Uploaded by User28024

TEORIAKT KEL13 BAB1 KLST

advertisement
Anggota Kelompok:
1. Imelda Yofa A (21601082117)
2. Rizkiyatul Awalin (21601082129)
BAB I
PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI
2.1 Arti Penting Teori Akuntansi
Praktik akuntansi bersifat dinamik dan selalu menghadapi masalah-masalah praktis
dan professional. Teori akuntansi adalah bagian penting dari praktik. Pemahamannya oleh praktisi
dan penyusun standar akan sangat mendorong pengembangan serta perbaikan menuju praktik yang
sehat. Teori akuntansi menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara
beralasan atau bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Teori
merupakan obor yang menerangi praktik dengan prinsip-prinsip yang masuk akal.
2.2 Pengembangan Akuntansi
Seperangkat pengetahuan akuntansi (accounting body ogf knowledge) dapat dipandang dari
dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi (keahlian) yang di praktikkan di dunia nyata
dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi.
2.2.1 Peran Riset Akuntansi
Banyanya penelitian dibidang akuntansi yang topiknya tidak berkaitan secara langsung
dengan (bahkan jauh dari) praktik atau standar akuntansi yang nyatanya dipraktikkan. Disini teori
akuntansi dikembangkan agar pengetahuan akuntansi menjadi sejajar dengan pengetahuan
ilmiahyang lain (misalnya ilmu alam). Teori akuntansi disini akan berisi hipotesis-hipotesis (baik
yang secara empiris telah teruji atau belum) tentang variabel-variabel yang berkaitan dengan
pelaku ekonomi (termasuk manajer dan akuntan) dan perilaku pasar modal yang diteorikan.
Kecenderungan semacam ini makin menjauhkan dunia praktik dengan pendidikan karena peneliti
dibidang akuntansi berminat lagi untuk membahas masalah bagaimana memperlakukan suatu
transaksi dan mengapa demikian.
2.3 Pengertian Akuntansi
Teori akuntansi sangat erat kaitannya dengan akuntansi keuangan, pengertian teori akuntansi
sangat bergantung pada pendfinisian akuntansi sebagai suatu bidang pengetahuan. Akuntansi
didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan karena wilayah materi dan kegiatan cukup luas dan
dalam serta telah membentuk kesatuan pengetahuan yang terdokumentasi secara sistematis dalam
bentuk literatur akuntansi. Akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan didefinisikan sebagai
berikut: “Seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa
berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan Negara
tertentu dan cara penyampaian ( p e l a p o r a n ) i n f o r m a s i t e r s e b u t k e p a d a p i h a k ya n g
b e r k e p e n t i n g a n u n t u k d i j a d i k a n d a s a r d a l a m pengambilan keputusan ekonomik.
2.4 Seni, Sains, atau Teknologi
Pengertian ilmu itu sendiri merupakan suatu pengetahuan yang mencoba menjelaskan
rahasia alam agar gejala alamiah tersebut tidak lagi menjadi misteri, dengan kata lain bahwa ilmu
adalah pengetahuan yang berisi penjelasan (explanation) tentang gejala alam atau sosial yang
bebas dari pertimbangan nilai karena ilmu harus mendeskripsi gejala tersebut seperti apa adanya.
Kegiatan dan tujuan ilmiah dalam membangun ilmu diarahkan untuk menguji dan menetapkan
kebenaran suatu penjelasan.
Tujuan akuntansi adalah menghasilkan atau menemukan prinsip-prinsip umum untuk
menjustifikasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu (tujuan pelaporan keuangan)
bukan untuk mendapatkan kebenaran penjelasan (teori).
2.5 Akuntansi Sebagai Teknologi
Teknologi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat, teknologi merupakan sarana untuk memecahkan masalah nyata dalam lingkungan
tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu. Teknologi digunakan untuk mengendalikan
variable-variabel alam dan sosial untuk mencapai kehidupan tertentu yang lebih baik.
2.5.1 Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Proses untuk menentukan cara yang terbaik untuk mendapatkan produk (hasil) terbaik
dalam penerapan suatu teknologi disebut perekayasaan. Perekayasaan itu sendiri merupakan
suatu proses terencana dan sistematis yang melibatkan pemikiran, penalaran, dan pertimbangan
untuk memilih dan menentukan teori, pengetahuan yang tersedia, konsep, metoda, teknik, serta
pendekatan untuk menghasilkan suatu produk (konkret atau konseptual). Perekayasaan akuntansi
mengikuti proses yang sama baik pada tingkat makro (nasional) maupun pada tingkat mikro
(perusahaan). Yang dimaksud akuntansi dalam perekayasaan ini adalah akuntansi dalam arti luas
yaitu sebagai suatu sistem pelaporan keuangan umum yang melibatkan kebijakan umum
akuntansi (tentang struktur, mekanisme, pihak yang terlibat, dan standar pelaporan) dalam suatu
wilayah Negara tertentu. Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses tentang bagaimana
informasi keuangan untuk semua unit usaha dan pemerintahan harus disediakan dan dilaporkan
dalam suatu Negara untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomik. Dalam perekayasaan
pelaporan keuangan, akuntansi memanfaatkan pengetahuan dan sains dari berbagai disiplin ilmu.
Tujuan akuntansi akan menjadi kekuatan pengaruh dalam merekayasa akuntansi karena tujuan
tersebut akan digunakan untuk mengevalusi kebermanfaatan dan keefektifan produk yang
dihasilkan.
2.6 Teori Akuntansi Sebagai Sains
Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang saling berkaitan secara
sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. Tujuan teori
adalah menjelaskan dan memprediksi. Menjelaskan berarti menganalisis dan memberi alasan
menga fenomena atau fakta seperti yang di amati. Teori permintaan (dalam ekonomika) misalnya
menjelaskan mengapa kalau harga naik, kuantitas barang yang diminta akan menurun.
Memprediksi berarti memberi keyakinan bahwa kalau asumsi-asumsi atau syarat-syarat yang
diteorikan dipenuhi beesar kemungkinan suatu fenomena atau fakta (peristiwa) tertentu akan
terjadi. Hipotesis bahwa kuantitas yang diminnta turuun kalau harga naik adalah prediksi yang
diturunkan dari analisis. Keseluruhan analisis membentuk teori dalam bidang pengetahuan
tertentu.
2.7 Teori Akuntansi sebagai Penalaran Logis
Teori dapat pula diartikan sebagai suatu penalaran logis (logical reasoning) yang melandasi
praktik (berupa tindakan, kebijakan, atau peraturan) dalam kehidupan nyata. Teori berusaha untuk
memberikan pembenaran (justification)terhadap praktik agar praktik mempunyai kekuatan untuk
dapat mempertahankan atau dipertanggungjelaskan kelayakannya. Penalaran logis berisi asumsi,
dasar pikiran, konsep, dan argumen yang saling berkaitan dan yang membentuk suatu rerangka
pikir yang logis. Hasil proses penalaran logis dapat dituangkan dalam bentuk dokumen yang berisi
prinsip-prinsip umum (semacam konstitusi) yang menjadi landasan umum untuk menentukan
tindakan atau praktik (dalam bentuk undang-undang atau peraturan) yang terbaik dalam mencapai
suatu tujuan.
Secara ringkas dapat di katakan bahwa teori akuntansi merupakan penalaran logis. Proses
penalaran logis untuk akuntansi diwujudkan dalam bentuk perekayasaan pelaporan keuangan.
Perekayasaan akuntansi (pelaporan keuangan) menghasilkan suatu rerengka konseptual. Fungsi
rerangka konseptual adalah untuk mengevaluasi atau membenarkan (menjustifikasi) dan untuk
mempengaruhi atau mengembangkan praktik akuntansi.
2.8 Perspektif Teori Akuntansi
Pembahasan sebelum ini membedakan pengertian teori atas dasar taksonomi akuntansi
sebagai sains atau teknologi. Bila akuntansi dilakukan sebagai sains, teori akuntansi akan
merupakan penjelasan ilmiah. Bila akuntansi diperlakukan sebagai teknologi, teori akuntansi
diartikan sebagai penalaran logis. Manapun perlakuan yang dianut, teori akuntansi akan berisi
pernyataan yang berupa baik penjelasan ataupun pembenaran (justifikasi) tentang suatu fenomena
atau perlakuan akuntansi. Contoh fenomena atau perlakuan akuntansi antara lain adalah adanya
bermacam metoda akuntansi, penggunaan sistem berpasangan (debit-kredit), keharusan menyusul
statemen aliran kas, pernyataan bahwa akuntansi kos sekarang lebih relevan dari akuntansi kos
historis, dan adanya reaksi pasar modal terhadap penerbitan informasi laba. Selain perspektif
(aspek) taksonomi yang membagi teori akuntansi menjadi penjelasan ilmiah dan justifikasi, teori
akuntansi juga sering dikelompokkan atas dasar perspektif lain menurut tujuan atau penekanan
pembahasan.
2.8.1 Aspek Sasaran Teori
Aspek sasaran (goal) teori akuntansi telah disinggung dalam beberapa uraian sebelum ini.
Aspek sasaran ini mendasari pembedaan teori akuntansi menjadi teori akuntansi positif dan
normatif. Klasifikasi ini sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari pendefinisian akuntansi
sebagai sains atau teknologi. Pandangan sains akan menghasilkan teori akuntansi positif dan
pandangan teknologi akan menghasilkan teori akuntansi normatif. Klasifikasi ini terjadi karena
sasaran yang berbeda yang ingin dicapai atau dihasilkan olehn teori akuntansi.
Jadi, perbedaan teori akuntansi positif dan normatif timbul akibat perbedaan sasaran teori
dan bidang masalah (realm) yang menjadi perhatian masing-masing teori. Bila dikaitkan dengan
dikotomi sains-teknologi, teori akuntansi positif lebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai
sains sedangkan teori akuntansi normatif lebih erat kaitannya dengan akuntansi
sebagai teknologi.
2.8.2 Aspek Tataran Semiotika
Akuntansi berkepentingan dengan penyediaan dan penyampaian informasi seebagai
sarana komunikasi bisnis sehingga akuntansi dapat disebut sebagai bahasa bisnis (the language of
business). Bahasa merupakan bagian penting dalam komunikasi. Pesan atau makna yang ada
dibenak pengirim disimbolkan dalam bentuk ungkapan bahasa yang tepat agar makna tersebut
ditafsirkan sama persis seperti yang dimaksudkan.
Gambar 1.7
Tataran Semiotika dalam Teori Komunikasi
Tataran
Sasaran Bahasan
Penekanan
Komunikasi
Kandungan Pesan
Sintaktika
Aspek formal tanda Operasional,
bahasa (kosa kata, tata Penandaan
bahasa)
Informasi sintaktik
Semantika
Aspek isi tanda bahasa Penafsiran,
(makna)
Pelambangan
Informasi semantic
Pragmatika
Keefektifan tanda bahasa Fungsional,
(efek komunikatif)
Pemengaruhan
Informasi pragmatic
Akuntansi keuangan yang dikenal luas sekarang ini dikembangkan atau direkayasa atas
dasar premis bahwa investor dan kreditor adalah pihak yang dituju informasi. Efek komunikasi
yang ingin dicapai adalah agar pihak yang dituju tersebut bersedia menanamkan dana ke kegiatan
ekonomik yang dibutuhkan masyarakat melalui perusahaan. Karena perilaku investor dan kreditor
menjadi sasaran pemengaruhan, pesan (message) yang ingin disampaikan mengenai perusahaan
adalah misalnya likuiditas, solvensi, dan profitabilitas. Dianggap pesan tesebut merupakan
masukan dalam pengambilan keputusan investor dan kreditor. Pesan tersebut disampaikan melalui
medium statemen keuangan. Atas dasar analogi tararan semiotika di atas.
2.8.2.1 Teori Akuntansi Semantika
Teori akuntansi semantika menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata
atau realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen statemen
keuangan) sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus secara
langsung menyaksikan kegiatan tersebut. Teori ini berusaha untuk menjawab apakah elemenelemen statemen keuangan benar-benar mereprensentasi aps yang memang dimaksudkan dan
untuk menyakinkan bahwa makna yang terkandung dalam simbol pelaporan tidak disalah artikan
oleh pemakai. Teori ini berusaha untuk menemukan dan merumuskan makna-makna penting
pelaporan keuangan. Oleh karena itu, teori ini banyak membahas pendefisinian makna elemen
(objek), pengidentifikasian atribut atau karakteristik elemen sebagai pendefisinian, daan
penentuan jumlah rupiah (pengukuran) elemen sebagai salah satu atribut. Pendefisinian
merupakan langkah penting dalam teori semantika karena kesalahan pemaknaan mempunyai
implikasi penting dalam pengoperasian akuntansi.
2.8.2.2 Teori Akuntansi Sintaktik
Teori akuntansi sintaktik adalah teori yang berorientasi untuk membahas masalah-masalah
tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik dalam
tersebut (misalnya aset, utang, pendapatan, dan lainnya) harus berkaitan secara logis sehingga
informasi semantik dapat dikandung dalam statemen keuangan.
2.8.2.3 Teori Akuntansi Pragmatik
Teori akuntansi pragmatik memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap
perubahan perilaku pemakai laporan. Dengan katalain, teori ini membahas reaksi pihak yang dituju
oleh informasi akuntansi. Apakah informasi sampai ke yang dituju dan diinterpretasi dengan tepat
merupakan masalah keefektifan komunikasi.
2.8.3 Aspek Pendekatan Penalaran
2.8.3.1 Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyatan umum
yang disepakati (disebut premis) ke pernyatan khusus sebagai simpulan
(konklusi). Pernyataan umum yang disepakati dan menjadi basis penelaran dapat berasal dari
teori, prinsip, konsep, doktrin, atau norma yang di anggap benar, baik, atau relevan dalam
kaitannya dengan tujuan penyimpulan dan situasi khusus yang dibahas.
2.8.3.2 Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran ini berawal
dari suatu pernyataan atau keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang
merupakan generalisasi (perampatan ) dari keadaan khusus tersebut.
2.9 Verifikasi Teori Akuntansi
Verifikasi teori merupakan prosedur untuk menentukan apakah suatu teori valid atau tidak.
Pendekatan untuk mengevaluasi validitas teori bergantung pada sasaran dan tataran teori yang
diverifikasi. Teori akuntansi normatif dievaluasi validitasnya atas dasar penalaran logis ( logical
reasoning ) yang melandasi teori yang diajukan. Teori normative dikembangkan atas dasar
kesepakatan terhadap asumsi atau tujuan kemudian diturunkan suatu kaidah atau prinsip akuntansi
tertentu. Validitas dapat dinilai dengan menentukan apakah asumsi-asumsi yang digunakan masuk
akal (reasonable ). Karena teori normative tidak bebas nilai, penerimaan asumsi oleh pihak yang
terlibat dalam penurunan prinsip ( konklusi )juga menjadi bagian kriteria validitas teori. Criteria
ini sering bersifat subjektif. Penerimaan suatu asumsi juga harus di dukung dengan penalaran logis
sehingga asumsi tersebut tetap masuk akal serta ketidaksetujuan terhadapnya masih tetap dapat
dievaluasi atau diukur implikasinya. Penalaran logis menjadi criteria validitas karena teori
normative dalam banyak hal tidak mau belum menghasilkan fakta dan observasi untuk
mendukungnya.
Download