BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjarangan merupakan tindakan silvikultur terhadap tegakan hutan tanaman yang dilaksanakan secara periodik untuk memberikan tempat dan ruang tumbuh yang optimal. Diperoleh kayu konstruksi dan kayu industri yang berukuran besar dengan kualitas tinggi sesuai dengan kemampuan tingkat tumbuh dengan penekanan pada tegakan tinggal di akhir daur. Pelaksanaan dari taksasi produksi sebagai hasil penjarangan bukan tujuan utama, oleh karena itu tindakan penjarangan mutlak harus dilakukan. Penjarangan sangat diperlukan untuk menstimulir keadaan tegakan dan lingkungan. Penjarangan tegakan dilakukan ter utama terhadap HTI (Hutan Tanaman Industri) untuk tujuan produksi kayu pertukangan, sedangkan untuk kayu bakar, kayu serat dan non kayu tidak dilakukan penjarangan. Kegiatan penjarangan dilakukan pada masing-masing petak tanaman paling banyak tiga kali dalam satu daur. Dampak penjarangan memberikan ruang tumbuh yang lebih baik pada tegakan tinggal, terutama perkembangan tajuk maupun pertambahan riap. Dapat diungkapkan pula bahwa pada penjarangan pohon-pohon dengan diameter yang snagat kecil yaitu kurang dari 5 cm memang tidak menguntungkan dan menambah bebean biaya pemeliharaan. Dengan alasan tersebut, maka dalam banyak hal, kegiatan penjarangan tidak dilaksanakan, Jika dianalisis lebih lanjut, maka tampak bahwa pohon-pohon tanpa penjarangan akan sangat berpengaruh pada hasil akhir yang diperoleh dari suatu kawasan hutan. 1.2 Tujuan Adapun Tujuan dari Praktikum ini adalah : 1. Mahasiswa mampu menentukan apakah pada areal hutan tersebut memerlukan penjarangan atau tidak 2. Mahasiswa mampu mengetahui kriteria-kriteria teknis penjarangan dan pertimbanan yang dipakai 3. Mahasiswa mampu menemukan jenis penjarangan apa yang sebaiknya dilakukan pada real hutan tersebut BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kegiatan penjarangan merupakan teknik silvikuktur yang sangat penting dilakukan dalam suatu APB terhadap pohon-pohon pesaing dari jenis lain, pohon jenis target yang memiliki karakter inferior. Penjarangan disini berperan sebagai seleksi massa negatif, yang bertujuan untuk merubah struktur genetik populasi awal melalui seleksi massa dan mempengaruhi struktur genetik dari benih yang dihasilkan melalui perbaikan aliran serbuk sari. tanaman pada tapak yang kondusif bagi produksi benih dan diperlakukan untuk menstimulasi produksi benih yang berlimpah serta penebangan pohon-pohon yang inferior, yang dilakukan melalui kegiatan penjarangan seleksi.(Finkeldey, 2005). Dasar pertimbangan dilakukannya penjarangan adalah bahwa diameter merupakan fungsi dari kerapatan. Tegakan yang rapat lazimnya ruang tumbuhnya terbatas, sehingga rata-rata diameter relatif lebih kecil. Sebaliknya apabila ruang tumbuh terlalu besar, banyak ruangan yang kosong, percabangan pohon tidak teratur, sehingga total hasilnya kurang menguntungkan. (Perhutani. 2007) Dasarnya penjarangan adalah suatu upaya pemeliharaan yang dilakukan manusia pada tegakan pohon dalam suatu areal hutan, tujuannya adalah menciptakan keseimbnagan antara kepentingan biologi dari pohon dan kepentingan ekikonomi untuk memperoleh hasil yang maksimal dikemudian hari. Penjarangan berpengaruh terhadap tegakan yaitu meningkatkan diameter batang, tinggi tegakan dan volume total tegakan. Selain itu jumlah batang tegakan dan volume tegakan tinggal berkurang (Wanggai, 2009). BAB 3 METODOLOGI KERJA 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Adapun waktu dan tempat pelakanaan praktikum kali ini adalah : Hari/Tanggal Pelaksanaan : Kamis, 18 April 2019 Waktu Pelakanaan : 13.00 WIB – 14.40 WIB Tempat Pelakanaan : Laboratorium Kehutanan Fakultas Pertanian Peternakan Univeritas Muhammadiyah Malang 3.2 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum adalah : A. Alat Adapun alat yang digunakan adalah : 1. Alat ukur tinggi ( christen meter) 2. Galah 4m 3. Tali 4. Pita 5. Pengaris 6. Alat tulis B. Bahan Adapun bahan yang digunakan adalah: 1. Tegakan Jati (Tectona grandis) 2. Mahoni (Swietenia macrophylla) 3. Pinus (Pinus merkusii) 3.3 Cara Kerja Adapun cara kerja pada praktikum kali ini adalah : 1. Mengamati tegakan yang ditunjuk oleh pembimbing 2. Menentukan letak petak ukur dan membuat petak ukur tersebut letak petak paling dekat 25 m dari jalan (membentuk lingkaran luas 0,1 ha) 3. Menghitung jumlah pohon penyusun tegakan dalam petak ukur tersebut 4. Mengukur peninggian pada petak ukur tersebut (luas pu 0,1 = 10 pohon tertinggi) 5. Memperhatikan keadaan tegakan tersebut, mempertimbangkan apa yang harus diperhitungkan untuk melaksanakan penjarangan tersebut 6. Membandingkan dengan table normal ( tabel w.v.w.1932) tegakan yang ada 7. Menemukan permasalahan yang ada, menganalisis dan mencari alternatif pemecahannya DAFTAR PUSTAKA Finkeldey, R. 2005. Pengantar Genetika Hutan. Terjemahan oleh Edje Djamhuri, Iskandar Z. Siregar, Ulfah. J. Siregar dan Arti W. Kertadikara. ASEAN-EU University Network Programme (AUNP). Fakultas Kehutanan IPB. Bogor PT Perhutani (Persero) Unit III Jawa Barat.2007. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penjarangan Hutan Tanaman, 4-25. Bandung Wanggai, Frans. 2009. Manajemen Hutan. Jakarta. PT Gramedia Widiarsarana Indonesia.