Klasifikasi Asupan Diet dan Kanker Esofagus Asupan makanan dan minuman dengan suhu yang tinggi. Konsumsi minuman panas (60-64 ° C) juga dapat meningkatkan risiko EC karena kerusakan pada mukosa esofagus Karsinoma Sel Skuamosa Terjadi pada sel berbentuk pipih atau skuamosa lebih merata di sepanjang esophagus atau dibagian atas dan tengah esophagus Biasanya karena merokok dan alkohol Asupan daging merah dan daging olahan Amina heterosiklik dan hidrokarbon aromatik polisiklik adalah zat karsinogenik yang terbentuk selama pemasakan daging pada suhu tinggi. Senyawa N-ntitroso dan kelompok karsinogenik lainnya dalam daging olahan mengandung senyawa nitrit dan nitrat kadar tinggi. Pembentukan endogen senyawa Nnitroso dipengaruhi oleh heme dalam daging, terutama daging merah (Yousefi, 2018). Temuan dari studi meta-analisis di Cina menunjukkan bahwa menerima makanan yang mengandung senyawa nitrogen akan meningkatkan kejadian SCC (Rafiemanesh, 2016). Adenokarsinoma terjadi pada sel kelenjar (sekretorik) yang menghasilkan mukus atau lender ditemukan di esofagus distal atau di atas persimpangan esofagogastrik. Biasanya karena GERD dan obesitas Etiologi Merokok Penelitian menunjukkan bahwa ketika seorang perokok menelan kondensat tembakau, Beberapa karsinogen dalam tembakau termasuk amina aromatik, nitrosamin, hidrokarbon aromatik polisiklik, aldehida dan fenol. Karsinogen berbahaya dalam tembakau tersebut mampu menembus epitel esofagus dengan lebih mudah. Asupan Folat Asupan folat yang rendah dikaitkan dengan peningkatan risiko karsinoma sel skuamosa esofagus Barret Esofagus karena GERD Asam lambung menyebabkan kerusakan pada epitel esofagus dan menyebabkan pengembangan metaplasia dengan menginduksi perubahan mitokondria, stres oksidatif atau kerusakan DNA (Yousefi, 2018). Alkohol Alkohol dapat merusak DNA sel dengan mengurangi aktivitas metabolisme di dalam sel dan karena itu mengurangi fungsi detoksifikasi sambil mempromosikan oksidasi Tanda dan Gejala Obesitas Obesitas meningkatkan tekanan intraabdominal dan meningkatkan refluks gastroesofageal. Individu obesitas cenderung mengalami hiatal hernia Obesitas memiliki insulin basal yang lebih tinggi dan tingkat insulin-like-growth factor-1 (IGF-1) yang lebih tinggi, yang mendorong proliferasi sel Anoreksia, disfagia, nyeri dada dtipikal, anemia, penurunan berat badan yang drastis, dispepsia Pengobatan Eshophagectomy : untuk mengangkat esophagus yang terkena kanker dan untuk mengganti celah dengan bagian usus, biasanya abdomen Radioterapi : Radiasi tidak digunakan sendiri dalam rencana perawatan untuk kanker kerongkongan dan lambung, tetapi sering digunakan bersamaan dengan kemoterapi dan pembedahan. Radiasi adalah paparan jaringan terhadap radiasi pengion yang dapat membunuh sel yang tumbuh dengan cepat. Radiasi dapat mengecilkan tumor dan dapat membantu membunuh sel kanker di kelenjar getah bening yang berdekatan Kemoterapi : untuk menghancurkan sel-sel kanker di luar bidang operasi atau yang tersisa setelah operasi, untuk memperlambat pertumbuhan tumor, atau untuk mengurangi efek samping. Terapi Gizi Disfagia : makanan lembut atau lembek, makanan yang mudah dikunyah, makan sedikit namun sering, tinggi kalori tinggi protein, minum sambal makan Anoreksia : tinggi kalori tinggi protein, makan sedikit namun sering Reflux : duduk sambal makan, makanan di kunyah perlahan dan baik, diet tinggi kalori tinggi protein, menghindari kafein, coklat, alcohol, merokok, dan mint Mudah kenyang : hindari minuman berkarbonasi, menghindari makanan tinggi serat dan rendah kalori, dan menghindari makanan tinggi lemak Sindrom dumpling (makanan bergerak terlalu cepat dari lambung ke usus) : batasi asupan karohidrat, peningkatan ukuran makanan secara bertahap tanoa batasan nurtrisi Retensi lambung : membatasi asupan tinggi lemak Kolon atau Jejenum Interposition : Bergantian antara makanan cair dan lembek; Nutrisi gastrostomik atau jejunostomik. Stent Kerongkongan : makanan cair atau lembek, hindari makanan berserat dan lengket, tinggi kalori dan tinggi protein Diare : tingkatkan asupan cairan, makan dengan serat larut (hindari serat tidak larut), hidari makan panas dan dingin secara bersamaan, menghindari makan panas dan pedas Peradangan pada kerongkongan dan rongga mulut : Menghindari merokok dan minum alkohol; Makan makanan yang lembut dan berair, hindari makanan kering dan mengiritasi yang dapat merusak membran mukosa Suplemen Nutrisi Oral : Diberikan apabila makanan diet normal tidak mencukupi Nutrisi Enteral : Nutrisi yang diberikan melalui tabung nasogastric jarang dilakukan pada penderita dikarenakan dapat meningkatkan resiko aspirasi, metode yang direkomendasikan adalah gastrostomi endoskopi perkutan (PEG) dan nutrisi jejunostomik Nutrisi Jejunostomik : Diberikan dengan cara bolus atau menggunakan pompa makanan enteral Nutrisi parenteral : digunakan sebagai terapi penghubung dalam kasus kegagalan pencernaan jangka pendek dengan masalah gizi yang parah Patofisiologi a. T (Tumor) - lokasi dan ukuran tumor Ada 4 tahap ukuran tumor pada kanker esofagus Tis : high-grade dysplasia T1a : tumor menginvasi ke lamina propria T1b : tumor menginvasi ke submucosa T2 : tumor menginvasi ke muscularis propria T3 : tumor mengInvasi ke adventitia T4a : tumor menyerang jaringan yang berdekatan (yang dapat direseksi) yaitu pleura, perikardium, diafragma T4b : tumor menyerang jaringan yang berdekatan (yang tidak dapat direseksi) yaitu aorta, tulang belakang, trakea b. N (Node) - apakah kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening (jaringan kelenjar di seluruh tubuh) N0 : tidak ada kelenjar getah bening yang mengandung sel kanker N1 : ada sel kanker di 1 atau 2 kelenjar getah bening di dekatnya N2 : ada sel-sel kanker di 3 sampai 6 kelenjar getah bening di dekatnya N3 : ada sel-sel kanker di 7 atau lebih kelenjar getah bening di dekatnya c. M (Metastasis) M0 : tidak ada metastasis jauh M1 : metastasis jauh