Komunikasi Kesehatan "Bentuk-Bentuk Komunikasi Kesehatan" Nama : Dian Nur Laili Mayang (1406542880) Varian : S1 Reguler Gizi 2014 A. Pendahuluan Kita sebagai tenaga kesehatan membutuhkan yang namanya interaksi kepada masyarakat sehingga komunikasi sangat dibutuhkan. Dalam Lembar Tugas Mandiri ini saya membahas tentang bentuk-bentuk komunikasi kesehatan. Dimana hal ini bisa membantu kita untuk lebih mudah berkomunikasi. B. Pembahasan Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan Tappen (1995) ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis, dan nonverbal yang dimanifestasikan secara terapeutik. Pada komunikasi tertulis sering digunakan perawat saat berinteraksi dengan dokter, petugas kesehatan, dan teman sejawat. Komunikasi tertulis dilakukan perawat dengan klien yang bisu atau ada gangguan pada artikulasi karena penyakitnya (biasanya ada gangguan pada area Broca). Selanjutnya akan membahas komunikasi nonverbal dan verbal. 1. Komunikasi Verbal Jenis komunikasi yang lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan adalah dengan pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka yang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seseorang akan mengomunikasikan dan menginterprestasikan secara verbal sehingga bisa didefinisikan sebagai sebuah perangkat berstruktur yang mengandung arti (Cangara H, 2006). Selain itu melalui bahasa bisa juga mengungkapkan sebuah perasaan, ide, pesan, dan respon emosional agar tercipta hubungan yang baik. Jenis komunikasi ini memerlukan fisiologi dan mekanisme kognitif yang akan menghasilkan bicara (Nurjannah I, 2001). Komunikasi verbal membutuhkan keterampilan kognitif dalam mengolah sebuah stimulus agar stimulus tersebut mampu dipersepsikan dan ditampilkan dalam bentuk perasaan, ide, keinginan untuk menguraikan sebuah stimulus. Komunikasi verbal yang efektif harus sesuai dengan hal-hal berikut : a. Jelas dan ringkas Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek, dan langsung. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas. b. Perbendaharaan kata Komunikasi tidak akan berhasil jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan. c. Arti denotatif dan konotatif Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan, atau ide yang terdapat dalam suatu kata. Ketika berkomunikasi dengan klien, tenaga kesehatan harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalahtafsirkan. d. Selaan dan kesempatan berbicara Kecepatan dan tempo bicara yang tetap turut menentukan keberhasilan komunikasi verbal. Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal tertentu serta memberi waktu kepada pendengar untuk mendengarkan dan memahami arti kata. Selaan yang tepat dapat dilakukan dengan memikirkan apa yang dikatakan sebelum mengucapkannya. e. Waktu dan relevansi Ketika ingin menyampaikan sebuah berita untuk menjelaskan resiko penyakit atau operasi jangan menyampaikan saat klien berduka atau sedih. Oleh karena itu Tenaga kesehatan harus peka terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula komunikasi verbal akan lebih bermakna jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan minat dan kebutuhan klien. f. Humor Dugan (1989) mengatakan bahwa tertawa membantu mengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, serta meningkatkan keberhasilan dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Sullivan dan Deane (1988) melaporkan bahwa humor merangsang produksi katekolamin dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas. dan memfasilitasi relaksi pernapasan. Humor juga dapat digunakan untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidakmampuannya untuk berkomunikasi. 2. Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal merupakan penyampaian kode nonverbal yaitu suatu proses pemindahan atau penyampaian pesan tanpa menggunakan kata-kata. Penyampaian kode nonverbal merupakan cara yang palik efektif yang meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Tujuan dari kode atau isyarat nonverbal antara lain : a. Meyakinkan apa yang diucapkan. b. Menunjukkan perasaanbuang sampah pada tempatnya. c. Menunjukkan jati diri. d. Menambahkan atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan. Komunikasi nonverbal dapat diamati pada hal-hal berikut : 1) Metakomunikasi Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikna sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar. 2) Penampilan personal Penampilan sangat penting untuk kita berkomunikasi dengan klien. Bentuk fisik, cara berpakaian, dan berhias menunjukkan kepribadian, status sosial, pekerjaan, agama, budaya, dan konsep diri. 3) Paralanguage Intonasi atau nada suara pembicaraan mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan karena emosi dapat langsung mempengaruhi nada suara. Namun tidak semua orang yang bernada keras merupakan ungkapan marah. Itu bagian dari sebuah penekanan pesan. 4) Gerakan Mata Kontak mata sangat penting dalam komunikasi interpersonal. Orang yang mempertahankan tatapan mata kedepan itu bisa dikatakan orang yang dapat dipercaya dan memungkinkan untuk menjadi pengamat yang baik. 5) Kinesics Kinesics merupakan gerakan tubuh yang menggambarkan sikap, emosi, konsep diri, dan kesadaran fisik. Ada beberapa gerakan tubuh : a. Emblems, merupakan isyarat yang mempunyai arti langsung pada simbol yang telah dibuat oleh gerakan badan. Contohnya klien yang memegang perutnya karena ada masalah di apendiksnya. b. Illustratori, merupakan gerakan badan yang dibuat untuk menjalankan sesuatu. contohnya dengan melebarkan tangan yang artinya menandakan barang tersebut besar. c. Affect Displays, ekspresi wajah d. Regulator, merupakan gerakan kepala. contohnya mengangguk artinya setuju/iya. e. Adaptory, merupakan gerakan tubuh yang menandai kejengkelan. contohnya menggepalkan tangannya karena marah. 6) Sentuhan Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian dapat disampaikan melalui sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting untuk menciptakan sebuah keakraban dan persahabatan C. Penutup Dari pemaparan saya mengenai bentuk-bentuk komunikasi ini bisa bermanfaat bagi kita dan kita sebagai tenaga kesehatan harus bisa berkomunikasi dengan baik. Referensi : Nasir,Abdul, dkk. 2011. Komunikasi dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika