Uploaded by hestiseptian22

Makalah Peran Moral

advertisement
Peran Moral dalam Kehidupan
PERAN MORAL UNTUK KEHIDUPAN
(Makalah Bahasa Indonesia)
Disusun oleh
Nama : Inda Desnita
NPM : 1213023030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
1
Peran Moral dalam Kehidupan
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur atas rahmat Allah Swt yang telah memberi penulis
kesehatan untuk menyelesaikan makalah penulis yang berjudul “Peran Moral
Untuk Kehidupan”. Makalah ini penulis susun sebagai tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) guna memperoleh nilai yang memuaskan.
Adapun penulis membuat makalah ini agar mahasiswa dapat mengerti sekaligus
memahami apa itu moral yang ada pada remaja zaman sekarang, dan seberapa
penting moral untuk kehidupan, karena itu diperlukan pendidikan moral yang
cukup penting juga diketahui oleh setiap orang .
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan,
baik materi maupun sistematikanya. Dengan adanya makalah ini, penulis sangat
mengharapkan pembaharuan guna menambah wawasan yang lebih baik. Dalam
makalah ini penulis juga mengharapkan kritik dan saran dalam pencapaian
sempurnanya makalah ini.
Penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak dan berbagai buku yang telah
memberikan bantuan baik moral maupun materil hingga terselesaikannya
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan Ilmu
pengetahuan kepada kita semua khususnya dalam pengetahuan Pendidikan Moral.
Dan semoga makalah ini mendapat ridho dari Allah Swt dan bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin.
Bandar Lampung, April 2013
Penulis
Peran Moral dalam Kehidupan
3
DAFTAR ISI
Cover...................................................................................................................... 1
Kata Pengantar....................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................ 3
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 4
1.2 Tujuan.............................................................................................................
1.3 Penulisan.........................................................................................................
BAB II. PERMASALAHAN................................................................................
BAB III. PEMBAHASAN................................................................................... 6
3.1 Definisi Moral................................................................................................ 6
3.2 Peran Moral Dalam Beberapa Aspek Kehidupan.......................................... 6
3.2.1 Moral Kepada Orang yang Lebih Tua........................................................ 7
3.2.2 Moral Kepemimpinan................................................................................. 7
3.2.3 Moral Dalam Menjalani Kehidupan Bermasyarakat.................................. 9
3.3 Pentingnya Moral Dalam Era Globalisasi..................................................... 10
3.4 Degradasi Moral............................................................................................ 10
3.4.1 Dampak Degradasi Moral.......................................................................... 11
3.4.2 Solusi Mengatasi Kemerosotan Moral....................................................... 11
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 12
4.1 Kesimpulan.................................................................................................... 12
4.2 Saran.............................................................................................................. 12
Peran Moral dalam Kehidupan
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehidupan sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa harus kita syukuri
terlepas dari apapun peristiwa yang kita alami. Bersikap secara arif dan
bijaksana terhadap semua permasalahan hidup akan mengajarkan kita
tentang makna hidup itu sendiri. Dalam kaitannya supaya hidup kita dapat
berjalan dengan harmonis, diperlukan suatu sistem berpikir untuk dapat
memahami setiap tindakan yang akan kita perbuat. Pertimbangannya adalah
mengenai baik buruknya sesuatu itu serta teknis dari hal tersebut agar dapat
tercapai hasil yang maksimal atas setiap aksi yang dilakukan. Komponen itu
adalah kombinasi antara moral dan kecakapan diri menanggapi seluruh
peristiwa dalam kehidupan.
Apabila kita melihat dari sudut pandang psikologi perkembangan, dunia
nampak semakin tua, manusia semakin cerdas, pengetahuan semakin
dewasa, dan teknologi pun semakin canggih. Namun di balik semua itu,
apakah kehidupan kita menjadi semakin baik, semakin nyaman, dan
semakin sejahtera baik secara lahiriah maupun bathiniah? Mungkin tidak,
bahkan sebaliknya. Kehidupan kita nampaknya semakin mundur dan
terpuruk, reformasi kita kebablasan, korupsi semakin terang-terangan dan
merajalela, krisis multi dimensi pun tak kunjung selesai. Bangsa ini
nampaknya sudah cukup lelah melihat, menyaksikan dan mengalami
keadaan yang demikian. Seperti dikemukakan oleh Dedi Supriadi (Pikiran
Rakyat, 12 Juni 2001: 8-9) bahwa “Orde Baru berakhir, dan muncul Era
Reformasi. Era ini menyaksikan sosok bangsa ini yang lunglai, terkapar
dalam ketidak berdayaan akibat berbagai krisis yang dialaminya.”
Peran Moral dalam Kehidupan
5
Keadaan tersebut tidak saja mengakibatkan terpuruknya ekonomi, tetapi
juga mengakibatkan merosotnya kualias hidup, bahkan merosotnya martabat
bangsa. Apakah gerangan yang menyebabkan semua itu? Kalau kita telaah
mungkin akan muncul sederetan faktor penyebab. Ada yang mengatakan
karena pejabatnya tidak jujur, korup, penegak hukumnya tidak adil,
rakyatnya tidak produktif, karyawan bawahannya tidak loyal, tidak bisa
kerjasama, tidak empati, tidak mempunyai keteguhan hati dan komitmen,
pelajar dan mahasiswanya tawuran, dan sebagainya. Jadi, kalau kita simak
dari uraian di atas, faktor penyebab utamanya adalah masalah nilai
moral, sekali lagi nilai moral. Mungkinkah nilai moral sudah hilang di
Negara kita? Mungkinkah nilai moral sudah tidak dimiliki oleh generasi
penerus bangsa? Seperti dikatakan oleh Pam Schiller & Tamera Bryant
(2002: viii) bahwa: “jika kita meninggalkan pelajaran tentang nilai moral
yang kebanyakan sudah berubah, kita sebagai suatu Negara beresiko
kehilangan sepotong kedamaian dari budaya kita.” Timbullah pertanyaan,
apakah pelajaran tentang nilai moral di Negara kita selama ini telah
diabaikan? Menurut Dedi Supriadi, “Pendidikan budi pekerti dan
pendidikan
agama
pada saat
itu
(1968-1980-an)
dapat
dikatakan
‘terpinggirkan’ oleh haru-biru semangat Pendidikan Moral Pancasila.”
Bagaimana pada tahun 2000-2010 an sampai sekarang? Apakah pendidikan
budi pekerti dan pendidikan agama masih juga terabaikan?
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa satu penyebab
krisis multi dimensi, termasuk krisis moral yang menimpa bangsa kita
adalah karena telah terabaikannya “Pendidikan Moral” (dalam pengertian
pendidikan agama, budi pekerti, akhlaq, nilai moral) bagi generasi penerus.
Betapa tidak, ajaran agama mengatakan: “carilah untuk kehidupan duniamu
seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan carilah akheratmu seolah-olah
kamu akan mati besok pagi,” hal ini mengandung makna bahwa dalam studi
ilmu pengetahuan umum dan agama hendaklah seimbang, berotak Jermanberhati Mekah, demi mencapai kesejahteraan hidup di dunia ini dan akherat
nanti.
Peran Moral dalam Kehidupan
6
Tak ayal lagi nilai-nilai moral/agama tidak tertanam dan tidak dimilikinya
oleh anak didik, kecuali hanya sangat sedikit. Apa akibatnya? Ketika
mereka menginjak bangku SMP sudah mulai tawuran, menginjak SMA
mendapatkan julukan SMA tawuran, dan ketika mereka menduduki bangku
kuliah, apa yang terjadi. Kalau mereka menjadi mahasiswa, mungkin akan
menjadi mahasiswa yang agresif, pemberani, pendemo dan tukang tawuran.
Kalau kelak mereka menjadi pejabat, mungkin tidak jujur dan korup. Inikah
moral mereka?
Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi tegaknya satu bangsa.
Tanpa pendidikan nilai moral (agama, budi pekerti, akhlaq) kemungkinan
besar suatu bangsa bisa hancur, carut marut. Oleh karena itu “Munculnya
kembali
pendidikan
budi
pekerti
sebagai
primadona
dewasa
ini
mencerminkan kegusaran bangsa ini akan terjadinya krisis moral bangsa dan
kehidupan sosial yang carut-marut.” (Dedi Supriadi, Pikiran Rakyat 12 Juni:
8-9). Pam Schiller & Tamera Bryant (2001:vii) mengemukakan “Inilah
waktunya untuk menentukan apakah nilai-nilai moral penting bagi masa
depan anak-anak kita dan keluarga kita, dan kemudian mendukung dan
mendorong mereka mempraktikkan nilai-nilai moral tersebut dalam
kehidupan
sehari-hari
kita.
Siapa
yang
bertanggung-jawab
untuk
mengajarkan nilai-nilai moral ini pada anak-anak kita? Tanggung-jawab itu
dipikul oleh kita semua. Apakah kita menyadari atau tidak, kita selalu
mengajarkan nilai moral, tetapi kita harus lebih berusaha keras untuk
mengajarnya. Nilai-nilai moral yang kita tanamkan sekarang, sadar atau
tidak sadar, akan mempunyai pengaruh yang sangat besar pada masyarakat
yang akan datang.”
Dalam kehidupan sehari-hari, moral erat kaitannya dengan kepribadian atau
Good Manner. Mengingat akan kerasnya pengaruh yang dibawa akan
globalisasi, kita diwajibkan untuk memiliki moral yang baik. Jika tidak,
maka kita akan tergerus akan perkembangan zaman yang semakin tidak
jelas ini.
Peran Moral dalam Kehidupan
7
Dalam pembahasan kali ini akan diulas tentang moral yang perannya begitu
vital bagi setiap aspek kehidupan. Moral merupakan faktor utama untuk
mencapai apapun dengan baik dan benar. Karena esensinya inilah, dalam
bahasan kali ini akan dibahas mengenai peran moral dalam kehidupan.
1.2
Tujuan
- Untuk mendefinisikan arti dari moral.
- Menjelaskan mengenai cara bersikap sesuai dengan tuntutan moral.
- Menjelaskan mengenai peran moral dalam beberapa aspek kehidupan.
- Menjelaskan mengenai dampak dari degradasi moral yang terjadi.
- Memberi solusi atas permasalahan kemerosotan moral.
- Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
1.3
Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam makalah ini adalah Metode Pustaka yaitu
metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari
pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi
di internet.
Peran Moral dalam Kehidupan
8
BAB II
PERMASALAHAN
Kita seringkali menyaksikan pada media massa baik elektronik maupun cetak,
fenomena tingkah laku amoral remaja yang semakin hari semakin meningkat, dari
tindakan amoral yang paling ringan seperti:membohong, menipu, dan sebagainya,
sampai pada tingkat yang paling menghawatirkan, mencemaskan dan meresahkan
orang tua dan masyarakat, bahkan mengganggu ketertiban umum, kenyamanan,
ketenteraman, dan kesejahteraan, serta merusak fasilitas umum, seperti: tawuran
pelajar, tindak kekerasan, kriminal, demonstrasi yang anarkis, mabuk, dan bahkan
pemembunuhan. Pendek kata perilaku amoral ini mengancam keselamatan fisik
dan jiwa diri mereka sendiri dan orang lain.
Pada tataran akademi di jenjang SMP seringkali terjadi tawuran antar-pelajar,
pada jenjang SMA tawuran pelajar frekuensinya meningkat, dari saling mengejek
dan mencaci, saling lempar batu, saling memukul, dan bahkan menggunakan
senjata tajam. Pada jenjang perguruan tinggi mereka bertambah agresif
dan pemberani, mereka menjadi pendemo yang tangguh, tidak hanya lawan
sebaya sesama mahasiswa yang dijadikan musuh, tetapi aparat pun dilawan,
bahkan berani mencaci maki para pejabat, dan pemimpin Negara walaupun nyawa
menjadi taruhannya, mereka nyaris tidak pernah takut. Padahal lawan mereka
adalah orang-orang yang seharusnya mereka tolong, hormati, hargai, dan segani.
Seperti yang kita saksikan di TV dan Koran hampir setiap hari terjadi demo
anargis dan bentrokan mahasiswa dengan aparat Negara.
Bagaimana kehidupan dimasa mendatang, jika generasi penerus bangsa tidaklah
memiliki moral? kehidupan yang sudah tidak dapat terkontrol? mengingat remaja
sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisi yang strategis. Mereka
merupakan harapan masa depan bangsa. Maju atau mundurnya bangsa dan Negara
ada di pundak mereka. Jika mereka maju, maka majulah Negara tersebut, tetapi
jika meraka bobrok, mundur, dan loyo, maka mundurlah Negara tersebut.
Peran Moral dalam Kehidupan
9
Peran Moral dalam Kehidupan
10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Definisi Moral
Secara kebahasaan perkataan moral berasal dari ungkapan bahasa latin
‘mores’ yang merupakan bentuk jamak dari perkataan ‘mos’ yang berarti
adat kebiasaan. Dalam kamus Umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa
moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah
moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu
perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik,
buruk, layak atau tidak layak, patut maupun tidak patut. Moral dalam istilah
dipahami juga sebagai (1) prinsip hidup yang berkenaan dengan benar dan
salah, baik dan buruk. (2) kemampuan untuk memahami perbedaan benar
dan salah. (3) ajaran atau gambaran tentang tingkah laku yang baik.
Moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia
yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk. Manusia yang tidak memiliki
moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai
positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang
harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang
berhubungan dengan proses sosialisasi individu. Tanpa moral manusia tidak
bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai
nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap
amoral itu dari sudut pandang yang sempit.
Moral adalah perbuatan / tingkah laku / ucapan seseorang dalam
berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai
dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima
serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai
mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.
Peran Moral dalam Kehidupan
11
Moral juga dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang
dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan
pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat. Moral sendiri diartikan
sebagai suatu norma, suatu konsep tentang kehidupan yang dijunjung tinggi
oleh sebagian besar masyarakat tertentu (Semi, 1993:49).
Jadi, moral adalah suatu pemahaman setiap individu mengenai penilainnya
terhadap sikap dan tindakan yang akan ia perbuat. Moral dibangun melalui
persepsi kita sebagai seorang yang hidup tentang berbagai kejadian baik
yang kita alami sendiri maupun orang lain. Dengan kata lain moral merupak
an suatu yang dibentuk lewat pengalaman hidup sehingga memberikan cara
berpikir yang logis dan bernorma. Oleh karena itu, pendidikan karakter seja
k dini mampu memberikan sumbangsih nyata bagi perkembangan moral
individu. Kehidupan yang sangat dinamis sering kali membius semua orang
untuk berperilaku menyimpang akan norma yang berlaku. Tanpa diimbangi
dengan pendidikan moral yang cukup akan menjerumuskan seseorang kepad
penyimpangan tingkah laku. Cara berpikir yang sehat dapat diartikan
sebagai moral yang baik. Peran keluaraga sebagai media utama sangat
dibutuhkan demi perkembangan positif seorang individu terhadap moral
yang dimilikinya.
3.2. Peran Moral Dalam Beberapa Aspek Kehidupan
Menjalani hidup di dunia seperti mengejar sesuatu yang tak tentu arah.
Tidak cukup hanya dengan kecerdasan bersikap secara teknis namun
diperlukan pula kepribadian yang cakap atau moral yang baik demi
terwujudnya cita-cita luhur. Terpenuhinya kebutuhan rohaniah secara
berkelanjutan
bisa
mengimbangi
derasnya
pengaruh
lingkungan
yang terkadang tak sejalan dengan norma kehidupan. Menjalani hidup
tentunya berkaitan dengan segala aspek hidup itu sendiri. Kita dilahirkan
memiliki karakter dan sifat yang berbeda. Hal ini membawa kita untuk ikut
terlibat dalam proses kehidupan. Tahapan kehidupan mewajibkan kita
sebagai pelakunya untuk dapat memposisikan diri dengan baik. Bagaimana
Peran Moral dalam Kehidupan
12
cara bersikap terhadap orang yang lebih tua kemudian bagaimana cara kita
bartindak sebagai seorang pemimpin. Lalu apa yang harus dilakukan bila
berada dalam lingkungan umum masyarakat. Itu semua adalah beberapa
aspek kehidupan yang harus kita lakukan dengan baik sesuai norma.
3.2.1. Moral Kepada Orang yang Lebih Tua
Keluarga adalah tempat pertama seorang individu memulai segala hal
dalam lingkungan kesehariannya. Keluarga yang baik adalah tempat
yang ideal bagi terbentuknya moral yang berkualitas. Seorang
individu yang bermoral adalah jika ia mampu mengaplikasikan apa
yang dia peroleh dari pendidikan lingkungan keluarganya dengan
mengambil segi positifnya.
Bersikap sopan terhadap kedua orang tua merupakan perilaku dasar
yang harus mampu diimplementasikan. Contoh sederhana yang
bernilai tinggi karena dengan menghormati kedua orang tua secara
tidak langsung kita akan terbiasa untuk bersikap menghargai orang
lain pula. Dengan kebiasaan tersebut niscaya pemahaman mengenai
karakter moral yang baik akan tertanam secara permanen dan
menciptakan pribadi yang cakap. Kaitannya dengan etika terhadap
seseorang yang lebih tua adalah jika kita mampu untuk berperilaku
sopan dan santun kepada mereka. Budaya sederhana seperti
mengucapkan kata “Permisi!” jika kita hendak melakukan sesuatu
meminta izin, nampaknya sudah mulai dilupakan. Hal yang sederhana
memang namun dampaknya adalah kesadaran diri agar bersikap
santun terhadap orang yang lebih tua. Membudayakan perilaku sopan
dari hal yang paling kecil merupakan tahapan yang jitu bagi
terciptanya karakter moral yang baik. Intinya adalah bagaimana cara
kita untuk mampu memposisikan diri dengan tepat dalam hubunganny
a untuk bertindak sopan kepada orang yang lebih tua agar tercipta
suatu paradigma mendasar tentang etika perilaku yang baik sesuai
moral yang beradab.
Peran Moral dalam Kehidupan
13
3.2.2. Moral Kepemimpinan
Seorang pemimpin adalah yang diharapkan mampu membimbing.
Dengan demikian adalah wajib bagi pemimpin memiliki kecakapan
intelektualitas. Tapi tak cukup hanya dengan hal itu saja, pribadi yang
bermoral adalah kunci utama yang dapat menjadikan karakter
kepemimpinan yang berwibawa.
Jiwa kepemimpinan bukanlah merupakan bakat yang dibawa sejak
lahir. Sesuai kodratnya, manusia harus mampu memimpin dirinya
sendiri. Lebih luasnya, jiwa kepemimpinan dapat dibentuk melalui
pengalaman hidup dan pembentukan karakter kepemimpinan.
Pembelajaran mengenai kepemimpinan dapat diperoleh melalui
pendidikan kepemimpinan ataupun belajar untuk menyelesaikan
permasalahan hidup yang akan menuntun seorang individu dalam
perkembangan jiwa kepemimpinannya sendiri.
Kematangan suatu individu dalam masyarakat dipengaruhi oleh
seberapa mampu individu tersebut untuk memahami orang lain atau
masyarakat terutama dirinya sendiri secara pribadi. Karena jika
seseorang itu berkeinginan untuk menjadi pemimpin baik dalam suatu
kelompok tertentu maupun masyarakat, dia dituntut untuk mampu
memahami kondisi serta karakter yang dia pimpin. Pemahamannya
sangat diperlukan demi mendukung kapasitasnya untuk mengatur
sebaik, sebijaksana, dan setepat mungkin. Pengambilan keputusan
dengan cepat dan tepat, adalah inti dari suatu proses kepemimpinan.
Dibutuhkan tidak hanya intelektualitas, namun adanya kepercayaan
diri akan membuat suatu keyakinan dalam diri bahwa keputusan yang
tepat harus diambil dengan cepat pula. Sebab, dalam kondisi yang
urgen, permasalahan tidak mengenal waktu. Ia menuntut untuk segera
dicarikan jalan keluar dengan apapun keputusan yang akan diambil.
Peran Moral dalam Kehidupan
14
♦ Sikap pemimpin
“Ing ngarsa sung tuladha”, yang di depan memberikan contoh. Itulah
pemimpin yang baik. Seorang pemimpin mendapat kepercayaan dari
orang-orang di
sekitarnya
bahwa
ia dianggap
mampu
untuk
membimbing. Dengan dasar yang demikian, syarat seorang pemimpin
ideal adalah sebagai berikut :
1. Integritas, berarti mempunyai sikap yang menimbulkan rasa
tanggung jawab sehingga akan diikuti oleh kewibawaan.
2. Terbuka, bermakna mau memperhatikan saran ataupun pendapat
dari orang lain. Karena hal terbaik menurut pemimpin belum tentu
baik untuk yang dipimpin. Hal ini (keterbukaan) dapat menciptakan
suatu situasi yang baik dalam lingkup seorang pemimpin untuk
memelihara rasa kekeluargaan dan tenggang rasa antara pemimpin
dan yang dipimpin. Seorang pemimpin akan dihormati dan terciptalah
kondisi yang yang nyaman karena setiap orang mampu menyampaikn
pemikirannya.
3. Adapter, maksudnya adalh seorang pemimpin harus dapat
menyesuaikan diri dengan kondisi apapun yang dihadapinya. Bersikap
tenang serta mampu mengontrol situasi terhadap apa yang ditangani
akan mengantar kepada penyesuaian diri yang dibutuhkan.
4. Tegas, artinya yakin bahwa suatu kebijakan yang diambil
merupakan tepat. Ketegasan akan menimbulkan dampak berupa reaksi
dari masyarakat baik yang pro mupun kontra. Namun, tegas dan tepat
mampu memberi efek yang nyata walaupun tidak populer.
5. Berwawasan, mutlak diperlukan karena pemimpin yang ideal
adalah yang berwawasan luas.
Syarat-syarat tersebut merupakan penjabaran dari sifat jujur dan
tanggung jawab yang wajib dimiliki setiap pemimpin. Integritas
diawali dengan rasa tanggung jawab yang mampu membuat seseorang
bersikap terbuka serta mau mendengar saran orang lain. Kejujuran
akan menuntun individu untuk bersikap tegas dan tepat dalam
Peran Moral dalam Kehidupan
15
pengambilan keputusan. Hal itu akan didukung dengan wawasan yang
luas sehingga mampu untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
3.2.3 Moral Dalam Menjalani Kehidupan Bermasyarakat
Manusia adalah makhluk sosial yang tentunya membutuhkan orang
lain untuk melangsungkan kehidupannya. Dengan adanya sifat saling
ketergantungan antar manusia ini menuntut manusia untuk dapat
berkomunikasi dengan baik sesuai dengan adab supaya terjadi
kesinambungan timbal balik yang relevansinya adalah akibat yang
saling menguntungkan. Kematangan psikologis membuat seseorang
akan dapat membimbing dirinya sendiri menjadi pribadi yang ramah
pada hidup. Agar tercipta suatu keharmonisan dalam menjalani
kehidupan, setiap manusia diwajibkan untuk saling menjaga tata
krama. Hal ini diwujudkan dengan adanya moral yang hidup di tengah
masyarakat. Segala bentuk permasalahan yang ada adalah akibat dari
disfungsi moral itu sendiri. Entah karena salah paham dalam
mempersepsikan atau karena kesalahan mendasar sebagai dampak dari
rusaknya tatanan moral yang ada di masyarakat.
Wujud perilaku bermoral dalam kehidupan bermasyarakat adalah jika
setiap anggota masyarakat mau menerima perbedaan dan meningalkan
egoisme individualistis. Mengutamakan kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi. Berbagai kasus yang merebak di masyarakat
merupakan efek dari kurangnya pemahaman moral dari individu.
Sehingga menyebabkan kerusakan sistem tatanan kemasyarakatan dan
menimbulkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan kehidupan
bermasyarakat. Tidak berlebihan bila mempermsalahkan kemerosotan
moral karena inilah sebab utama hancurnya pedoman kehidupan.
3.3. Pentingnya Moral Dalam Era Globalisasi
Globalisasi tidak dapat dielak. Perkembangannya yang dinamis merupakan
kewajaran atas majunya cara berpikir masyarakat. Namun, hal itu dapat
memberikan tidak hanya dampak positif tapi juga dampak negatif.
Peran Moral dalam Kehidupan
16
Keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan moral yang baik mampu
memfilter pengaruh buruk tersebut. Melalui pemahaman akan cara
bertindak yang beradab dapat menuntun seorang individu untuk mencapai
hasil yang maksimal dengan cara yang baik pula.
Gemerlapnya kehidupan sering kali membuat seseorang terjebak dalam
situasi yang menyimpang. Misalnya saja terjadinya kasus pornografi yang
sudah jelas merusak etika berpikir masyarakat. Hal ini merupakan akibat
dari disfungsi perilaku yang amoral. Menaggapi era globalisasi dengan
segala kemajuannya ini, kia seharusnya dapat memisahkan antara hal yang
positif dan hal yang negatif. Hal ini dilakukan supaya tidak terjerumus
dalam pengaruh arus modernisasi yang tak terbendung. Bisa dikatakan
bahwa untuk
mencapai
keberhasilan
dalam
mengarungi
kehidupan
dibutuhkan dua hal utama yaitu moral yang baik dan pola pikir yang maju.
Keduanya adalah faktor yang bila mampu berjalan seimbang akan memberi
jalan sesungguhnya dari kehidupan serta dapat menjadi pribadi unggul
dengan memiliki cakrawala pemikiran yang luas.
3.4. Degradasi Moral
Moral remaja dari tahun ke tahun terus menglami penurunan kualitas dalam
segala aspek aspek moral mulai dari tutur kata, cara berpakaian dan lainlain. Faktor utama yang mengakibatkan degradasi moral remaja ialah
perkembangan globalisasi yang tidak seimbang. Sayangnya kita seakan
tidak sadar, namun malah mengikutinya. Kita terus menuntut kemajuan di
era
global
ini
tanpa
memandang
kesantunan
di
negeri
ini.
Ketidakseimbangan itulah yang menyebabkan moral semakin rusak.
Globalisasi memang membawa dampak baik. Tetapi jangan salah, dampak
burukpun mengikuti di belakangnya. Coba kita amati foto-foto remaja
zaman dulu. Kita nilai dari cara berpakaiannya. Sebagian besar mereka lebih
banyak menggunakan pakaian yang rapi, sopan dan beradab. Memang ada
satu dua yang memilih pakaian terbuka. Namun perbandingannya lebih
banyak yang menggunakan pakaian tertutup. Kalau dulu yang memakai
Peran Moral dalam Kehidupan
17
pakaian memancing kebanyakan para entertainer, tetapi sekarang tak peduli
entertainer atau bukan itu sama saja.
Sebagai remaja, saya sendiri berpikir mau jadi apa bangsa ini ke depannya.
Masih mending yang mengalami degradasi itu orang dewasa. Namun,
bagaimana bila remaja yang mengalami degradasi? Bagaimana saat nanti
dia dewasa? Dikhawatirkan nanti setelah dewasa semakin menjadi-jadi.
Lalu bagaimana jalan negeri ini bila dipimpin oleh mereka yang kurang
bermoral. Perlu diingat yang menyerang moral remaja bukan hanya cara
berpakaian saja, tetapi masih banyak lagi seperti dunia narkoba, seks bebas,
dan lain sebagainya.
3.4.1 Dampak Degradasi Moral
Degradasi moral atau kemerosotan moral berdampak besar bagi
hampir seluruh komponen kehidupan. Sebuah kerugian yang didapat
dari mundurnya kesadaran seseorang akan berakibat bagi rusaknya
pola pikir segelintir masyarakat. Dampak nyata dari degradasi
moral adalah sebagai berikut.
1. Lunturnya budaya saling menghormati antar umat manusia.
2. Hilangnya rasa tenggang rasa antar sesama.
3. Pergaulan bebas yang menuntun pada kultur yang merusak generasi
muda. Misalnya : narkoba, seks bebas, tawuran dan lain sebagainya.
4. Maraknya tindak kriminal akibat rendahnya pemahaman moral.
5. Bersikap acuh atau tidak peduli terhadap kondisi sekitar.
6. Egoisme pribadi, dapat menyebebkan timbulnya jiwa KKN
(Korupsi Kolusi Nepotisme).
3.4.2 Solusi Mengatasi Kemerosotan Moral
Solusi pemecahan masalah dari kemunduran moral masyarakat
merupakan wajib untuk ditemukan dan dilakukan. Hal ini supaya
terjadi perubahan bagi perbaikan cara pandang yang benar. Jalan
keluar dari masalah tersebut adalah mengelola pribadi masing-masing
Peran Moral dalam Kehidupan
18
individu untuk memahami kondisi yang sebenarnya dari kehidupan
dan mencari titik temu yang kemudian berusaha untuk mengatasi
situasi tersebut menjadi sebuah motivasi agar dapat bertindak dengan
tepat dan benar.
Peran Moral dalam Kehidupan
19
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Kehidupan yang dinamis dituntut tidak hanya cerdas dalam menyikapi
hidup melainan juga diperlukan sikap yang bermoral. Moral sendiri berarti
suatu perilaku dan pemahaman yang dimiliki setiap manusia sehinga
mampu mengerti setiap tindakan yang dilakukannya adalah benar. Dengan
demikian, setiap tindakan harus dipertimbangkan sesuai dengan moral yang
baik.
Dalam kehidupan sehari-hari, di setiap aspek kehidupan dilihat dari segi
individualitas maupun secara umum dibutuhkan sebagai pedoman dalam
menentukan arah tindakan yang akan dibutuhkan. Misalnya, dibutuhkan
moral sebagai seorang pemimpin dan dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat.
3.2. Saran
Untuk mengatasi kemerosotan moral sudah selayaknya sebagai umat
manusia dan individu yang beradab harus memperhatikan norma-norma
yang berlaku dengan menjadi pribadi yang bermoral. Maka, dalam
kehidupan bermasyarakat kita harus berpegang teguh pada aturan-aturan
moral yang benar. Mengingat moral merupakan faktor utama untuk
mencapai kesuksesan atas apapun rencana dan tindakan yang kita lakukan.
Peran Moral dalam Kehidupan
20
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Bem P. (1990). Personal Adjusment. Wodsworth, California: Belmont Inc.
Antonio, Syafii, Muhammad,. (2009). Muhammad SAW The Super Leader Super
Manager, Teladan Sukses dalam Hidup & Bisnis. Jakarta: ProLM Centre &
Tazkia Publishing
Download