Paper Title (use style: paper title)

advertisement
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PADA TUMBUHAN UNTUK SMP
Dyah Aliyah Fahrunnisa’1), Novita Kartika Indah2), dan Asnawi3)
1)
Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Sains, FMIPA, UNESA. E-mail: [email protected]
2)
Dosen S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNESA. E-mail: [email protected]
3)
Dosen S1 Jurusan Fisika, FMIPA, UNESA. E-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan yang layak secara teoritis dan empiris, serta mendeskripsikan kelayakan
teoritis media berdasarkan hasil penilaian kelayakan media yang dinilai oleh para validator dan
mendeskripsikan kelayakan empiris media berdasarkan observasi aktivitas siswa dan respon siswa.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang mengacu pada metode research and
development (R&D). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-A yang
berjumlah 39 siswa. Data yang diperoleh dalam penelitian ini mencakup data hasil validasi kelayakan oleh
para validator, hasil pengamatan aktivitas siswa oleh observer dan hasil angket respon siswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan sangat layak secara teoritis dengan hasil sebesar 86,35%. Secara empiris berdasarkan hasil
observasi aktivitas siswa didapatkan hasil yang sangat baik dengan persentase sebesar 95,31% dan
berdasarkan hasil respon siswa didapatkan hasil sebesar 94,02% dengan kriteria sangat layak, sehingga
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat mempermudah proses
pembelajaran.
Kata Kunci: pengembangan, media, video, animasi, pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
Abstract
This research aims to produce animated video learning media growth and development in plants viable
theoretical and empirical, and describe the theoretical feasibility of media based on the media feasibility
assessment assessed by the validator and describe the empirical feasibility media based on observations of
student activity and student response. This research is the development of research refers to the method of
research and development (R & D). The sample used in this research were students of class VII-A,
amounting to 39 students. The data obtained in this study include data from validation of feasibility by the
validator, student activity observed by the observer and the results of student questionnaire responses. The
results showed that the media of video lessons on plant growth and development is very feasible in theory
with result at 86,35%. Empirically based on result of observation students activity obtained excellent
results with percentages of 95,31% and based on the results of student responses obtained with result at
95,55% is very feasible criteria, thus it can be concluded that the video learning media on plant growth and
development is very suitable to be used as a learning medium that can facilitate learning process.
Keywords: development, media, video, growth and development of plants.
1
cermat dalam melakukan pengukuran pada tumbuhan.
Selain itu, dalam pertumbuhan pada tumbuhan dibedakan
menjadi 2 macam yaitu pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder. Tujuan utama materi ini
menekankan agar siswa dapat mengerti serta membedakan
konsep antara pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan.
Materi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan ini dipelajari di SMP Negeri 31 Surabaya.
Sekolah yang berada di jalan Dukuh Bulak Banteng
Sekolahan Surabaya ini merupakan sekolah yang sudah
menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas VII.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru IPA
kelas VII didapatkan hasil bahwa rata-rata nilai siswa
pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
sebesar 78 sesuai dengan SKM (Standar Kompetensi
Minimal) yang ada, dan beberapa siswa masih
mendapatkan nilai di bawah rata-rata. Umumnya siswa
masih belum dapat membedakan kedua konsep tersebut.
Selama ini guru belum mengunakan media pembelajaran
apapun untuk mempermudah siswa dalam mempelajari
materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan.
Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan media
yang dapat membantu guru dalam menjelaskan kedua
konsep tersebut. Di sinilah peran media dalam proses
pembelajaran menjadi penting.
Pentingnya media pembelajaran berupa video animasi
dalam materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada
tumbuhan ini agar proses pembelajaran menjadi lebih
efektif, karena siswa dapat mengamati proses
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dalam
waktu yang singkat tanpa harus melakukan pengamatan di
lapangan yang membutuhkan waktu lama. Media
pembelajaran video animasi ini dapat menunjang proses
pembelajaran 5M. Ketika video animasi sedang diputar,
siswa dapat mengamati proses yang terjadi selama masa
petumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Setelah
itu maka akan muncul berbagai macam pertanyaan dalam
benak siswa, sehingga siswa akan menalar dengan
berpikir secara logis dan sistematis atas fakta-fakta
empiris yang dapat diobservasi dari video animasi yang
telah disimak untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan yang baru. Untuk memperoleh hasil belajar
yang nyata dan otentik, maka siswa harus mencoba untuk
melakukan percobaan dengan menanam biji kecambah
dan mengamatinya, sehingga hasil pengamatannya bisa
dipresentasikan di depan kelas.
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan
penelitian ini adalah penelitian Mulyo (2011) menyatakan
bahwa media video animasi pada materi Struktur Jaringan
Akar SMA kelas XI sangat layak digunakan sebagai
media belajar siswa, hal ini ditunjukkan dari persentase
kelayakan sebesar 84,65%. Arif (2013) menyatakan
PENDAHULUAN
Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan di
era globalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian,
diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan
kebutuhan nyata di lapangan. Untuk kepentingan tersebut
pemerintah melakukan penataan kurikulum. Kurikulum
2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun
2004. Kurikulum berbasis kompetensi atau competency
based curriculum dijadikan acuan dan pedoman bagi
pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai
ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap)
dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya
pada jalur pendidikan sekolah. Kurikulum 2013 berbasis
kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan
kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan
standar tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh
siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat
kompetensi tertentu (Mulyasa, 2013).
Kompetensi Dasar yang terdapat dalam kurikulum
2013 di antaranya yakni, KD 1.1 mengagumi keteraturan
dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan
kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan
manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran agama yang dianutnya, dan KD 2.1
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;
objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan pengamatan,
percobaan,
dan
berdiskusi.
Untuk
menunjang
keterlaksanaan dari KD 1.1 dan 2.1 di atas, maka
diperlukan KD 3.3 memahami prosedur pengklasifikasian
makhluk hidup dan benda-benda tak-hidup sebagai bagian
kerja ilmiah, serta mengklasifikasikan berbagai makhluk
hidup dan benda-benda tak-hidup berdasarkan ciri yang
diamati. Kompetensi Dasar 4.1 menyajikan hasil
pengukuran terhadap besaran-besaran pada diri, makhluk
hidup, dan lingkungan fisik dengan menggunakan satuan
tak baku dan satuan baku, agar diperoleh suatu
pembelajaran yang utuh bagi siswa.
Berdasarkan KD yang telah dijabarkan di atas maka
materi yang termuat yaitu materi Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Tumbuhan. Materi ini menjelaskan
mengenai perbedaan konsep antara pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan, di dalam proses tersebut
terdapat kompleksitas ciptaan Tuhan tentang tahapantahapan perubahan dari sebuah biji hingga menjadi
tumbuhan. Pada proses pertumbuhan terjadi pertambahan
volume dan pertambahan massa yang dapat diukur dengan
menggunakan satuan baku dan satuan tak baku, sehingga
siswa dapat menunjukkan perilaku ilmiah seperti teliti dan
2
Media Pembelajaran Video Animasi Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan
bahwa minat belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan video pembelajaran lebih tinggi daripada
minat siswa yang diajar tidak menggunakan video
pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji-t
pada data minat belajar dengan skor rata-rata untuk kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan,
dapat diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran
membuat siswa memiliki respon yang tinggi terhadap
materi yang diajarkan oleh guru pada saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung di dalam kelas.
Berangkat dari permasalahan tersebut maka peneliti
akan mengembangkan media yang berbasis IPA dengan
judul “Pengembangan Media Pembelajaran Video
Animasi Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Tumbuhan Untuk SMP”.
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk:
menghasilkan media pembelajaran video animasi
Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan yang
layak secara teoritis dan empiris, mendeskripsikan
kelayakan teoritis media pembelajaran video animasi
Pertumbuhan dan Perkembangan pada tumbuhan yang
telah dikembangkan berdasarkan hasil penilaian
kelayakan media yang dinilai oleh para penelaah media
yang terdiri dari ahli media, ahli materi, dan guru biologi,
dan mendeskripsikan kelayakan empiris berdasarkan
observasi aktivitas siswa dan respon siswa terhadap media
pembelajaran video animasi Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Tumbuhan yang telah dikembangkan.
Diharapkan melalui penelitian ini, dapat memberikan
kemudahan bagi siswa dalam mata pelajaran IPA, bagi
guru
dapat
dijadikan
sebagai
media
untuk
memaksimalkan proses belajar mengajar dikelas, dan bagi
peneliti dapat menambah pengalaman peneliti dalam
penelitian yang terkait mengenai pengembangan media
pembelajaran.
guru IPA, lembar penilaian kelayakan media, lembar
observasi aktivitas siswa, dan lembar angket respon siswa.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
yakni: analisis penilaian kelayakan media, analisis hasil
observasi aktivitas siswa dan analisis respon siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil penelitian akan dijelaskan dalam tahaptahap berikut ini.
Pada tahap potensi dan masalah diperoleh melalui
wawancara yang dilakukan dengan salah satu guru IPA
kelas VII SMP Negeri 31 Surabaya. Potensi yang ada
yakni terdapat berbagai macam tumbuhan yang tumbuh di
sekitar lingkungan belajar siswa tetapi proses dari tiap
tumbuhan
yang
mengalami
pertumbuhan
dan
perkembangan tidak dapat diamati oleh siswa secara
langsung dan cepat. Berdasarkan hasil wawancara yang
telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat permasalahan
pada saat guru mengajarkan materi Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Tumbuhan. Siswa kurang dapat
memahami materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Tumbuhan dikarenakan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan tidak dapat diamati secara
langsung dan kasat mata, serta membutuhkan waktu yang
sangat lama. Selama ini guru masih menggunakan media
berupa gambar pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan untuk memudahkan proses pembelajaran. Akan
tetapi siswa masih merasa kesulitan untuk mengerti
konsep-konsep
dari
materi
Pertumbuhan
dan
Perkembangan pada Tumbuhan. Berawal dari adanya hal
tersebut di atas, disusun media pembelajaran video
animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang
dapat digunakan dalam proses pembuatan video animasi.
Data yang dikumpulkan berupa KD, indikator, serta
tujuan pembelajaran yang menunjang materi Pertumbuhan
dan Pertumbuhan pada Tumbuhan dan berbagai
komponen seperti sub materi, video animasi, gambar,
musik latar (backsound), dan elemen-elemen pendukung
lainnya yang dijelaskan data tabel 1 berikut.
METODE
Penelitian ini mengembangkan media pembelajaran
video animasi dengan menggunakan metode research and
development (R&D) yang terdiri dari 6 tahap berikut: 1)
Tahap potensi dan masalah, 2) Tahap pengumpulan data,
3) Tahap desain produk, 4) Tahap validasi produk, 5)
Tahap revisi produk, dan 6) Tahap uji coba terbatas
(Sugiyono, 2010). Sasaran penelitian media pembelajaran
video animasi ini adalah 39 orang siswa kelas VII-A SMP
Negeri 31 Surabaya pada tahun ajaran 2013-2014.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
diperoleh dengan cara sebagai berikut: metode
wawancara, metode angket kelayakan, metode observasi,
dan metode angket respon. instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi: lembar wawancara dengan
Tabel 1 Komponen-komponen Pendukung Video
Animasi
Komponen Video
Animasi
Rincian
1.
Sub materi
3
2.
Pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan.
Pertumbuhan dan
perkembangan organ
tumbuhan yang terdiri atas:
a. Perkecambahan
b. Pertumbuhan primer
Komponen Video
Animasi
1.
2.
Video Animasi
3.
4.
1.
2.
3.
Gambar
4.
5.
6.
1.
2.
3.
Musik latar (backsound)
4.
5.
Lain-lain
Pra draf yang telah dihasilkan kemudian didiskusikan
bersama dengan pembimbing untuk memperoleh saran
guna memperbaiki video animasi menjadi lebih baik lagi.
Saran yang diberikan oleh pembimbing yaitu: (1)
Penjelasan sub materi perkecambahan lengkapi dengan
gambar,
(2)
Penjelasan
mengenai
perbedaan
perkecambahan hipogeal dan epigeal dilengkapi dengan
gambar, (3) Melengkapi materi pada video animasi
dengan sub materi pertumbuhan primer dan sekunder.
Hasil revisi dari pra draf dinamakan dengan draf 1. Draf 1
yang telah direvisi ditampilkan saat seminar proposal
skripsi pada tanggal 8 April 2014 guna mendapatkan
saran dari para penguji. Adapun saran yang diberikan oleh
para penguji yaitu: (1) Pengurangan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai dengan menggunakan media
pembelajaran video animasi, (2) Pemindahan praktikum
biji-bijian yang ada di akhir video menjadi di awal video,
(3) Pemisahan cuplikan video animasi perkecambahan
epigeal dan hipogeal menjadi tayangan yang berbeda, (4)
Penambahan video animasi proses perkembangan, (5)
Gambar pada penjelasan perbedaan epigeal dan hipogeal
diperbaiki, (6) Meringkas sub materi pertumbuhan primer,
(7) Meringkas sub materi pertumbuhan sekunder, (8)
Waktu untuk tiap-tiap sub materi perlu lebih diperhatikan
lagi dan disesuaikan dengan kemampuan membaca dan
tingkat pemahamana siswa. Hasil revisi dari Draf 1
dinamakan dengan Draf 2.
Pada tahap ini dilakukan validasi desain video
animasi dengan tujuan mengetahui kelayakan media
pembelajaran video animasi
pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan. Validasi desain dilakukan
oleh ahli media, ahli materi, dan guru IPA. Media
pembelajaran video animasi
pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan divalidasi berdasarkan
beberapa aspek penilaian yaitu aspek umum, aspek materi,
aspek video visual, dan aspek teknis. Berikut tabel
rekapitulasi perolehan skor hasil validasi media oleh para
validator:
Rincian
1.
c. Pertumbuhan sekunder
Video animasi pertumbuhan
tumbuhan.
Video animasi perkembangan
tumbuhan
Video animasi
perkecambahan epigeal
Video animasi
perkecambahan hipogeal
Alat dan bahan yang
digunakna untuk praktikum
menanam biji-bijian.
Tanaman jagung yang diukur
dengan menggunakan mistar.
Perkecambahan epigeal dan
hipogeal.
Perbedaan perkecambahan
epigeal dan hipogeal.
Bagian-bagian tumbuhan
yang mengalami pertumbuhan
primer.
Lingkaran tahun
Instrumental Flourish
Instrumental The happy
lebaran
Instrumental Let it go-Avril
Lavigne
Instrumental Story of my lifeOne Direction
Instrumental Wide awakeKatty Perry
Suara narator yang diisi oleh
Odien Zarry.
Pada tahap desain produk ini dilakukan perencanaan
produk yaitu mendesain video animasi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan dengan menggunakan
aplikasi editing Sony Vegas. Tahap desain dimulai dengan
menyusun skenario pembuatan video animasi terlebih
dahulu agar video animasi yang dibuat dapat tersusun
secara runtut sesuai dengan konsep yang direncanakan.
Selanjutnya dilakukan penyusunan sub materi yang
diselingi dengan video animasi dan gambar pada layer
yang tersedia, jika sudah runtut, tahap selanjutnya yaitu
mengatur backsound dan elemen-elemen pendukung
antara lain efek transisi dan waktu agar video menarik
dan tidak membosankan. Tahap terakhir adalah me-render
video, yaitu tahap untuk menyimpan video animasi
menjadi format MPEG-2. Format ini dipilih karena
memiliki resolusi yang besar sehingga gambar akan tetap
utuh ketika ditayangkan melalui proyektor. Video animasi
yang dihasilkan pada tahapan desain produk ini
dinamakan dengan Pra draf.
Tabel 2 Rekapitulasi Perolehan Skor Hasil
Validasi Media Pembelajaran Video Animasi Oleh
Para Validator
Butir Penilaian
1.
2.
4
A.
Video animasi
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan merupakan
suatu pengembangan
media yang inovatif
Video animasi
Nilai Kelayakan
(%) dan Kategori
RataSub
rata
Aspek
Aspek
Aspek Umum
Jum
lah
Sko
r
10
83,33
(Sangat
Layak)
9
75
81,67
(Sangat
Layak)
Media Pembelajaran Video Animasi Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan
Butir Penilaian
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
Jum
lah
Sko
r
Nilai Kelayakan
(%) dan Kategori
RataSub
rata
Aspek
Aspek
(Layak)
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan ini mudah
dipahami serta
menggunakan bahasa
yang komunikatif
Video animasi
pertumbuhan dan
perkembangan pada
75
tumbuhan ini memiliki
9
(Layak)
keunggulan dibanding
media pembelajaran yang
lain
Pemakai merasa senang
menggunakan video
83,33
animasi pertumbuhan dan
10
(Sangat
perkembangan pada
Layak)
tumbuhan
Video animasi
pertumbuhan dan
91,67
perkembangan pada
11
(sangat
tumbuhan dapat
Layak)
meningkatkan motivasi
belajar siswa
B. Aspek Materi
Kesesuaian penyajian
91,67
materi dalam media
11
(Sangat
dengan Kompetensi
Layak)
Dasar
Kesesuaian penyajian
91,67
materi dalam media
11
(Sangat
dengan tujuan
Layak)
pembelajaran
Kesesuaian penyajian
75
materi dengan gambar
9
(Layak)
yang ditampilkan
Kesesuaian penyajian
83,33
materi dengan video
10
(Sangat
animasi yang
Layak)
ditampilkan
Kesesuaian penyajian
91,67
materi dengan
11
(Sangat
kemampuan siswa SMP
Layak)
Ketepatan penggunaan
83,33
istilah sesuai dengan
10
(Sangat
keilmuan
Layak)
Urutan materi dalam
video animasi
91,67
pertumbuhan dan
11
(Sangat
perkembangan pada
Layak)
tumbuhan tersusun
secara sistematis
Video animasi
pertumbuhan dan
91,67
perkembangan pada
11
(Sangat
tumbuhan dapat
Layak)
mempermudah proses
penyampaian materi
C. Aspek Audio Visual
Perpaduan warna pada
75
9
video animasi menarik
(Layak)
Butir Penilaian
Jum
lah
Sko
r
2.
Teks dapat dibaca
dengan jelas
11
3.
Suara terdengar jelas
11
4.
Gambar dan video
animasi terlihat jelas
11
5.
Pemilihan dan ukuran
font tepat dan mudah
dibaca
Audio backsound (suara
latar) video animasi
menarik
Audio backsound (suara
latar) tidak mengganggu
konsentrasi siswa
Tata letak tulisan pada
tampilan video animasi
seimbang
6.
7.
11
9
Nilai Kelayakan
(%) dan Kategori
RataSub
rata
Aspek
Aspek
91,67
Layak)
(Sangat
Layak)
91,67
(Sangat
Layak)
91,67
(Sangat
Layak)
91,67
(Sangat
Layak)
75
(Layak)
83,33
(Sangat
Layak)
8.
91,67
11
(Sangat
Layak)
91,67
9. Bahasa yang digunakan
11
(Sangat
tepat dan jelas
Layak)
91,67
10. Kalimat yang digunakan
11
(Sangat
mudah dipahami
Layak)
D. Aspek Teknis
1. Tampilan video animasi
pertumbuhan dan
91,67
perkembangan pada
11
(Sangat
tumbuhan secara
Layak)
keseluruhan utuh, tidak
pecah
2. Cuplikan video animasi
83,33
dan gambar utuh, tidak
10
(Sangat
pecah
Layak)
3. Video animasi
pertumbuhan dan
91,67
perkembangan pada
11
(Sangat
tumbuhan mudah untuk
Layak)
digunakan dan sederhana
pengoperasiannya
4. Video animasi
pertumbuhan dan
91,67
perkembangan pada
11
(Sangat
tumbuhan tidak
Layak)
macet/eror selama
ditayangkan
Persentase Rata-Rata kelayakan Teoritis Media
Pembelajaran Video Animasi Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Tumbuhan
87,50
(Sangat
Layak)
10
89,58
(Sangat
Layak)
86,35
(Sangat
Layak)
Berdasarkan data yang dipaparkan pada Tabel 2
menunjukkan bahwa hasil validasi media pembelajaran
video animasi secara keseluruhan berkategori sangat
layak, dengan persentase kelayakan media sebesar
86,35%.
86,67
(Sangat
5
Pada tahap revisi produk ini, lembar validasi yang
diberikan kepada para validator berisi penilaian berskala
dan saran-saran yang dibutuhkan untuk proses revisi
desain video animasi sebelum diujicobakan kepada siswa.
Proses revisi produk berdasarkan saran yang diberikan
oleh para validator dilakukan pada tanggal 22-26 Mei
2014.
Adapun beberapa saran dari para validator terhadap
media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan antara lain adalah: (1)
Warna tulisan dibuat kontras; (2) Terdapat tulisan 005
jahre/years yang tidak dimengerti maksudnya; (3) Tulisan
dibuat lebih teratur; (4) Pengecekan terhadap tujuan
pembelajaran dengan berpikir kritis; (5) Keterangan video
pada cuplikan video animasi perkecambahan epigeal
salah.
Saran-saran dari validator di atas dijadikan acuan
sebagai revisi terhadap media pembelajaran video draf 2.
Hasil dari perevisian tersebut adalah media pembelajaran
video draf 3 yang siap diujicobakan.
Pada tahap uji coba terbatas ini dilakukan uji coba
terbatas kepada 39 siswa kelas VII-A SMP Negeri 31
Surabaya. Uji coba dilakukan pada hari Jumat tanggal 30
Mei 2014 pukul 06.30-08.00 WIB. Guru terlebih dahulu
memberikan umpan balik mengenai materi pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan yang pernah
didapatkan oleh siswa selama ±15 menit. Setelah itu guru
mulai menayangkan video animasi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan. Observer yang terdiri dari
2 orang mengamati aktivitas siswa selama video animasi
ditayangkan. Setelah proses penayangan video animasi
selesai siswa diminta untuk mengisi lembar angket respon
siswa terhadap media pembelajaran video animasi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
Dalam uji coba terbatas ini didapatkan hasil observasi
aktivitas siswa selama penayangan media pembelajaran
video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan. Berikut adalah hasil observasi aktivitas siswa
selama penayangan media pembelajaran video animasi
berlangsung.
Aktivitas Siswa
pertanyaan yang
disajikan dalam video
animasi
4. Siswa merespon
pertanyaan dari video
7
animasi yang
ditayangkan
5. Penggunaan media
pembelajaran video
7
animasi mendorong siswa
terlibat aktif dalam
pembelajaran
6. Siswa mengekspresikan
rasa senang pada saat
video animasi
8
ditayangkan dan
menjawab pertanyaan
yang ada dalam video
animasi
7. Siswa menyimak media
7
pembelajaran video
animasi dengan seksama
8. Siswa tidak mengeluh
karena merasa bosan
8
selama media
pembelajaran video
animasi ditayangkan
Persentase Rata-Rata Aktivitas Siswa
Selama Penayangan Media Pembelajaran
Video Animasi
Jumlah
Skor
1.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
8
2.
Siswa antusias saat video
animasi ditayangkan
8
3.
Siswa memahami
8
Persentase
Aktivitas siswa
(%) dan
kategori
(Sangat Baik)
87,5
(Sangat Baik)
87,5
(Sangat Baik)
100
(Sangat Baik)
87,5
(Sangat Baik)
100
(Sangat Baik)
95,31
(Sangat Baik)
Pada Tabel 3 ditunjukkan bahwa, aktivitas siswa
merespon pertanyaan dari video animasi yang
ditayangkan, penggunaan media pembelajaran video
animasi mendorong siswa terlibat aktif dan siswa
menyimak media pembelajaran video animasi dengan
seksama mendapatkan skor rendah dengan persentase
sebesar 87,5% namun masih dikategorikan sangat baik.
Kemudian, aktivitas siswa pada saat uji coba yang paling
dominan adalah siswa memperhatikan penjelasan guru
sebelum video animasi ditayangkan, siswa antusisas saat
video animasi ditayangkan, siswa memahami pertanyaan
yang
disajikan
dalam
video
animasi,
siswa
mengekspresikan rasa senang pada saat video animasi
ditayangkan dan menjawab pertanyaan yang ada dalam
video animasi, dan siswa tidak mengeluh karena merasa
bosan selama media pembelajaran video animasi
ditayangkan mendapatkan skor tertinggi dengan
persentase sebesar 100% yang dikategorikan sangat baik.
Selain hasil observasi aktivitas siswa selama
penayangan video animasi berlangsung, dalam uji coba
terbatas ini didapat hasil respon siswa terhadap media
pembelajaran video animasi
pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan sebesar 95,55% dengan
Tabel 3 Rekapitulasi Perolehan Skor Hasil
Observasi Aktivitas Siswa Selama Penayangan Media
Pembelajaran Video Animasi
Aktivitas Siswa
Jumlah
Skor
Persentase
Aktivitas siswa
(%) dan
kategori
100
(Sangat Baik)
100
(Sangat Baik)
100
6
Media Pembelajaran Video Animasi Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan
kategori sangat layak yang dipaparkan dalam tabel 4
berikut.
video animasi mendapatkan persentase sebesar 84,61%
dengan kategori sangat layak. Pernyataan setelah video
pembelajaran ditayangkan, saya dapat mebedakan
pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder pada
tumbuhan mendapatkan persentase sebesar 92,31%
dengan kategori sangat layak.
Pernyataan adanya video pembelajaran membuat
suasana belajar menyenangkan dan menarik, video
pembelajaran ini mempermudah saya dalam mempelajari
materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan,
dan setelah video pembelajaran ditayangkan saya dapat
membedakan pengertian pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan mendapatkan persentase sebesar 97,44%
dengan kategori sangat layak. Pernyataan video
pembelajaran merupakan hal yang baru bagi saya dan
setelah video pembelajaran ditayangkan, dan saya dapat
membandingkan tipe perkecambahan hipogeal dan epigeal
mendapatkan persentase tertinggi sebesar 100% dengan
kategori sangat layak.
Kelayakan teoritis media pembelajaran video animasi
dinilai dari beberapa aspek yaitu aspek umum, aspek
materi, aspek audio visual, dan aspek teknis. Media
pembelajaran video animasi
pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan berdasarkan hasil validasi
dari para validator tergolong dalam kategori sangat layak,
dengan persentase rata-rata kelayakan media sebesar
86,35%.
Aspek umum media pembelajaran video animasi
mendapatkan persentase kelayakan sebesar 81,67%
dengan kategori sangat layak. Sub aspek video animasi
pertumbuhan dan perkembangan mudah dipahami serta
menggunakan bahasa yang komunikatif, serta sub aspek
video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan ini memiliki keunggulan dibanding media
pembelajaran yang lain mendapatkan persentase terendah
yakni sebesar 75% dengan kategori layak. Perolehan
persentase ini dikarenakan penggunaan bahasa pada video
animasi kurang komunikatif sehingga perlu dilakukan
perbaikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo
(2011) bahwa dengan kombinasi materi yang merangsang
indra penglihatan yakni video dan materi yang
merangsang indra pendengaran yakni berupa pengulangan
pertanyaan oleh guru dapat menciptakan proses
pembelajaran yang berkualitas. Hal ini dikarenakan
komunikasi berlangsung secara lebih efektif.
Pada sub aspek video animasi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan merupakan suatu
pengembangan media inovatif. Sub aspek pemakai merasa
senang menggunakan video animasi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan mendapatkan persentase
sebesar 83,33% dengan kategori sangat layak. Sejalan
dengan kedua sub aspek tersebut, sub aspek yang terakhir
mengenai video animasi pertumbuhan dan perkembangan
Tabel 4 Data Hasil Respon Siswa Terhadap Media
Pembelajaran Video
Pernyataan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jumlah
Jawaban
“Ya”
Video pembelajaran
merupakan hal yang baru
39
bagi saya
Adanya video
pembelajaran membuat
suasana belajar
38
menyenangkan dan
menarik
Video pembelajaran ini
mempermudah saya
dalam mempelajari
38
materi Pertumbuhan dan
Perkembangan pada
Tumbuhan
Video pembelajaran
pembelajaran dapat
32
meningkatkan semangat
saya dalam belajar
Bahasa yang digunakan
dalam video
37
pembelajaran mudah
dipahami
Saya tidak merasa bosan
belajar IPA
33
menggunakan media
video animasi
Setelah video
pembelajaran
ditayangkan, saya dapat
membedakan pengertian
38
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan
Setelah video
pembelajaran
ditayangkan, saya dapat
39
membandingkan tipe
perkecambahan hipogeal
dan epigeal
Setelah video
pembelajaran
ditayangkan, saya dapat
membedakan
36
pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder
pada tumbuhan
Persentase Rata-Rata Respon Siswa
Terhadap Media Pembelajaran Video
Animasi
Persentase
Jawaban
“Ya” (%)
dan Kriteria
100
(Sangat
Layak)
97,44
(Sangat
Layak)
97,44
(Sangat
Layak)
82,05
(Sangat
Layak)
94,87
(Sangat
Layak)
84,61
(Sangat
Layak)
97,44
(Sangat
Layak)
100
(Sangat
Layak)
92,31
(Sangat
Layak)
94,02
(Sangat
Layak)
Pada Tabel 4 ditunjukkan bahwa pada pernyataan
video pembelajaran dapat meningkatkan semangat saya
dalam belajar mendapatkan persentase rendah sebesar
82,05% dengan kategori sangat layak. Pernyataan saya
tidak merasa bosan belajar IPA menggunakan media
7
pada tumbuhan dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa mendapatkan persentase tertinggi sebesar 91,67%
dengan kategori sangat layak. Hal ini dikarenakan video
animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
merupakan sebuah media pembelajaran yang belum
pernah dibuat dan digunakan pada proses pembelajaran
sebelumnya sehingga siswa merasa senang dan motivasi
siswa untuk belajar meningkat. Sesuai dengan salah satu
penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang
dilakukan oleh Arif (2013) bahwa minat belajar siswa
yang diajar dengan menggunakan video pembelajaran
lebih tinggi daripada minat siswa yang diajar tidak
menggunakan video pembelajaran.
Aspek materi media pembelajaran video animasi
mendapatkan persentase sebesar 87,50% dengan kategori
sangat layak. Hal ini sesuai dengan karakteristik media
video menurut Riyana (2007) bahwa representasi isi,
media video pembelajaran tidak sekedar memindahkan
buku teks , atau modul menjadi media video, tetapi materi
diseleksi yang betul-betul representatif untuk dibuat media
video. Sub aspek kesesuaian penyajian materi dengan
gambar yang ditampilkan medapatkan persentase terendah
yakni sebesar 75% dengan kategori layak. Alasan sub
aspek ini berkategori layak karena terdapat gambar pada
video animasi yang tidak sesuai dengan sub materi, yakni
pada sub materi pertumbuhan primer. Penjelasan pada sub
materi tidak sesuai dengan gambar yang ditampilkan
untuk mendukung penjelasan tersebut, hal ini perlu
perbaikan lebih lanjut agar dihasilkan video animasi yang
lebih baik lagi. Fungsi gambar sebagai penunjang
pembelajaran telah sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mell Siberman dalam Prastowo (2011)
bahwa dengan menambahkan visual pada pelajaran, dapat
menaikkan ingatan dari 14% menjadi 38%.
Sub aspek kesesuaian penyajian materi dengan video
animasi yang ditampilkan dan sub aspek ketepatan
penggunaan istilah sesuai dengan keilmuan mendapatkan
persentase sebesar 83,33% dengan kategori sangat layak.
Cuplikan-cuplikan video animasi yang ditampilkan dapat
menggambarkan materi yang tidak bisa dijelaskan dengan
menggunakan kata-kata sehingga video animasi dapat
memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalistis (Sadiman, 2010), selain itu ketepatan
penggunaan istilah sesuai dengan keilmuan juga dapat
mempermudah siswa dalam memahami materi yang
terdapat pada video animasi. Hal ini sesuai dengan
karakteristik media menurut Riyana (2007) yang
menyatakan bahwa media pembelajaran hendaknya
memenuhi kaidah ‘user friendly’ atau bersahabat dengan
pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang
tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan
pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam
merespon, mengakses sesuai keinginan. Penggunaan
bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta
menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan
salah satu bentuk user friendly.
Sub aspek kesesuaian penyajian materi dalam media
dengan kompetensi dasar, sub aspek kesesuaian penyajian
materi dalam media dengan tujuan pembelajaran, sub
aspek kesesuaian penyajian materi dengan kemampuan
siswa SMP, sub aspek urutan materi dalam video animasi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dan sub
aspek video animasi pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan dapat mempermudah proses penyampaian
materi mendapatkan persentase tertinggi sebesar 91,67%
dengan kategori sangat layak.
Hasil persentase menunjukkan bahwa materi yang
digunakan sesuai dengan KD dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran juga menjadi
faktor pertimbangan dalam pemilihan media karena KD
yang diharapkan dicapai sangat terkait dengan jenis media
yang digunakan (Asyhar 2012). Dengan kata lain, tujuan
pembelajaran menjadi sarana untuk tercapainya KD,
sehingga perlu dirumuskan dengan jelas untuk
mengembangkan media video. Untuk merumuskan tujuan
pembelajaran dapat dilakukan beberapa hal yaitu
mengetahui kompetensi inti dalam kurikulum 2013,
memilih dan menentukan KD, dan merumuskan indikator
beserta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan
menggunakan media pembelajaran video animasi.
Kesesuaian penyajian materi dengan kemampuan siswa
SMP, serta urutan materi pada video animasi yang
tersusun secara sistematis dapat mempermudah proses
penyampaian materi sehingga membuat pembelajaran
menjadi lebih efektif. Hal ini sesuai dengan teori Brown
dalam Ibrahim (2010) yang menyatakan bahwa media
pembelajaran
yang
digunakan
dalam
kegiatan
pembelajaran
dapat
mempengaruhi
efektivitas
pembelajaran.
Aspek audio visual media pembelajaran video
animasi mendapatkan persentase sebesar 86,67% dengan
kategori sangat layak. Sub aspek perpaduan warna pada
video animasi menarik dan sub aspek audio backsound
(suara latar) video animasi menarik mendapatkan
persentase terendah sebesar 75% dengan kategori layak,
hal ini dikarenakan pada video animasi warna-warna yang
digunakan cenderung gelap sehingga perlu adanya
perbaikan, begitupun dengan suara latar yang perlu
dirubah agar video animasi menjadi lebih nyaman untuk
ditonton. Hal ini sesuai dengan karakteristik media
menurut Riyana (2007), tampilan yang menarik dengan
memperbanyak image dan objek sesuai tuntutan materi,
akan meningkatkan ketertarikan siswa terhadap materi
pengajaran, tidak membuat jenuh, bahkan menyenangkan.
Penggunaan template banyak warna untuk siswa banyak
disukai oleh individu remaja, seperti halnya siswa SMP.
8
Media Pembelajaran Video Animasi Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan
Musik untuk pengiring suara sebaiknya dengan intensitas
volume yang lemah (soft) sehingga tidak mengganggu
sajian visual dan narator.
Pada sub aspek lainnya yakni teks dapat dibaca
dengan jelas, suara terdengar dengan jelas, gambar dan
video animasi terlihat jelas, pemilihan dan ukuran font
tepat dan mudah dibaca, audio backsound (suara latar)
tidak mengganggu konsentrasi siswa, tata letak tulisan
pada tampilan video animasi seimbang, bahasa yang
digunakan tepat dan jelas, dan kalimat yang digunakan
mudah dipahami mendapatkan persentase tertinggi
sebesar 91,67% dengan kategori sangat layak.
Aspek audio visual yang baik dapat membuat
tampilan video animasi menjadi lebih menarik, sehingga
siswa akan lebih bersemangat untuk belajar dan materi
yang akan disampaikan oleh peneliti melalui video
animasi akan lebih mudah diterima oleh siswa. Hal ini
sesuai dengan teori Brown dalam Ibrahim (2010) yang
menyatakan bahwa tujuan media adalah untuk
memfasilitasi komunikasi yang berlangsung dalam proses
kegiatan belajar mengajar.
Aspek teknis pada media pembelajaran video animasi
mendapatkan persentase sebesar 89,58% dengan kategori
sangat layak. Sub aspek cuplikan video animasi dan
gambar utuh, tidak pecah mendapatkan persentase rendah
sebesar 83,33% dengan kategori sangat layak. Hal ini
dikarenakan adanya kualitas video animasi dan gambar
yang masih rendah sehingga diperlukan adanya
peningkatan kualitas dari video animasi dan gambar agar
diperoleh media pembelajaran video animasi dengan
kualitas yang baik. Sesuai dengan karakteristik media
video menurut Riyana (2007) Video harus menggunakan
kualitas resolusi tinggi, tampilan berupa grafis media
video dibuat teknologi rekayasa digital dengan resolusi
tingi tetapi support untuk setiap spech sistem komputer.
Sub aspek lainnya yaitu, tampilan video animasi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan secara
keseluruhan utuh, tidak pecah, video animasi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan mudah
untuk digunakan dan sederhana pengoprasiannya, dan
video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan tidak macet/eror selama ditayangkan
mendapatkan persentase tinggi sebesar 91,67% dengan
kategori sangat layak. Berdasarkan hasil tersebut maka
secara teknis media pembelajaran video animasi sangat
layak digunakan dalam proses pembelajaran. Hasil
tersebut sama dengan hasil penelitian yang relevan yang
telah dilakukan sebelumnya oleh Mulyo (2011) bahwa
video animasi pada materi struktur jaringan akar SMA
kelas XI sangat layak digunakan.
Kelayakan empiris media pembelajaran video
animasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
dinilai berdasarkan observasi aktivitas siswa selama
penayangan media pembelajaran video animasi dan
respon yang diberikan oleh siswa setelah melihat
penayangan video animasi.
Aktivitas siswa selama penanyangan media
pembelajaran video animasi yang diamati oleh observer
mendapatkan persentase rata-rata sebesar 95,31% dengan
kategori sangat baik. Sebelum video animasi ditayangkan,
terlebih dahulu siswa memperhatikan penjelasan yang
diberikan oleh guru. Pada saat video animasi mulai
ditayangkan siswa terlihat antusias dan merasa senang,
sehingga mendorong siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran. Siswa memahami pertanyaan yang
disajikan dalam video animasi dan meresponnya dengan
baik. Siswa juga terlihat menyimak dengan seksama serta
tidak mengeluh karena merasa bosan. Hasil tersebut
sesuai dengan kegunaan media menurut Sadiman (2010)
bahwa media dapat memperjelas penyajian pesan agar
tidak terlalu bersifat verbalistis, media dapat menarik
perhatian sehingga dapat meningkatakan motivasi belajar
siswa dan meningkatkan kualitas belajar, dan media dapat
mengaktifkan siswa sehingga memudahkan untuk
menciptakan persepsi yang sama pada siswa.
Selain aktivitas siswa, kelayakan empiris media video
animasi dinilai berdasarkan hasil respon yang diberikan
oleh siswa setelah proses penayangan video animasi
selesai. Respon siswa mendapatkan rata-rata persentase
sebesar 94,02% dengan kategori sangat layak. Hal ini
didasari hasil penilaian yang diberikan oleh siswa pada
tiap pernyataan yang terdapat pada angket.
Sebesar 82,05% dari respon siswa mengatakan
semangatnya meningkat dalam belajar dan siswa
mengatakan tidak merasa bosan ketika video animasi
ditayangkan, hal ini telah sesuai dengan salah satu
kegunaan media menurut Sadiman (2010) yang
menyatakan bahwa media dapat menarik perhatian,
dengan demikian dapat meningkatkan motivasi. Sebesar
94,87% dari respon siswa mengatakan bahasa yang
digunakan dalam video animasi mudah untuk dipahami,
hal ini dikarenakan penggunaan bahasa pada video
animasi disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa.
Sebesar 97,44% dari respon siswa menyatakan bahwa
video pembelajaran merupakan hal yang baru sehingga
suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dan
menarik, selama ini guru hanya menjelaskan mengenai
materi pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan
melalui ceramah, sehingga pembelajaran menjadi
monoton dan tidak menarik bagi siswa.
Sebesar 97,44% dari respon siswa menyatakan video
pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam
mempelajari materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Tumbuhan, hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo
(2011) bahwa siswa akan cenderung lebih mudah
mengingat dan memahami suatu pelajaran jika mereka
9
tidak hanya menggunakan satu indera saja, apalagi jika
hanya indra pendengaran. Setelah video pembelajaran
ditayangkan, 97,44% dari respon siswa mengatakan
bahwa siswa dapat membedakan pengertian pertumbuhan
dan perkembangan. 100% siswa dapat membandingkan
tipe perkecambahan hipogeal dan epigeal, dan 92,31%
siswa dapat membedakan pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder pada tumbuhan. Berdasarkan hasil
respon siswa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran video animasi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan sangat layak digunakan
untuk mempermudah siswa dalam memahami materi yang
diajarkan.
Campbell, Neil A, et all. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid
II. Jakarta: Erlangga.
PENUTUP
Munir. 2012. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Ibrahim, Muslimin, dkk. 2010. Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar. Surabaya: Unesa University Press.
Kimball, J.W. 1983. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Mulyaningsih, Sri, dkk. 2007. Fisika Dasar I Seri 1:
Mekanika. Surabaya: Unesa University Press.
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyo, Fendi. 2011. Pengembangan Media Video
Animasi Pada Materi Struktur dan Jaringan Akar
SMA Kelas XI. Skripsi Tidak dipublikasikan.
Surabaya: FMIPA-Unesa.
Simpulan
Penelitian ini menghasilkan media pembelajaran
video animasi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan yang layak secara teoritis dan empiris. Media
pembelajaran video animasi
pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan dinyatakan sangat layak
secara teoritis dengan persentase rata-rata sebesar 86,35%
berdasarkan penilaian kelayakan media yang dinilai oleh
para validator. Media pembelajaran video animasi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
dinyatakan sangat layak secara empiris dengan persentase
rata-rata sebesar sebesar 95,31% berdasarkan hasil
observasi aktivitas siswa dan persentase rata-rata sebesar
94,02% berdasarkan hasil respon siswa pada lembar
angket siswa.
Saran
Diperlukan speaker yang memadai agar suara dari
video dapat menjangkau seluruh siswa dalam ruangan,
gambar yang ditampilkan lebih disesuaikan dengan
materi, diperlukan cuplikan video animasi pada sub materi
pertumbuhan primer dan sekunder agar siswa lebih
memahami sub materi tersebut, dan diperlukan tes untuk
mengetahui hasil belajar siswa dan mengetahui
ketercapaian
dari
tujuan
pembelajaran
materi
Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan dengan
menggunakan media pembelajaran video animasi.
Nur, Mohammad, dkk. 2004. Teori-Teori Kognitif.
Surabaya: Unipress.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah. 2013. Jakarta:
Permendikbud.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 67 tahun 2013 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah. 2013. Jakarta:
Permendikbud.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan
Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press
Pusat Bahasa. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rusman, et al. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan
Profesionalitas Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Sadiman, Arief, dkk. 2010. Media Pendidikan. Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada.
Sasmitahardja, Dardjat, dkk. 1997. Fisiologi Tumbuhan.
Bandung:
Departemen
Pendidikan
Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga
Akademik.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2010. Metode
Pendekatan Kuantitatif,
Bandung: Alfabeta.
Arif, Febrian B. 2013. Pengaruh Penggunaan Video
Pembelajaran Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas X
pada Mata Pelajaran Roda dan Ban di SMK
Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Skripsi Tidak
dipublikasikan. Yogyakarta: FT-UNY.
Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media
Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta.
Belawati, dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta: Universitas Terbuka
10
Penelitian
Kualitatif,
Pendidikan:
dan R&D.
Download