a. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. R Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 01 Juni 1998 Usia :4 Agama : Islam Suku Bangsa : Betawi Pendidikan : SMA Pekerjaan : Saat ini tidak bekerja Status Pernikahan : Menikah Alamat : Duren Sawit,Jakarta Timur A. Keluhan Utama Autoanamnesis Pasien datang sendiri tanpa diantar keluarga ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender dengan keluhan lelah dengan hidup dan tidak bisa tidur saat malam hari. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke RS Jiwa Duren Sawit tanpa diantar keluarganya dengan keluhan merasa Lelah dengan hidupnya dan sulit tidur pada saat malam hari. Pasien mengatakan kejadian ini sudah berlangsung selama ± 2 minggu SMRS, setelah dimaki-maki ibu nya karena bolak balik mencari pekerjaan namun tidak ada hasil. Pasien sudah berhenti bekerja selama 2 bulan setelah kantornya bangkrut. Pasien merasa hidupnya sudah tidak berguna lagi karena pasien tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan untuk menghidupi keluarganya. Saat ini ekonomi pasien dan keluarganya ditanggung oleh Ibu dan adiknya. Menurut ibu pasien, pasien sering berhutang dengan orang lain tanpa sepengetahuan Ibu dan adiknya, yang harus menanggung hutang tersebut. Pasien berhutang karena ingin membuat modal usaha yang selalu gagal. Pasien juga beberapa kali mencuri barang adiknya untuk dijual lagi. Hal ini membuat Ibu pasien dan adiknya kesal. Pasien merasa sedih sepanjang hari, dan sering menangis memikirkan kesehatan istrinya yang baru sembuh setelah didiagnosis tumor otak sejak bulan 1 maret. Pasien sulit tidur saat malam hari yang sering membuatnya berfikir bahwa usianya yang sudah 40 tahun sudah cukup untuk menerima beban sebanyak ini dan merasa usianya kedepan sudah tidak perlu lagi. Pasien sering mengatakan kalau umurnya yang tersisa tinggal 10 tahun lagi. Pasien sesekali pernah berfikir untuk bunuh diri karena terlalu lelah dengan beban hidup yang tidak ada habisnya, namun pasien mengatakan dirinya masih punya iman dan memikirkan anak istrinya. Ibu pasien mengatakan setelah berhenti bekerja, pasien hanya tidurtiduran, tidak solat, merokok, sering melamun, dan jarang makan. Hal ini membuat ibu pasien geram dan menyuruhnya untuk mencari kerja. Ibu dan adik pasien mulai tidak perduli lagi setelah melihat sikap pasien yang malas-malasan yang membuat pasien merasa dirinya sudah tidak diperdulikan lagi oleh keluarganya. Pasien menyangkal pernah mendengar bisikan-bisikan ataupun melihat sesuatu yang orang lain tidak bisa melihatnya, serta pasien menyangkal pernah memiliki perasaan senang yang berlebihan lebih dari biasanya. b. Riwayat Penyakit Dahulu a. Riwayat Psikiatri Sebelumnya Pada tahun 2010 , pasien diterima di SBMPTN Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran , namun karena masalah ekonomi keluarga, pasien memilih untuk tidak mengambil kesempatan tersebut dan memutuskan untuk bekerja. Hal ini merupakan suatu penyesalan terbesar dalam hidup pasien. Pada tahun 1998, adik pasien yang paling kecil lahir dan mengidap autisme, setelah itu perekonomian keluarga makin berantakan untuk mengurus adiknya yang harus disekolahkan di Sekolah Luar Biasa sehingga keluarga pasien harus menjual rumahnya dan tinggal di rumah warisan nenek pasien, kejadian ini membuat pasien terpukul hingga menyalahkan adiknya dan meminta kepada Ibunya untuk tidak usah menyekolahkan adiknya tersebut. Pada tahun 2004 pasien datang ke dokter spesialis kejiwaan setelah di PHK dari kantor dan putus dengan pacarnya. Ibu pasien mengatakan sebelumnya pasien memiliki pekerjaan yang cukup bagus dan bisnis hingga milyaran, hal ini yang mendorong pasien untuk datang ke dokter spesialis 2 kejiwaan. Setelah itu pasien diberikan obat Amitriptiline 1x25mg, Diazepam 1x5mg, Haloperidol 2 x 0,5 mg. Pasien didiagnosis Obsesive Compulsive Disorder, menurut pasien, dirinya merupakan seseorang yang perfeksionis. Pasien mengatakan selama 14 tahun hingga sekarang pasien selalu control dan meminum obatnya secara rutin. Pasien merasa selalu senang untuk berobat karena pasien merasa didengar dan dirinya butuh seseorang yang dapat mendengarkan dirinya karena ia merasa dirumah keluarganya tidak ada yang perduli lagi. b. Riwayat Medis Umum Pasien tidak memiliki penyakit bawaan sejak lahir dan tidak memiliki riwayat kejang sebelumnya. Pasien tidak pernah menderita sakit berat hingga membutuhkan perawatan rumah sakit. Riwayat trauma kepala, tumor, epilepsi, dan penyakit neurologis lain tidak ada. Pasien memiliki riwayat Tuberculosis tahun 2000 dan berobat tuntas selama 6 bulan di RS Pondok Kopi. Riwayat diabetes mellitus, penyakit jantung, dan hipertensi disangkal. D. Riwayat Penggunaan Alkohol dan NAPZA Pasien menyangkal pernah meminum minuman alcohol dan obatobatan narkotika. Pasien mengaku merokok, kira-kira 4-5 batang perhari untuk membuatnya lebih tenang. E. Riwayat Premorbid a. Masa Prenatal dan Perinatal Menurut ibu kandung pasien, pasien lahir dari pernikahan yang sah. Pasien merupakan seorang anak yang diharapkan. Selama masa kehamilan, ibu pasien tidak pernah menderita penyakit dan tidak pernah menggunakan obatobatan yang mempengaruhi tumbuh kembang janin. Pasien dilahirkan secara normal dengan usia kandungan cukup bulan. Saat lahir pasien langsung menangis. b. Masa Kanak-Kanak Dini (0-3 tahun) Pasien diasuh oleh ibu dan ayahnya. Pasien mengkonsumsi susu formula sampai usia 2 tahun. Pasien mendapatkan asupan dan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut ibu kandung pasien, pasien merupakan anak yang aktif, tumbuh dan berkembang seperti anak lain 3 seusianya, pasien tidak pernah mengalami kejang, kepala pasien tidak pernah terbentur, ataupun memiliki penyakit lainnya. c. Masa Kanak-Kanak Pertengahan (3-11 tahun) Pada periode ini, pasien tumbuh dan berkembang seperti anak seusianya. Hubungan pasien dengan keluarga baik. Pasien mulai masuk sekolah dasar ketika pasien berusia 6 tahun. Pasien tidak pernah mempunyai masalah dengan teman-temannya. Pasien tidak pernah dikucilkan selama masa kanak kanak dan sekolah dasar. d. Masa Kanak Akhir dan Pubertas (11-18 tahun) Pasien merupakan anak yang kurang percaya diri sehingga hanya memiliki beberapa teman. Pasien masih dapat bergaul dengan teman disekitar rumah dan di sekolahnya. Pasien merupakan anak yang pintar dan selalu mendapat ranking 1, karena kepintarannya, pasien mendapat beasiswa saat sekolah. Pasien dituntut untuk selalu menjadi yang terbaik oleh orang tuanya. Menurut ibunya, pasien merupakan anak yang sangat menurut. e. Masa Dewasa - Riwayat Pekerjaan Setelah pasien lulus dari SMA dan memutuskan untuk tidak masuk FK UI pasien mulai bekerja, pasien pernah bekerja di Super Indo sebagai staff, menjadi cleaning service, hingga membuat bisnis sendiri hingga milyaran namun bangkrut, pasien terakhir bekerja sebagai staff umum di kantor nya yang bangkrut. - Riwayat Pernikahan Pasien menikah dengan istrinya tahun 2006, Istri pasien sangat baik dan dari pernikahannya pasien dikaruniai 2 anak yaitu laki-laki dan perempuan. - Riwayat Keagamaan Pasien memiliki latar belakang yang berasal dari keluarga beragama Islam. Pasien mendapat pendidikan agama yang baik dari keluarga dan sekolahnya. - Riwayat Aktivitas Sosial 4 Pasien memiliki beberapa teman dekat, namun saat beranjak dewasa teman-temannya memiliki keluarga sudah jarang berhubungan lagi. - Riwayat Hukum Pasien tidak memiliki riwayat pelanggaran hukum. - Riwayat Psikoseksual Pasien mengalami pubertas seperti remaja pada umumnya. Pasien memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis sejak duduk di bangku SMP. Menurut pengakuan pasien, pasien tidak pernah melakukan hubungan seksual diluar nikah dengan siapapun. f. Riwayat Keluarga Pasien merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Sampai saat ini pasien masih tinggal Bersama Ibu, adik no 4, istri, dan kedua anak pasien. Ayah pasien sudah meninggal dunia. Kedua adiknya sudah menikah, dan tinggal Bersama keluarganya. Adik pasien yang paling kecil mengidap autisme. Saat ini perekonomian pasien ditanggung oleh adik dan Ibunya. Saat awal menikah kehidupan perekonomian pasien ditanggung oleh istrinya saat pasien tidak bekerja. 5 Genogram: Keterangan : Laki-laki Meninggal Perempuan c. Pasien Tinggal Serumah PEMERIKSAAN STATUS MENTAL B. Deskripsi Umum a. Penampilan Pasien seorang laki-laki, usia 40 tahun, tampak sesuai dengan usianya, berkulit sawo matang, potongan rambut pendek. Saat diwawancara, pasien berpakaian rapi, menggunakan kaos hijau tosca dan menggunakan celana pendek bercorak, serta menggunakan sandal warna coklat b. Perilaku dan aktivitas psikomotor Saat di wawancara, pasien cukup kooperatif, kontak mata baik. Hanya saja pasien tampak murung, sesekali pasien menunduk dan mengusap matanya. Selebihnya pasien menunjukkan sikap tenang. Terkadang pasien bertatapan kosong. Tidak ada perilaku agitasi, hiperaktivitas, maupun agresivitas. c. Sikap terhadap pemeriksa Pasien cukup kooperatif saat diajak berbicara dan bersikap sopan terhadap pemeriksa. C. Mood dan Afek 6 a. Mood : Hipotim b. Afek : Depresif c. Keserasian afek : Serasi D. Pembicaraan (volume, intonasi, kualitas, kuantitas) a. Cara berbicara : Spontan b. Volume bicara : Kecil c. Irama : Teratur d. Kualitas : Jelas e. Kuantitas : Normal D. Gangguan Persepsi a. Halusinasi - Auditorik : Tidak ada - Visual : Tidak ada - Taktil : Tidak ada - Olfaktorik : Tidak ada - Gustatorik : Tidak ada b. Ilusi : Tidak ada c. Derealisasi : Tidak ada d. Depersonalisasi : Tidak ada E. Proses Pikir a. Produktivitas (flight of idea, asosiasi longgar, kemiskinan isi pikir, dsb): Tidak ada b. Kontinuitas (blocking, tangensial, sirkumstansial, perseverasi, dsb): - Blocking : Tidak ada - Tangensial : Tidak ada - Sirkumtasial : Tidak ada - Perseverasi : Tidak ada c. Hendaya Bahasa (word salad, neologisme, dsb): - Word salad : Tidak ada - Neologisme : Tidak ada F. Isi Pikir a. Preokupasi : Ada, pasien secara berulang mengatakan 7 ingin pulang, mencari pekerjaan, hidup tenang tanpa beban b. Waham Waham bizzare : Tidak ada Waham sistematik : Tidak ada Waham kebesaran : Tidak ada Waham Nihilistik : Tidak ada Waham kejar : Tidak ada Waham rujukan : Tidak ada Thought echo : Tidak ada Thought broadcasting : Tidak ada Thought withdrawal : Tidak ada Thought insertion : Tidak ada Delusion of control : Tidak ada Delusion of influence : Tidak ada Waham cemburu : Tidak ada Ide bunuh diri : Tidak ada c. Obsesi : Tidak ada d. Kompulsif : Tidak ada e. Fobia : Tidak ada G. Fungsi Kognitif dan Kesadaran d. Kesadaran : Composmentis (E4M6V5) e. Orientasi - Waktu : Baik (pasien mampu menyatakan sekarang ini siang/malam dan mengetahui hari ini, tanggal, bulan, dan tahun berapa dengan tepat). - Tempat : Baik (pasien dapat menyebutkan bahwa saat ini sedang berada di RS Jiwa Islam Klender Jakarta). - Orang : Baik (pasien masih ingat pemeriksa adalah dokter dihari ketiga follow up). f. Daya ingat - Segera : Baik 8 (pasien mampu mengingat 3 nama benda yang pemeriksa sebutkan) - Jangka Pendek : Baik (pasien dapat mengingat menu sarapan tadi pagi dan bangun sholat subuh jam berapa) - Jangka Sedang : Baik (pasien mampu mengingat hari masuk ke RS Jiwa Islam Klender) - Jangka Panjang : Baik (pasien dapat mengingat kejadian saat masih kanak-kanak dan remaja) H. Konsentrasi dan Perhatian - Konsentrasi baik (pasien mampu menghitung “serial seven”) - Perhatian baik, pasien tidak dapat mengeja kata D U N I A dan tidak dapat mengejanya dari belakang. I. Kemampuan Visuospasial Baik (pasien dapat menggambar segi lima berhimpit namun tidak dapat menggambar arah jarum jam dengan tepat) J. Kemampuan Membaca-Menulis Baik (pasien mampu membaca satu kalimat panjang dan pasien mampu menulis kalimat “SAYA SANGAT PINTAR DISEKOLAH”) K. Pikiran Abstrak Baik (pasien dapat menyebutkan 3 persamaan antara jeruk dan apel) L. Kemampuan Informasi dan Intelegensi Baik (pasien mengetahui nama presiden RI saat ini dan nama presiden RI yang pertama) M. Pengendalian Impuls Pasien dapat mengendalikan impuls dengan baik N. Daya Nilai 1. Daya nilai sosial : Baik Pasien dapat bersosialisasi dengan pasien lainnya dan mengenal namanama pasien lain dengan benar. 2. Uji daya nilai : Baik Pasien tahu hal yang benar yang harus dilakukan, ketika ditanya jika pasien menemukan dompet di jalan, pasien mengatakan akan melihat kartu identitas pemilik dompet tersebut, kemudian mengembalikannya ke alamat yang tertera di kartu identitas pemilik dompet. 9 O. Reality Test Ability (RTA) Tidak terganggu P. Tilikan Tilikan 6: Menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya, serta motivasi untuk mencapai perbaikan Q. Taraf Dapat Dipercaya Dapat dipercaya. f. PEMERIKSAAN FISIK A. Status Internus Keadaan Umum : Tenang, TSS Tanda Vital : TD: 120/80 N: 90 x/menit RR: 20 x/menit Suhu : 36,8oC Kepala : Normocephali, rambut warna hitam Thorax : Pergerakan dada simetris kanan dan kiri Cor : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-) Pulmo : Vesikuler, Rhonki -/-. Wheezing -/- Abdomen : Datar, supel, Bising usus (+), nyeri tekan(-) Ekstremitas : Akral hangat, sianosis (-), edema (-), CRT <2 detik B. Status neurologis Rangsang meningeal : Negatif Mata : CA -/-, SI -/- Gerakan bola mata : Baik Reflek pupil : Isokor Motorik : Normal Tonus otot : Normal Kekuatan : Baik, kekuatan otot ekstremitas superiorinferior dextra dan sinistra 5555 g. Koordinasi : Baik Sensorik : Baik IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA 10 Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke RS Jiwa Islam Klender dengan keluhan Lelah dan tidak dapat tidur saat malam hari. Pasien mengaku datang sendiri tanpa diantar keluarga dan ingin beristirahat dengan tenang. Pasien mengeluh sudah 2 minggu ini perasaannya sangat berat, menghadapi cobaan yang tidak ada habisnya, ditambah tidak punya pekerjaan setelah mencari kerja selama 2 minggu menggunakan sepeda namun tidak dapat dan dimaki-maki ibunya. Selama tidak memiliki pekerjaan kehidupan pasien ditanggung ibu dan adiknya. Istri pasien baru sembuh dari tumor otak yang didiagnosis bulan maret. Pasien sulit tidur saat malam hari yang sering membuatnya berfikir bahwa usianya yang sudah 40 tahun sudah cukup untuk menerima beban sebanyak ini dan merasa usianya kedepan sudah tidak perlu lagi. Pasien sering mengatakan kalau umurnya yang tersisa tinggal 10 tahun lagi. Pasien sesekali pernah berfikir untuk bunuh diri karena terlalu lelah dengan beban hidup yang tidak ada habisnya, namun pasien mengatakan dirinya masih punya iman dan memikirkan anak istrinya Dari pemeriksaan status mental didapatkan: h. - Mood: Depresif - Tilikan derajat 6 - Tidak ada halusinasi - Tidak ada waham - Tidak ada gangguan RTA DAFTAR MASALAH A. Organobiologik: Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan atau penyakit serupa seperti yang dialami oleh pasien. B. Psikologik: Ditemukan adanya gejala depresi sehingga pasien memerlukan psikoterapi untuk menghilangkan masalah. C. Lingkungan dan Faktor Sosial: Masalah berkaitan dengan sosialisasi kurang baik. Pasien juga memiliki masalah dengan keluarganya karena perekonomian. Ibu pasien mengatakan pasien sering dimanfaatkan oleh teman-temannya. 11 i. FORMULASI DIAGNOSIS Berdasarkan riwayat penyakit pasien didapatkan adanya pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna dan khas berkaitan dengan gejala yang menimbulkan suatu penderitaan (distress) maupun hendaya (disability) dalam fungsi psikososial dan pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa. Pada pemeriksaan status internus dan neurologikus tidak ditemukan kelainan gangguan medis umum yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita saat ini sehingga Gangguan Mental Organik dapat disingkirkan. Pada riwayat penyakit sekarang ditemukan dua gejala utama depresi dan 6 gejala lainnya yang sudah dirasakan pasien selama 2 minggu terakhir, seperti kehilangan minat dan kegembiraan, mudah Lelah, konsentrasi dan perhatian berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram, gagasan untuk bunuh diri, gangguan tidur dan tidak nafsu makan Pada pemeriksaan status mental ditemukan afek depresif . Berdasarkan PPDGJ-III kasus ini digolongkan kedalam AKSIS I Pasien didapatkan: - Pasien merasa lelah dengan cobaan hidup - Pasien merasa sedih sepanjang hari dan sering menangis - Pasien hanya malas-malasan - Pasien sering murung - Pasien tidak nafsu makan - Pasien merasa hidupnya tidak berguna lagi - Pasien sulit tidur - Pasien pernah berfikir ingin bunuh diri Sehingga pasien ini memenuhi kriteria umum diagnosis F 32.2 Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik 12 Tabel 1 Pedoman Diagnostik Episode Depresif Kriteria Diagnosis Hasil Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat) : - Afek depresif Ada - Kehilangan minat dan kegembiraan, dan Ada - Berkurangnya Ada energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas. Gejala lainnya: a) Konsentrasi dan perhatian berkurang Tidak Ada diri Ada c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak Ada b) Harga diri dan kepercayaan berkurang berguna d) Pandangan masa depan yang suram dan Ada pesimistis e) Tidur terganggu Ada f) Nafsu makan berkurang Ada Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi Terpenuhi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat. Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1) dan berat (F32.2) hanya digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama). Episode depresif berikutnya harus diklasifikasi di bawah salah satu diagnosis gangguan depresif berulang (F33.-). 13 Tabel 2. Pedoman Diagnostik Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik Kriteria Diagnosis Memenuhi kriteria umum diagnosis Episode Depresif Semua 3 gejala utama depresi harus ada Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan Hasil Terpenuhi beberapa di antaranya harus berintensitas berat Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh Terpenuhi terhadap episode depresif berat masih dapat dibenarkan. Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurangkurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu. Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan social, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas AKSIS II (Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental) Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif / Anankastik AKSIS III (Kondisi medis umum) Tidak ada kelainan medis umum pada pasien. AKSIS IV (Masalah psikososial dan lingkungan) - Masalah dengan: “primary support group” - Masalah ekonomi - Masalah pekerjaan AKSIS V (Penilaian fungsi secara global) GAF saat masuk : 60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas sedang 14 GAF saat diperiksa : 60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas sedang GAF satu tahun terakhir : 70- 61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik j. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL Aksis I : F32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik Aksis II : F60.5 Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif/Anankastik Aksis III : Tidak ada Aksis IV : - Masalah dengan: “primary support group” - Masalah ekonomi - Masalah pekerjaan Aksis V GAF saat masuk : 60-51 GAF saat diperiksa : 60-51 k. : GAF satu tahun terakhir : 70-61 PENATALAKSANAAN A. Farmakoterapi Diazepam 2 x 5mg Haloperidol 2 x 0,5mg Amytriptilin 2 x 25mg B. Nonfarmakoterapi a. Edukasi Dilakukan psikoedukasi pada pasien dan keluarganya mengenai penyakit yang dialami pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana yang mungkin diberikan, pilihan obat, efek samping pengobatan, dan prognosis penyakit. b. Terapi suportif Membiarkan pasien mengeluarkan isi hatinya yaitu mengenai kekhawatiran, kecemasan, masalah yang dihadapi pasien. 15 Menerangkan kepada pasien mengenai gejala-gejala yang terdapat pada pasien serta baik-buruknya dan akibat yang dapat timbul dari gejala tersebut. Menanamkan pikiran kepada pasien dan membangkitkan kepercayaan bahwa gejala-gejala tersebut akan hilang. Memberikan nasihat-nasihat yang berhubungan dengan masalah kesehatan jiwa pasien agar pasien sanggup mengatasi masalahnya, seperti cara berkomunikasi, bekerja, belajar, hubungan antar-manusia dan sebagainya. Menimbulkan kesadaran pada pasien akan penyakitnya sehingga dapat memperbaiki kembali kepribadian pasien yang telah mengalami goncangan akibat adanya stressor sosial yang tidak dapat diatasi oleh pasien. c. Terapi spiritual Memotivasi pasien agar selalu rajin beribadah dan selalu mengingat Allah di setiap saat. l. PROGNOSIS Morbid Onset usia dewasa muda Perjalanan penyakit Kelainan organik Kepatuhan minum obat Sosial ekonomi Riwayat pekerjaan Status pernikahan Faktor genetik Tidak Kronis Tidak Ada Buruk Kurang Tidak bekerja Menikah Tidak Ada Prognosis Buruk Buruk Baik Buruk Buruk Buruk Baik Baik Faktor yang memberikan pengaruh baik : - Tidak ada kelainan organik - Pasien mengetahui dirinya sakit dan ingin berobat - Rutin berobat dan kontrol Faktor yang memberikan pengaruh buruk : - Pasien tidak bekerja - Pasien memiliki masalah ekonomi - Hubungan pasien dengan keluarga kurang baik 16 Kesimpulan prognosis : Quo ad Vitam : Bonam Quo ad Sanactionam : Dubia ad Malam Quo ad Functionam : Dubia ad Bonam 17