MATA KULIAH PILIHAN Semester VI Mata kuliah: Degradasi tanah dan rehabilitasi lahan Silabus Degradasi tanah terjadi setiap saat, dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sebagian besar degradasi tanah disebabkan oleh kegiatan-kegiatan manusia, seperti konversi sumberdaya hutan menjadi peruntukan lain, penebangan kayu, pertambangan, dan kebakaran lahan skala besar. Di Indonesia tanah-tanah yang sedang terdegradasi tersebar luas, meliputi tanah-tanah yang terdapat di Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi dan Jawa. Luas tanah yang terdegradasi (biasanya disebut lahan kritis) di Kalimantan Barat telah mencapai 1,7 juta Ha. Setiap tahun luas lahan kritis dalam kawasan hutan bertambah 302 ribu Ha, dan bertambah sebanyak 558 ribu Ha dalam kawasan non-hutan. Perluasan lahan kritis tersebut, selain akibat dari gangguan manusia, juga kemungkinan dipengaruhi oleh perubahan iklim global. Untuk memperlambat pertambahan lahan kritis, maka perlu dipahami sebab-sebab terjadinya degradasi tanah, proses dan tipe-tipe serta dampak degradasi tanah. Juga akan dipelajari teknik-teknik penilaian degradasi tanah, dan berbagai pendekatan fisik, biologi, kimia, dan sosial ekonomi untuk melakukan rehabilatasi lahan. Dosen: Dr Gusti Zakaria Anshari 1. Pendahuluan DRAFT Saran Anda memberikan inspirasi 1.1. Definisi degradasi tanah dan lahan 1.2. Penilaian kualitatif degadasi lahan 1.3. Keuntungan dan kerugian penilaian degradasi secara kualitatif 2. Indikator-indikator kualitas lahan dan pemantauan kualitas tanah dan produktivitas 2.1. Dampak pembangunan terhadap tanah 2.2. Indikator-indikator kualitas lahan 3.1.1. Definisi dan hubungan 3.1.2. Nilai ambang batas dan latar belakang 3.1.3. Stratifikasi jenis tanah 2.3. Pemantauan perubahan kualitas lahan 2.4. Pemantauan unsure hara dan erosi pada beberapa lokasi 3.1.4. False time-series sampling 3.1.5. Pemantauan lokasi-lokasi benchmark 2.5. Skala data dan informasi untuk penilaian lokal degradasi tanah 3. Nilai ambang batas dan metode penilaian tipe-tipe degradasi lahan 3.1. Nilai ambang batas 3.2. Tanah saline dan sodic 3.1.6. Kejadian 3.1.7. Sifat fisika dan kimia 3.1.8. Tanggapan 3.3. Nilai ambang batas pada tanah yang terpolusi garam 3.4. Kesuburan tanah 3.1.9. Pemilihan lokasi untuk percobaan kesuburan 3.1.10. Penilaian status hara 32 3.1.11. Ambang batas untuk status hara 3.5. Polusi tanah 3.1.12. Kejadian dan dampak unsur beracun 3.1.13. Ambang batas 4. . Pendekatan kuantitatif, prosedur dan manajemen kualitas 4.1. Pendekatan 4.2. Pengambilan contoh 4.3. Prosedur laboratorium dan lapangan 4.4. Metode deskriptif 4.5. Manajemen kualitas 4.6. Uji kefasihan (Profi ciency testing) 4.7. Pemilihan metode berdasarkan penampakan sifat-sifat kuantitatif 4.8. Model budidaya tanaman untuk menilai perubahan produktivitas lahan 5. Studi kasus 5.1. Pendahuluan 5.2. Contoh kasus dari Uruguay 5.3. Pemantauan perubahan sifat-sifat tanah hutan di Indonesia 3.1.14. Dampak penebangan kayu terhadap ekosistem hutan 3.1.15. Indikator-indikator perubahan 3.1.16. Kesimpulan 3.1.17. Evaluasi dan pemantauan kualitas tanah dan air di Maroko Daftar pustaka