LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI KARDIOVASKULAR KELOMPOK 1 / CD 1. MAHENDRA NIM : 051711133181 2. MEIDYA RIZKA DWI AMALIA NIM : 051811133051 3. HANIE SALIM NIM : 051811133215 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2019 Exercise 6 Activity 4 Review sheet answer 1. Describe the effect that pilocarpine had on the heart and why it had this effect. How well did the results compare with your prediction? Pilocarpine merupakan bahan kimia yang termasuk salah satu contoh kolinergik, memiliki efek parasimpatis yaitu menurunkan frekuensi denyut jantung tanpa menimbulkan perubahan kekuatan kontraksi. Berdasarkan hasil dari praktikum yang kami lakukan telah sesuai dengan teori bahwa Pilocarpine dapat menurunkan denyut jantung yang awalnya 62 menjadi 47. 2. Atropine is an acetylcholine antagonist. Does atropine inhibit or enhance the effects of acetylcholine? Describe your results and how they correlate with how the drug works. How well did the results compare with your prediction? Atropin menghalangi aksi muskarinik asetilkolin, zat penghambat enzim kolinesterase / anti muskarinik /menghambat asetilkolin, maka dari itu Atropin memiliki efek simpatis yaitu meningkatkan frekuensi denyut dan kekuatan kontraksi jantung. Berdasarkan hasil dari praktikum yang kami lakukan telah sesuai dengan teori bahwa Atropin dapat meningkatkan denyut jantung yang awalnya 62 menjadi 72. 3. Describe the benefits of administering digitalis. Manfaat pemberian Digitalis adalah dapat meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi otot jantung. Hal itu disebabkan Digitalis memiliki efek inotropik positif yaitu efek langsung pada kontraksi otot. Digitalis yang bekerja di dalam tubuh dengan cara menghalangi fungsi enzim Natrium-Kalium ATPase sehingga meningkatkan kadar kalsium di dalam sel-sel otot jantung. Meningkatnya kadar Kalsium di dalam otot sel-sel jantung inilah yang menjadi penyebab meningkatnya kekuatan kontraksi otot jantung. 4. Distinguish between cholinergic and adrenergic chemical modifiers. Include examples of each in your discussion. Kolinergik adalah bahan kimia yang pengaruhnya menghambat, menyerupai atau meningkatkan fungsi neurotransmitter asetilkolin. Kolinergik juga disebut sebagai parasimpatomimetik karena menghasilkan efek yang mirip dengan perangsangan Sistem Saraf Parasimpatis. Contohnya adalah Pilocarpine dan Digitalis. Adrenergik adalah bahan kimia yang mempunyai kerja yang mirip dengan kerja saraf simpatis karena efek yang ditimbulkan mirip dengan efek neurotransmitter norepinefrin atau simpatik. Adrenergik juga disebut sebagai simpatomimetik karena mempengaruhi kerja system saraf otonom. Contohnya Atropin. Exercise 6 Activity 2 Review sheet answer 1. Explain the effect that extreme vagus nerve stimulation had on the heart. How well did the results compare with your prediction? Ans: Examples of vagus nerve stimulation is the Valsalva maneuver as well as massaging the carotid area. The extreme vagus nerve stimulation will produce a significant decrease in heartrate because the vagus nerve has autonomic functions, specifically primarily parasympathetic output, this result match our prediction 2. Explain two ways that the heart can overcome excessive vagal stimulation. Ans: The heart can overcome excessive vagal stimulation through sympathetic reflexes and the initiation of a rhythm by the Purkinje fibers. 3. Describe how the sympathetic and parasympathetic nervous systems work together to regulate heart rate. Ans: The sympathetic nervous system (SNS) releases the hormones (catecholamines epinephrine and norepinephrine) to accelerate the heart rate. The parasympathetic nervous system (PNS) releases the hormone acetylcholine to slow the heart rate. 4. What do you think would happen to the heart rate if the vagus nerve was cut? Ans: If the vagus nerve were cut then the heart rate would increase and return to 100 bpm. Exercise 6 Activity 5 Review sheet answer 1. Describe the effect that increasing the calcium ions had on the heart in this activity. How well did the results compare with your prediction? Kelebihan ion kalsium menyebabkan jantung menuju kontraksi spastik. Ini disebabkan oleh efek langsung ion kalsium untuk memulai proses kontraktil jantung. Efek lainnya adalah meningkatkan heart rate, meningkatkan kemampuan jantung untuk berkontraksi. 2. Describe the effect that increasing the potassium ions initially had on the heart in this activity. Relate this to the resting membrane potential of the cardiac muscle cell. How well did the results compare with your prediction? Kelebihan kalium dalam cairan ekstraseluler menyebabkan jantung menjadi melebar dan lembek dan juga memperlambat detak jantung. Sejumlah besar juga dapat memblokir konduksi impuls jantung dari atrium ke ventrikel melalui bundel A-V. Dapat menyebabkan kelemahan jantung dan irama yang tidak normal sehingga dapat menyebabkan kematian. Ketika potensial membran menurun, intensitas potensial aksi juga berkurang, yang membuat kontraksi jantung semakin lemah. 3. Describe how calcium channel blockers are used to treat patients and why Calcium channel blockers, (calcium antagonists, calciumentry blockers, or slow-channel blockers) menghambat masuknya kalsium yang bertanggung jawab untuk pemeliharaan fase plateu dari potensi aksi. Calsium blocker terutama mempengaruhi jaringan di mana depolarisasi tergantung pada kalsium daripada natrium influx, seperti otot polos pembuluh darah, sel miokard, dan sel-sel dalam sino-atrial (SA) dan atrioventricular (AV) node. Tindakan utama saluran kalsium blocker termasuk dilatasi arteri koroner dan perifer dan arteriol dengan sedikit atau tanpa efek pada nada vena, tindakan inotropik negatif, pengurangan denyut jantung, dan memperlambat konduksi AV.