17
4
5
1
3
3
3
3
22
5
5
4
4
1
1
5
4
5
34
33
5
3
3
3
3
3
20
3
4
4
5
3
3
3
25
3
2
3
3
2
3
3
3
3
25
34
2
1
3
1
1
1
9
4
2
3
3
3
1
2
18
3
3
2
2
2
1
1
2
1
17
35
5
4
5
5
4
5
28
5
5
5
5
5
4
5
34
3
4
5
5
4
2
4
4
3
34
36
4
2
3
3
4
4
20
4
3
5
5
5
5
4
31
4
2
4
4
1
3
2
4
3
27
37
4
2
4
5
2
2
19
5
4
5
5
5
5
5
34
3
4
5
5
3
2
4
5
2
33
38
4
3
5
4
4
3
23
5
5
4
4
4
2
5
29
5
3
3
4
3
1
5
4
1
29
39
3
4
3
2
3
3
18
5
3
3
3
3
4
3
24
4
3
2
3
1
3
3
4
4
27
40
3
1
3
3
3
3
16
3
3
4
5
5
3
3
26
2
1
5
5
1
5
5
5
5
34
41
3
4
2
3
2
1
15
5
5
5
4
4
3
4
30
2
2
2
3
1
2
3
3
4
22
42
3
5
3
4
1
3
19
4
3
3
3
3
3
3
22
3
5
3
3
5
1
3
3
3
29
43
2
2
3
2
2
1
12
3
3
2
4
3
3
1
19
4
3
3
4
3
3
2
3
5
30
44
5
4
4
5
3
3
24
4
1
2
4
3
2
3
19
4
3
4
3
2
3
4
4
4
31
45
2
1
4
1
3
2
13
3
4
2
2
3
2
3
19
4
4
4
4
3
3
5
3
2
32
46
2
3
4
5
1
1
16
4
4
4
4
4
5
4
29
3
3
3
4
2
2
3
5
3
28
47
4
3
3
4
4
3
21
3
4
3
4
3
3
4
24
4
3
3
4
3
4
3
4
4
32
48
3
1
3
3
1
2
13
4
4
4
4
4
2
3
25
3
1
3
3
1
2
2
4
2
21
49
3
3
5
4
4
2
21
4
5
2
2
4
3
3
23
4
5
3
3
5
1
3
4
3
31
50
4
4
2
5
4
4
23
5
4
5
5
5
4
5
33
4
4
4
3
4
4
4
3
5
35
51
4
5
3
5
3
2
22
5
4
3
3
4
3
3
25
3
4
3
2
5
3
3
2
5
30
52
3
1
3
3
1
2
13
5
5
5
5
3
1
3
27
4
3
3
5
2
1
4
4
2
28
53
5
3
2
3
2
3
18
4
4
4
5
3
2
4
26
2
2
3
3
2
1
2
4
3
22
54
2
4
2
3
2
2
15
4
3
4
4
2
3
4
24
2
5
2
3
2
4
3
3
4
28
55
4
3
5
5
3
4
24
4
4
4
5
4
4
4
29
3
3
2
2
3
2
1
2
3
21
56
3
4
3
3
3
4
20
3
4
3
3
4
4
3
24
3
4
4
4
2
4
4
3
2
30
57
5
5
4
5
3
2
24
4
2
3
3
3
3
5
23
4
2
3
1
2
3
3
3
2
23
58
3
3
4
2
1
3
16
4
5
3
5
3
2
3
25
4
2
3
2
2
2
2
4
4
25
59
4
2
3
2
1
3
15
4
5
3
4
3
3
4
26
3
4
5
5
5
1
2
5
4
34
60
3
2
3
2
2
3
15
3
4
4
3
2
3
3
22
3
3
3
2
3
2
2
2
3
23
n
6
7
n-1
5
6
8
VT
14
13
23
VBI
1.03
1.29
0.90
1.34
1.03
1.34
0.62
0.85
1.01
0.74
0.86
1.13
0.95
9
0.69
1.56
0.85
1.13
1.31
1.23
1.45
0.95
1.37
JVB
6.94
6.16
10.55
Alp
0.605
0.617
0.601
Ket.
R
R
R
Nomor Item Neurocitism
Nomor Item Openess to experience
Resp
N
9
14
24
29
34
39
44
49
1
3
4
3
4
3
3
4
3
2
3
4
2
3
4
3
3
3
2
4
4
2
5
5
1
4
4
5
5
2
5
3
5
3
4
4
4
3
6
2
4
4
3
4
7
2
4
3
3
8
1
3
1
9
4
5
4
10
2
3
11
5
12
3
13
N
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
27
2
2
2
3
2
3
3
4
3
2
26
2
24
5
4
5
3
5
2
4
4
4
5
41
4
27
3
2
4
2
3
5
5
1
5
3
33
2
5
31
3
3
5
5
3
4
4
3
4
3
37
4
3
3
28
4
3
4
3
4
4
4
2
4
4
36
4
4
3
28
2
2
4
2
2
3
3
2
3
3
26
3
5
4
1
25
3
2
4
3
2
4
3
3
4
3
31
1
2
5
1
1
15
5
3
5
5
5
5
4
5
3
5
45
3
5
5
5
5
36
4
2
4
3
3
3
4
2
3
4
32
3
3
3
3
4
2
23
2
1
4
4
5
4
3
3
4
5
35
5
5
4
4
4
4
5
36
2
5
4
3
2
3
4
3
3
3
32
3
3
5
3
4
3
4
28
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
38
2
5
4
3
3
5
4
2
28
4
3
3
3
3
4
4
5
4
4
37
14
3
5
5
5
5
5
3
5
36
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
28
15
2
4
5
5
5
4
5
1
31
4
2
3
2
4
3
5
3
5
4
35
16
4
3
3
5
5
5
5
4
34
2
4
2
4
3
2
3
1
2
3
26
17
3
4
5
4
3
4
3
4
30
2
4
3
2
3
3
2
3
3
3
28
18
4
5
5
5
2
5
4
4
34
2
2
2
4
2
2
2
3
5
4
28
19
2
4
2
4
4
4
2
2
24
3
2
2
2
3
3
3
1
4
4
27
20
3
4
3
3
4
5
2
2
26
3
3
3
4
4
4
4
1
2
5
33
21
2
4
2
2
2
4
2
4
22
5
4
3
3
4
4
4
2
4
4
37
22
2
5
2
4
4
3
3
4
27
5
4
4
4
4
4
4
2
3
4
38
23
3
2
2
3
5
5
4
3
27
2
4
4
4
2
4
3
2
5
4
34
24
4
5
5
5
5
5
5
5
39
5
2
3
2
3
4
4
2
4
4
33
25
3
3
3
2
3
3
3
2
22
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
27
26
3
4
5
5
5
5
5
5
37
3
1
2
4
3
3
3
5
5
5
34
27
2
5
5
1
4
5
3
4
29
2
3
3
4
3
4
5
2
3
3
32
28
2
5
3
4
4
5
4
5
32
4
1
5
1
1
5
5
1
5
4
32
29
3
4
2
3
5
4
4
3
28
2
2
4
2
3
4
3
2
2
3
27
30
3
5
3
3
3
5
3
3
28
2
3
3
3
3
4
3
2
4
3
30
31
1
3
2
3
4
4
3
4
24
3
3
3
3
3
3
4
5
3
4
34
32
1
5
3
1
2
1
1
4
18
4
2
4
2
4
4
3
5
3
4
35
33
3
3
3
4
3
3
3
3
25
3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
35
34
2
3
3
3
3
1
5
1
21
2
2
2
2
1
1
2
1
3
2
18
35
2
5
5
5
2
4
4
4
31
3
4
5
4
5
5
5
1
5
5
42
36
2
4
3
5
5
5
5
4
33
4
2
4
2
5
1
4
3
5
4
34
37
4
5
5
5
5
5
5
5
39
2
2
5
2
2
4
2
5
2
5
31
38
2
3
3
4
3
4
5
3
27
4
3
4
3
2
4
4
5
5
4
38
39
3
5
4
4
5
5
4
5
35
3
2
5
1
3
4
4
2
4
3
31
40
2
5
5
5
5
4
5
5
36
3
3
3
4
4
1
4
3
3
4
32
41
3
4
5
3
4
3
5
5
32
3
3
3
4
2
3
3
2
3
3
29
42
5
3
4
3
3
3
4
3
28
2
5
3
5
3
3
3
3
3
3
33
43
4
4
3
5
5
3
3
4
31
3
3
2
3
2
4
3
2
4
2
28
44
3
3
3
4
4
2
2
4
25
3
3
3
2
4
5
4
2
3
4
33
45
4
5
4
5
4
5
5
4
36
5
3
3
3
5
5
4
3
5
5
41
46
2
4
4
3
3
4
3
5
28
3
2
4
3
4
4
4
1
4
4
33
47
3
3
3
3
4
4
4
4
28
3
3
3
3
4
4
4
3
4
4
35
48
4
4
4
3
5
5
4
4
33
2
3
3
4
3
3
3
2
3
3
29
49
4
3
2
2
5
5
5
5
31
3
4
5
2
3
5
4
3
5
4
38
50
3
5
4
4
3
2
5
5
31
3
4
5
4
5
4
4
4
5
5
43
51
2
3
2
3
2
2
2
2
18
3
4
5
4
3
5
3
4
3
4
38
52
2
5
4
3
3
3
3
5
28
2
3
5
5
3
4
4
1
5
3
35
53
1
2
2
1
3
2
2
1
14
2
3
5
3
3
4
3
2
3
3
31
54
2
4
2
3
4
2
3
4
24
4
2
2
4
2
3
4
2
4
3
30
55
3
3
4
4
4
4
3
2
27
2
3
3
3
3
3
4
1
3
3
28
56
3
3
4
4
4
4
4
4
30
2
4
2
3
2
3
3
4
3
2
28
57
2
3
3
3
3
3
2
1
20
3
3
3
2
4
3
3
2
4
4
31
58
3
4
4
1
3
2
4
3
24
2
2
2
3
3
3
2
1
4
2
24
59
2
2
2
1
3
5
1
1
17
3
1
3
3
5
5
5
5
5
5
40
60
3
4
4
3
4
2
3
2
25
2
3
3
4
4
4
2
3
4
4
33
n
8
n-1
7
9
VT
33
25
VBI
0.88
0.81
1.20
1.46
0.97
1.33
1.41
1.78
10
0.92
0.90
1.00
0.92
1.06
0.96
0.66
1.66
0.86
0.74
JVB
9.83
9.66
Alp
0.800
0.687
Ket.
R
R
Uji Reliabilitas Perilaku Seksual Remaja
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
Nomor Item
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
N
9
9
9
8
9
5
9
9
9
8
8
9
8
8
9
9
9
8
9
8
9
9
9
9
9
8
8
6
9
9
9
8
8
8
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
N
p
q
pq
k
Npq
Var
Mean
K20
Ket.
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
60
1.00
0.00
0.00
9
0.32
0.53
8.63
0.459
R
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
60
1.00
0.00
0.00
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
60
1.00
0.00
0.00
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
60
1.00
0.00
0.00
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
50
0.83
0.17
0.14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
60
1.00
0.00
0.00
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
59
0.98
0.02
0.02
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
51
0.85
0.15
0.13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
58
0.97
0.03
0.03
9
9
9
8
8
9
9
9
8
9
9
9
9
9
518
Rekapitulasi Jawaban Responden
1
2
3
4
5
Resp
1
4
9
16
24
32
5
10
14
20
28
33
37
2
6
11
17
21
25
29
34
38
7
12
18
22
26
30
35
39
3
8
13
15
19
23
27
31
36
40
1
5
3
3
5
5
4
3
2
5
5
5
5
5
3
2
3
5
1
5
1
5
5
3
3
3
3
5
5
3
5
3
2
5
1
5
3
5
5
5
5
2
4
1
3
3
3
2
4
4
5
5
3
3
5
4
3
5
4
2
1
4
5
5
3
4
3
2
4
5
2
3
4
3
3
3
3
4
4
3
4
4
3
2
2
5
4
3
3
4
5
5
5
4
4
4
3
2
3
2
3
4
3
2
3
1
4
4
1
3
4
3
5
5
2
5
2
4
4
3
1
4
4
4
4
2
2
3
2
2
2
4
4
4
4
2
4
4
4
3
3
2
2
3
3
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
4
2
2
3
4
3
2
3
3
5
4
2
2
4
3
3
2
4
3
4
3
2
4
4
4
4
4
2
2
4
4
4
2
4
4
3
4
2
4
3
3
4
4
3
4
3
4
3
4
4
6
4
3
2
4
2
1
3
3
4
4
3
2
3
4
4
5
5
4
3
5
4
4
3
4
2
3
4
2
3
2
4
3
4
2
4
5
4
1
5
4
7
3
2
3
3
3
2
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
2
3
4
3
3
4
3
8
3
2
3
3
3
2
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
2
3
4
3
3
4
3
9
4
2
4
4
3
1
5
5
4
3
4
2
4
3
3
3
3
1
3
2
2
3
1
3
4
4
3
4
3
2
4
3
3
3
4
4
3
3
4
4
10
2
3
3
3
2
2
4
5
3
4
3
2
3
4
4
4
4
3
1
4
4
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
11
2
2
5
4
3
2
3
3
3
3
4
3
5
3
3
3
3
3
1
3
3
4
3
4
3
1
4
3
1
3
3
4
3
4
3
3
4
1
4
3
12
3
3
1
2
3
1
1
2
1
3
5
3
1
1
2
4
3
3
1
5
3
3
3
4
1
1
5
1
1
1
3
5
4
4
3
3
5
1
3
3
13
5
4
2
4
1
4
5
5
5
5
4
1
4
5
3
5
4
3
2
4
5
4
3
5
3
4
4
5
2
4
3
4
3
4
4
5
4
2
5
4
14
5
3
3
3
3
2
5
4
3
3
3
5
3
5
4
3
3
1
2
3
5
3
3
5
5
5
5
5
5
5
4
2
5
3
4
4
5
3
5
5
15
4
3
4
4
4
1
4
4
4
4
5
3
4
4
2
4
4
3
2
5
5
5
2
5
3
2
4
5
3
4
3
3
4
3
3
3
4
2
4
3
16
4
4
3
4
3
3
5
4
4
4
4
2
3
3
2
3
4
2
2
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
3
2
4
3
2
4
2
4
3
17
4
2
4
3
2
4
3
4
5
5
5
5
4
5
3
4
5
3
2
5
5
4
2
4
5
2
5
4
5
5
4
3
5
1
4
4
5
3
5
5
18
5
2
3
3
3
3
5
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
2
3
5
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
2
3
3
19
4
3
5
4
5
4
5
2
5
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
2
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
2
4
2
4
4
4
4
20
3
4
3
4
2
2
4
2
4
2
5
4
3
3
1
3
3
1
4
2
4
4
4
5
5
5
3
5
4
5
3
1
5
2
2
4
3
2
3
3
21
5
5
4
5
5
2
5
5
5
3
5
2
5
5
5
4
5
3
1
5
4
3
4
5
4
4
2
5
2
1
3
2
3
4
2
5
2
1
5
2
22
4
3
4
2
3
1
4
5
5
3
4
3
4
3
2
3
3
1
2
3
4
3
2
5
5
4
4
2
4
5
3
3
3
2
3
4
4
3
4
3
23
2
2
4
2
2
4
4
4
4
2
4
2
4
4
2
4
4
2
4
4
4
2
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
2
2
4
2
2
4
4
24
4
4
4
3
3
2
4
2
3
3
4
3
4
4
3
3
3
2
4
2
4
3
4
4
4
5
3
4
4
3
2
2
1
4
3
2
3
3
3
3
3
25
4
2
4
4
4
3
4
4
4
3
4
2
3
3
2
3
3
2
2
2
4
3
3
4
2
3
3
3
1
4
3
2
3
2
3
3
3
2
4
26
4
4
4
4
4
3
5
3
4
3
4
2
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
2
3
3
5
4
4
3
2
3
3
4
2
4
4
4
3
3
5
27
4
4
2
2
2
2
3
4
4
3
3
2
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
28
5
5
3
3
1
1
1
5
5
5
5
3
5
3
5
3
5
3
1
5
3
4
3
5
5
3
3
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
1
3
29
4
3
3
4
2
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
4
4
4
3
4
4
5
4
4
4
3
5
3
3
5
4
2
4
3
30
4
2
3
3
3
3
4
5
4
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
4
4
3
3
5
4
3
3
5
3
2
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
31
4
3
3
3
2
2
4
3
4
4
4
3
4
4
1
3
3
1
4
1
3
4
4
5
5
5
3
5
5
4
3
3
4
4
3
4
3
3
4
32
5
1
5
3
3
3
3
3
5
5
4
5
4
3
1
3
4
1
4
1
3
5
3
4
5
4
4
5
3
5
2
2
5
4
3
4
4
2
4
4
33
5
4
3
3
3
2
5
4
4
5
3
2
4
4
5
4
3
3
1
4
4
3
3
3
3
3
3
5
3
2
3
4
5
4
3
4
3
2
4
3
34
5
3
3
4
3
4
5
5
5
5
5
1
5
3
3
3
1
3
1
5
5
3
3
3
3
2
3
5
4
3
4
2
5
5
1
3
3
5
5
3
35
3
1
2
2
2
2
2
4
5
5
3
4
4
4
4
4
4
2
2
2
3
3
1
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4
36
4
3
3
3
2
1
3
5
4
4
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
2
3
3
1
4
3
5
4
5
3
3
5
4
3
4
3
3
4
4
37
4
5
3
2
2
2
4
5
5
3
3
3
4
5
4
4
5
2
1
5
5
4
4
4
2
2
4
4
4
3
2
3
3
3
2
4
4
1
4
2
38
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
5
4
5
3
3
5
3
4
2
3
3
4
4
39
4
2
4
3
5
4
4
2
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
5
4
3
5
3
4
2
4
3
4
5
4
3
4
4
40
3
4
2
3
2
4
3
5
4
4
3
2
4
4
4
4
4
3
2
3
4
4
2
4
4
1
3
2
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
4
2
41
2
2
2
4
2
2
4
3
2
3
2
1
2
4
4
4
4
4
3
3
3
1
4
3
2
2
3
2
3
2
3
3
4
4
4
5
3
3
4
4
42
4
2
3
2
2
3
5
4
4
4
3
2
5
3
4
3
3
3
3
3
4
3
2
2
2
4
3
2
2
2
3
3
3
3
4
4
3
2
3
3
43
2
2
3
5
2
2
2
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
2
5
3
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
3
4
3
3
3
44
4
2
3
3
4
2
5
5
3
4
5
4
4
4
2
3
5
1
2
2
4
5
1
4
4
2
5
4
4
2
4
3
5
1
4
4
5
2
4
5
45
4
1
3
4
2
4
5
5
4
4
3
3
2
3
3
5
4
3
3
3
4
3
1
3
1
3
3
3
3
2
4
3
4
3
3
4
3
1
4
5
46
5
3
4
4
2
3
4
5
5
4
4
3
4
4
3
5
4
2
1
4
5
4
2
3
2
2
4
4
2
2
3
4
4
3
4
1
4
3
4
5
47
4
3
4
2
2
2
4
5
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
2
2
2
2
3
2
2
2
4
4
3
4
4
4
3
2
4
4
48
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
2
4
3
3
4
4
2
2
4
3
3
2
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
49
3
3
3
4
3
3
5
4
4
3
5
4
5
4
4
4
3
5
4
3
3
5
2
5
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
50
3
1
3
2
2
3
3
5
4
3
2
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
4
4
4
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
51
2
2
4
2
3
2
4
5
4
3
4
2
3
4
4
3
3
3
2
4
4
4
3
4
3
2
4
2
2
2
3
3
4
3
3
4
4
3
5
3
52
2
1
4
2
3
3
5
5
5
4
5
3
5
4
4
3
3
5
1
4
4
4
2
5
5
2
4
1
4
1
3
4
5
4
4
5
4
1
5
3
53
4
4
5
4
3
2
3
4
4
3
4
4
4
3
5
3
4
3
2
4
3
3
2
3
2
2
3
2
3
2
3
3
5
5
3
3
3
2
5
5
54
2
3
4
5
3
1
5
5
2
4
4
2
4
5
2
4
4
1
1
5
3
3
3
4
4
4
4
4
4
2
2
3
5
2
3
5
4
2
5
4
55
3
1
5
5
2
2
5
4
4
5
2
4
5
4
5
4
4
2
2
4
4
4
1
4
4
3
4
4
2
5
2
2
4
1
3
4
4
2
5
3
56
4
4
4
5
4
2
4
3
4
3
3
2
3
3
4
5
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
4
5
2
3
2
3
4
3
3
4
4
2
4
4
57
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
2
5
4
3
4
3
4
3
2
2
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
3
58
3
1
4
2
2
1
4
4
4
4
4
5
3
3
4
4
4
5
2
5
4
5
3
4
5
5
5
1
5
2
2
2
3
3
2
2
5
4
4
3
4
59
4
4
5
2
5
1
5
5
5
4
4
3
4
3
4
4
4
2
1
5
5
4
3
4
4
2
4
5
2
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
60
5
2
5
5
5
1
5
5
5
3
5
3
5
3
1
3
3
1
2
2
5
4
1
5
2
2
5
3
1
1
4
2
3
3
4
2
5
5
5
3
61
4
2
4
4
4
3
4
4
5
4
4
3
5
4
3
3
3
3
3
3
4
5
2
4
3
3
4
4
3
3
3
2
4
3
4
4
4
3
4
4
3
62
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
4
3
4
3
3
3
2
2
2
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
2
4
4
2
4
63
2
1
1
3
4
4
5
5
4
5
4
2
4
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
3
5
4
1
4
1
1
5
5
5
4
5
4
3
3
5
64
2
2
2
2
2
1
5
5
4
4
3
3
2
4
4
4
4
3
1
4
4
4
2
3
2
3
4
3
2
2
4
3
3
3
3
4
4
2
5
3
4
65
4
1
2
4
4
2
4
4
3
4
2
2
4
4
4
4
4
2
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
4
2
4
2
4
2
4
4
4
2
4
66
3
2
3
3
3
3
3
4
4
4
3
2
3
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
4
67
3
4
2
3
2
2
3
5
3
4
3
2
3
3
1
3
3
2
2
2
3
2
3
5
2
4
3
4
4
5
4
5
2
1
3
3
3
2
4
3
3
68
3
4
2
4
3
4
4
4
4
4
4
2
4
3
3
2
3
2
4
2
3
4
2
3
3
3
4
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
2
4
69
5
3
3
4
1
3
5
5
3
4
5
2
5
3
3
3
3
3
1
4
4
5
3
2
2
2
3
3
4
3
3
2
5
5
4
1
3
2
3
4
70
4
1
3
3
5
3
4
5
4
3
2
1
4
4
5
4
4
2
2
3
4
3
1
3
1
3
5
2
2
2
4
2
4
2
4
5
5
1
5
4
71
3
4
4
3
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
2
2
2
3
2
2
2
3
4
5
5
3
5
5
5
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
72
4
5
4
4
2
2
4
2
1
5
4
2
4
4
2
4
4
1
2
2
4
2
4
1
2
2
4
4
4
4
3
2
4
4
4
2
4
2
2
4
73
4
3
4
4
4
1
3
5
5
4
4
1
4
3
5
3
4
2
1
5
4
1
3
4
1
1
4
4
1
1
1
5
3
5
2
4
4
3
5
4
74
3
5
2
5
3
2
5
4
4
4
4
3
5
3
2
3
4
1
3
4
3
2
3
4
4
4
4
4
4
4
2
3
3
1
3
2
4
3
4
2
75
3
4
5
5
4
3
5
5
5
4
3
3
3
4
4
4
4
3
1
5
3
4
3
4
4
3
4
3
3
5
4
3
5
1
3
5
4
5
3
4
76
4
2
4
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
4
4
2
4
3
1
2
4
3
3
3
1
3
3
4
3
3
4
1
3
3
77
2
2
4
2
1
2
5
4
4
5
4
4
5
4
4
2
2
2
2
2
4
2
4
1
4
3
2
4
5
5
2
2
2
2
2
3
2
2
4
2
78
4
2
1
2
1
2
4
4
4
4
3
2
3
4
2
5
5
1
2
4
4
3
3
4
2
4
4
4
2
2
3
2
2
4
5
4
4
3
3
5
79
3
4
4
2
3
2
4
4
4
3
3
2
4
3
2
3
3
2
4
2
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
2
3
3
3
3
2
3
4
3
3
80
2
2
5
4
2
3
5
4
4
3
3
5
3
3
4
3
4
2
3
1
4
3
2
4
3
4
4
5
4
4
3
3
5
3
3
4
4
3
4
5
81
4
3
3
4
3
2
3
4
5
4
3
3
4
3
2
4
4
1
2
3
4
4
2
5
5
3
4
5
3
5
4
2
5
3
3
4
4
3
5
4
82
5
2
5
4
3
4
4
4
4
5
3
4
5
4
4
3
3
2
2
3
4
5
2
5
4
3
3
3
2
5
4
2
5
4
4
4
3
3
4
5
83
4
3
4
5
4
3
4
4
4
4
5
3
5
4
3
3
4
1
2
3
5
5
2
4
5
5
4
5
5
5
3
3
3
3
4
2
4
2
5
4
84
5
5
4
2
1
4
3
5
4
4
5
1
5
4
1
5
5
1
4
5
5
2
3
5
4
5
5
5
5
5
2
1
4
1
5
4
5
3
4
5
N
304
230
283
284
239
208
330
242
335
322
308
341
320
302
273
295
303
205
206
278
315
290
220
321
276
271
309
308
272
276
265
245
318
253
277
301
309
217
304
330
Hasil Olahan Univariat
1
2
3
4
5
Mean 1
Mean 2
Mean 3
Mean 4
Mean 5
SD 1
SD 2
SD 3
SD 4
SD 5
Z-score 1
Z-score 2
Z-score 3
Z-score 4
Z-score 5
Max
Trait
Resp
17
30
30
30
39
4.25
4.29
3.33
3.75
3.90
0.96
1.25
1.73
1.04
1.52
2.01
1.26
0.16
0.67
1.54
2.01
1
1
11
29
33
26
35
2.75
4.14
3.67
3.25
3.50
0.50
0.90
1.41
1.04
0.53
-0.44
0.93
0.95
-0.17
0.41
0.95
3
2
15
31
25
25
34
3.75
4.43
2.78
3.13
3.40
0.96
0.53
0.67
1.46
1.35
1.19
1.59
-1.14
-0.38
0.12
1.59
2
3
9
24
27
18
28
2.25
3.43
3.00
2.25
2.80
0.50
0.98
0.71
0.46
0.79
-1.25
-0.71
-0.62
-1.86
-1.57
-0.62
3
4
12
22
32
26
36
3.00
3.14
3.56
3.25
3.60
0.82
0.90
0.88
0.89
0.52
-0.03
-1.37
0.69
-0.17
0.69
0.69
3
5
9
22
38
23
36
2.25
3.14
4.22
2.88
3.60
1.26
0.69
0.67
0.83
1.26
-1.25
-1.37
2.25
-0.81
0.69
2.25
3
6
11
26
29
30
33
2.75
3.71
3.22
3.75
3.30
0.50
0.49
0.44
0.46
0.67
-0.44
-0.05
-0.10
0.67
-0.16
0.67
4
7
11
26
29
30
33
2.75
3.71
3.22
3.75
3.30
0.50
0.49
0.44
0.46
0.67
-0.44
-0.05
-0.10
0.67
-0.16
0.67
4
8
12
27
23
24
35
3.00
3.86
2.56
3.00
3.50
1.41
1.07
0.73
1.07
0.53
-0.03
0.27
-1.66
-0.59
0.41
0.41
5
9
10
24
31
22
29
2.50
3.43
3.44
2.75
2.90
0.58
0.98
1.01
0.46
0.32
-0.84
-0.71
0.43
-1.02
-1.29
0.43
3
10
14
24
26
22
32
3.50
3.43
2.89
2.75
3.20
1.29
0.79
0.78
1.16
0.92
0.79
-0.71
-0.88
-1.02
-0.44
0.79
1
11
7
16
25
17
34
1.75
2.29
2.78
2.13
3.40
0.96
1.50
1.30
1.64
1.17
-2.07
-3.35
-1.14
-2.07
0.12
0.12
5
12
11
29
35
30
38
2.75
4.14
3.89
3.75
3.80
1.50
1.46
1.05
1.04
0.92
-0.44
0.93
1.47
0.67
1.25
1.47
3
13
11
26
29
38
40
2.75
3.71
3.22
4.75
4.00
0.50
0.95
1.30
0.71
1.05
-0.44
-0.05
-0.10
2.36
1.82
2.36
4
14
13
28
34
28
32
3.25
4.00
3.78
3.50
3.20
1.50
0.58
1.20
1.20
0.63
0.38
0.60
1.21
0.25
-0.44
1.21
3
15
13
26
26
27
31
3.25
3.71
2.89
3.38
3.10
0.50
0.95
0.78
0.52
0.88
0.38
-0.05
-0.88
0.04
-0.72
0.38
1
16
13
31
36
32
39
3.25
4.43
4.00
4.00
3.90
0.96
0.79
1.12
1.31
1.29
0.38
1.59
1.73
1.09
1.54
1.73
3
17
12
25
26
28
30
3.00
3.57
2.89
3.50
3.00
0.00
0.79
0.60
0.76
0.47
-0.03
-0.38
-0.88
0.25
-1.01
0.25
4
18
18
28
32
29
34
4.50
4.00
3.56
3.63
3.40
0.58
1.00
0.88
1.06
0.97
2.42
0.60
0.69
0.46
0.12
2.42
1
19
11
24
25
36
28
2.75
3.43
2.78
4.50
2.80
0.96
1.13
1.20
0.76
1.14
-0.44
-0.71
-1.14
1.93
-1.57
1.93
4
20
16
30
35
27
29
4.00
4.29
3.89
3.38
2.90
1.41
1.25
1.36
1.51
1.37
1.60
1.26
1.47
0.04
-1.29
1.60
1
21
10
28
24
31
32
2.50
4.00
2.67
3.88
3.20
1.29
0.82
0.87
1.25
0.63
-0.84
0.60
-1.40
0.88
-0.44
0.88
4
22
12
24
30
30
30
3.00
3.43
3.33
3.75
3.00
1.15
0.98
1.00
0.71
1.05
-0.03
-0.71
0.16
0.67
-1.01
0.67
4
23
12
23
28
31
26
3.00
3.29
3.11
3.88
2.60
0.82
0.76
0.78
0.64
0.84
-0.03
-1.04
-0.36
0.88
-2.13
0.88
4
24
15
24
24
23
28
3.75
3.43
2.67
2.88
2.80
0.50
0.79
0.71
0.99
0.63
1.19
-0.71
-1.40
-0.81
-1.57
1.19
1
25
15
25
32
26
35
3.75
3.57
3.56
3.25
3.50
0.50
0.98
0.53
1.04
0.85
1.19
-0.38
0.69
-0.17
0.41
1.19
1
26
8
22
29
23
28
2.00
3.14
3.22
2.88
2.80
0.00
0.69
0.44
0.35
0.42
-1.66
-1.37
-0.10
-0.81
-1.57
-0.10
3
27
8
29
32
22
29
2.00
4.14
3.56
2.75
2.90
1.15
1.57
1.33
1.67
0.74
-1.66
0.93
0.69
-1.02
-1.29
0.93
2
28
12
25
28
32
36
3.00
3.57
3.11
4.00
3.60
0.82
0.53
0.60
0.53
0.97
-0.03
-0.38
-0.36
1.09
0.69
1.09
4
29
12
26
28
28
33
3.00
3.71
3.11
3.50
3.30
0.00
0.76
0.60
1.07
0.48
-0.03
-0.05
-0.36
0.25
-0.16
0.25
4
30
10
26
24
36
34
2.50
3.71
2.67
4.50
3.40
0.58
0.49
1.32
0.76
0.52
-0.84
-0.05
-1.40
1.93
0.12
1.93
4
31
14
29
25
33
34
3.50
4.14
2.78
4.13
3.40
1.00
0.90
1.48
0.83
1.07
0.79
0.93
-1.14
1.30
0.12
1.30
4
32
11
27
31
25
35
2.75
3.86
3.44
3.13
3.50
0.50
1.07
1.13
0.83
0.85
-0.44
0.27
0.43
-0.38
0.41
0.43
3
33
14
31
27
26
36
3.50
4.43
3.00
3.25
3.60
0.58
1.51
1.41
0.89
1.43
0.79
1.59
-0.62
-0.17
0.69
1.59
2
34
8
27
28
35
43
2.00
3.86
3.11
4.38
4.30
0.00
1.07
0.93
1.41
0.48
-1.66
0.27
-0.36
1.72
2.67
2.67
5
35
9
26
26
28
36
2.25
3.71
2.89
3.50
3.60
0.96
0.76
0.60
1.31
0.70
-1.25
-0.05
-0.88
0.25
0.69
0.69
5
36
9
27
35
27
28
2.25
3.86
3.89
3.38
2.80
0.50
0.90
1.45
0.92
1.03
-1.25
0.27
1.47
0.04
-1.57
1.47
3
37
12
22
27
27
34
3.00
3.14
3.00
3.38
3.40
0.00
0.38
0.00
1.30
0.84
-0.03
-1.37
-0.62
0.04
0.12
0.12
5
38
16
25
28
31
37
4.00
3.57
3.11
3.88
3.70
0.82
0.79
0.33
0.83
0.82
1.60
-0.38
-0.36
0.88
0.97
1.60
1
39
11
25
32
24
34
2.75
3.57
3.56
3.00
3.40
0.96
0.98
0.73
1.20
0.70
-0.44
-0.38
0.69
-0.59
0.12
0.69
3
40
10
17
30
21
37
2.50
2.43
3.33
2.63
3.70
1.00
0.98
1.00
0.74
0.67
-0.84
-3.02
0.16
-1.23
0.97
0.97
5
41
10
27
29
19
31
2.50
3.86
3.22
2.38
3.10
0.58
1.07
0.44
0.74
0.57
-0.84
0.27
-0.10
-1.65
-0.72
0.27
2
42
12
24
34
27
34
3.00
3.43
3.78
3.38
3.40
1.41
0.79
0.44
0.92
0.52
-0.03
-0.71
1.21
0.04
0.12
1.21
3
43
12
30
28
26
37
3.00
4.29
3.11
3.25
3.70
0.82
0.76
1.45
1.39
1.34
-0.03
1.26
-0.36
-0.17
0.97
1.26
2
44
13
26
31
19
34
3.25
3.71
3.44
2.38
3.40
0.96
1.11
0.73
0.92
1.07
0.38
-0.05
0.43
-1.65
0.12
0.43
3
45
13
29
32
21
35
3.25
4.14
3.56
2.63
3.50
0.96
0.69
1.33
0.92
1.08
0.38
0.93
0.69
-1.23
0.41
0.93
2
46
10
27
34
17
36
2.50
3.86
3.78
2.13
3.60
1.00
0.69
0.67
0.35
0.70
-0.84
0.27
1.21
-2.07
0.69
1.21
3
47
15
25
28
25
33
3.75
3.57
3.11
3.13
3.30
0.50
0.79
0.78
0.64
0.48
1.19
-0.38
-0.36
-0.38
-0.16
1.19
1
48
13
30
35
30
35
3.25
4.29
3.89
3.75
3.50
0.50
0.76
0.78
0.89
0.53
0.38
1.26
1.47
0.67
0.41
1.47
3
49
10
24
29
26
30
2.50
3.43
3.22
3.25
3.00
0.58
0.98
0.44
0.71
0.47
-0.84
-0.71
-0.10
-0.17
-1.01
-0.10
3
50
11
25
31
22
35
2.75
3.57
3.44
2.75
3.50
0.96
0.98
0.73
0.89
0.71
-0.44
-0.38
0.43
-1.02
0.41
0.43
3
51
12
32
32
24
38
3.00
4.57
3.56
3.00
3.80
0.82
0.79
1.13
1.69
1.23
-0.03
1.92
0.69
-0.59
1.25
1.92
2
52
14
26
30
19
37
3.50
3.71
3.33
2.38
3.70
1.29
0.49
0.87
0.52
1.16
0.79
-0.05
0.16
-1.65
0.97
0.97
5
53
13
26
28
29
35
3.25
3.71
3.11
3.63
3.50
1.71
1.25
1.54
0.74
1.27
0.38
-0.05
-0.36
0.46
0.41
0.46
4
54
14
29
33
27
30
3.50
4.14
3.67
3.38
3.00
1.73
1.07
1.00
1.30
1.25
0.79
0.93
0.95
0.04
-1.01
0.95
3
55
15
22
35
28
33
3.75
3.14
3.89
3.50
3.30
1.26
0.69
0.60
0.93
0.82
1.19
-1.37
1.47
0.25
-0.16
1.47
3
56
12
27
29
29
35
3.00
3.86
3.22
3.63
3.50
0.00
0.90
0.83
0.74
0.53
-0.03
0.27
-0.10
0.46
0.41
0.46
4
57
9
28
36
30
30
2.25
4.00
4.00
3.75
3.00
1.26
0.58
1.00
1.58
1.05
-1.25
0.60
1.73
0.67
-1.01
1.73
3
58
13
30
32
27
34
3.25
4.29
3.56
3.38
3.40
2.06
0.76
1.33
1.06
0.52
0.38
1.26
0.69
0.04
0.12
1.26
2
59
16
31
24
20
36
4.00
4.43
2.67
2.50
3.60
2.00
0.98
1.32
1.69
1.17
1.60
1.59
-1.40
-1.44
0.69
1.60
1
60
15
29
31
26
35
3.75
4.14
3.44
3.25
3.50
0.50
0.69
0.73
0.71
0.71
1.19
0.93
0.43
-0.17
0.41
1.19
1
61
14
25
27
30
34
3.50
3.57
3.00
3.75
3.40
1.00
0.79
0.87
0.71
0.84
0.79
-0.38
-0.62
0.67
0.12
0.79
1
62
12
29
41
28
40
3.00
4.14
4.56
3.50
4.00
1.41
1.07
0.53
1.69
1.33
-0.03
0.93
3.03
0.25
1.82
3.03
3
63
64
7
26
32
21
34
1.75
3.71
3.56
2.63
3.40
0.50
1.11
1.01
0.74
0.84
-2.07
-0.05
0.69
-1.23
0.12
0.69
3
12
23
32
28
34
3.00
3.29
3.56
3.50
3.40
1.15
0.95
0.88
0.93
0.97
-0.03
-1.04
0.69
0.25
0.12
0.69
3
65
12
23
31
26
34
3.00
3.29
3.44
3.25
3.40
0.00
0.76
0.53
0.46
0.52
-0.03
-1.04
0.43
-0.17
0.12
0.43
3
66
9
23
21
30
30
2.25
3.29
2.33
3.75
3.00
0.50
0.95
0.71
1.04
1.15
-1.25
-1.04
-2.18
0.67
-1.01
0.67
4
67
13
26
26
26
34
3.25
3.71
2.89
3.25
3.40
0.96
0.76
0.78
0.71
0.70
0.38
-0.05
-0.88
-0.17
0.12
0.38
1
68
11
29
29
22
32
2.75
4.14
3.22
2.75
3.20
1.26
1.21
1.09
0.71
1.32
-0.44
0.93
-0.10
-1.02
-0.44
0.93
2
69
14
23
31
19
36
3.50
3.29
3.44
2.38
3.60
1.00
1.38
1.01
1.30
1.43
0.79
-1.04
0.43
-1.65
0.69
0.79
1
70
12
22
22
35
33
3.00
3.14
2.44
4.38
3.30
0.82
0.38
0.73
0.92
0.48
-0.03
-1.37
-1.92
1.72
-0.16
1.72
4
71
12
22
25
25
31
3.00
3.14
2.78
3.13
3.10
1.15
1.46
1.20
1.25
0.99
-0.03
-1.37
-1.14
-0.38
-0.72
-0.03
1
72
13
26
28
19
36
3.25
3.71
3.11
2.38
3.60
1.50
1.38
1.54
1.51
1.35
0.38
-0.05
-0.36
-1.65
0.69
0.69
5
73
12
29
25
31
27
3.00
4.14
2.78
3.88
2.70
1.41
0.69
0.97
0.35
0.95
-0.03
0.93
-1.14
0.88
-1.85
0.93
2
74
17
28
32
29
37
4.25
4.00
3.56
3.63
3.70
0.96
1.00
1.13
0.74
1.25
2.01
0.60
0.69
0.46
0.97
2.01
1
75
13
24
25
23
28
3.25
3.43
2.78
2.88
2.80
0.50
0.53
0.83
0.99
1.03
0.38
-0.71
-1.14
-0.81
-1.57
0.38
1
76
9
31
24
28
23
2.25
4.43
2.67
3.50
2.30
1.26
0.53
1.00
1.41
0.67
-1.25
1.59
-1.40
0.25
-2.98
1.59
2
77
6
24
30
25
35
1.50
3.43
3.33
3.13
3.50
0.58
0.79
1.41
0.99
1.08
-2.47
-0.71
0.16
-0.38
0.41
0.41
5
78
11
24
25
29
29
2.75
3.43
2.78
3.63
2.90
0.96
0.79
0.67
0.52
0.57
-0.44
-0.71
-1.14
0.46
-1.29
0.46
4
79
14
27
27
30
37
3.50
3.86
3.00
3.75
3.70
1.29
0.90
1.00
0.89
0.82
0.79
0.27
-0.62
0.67
0.97
0.97
5
80
12
26
27
32
37
3.00
3.71
3.00
4.00
3.70
0.82
0.76
1.12
1.20
0.95
-0.03
-0.05
-0.62
1.09
0.97
1.09
4
81
16
29
30
27
38
4.00
4.14
3.33
3.38
3.80
0.82
0.69
1.00
1.19
0.92
1.60
0.93
0.16
0.04
1.25
1.60
1
82
16
29
30
35
33
4.00
4.14
3.33
4.38
3.30
0.82
0.69
1.32
1.06
0.95
1.60
0.93
0.16
1.72
-0.16
1.72
4
83
11
27
32
37
34
2.75
3.86
3.56
4.63
3.40
1.50
1.46
1.74
0.74
1.58
-0.44
0.27
0.69
2.15
0.12
2.15
4
84
1014
2198
2467
2253
2819
N
18
11
25
20
10
84
N
12.07
26.17
29.37
26.82
33.56
Mean
21%
13%
30%
24%
12%
100%
%
18
32
41
38
43
Max
Kategori Perilaku Seksual Remaja
Nomor Item
Resp
Kelas
U (th)
JK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Ns
Ket.
N
1
XI IPS
17
Lk
1
0
1
1
1
1
1
1
1
8
berisiko
1
2
XI IPS
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
3
XI IPS
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
4
XI IPS
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
5
XI IPS
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
6
XI IPS
17
Lk
1
1
1
1
0
1
1
1
1
8
berisiko
1
7
XI IPS
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
8
XI IPS
14
Lk
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
9
XI IPS
14
Lk
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
10
XI IPS
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
11
XI IPS
17
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
12
XI IPS
17
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
13
XI IPA
17
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
14
XI IPA
18
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
15
XI IPA
16
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
16
XI IPA
17
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
17
XI IPA
16
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
18
XI IPA
16
Pr
1
1
1
1
0
1
1
0
1
7
berisiko
2
19
XI IPA
17
Pr
1
1
1
1
0
1
1
0
1
7
berisiko
2
20
XI IPA
17
Pr
1
1
1
1
0
1
1
0
1
7
berisiko
2
21
XI IPA
17
Pr
1
1
1
1
0
1
1
0
1
7
berisiko
2
22
XI IPA
17
Pr
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
23
XI IPA
17
Pr
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
24
XI IPA
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
25
XI IPA
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
26
XI IPA
17
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
27
XI IPS
17
Pr
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
28
XI IPA
16
Pr
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
29
XI IPA
16
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
30
XI IPA
16
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
31
XI IPA
16
Pr
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
32
XI IPA
16
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
33
XI IPA
16
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
34
XI IPA
17
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
35
XI IPA
16
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
36
XI IPS
17
Pr
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
37
XI IPA
16
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
38
XI IPS
17
Pr
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
39
X
18
Lk
1
1
1
1
0
1
1
0
0
6
berisiko
3
40
X
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
41
X
17
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
42
X
15
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
43
X
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
44
X
17
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
45
X
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
46
XI IPS
17
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
47
X
15
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
48
X
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
49
X
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
50
X
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
51
X
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
52
X
15
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
53
X
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
54
X
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
55
X
15
Pr
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
56
X
15
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
57
X
15
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
58
X
15
Lk
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
59
X
16
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
60
X
15
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
61
X
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
62
X
15
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
63
X
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
64
X
17
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
65
X
15
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
66
X
16
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
67
X
15
Pr
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
68
X
16
Pr
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
69
X
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
70
X
15
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
71
X
15
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
72
X
15
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
73
X
16
Pr
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
74
X
15
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
75
X
15
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
76
X
15
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
77
X
15
Pr
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
78
X
16
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
79
X
15
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
80
X
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
81
X
16
Pr
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
berisiko
1
82
X
16
Lk
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
83
X
15
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
84
X
16
Pr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
tdk berisiko
0
84
83
84
84
78
84
84
55
83
31
N Berisiko
0.0%
1.2%
0.0%
0.0%
7.1%
0.0%
0.0%
34.5%
1.2%
37%
%
14
15
16
17
18
Kelas
X
U (th)
XI IPA XI IPS
JK
Lk
Pr
45
23
16
2
20
40
20
2
43
41
53.6%
27.4%
19.0%
2.4%
23.8%
47.6%
23.8%
2.4%
51.2% ####
N
%
Informasi Seksual
Sumber Informasi Seksual
Responden
Ya
Tidak
1
2
3
4
1
1
0
1
0
1
1
2
1
0
1
0
1
1
3
1
0
1
0
1
1
4
1
0
1
0
0
1
5
1
0
1
0
1
1
6
1
0
1
1
1
1
7
1
0
0
1
1
1
8
1
0
1
1
1
1
9
1
0
1
1
0
1
10
1
0
1
1
0
1
11
1
0
1
0
1
1
12
1
0
0
0
1
1
13
1
0
1
0
1
1
14
1
0
1
0
1
1
15
1
0
1
1
1
1
16
1
0
0
1
1
0
17
1
0
1
1
0
1
18
1
0
1
1
0
1
19
1
0
1
0
1
1
20
1
0
0
0
1
1
21
1
0
1
1
0
0
22
1
0
1
0
0
1
23
1
0
1
0
0
1
24
1
0
0
0
0
1
25
1
0
1
1
0
1
26
1
0
1
1
1
1
27
1
0
0
0
0
1
28
1
0
0
0
0
1
29
1
0
0
0
0
1
30
1
0
1
1
0
1
31
1
0
1
1
1
1
32
1
0
1
0
1
1
33
1
0
0
1
0
1
34
1
0
0
1
1
1
35
1
0
1
0
1
1
36
1
0
1
0
1
1
37
1
0
1
0
1
1
38
1
0
1
0
1
1
39
1
0
1
0
1
0
40
1
0
1
1
1
1
41
1
0
1
1
1
1
42
1
0
1
1
1
1
43
1
0
1
0
1
1
44
1
0
1
1
1
1
45
1
0
1
0
1
1
46
1
0
1
0
1
0
47
1
0
1
0
1
0
48
1
0
1
0
1
1
49
1
0
1
1
1
1
50
1
0
1
0
1
0
51
1
0
1
1
1
1
52
1
0
1
0
1
1
53
1
0
1
1
1
1
54
1
0
1
0
1
1
55
1
0
1
0
1
1
56
1
0
1
0
1
1
57
1
0
1
0
1
1
58
1
0
1
1
1
1
59
1
0
1
0
1
1
60
1
0
1
1
1
1
61
1
0
1
1
0
1
62
1
0
1
0
0
1
63
1
0
1
0
1
1
64
1
0
1
1
1
1
65
1
0
1
1
1
1
66
1
0
1
0
1
1
67
1
0
1
1
0
1
68
1
0
1
0
0
1
69
1
0
1
1
0
1
70
1
0
1
0
0
1
71
1
0
1
1
0
1
72
1
0
1
1
1
1
73
1
0
1
1
0
1
74
1
0
1
1
1
1
75
1
0
1
0
1
1
76
1
0
1
1
1
1
77
1
0
1
0
0
1
78
1
0
1
1
1
1
79
1
0
1
1
1
1
80
1
0
1
1
1
1
81
1
0
1
1
1
1
82
1
0
1
0
1
1
83
1
0
1
0
1
1
84
1
0
1
0
1
1
N
84
0
74
39
60
78
Hasil Olahan Bivariat
Correlations
seksss
Spearman's rho
seksss
Correlation Coefficient
extraversion
1.000
-.039
.
.728
84
84
-.039
1.000
.728
.
84
84
Sig. (2-tailed)
N
extraversion
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlations
seksss
Spearman's rho
seksss
Correlation Coefficient
1.000
-.019
.
.862
84
84
-.019
1.000
.862
.
84
84
Sig. (2-tailed)
N
agreeableness
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
agreeableness
Correlations
seksss
Spearman's rho
seksss
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
agreeableness
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
agreeableness
1.000
-.019
.
.862
84
84
-.019
1.000
.862
.
84
84
Correlations
seksss
Spearman's rho
seksss
Correlation Coefficient
1.000
.185
.
.092
84
84
Correlation Coefficient
.185
1.000
Sig. (2-tailed)
.092
.
84
84
Sig. (2-tailed)
N
neurocitism
neurocitism
N
Correlations
seksss
Spearman's rho
seksss
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
openess
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
openess
*
1.000
-.235
.
.031
84
84
*
1.000
.031
.
84
84
-.235
Download