Uploaded by Megawati

bahan-ajar-barisan-dan-deret1

advertisement
BAHAN AJAR
Kelompok
:
Bisnis Manajemen dan Parwisata
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas / Semester
:
XI / 3
Standar Kompetensi
:
5.
Menerapkan konsep barisan dan deret
dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
:
5.1. Mengidentifikasi pola, barisan dan
deret bilangan
5.2. Menerapkan konsep barisan dan deret
aritmatika
5.3. Menerapkan konsep barisan dan deret
geometri
Waktu
:
11 x pertemuan (1 x pertemuan =
2 x 40 menit)
1
KOMPETENSI DASAR
5.1. Mengidentifikasi pola, barisan dan deret bilangan
INDIKATOR
5.1.1.Menentukan pola bilangan jika diketahui barisannya
5.1.2.Mengubahkan deret bilangan ke dalam notasi sigma
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
Siswa mampu menjelaskan pengertian barisan bilangan
2.
Siswa mampu menentukan pola bilangan dari suatu barisan
3.
Siswa mampu menentukan deret bilangan jika diketahui barisannya
4.
Siswa mampu mengubahkan deret bilangan ke dalam notasi sigma
5.
Siswa mampu menggunakan sifat – sifat notasi sigma
WAKTU
4 x 40 menit (2 x pertemuan)
2
A. BARISAN, POLA, DAN DERET BILANGAN, NOTASI SIGMA.
1. BARISAN BILANGAN
Untuk memahami pengertian suatu barisan bilangan, perhatikan contoh urutan
bilangan berikut ini :
a) 2, 4, 6, 8, 10, . . . . . . . .
d) 1, 4, 9, 16, 25, . . . . . . .
b) 3, 6, 9, 12, 15, . . . . . . .
e) 3, 2,5 ,4, 7, 8, . . . . . . . .
c) 1, 3, 5, 7, 9, . . . . . .
d) 12, 15, 13, 18, 25, . . . . .
Urutan bilangan – bilangan pada contoh a, b, c, dan d di atas mempunyai aturan
tertentu, misalnya pada contoh a) dengan urutan bilangan 2, 4, 6, 8, 10,.. mempunyai
aturan tertentunya adalah ditambahkan dengan 2. Sedangan pada contoh c) dengan
urutan 3, 6, 9, 12, 15,… mempunyai aturan tertentunya adalah ditambah dengan 3.
Urutan bilangan yang memiliki aturan tertentu itu disebut barisan bilangan .
Sedangkan urutan bilangan – bilangan pada contoh e) dan f) di atas tidak mempunyai
aturan tertentu, sehingga bukan merupakan suatu barisan bilangan.
Bentuk umum barisan bilangan dapat dinyatakan dengan :
U1, U2, U3, . . . . . . . . . .,Un-1, Un
Dengan : U1 = suku ke - 1
U2 = suku ke - 2
U3 = suku ke – 3
.
.
.
Un-1 = suku ke – (n-1)
Un = suku ke – n (suku umum barisan bilangan)
Latihan 1
1. Tuliskan tiga suku berikutnya pada setiap barisan berikut ini
a) 6, 7, 8, 9, ……
b) 3, 9, 27, …….
c) 1, 10, 100, . . . . .
d)
e)
1
2
1
4
,
,
1
4
1
9
,
,
1
8
,……
1
16
,……
3
2. POLA BILANGAN
Dari bentuk umum barisan suatu bilangan, dapat kita tentukan pola barisan bilangan
itu.
Contoh 1:
Untuk barisan bilangan pada contoh a)
Urutan ke 1
2
3
.
.
.
10
.
.
.
n
Besar Bilangan
2
4
6
.
.
.
...
.
.
.
...
Pola
2•1
2•2
2•3
.
.
.
2•10
.
.
.
2•n
Jadi pola untuk bilangan yang ke – n pada contoh a) adalah 2•n atau 2n atau Un = 2n
Contoh 2 :
Untuk barisan bilangan pada contoh c)
Urutan ke 1
2
3
.
.
.
10
.
.
.
n
Besar Bilangan
1
3
5
.
.
.
...
.
.
.
...
Pola
2•1 – 1
2•2 – 1
2•3 – 1
.
.
.
2•10 – 1
.
.
.
2•n – 1
Jadi pola untuk bilangan yang ke – n pada contoh a) adalah (2•n – 1) atau (2n – 1) atau
Un = 2n – 1.
4
Contoh 3 :
Carilah tiga suku pertama pada setiap barisan berikut ini, jika rumus suku ke – n diketahui
sebagai berikut :
a. Un = 4n + 3
b. Un = n2 – 1
Jawab :
a. π‘ˆπ‘› = 4n + 3
π‘ˆ1 = 4.1 + 3 = 4 + 3 = 7
π‘ˆ2 = 4.2 + 3 = 8 + 3 = 11
π‘ˆ3 = 4.3 + 3 = 12 + 3 = 16
Jadi, tiga suku pertamanya adalah 7, 11, 16
b. π‘ˆπ‘› = 𝑛2 – 1
π‘ˆ1 = 12 - 1 = 1 – 1 = 0
π‘ˆ2 = 22 - 1 = 4 – 1 = 3
π‘ˆ3 = 32 - 1 = 9 – 1 = 8
Jadi tiga suku pertamanya adalah : 0, 3, 8
Contoh 4 :
Hitunglah nilai n jika,
a) π‘ˆπ‘› = 3n + 5 = 95
b) π‘ˆπ‘› = 𝑛2 - 4 = 21
Jawab :
a. π‘ˆπ‘› = 3n + 5 = 95
3n + 5 = 95
3n
= 95 – 5
3n
= 90
⇒ n = 30
b. π‘ˆπ‘› = 𝑛2 - 4 = 21
𝑛2 - 4 = 21
𝑛2
= 21 + 4
𝑛2
= 25
n
=5
5
Latihan 2 :
1. Tentukan lima suku yang pertama dari barisan bilangan berikut :
a. Un = n3
b. Un = 2n + 5
c. Un = 2n2 – 2
d. Un = (−1)𝑛 + 1
2. Hitunglah nilai n jika ,
a. Un = 4n – 3 = 157
b. Un = 1 – 2n = −41
c. Un = 2n – 1 = 31
d. Un = 3n2 – 8 = 19
e. Un = n2 – 4n = 12
3. Tentukan pola bilangan (rumus suku ke – n) dari barisan bilangan berikut :
a. 2, 4, 8, 16, . . . .
b. 1, 4, 9, 16, . . . .
c.
1
2
,
d. 1,
1
4
1
3
,
,
1
6
1
,
1
9
8
,
,
1
27
1
10
,……
,....
4. Diketahui barisan bilangan 4, 10, 16, . . . . tentukan :
a. Rumus suku ke – n – nya
b. Suku ke – 100 – nya
c. Suku keberapa yang nilainya 100?
5. Diketahui suatu barisan bilangan 2, 5, 10, 13, . . . tentukan :
a. Rumus suku ke – n – nya
b. Suku ke – 50 – nya
c. Suku keberapa yang nilainya 50?
3. DERET BILANGAN
Deret suatu barisan bilangan dan jumlah n suku pertamanya
Jika suku – suku suatu barisan dijumlahkan maka penjumlahan berurut dari suku – suku
barisan itu disebut Deret
6
Secara Umum :
maka
π‘ΌπŸ , π‘ΌπŸ , π‘ΌπŸ‘ , . . . . ,𝑼𝒏 adalah suku –suku dari suatu barisan,
π‘ΌπŸ + π‘ΌπŸ + π‘ΌπŸ‘ + . . . + 𝑼𝒏 adalah deret yang bersesuaian dengan barisan itu.
Jumlah n suku pertama dari suatu barisan dilambangkan
dengan 𝑺𝒏 , atau
Sn = U1 + U2 + U3 + … + Un
Misal :
ο‚·
Barisan : 1, 2, 3, 4, 5, ………
Deret
ο‚·
: 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + ………
Barisan : 1, 4, 9, 16, 25, ………
Deret
: 1 + 4 + 9 + 16 + 25 + ……
Contoh 5:
Diketahui suatu deret 1 + 3 + 5 + 7 +…hitunglah:
a. jumlah dua suku yang pertama
b. jumlah lima suku yang pertama
c. jumlah sepuluh suku yang pertama
d. jumlah n suku yang pertama
e. jumlah 20 suku yang pertama
Jawab:
a. S2 = 1 + 3 = 4
b. S5 = 1 + 3 + 5 + 7 + 9 = 25 = πŸ“πŸ
c. S10 = 102 = 100
d. Sn = n2
e. S20 = 202 = 400
Latihan 3 :
1. Tentukan jumlah 10 suku pertama dari deret berikut ini
a. 2 + 7 + 17 +…
b. 2 + 4 + 6 + 8 + …
c. 10 + 8 + 6 + 4 +…
d. 1 + 4 + 7 + 10 +…
e.
1 1 1
   ...
2 4 8
7
2. Tentukan jumlah 6 suku yang pertama dari deret berikut ini:
a. Sn = n2 - 4
b. Sn = n2 + 4
c. Sn = n3 – 2n
d. Sn = 2n + 1
3. Tulislah tiap deret berikut ini, kemudian hitunglah jumlahnya
a. 10 bilangan asli genap pertama
b. 5 bilangan asli kelipatan 5 yang pertama
c. 7 bilangan prima yang pertama
4. NOTASI SIGMA
a. Pengertian notasi sigma
Perhatikan bentuk penjumlahan sepuluh bilangan asli pertama, yaitu 1 + 2 + 3 + 4 +
5 6 + 7 + 8 + 9 +10, jika yang dijumlahkan bukan sepuluh bilangan asli, melainkan
100 bilangan asli pertama, menuliskan secara lengkap tentu akan terlalu panjang dan
memakan waktu yang lama.
Dalam matematika komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan symbol,
misalnya menuliskan jumlah seratus bilangan asli yang pertama, disingkat dengan 1 +
2 + 3 + 4 + 5 + . . . . . . . + 100
Menuliskan
penjumlahan
bilangan
beruntun
secara
singkat
ialah
dengan
menggunakan tanda ∑(π‘‘π‘–π‘π‘Žπ‘π‘Ž π‘ π‘–π‘”π‘šπ‘Ž).
Dengan menggunakan notasi sigma, maka penjumlahan beruntun sepuluh bilangan
asli pertama dapat disingkat sebagai berikut :
1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10 = ∑10
π‘˜=1 π‘˜
Bilangan 1 disebut batas bawah
Bilangan 10 disebut batas atas
Untuk seratus bilangan asli yang pertama dapat ditulis
1 + 2 + 3 + . . . . . . . . + 100 = ∑100
π‘˜=1 π‘˜
Contoh 6 :
Nyatakan deret berikut kedalam notasi sigma
a. 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + 11 + 13
b. 2 + 4 + 6 + 8 + 9
8
Jawab :
a. 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + 11 + 13
Dari deret 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + 11 + 13, dapat diubah menjadi (2(1) – 1) +
(2(2) – 1) + (2(3) – 1) + (2(4) – 1) + (2(5) – 1) + (2(6) – 1) + (2(7) -1) atau
ditulis (2k – 1) dengan mulai k = 1 sampai k = 7. Dalam notasi sigma. Dalam
notasi sigma disingkat 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + 11 + 13 = ∑7π‘˜=1(2π‘˜ − 1)
b. 2 + 4 + 6 + 8 + 9
Notasi sigma dari 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + 12, dapat diubah menjadi 2(1) + 2(2) +
2(3) + 2(4) + 2(5 ) + 2(6) atau ditulis (2k) dengan mu;ai k = 1 sampai
k = 6.
Dalam notasi sigma disingkat : 2 + 4 + 6 + 8 +10 + 12 = ∑6π‘˜=1(2π‘˜)
Contoh 7.
Tuliskan bentuk notasi sigma berikut ke dalam bentuk penjumlahan beruntun, dan
kemudian hitunglah jumlahnya
a. ∑6π‘˜=1 5π‘˜
1
b. ∑3π‘˜=1 π‘˜+2
c. ∑3π‘˜=1 2π‘˜
Jawab :
π‘Ž. ∑6π‘˜=1 5π‘˜
= (5π‘₯1) + (5π‘₯2) + (5π‘₯3) + (5π‘₯4) + (5π‘₯5)
= 5 + 10 + 15 + 20 + 25 = 75
1
b. ∑3π‘˜=1 π‘˜+2 =
=
=
d.
∑3π‘˜=1 2π‘˜
1
+
1+2
1
+
3
1
1
+
4
20+15+12
60
1
1
2+2
+ 3+2
1
5
=
47
60
2
= 2 + 2 + 23
= 2 + 4 + 8 = 14
b. Sifat – sifat notasi sigma
Misalkan π‘Žπ‘˜ dan π‘π‘˜ merupakan suku ke – k dan C suatu konstanta
1. Jika π‘Žπ‘˜ = C, maka ∑π‘›π‘˜=1 𝐢 = nC
2. ∑π‘›π‘˜=1 𝐢 π‘Žπ‘˜ = C ∑π‘›π‘˜=1 π‘Žπ‘˜
3. ∑π‘›π‘˜=1(π‘Žπ‘˜ + π‘π‘˜) = ∑π‘›π‘˜=1 π‘Žπ‘˜ + ∑π‘›π‘˜=1 π‘π‘˜
9
4. ∑π‘›π‘˜=1(π‘Žπ‘˜ + π‘π‘˜ )2 = ∑π‘›π‘˜=1(π‘Žπ‘˜ )2 + 2.∑π‘›π‘˜=1 π‘Žπ‘˜ . π‘π‘˜ + ∑π‘›π‘˜=1(π‘π‘˜ )2
5. ∑π‘›π‘˜=1 π‘Žπ‘˜ = ∑𝑛−1
π‘˜=1 π‘Žπ‘˜ + π‘Žπ‘›
Contoh 8 :
Dengan menggunakan penjumlahan beruntun, tunjukkan bahwa :
a. ∑6π‘˜=1(2π‘˜ + 3) = 2.∑6π‘˜=1 π‘˜ + 18
b. ∑8π‘˜=3 π‘˜ = ∑6π‘˜=1(π‘˜ + 2)
Jawab :
a. ∑6π‘˜=1(2π‘˜ + 3) = 2.∑6π‘˜=1 π‘˜ + 18
∑6π‘˜=1(2π‘˜ + 3) = 2.∑6π‘˜=1 π‘˜ + 18
{(2.1 + 3) + (2.2 + 3) + (2.3 + 3) + (2.4 + 3) + (2.5 + 3) + (2.6 + 3)}
5 + 7 + 9 + 11 + 13 + 15 = 2(21) + 18
60
= 42 + 18
60
= 60
b. ∑8π‘˜=3 π‘˜ = ∑6π‘˜=1(π‘˜ + 2)
∑8π‘˜=3 π‘˜ = ∑6π‘˜=1(π‘˜ + 2)
3+4+5+6+7+8 = (1+2)+(2+2)+(3+2)+(4+2)+(5+2)+(6+2)
33
=3+4+5+6+7+8
33
= 33
Latihan 4 ;
1. Tulislah jumlah berikut ini dengan satu notasi sigma
4
a.
4
οƒ₯k  οƒ₯k
k ο€½1
k ο€½1
10
b.
οƒ₯ (a
3
 1) 
n ο€½2
15
c.
οƒ₯
2
10
οƒ₯ (a
2
 1)
a ο€½2
(k 2 ο€­ 1) ο€­
k ο€½1
15
οƒ₯ (k  1)
k ο€½1
2. Tulislah jumlah-jumlah berikut ini sebagai jumlah monomial (suku satu)
n
a.
οƒ₯ ( 4a
k
 bk )
k ο€½1
5
b.
οƒ₯ (3k
2
ο€­ 7k )
k ο€½1
10
n
c.
οƒ₯ (k
2
 2 k  4)
k ο€½1
3. Tulislah jumlah berikut ini dengan satu notasi sigma
a.
n
n
k ο€½1
k ο€½1
οƒ₯ (2k  5)  οƒ₯ (4k ο€­ 15)
13
b.
οƒ₯ (b
2
 4) ο€­
b ο€½7
5
c.
οƒ₯
6
οƒ₯ (b
2
 4b ο€­ 5)
b ο€½1
( 4k 2  k ) ο€­
k ο€½1
10
οƒ₯ (k
2
 2)
k ο€½6
4. Tulislah jumlah berikut dengan batas bawah ini.
16
a.
οƒ₯a
a ο€½5
10
b.
οƒ₯ ( k  2)
k ο€½4
10
c.
οƒ₯ n ο€­1
n
n ο€½2
5. Buktikan
n
a.
οƒ₯
(2k  1) 2 ο€½ 4
k ο€½1
10
b.
οƒ₯
12
οƒ₯
a ο€½6
οƒ₯
k2  4
k ο€½1
(3k ο€­ 1) 2 ο€½ 9
k ο€½1
c.
n
a2 ο€½
10
οƒ₯
οƒ₯
a ο€½1
a 2  10
οƒ₯k  n
k ο€½1
k 2 ο€­ 12
k ο€½1
7
n
10
οƒ₯ k  40
k ο€½1
7
οƒ₯ a  175
a ο€½1
11
KOMPETENSI DASAR
5.2. Menerapkan mkonsep barisan dan deret aritmatika
INDIKATOR
5.2.1.Mendidentifikasi antara barisan dengan deret aritmatika
5.2.2.Menentukan nilai suku ke – n dari barisan aritmatika dengan menggunakan rumus
5.2.3.Menentukan jumlah n suku suatu deret aritmatika dengan menggunakan rumus.
5.2.4.Menyelesaikan masalah program keahlian yang berkaitan dengan deret aritmatika
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
Siswa mampu menjelaskan pengertian barisan aritmatika
2.
Siswa mampu menentukan rumus suku ke – n barisan aritmatika
3.
Siswa mampu menjelaskan deret aritmatika
4.
Siswa mampu menentukan jumlah n suku pertama deret aritmatika
5.
Siswa mampu menyelesaikan masalah program keahlian yang berkaitan dengan deret
aritmatika.
WAKTU
8 x 40 menit (4 x pertemuan)
12
B. BARISAN DAN DERET ARITMATIKA
1. Pengertian barisan dan deret aritmatika
Perhatikan beberapa barisan bilangan berikut ini
a) 1, 3, 5, 7, …….
b) 6,10,14,18, ……..
c) 11, 8, 5, 2,……….
d) 20, 15, 10, 5, …….
Pada setiap barisan di atas, tampak bahwa selisih dua suku berurutan selalu tetap.
Barisan bilangan yang mempunyai cirri seperti itu disebut Barisan Aritmatika, dan
selisih dua suku berurutan itu disebut beda yang biasa dilambangkan dengan huruf b.
Misal :
a) 1, 3, 5, 7, ……..,b = 3 – 1 = 5 – 3 = 7 – 5 = 2
b) 6,10,14,18,……, b = 10 – 6 = 14 – 10 = 18 – 14 = 4
c) 11,8,5,2,………, b = 8 – 1 = 5 – 8 = 2 – 5 = -3
d) 20, 15, 10, 5,…, b = 15 – 20 = 10 – 15 = 5 – 10 = -5
Suku pertama dari barisan aritmatika biasanya dilambangkan dengan huruf a.
Secara umum barisan aritmatika didefinisikan sebagai berikut:
π‘ΌπŸ , π‘ΌπŸ , π‘ΌπŸ‘ , ……………,𝑼𝒏 disebut barisan aritmatika untuk n bilangan asli dan
1 dan berlaku b = 𝑼𝒏 - 𝑼𝒏−𝟏 dengan
π‘ΌπŸ = suku pertama
π‘ΌπŸ = suku kedua
π‘ΌπŸ‘ = suku ketiga
.
.
𝑼𝒏 = suku ke – n
Contoh 9.
Tentukan suku pertama dan beda dari tiap barisan aritmatika berikut ini!
a) 7, 8, 9, 10, ……………..
b) 3, 8, 13, 18, ……………
c) 9, 6, 3, 0, ……………….
13
n>
Jawab :
a) 7, 8, 9, 10, ……………..
suku pertama : a = 7 dan beda : b = 8 – 7 = 9 – 8 = 10 – 9 = 1
b) 3, 8, 13, 18, ……………
Suku pertama : a = 3 dan beda : b = 8 – 3 = 13 – 8 = 18 – 13 = 5
c) 9, 6, 3, 0, ……………….
Suku pertama : a = 9 dan beda : b = 6 – 9 = 3 – 6 = 0 – 3 = - 3
Contoh 10.
Tentukan 5 suku pertama barisan aritmatika berikut, jika diketahui :
a) a = 3 dan b = -4
b) a = 8 dan b = 3
Jawab :
a) a = 3 dan b = -4
π‘ˆ1 = a = 3
π‘ˆ2 = 3 + (-4) = - 1
π‘ˆ3 = (-1) + (-4) = -5
π‘ˆ4 = (-5) + (-4) = -9
π‘ˆ5 = (-9) + (-4) = -13
Jadi lima suku pertama barisan itu adalah : 3, -1, -5, -9, -11.
b) a = 8 dan b = 3
π‘ˆ1 = a = 8
π‘ˆ2 = 8 + 3 = 11
π‘ˆ3 = 11 + 3 = 14
π‘ˆ4 = 14 + 3 = 17
π‘ˆ5 = 17 + 3 = 20
Jadi lima suku pertama barisan itu adalah : 8, 11, 14, 17, 20.
Latihan 5
1. Tentukan suku pertama dan beda dari barisan areitmatika di bawah ini
a. 2, 8, 14, 20, . . . . .
b. 8, 11, 14, 17, . . . .
14
c. −6, −3, 0, 3, … ..
1
1
d. 2 2 , 3, 3 2 , 4 , … …
2. Tulis lima suku pertama dari masing – masing barisan aritmatika berikut, jika
diketahui :
a. a = 8 dan b = 3
b. a = −7 dan b = 2,5
1
2
c. a = − 2 dan b = 3
2. Suku ke – n barisan aritmatika
Dari bentuk umum barisan aritmatika π‘ΌπŸ , π‘ΌπŸ , π‘ΌπŸ‘ , . . .,𝑼𝒏
π‘ΌπŸ = a
π‘ΌπŸ = π‘ΌπŸ + b
=a+b
π‘ΌπŸ‘ = π‘ΌπŸ + b
= a + b + b = a + 2b
π‘ΌπŸ’ = π‘ΌπŸ‘ + b
= a + 2b + b = a + 3b
.
.
𝑼𝒏 = a + (n – 1)b
Jadi pola bilangan barisan aritmatika adalah
π‘ΌπŸ , π‘ΌπŸ ,
π‘ΌπŸ‘ ,
a, a + b,
a + 2b,
π‘ΌπŸ’ ,
........ .
𝑼𝒏
a + 3b, . . . . . . ., a + (n – 1)b
Jadi rumus suku ke – n dari barisan aritmatika adalah
𝑼𝒏 = a + (n – 1)b
Dengan : n = banyak suku, n ∈ bilangan asli
a = suku pertama
b = beda atau selisih
π‘ˆπ‘› = suku ke – n
Contoh 11.
Tentukan rumus suku ke – n dari barisan aritmatika berikut jika di diketahui :
a) a = 3 dan b = -4
b) a = 8 dan b = 3
15
Jawab :
a) a = 3 dan b = -4
π‘ˆπ‘› = a + (n – 1)b
π‘ˆπ‘› = 3 + (n – 1).(-4)
π‘ˆπ‘› = 3 + (-4n + 4)
π‘ˆπ‘› = 3 – 4n + 4
𝑼𝒏 = 1 – 4n
b) a = 8 dan b = 3
π‘ˆπ‘› = a + (n – 1)b
π‘ˆπ‘› = 8 + (n – 1).3
π‘ˆπ‘› = 8 + 3n – 3
𝑼𝒏 = 3n + 5
Contoh 12.
Tentukan suku pertama, beda, rumus suku ke – n dan suku ke – 12 dari barisan aritmatika
10, 15, 20, 25, ….
Jawab :
Suku pertama
:
a = 10
Beda
:
b = 15 – 10 = 5
Rumus suku ke n :
π‘ˆπ‘› = a + (n – 1)b
= 10 + (n – 1)5
= 10 + 5n – 5
𝑼𝒏 = 5n + 5
Suku ke – 12
: π‘ˆ12 = 5.12 + 5
= 60 + 5
= 65
Contoh 13.
Suku pertama dari suatu barisan aritmatika sama dengan 2, sedangkan suku ke – 10 sama
dengan 29.
a) Carilah beda dari barisan aritmatika itu
b) Carilah suku ke – 25
c) Suku keberapakah yang nilainya sama dengan 101?
16
Jawab :
a) Beda dari barisan aritmatika itu
a = 2 dan π‘ˆ10 = 29
π‘ˆ10 = 29
a + 9b = 29
2 + 9b = 29
9b = 29 – 2
9b = 27
b=
27
9
b = 3 (beda =3)
b) Suku ke – 25
π‘ˆπ‘› = a + (n – 1)b
π‘ˆ25 = 2 + (25 – 1)3
= 2 + 24.3
= 2 + 72
= 74 (suku ke – 25 = 74)
c) Suku keberapakah yang nilainya sama dengan 101?
π‘ˆπ‘› = 101
a + (n – 1)b = 101
2 + (n – 1)3 = 101
2 + 3n – 3
= 101
-1 + 3n
= 101
3n
= 101 + 1
3n
= 102
n
=
102
3
= 34
Jadi 101 adalah suku yang ke – 34
Latihan 6:
1. Tentukan rumus suku ke – n dari barisan aritmatika di bawah ini
a. 2, 8, 14, 20, . . . . .
b. 8, 11, 14, 17, . . . .
c. −6, −3, 0, 3, … ..
1
1
d. 2 2 , 3, 3 2 , 4 , … …
17
2. Tentukan nilai n jika diketahui
a. a = 19 , b = - 5 dan Un = - 41
b. a = - 2, b = 7 dan Un = 138
c. a = 6, b = 4 dan Un = 58
3. Jika suku ke – 7 barisan aritmatika adalah 14 dan suku ke – 13 adalah 2, tentukanlah
tiga suku pertama barisan tersebut.
4. Suku ke – 6 dari barisan aritmatika sama dengan 50 dan suku ke – 41 sama dengan
155. Tentukan suku ke – 20 barisan tersebut.
5. Diketahui barisan aritmatika dengan U3 = 9 dan jumlah suku ke – 5 dan suku
ke –
7 adalah 48. Tentukan rumus suku ke – n dan suku ke – 10 barisan .
3. Jumlah n suku pertama deret aritmatika
Jika π‘ΌπŸ + π‘ΌπŸ + π‘ΌπŸ‘ + π‘ˆ4 + . . . + 𝑼𝒏 adalah deret aritmatika
Jika jumlah n suku pertama deret aritmatika dilambangkan dengan 𝑆𝑛 ,
ditentukan dengan rumus :
𝑛
𝑆𝑛 = 2 (a + π‘ˆπ‘› )
atau
𝑛
𝑆𝑛 = 2 (2a +(n – 1)b)
Dengan : n = banyak suku, n ∈ bilangan asli
a = suku pertama
b = beda atau selisih
π‘ˆπ‘› = suku ke – n
𝑆𝑛 = Jumlah n suku pertama deret aritmatika
Contoh 14
Hitunglah jumlah 20 suku pertama pada deret 9 + 12 + 15 + 18 + . . . . .
Jawab :
a = 9 b = 12 – 9 = 3 dan n = 20
𝑛
𝑆𝑛 = 2 (2a +(n – 1)b)
𝑆20 =
20
2
(2.9 +(20 – 1)3)
18
maka 𝑆𝑛 dapat
= 10(18 + 19.3)
= 10(18 + 57)
= 10(75) = 750
Contoh 15
Hitunglah jumlah dari deret 5 + 7 + 9 + …. + 61
Jawab :
a = 5, b = 7 – 5 = 2 dan π‘ˆπ‘› = 61
π‘ˆπ‘› = 61
a + (n – 1)b = 61
5 + (n – 1)2 = 61
5 + 2n – 2 = 61
3 + 2n
= 61
2n = 61 – 3
2n = 58
n =
58
2
n = 29 (banyak suku = 29)
𝑛
𝑆𝑛 = 2 (a + π‘ˆπ‘› )
𝑆29 =
29
=
2
29
2
(5 +61)
(66)
= 29 (33)
𝑆29 = 957
Jadi jumlah deret itu adalah 957
Contoh 16
Hitunglah jumlah semua bilangan asli antara 5 dan 100 yang habis
Jawab :
Bilangan asli antara 5 dan 100 yang habis dibagi 7 adalah
7 + 14 + 21 + . . . . . + 98
a = 7, b = 14 – 7 = 7 dan π‘ˆπ‘› = 98
π‘ˆπ‘› = 98
19
dibagi 7
a + (n – 1)b = 98
7 + (n – 1)7 = 98
7 + 7n – 7 = 98
7n = 98
n=
πŸ—πŸ–
πŸ•
= 14 (banyak bilangan yang habis dibagi 7 antara 5 dan 100 ada 14
buah)
𝑛
𝑆𝑛 = 2 (a + π‘ˆπ‘› )
𝑆14 =
14
2
(7 +98)
= 7(105)
𝑆14 = 735
Jadi, jumlah bilangan antara 5 dan 100 yang habis dibagi 7 adalah 735
Latihan 7 :
1. Hitunglah jumlah 20 suku pertama pada setiap deret aritmatika berikut :
a. 2 + 5 + 8 + 11 + . . . . . .
b. 50 + 45 + 40 + 35 + . . . . .
c. −7 − 14 − 21 − 28 − … …
2. Hitunglah jumlah setiap deret aritmatika berikut ini :
a. 6 + 8 + 10 + . . . . + 100
b. 85 + 80 + 75 + . . . . + 10
c. −20 − 16 − 12 − … + 8
3. Hitunglah jumlah semua bilangan asli
a. Antara 10 dan 250 yang habis dibagi 3
b. Antara 100 dan 500 yang habis dibagi 6
c. Antara 10 dan 250 yang habis dibagi 2 tetapi tidak habis dibagi 4
4. Hitunglah jumlah 10 suku pertama dari deret aritmatika berikut ini, jika diketahui
a. U3 = 7 dan U6 = 16
b. U5 = 40 dan U8 = 25
20
4. Penerapan deret aritmatika
Penerapan barisan dan deret aritmatika yang dapat digunakan dalam bidang keuangan,
pertanian, dan lain sebagainya.
Contoh 17
Pada bulan Januari 2001 Anto menabung Rp. 10.000,00. Jika setiap bulan berikutnya
Anto menabung Rp. 5.000,00 lebihnya dari bulan sebelumnya. Berapakah jumlah seluruh
tabungan Anto sampai akhir tahun?
Jawab :
Tabungan Anto dalam bentuk deret adalah
10.000 + 15.000 + 20.000 + . . . . . . . .
a = 10.000, b =5.000 dan n = 12
𝑛
𝑆𝑛 = 2 (2a +(n – 1)b)
𝑆12 =
12
2
(2.(10.000) +(12 – 1)5.000)
= 6(20.000 + 11.(5.000))
= 6(20.000 + 55.000)
= 6(75.000)
𝑆12 = 450.000
Jadi, jumlah seluruh tabungan Anto sampai akhir tahun adalah Rp. 450.000,00
Latihan 8
1. Harga pembelian sebuah sepeda motor baru adalah Rp. 12.000.000,00. Setelah
digunakan selama 3 tahun, sepeda motor itu dijual dengan harga Rp. 8.400.000,00.
Jika penyusutan harga sepeda motor tiap tahun besarnya sama maka tentukan harga
jual sepeda motor tersebut setelah digunakan selama 5 tahun.
2. Untuk membuat kerajinan tangan , Jaka memerlukan 16 potong kawat yang tidak
sama panjang. Potongan kawat terpanjang 90 cm dan potongan kawat terpendek 15
cm. Jika potongan – potongan kawat dijajarkan dari yang terpanjang hingga terpendek
maka perbedaan panjang dua potong kawat yang berdekatan harus sama. Berapa
panjang kawat yang diperlukan Jaka? Berapa perbedaan panjang kawat?
21
KOMPETENSI DASAR
5.3. Menerapkan mkonsep barisan dan deret geometri
INDIKATOR
5.3.1.Mengidentifikasi antara barisan dengan deret geometri
5.3.2.Menentukan nilai suku ke – n dari barisan geometri dengan menggunakan rumus
5.3.3.Menentukan jumlah n suku suatu deret geometri dengan menggunakan rumus.
5.3.4.Menyelesaikan deret geometri yang mempunyai suku tak hingga
5.3.5.Menyelesaikan masalah program keahlian yang berkaitan dengan deret geometri.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian barisan geometri
2. Siswa mampu menentukan suku pertama dari barisan geometri yang diberikan
3. Siswa mampu menentukan rasio dari barisan geometri yang diberikan
4. Siswa mampu menentukan rumus suku ke – n barisan geometri
5. Siswa mampu menjelaskan deret geometri
6. Siswa mampu menentukan jumlah n suku pertama deret geometri
7. Siswa mampu menghitung deret geometri tak hingga
8. Siswa mampu menyelesaikan masalah program keahlian yang berkaitan dengan deret
geometri.
WAKTU
10 x 40 menit (5 x pertemuan)
22
C. BARISAN DAN DERET GEOMETRI
1. Pengertian barisan dan deret geometri
Pada setiap barisan di atas, tampak bahwa perbandingan dua suku berurutan selalu tetap.
Barisan bilangan yang mempunyai ciri seperti itu disebut Barisan Geometri, dan
perbandingan dua suku berurutan itu disebut rasio yang biasa dilambangkan dengan huruf
r.
Misal :
4
a) 1, 4, 16, . . . . . . . . . ., r = 1 =
8
16
4
4
=4
1
b) 16, 8, 4, . . . . . . . . . .,r = 16 = 8 = 2
Suku pertama dari barisan geometri biasanya dilambangkan dengan huruf a.
Contoh 18
Tentukan suku pertama dan rasio dari barisan geometri berikut :
1. 1, 2, 4, 8, . . . . . .
2. 2, 6, 18, 54, . . . . .
3. 3, -6, 12, -24, . . . . . .
Jawab :
1. 1, 2, 4, 8, . . . . . .
2
suku pertama : a = 1 dan rasio : r = 1 = 2
2. 2, 6, 18, 54, . . . . .
suku pertama : a = 2 dan rasio
6
:r=2=3
3. 3, -6, 12, -24, . . . . . .
suku pertama : a = 3 dan rasio
; r=
−6
3
= -2
Latihan 9
Tentukan suku pertama dan rasio dari barisan geometri berikut
1. 3, 6, 12, 24, . . . . .
2. 1, 3, 9, 27, . . . . . .
3. 27, −9, 3, −1, … …
4. 1, −1, 1, −1, … …
5. 2, −4, 8, −16, … …
23
2. Suku ke – n barisan geometri
Secara umum barisan geometri didefinisikan sebagai berikut:
π‘ΌπŸ , π‘ΌπŸ , π‘ΌπŸ‘ , ……………,𝑼𝒏 disebut barisan geometri untuk n bilangan asli dan n > 1
dan berlaku :
𝑼𝒏
r=𝑼
dengan
𝒏−𝟏
π‘ΌπŸ = suku pertama
π‘ΌπŸ = suku kedua
π‘ΌπŸ‘ = suku ketiga
.
.
.
𝑼𝒏 = suku ke - n
Dari bentuk umum barisan geometri π‘ΌπŸ , π‘ΌπŸ , π‘ΌπŸ‘ , . . .,𝑼𝒏
π‘ΌπŸ = a
π‘ΌπŸ = π‘ΌπŸ .r
= ar
π‘ΌπŸ‘ = π‘ΌπŸ .r
= ar.r
= aπ‘Ÿ 2
π‘ΌπŸ’ = π‘ΌπŸ‘ .r
= aπ‘Ÿ 2 .r
= aπ‘Ÿ 3
.
.
.
𝑼𝒏 = aπ‘Ÿ 𝑛−1
Jadi pola bilangan barisan aritmatika adalah
π‘ΌπŸ , π‘ΌπŸ ,
a,
ar,
π‘ΌπŸ‘ ,
aπ‘Ÿ 2 ,
π‘ΌπŸ’ ,
........ .
aπ‘Ÿ 3 , . . . .. . . . . .
𝑼𝒏
aπ‘Ÿ 𝑛−1
Jadi rumus suku ke – n dari barisan geometri adalah
𝑼𝒏 = a𝒓𝒏−𝟏
Dengan : n = banyak suku, n ∈ bilangan asli
a = suku pertama
r = rasio atau perbendingan
π‘ˆπ‘› = suku ke – n
24
Contoh 19
Tentukan rumus suku ke – n dan suku ke – 7 pada barisan geometri : 1, 2, 4, 8, . . . . .
Jawab :
a = 1 dan r = 2
Rumus suku ke – n
𝑼𝒏 = a𝒓𝒏−𝟏
:
= 1.πŸπ’−𝟏
𝑼𝒏 = πŸπ’−𝟏
: π‘ˆ7 = 27−1
Suku ke – 7
π‘ˆ7 = 26
π‘ˆ7 = 64
Contoh 20
Suku pertama dari suatu barisan geometri sama dengan 128, sedangkan suku ke – 4 sama
dengan 16,
a) Carilah rasio barisan geometri tersebut
b) Carilah suku ke – 6
c) Suku keberapakah yang nilainya sama dengan 1?
Jawab :
a) Rasio barisan geometri tersebut
a = 128
….(i)
π‘ˆ4 = 16 = aπ‘Ÿ 3
….(ii)
Persamaan (ii) dibagi persamaan (i) diperoleh
π‘ˆ4
π‘Ž
=
π‘Ž.π‘Ÿ 3
16
π‘Ž
= 128
1
1
π‘Ÿ 3 = 8 = (2)3
𝟏
𝟏
r = 𝟐 (rasio = 𝟐 )
b). Suku ke – 6
1
π‘ˆ6 = aπ‘Ÿ 5 = 128. (2)5
1
= 128. 32 = 4
c) Suku yang nilainya sama dengan 1?
π‘ˆπ‘›
=1
a𝒓𝒏−𝟏
=1
1
128. (2)𝑛−1 = 1
25
(suku ke- 6 adalah 4)
1
1
(2)𝑛−1
= 128
(2)𝑛−1
1
= (2)7
1
n–1
=7
n
=8
Jadi, 1 adalah suku ke – 8
Contoh 21
Diketahui barisan geometri dengan suku pertama a = 1 dan π‘ˆ7 = 64. Tentukan suku
ke –
10 barisan itu.
Jawab :
π‘ˆ7
π‘Ž
=
π‘Ž.π‘Ÿ 6
π‘Ž
=
64
1
π‘Ÿ 6 = 64
π‘Ÿ 6 = (±2)6
r =±2
Suku ke – 10 = π‘ˆ10 = a.π‘Ÿ 9
ο‚·
Untuk r = 2
ο‚·
Untuk r = -2 →
→
π‘ˆ10 = 1.(2)9 = 512
π‘ˆ10 = 1.(−2)9 = - 512
Latihan 10 :
1. Tentukan rumus suku ke – n dan suku ke – 7 dari barisan aritmatika di bawah ini.
a. 3, 6, 12, 24, . . . . .
b. 1, 3, 9, 27, . . . . . .
c. 27, −9, 3, −1, … …
d. 1, −1, 1, −1, … …
e. 2, −4, 8, −16, … …
2. Tulislah empat suku pertama dari barisan geometri yang ditentukan oleh rumus
berikut :
a. π‘ˆπ‘› = 2𝑛+1
b. π‘ˆπ‘› = 2. 3𝑛−1
1 𝑛−1
c. π‘ˆπ‘› = 2. (3)
26
3. Tentukan suku pertama, rasio dan Un , jika
a. U3 = 18 dan U5 = 162
1
b. U4 = 2 dan U6 = 2
4. Suku pertama dari suatu barisan geometri sama dengan 5, sedangkan suku ke – 6
sama dengan −160.
a. Carilah rasio
b. Carilah suku ke – 8
c. Suku keberapakah yang nilainya sama dengan (−640)?
3.
Jumlah n suku pertama deret geometri
Jika π‘ΌπŸ + π‘ΌπŸ + π‘ΌπŸ‘ + π‘ˆ4 + . . . + 𝑼𝒏 adalah deret geometri. Jika jumlah n suku pertama
deret geometri dilambangkan dengan 𝑆𝑛 , maka 𝑆𝑛 dapat ditentukan dengan rumus :
𝑆𝑛 =
π‘Ž(π‘Ÿ 𝑛 −1)
π‘Ÿ−1
untuk r > 1
,
atau
𝑆𝑛 =
π‘Ž(1−π‘Ÿ 𝑛 )
1−π‘Ÿ
,
untuk r <
1
Dengan : n = banyak suku, n ∈ bilangan asli
a = suku pertama
r = rasio atau perbandingan
𝑆𝑛 = Jumlah n suku pertama deret geometri
Contoh 22
Hitunglah jumlah 7 suku pertama pada deret geometri berikut ini.
a) 1 + 3 + 9 + . . . . . .
b) 16 + 8 + 4 + . . . . .
Jawab :
a. a = 1 dan r = 3
b. a = 16 dan r =
Oleh karena r > 1 maka rumus yang
digunakan adalah
8
16
=
1
2
Oleh karena r < 1, maka rumus
yang digunakan adalah :
27
π‘Ž(π‘Ÿ 𝑛 −1)
𝑆𝑛 =
𝑆𝑛 =
π‘Ÿ−1
1(37 −1)
𝑆7 =
𝑆7 =
3−1
π‘Ž(1−π‘Ÿ 𝑛 )
1−π‘Ÿ
1
16(1−( )7 )
1−
1(2187−1)
𝑆7 =
2
𝑆7 =
1(2186)
𝑆7 =
16(1−
1
2
2
1
)
128
127
𝑆7 = 32.(128)
2186
𝑆7 =
2
1
2
2
127
𝑆7 = 1.093
𝑆7 =
Jadi, jumlah 7 suku pertama deret
𝑆7 = 314
geometri itu adalah 1.093
Jadi, jumlah 7 suku pertama
4
3
deret itu
Contoh 23
Hitunglah jumlah deret geometri 3 + 6 + 12 + . . . . . . . + 192
Jawab :
a = 3, r = 3 = 2 dan π‘ˆπ‘› = 192
𝑆𝑛 =
π‘Ž(π‘Ÿ 𝑛 −1)
π‘Ÿ−1
π‘ˆπ‘›
𝑆7 =
3(27 −1)
2−1
𝑆7 =
3(128−1)
1
6
= 192
π‘Ž. π‘Ÿ 𝑛−1 = 192
3. 2
𝑛−1
= 192
2𝑛−1 =
2𝑛−1
𝑆7 = 3(127)
192
3
𝑆7 = 381
= 26
Jadi, jumlah deret geometri itu adalah
𝑛−1 =6
381
𝑛 =6+1
𝒏 =7
Contoh 24
Jumlah deret geometri 2 + 22 + 23 + . . . . . + 2𝑛 = 510. Carilah nilai n.
Jawab :
a = 2, r =
22
2
= 2 dan 𝑆𝑛 = 510
π‘Ž(π‘Ÿ 𝑛 −1)
π‘Ÿ−1
2(2𝑛 −1)
2−1
= 510
= 510
28
2(2𝑛 −1)
= 510
1
2(2𝑛 - 1) = 510
2𝑛 - 1
=
510
2
𝑛
2 - 1 = 255
2𝑛 = 255 + 1
2𝑛 = 256
2𝑛 = 28
n =8
Jadi, nilai n = 8
Latihan 11
1. Hitunglah jumlah 8 suku pertama pada setiap deret geometri berikut ini :
a. 5 + 10 + 15 + . . . . . .
b. 1 − 2 + 4 − β‹―
c. 27 − 9 + 3 − …
2. Hitunglah jumlah setiap deret geometri berikut ini:
a. 2 + 6 + 18 + . . . + 4374
1
b. 1 − 2 +
1
4
1
− … + 64
3. Carilah nilai n jika :
a. 3 + 32 + 33 + . . . + 3n = 120
b.
1
2
1
+
4
+
1
8
1
+ …+
2𝑛
=
127
128
4. Suku ke lima dari suatu deret geometri sama dengan 8, sedangkan suku kesepuluh
sama dengan −256. Tentukan :
a. Suku pertama dan rasio deret geometri itu
b. Jumlah sepuluh suku pertama
4. Deret geometri tak hingga
Deret geometri tak hingga adalah deret geometri yang mempunyai suku – suku yang tak
hingga banyaknya. Perhatikan contoh deret geometri berikut ini.
a) 1 + 2 + 4 + 8 + . . . . .
1
1
1
b) 1 + 2 + 4 + 8 + . . . . . . .
29
ο‚·
Pada contoh a), niliai r > 1 dan bilangannya makin lama makin besar (π‘ˆπ‘› → ∞). Jika
n menuju bilangan yang cukup besar (n → ∞) maka deret geometri yang seprti itu
disebut deret geometri naik tak terhingga.
ο‚·
Pada contoh b) nilai r < 1dan bilangannya makin lama makin kecil
(π‘ˆπ‘› → 0). Jika
n menuju bilangan yang cukup besar (n → ∞) maka deret yang seperti itu disebut
deret geometri turun tak berhingga.
ο‚·
Jika jumlah deret geometri tak hingga dilambangkan dengan 𝑆𝑛 , maka 𝑆𝑛 dapat
ditentukan dengan rumus :
𝒂
𝑺∞ = 𝟏−𝒓 , -1 < r < 1
Dengan :
𝑆𝑛 = Jumlah n suku pertama deret geometri
a = suku pertama
r = rasio atau perbandingan
Contoh 25
Hitunglah jumlah dari setiap deret geometri tak hingga berikut ini.
1
1
1
5
5
5
a) 1 + 2 + 4 + 8 + . . . . . . .
b) 5 + 2 + 4 + 8 + . . . . . . .
1
c) 4 – 2 + 1 - 2 + . . . . . . .
Jawab :
1
1
1
a) 1 + 2 + 4 + 8 + . . . . . . .
1
a = 1 dan r = 2 berarti berada pada interval -1 < r < 1
𝒂
𝑺∞ = 𝟏−𝒓
𝑺∞ =
5
𝟏
𝟏
𝟏−
𝟐
5
=
𝟏
𝟏
𝟐
=2
5
b) 5 + 2 + 4 + 8 + . . . . . . .
1
a = 5 dan r = 2 berarti berada pada interval -1 < r < 1
𝒂
𝑺∞ = 𝟏−𝒓
30
𝑺∞ =
πŸ“
𝟏
𝟏−
𝟐
πŸ“
=
= 10
𝟏
𝟐
1
c) 4 – 2 + 1 - 2 + . . . . . . .
1
a = 4 dan r = - 2 berarti berada pada interval -1 < r < 1
πŸ’
𝑺∞ = 𝟏−𝒓
𝑺∞ =
πŸ’
𝟏
𝟏−(− )
𝟐
=
πŸ’
πŸ‘
𝟐
πŸ–
𝟐
= πŸ‘ = 2πŸ‘
Contoh 26
Suatu deret geometri tak hingga dengan 𝑺∞ = 10 dan a = 5. Tentukanlah :
a) Rasio
b) Jumlah 4 suku pertama deret geometri tersebut
Jawab :
a. Rasio
𝑆∞ =
π‘Ž
1−π‘Ÿ
5
10 = 1−π‘Ÿ
10(1-r)
=5
10 – 10r = 5
- 10r = 5 - 10
- 10r = -5
−5
1
r = −10 = 2
Jadi, rasionya adalah
𝟏
𝟐
b. Jumlah 4 suku pertama deret geometri tersebut
𝑆𝑛 =
𝑆4 =
𝑆4 =
π‘Ž(1−π‘Ÿ 𝑛 )
1−π‘Ÿ
1
5(1−( )4 )
1−
2
1
2
1
16
5(1− )
1
2
15
𝑆4 = 10(16) =
150
16
=
75
8
3
= 98
πŸ‘
Jadi, jumlah 4 suku pertama deret tersebut adalah 9πŸ–
31
Latihan 12
1. Hitunglah jumlah dari setiap deret geometri tak hingga berikut ini :
a. 1 +
1
4
+
b. 5 + 1 +
1
16
1
5
+ …
+ …
c. 100 − 10 + 1 − β‹―
2. Dari deret geometri tak hingga diketahui a = 3 dan S = 9. Tentukan lima suku pertama
deret tersebut.
5. Penerapan deret geometri
Penerapan barisan dan deret geometri yang dapat digunakan dalam bidang keuangan,
pertanian, dan lain sebagainya.
Contoh 27
Sebuah bola tenis dijatuhkan ke lantai dari suatu tempat dengan ketinggian 4 meter.
Setiap kali setelah bola itu memantul akan mencapai
3
4
dari tinggi yang dicapai
sebelumnya. Hitunglah panjang lintasan yang dilalui bola itu sampai berhenti.
Jawab :
Bola jatuh :
3
a = 4 dan r = 4
3
3
Bola memantul : a = 4 . 4 = 3 dan r = 4
Panjang lintasan bola jatuh adalah :
𝑺∞ =
𝑺∞ =
𝑺∞ =
𝒂
𝟏−𝒓
πŸ’
𝟏−
πŸ’
𝟏
πŸ’
πŸ‘
πŸ’
= 16 meter (panjang lintasan bola jatuh)
Panjang linatasan bola memantul (naik) adalah :
πŸ‘
𝑺∞ = 𝟏−𝒓
𝑺∞ =
𝑺∞ =
πŸ‘
𝟏−
πŸ‘
𝟏
πŸ’
πŸ‘
πŸ’
= 12 meter (panjang lintasan bola memantul)
32
Jadi, panjang lintasan seluruhnya yang ditempuh bola adalah panjang lintasan bola jatuh
+ panjang lintasan bola memantul = 16 + 12 = 28 meter.
Latihan 13
1. Sebuah bola tenis dijatuhkan ke lantai dari suatu tempat dengan ketinggian 1 meter.
Setiap kali setelah bola itu memantul akan mencapai
2
3
dari tinggi yang dicapai
sebelumnya. Hitunglah panjang lintasan yang dilalui bola itu sampai berhenti.
2. Sebuah bank swasta memberikan bunga sebesar 2,5% per bulan untuk tabungan
nasabahnya. Seorang nasabah menabung sebesar Rp. 500.000,00. Tentukan total
tabungan nasabah tersebut setelah 6 bulan tanpa pengambilan.
Alat / Bahan / Sumber
1. Buku Matematika tingkat 1 bidang keahlian Bisnis dan Manajemen, penerbit Armico
Bandung, halaman 143 – 148.
2. Buku Matematika SMK non teknik tingkat 2, penerbit PT. Galaxy Puspa Mega Jakarta,
halaman 72 - 74
3. Buku Matematika untuk SMK dan MAK kelas XI, penerbit Erlangga Jakarta, halaman
89 – 98
4. Buku Matematika untuk SMK Kelas XI, penerbit Grafindo Medi Pratama, halaman
75 – 84
33
Download