B. Nilai Dasar Pancasila dalam Sejarah Bangsa Berdasarkan pada latar belakang historis bahwa 1 Juni 1945 yang disebut sebagai lahirnya pancasila.Lima dasar atau sila ini dinamakan filosofiche grondslag yaitu nilai nilai esensial yang terkandung dalam pancasila tentang ; Ketuhanan,Kemanusiaan,Persatuan,Kerakyatan serta Keadilan yang telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara.Proses sejarah yang cukup panjang sejak zaman batu,masa kerajaan nasional sudah dapat menata dasar dasar kebangsaan Indonesia pada abad ke-7 – 14. 1. Nilai Luhur Masa Awal Indonesia Peradaban awal manusia purba di Indonesia dibagi dalam dua zaman,yaitu Zaman Batu dan Zaman Logam.Inti nilai kehidupan masyarakat Indonesia pada masa itu sudah mencerminkan adanya hakekat penanaman nilai nilai pancasila dalam beberapa kehidupan religi,sosial,budaya,persatuan,demokrasi dan nilai kesejahteraan sosial yang adil berdasarkan kerukunan dan kekeluargaan. Menurut sila pertama,Ketuhanan yang Maha esa : Kehidupan religi mulai nampak pada masa peradaban zaman batu tengah (Mesolithikum) saat manusia mulai berpikir ada pencipta dan pelindung manusia.Keyakinan ini didasarkan pada : temuan artefak dan lukisan dinding goa di Sulawesi,Kalimantan,Nusa Tenggara,Maluku dan Jawa Dengan adanya kepercayaan Animisme ( percaya pada kekuatan ghaib) dan (percaya bahwa benda memiliki nyawa) sebagai wujud religious behaviour. Aktifis religi nampak pada alat upacara dan ritual upacara,seperti : ritual mendatangkan hujan,upacara penguburan jenazah,pemujaan roh leluhur. Desa desa yang masih kuat pada kepercayaan tersebut yaitu, Bali tepatnya di Trunyan. Menurut sila kedua,Kemanusiaan yang Adil dan Beradab : Nilai kemanusiaan nampak pada Perilaku penghargaan terhadap anggota masyarakatnya yang meninggal melalui ritual upacara penguburan yang berarti telah “memanusiakan” manusia Sistem barter Keinginan hidup bersama dalam komunitas “manusia gua’ dikenal dengan pola kehidupan nomaden dan semi nomaden (hidup berpindah pindah) Menurut sila ketiga,Persatuan Indonesia Nilai persatuan nampak dalam pola pemenuhan kebutuhan hidupnya yang sudah terpola melalui pembagian kerja seperti kaum pria mencari makanan,kaum wanita membuat alat rumah tangga dan menjaga anak anak Kecakapan berlayar menjadi salah satu keterampilan kerjasama dan persatuan dengan bukti dapat dilihat pada salah satupanel relief kapal nusantara di candi Borobudur mengisahkan kehiodupan maritim di Indonesia. Menurut sila keempat,Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan Kehidupan organisasi awal nampak dengan terbentuknya desa komunal dan kehidupan bercocok tanam. Sistem barter untuk memenuhi kebutuhan masing masing desa komunal didasarkan pada kesepakatan dan musyawarah sesuai pemenuhan kebutuhan hidup utama. Pada masa ini juga telah terdapat pembagian kerja berdasarkan keahlian sehingga muncul kelompok 1.Undagi (ahli membuat logam),2.Gerabah,3.Pemahat Menurut sila kelima,Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Sila ini nampak pada kesejahteraan yang sama yang ditandai dengan proses menyimpan makanan dan dibagikan secara merata sehingga terwujudnya keadilan bagi seluruh masyarakat pada zaman tersebut. 2. Masa Kerajaan Tradisional bervisi Nasional 2a.Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu Kerajaan maritim yang kuat di pulau Sumatera. Berdiri pada abad ke VII, dibawah kekuasaan Wangsa Sailendra sekitar tahun 600-1400 M. peninggalannya, kehidupan pada Kerajaan Sriwijaya tidak lepas dari nilai-nilai Pancasila. Faktor pendorongnya adalah 1.Diplomasi 2.Peperangan Cikal bakal lahirnya Indonesia karena wilayahnya hampir sama dengan Indonesia saat ini. Latar belakang bergabung dan bersatu karena adanya kekerasan Pada hakekatnya nilai-niai budaya Kerajaan Sriwijaya telah menunjukan nilai-nilai Pancasila,yaitu sebagai berikut: Menurut sila pertama,Ketuhanan yang Maha esa : terwujud dengan adanya agama Budha dan Hindu yang hidup berdampingansecara damai. Pada Kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan pembinaan dan pengembanganagama Buddha. Menurut sila kedua,Kemanusiaan yang Adil dan Beradab : terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti Marsha).Pengiriman para pemuda untuk belajar ke India menunjukan telah tumbuh nilai-nilai politik luarnegeri yang bebas aktif. Menurut sila ketiga,Persatuan Indonesia sebagai Negara Maritim, Kerajaan Sriwijaya telah menerapkan konsep Negara kepulauan sesuai dengan konsep wawasan nusantara. Menurut sila keempat,Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan Kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang luas meliputi Siam dan Semenanjung Melayu Menurut sila kelima,Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan sehinggakehidupan rakyatnya sangat makmur. 2b. Nilai-nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Majapahit Sedangkan, Kerajaan Majapahit adalah sebuah kerajaan di Indonesia yang pernah berdiridari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya dan menjadiKemaharajaan Raya yang menguasai wilayah yang luas pada masa kekusaan Hayam Wuruk,yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.Dari sejarah dan peninggalanSebelum Kerajaan Majapahit berdiri telah berdiri kerajaan di Jawa Tengah dan JawaTimur secara silih berganti yaitu, Kerajaan Kalingga(abad ke-VII), Sanjaya(abad keVIII),sebagai refleksi puncak budaya kerajaan tersebut dibangunnya Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Agama yang dilaksanakan pada zaman Kerajaan Majapahit ini adalah Agama Hindu dan Budha yang saling hidup berdampingan secara damai. Pada masa ini mulai dikenal beberapa istilah dan nilai-nilai Pancasila pada Kerajaan Majapahit, yaitu sebagai berikut: Menurut sila pertama,Ketuhanan yang Maha esa : Terbukti pada waktu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan secaradamai. Istilah Pancasila terdapat dalam buku Negarakertagama karangan Empu Prapanca danEmpu Tantular mengarang buku Sutasoma yang terdapat Sloka persatuan nasional yang berbunyi”Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua” yang artinya, walaupun berbeda- beda namun tetap satu jua dan tidak ada agama yang memiliki tujuan berbeda. Menurut sila kedua,Kemanusiaan yang Adil dan Beradab : Terwujud pada hubungan baik Raja Hayam Wuruk dengan Kerajaan Tiongkok,Ayoda, Champa, dan Kamboja. Disamping itu juga menjalin persahabatan dengan Negara-negara tetangga. Menurut sila ketiga,Persatuan Indonesia Terwujud dengan keutuhan kerajaan. Khususnya dalam Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang Ratu dan Menteri-menteri pada tahun 1331 Menurut sila keempat,Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan Terdapat semacam penasehat dalam tata pemerintahan Majapahit yangmenunjukan nilainilai musyawarah mufakat. Menurut Prasasti Kerajaan Brambang(1329),dalam tata Pemerintahan Kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat kerajaan. Seperti,Rakryan I Hino, I Sirikan dan I Halu yng berarti memberikan nasehat kepada Raja. Kerukunandan gotong royong dalam kehidupan masyarakat telah menumbuhkan adat bermusyawarah untukmufakat dalam memutuskan masalah bersama. Menurut sila kelima,Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Terwujud dengan berdirinya kerajaan selama beberapa abad yang ditopangdengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.