PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN UNTUK SMP Dyah Aliyah Fahrunnisa’1), Novita Kartika Indah2), dan Asnawi3) 1) Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Sains, FMIPA, UNESA. E-mail: [email protected] 2) Dosen S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNESA. E-mail: [email protected] 3) Dosen S1 Jurusan Fisika, FMIPA, UNESA. E-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yang layak secara teoritis dan empiris, serta mendeskripsikan kelayakan teoritis media berdasarkan hasil penilaian kelayakan media yang dinilai oleh para validator dan mendeskripsikan kelayakan empiris media berdasarkan observasi aktivitas siswa dan respon siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang mengacu pada metode research and development (R&D). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-A yang berjumlah 39 siswa. Data yang diperoleh dalam penelitian ini mencakup data hasil validasi kelayakan oleh para validator, hasil pengamatan aktivitas siswa oleh observer dan hasil angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan sangat layak secara teoritis dengan hasil sebesar 86,35%. Secara empiris berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa didapatkan hasil yang sangat baik dengan persentase sebesar 95,31% dan berdasarkan hasil respon siswa didapatkan hasil sebesar 94,02% dengan kriteria sangat layak, sehingga dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat mempermudah proses pembelajaran. Kata Kunci: pengembangan, media, video, animasi, pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Abstract This research aims to produce animated video learning media growth and development in plants viable theoretical and empirical, and describe the theoretical feasibility of media based on the media feasibility assessment assessed by the validator and describe the empirical feasibility media based on observations of student activity and student response. This research is the development of research refers to the method of research and development (R & D). The sample used in this research were students of class VII-A, amounting to 39 students. The data obtained in this study include data from validation of feasibility by the validator, student activity observed by the observer and the results of student questionnaire responses. The results showed that the media of video lessons on plant growth and development is very feasible in theory with result at 86,35%. Empirically based on result of observation students activity obtained excellent results with percentages of 95,31% and based on the results of student responses obtained with result at 95,55% is very feasible criteria, thus it can be concluded that the video learning media on plant growth and development is very suitable to be used as a learning medium that can facilitate learning process. Keywords: development, media, video, growth and development of plants. 1 cermat dalam melakukan pengukuran pada tumbuhan. Selain itu, dalam pertumbuhan pada tumbuhan dibedakan menjadi 2 macam yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Tujuan utama materi ini menekankan agar siswa dapat mengerti serta membedakan konsep antara pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Materi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan ini dipelajari di SMP Negeri 31 Surabaya. Sekolah yang berada di jalan Dukuh Bulak Banteng Sekolahan Surabaya ini merupakan sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas VII. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru IPA kelas VII didapatkan hasil bahwa rata-rata nilai siswa pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan sebesar 78 sesuai dengan SKM (Standar Kompetensi Minimal) yang ada, dan beberapa siswa masih mendapatkan nilai di bawah rata-rata. Umumnya siswa masih belum dapat membedakan kedua konsep tersebut. Selama ini guru belum mengunakan media pembelajaran apapun untuk mempermudah siswa dalam mempelajari materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan media yang dapat membantu guru dalam menjelaskan kedua konsep tersebut. Di sinilah peran media dalam proses pembelajaran menjadi penting. Pentingnya media pembelajaran berupa video animasi dalam materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada tumbuhan ini agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif, karena siswa dapat mengamati proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dalam waktu yang singkat tanpa harus melakukan pengamatan di lapangan yang membutuhkan waktu lama. Media pembelajaran video animasi ini dapat menunjang proses pembelajaran 5M. Ketika video animasi sedang diputar, siswa dapat mengamati proses yang terjadi selama masa petumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Setelah itu maka akan muncul berbagai macam pertanyaan dalam benak siswa, sehingga siswa akan menalar dengan berpikir secara logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi dari video animasi yang telah disimak untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan yang baru. Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata dan otentik, maka siswa harus mencoba untuk melakukan percobaan dengan menanam biji kecambah dan mengamatinya, sehingga hasil pengamatannya bisa dipresentasikan di depan kelas. Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Mulyo (2011) menyatakan bahwa media video animasi pada materi Struktur Jaringan Akar SMA kelas XI sangat layak digunakan sebagai media belajar siswa, hal ini ditunjukkan dari persentase kelayakan sebesar 84,65%. Arif (2013) menyatakan PENDAHULUAN Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan di era globalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian, diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan. Untuk kepentingan tersebut pemerintah melakukan penataan kurikulum. Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. Kurikulum berbasis kompetensi atau competency based curriculum dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah. Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu (Mulyasa, 2013). Kompetensi Dasar yang terdapat dalam kurikulum 2013 di antaranya yakni, KD 1.1 mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya, dan KD 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi. Untuk menunjang keterlaksanaan dari KD 1.1 dan 2.1 di atas, maka diperlukan KD 3.3 memahami prosedur pengklasifikasian makhluk hidup dan benda-benda tak-hidup sebagai bagian kerja ilmiah, serta mengklasifikasikan berbagai makhluk hidup dan benda-benda tak-hidup berdasarkan ciri yang diamati. Kompetensi Dasar 4.1 menyajikan hasil pengukuran terhadap besaran-besaran pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan fisik dengan menggunakan satuan tak baku dan satuan baku, agar diperoleh suatu pembelajaran yang utuh bagi siswa. Berdasarkan KD yang telah dijabarkan di atas maka materi yang termuat yaitu materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan. Materi ini menjelaskan mengenai perbedaan konsep antara pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, di dalam proses tersebut terdapat kompleksitas ciptaan Tuhan tentang tahapantahapan perubahan dari sebuah biji hingga menjadi tumbuhan. Pada proses pertumbuhan terjadi pertambahan volume dan pertambahan massa yang dapat diukur dengan menggunakan satuan baku dan satuan tak baku, sehingga siswa dapat menunjukkan perilaku ilmiah seperti teliti dan 2 Media Pembelajaran Video Animasi Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan bahwa minat belajar siswa yang diajar dengan menggunakan video pembelajaran lebih tinggi daripada minat siswa yang diajar tidak menggunakan video pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji-t pada data minat belajar dengan skor rata-rata untuk kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan, dapat diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran membuat siswa memiliki respon yang tinggi terhadap materi yang diajarkan oleh guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas. Berangkat dari permasalahan tersebut maka peneliti akan mengembangkan media yang berbasis IPA dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan Untuk SMP”. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: menghasilkan media pembelajaran video animasi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan yang layak secara teoritis dan empiris, mendeskripsikan kelayakan teoritis media pembelajaran video animasi Pertumbuhan dan Perkembangan pada tumbuhan yang telah dikembangkan berdasarkan hasil penilaian kelayakan media yang dinilai oleh para penelaah media yang terdiri dari ahli media, ahli materi, dan guru biologi, dan mendeskripsikan kelayakan empiris berdasarkan observasi aktivitas siswa dan respon siswa terhadap media pembelajaran video animasi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan yang telah dikembangkan. Diharapkan melalui penelitian ini, dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam mata pelajaran IPA, bagi guru dapat dijadikan sebagai media untuk memaksimalkan proses belajar mengajar dikelas, dan bagi peneliti dapat menambah pengalaman peneliti dalam penelitian yang terkait mengenai pengembangan media pembelajaran. guru IPA, lembar penilaian kelayakan media, lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar angket respon siswa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni: analisis penilaian kelayakan media, analisis hasil observasi aktivitas siswa dan analisis respon siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dijelaskan dalam tahaptahap berikut ini. Pada tahap potensi dan masalah diperoleh melalui wawancara yang dilakukan dengan salah satu guru IPA kelas VII SMP Negeri 31 Surabaya. Potensi yang ada yakni terdapat berbagai macam tumbuhan yang tumbuh di sekitar lingkungan belajar siswa tetapi proses dari tiap tumbuhan yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat diamati oleh siswa secara langsung dan cepat. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat permasalahan pada saat guru mengajarkan materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan. Siswa kurang dapat memahami materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan dikarenakan proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan tidak dapat diamati secara langsung dan kasat mata, serta membutuhkan waktu yang sangat lama. Selama ini guru masih menggunakan media berupa gambar pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan untuk memudahkan proses pembelajaran. Akan tetapi siswa masih merasa kesulitan untuk mengerti konsep-konsep dari materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan. Berawal dari adanya hal tersebut di atas, disusun media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang dapat digunakan dalam proses pembuatan video animasi. Data yang dikumpulkan berupa KD, indikator, serta tujuan pembelajaran yang menunjang materi Pertumbuhan dan Pertumbuhan pada Tumbuhan dan berbagai komponen seperti sub materi, video animasi, gambar, musik latar (backsound), dan elemen-elemen pendukung lainnya yang dijelaskan data tabel 1 berikut. METODE Penelitian ini mengembangkan media pembelajaran video animasi dengan menggunakan metode research and development (R&D) yang terdiri dari 6 tahap berikut: 1) Tahap potensi dan masalah, 2) Tahap pengumpulan data, 3) Tahap desain produk, 4) Tahap validasi produk, 5) Tahap revisi produk, dan 6) Tahap uji coba terbatas (Sugiyono, 2010). Sasaran penelitian media pembelajaran video animasi ini adalah 39 orang siswa kelas VII-A SMP Negeri 31 Surabaya pada tahun ajaran 2013-2014. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara sebagai berikut: metode wawancara, metode angket kelayakan, metode observasi, dan metode angket respon. instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: lembar wawancara dengan Tabel 1 Komponen-komponen Pendukung Video Animasi Komponen Video Animasi Rincian 1. Sub materi 3 2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan organ tumbuhan yang terdiri atas: a. Perkecambahan b. Pertumbuhan primer Komponen Video Animasi 1. 2. Video Animasi 3. 4. 1. 2. 3. Gambar 4. 5. 6. 1. 2. 3. Musik latar (backsound) 4. 5. Lain-lain Pra draf yang telah dihasilkan kemudian didiskusikan bersama dengan pembimbing untuk memperoleh saran guna memperbaiki video animasi menjadi lebih baik lagi. Saran yang diberikan oleh pembimbing yaitu: (1) Penjelasan sub materi perkecambahan lengkapi dengan gambar, (2) Penjelasan mengenai perbedaan perkecambahan hipogeal dan epigeal dilengkapi dengan gambar, (3) Melengkapi materi pada video animasi dengan sub materi pertumbuhan primer dan sekunder. Hasil revisi dari pra draf dinamakan dengan draf 1. Draf 1 yang telah direvisi ditampilkan saat seminar proposal skripsi pada tanggal 8 April 2014 guna mendapatkan saran dari para penguji. Adapun saran yang diberikan oleh para penguji yaitu: (1) Pengurangan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan menggunakan media pembelajaran video animasi, (2) Pemindahan praktikum biji-bijian yang ada di akhir video menjadi di awal video, (3) Pemisahan cuplikan video animasi perkecambahan epigeal dan hipogeal menjadi tayangan yang berbeda, (4) Penambahan video animasi proses perkembangan, (5) Gambar pada penjelasan perbedaan epigeal dan hipogeal diperbaiki, (6) Meringkas sub materi pertumbuhan primer, (7) Meringkas sub materi pertumbuhan sekunder, (8) Waktu untuk tiap-tiap sub materi perlu lebih diperhatikan lagi dan disesuaikan dengan kemampuan membaca dan tingkat pemahamana siswa. Hasil revisi dari Draf 1 dinamakan dengan Draf 2. Pada tahap ini dilakukan validasi desain video animasi dengan tujuan mengetahui kelayakan media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Validasi desain dilakukan oleh ahli media, ahli materi, dan guru IPA. Media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan divalidasi berdasarkan beberapa aspek penilaian yaitu aspek umum, aspek materi, aspek video visual, dan aspek teknis. Berikut tabel rekapitulasi perolehan skor hasil validasi media oleh para validator: Rincian 1. c. Pertumbuhan sekunder Video animasi pertumbuhan tumbuhan. Video animasi perkembangan tumbuhan Video animasi perkecambahan epigeal Video animasi perkecambahan hipogeal Alat dan bahan yang digunakna untuk praktikum menanam biji-bijian. Tanaman jagung yang diukur dengan menggunakan mistar. Perkecambahan epigeal dan hipogeal. Perbedaan perkecambahan epigeal dan hipogeal. Bagian-bagian tumbuhan yang mengalami pertumbuhan primer. Lingkaran tahun Instrumental Flourish Instrumental The happy lebaran Instrumental Let it go-Avril Lavigne Instrumental Story of my lifeOne Direction Instrumental Wide awakeKatty Perry Suara narator yang diisi oleh Odien Zarry. Pada tahap desain produk ini dilakukan perencanaan produk yaitu mendesain video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dengan menggunakan aplikasi editing Sony Vegas. Tahap desain dimulai dengan menyusun skenario pembuatan video animasi terlebih dahulu agar video animasi yang dibuat dapat tersusun secara runtut sesuai dengan konsep yang direncanakan. Selanjutnya dilakukan penyusunan sub materi yang diselingi dengan video animasi dan gambar pada layer yang tersedia, jika sudah runtut, tahap selanjutnya yaitu mengatur backsound dan elemen-elemen pendukung antara lain efek transisi dan waktu agar video menarik dan tidak membosankan. Tahap terakhir adalah me-render video, yaitu tahap untuk menyimpan video animasi menjadi format MPEG-2. Format ini dipilih karena memiliki resolusi yang besar sehingga gambar akan tetap utuh ketika ditayangkan melalui proyektor. Video animasi yang dihasilkan pada tahapan desain produk ini dinamakan dengan Pra draf. Tabel 2 Rekapitulasi Perolehan Skor Hasil Validasi Media Pembelajaran Video Animasi Oleh Para Validator Butir Penilaian 1. 2. 4 A. Video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan merupakan suatu pengembangan media yang inovatif Video animasi Nilai Kelayakan (%) dan Kategori RataSub rata Aspek Aspek Aspek Umum Jum lah Sko r 10 83,33 (Sangat Layak) 9 75 81,67 (Sangat Layak) Media Pembelajaran Video Animasi Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan Butir Penilaian 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. Jum lah Sko r Nilai Kelayakan (%) dan Kategori RataSub rata Aspek Aspek (Layak) pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan ini mudah dipahami serta menggunakan bahasa yang komunikatif Video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada 75 tumbuhan ini memiliki 9 (Layak) keunggulan dibanding media pembelajaran yang lain Pemakai merasa senang menggunakan video 83,33 animasi pertumbuhan dan 10 (Sangat perkembangan pada Layak) tumbuhan Video animasi pertumbuhan dan 91,67 perkembangan pada 11 (sangat tumbuhan dapat Layak) meningkatkan motivasi belajar siswa B. Aspek Materi Kesesuaian penyajian 91,67 materi dalam media 11 (Sangat dengan Kompetensi Layak) Dasar Kesesuaian penyajian 91,67 materi dalam media 11 (Sangat dengan tujuan Layak) pembelajaran Kesesuaian penyajian 75 materi dengan gambar 9 (Layak) yang ditampilkan Kesesuaian penyajian 83,33 materi dengan video 10 (Sangat animasi yang Layak) ditampilkan Kesesuaian penyajian 91,67 materi dengan 11 (Sangat kemampuan siswa SMP Layak) Ketepatan penggunaan 83,33 istilah sesuai dengan 10 (Sangat keilmuan Layak) Urutan materi dalam video animasi 91,67 pertumbuhan dan 11 (Sangat perkembangan pada Layak) tumbuhan tersusun secara sistematis Video animasi pertumbuhan dan 91,67 perkembangan pada 11 (Sangat tumbuhan dapat Layak) mempermudah proses penyampaian materi C. Aspek Audio Visual Perpaduan warna pada 75 9 video animasi menarik (Layak) Butir Penilaian Jum lah Sko r 2. Teks dapat dibaca dengan jelas 11 3. Suara terdengar jelas 11 4. Gambar dan video animasi terlihat jelas 11 5. Pemilihan dan ukuran font tepat dan mudah dibaca Audio backsound (suara latar) video animasi menarik Audio backsound (suara latar) tidak mengganggu konsentrasi siswa Tata letak tulisan pada tampilan video animasi seimbang 6. 7. 11 9 Nilai Kelayakan (%) dan Kategori RataSub rata Aspek Aspek 91,67 Layak) (Sangat Layak) 91,67 (Sangat Layak) 91,67 (Sangat Layak) 91,67 (Sangat Layak) 75 (Layak) 83,33 (Sangat Layak) 8. 91,67 11 (Sangat Layak) 91,67 9. Bahasa yang digunakan 11 (Sangat tepat dan jelas Layak) 91,67 10. Kalimat yang digunakan 11 (Sangat mudah dipahami Layak) D. Aspek Teknis 1. Tampilan video animasi pertumbuhan dan 91,67 perkembangan pada 11 (Sangat tumbuhan secara Layak) keseluruhan utuh, tidak pecah 2. Cuplikan video animasi 83,33 dan gambar utuh, tidak 10 (Sangat pecah Layak) 3. Video animasi pertumbuhan dan 91,67 perkembangan pada 11 (Sangat tumbuhan mudah untuk Layak) digunakan dan sederhana pengoperasiannya 4. Video animasi pertumbuhan dan 91,67 perkembangan pada 11 (Sangat tumbuhan tidak Layak) macet/eror selama ditayangkan Persentase Rata-Rata kelayakan Teoritis Media Pembelajaran Video Animasi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan 87,50 (Sangat Layak) 10 89,58 (Sangat Layak) 86,35 (Sangat Layak) Berdasarkan data yang dipaparkan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil validasi media pembelajaran video animasi secara keseluruhan berkategori sangat layak, dengan persentase kelayakan media sebesar 86,35%. 86,67 (Sangat 5 Pada tahap revisi produk ini, lembar validasi yang diberikan kepada para validator berisi penilaian berskala dan saran-saran yang dibutuhkan untuk proses revisi desain video animasi sebelum diujicobakan kepada siswa. Proses revisi produk berdasarkan saran yang diberikan oleh para validator dilakukan pada tanggal 22-26 Mei 2014. Adapun beberapa saran dari para validator terhadap media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan antara lain adalah: (1) Warna tulisan dibuat kontras; (2) Terdapat tulisan 005 jahre/years yang tidak dimengerti maksudnya; (3) Tulisan dibuat lebih teratur; (4) Pengecekan terhadap tujuan pembelajaran dengan berpikir kritis; (5) Keterangan video pada cuplikan video animasi perkecambahan epigeal salah. Saran-saran dari validator di atas dijadikan acuan sebagai revisi terhadap media pembelajaran video draf 2. Hasil dari perevisian tersebut adalah media pembelajaran video draf 3 yang siap diujicobakan. Pada tahap uji coba terbatas ini dilakukan uji coba terbatas kepada 39 siswa kelas VII-A SMP Negeri 31 Surabaya. Uji coba dilakukan pada hari Jumat tanggal 30 Mei 2014 pukul 06.30-08.00 WIB. Guru terlebih dahulu memberikan umpan balik mengenai materi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yang pernah didapatkan oleh siswa selama ±15 menit. Setelah itu guru mulai menayangkan video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Observer yang terdiri dari 2 orang mengamati aktivitas siswa selama video animasi ditayangkan. Setelah proses penayangan video animasi selesai siswa diminta untuk mengisi lembar angket respon siswa terhadap media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Dalam uji coba terbatas ini didapatkan hasil observasi aktivitas siswa selama penayangan media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Berikut adalah hasil observasi aktivitas siswa selama penayangan media pembelajaran video animasi berlangsung. Aktivitas Siswa pertanyaan yang disajikan dalam video animasi 4. Siswa merespon pertanyaan dari video 7 animasi yang ditayangkan 5. Penggunaan media pembelajaran video 7 animasi mendorong siswa terlibat aktif dalam pembelajaran 6. Siswa mengekspresikan rasa senang pada saat video animasi 8 ditayangkan dan menjawab pertanyaan yang ada dalam video animasi 7. Siswa menyimak media 7 pembelajaran video animasi dengan seksama 8. Siswa tidak mengeluh karena merasa bosan 8 selama media pembelajaran video animasi ditayangkan Persentase Rata-Rata Aktivitas Siswa Selama Penayangan Media Pembelajaran Video Animasi Jumlah Skor 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru 8 2. Siswa antusias saat video animasi ditayangkan 8 3. Siswa memahami 8 Persentase Aktivitas siswa (%) dan kategori (Sangat Baik) 87,5 (Sangat Baik) 87,5 (Sangat Baik) 100 (Sangat Baik) 87,5 (Sangat Baik) 100 (Sangat Baik) 95,31 (Sangat Baik) Pada Tabel 3 ditunjukkan bahwa, aktivitas siswa merespon pertanyaan dari video animasi yang ditayangkan, penggunaan media pembelajaran video animasi mendorong siswa terlibat aktif dan siswa menyimak media pembelajaran video animasi dengan seksama mendapatkan skor rendah dengan persentase sebesar 87,5% namun masih dikategorikan sangat baik. Kemudian, aktivitas siswa pada saat uji coba yang paling dominan adalah siswa memperhatikan penjelasan guru sebelum video animasi ditayangkan, siswa antusisas saat video animasi ditayangkan, siswa memahami pertanyaan yang disajikan dalam video animasi, siswa mengekspresikan rasa senang pada saat video animasi ditayangkan dan menjawab pertanyaan yang ada dalam video animasi, dan siswa tidak mengeluh karena merasa bosan selama media pembelajaran video animasi ditayangkan mendapatkan skor tertinggi dengan persentase sebesar 100% yang dikategorikan sangat baik. Selain hasil observasi aktivitas siswa selama penayangan video animasi berlangsung, dalam uji coba terbatas ini didapat hasil respon siswa terhadap media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan sebesar 95,55% dengan Tabel 3 Rekapitulasi Perolehan Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Penayangan Media Pembelajaran Video Animasi Aktivitas Siswa Jumlah Skor Persentase Aktivitas siswa (%) dan kategori 100 (Sangat Baik) 100 (Sangat Baik) 100 6 Media Pembelajaran Video Animasi Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan kategori sangat layak yang dipaparkan dalam tabel 4 berikut. video animasi mendapatkan persentase sebesar 84,61% dengan kategori sangat layak. Pernyataan setelah video pembelajaran ditayangkan, saya dapat mebedakan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan mendapatkan persentase sebesar 92,31% dengan kategori sangat layak. Pernyataan adanya video pembelajaran membuat suasana belajar menyenangkan dan menarik, video pembelajaran ini mempermudah saya dalam mempelajari materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan, dan setelah video pembelajaran ditayangkan saya dapat membedakan pengertian pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan mendapatkan persentase sebesar 97,44% dengan kategori sangat layak. Pernyataan video pembelajaran merupakan hal yang baru bagi saya dan setelah video pembelajaran ditayangkan, dan saya dapat membandingkan tipe perkecambahan hipogeal dan epigeal mendapatkan persentase tertinggi sebesar 100% dengan kategori sangat layak. Kelayakan teoritis media pembelajaran video animasi dinilai dari beberapa aspek yaitu aspek umum, aspek materi, aspek audio visual, dan aspek teknis. Media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berdasarkan hasil validasi dari para validator tergolong dalam kategori sangat layak, dengan persentase rata-rata kelayakan media sebesar 86,35%. Aspek umum media pembelajaran video animasi mendapatkan persentase kelayakan sebesar 81,67% dengan kategori sangat layak. Sub aspek video animasi pertumbuhan dan perkembangan mudah dipahami serta menggunakan bahasa yang komunikatif, serta sub aspek video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan ini memiliki keunggulan dibanding media pembelajaran yang lain mendapatkan persentase terendah yakni sebesar 75% dengan kategori layak. Perolehan persentase ini dikarenakan penggunaan bahasa pada video animasi kurang komunikatif sehingga perlu dilakukan perbaikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011) bahwa dengan kombinasi materi yang merangsang indra penglihatan yakni video dan materi yang merangsang indra pendengaran yakni berupa pengulangan pertanyaan oleh guru dapat menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Hal ini dikarenakan komunikasi berlangsung secara lebih efektif. Pada sub aspek video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan merupakan suatu pengembangan media inovatif. Sub aspek pemakai merasa senang menggunakan video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan mendapatkan persentase sebesar 83,33% dengan kategori sangat layak. Sejalan dengan kedua sub aspek tersebut, sub aspek yang terakhir mengenai video animasi pertumbuhan dan perkembangan Tabel 4 Data Hasil Respon Siswa Terhadap Media Pembelajaran Video Pernyataan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Jumlah Jawaban “Ya” Video pembelajaran merupakan hal yang baru 39 bagi saya Adanya video pembelajaran membuat suasana belajar 38 menyenangkan dan menarik Video pembelajaran ini mempermudah saya dalam mempelajari 38 materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan Video pembelajaran pembelajaran dapat 32 meningkatkan semangat saya dalam belajar Bahasa yang digunakan dalam video 37 pembelajaran mudah dipahami Saya tidak merasa bosan belajar IPA 33 menggunakan media video animasi Setelah video pembelajaran ditayangkan, saya dapat membedakan pengertian 38 pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan Setelah video pembelajaran ditayangkan, saya dapat 39 membandingkan tipe perkecambahan hipogeal dan epigeal Setelah video pembelajaran ditayangkan, saya dapat membedakan 36 pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan Persentase Rata-Rata Respon Siswa Terhadap Media Pembelajaran Video Animasi Persentase Jawaban “Ya” (%) dan Kriteria 100 (Sangat Layak) 97,44 (Sangat Layak) 97,44 (Sangat Layak) 82,05 (Sangat Layak) 94,87 (Sangat Layak) 84,61 (Sangat Layak) 97,44 (Sangat Layak) 100 (Sangat Layak) 92,31 (Sangat Layak) 94,02 (Sangat Layak) Pada Tabel 4 ditunjukkan bahwa pada pernyataan video pembelajaran dapat meningkatkan semangat saya dalam belajar mendapatkan persentase rendah sebesar 82,05% dengan kategori sangat layak. Pernyataan saya tidak merasa bosan belajar IPA menggunakan media 7 pada tumbuhan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa mendapatkan persentase tertinggi sebesar 91,67% dengan kategori sangat layak. Hal ini dikarenakan video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan merupakan sebuah media pembelajaran yang belum pernah dibuat dan digunakan pada proses pembelajaran sebelumnya sehingga siswa merasa senang dan motivasi siswa untuk belajar meningkat. Sesuai dengan salah satu penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang dilakukan oleh Arif (2013) bahwa minat belajar siswa yang diajar dengan menggunakan video pembelajaran lebih tinggi daripada minat siswa yang diajar tidak menggunakan video pembelajaran. Aspek materi media pembelajaran video animasi mendapatkan persentase sebesar 87,50% dengan kategori sangat layak. Hal ini sesuai dengan karakteristik media video menurut Riyana (2007) bahwa representasi isi, media video pembelajaran tidak sekedar memindahkan buku teks , atau modul menjadi media video, tetapi materi diseleksi yang betul-betul representatif untuk dibuat media video. Sub aspek kesesuaian penyajian materi dengan gambar yang ditampilkan medapatkan persentase terendah yakni sebesar 75% dengan kategori layak. Alasan sub aspek ini berkategori layak karena terdapat gambar pada video animasi yang tidak sesuai dengan sub materi, yakni pada sub materi pertumbuhan primer. Penjelasan pada sub materi tidak sesuai dengan gambar yang ditampilkan untuk mendukung penjelasan tersebut, hal ini perlu perbaikan lebih lanjut agar dihasilkan video animasi yang lebih baik lagi. Fungsi gambar sebagai penunjang pembelajaran telah sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mell Siberman dalam Prastowo (2011) bahwa dengan menambahkan visual pada pelajaran, dapat menaikkan ingatan dari 14% menjadi 38%. Sub aspek kesesuaian penyajian materi dengan video animasi yang ditampilkan dan sub aspek ketepatan penggunaan istilah sesuai dengan keilmuan mendapatkan persentase sebesar 83,33% dengan kategori sangat layak. Cuplikan-cuplikan video animasi yang ditampilkan dapat menggambarkan materi yang tidak bisa dijelaskan dengan menggunakan kata-kata sehingga video animasi dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (Sadiman, 2010), selain itu ketepatan penggunaan istilah sesuai dengan keilmuan juga dapat mempermudah siswa dalam memahami materi yang terdapat pada video animasi. Hal ini sesuai dengan karakteristik media menurut Riyana (2007) yang menyatakan bahwa media pembelajaran hendaknya memenuhi kaidah ‘user friendly’ atau bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly. Sub aspek kesesuaian penyajian materi dalam media dengan kompetensi dasar, sub aspek kesesuaian penyajian materi dalam media dengan tujuan pembelajaran, sub aspek kesesuaian penyajian materi dengan kemampuan siswa SMP, sub aspek urutan materi dalam video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dan sub aspek video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dapat mempermudah proses penyampaian materi mendapatkan persentase tertinggi sebesar 91,67% dengan kategori sangat layak. Hasil persentase menunjukkan bahwa materi yang digunakan sesuai dengan KD dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran juga menjadi faktor pertimbangan dalam pemilihan media karena KD yang diharapkan dicapai sangat terkait dengan jenis media yang digunakan (Asyhar 2012). Dengan kata lain, tujuan pembelajaran menjadi sarana untuk tercapainya KD, sehingga perlu dirumuskan dengan jelas untuk mengembangkan media video. Untuk merumuskan tujuan pembelajaran dapat dilakukan beberapa hal yaitu mengetahui kompetensi inti dalam kurikulum 2013, memilih dan menentukan KD, dan merumuskan indikator beserta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan menggunakan media pembelajaran video animasi. Kesesuaian penyajian materi dengan kemampuan siswa SMP, serta urutan materi pada video animasi yang tersusun secara sistematis dapat mempermudah proses penyampaian materi sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih efektif. Hal ini sesuai dengan teori Brown dalam Ibrahim (2010) yang menyatakan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Aspek audio visual media pembelajaran video animasi mendapatkan persentase sebesar 86,67% dengan kategori sangat layak. Sub aspek perpaduan warna pada video animasi menarik dan sub aspek audio backsound (suara latar) video animasi menarik mendapatkan persentase terendah sebesar 75% dengan kategori layak, hal ini dikarenakan pada video animasi warna-warna yang digunakan cenderung gelap sehingga perlu adanya perbaikan, begitupun dengan suara latar yang perlu dirubah agar video animasi menjadi lebih nyaman untuk ditonton. Hal ini sesuai dengan karakteristik media menurut Riyana (2007), tampilan yang menarik dengan memperbanyak image dan objek sesuai tuntutan materi, akan meningkatkan ketertarikan siswa terhadap materi pengajaran, tidak membuat jenuh, bahkan menyenangkan. Penggunaan template banyak warna untuk siswa banyak disukai oleh individu remaja, seperti halnya siswa SMP. 8 Media Pembelajaran Video Animasi Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan Musik untuk pengiring suara sebaiknya dengan intensitas volume yang lemah (soft) sehingga tidak mengganggu sajian visual dan narator. Pada sub aspek lainnya yakni teks dapat dibaca dengan jelas, suara terdengar dengan jelas, gambar dan video animasi terlihat jelas, pemilihan dan ukuran font tepat dan mudah dibaca, audio backsound (suara latar) tidak mengganggu konsentrasi siswa, tata letak tulisan pada tampilan video animasi seimbang, bahasa yang digunakan tepat dan jelas, dan kalimat yang digunakan mudah dipahami mendapatkan persentase tertinggi sebesar 91,67% dengan kategori sangat layak. Aspek audio visual yang baik dapat membuat tampilan video animasi menjadi lebih menarik, sehingga siswa akan lebih bersemangat untuk belajar dan materi yang akan disampaikan oleh peneliti melalui video animasi akan lebih mudah diterima oleh siswa. Hal ini sesuai dengan teori Brown dalam Ibrahim (2010) yang menyatakan bahwa tujuan media adalah untuk memfasilitasi komunikasi yang berlangsung dalam proses kegiatan belajar mengajar. Aspek teknis pada media pembelajaran video animasi mendapatkan persentase sebesar 89,58% dengan kategori sangat layak. Sub aspek cuplikan video animasi dan gambar utuh, tidak pecah mendapatkan persentase rendah sebesar 83,33% dengan kategori sangat layak. Hal ini dikarenakan adanya kualitas video animasi dan gambar yang masih rendah sehingga diperlukan adanya peningkatan kualitas dari video animasi dan gambar agar diperoleh media pembelajaran video animasi dengan kualitas yang baik. Sesuai dengan karakteristik media video menurut Riyana (2007) Video harus menggunakan kualitas resolusi tinggi, tampilan berupa grafis media video dibuat teknologi rekayasa digital dengan resolusi tingi tetapi support untuk setiap spech sistem komputer. Sub aspek lainnya yaitu, tampilan video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan secara keseluruhan utuh, tidak pecah, video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan mudah untuk digunakan dan sederhana pengoprasiannya, dan video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan tidak macet/eror selama ditayangkan mendapatkan persentase tinggi sebesar 91,67% dengan kategori sangat layak. Berdasarkan hasil tersebut maka secara teknis media pembelajaran video animasi sangat layak digunakan dalam proses pembelajaran. Hasil tersebut sama dengan hasil penelitian yang relevan yang telah dilakukan sebelumnya oleh Mulyo (2011) bahwa video animasi pada materi struktur jaringan akar SMA kelas XI sangat layak digunakan. Kelayakan empiris media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dinilai berdasarkan observasi aktivitas siswa selama penayangan media pembelajaran video animasi dan respon yang diberikan oleh siswa setelah melihat penayangan video animasi. Aktivitas siswa selama penanyangan media pembelajaran video animasi yang diamati oleh observer mendapatkan persentase rata-rata sebesar 95,31% dengan kategori sangat baik. Sebelum video animasi ditayangkan, terlebih dahulu siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Pada saat video animasi mulai ditayangkan siswa terlihat antusias dan merasa senang, sehingga mendorong siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa memahami pertanyaan yang disajikan dalam video animasi dan meresponnya dengan baik. Siswa juga terlihat menyimak dengan seksama serta tidak mengeluh karena merasa bosan. Hasil tersebut sesuai dengan kegunaan media menurut Sadiman (2010) bahwa media dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis, media dapat menarik perhatian sehingga dapat meningkatakan motivasi belajar siswa dan meningkatkan kualitas belajar, dan media dapat mengaktifkan siswa sehingga memudahkan untuk menciptakan persepsi yang sama pada siswa. Selain aktivitas siswa, kelayakan empiris media video animasi dinilai berdasarkan hasil respon yang diberikan oleh siswa setelah proses penayangan video animasi selesai. Respon siswa mendapatkan rata-rata persentase sebesar 94,02% dengan kategori sangat layak. Hal ini didasari hasil penilaian yang diberikan oleh siswa pada tiap pernyataan yang terdapat pada angket. Sebesar 82,05% dari respon siswa mengatakan semangatnya meningkat dalam belajar dan siswa mengatakan tidak merasa bosan ketika video animasi ditayangkan, hal ini telah sesuai dengan salah satu kegunaan media menurut Sadiman (2010) yang menyatakan bahwa media dapat menarik perhatian, dengan demikian dapat meningkatkan motivasi. Sebesar 94,87% dari respon siswa mengatakan bahasa yang digunakan dalam video animasi mudah untuk dipahami, hal ini dikarenakan penggunaan bahasa pada video animasi disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Sebesar 97,44% dari respon siswa menyatakan bahwa video pembelajaran merupakan hal yang baru sehingga suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dan menarik, selama ini guru hanya menjelaskan mengenai materi pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan melalui ceramah, sehingga pembelajaran menjadi monoton dan tidak menarik bagi siswa. Sebesar 97,44% dari respon siswa menyatakan video pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam mempelajari materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan, hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011) bahwa siswa akan cenderung lebih mudah mengingat dan memahami suatu pelajaran jika mereka 9 tidak hanya menggunakan satu indera saja, apalagi jika hanya indra pendengaran. Setelah video pembelajaran ditayangkan, 97,44% dari respon siswa mengatakan bahwa siswa dapat membedakan pengertian pertumbuhan dan perkembangan. 100% siswa dapat membandingkan tipe perkecambahan hipogeal dan epigeal, dan 92,31% siswa dapat membedakan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan. Berdasarkan hasil respon siswa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan sangat layak digunakan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Campbell, Neil A, et all. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga. PENUTUP Munir. 2012. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta Ibrahim, Muslimin, dkk. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Surabaya: Unesa University Press. Kimball, J.W. 1983. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Mulyaningsih, Sri, dkk. 2007. Fisika Dasar I Seri 1: Mekanika. Surabaya: Unesa University Press. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyo, Fendi. 2011. Pengembangan Media Video Animasi Pada Materi Struktur dan Jaringan Akar SMA Kelas XI. Skripsi Tidak dipublikasikan. Surabaya: FMIPA-Unesa. Simpulan Penelitian ini menghasilkan media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yang layak secara teoritis dan empiris. Media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dinyatakan sangat layak secara teoritis dengan persentase rata-rata sebesar 86,35% berdasarkan penilaian kelayakan media yang dinilai oleh para validator. Media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dinyatakan sangat layak secara empiris dengan persentase rata-rata sebesar sebesar 95,31% berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan persentase rata-rata sebesar 94,02% berdasarkan hasil respon siswa pada lembar angket siswa. Saran Diperlukan speaker yang memadai agar suara dari video dapat menjangkau seluruh siswa dalam ruangan, gambar yang ditampilkan lebih disesuaikan dengan materi, diperlukan cuplikan video animasi pada sub materi pertumbuhan primer dan sekunder agar siswa lebih memahami sub materi tersebut, dan diperlukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa dan mengetahui ketercapaian dari tujuan pembelajaran materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan dengan menggunakan media pembelajaran video animasi. Nur, Mohammad, dkk. 2004. Teori-Teori Kognitif. Surabaya: Unipress. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. 2013. Jakarta: Permendikbud. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 67 tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. 2013. Jakarta: Permendikbud. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press Pusat Bahasa. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Rusman, et al. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Sadiman, Arief, dkk. 2010. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Sasmitahardja, Dardjat, dkk. 1997. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Departemen Pendidikan Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. DAFTAR PUSTAKA Sugiyono. 2010. Metode Pendekatan Kuantitatif, Bandung: Alfabeta. Arif, Febrian B. 2013. Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Roda dan Ban di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Skripsi Tidak dipublikasikan. Yogyakarta: FT-UNY. Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta. Belawati, dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka 10 Penelitian Kualitatif, Pendidikan: dan R&D.