Pengertian Masyarakat Madani Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Allah SWT memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan firman-Nya dalam Q.S. Saba’ ayat 15 Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”. Pencetus pertama kali : Anwar Ibrahim Masyrakat madani adalah masyarakat beradab dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, serta ingin untuk terus maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan tekonologi. Konsep masyarakat madani tersebut merujuk pada sistem sosial yang berasaskan pada prinsip moral yang menjamin keberlangsungan hak asasi manusia dan kestabilan masyarakat. Pengertian Masyarakat Madani menurut para tokoh Cendikiawan Muslim Nurcholish tokoh perjuangan Madjidkemerdekaan mengungkapkan Amerika bahwa Muhammad A.S. Hikam Serikat, mendefinisikan masyarakat masyarakat madani merupakan madani sebagai wadah bagi masyarakat nilai-nilai untuk contoh implementasi mengembangkan moral kepribadiannya dan aturan hukum secara dalam Masyarakat madani adalah kehidupan sosial yang Masyarakat madani adalah masyarakat yang menjunjung bebas masyarakat dan tanpa yang paksaan. hidup pada era terorganisasi serta ditandai dengan adanya kesukarelaan, tinggi nilai-nilai demokrasi dan menghargai hak asasi pasca dan kekhalifahan muslim keswasembadaan, dan kemandirian masyarakat terhadap tanggung jawab manusia. hijrahnya Nabi Muhammad SAW Nurcholis Madjidyang dilindungi oleh aturan negaranya dan nilai-nilai ke Madinah hukum. Thomas Paine Masyarakat Madani Menurut Al-Quran masyarakat yang terbaik (khairah ummah) masyarakat moderat (ummah muqtashidah). masyarakat yang seimbang (ummatan wasathan) Khairah ummah dalam QS. Ali Imran (3): 110, ََْ نف َنت َْْن ََه ْن ِْ نَ ِب ْال َم ْع ُر َْ اس ْت َْأ ْ ُم ُر ْ ِ َّت ِللن ْْ ْر أ ُ َّمةْ أ ُ ْخ ِر َج َْ ك ُُ ْنت ُْْم َخي model masyarakat terbaik dan yang ideal, ditugasi untuk ُ َنتُؤْ ِمنsenantiasa َ َا خي ًْرا ْmengembang َْ ب لَ َك ِْ ْال ِكتَاbeberapa ُْ َ أ َ ْه ل َْ َمfungsi نلَ ْْن َءاprofetik, َِّْ نَ ِب َْterutama َ ْال ُم ْن َك ِْر ِْ ع َ َ اّلل menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran, serta tidak َل ْberai ْالْفَاberselisih َنأ َ ْكث َ ُر ُه ُْمsetelah َْ ُؤْ ِمنmemperoleh َن َُه ْْم ِم ْن َُه ُْم ْال ُمketerangan َ ُُِِ dan bercerai َن yang jelas. Terjemahnya : Alquran memberi petunjuk beberapa mekanisme damai untuk memecahkan problem internal, yaitu metode syūrah Kamu adalah umat yang(rekonsiliasi), terbaik yangdan dilahirkan untuk dengan manusia, (musyawarah), ishlāh berdakwah cara menyuruh kepada yang ma`ruf, bi dan mencegah dari yangdengan munkar, al-hikmah wa al-mujādalah allati hiya ahsan (serua dan beriman kepada Allah. Sekiranyadengan Ahli Kitab beriman, tentulah kebijaksanaan serta perundingan cara yang lebih baik). itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Ummatan wasathan dalam QS. alBaqarah (2): 143 ً ِ ُ طا ِلت َ ُكننُنا ِْن ُل َْ اس َنيَ ُك ْ ِ َّعلَى الن َْ َن َك َذ ِل ُ الر َّ َن َ ش ََْه ََدا َْء َ ك َجعَ ْلنَا ُك ْْم أ ُ َّم ْةً َن َْ ِن ل ْْ ّل ِلنَ ْعلَ َْم َم َّْ علَ ْي ََها ِإ َْ ش َِهيَدًا َن َما َجعَ ْلنَا ْال ُِ ْبلَ ْةَ الَّ ِتي ُْك ْن َ علَ ْي ُك ْْم ُ الر َّ َ ْيَت َّ ِب ُْع َ ت َ ّللاُ َن َما َّْ يَ َه ََدى َْ علَى الَّ ِذ َّْ يرًْ ً ِإ ْْ َ َكان ْْ ع ُِبَ ْي ِْه َن ِإ ُْ َ يَ ْنَُ ِل ْْ ِم َّم َ ّل َ علَى َ ب َ َت لَ َْك ِب ُْءنفْ َر ِحيمKonsep اس لَ َر ْ ِ َّْنummatan ّللا ِبال ََّْ َ َّْ ْم ِإwasathan ضي َْع ِإي َمانَ ُك َّْ َا َْ َك ِ ُّللاُ ِلي ْ sebagaimana dalam QS. al-Baqarah (2): 143, adalah masyarakat yang seimbang. Masyarakat seimbang adalah kamu posisi (umat di Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan Islam), umat tengah-tengah (wastah), yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) menggabungkan dari kamu. Dan yakni Kami tidak menetapkanyang kiblatterbaik yang menjadi kiblatmu segala yang bertentangan. Penempatan (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa posisiRasul tengah bukan hanya denganDan sungguh yang mengikuti danitusiapa yang membelot. pernyataan negasi, bukanbagi orang-orang (pemindahan kiblat) itu terasa amatmisalnya, berat, kecuali kapitalisme bukan yang telah diberi petunjukdan oleh Allah;pula dansosialisme. Allah tidak akan menyianyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. Ummah Muqtashidah dalam QS. al-Maidah (5): 66, َُ َر ِب َِه ْْم ََل َ َكل ناmasyarakat ْْ مyang ل ِإ َْ ْن َما أ ُ ْن ِزyakni َْ ْن ِجيentitas اْل َنلَ ْْن أَنَّ َُه ْْم ِ لَ ْي َِه ْْمmoderat, َ ُمنا الت َّ ْنdiأَقَاkalangan ِ ْ راًْ َ َنtertentu َ ل ahli kitab, dan posisi ummah disitu adalah minoritas. ُ َ ْ ْ ْ َ َ َ َماMaksudnya, ِا َْء ْ م ْ َه ن م ير ْ ث ك ن ً ْ َد ص ت ُ م ة ْ م ْ أ ْ م َه ن م ْ م َه ل ج ر أ ْ ت ح ت ْْ قِ َِه ْْم َن ِمyang َ َ فَ ْن ْْ ِم ِ ْ ِ ِ ِ ِ َ ُ ْ ُ َّ ْ ُ kecilْ ِ dalam masyarakat َ ُْ َ ِ kelompok adalah ُ يَ ْع َملdan perbaikan serta tetap setia menebarkanَن َْ kebaikan meminimalisir kerusakan. ummah muqtashidah ini hampir Dan Kelihatan sekiranyabahwa merekamakna sungguh-sungguh menjalankan (hukum) identik ummah karena keduanya Taurat, Injil dan dengan (Al Qur'an) yangwasath, diturunkan kepada mereka dari mengandung makna moderat ketidakmakanan terjebakan pada Tuhannya, niscaya mereka akan dan mendapat dari atas titik ekstrim mereka dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka. Masyarakat Madani Dalam Sejarah Masyarakat Saba’ Masyarakat Madinah Karakteristik Masyarakat Madani 1. Bertuhan 2. Damai 3. Tolong Menolong 4. Toleran 5. Keseimbangan antara Hak dan Kewajiban 6. Berperadaban Tinggi 7.Berakhlak Mulia Prasayarat menjadi Masyarakat Madani 5.1.Adanya kohesifitas antar kelompok dalam masyarakat Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok serta dalam masyarakat. tumbuhnya sikap saling menghargai perbedaan antar budaya dan kepercayaan. 2. Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal sosial capital) yang kondusif terbentuknyayang kemampuan 6.(socail Terselenggaranya sistembagi pemerintahan memungkinkan melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan terjalinya kepercayaan dan lembaga-lembaga ekonomi, hukum, dan sosial berjalan secara relasi sosial antar kelompok. produktif dan berkeadilan sosial. 3. Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan; 7.dengan Adanya jaminan, kepastian kepercayaan antara sosial. kata lain terbukanya aksesdan terhadap berbagai pelayanan jaringan-jaringan kemasyarakatan yang memungkinkan 4. Adanya hak, kemampuan kesempatanantar bagi masyarakat dan terjalinnya hubungan dandan komunikasi mereka secara lembaga-lembaga swadaya untuk terlibat dalam berbagai forum dimana teratur, terbuka dan terpercaya. isu-isu kepentingan bersama dan kebijakan publik dapat dikembangkan. Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani 1. Kualitas SDM Umat Islam Dalam Q.S. Ali Imran ayat 110 yang artinya “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. 2. Posisi Umat Islam SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitas yang unggul. Karena itu dalam percaturan global, baik dalam bidang politik, ekonomi, militer, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, belum mampu menunjukkan perannya yang signifikan.