Uploaded by andrenggara

bakteri sebagai biodegradator

advertisement
PERURAIAN/BIODEGRADASI BAHAN PENCEMAR (POLUTAN) dan
PEMANFAATAN BAKTERI NITROBACTER SP SEBAGAI UPAYA
BIODEGRADASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Biodegradasi adalah proses dimana bahan organik yang dirobohkan oleh enzim dihasilkan oleh
organisme hidup. Istilah yang sering digunakan dalam kaitannya dengan ekologi, pengelolaan
sampah dan lingkungan proses pengobatabn (bioremediation). Istilah yang digunakan dalam
ekologi untuk menggambarkan proses biokimia yang cenderung membawa zat organik, yang
dihasilkan secara langsung atau tidak langsung dari fotosintesis dalam zat anorganik.
Biodegradasi memainkan membalikkan dengan fotosintesis dan proses biosintesis berikutnya
yang menimbulkan biomassa . Sementara fotosintesis menghasilkan molekul organik dari
molekul anorganik, mengurangi biodegradasi molekul organik yang kompleks menjadi
sederhana konstituen secara bertahap untuk akhirnya membawa mereka ke tahap anorganik
Fenomena biodegradasi sangat penting untuk lingkungan yang harus bebas dari sampah dan
limbah untuk membuat jalan bagi kehidupan baru. Pohon-pohon, tanaman, alga, bahwa semua
organisme fotosintetik, berkat matahari mampu menyerap karbon dioksida di atmosfer dan
menggunakannya untuk mensintesis gula, molekul organik di dasar semua zat organik banyak di
biosfer. Melalui rantai makanan , aliran zat dan energi melewati dari tanaman ( produsen ) ke
herbivora ( konsumen primer ) dan dari ini ke karnivora ( konsumen sekunder ). Mekanisme ini
macet dengan cepat, namun, jika tidak ada pilihan terbalik, yaitu bahwa yang membebaskan
karbon dari bahan organik mati, memastikan sirkulasi materi. Kemudian proses biodegradasi,
dalam keseimbangan alam, martabat sama dengan proses fotosintesis yang hasilnya dan pada
saat yang sama, keberangkatan. Biodegradasi dilakukan oleh dekomposer , mikro-organisme (
jamur , bakteri , protozoa ) yang tumbuh pada bahan organik mati, atau produk limbah dari '
ekosistem . Dari sudut pandang kimia, degradasi adalah oksidasi senyawa organik. Proses
oksidasi yang paling penting adalah respirasi telepon yang memungkinkan pelepasan karbon
dioksida dan penutupan siklus biogeokimia karbon.
PERURAIAN/BIODEGRADASI BAHAN PENCEMAR (POLUTAN)
1.
Mikroba dalam pembersihan air
Banyak mikroba yang terdapat dalam air limbah meliputi mikroba aerob, anaerob, dan fakultatif
anaerob yang umumnya bersifat heterotrof. Mikroba tersebut kebanyakan berasal dari tanah dan
saluran pencernaan. Bakteri colon (coliforms) terutama Escherichia coli sering digunakan
sebagai indeks pencemaran air. Bakteri tersebut berasal dari saluran pencernaan manusia dan
hewan yang dapat hidup lama dalam air, sehingga air yang banyak mengandung bakteri tersebut
dianggap tercemar. Untuk mengurangi mikroba pencemar dapat digunakan saringan pasir atau
trickling filter yang segera membentuk lendir di permukaan bahan penyaring, sehingga dapat
menyaring bakteri maupun bahan lain untuk penguraian. Penggunaan lumpur aktif juga dapat
mempercepat perombakan bahan organik yang tersuspensi dalam air.
Secara kimia digunakan indeks BOD (biological oxygen demand) dan COD (chemical Alkil
oxygen demand). Prinsip perombakan bahan dalam limbah adalah oksidasi, baik oksidasi
biologis maupun oksidasi kimia. Semakin tinggi bahan organik dalam air menyebabkan
kandungan oksigen terlarut semakin kecil, karena oksigen digunakan oleh mikroba untuk
mengoksidasi bahan organik. Adanya bahan organik tinggi dalam air menyebabkan kebutuhan
mikroba akan oksigen meningkat, yang diukur dari nilai BOD yang meningkat. Untuk
mempercepat perombakan umumnya diberi aerasi untuk meningkatkan oksigen terlarut,
misalnya dengan aerator yang disertai pengadukan.
Setelah terjadi perombakan bahan organik maka nilai BOD menurun sampai nilai tertentu yang
menandakan bahwa air sudah bersih. Dalam suasana aerob bahan-bahan dapat dirubah menjadi
sulfat, fosfat, ammonium, nitrat, dan gas CO2 yang menguap. Untuk menghilangkan sulfat,
ammonium dan nitrat dari air dapat menggunakan berbagai cara. Dengan diberikan suasana yang
anaerob maka sulfat direduksi menjadi gas H2S, ammonium dan nitrat dirubah menjadi gas N2O
atau N2.
2.
Mikroba perombak deterjen
Benzil sulfonat (ABS) adalah komponen detergen, yang merupakan zat aktif yang dapat
menurunkan tegangan muka sehingga dapat digunakan sebagai pembersih. ABS mempunyai Nasulfonat polar dan ujung alkil non-polar. Pada proses pencucian, ujung polar ini menghadap ke
kotoran (lemak) dan ujung polarnya menghadap keluar (ke-air). Bagian alkil dari ABS ada yang
linier dan non-linier (bercabang). Bagian yang bercabang ABS-nya lebih kuat dan berbusa, tetapi
lebih sukar terurai sehingga menyebabkan badan air berbuih. Sulitnya peruraian ini disebabkan
karena atom C tersier memblokir beta-oksidasi pada alkil. Hal ini dapat dihindari apabila ABS
mempunyai alkil yang linier.
3.
Mikroba perombak plastic
Plastik banyak kegunaannya tetapi polimer sintetik plastik sangat sulit dirombak secara alamiah.
Hal ini mengakibatkan limbah yang plastik semakin menumpuk dan dapat mencemari
lingkungan. Akhir-akhir ini sudah mulai diproduksi plastik yang mudah terurai. Plastik terdiri
atas berbagai senyawa yang terdiri polietilen, polistiren, dan polivinil klorida. Bahan-bahan
tersebut bersifat inert dan rekalsitran. Senyawa lain penyusun plastik yang disebut plasticizers
terdiri: (a) ester asam lemak (oleat, risinoleat, adipat, azelat, dan sebakat serta turunan minyak
tumbuhan, (b) ester asam phthalat, maleat, dan fosforat. Bahan tambahan untuk pembuatan
plastik seperti Phthalic Acid Esters (PAEs) dan Polychlorinated Biphenyls (PCBs) sudah
diketahui sebagai karsinogen yang berbahaya bagi lingkungan walaupun dalam konsentrasi
rendah.
Dari alam telah ditemukan mikroba yang dapat merombak plastik, yaitu terdiri bakteri,
aktinomycetes, jamur dan khamir yang umumnya dapat menggunakan plasticizers sebagai
sumber C, tetapi hanya sedikit mikroba yang telah ditemukan mampu merombak polimer
plastiknya yaitu jamur Aspergillus fischeri dan Paecilomyces sp. Sedangkan mikroba yang
mampu merombak dan menggunakan sumber C dari plsticizers yaitu jamur Aspergillus niger, A.
Versicolor, Cladosporium sp.,Fusarium sp., Penicillium sp.,Trichoderma sp., Verticillium sp.,
dan khamir Zygosaccharomyces drosophilae, Saccharomyces cerevisiae, serta bakteri
Pseudomonas aeruginosa, Brevibacterium sp. dan aktinomisetes Streptomyces rubrireticuli.
Untuk dapat merombak plastik, mikroba harus dapat mengkontaminasi lapisan plastik melalui
muatan elektrostatik dan mikroba harus mampu menggunakan komponen di dalam atau pada
lapisan plastik sebagai nutrien. Plasticizers yang membuat plastik bersifat fleksibel seperti
adipat, oleat, risinoleat, sebakat, dan turunan asam lemak lain cenderung mudah digunakan,
tetapi turunan asam phthalat dan fosforat sulit digunakan untuk nutrisi. Hilangnya plasticizers
menyebabkan lapisan plastik menjadi rapuh, daya rentang meningkat dan daya ulur berkurang.
4.
Minyak Bumi
Minyak bumi tersusun dari berbagai macam molekul hidrokarbon alifatik, alisiklik, dan
aromatik. Mikroba berperanan penting dalam menguraikan minyak bumi ini. Ketahanan minyak
bumi terhadap peruraian oleh mikroba tergantung pada struktur dan berat molekulnya.
Fraksi alkana rantai C pendek, dengan atom C kurang dari 9 bersifat meracun terhadap mikroba
dan mudah menguap menjadi gas. Fraksi n-alkana rantai C sedang dengan atom C 10-24 paling
cepat terurai. Semakin panjang rantaian karbon alkana menyebabkan makin sulit terurai. Adanya
rantaian C bercabang pada alkana akan mengurangi kecepatan peruraian, karena atom C tersier
atau kuarter mengganggu mekanisme biodegradasi.
Apabila dibandingkan maka senyawa aromatik akan lebih lambat terurai dari pada alkana linier.
Sedang senyawa alisiklik sering tidak dapat digunakan sebagai sumber C untuk mikroba, kecuali
mempunyai rantai samping alifatik yang cukup panjang. Senyawa ini dapat terurai karena
kometabolisme beberapa strain mikroba dengan metabolisme saling melengkapi. Jadi walaupun
senyawa hidrokarbon dapat diuraikan oleh mikroba, tetapi belum ditemukan mikroba yang
berkemampuan enzimatik lengkap untuk penguraian hidrokarbon secara sempurna.
5.
Pestisida / Herbisida
Macam pestisida kimia sintetik yang telah digunakan sampai sekarang jumlahnya mencapai
ribuan. Pestisida yang digunakan untuk memberantas hama maupun herbisida yang digunakan
untuk membersihkan gulma, sekarang sudahmengakibatkan banyak pencemaran. Hal ini
disebabkan sifat pestisida yang sangat tahan terhadap peruraian secara alami (persisten). Contoh
pestisida yang persistensinya sangat lama adalah DDT, Dieldrin, BHC, dan lain-lain. Walaupun
sekarang telah banyak dikembangkan pestisida yang mudah terurai (biodegradable), tetapi
kenyataannya masih banyak digunakan pestisida yang bersifat rekalsitran. Walaupun dalam dosis
rendah, tetapi dengan terjadinya biomagnifikasi maka kandungan pestisida di lingkungan yang
sangat rendah akan dapat terakumulasi melalui rantai makanan, sehingga dapat membahayakan
kehidupan makhluk hidup termasuk manusia.
Untuk mengatasi pencemaran tersebut, sekarang banyak dipelajari biodegradasi pestisida/
herbisida. Proses biodegradasi pestisida dipengaruhi oleh struktur kimia pestisida, sebagai
berikut:
a.Semakin panjang rantai karbon alifatik, semakin mudah mengalami degradasi
b.Kejenuhan dan percabangan rantai hidrokarbon akan mempermudah degradasi.
cJumlah dan kedudukan atom-atom C1 pada cincinan aromatik sangat mempengaruhi degradasi.
Misal 2,4 D (2,4-diklorofenol asam asetat) lebih mudah dirombak di dalam tanah dibandingkan
dengan 2,4,5-T (2,4,5- triklorofenoksi asam asetat)
d.Posisi terikatnya rantai samping sangat menentukan kemudahan degradasi pestisida.
Mikroba terdapat dimana-mana di sekitar kita ada yang menghuni tanah, air, dan udara. Studi
tentang mikroba yang ada di lingkungan alamiahnya disebut ekologi mikroba. Ekologi
merupakan bagian biologi yang berkenaan dengan studi mengenai hubungan organism atau
kelompok organisme dengan lingkungannya.
Ekologi mikroba sangat berperan membantu memperbaiki kualitas lingkungan. Bagian dari
mikrobiologi yang mempelajari tentang peranan mikroorganisme di dalam lingkungan adalah
mikrobiologi lingkungan. Lingkungan yang dimaksud terutama terdiri dari air, udara, dan tanah.
Mikrobiologi air adalah mikrobiologi yang mempelajari kehidupan dan peranan mikroorganisme
di dalam lingkungan air. Peranan mikroba dalam air dapat dipakai dalam bidang kesehatan,
bidang pertanian, bidang peternakan, bidang industri, bidang pengairan, bidang pengolahan air.
Mikrobiologi tanah adalah bagian disiplin mikrobiologi yang mempelajari kehidupan, aktivitas,
dan peranan mikroorganisme di dalam tanah.
Perananan mikroba dalam lingkungan hidup pada saat sekarang adalah sebagai jasad yang secara
langsung atau secara tidak langsung mempengaruhi lingkungan; dan juga baik jasad yang secara
langsung maupun secara tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan.
NITROBACTER
Unsur nitrogen di alam terdapat dalam bentuk gas, sedangkan di tanah jumlahnya sangat
sedikit,namun sangat dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah banyak. Nitrogen bersenyawa
membentuk urea, protein, asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti amoniak, nitrit
dan nitrat.
Meskipun kebutuhan N2 sangat penting, namun hanya sedikit organisme yang dapat mengikat
N2 dari udara, yaitu jenis bakteri dan gangang bersel satu yang bersimbiosis dengan tmbuhan
tingkat tinggi melalui Fiksasi Nitrogen. Sedangkan tumbuhan lainnya memperoleh senyawa
nitrogen melalui suplai N2 atau daur nitrogen. N2 diserap oleh tumbuhan dalam bentuk nitrat
melalui proses Nitrifikasi yang dibantu oleh bakteri Nitrosomonas, Nitrococus dan Nitrobacter.
Bakteri yang mengoksidasi ammonia menjadi nitrit kemudian menjadi nitrat disebut bakteri
nitrifikasi. Sedangkanbakteri denitrifikasi adalah bakteri mampu mengubah nitrit menjadi gas
nitrogen yang nantinya gas tersebut akan kembali lagi ke atmosfer dan siap untuk memulai daur
lagi.
Nitrobacter merupakan bakteri nitrifikasi karena merupakan bakteri yang mengubah nitrit
menjadi nitrat. Nitrobacter termasuk famili Nitrobacteraceae. Spesies nitrobacter
meliputi Nitrobacter winogradskyi, Nitrobacter hamburgensis, Nitrobacter vulgaris, Nitrobacter
alkalicus. Selain itu, nitrobacter juga merupakan sub-kelas dariProteobacteria.Tidak seperti pada
tumbuhan, ketika transfer elektron pada fotosintesis menyedisakan energi untuk fiksasi karbon,
Nitrobakter menggunakan energi dari oksidasi ion nitrit ( NO2¯ ) menjadi ion nitrat ( NO3¯
) untuk memenuhi kebutuhan karbonnya.
Nitrobacter memiliki pH optimum antara 7,3 dan 7,5 serta akan mati pada suhu 120°F (49°C)
atau di bawah 32°F (0°C). Menurut Grundman, Nitrobacter tumbuh optimal pada suhu 38°C dan
pH 7,9. Akantetapi, Holt menyatakan bahwa Nitrobacter tumbuh optimal pada suhu 28°C dan ph
antara 5,8-8,5 dan memiliki pH optimal antara 7,6-7,8 (Grundman et. al. 2000, Holt,
1993). Nitrobakter termasuk bakteri aerob, pada umumnya berbentuk batang, seperti pir
atau pleomorfhic dan berkembang biak dengan budding.
Nitrosomonas menguraikan ammonia menjadi Nitrit, yang merupakan senyawa beracun bagi koi.
Nitrit menjadi makanan bakteri Nitrobacter dan menghasilkan senyawa Nitrat. Melihat
keterkaitannya, lumrah bila kita menemukan kedua bakteri itu bersama dalam kolam. Walaupun
berbahaya, koi masih mampu bertahan dengan kadar Nitrit dua kali kadar ammonia.
Inilah yang dimaksud siklus nitrogen atau lazim disebut proses nitrifikasi. Koi melakukan
respirasi dan bersekresi membuang kotoran yang mengandung ammonia. Begitu juga sisa pakan,
kotoran di dasar kolam, atau koti mati yang lama tidak diangkat. Semuanya memberikan
kontribusi terhadap peningkatan kadar ammonia dalam kolam. Ammonia diuraikan nitrosomonas
menjadi nitrit. Siklus berikutnya adalah nitrobacter yang mengkonversi nitrit menjadi nitrat. Pada
bagian akhir, nitrat diserap tumbuhan air atau menguap setelah melalui proses oksidasi
dipermukaan air.
Karakteristik
Nitrosomonas dan nitrobacter adalah terminologi bakteri Lithotrophic. Mereka membutuhkan
oksigen dan makanan untuk hidup dan membangun koloni dimedia dengan permukaan yang
keras dan bersih. Kedua jenis bakteri tersebut termasuk lama dalam replikasi dibanding bakteri
lain yang ada. Pada kolam air tawar, bakteri membutuhkan waktu setiap 8 jam untuk bereplika,
sedangkan untuk air laut lebih lama lagi, sekitar 24 jam.
Proses pengolahan air limbah secara biologis aerobic adalah dengan memanfaatkan aktifitas
mikroba aerob, untuk menguraikan zat organik yang terdapat dalam air limbah, menjadi zat
norganik yang stabil dan tidak memberikan dampak pencemaran terhadap lingkungan. Mikroba
aerob ini sebenarnya sudah terdapat di alam dalam jumlah yang tidak terbatas dan selalu dapat
diperoleh dengan sangat mudah.Dalam kapasitas yang terbatas alam sendiri sudah mampu
menetralisir zat organik yang ada dalam air limbah. Sementara itu kemampuan air dalam
menyerap oksigen di udara sangat terbatas, walaupun keberadaan oksigen di udara tidak terbatas.
Pemenuhan oksigen dapat dibantu dengan peralatan mekanis (aerator), aliran udara bertekanan
atau pertumbuhan mikrobia itu sendiri (algae).
Pengolahan Limbah
Bakteri aerob dapat memecah gula menjadi air, karbondioksida (CO2), dan energi. Oleh
karena itu, saat ini, bakteri aerob banyak dimanfaatkan untuk pengolahan limbah-limbah cair
yang dihasilkan dari pabrik-pabrik. Dalam pengolahan limbah ini, bakteri aerob memiliki
beberapa karakteristik sebagai berikut.
1. Bakteri aerob memerlukan suhu yang tinggi agar dapat bekerja maksimal. Ia memerlukan
temperatur lebih tinggi dari sebelumnya jika ingin sampai pada reaksi yang diinginkan.
2. Bakteri ini akan efektif bekerja pada kisaran pH 6,5 sampai dengan 8,5. Pada reaktor aerob,
hal tesebut dikenal dengan istilah Completely Mixed Activated Sludge (CMAS). Pada proses
tersebut, terjadi netralisasi asam dan basa sehingga tidak diperlukan lagi tambahan bahan kimia
selama BOD-nya kurang dari 25mg/liter limbah.
3. Memiliki kebutuhan energi yang tinggi untuk prosesnya dengan tingkat pengolahan 60-90
persen.
4. Produksi lumpur yang akan dihasilkan untuk pengolahannya tinggi. Begitupun, stabilitas
proses terhadap racun dari limbah dan perubahan bebannya dari sedang sampai tinggi.
5. Bakteri aerob memerlukan nutrien yang tinggi untuk beberapa limbah industri.
6. Tidak ada bau yang dihasilkan dari pengolahan limbahnya.
Tujuan utama pengolahan limbah air adalah untuk menguraikan BOD, partikel tercampur srta
membunuh organisme pathogen. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang beasanya
dipergunakan pada penglaman limbah air berikut beberapa tujuan dari kegiatan yang
dilaksanakan
1. Kegiatan nitrifikasi atau denitrifikasi bertujuan untuk menghilangkan nitrat secara biologis.
2. Kegiatan air stripping tujuan untuk amoniak.
3. Desinfeksi tujuan untuk membunuh mikroorganisme.
4.Osmosis atau elektro dianalisis tujuan untuk menghilangkan zat terlarut.
Adapun secara garis besar kegiatan pengolahanair limbah dapat dikelompokkan menjadi 6
bagian antara lain:
1. Pengolahan pendahuluan (pre treatment)
2. Pengolahan pertama (primainy treatment)
3. Pengolahan kedua (secoundary treatment)
4. Pengolahan ketiga (tertiary treatment)
5. pengolahan kuman (desinfektion treatment)
6. pengolahan lanjutan (ultimate disposai)
Cara
Pengolahaan
Limbah
Air
Bahan padat yang mudah mengenda adalah bahan yang kurang begitu penting pada pengolahan
ini pengurangan kebutuhan akan oksigen dapat dilaksanakan dangan baik memulai pengendapan.
Pengendapan pada tangki pertama menyebabkan pertama menyebabkan perubahan loktasa
menjadi laktat secara cepat dan menyulitkan pengolahan terhadap keduanya.
Pengolahan
dengan
penggunaan
oksidasi
mempunyai
dua
fase
yaitu:
1.
Fase
asimilasi
Pada fase ini air buangan susu segar masih berada dalam tangki aerasi.
2.
Fase
endogen
Bakteri tidak mempunyai makanan baru tetapi mencerna makanan selama proses asimilasi dan
memerluukan oksigen dalam waktu yang lama
1.
2.
3.
4.
1.












1.
Langkah-langkah Pengolahan Air Limbah
Langkah awal proses pengolahan limbah adalah merubahnya menjadi air yang sudah dikurangi
pencemarannya. Proses ini akan menyebabkan terbentuknya lumpur, bau, serta sedikit
panas(energy).
Air Limbah → Air berkurang tercemarnya +lumpur + bau + panas
Cara pengolahannya :
Aerobik
Anaerobik
Fakultatif
Kimiawi lannya
Cara Aerobik
Air limbah + udara (O2) → Air lebih aman + lumpur + bau + energy (sedikit)
Bakteri aerob yang menguraikan air limbah.
Bakteri aerob dapat hidup karena ada udara.
Sehingga diperlukan unit tambahan “aerator”, atau kolam aerob.
Prosesnya lebih cepat.
Biaya lebih mahal karena harus mengoperasikan aerator.
Contohnya pada terjunan/bending air sungai yang tercemar.
Fungsi aerator = mensuplai oksigen dari luar, sehingga member hidup bagi bakteri untuk
penguraian.
2.
Cara
anaerobic
Air limbah → Air limbah lebih aman + lumpur + bau + panas
Bakteri anaerob yang menguraikan air limbah, dalam kedaan tanpa udara atau sedikit udara.
Kelemahannya bau yang kuat.
Proses pengolahannya lebih lama.
Kelebihannya , tanpa aerator sehingga lebih murah.
Biasanya di limbah yang berbentuk genangan atau kali yang relative tidak bergerak.
Contohnya pada septic tank.
Cara fakultatif
Air limbah → air limbah lebih aman + lumpur + bau + panas
Fakultatif artinya sebagian waktu menggunakan cara aerob dan sebagian waktu lain
menggunakan cara anaerob. Misalnya pada pengolahan cara aerob diperlukan waktu 10 jam
untuk mengperasikan aerator, pada fakultatif mungkin aerator cukup dioperasikan
4jam/hari(aerator tidak hidup terus-menerus) dan sisa waktu yang lain menggunakan cara
1.
1.
2.
3.
anaerob. Sehingga dicapai hasil yang optimum. Contohnya adalah IPAL (Instalasi pengolahan
air limbah)
Aerasi Didalam Pengolahan Limbah Cair
Secara umum, aerasi merupakan proses yang bertujuan untuk meningkatkan kontak antara udara
dengan air. Pada prakteknya, proses aerasi terutama bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi
oksigen di dalam air limbah. Peningkatan konsentrasi oksigen di dalam air ini akan memberikan
berbagai manfaat dalam pengolahan limbah.
Proses aerasi sangat penting terutama pada pengolahan limbah yang proses pengolahan
biologinya memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak
memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya. Dengan tersedianya oksigen yang
mencukupi selama proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal.
Hal ini akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam air limbah. Selain
diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob, kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk
proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam air limbah serta untuk menghilangkan bau.
Aerasi dapat dilakukan secara alami, difusi, maupun mekanik.
Aerasi alami merupakan kontak antara air dan udara yang terjadi karena pergerakan air secara
alami. Beberapa metode yang cukup populer digunakan untuk meningkatkan aerasi alami antara
lain menggunakan cascade aerator,waterfalls, maupun cone tray aerator.
Pada aerasi secara difusi, sejumlah udara dialirkan ke dalam air limbah melalui diffuser. Udara
yang masuk ke dalam air limbah nantinya akan berbentuk gelembung-gelembung (bubbles).
Gelembung yang terbentuk dapat berupa gelembung halus (fine bubbles) atau kasar (coarse
bubbles). Hal ini tergantung dari jenis diffuser yang digunakan.
Aerasi secara mekanik atau dikenal juga dengan istilah mechanical agitation menggunakan
proses pengadukan dengan suatu alat sehingga memungkinkan terjadinya kontak antara air
dengan udara.
Metode Lumpur Aktif Dalam Pengolahan Air Limbah
Merupakan proses pengolahan secara biologis aerobic dengan mempertahankan jumlah massa
mikroba dalam suatu reaktor dan dalam keadaan tercampur sempurna. Suplai oksigen adalah
mutlak dari peralatan mekanis, yaitu aerator dan blower, karena selain berfungsi untuk suplai
oksigen juga dibutuhkan pengadukan yang sempurna. Perlakuan untuk memperoleh massa
mikroba yang tetap adalah dengan melakukan resirkulasi lumpur dan pembuangan lumpur
dalam jumlah tertentu.
Pengaturan jumlah massa mikroba dalam sistem lumpur aktif dapat dilakukan dengan baik dan
relatif mudah karena pertumbuhan mikroba dalam kondisi tersuspensi sehingga dapat terukur
dengan baik melalui analisa laboratorium. Tetapi jika dibandingkan dengan sistem sebelumnya
operasi sistem ini jauh lebih rumit. Khususnya untuk limbah industri dengan karakteristik
khusus.
Permasalahan dalam lumpur aktif antara lain :
Membutuhkan energi yang besar
Membutuhkan operator yang terampil dan disiplin dalam mengatur jumlah massa mikroba
dalam reaktor
Membutuhkan penanganan lumpur lebih lanjut.
Proses lumpur aktif dalam pengolahan air limbah tergantung pada pembentukan flok lumpur
aktif yang terbentuk oleh mikroorganisme (terutama bakteri), partikel inorganik, dan polimer
exoselular. Selama pengendapan flok, material yang terdispersi, seperti sel bakteri dan flok kecil,
menempel pada permukaan flok. Pembentukan flok lumpur aktif dan penjernihan dengan
pengendapan flok akibat agregasi bakteri dan mekanisme adesi. Selanjutnya dinyatakan pula
bahwa flokulasi dan sedimentasi flok tergantung pada hypobisitas internal dan eksternal dari flok
dan material exopolimer dalam flok, dan tegangan permukaan larutan mempengaruhi
hydropobisitas lumpur granular dari reaktor lumpur anaerobik. limbah padat yang berasal dari
suatu instalasi pengolah air limbah industri tekstil dapat digolongkan ke dalam limbah berbahaya
karena mengandung logam berat.
Bakteri merupakan unsur utama dalam flok lumpur aktif. Lebih dari 300 jenis bakteri yang dapat
ditemukan dalam lumpur aktif. Bakteri tersebut bertanggung jawab terhadap oksidasi material
organik dan tranformasi nutrien, dan bakteri menghasilkan polisakarida dan material polimer
yang membantu flokulasi biomassa mikrobiologi. Genus yang umum dijumpai adalah : Zooglea,
Pseudomonas, Flavobacterium, Alcaligenes, Bacillus, Achromobacter, Corynebacterium,
Comomonas, Brevibacterium, dan Acinetobacter, disamping itu ada pula mikroorganisme
berfilamen, yaitu Sphaerotilus dan Beggiatoa, Vitreoscilla yang dapat menyebabkan sludge
bulking.
Jumlah total bakteri dalam lumpur aktif standard adalah 108 CFU/mg lumpur. Sebagian besar
bakteri yang diisolasi diidentifikasi sebagai spesies-spesies Comamonas-Psudomonas.
Caulobacter, bakteri bertangkai umumnya ditemukan dalam air yang miskin bahan organik,
dapat diisolasi dari kebanyakan pengolahan limbah, khususnya lumpur aktif .
Zoogloea adalah bakteri yang menghasilkan exopolysaccharide yang membentuk proyeksi khas
seperti jari tangan dan ditemukan dalam air limbah dan lingkungan yang kaya bahan organik .
Zoogloea diisolasi dengan menggunakan media yang mengandung m-butanol, pati, atau mtoluate sebagai sumber karbon. Bakteri ini ditemukan dalam berbagai tahap pengolahan limbah
tetapi jumlahnya hanya 0,1-1% dari total bakteri dalam mixed liqour (Williams dan Unz, 1983).
Flok lumpur aktif juga merupakan tempat berkumpulnya bakteri autotrofik seperti bakteri nitrit
(Nitrosomonas, Nitrobacter), yang dapat merubah amonia menjadi nitrat dan bakteri fototrofik
seperti bakteri ungu non sulfur (Rhodospilrillaceae), yang dapat dideteksi pada konsentrasi
sekitar 105 sel/ml. Bakteri ungu dan hijau ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil.
Barangkali, bakteri fototrofik hanya sedikit berperan dalam penurunan nilai BOD dalam lumpur
aktif .
Download