pengertian buah

advertisement
PERBENIHAN 1
• Pengadaan benih tanaman hutan
merupakan salah satu kegiatan yang sangat
penting dalam pembangunan dan
pengelolaan sumberdaya alam hutan.
• Kegiatan pengadaan benih mencakup
beberapa kegiatan pokok yang antara lain
adalah hal-hal yang berkaitan dengan :
~ Sumber benih
~ Pemanenan benih
~ Penanganan benih paska pengunduhan
~ Pengujian mutu benih
~ Penyimpanan benih
~ Bahan tanaman secara vegetatif
Pengertian Buah
Merupakan perkembangan
dari ovari (bakal buah)
setelah terjadi
pembuahan.
Buah terdiri dari :
~ Kulit buah
(Exsocarpium)
~ Daging buah
(Mesocarpium) dan
~ Endocarpium lapisan
yang tebal dan
kalau sudah masak
keras, yang merupakan
kulit luar biji.
Pengertian Biji
Suatu unit dalam
embryo sac
(kantong
embrio) yang
berkembang
setelah terjadi
pembuahan.
Terdiri dari :
~ Kulit biji
~ Cadangan
makanan dan
~ Embrio
Pengertian Benih
Biji yang sudah
terseleksi/
diseleksi bahkan
sudah melalui
perlakuan yang
siap untuk
ditabur, di
persemaian/
polybag pada
indirect seeding
dan atau ditanam
di lapangan pada
direct seeding.
Pada saat penaburan, benih diharapkan dapat
mencapai prosen tumbuh yang besar. Kecenderungan
semakin luasnya kawasan yang tidak produktif
menuntut semakin luasnya kawasan yang harus
diremajakan atau dihutankan kembali.
 Untuk itu berarti bahwa benih yang
dibutuhkan semakin besar jumlahnya.
POPULASI BENIH DIKATAKAN
BERMUTU, BILA SIFATNYA:
• Genetik baik
• Tulen
• Murni/bersih
• Viabilitas benih baik
• Keuletan benih (seed vigor) tinggi
Kualitas benih ditentukan oleh
beberapa faktor :
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Asal benih
Ukuran dan berat benih
Masaknya benih dan lama benih disimpan
Cara pengumpulan benih
Cara ekstraksi benih
Cara perlakuan dan pengeringan benih
Cara penyimpanan benih
Cara pengepakan benih
Cara pengiriman benih
Sumber Benih
• Sumber benih adalah suatu tempat, lokasi,
atau wilayah dimana benih suatu jenis
tanaman/pohon dikumpulkan atau
diperoleh.
• Atau dengan kata lain, suatu tempat/lokasi
dimana benih diproduksi untuk kemudian
dipergunakan untuk membuat pertanaman
baru.
• Sumber benih bisa berupa individu pohon,
tegakan maupun areal yang ditumbuhi oleh
pohon yang dikhususkan untuk produksi
benih sebagai bahan tanaman.
Sumber Benih
• Pohon sembarang (pekarangan, tepi jalan dll.)
• Pohon Plus (Plus Trees)
• Tegakan biasa (Common Stand), hutan alam
(Natural forest)
• Tegakan Benih(Seed Stand)
• APB (Areal Produksi Benih) (Seed Production
Area)
• Kebun Benih (Seed Orchard)
a. Kebun Benih Semai (Seedlings Seed
Orchard)
b. Kebun Benih Klon (Clonal Seed Orchard)
• Kebun Pangkas (Hedge Orchard)
Macam-macam Sumber Benih
(SK Dirjen RLPS No 101/Kpts/V/2002)
•
•
•
•
•
•
•
Tegakan Benih Teridentifikasi
Tegakan Benih Terseleksi
Areal Produksi Benih
Tegakan Benih Provenans
Kebun Benih Klon
Kebun Benih Semai
Kebun Pangkas
Pohon Sembarang
• Pohon Individu baik di dalam kawasan hutan
maupun di luar kawasan hutan
• Sifat fisik (sifat fenotipe) tidak diperhatikan
• Sifat genetik belum diketahui
• Yang dipentingkan produksi buah/biji
• Standar kualitas benih tidak bisa dijamin
Tegakan Biasa (Common Stand)
• Berupa tegakan (alam
maupun buatan).
• Belum dilakukan seleksi
secara khusus.
• Faktor sifat fisik pohon
penyusun dan umur
belum mendapat
perhatian.
• Produksi buah banyak.
• Sifat genetik belum bisa
diketahui.
• Kualitas benih yang
dihasilkan belum dijamin.
Tegakan Benih (Seed Stand)
• Berupa tegakan yang
kondisi fenotipe pohonnya
relatif bagus dan sudah
dilakukan seleksi.
• Umurnya sudah memenuhi
(cukup).
• Aksesibilitasnya baik.
• Bebas dari bencana alam.
• Produksi buah/biji bagus.
• Sifat genetik belum
diketahui.
• Kualitas benih lebih bagus
dibanding dengan sumber
benih pohon sembarang dan
tegakan biasa.
Tegakan Benih Acacia
mangium
Tegakan Benih Tectona
grandis
Tegakan Benih Teridentifikasi
• Tegakan alam/tanaman. Tanaman
tidak/belum direncanakan sebagai produksi
benih
• Asal-usul benih tidak diketahui
• Jumlah pohon minimal 25 batang/ha
• Kualitas tegakan sedang
• Jalur isolasi tidak diperlukan
• Penjarangan tidak diperlukan
Tegakan Benih Terseleksi
• Tegakan alam/tanaman. Tegakan sejak semula
tidak/belum direncanakan sebagai sumber benih
• Asal-usul benihnya belum diketahui
• Jumlah pohon minimal 25 batang/ha
• Kualitas tegakan di atas rata-rata
• Jalur isolasi belum diperlukan
• Penjarangan terbatas pada pohon-pohon yang jelek
Areal Produksi Benih/APB
(Seed Production Area)
• Alam/tanaman, bisa dikonversi dari tegakan biasa atau
dibangun khusus.
• Spesifikasi seperti Tegakan Benih.
• Asal usul benihnya bisa belum diketahui, bisa juga sudah
diketahui (minimal barasal dari 25 batang) bila dibangun
secara khusus.
• Jumlah pohon minimal 20 pohon/ha.
• Secara genetik belum dapat diketahui.
• Jalur isolasi diperlukan, penjarangan dilakukan
mempertahankan pohon-pohon terbaik.
• Bebas dari kemungkinan bencana (longsor, banjir dll.).
• Secara administrasi sudah didaftar dan diperlakukan secara
khusus.
• Pemeliharaan dan perlindungan pada tegakan tersebut telah
dijadwalkan.
• Kualitas tegakan di atas Tegakan Terseleksi.
• Kualitas benih lebih bagus dibanding Tegakan Benih,
Tegakan Teridentifikasi dan Tegakan Terseleksi.
Areal Produksi Benih/APB
Acacia mangium
Kebun Benih (Seed Orchads)
•
•
•
•
•
Sejak awal tegakan ini dibangun
dan dirancang untuk produksi
benih (berbagai aspek
manajemen dan silvikultur
diterapkan).
Individu penyusun tegakan
bahan tanamannya sudah di
ambil dari pohon berfenotipe
bagus (baik berasal dari
semai/klon).
Bebas dari kemungkinan adanya
bencana alam seperti banjir,
longsor, keamanan dll.
Sudah diuji sifat-sifat
genetiknya.
Kualitas benihnya sudah bisa
dijamin.
Seedling
Seed
Orchards
(SSO)
Pinus
merkusii
Contoh pohon induk (plus) yang
diuji sebagai penyusun kebun benih
Shorea leprosula
Jati
(Tectona
grandis)
Pinus
merkusii
Kebun Pangkas (Hedge Orchard)
• Kumpulan tanaman yang
selalu dipangkas (sebagai
sumber bahan untuk stek
pucuk).
• Bahan tanaman umumnya
dari semai (generatif) baik
tanaman maupun alam
(diutamakan yang dari semai
buatan).
• Umur tanaman sampai usia
produktif (sekitar 2 - 4 tahun),
setelah itu diganti lagi.
• Aksesibilitas dan persyaratan
lainnya sama dengan Kebun
Benih dan APB.
Kebun Pangkas
Shorea leprosula
Model Kebun Pangkas dengan
Drip Pipe
Pengunduhan Benih
Biji siap untuk dipanen apabila telah masak. Ada beberapa
fase untuk mencapai suatu tingkat kemasakan, yaitu :
• Fase pembuahan, dimulai sesudah terjadi proses
penyerbukan yang ditandai dengan pembentukanpembentukan jaringan dan kadar air yang tinggi.
• Fase penimbunan zat makanan, ditandai dengan kenaikan
berat kering benih dan turunnya kadar air.
• Fase pemasakan, kadar air biji akan mencapai keseimbangan
dengan kelembaban udara di luar, dan setelah mencapai
tingkat masak, berat kering biji tidak akan banyak
mengalami perubahan.
 Tolok ukur yang umumnya dijadikan patokan untuk
menilai tingkat kemasakan biji/buah adalah :
 Warna, bau, kekerasan kulit, rontoknya buah (benih),
pecahnya buah, kadar air dan lainnya.
Biji dikatakan masak secara fisiologis
dan siap untuk dipanen apabila
• Zat makanan dari biji tersebut tidak lagi
tergantung dari pohon induknya, yang umumnya
ditandai dengan perubahan warna kulitnya.
• Waktu yang paling baik untuk pengumpulan
benih adalah segera setelah benih itu masak.
 Masaknya buah (benih) umumnya terjadi secara
musiman, walaupun cukup banyak juga jenisjenis pohon yang menghasilkan buah masak
tidak mengikuti musim yang jelas.
Pengumpulan buah/biji pohon hutan yang
umum dilakukan adalah dengan 3 cara yaitu
1. Pengumpulan langsung di bawah tegakan yang telah merontokkan
buah-buah masak, atau dengan pemasangan strimin/jaring.
 Merupakan cara yang paling sederhana dan mudah untuk
dilaksanakan. Menjelang benih-benih jatuh, tanah di bawah
tegakan yang akan dijadikan sebagai sumber biji dibersihkan
terlebih dahulu untuk mempermudah pengumpulannya.
 Pengumpulan buah di bawah pohon sebetulnya tidak
direkomendasikan karena akan bercampur dengan buah-buah pohon
tetangga yang tidak terlalu baik. Sungguh pun demikian dalam
keadaan terpaksa pengumpulan buah hanya dilakukan pada buahbuah yang hanya ada di dalam naungan tajuk pohon yang
bersangkutan.
 Hindari pengumpulan buah di luar tajuk untuk mengantisipasi
kontaminasi materi genetik dari pohon yang tidak diinginkan.
Lanjutan : Pengumpulan langsung di bawah
tegakan yang telah merontokkan buah-buah
masak, atau dengan pemasangan
strimin/jaring.
Pengumpulan buah dapat dilakukan dengan
memasang jaring di bawah tajuk pohon
yang bersangkutan. Pemasangan jaring
dilakukan sedemikian rupa sehingga
kemungkinan terlibatnya tajuk pohon
tetangga dapat dihindarkan.
Cara ini dipilih jika pohon terlalu besar atau
tidak ada pemanjat yang berani.
Pengumpulan buah dapat dilakukan
sekaligus atau beberapa kali tergantung
pada sifat buah dari pohon yang
bersangkutan.
2. Buah langsung diambil dan
dikumpulkan dari pohon-pohon yang
masih berdiri/pemanjatan langsung.
 Merupakan cara yang umum dipakai
untuk mendapatkan biji dalam
jumlah besar dari tegakan benih,
yaitu dengan pengunduhan langsung
dari pohon. Dengan dilengkapi
peralatan untuk memanjat, pohon
yang berdiri dipanjat oleh pemanjat
pohon untuk memanen buah/bijinya.
 Pengunduhan buah melalui
pemanjatan langsung lebih
direkomendasikan karena buah
yang terkumpul diyakini murni
berasal dari pohon yang
bersangkutan.
 Agar hasilnya optimal, sebaiknya
pemanjatan dilakukan setelah buah
benar-benar masak hingga
mempunyai daya kecambah paling
tinggi.
3. Dengan cara menebang pohonnya.
• Pengumpulan
benih
(biji/buah)
dengan
memotong
cabang-cabang yang berbuah
atau bahkan memotong pohonnya adalah
cara-cara yang tidak dianjurkan
karena
akan mengganggu kelestarian produksi
benih itu sendiri.
Penanganan benih setelah diunduh
• Buah atau biji yang telah dipanen/dikumpulkan
dimasukkan ke dalam tempat yang telah
disediakan kemudian diberi label yang antara lain
menjelaskan tentang nama jenis, tempat dan
tanggal pengumpulan, nama pengumpul dan
jumlahnya.
• Penanganan selanjutnya adalah pengangkutan,
ekstraksi, pembersihan dan pengeringan serta
pengepakan dan pemberian label benih. Benih yang
dikumpulkan diharapkan merupakan benih yang
berkualitas baik.
Download