Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid Nama : Windy Silvia NIM: 11.2017.072 Dr. Pembimbing : dr. Lenny Irawati, SpKJ IDENTITAS PASIEN • • • • • • • • Nama (inisial) : Ny. II Tempat & tanggal lahir : Tasikmalaya, 14 Agustus 1994 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Status Perkawinan : Sudah menikah Alamat : KP Peuteuyselong RT 18/ RW 2. Desa Purwarahayu Tasikmalaya RIWAYAT PSIKIATRIK • Autoanamnesis : Selasa, 17 Juli 2018, pukul 17.00 WIB • Alloanamnesis : Selasa, 17 Juli 2018, pukul 17.20 WIB Tn. T (Suami Pasien, serumah dengan pasien) Tn. S (Paman Pasien / berbeda rumah dengan pasien) • KELUHAN UTAMA – Pasien berbicara sendiri. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG (alloanamnesis) 1 bulan smrs Sering berbicara sendiri terlihat murung sering nangis tiba-tiba Bila diajak bicara jawaban tidak nyambung • pasien melihat dan mendengarbisikan-bisikan dari orangyang sudah meninggal berupa permintaan maaf dan nasihatnasihat untuk rajin beribadah • Pasien juga merasa orang sekitar iri kepadanya dan pasien juga merasa selalu diikuti oleh seseorang yang telah meninggal • • • • 3 minggu smrs • dibawa berobat tetapitidak ada perbaikan • Pasien hanya tidursaja dirumah 5 hari smrs • Obat dari dokter habis • Gejala makin berat dari sebelumnya • sering menangis dan langsung tertawa tanpa sebab • Berbicara sendiri • Tidak bisa tidur • Melihat orang meninggal dan mendengar bisikan • Takut keluar rumah RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA Gangguan psikiatrik • Tidak ada masalah. Riwayat gangguan medik • Pasien tidak memiliki riwayat gangguan medik. Riwayat penggunaan zat psikoaktif • Pasien tidak merokok, menggunakan obat-obatan terlarang, maupun minum alkohol. Riwayat gangguan sebelumnya • Tidak ada riwayat masalah psikis pada keluarga. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI • Riwayat perkembangan fisik: – Tidak ada kelainan pada proses tumbuh kembang dari bayi sampai dewasa. Tidak ada riwayat kejang, operasi, dan trauma kepala. • Riwayat perkembangan kepribadian: – Masa kanak-kanak: pasien mengalami perkembangan kepribadian seperti anak seusianya. Mulai dari kanak-kanak mampu bergaul dengan orang lain di sekitarnya. – Masa Remaja: pasien merupakan anak yang baik, berprestasi di sekolah tetapi cenderung pendiam. Pasien lebih senang berdiam diri di rumah. Sesekali keluar rumah hanya untuk mengikuti pengajian. – Masa Dewasa: pasien telah menikah dan memiliki seorang anak laki-laki dan menurut suami pasien tidak ada masalah dalam keluarga. • Riwayat pendidikan – Pendidikan terakhir pasien adalah SMA dan pasien memiliki prestasi yang baik. • Riwayat pekerjaan – Pasien tidak bekerja. • Kehidupan beragama – Saat sehat pasien rajin beribadah. • Kehidupan sosial dan perkawinan – Di kehidupan sosial pasien dikenal sebagai orang yang baik, berprestasi, dan disukai orang-orang di sekitarnya. Pasien memiliki banyak teman namun lebih sering berada dirumah dan cendrung menjadi anak yang pendiam. Saat ini pasien pasien telah menikah dan memiliki seorang anak laki-laki. RIWAYAT KELUARGA Pasien merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Tidak terdapat riwayat gangguan jiwa pada keluarga. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG Pasien tinggal bersama suami dan anak. Kehidupan sehari-hari dibiayai oleh suaminya yang bekerja sebagai supir. STATUS MENTAL • DESKRIPSI UMUM • Penampilan Umum – Pasien seorang perempuan berusia 23 tahun, berpenampilan fisik sesuai usianya, postur tubuh normal, warna kulit sawo matang, rambut hitam keriting, pasien terlihat berantakan. • Kesadaran – Kesadaran sensorium/neurologik : Compos mentis – Kesadaran psikiatrik : Tampak tidak terganggu • Perilaku dan Aktivitas Motorik – Sebelum wawancara : Pasien terlihat gelisah sehingga diikat di ruang IGD. – Selama wawancara : Pasien tidur dengan keadaan diikat di ranjang IGD, pasien gelisah, sering melihat kekanan dan kekiri. – Setelah wawancara : Pasien marah dan meminta untuk dilepaskan. • Sikap terhadap Pemeriksa – Kooperatif • Pembicaraan – Cara berbicara : Tidak banyak bicara, bicara jelas, dan emosi labil. – Gangguan berbicara : Tidak ada • ALAM PERASAAN (EMOSI) • Suasana perasaan (mood) : Labil • Afek ekspresi afektif – – – – – Arus : Cepat Stabilisasi : Labil Kedalaman : Dangkal Skala diferensiasi : Sempit Keserasian : Serasi • Pengendalian impuls : kuat • Ekspresi : Tumpul • Dramatisasi : Tidak ada • Empati : Belum dapat dinilai • GANGGUAN PERSEPSI – Halusinasi seorang visual. berupa nasihathalusinasi – Ilusi – Depersonalisasi – Derealisasi : Ada (Pasien mengatakan sering melihat ada yang disebutnya “Hj. Keke” halusinasi Pasien mendengar bisikan- bisikan nasihat untuk rajin beribadah auditorik. : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada • SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL) – Taraf pendidikan : SMA – Pengetahuan umum : Tidak dapat dinilai – Kecerdasan : Tidak dapat dinilai – Konsentrasi : Tidak baik, perhatian pasien tidak terpusat pada pewawancara berkali – kali pasien melirik ke hal lain. – Orientasi • • • • Waktu : Buruk Tempat : Buruk Orang : Buruk Situasi : sulit dinilai • Daya ingat • Tingkat: • • • • • Jangka panjang : Buruk (pasien tidak mengingat bahwa ia telah menikah dan memiliki anak) • Jangka pendek : Baik (pasien mengingat bahwa ia diantar oleh keluarganya) • Segera : Baik Pikiran abstraktif : belum dapat dinilai Visuospatial : belum dilakukan Bakat kreatif : belum dapat dinilai Kemampuan menolong diri sendiri : belum dapat dinilai • PROSES PIKIR • Arus pikir – Produktivitas : Autistik – Kontinuitas : Irelevansi (+) – Hendaya bahasa : Tidak ada • Isi pikir – Preokupasi dalam pikiran: ingin pulang – Waham : Ada (Pasien mengatakan orang-orang yang berada disekitarnya iri kepadanya waham curiga). • Pasien merasa selalu diikuti oleh seseorang yang telah meninggal yang ingin mengambil hartanya waham kejar. • Obsesi : Tidak ada • Fobia : Tidak ada • Gagasan rujukan : Tidak ada • Gagasan pengaruh : Ada • Idea of suicide : Tidak ada • PENGENDALIAN IMPULS – baik • DAYA NILAI – Daya nilai social : belum dapat dinilai – Uji daya nilai : belum dapat dinilai – Daya nilai realita : Terganggu, pasien mengalami halusinasi auditorik, visual, waham curiga dan waham kejar. • TILIKAN – Derajat 1 (Pasien tidak menyadari dan menyangkal bahwa dirinya sakit). • RELIABILITAS: – Terganggu, pasien mengalami halusinasi auditorik, visual, waham curiga dan waham kejar. PEMERIKSAAN FISIK • • • • • • • • STATUS INTERNUS Keadaan umum : Tidak tampak sakit Kesadaran : Compos mentis Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/menit Suhu badan : 36,6 0C Frekuensi pernapasan : 20 x/menit Bentuk tubuh : Normal • Sistem kardiovaskular : S1, S2 reguler, murmur (-), gallop (-) • Sistem respiratorius : Suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-) • Sistem gastro-intestinal : Bising usus (+), normoperistaltik • Sistem musculo-skeletal : Deformitas (-), simetris, eutropi • Sistem urogenital : Tidak dilakukan pemeriksaan STATUS NEUROLOGIK • Saraf kranial (I-XII) : normal • Tanda rangsang meningeal : Tidak ada kelainan • Refleks fisiologis : (+) normal • Refleks patologis : (-) negatif • Mata : Tidak ada kelainan • Pupil : Isokor • • • • • • Oftalmoscopy : belum dilakukan Motorik : Tidak ada kelainan Sensibilitas : Tidak ada kelainan Sistim saraf vegetatif : belum dinilai Fungsi luhur : belum dinilai Gangguan khusus : Tidak ada IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien wanita berusia 23 tahun • Sejak satu bulan sebelum masuk rumah sakit, sering berbicara sendiri. (autistik) Pasien mengaku dapat melihat dan berbicara kepada orang yang sudah meninggal (halusinasi visual dan auditorik). Pasien juga sulit tidur (insomnia). Pasien juga mengaku takut untuk keluar rumah sebab pasien merasa orang-orang yang berada disekitarnya iri dan tidak suka kepadanya karena pasien merasa lebih mampu memenuhi segala keinginannya dibandingkan orang lain (waham curiga) dan pasien juga merasa selalu diikuti oleh seseorang yang telah meninggal yang ingin mengambil hartanya (waham kejar). awalnya pasien terlihat murung, sedih hingga menangis tanpa sebab (gejala depresi). Apabila pasien diajak berbicara, jawaban yang dikatakan tidak berhubungan dengan pertanyaan (jawaban tidak relevan) Pasien mengaku pada keluarga bahwa pasien mendengar bisikan-bisikan dari orang yang sudah meninggal berupa permintaan maaf dan nasihat-nasihat untuk rajin beribadah (halusinasi auditorik). Tiga minggu sebelum masuk rumah sakit jiwa Cisarua, pasien dibawa keluarga untuk berobat ke dokter kejiwaan di Tasikmalaya dan diberikan obat, namun tidak ada perbaikan. Lima hari sebelum masuk rumah sakit jiwa Cisarua, obat dari dokter habis dan gejala-gejala yang FORMULASI DIAGNOSTIK • Aksis I : Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini dapat digolongkan dalam: – Gangguan kejiwaan, berupa: • Adanya gangguan psikotik waham, halusinasi sejak satu bulan yang lalu. – Gangguan jiwa fungsional / Gangguan Mental Non-Organik , karena: • Tidak terdapat adanya gangguan kesadaran neurologik • Gangguan kognitif tidak dapat dinilai karena kondisi pasien sedang akut. – Kelainan faktor organik spesifik: • • • • • • • • • Metabolik: tidak ditemukan Degenerasi: tidak ditemukan kelainan Infeksi: tidak ada keluhan demam Vaskuler: tidak ada kelumpuhan ekstremitas Trauma: pasien tidak pernah mengalami trauma kepala yang dapat menimbulkan disfungsi. Epilepsi: tidak ada riwayat kejang Neoplasma: tidak ada nyeri kepala hebat dan penurunan berat badan yang drastis Toksik: tidak diketahui dengan jelas Herediter: tidak ada keluarga dengan riwayat gangguan jiwa – Gangguan kejiwaan ini bukan akibat dari penggunaan zat psikoaktif, karena tidak ada riwayat penyalahgunaan zak aktif dan obat terlarang – Gangguan psikotik, dibuktikan dengan adanya : • Halusinasi auditorik, halusinasi visual • Waham kejar, waham curiga – Gangguan fungsi (hendaya): Gangguan dalam sosialisasi dengan lingkungan sekitar – Menurut PPDGJ III : Gangguan mental psikotik ini termasuk dalam Skizofrenia Paranoid (F20.0) Working Diagnosis • Menurut PPDGJ III, pasien ini mengalami F20.0 Skizofrenia Paranoid, karena: – Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. – Adanya halusinasi auditorik, halusinasi visual, dan waham kejar menonjol – Gangguan suasana perasaan (mood) Differential diagnosis • F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik – Memenuhi kriteria umum diagnosis episode depresif – Disingkirkan karena tidak adanya waham dan halusinasi depresif • F25.1 gangguan skizoafektif tipe depresif – Afek depresif menonjol – Adanya waham dan halusinasi – Disingkirkan Karena tidak adanya gangguan berulang • Aksis II : Gangguan kepribadian dan Retardasi Mental – Tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental • Aksis III : Kondisi medis umum – Tidak ditemukan adanya gangguan pada kondisi medik umum. • Aksis IV : Masalah ekonomi – Keadaan ekonomi keluarga tidak ada masalah • Aksis V : Skala GAF 60 – 51 yaitu gejala sedang dengan disertai disabilitas yang sedang EVALUASI MULTIAKSIAL • Aksis 1 : – WD/ F20.0 Skizofrenia Paranoid – DD/ F32.3 Episode Depresif Berat dengan gejala psikotik • Aksis II : Tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental • Aksis III : Tidak ada gangguan pada kondisi medik umum • Aksis IV : belum diketahui • Aksis V : GAF scale 60-51 PROGNOSIS • Quo ad vitam : Dubia ad bonam • Quo ad functionam : Dubia ad bonam • Quo ad sanationam : Dubia ad malam DAFTAR MASALAH • Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik. • Psikologi/psikiatrik : Halusinasi auditorik, visual, dan waham kejar. • Sosial/keluarga : tidak ada masalah keluarga PENATALAKSANAAN Psikofarmaka R/Risperidone tab 2 mg No.XIV S 2 dd tab 1 ----------------------------------Pro : Ny.II Umur : 23 tahun • Psikoterapi – – – – Suportif Edukasi keluarga Religius Sosioterapi Follow Up Rabu 18 Juli 2018, jam 12.00 K amis 19 Juli 2018, jam 09.00 Jumat 20 Juli 2018, jam 10.00 S : Pasien mengamuk dan agresif, mendengar suara dan melihat hantu. S S : Pasien keluhan. O : tampak gelisah , emosi labil, halusinasi visual dan auditorik (+), waham kejar dan hubungan (+), rapot tidak adekuat, tampak curiga, tidak kooperatif, bicara : spontan, artikulasi jelas, irelevansi, merusak kasur. A : F20.0 Paranoid. Skizofrenia P : Risperidon 2x2mg : Sulit tidur. O : Pasien tampak gelisah, halusinasi visual dan auditorik (+), waham kejar dan curiga (+), tampak curiga, irelevansi. A : F20.0 Paranoid. Skizofrenia P : Risperidon 2x2mg tidak ada O : Pasien tampak tenang, halusinasi visual dan auditorik (-), waham kejar dan hubungan (-), irelevansi A : F20.0 Paranoid. Skizofrenia P : Risperidon 2x2mg Terimakasih