Uploaded by asyerri2507

Pancasila Sebagai Etika Negara

advertisement
ASYER RIANSA
D101181502
PWK B
Pancasila Sebagai Etika Negara
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai
Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai
keadilan. Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentanan dengan nilai-nilai
Pancasila tersebut. Nilai-nilai Pancasila, meskipun merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam
realitas sosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, namun sebenarnya juga
nilai-nilai yang bersifat universal dapat diterima oleh siapa pun dan kapan pun. Etika Pancasila
berbicara tentang nilai-nilai yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia.





Pertama, Nilai Ketuhanan: Secara hierarkis, nilai ini bisa dikatakan sebagai nilai yang
tertinggi karena menyangkut nilai yang bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan
dari nilai ini (nilai ketuhanan). Suatu perbuatan dikatakan baik apabila tidak bertentangan
dengan nilai, kaidah, dan hukum Tuhan.
Kedua, Nilai Kemanusiaan: Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilainilai kemanusiaan. Keadaban mengindikasikan keunggulan manusia dibanding dengan
makhluk lain seperti hewan, tumbuhan, dan benda tak hidup. Karena itu, suatu perbuatan
dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang didasarkan pada konsep
keadilan dan keadaban.
Ketiga, Nilai Persatuan: Suatu perbuatan dikatakan baik apabila dapat memperkuat
persatuan dan kesatuan. Sikap egois dan menang sendiri merupakan perbuatan yang tidak
baik, demikian pula sikap yang memecah belah persatuan. Perbuatan tersebut dapat
memecah persatuan dan kesatuan maka menurut pandangan etika Pancasila bukan
merupakan perbuatan baik. Dari nilai persatuan menghasilkan nilai cinta tanah air,
pengorbanan, dan lain-lain.
Keempat, Nilai Kerakyatan: Dalam kaitan dengan kerakyatan ini, terkandung nilai lain
yang sangat penting, yaitu nilai hikmat atau kebijaksanaan dan permusyawaratan. Kata
hikmat atau kebijaksanaan berorientasi pada tindakan yang mengandung nilai kebaikan
tertinggi. Atas nama mencari kebaikan, pandangan minoritas belum tentu kalah
dibandingkan dengan pandangan mayoritas.
Kelima, Nilai Keadilan: Apabila dalam sila kedua disebutkan kata adil, maka kata tersebut
dilihat dalam konteks manusia selaku individu. Adapun nilai keadilan pada sila kelima
lebih diarahkan pada konteks sosial. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan
prinsip keadilan masyarakat banyak Keadilan mengandaikan sesama sebagai partner yang
bebas dan sama derajatnya dengan orang lain. Dari nilai ini dikembangkanlah perbuatan
yang luhur mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
.
A. Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Bernegara dan Berbangsa
1. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Politik
Warga Indonesia sebagai warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku politik
bukan sekadar sebagai objek politik. Karena pancasila bertolak dari kodrat manusia maka
pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sistem politik
Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subyek harus mampu menempatkan kekuasaan
tertinggi pada rakyat. Kekuasaan yang dimaksud adalah kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan
untuk rakyat.
2. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Hukum
Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab tidak
hanya oleh penyelenggara negara saja tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas
dasar tersebut sistem dan keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen bangsa.
3. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Ekonomi
Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistem dan
pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem
ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan yaitu pada sila ke I Pancasila dan
kemanusiaan yaitu pada sila ke II Pancasila. Pancasila bertolak dari manusia sebagai totalitas dan
manusia sebagai subjek. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila adalah sistem ekonomi
kerakyatan yang berasaskan kekeluargaan.
4. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Sosial Budaya
Prinsip etika Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistis, artinya nilai-nilai Pancasila
mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang
berbudaya. Dalam rangka pengembangan sosial budaya, Pancasila sebagai kerangka kesadaran
yang dapat mendorong untuk universalitas melepaskan simbol-simbol dari keterikatan struktur,
dan transedentalisasi meningkatkan derajat kemerdekaan manusia, kebebasan spiritual.
5. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang IPTEK
Kini ilmu pengetahuan bersama anaknya IPTEK, dengan temuan-temuannya melaju pesat,
mendasar, spektakuler. Iptek tidak lagi hanya sbg sarana kehidupan tetapi sekaligus sebagai
kebutuhan kehidupan manusia. Bersamaan dengan itu iptek telah menyentuh seluruh segi dan
sendi kehidupan, dan akan merombak budaya manusia secara intensif, yg berakibat terjadinya
perbenturan tata nilai dlm aspek kehidupan.
Sumber:https://www.academia.edu/5092517/PANCASILA_SEBAGAI_PARADIGMA_KEHIDUPAN_DALAM_MAS
YARAKAT_BERBANGSA_DAN_BERNEGARA; http://dyazayuu98.blogspot.com/
Download