MAKALAH Komunikasi Kesehatan “Analisis Kegiatan PIS-PK di Desa Nangka dan Desa Margabakti Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan” Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi Kesehatan Dosen Pengampu : Icca Stella Amalia, S.KM., MPH S1 KESEHATAN MASYARAKAT REGULER C DI SUSUN OLEH : Mira Nurafiah CMR0160077 STIKes Kuningan Jl. Lingkar Kadugede No.2 Kuningan Jawa Barat Indonesia (0232) 875 847 fax:(0232) 875 123 Website : Stikku.ac.id email : [email protected] KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Kesehatan. Selain itu, penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang penyakit cacing. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Ibu Icca Stella Amalia, S.KM., MPH selaku pembimbing materi dalam pembuatan makalah ini. Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat untuk kami dan untuk pembaca. Kuningan, 23 Juli 2018 Penyusun ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ iii 1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................. iv 1.2. Tujuan Penulisan ............................................................................. vi BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 1 2.1. Konsep Komunikasi Kesehatan ....................................................... 1 2.2. Jenis-Jenis Komunikasi ................................................................... 3 2.3. Bentuk-Bentuk Komunikasi ............................................................ 5 2.4. Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi Interpersonal .............. 6 BAB III ANALISIS KEGIATAN .................................................................... 9 3.1. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Desa Nangka, Kec.Kadugede.................................................................................. 9 3.2.Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Desa Margabakti, Kec. Kadugede ............................................................ 10 BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 12 4.1. Kesimpulan ...................................................................................... 12 4.2. Saran ................................................................................................ 13 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14 iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu tidak dapat dihindari bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan manusia lainnya, atau hubungan manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan kelompok inilah yang disebut sebagai interàksi sosial. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Profesor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Schramm; 1982). Apa yang mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan manusia lainnya. Teori dasar Biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhan untük mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Harold D. Lasswell salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi lewat ilmu politik menyebut tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi : Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitamya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau peristiwa. Bahkan melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dan pengalamannya, maupun melalui informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitarnya. Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Proses kelanjutan suatu masyarakat Sesungguhnya tergantung iv bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian di sini bukan saja terletak pada kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir, gempa bumi dan musim yang mempengaruhi perilaku manusia, tetapi juga lingkungan masyarakat tempat manusia hidup dalam tantangan. Dalam lingkungan seperti ini diperlukan penyesuaian, agar manusia dapat hidup dalam suasana yang harmonis. Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku, dan peranan. Misalnya bagaimana orang tua mengajarkan tatakrama bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya. Bagaimana sekolah difungsikan untuk mendidik warga negara Bagaimana media massa menyalurkan hati nurani khalayaknya, dan bagaimana pemerintah dengan kebijaksanaan yang dibuatnya untuk mengayomi kepentingan anggota masyarakat yang dilayaninya. Ketiga fungsi tersebut menjadi patokan dasar bagi setiap individu dalam berhubungan dengan sesama anggota masyarakat. Profesor David K. Berlo dari Michigan State University menyebut secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen dan interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan dengan masyarakat (Byrnes, 1965). Jadi komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tata krama pergaulan antar manusia, sebab berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manajer, pedagang, pramugari, pemuka agama, penyuluh lapangan, pramuniaga dan lain sebagainya. Pendek kata, sekarang ini keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karir mereka, banyak ditentukan oleh kemampuannya berkomunikasi. Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak massa dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran. v Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk orang agar tertarik pada barang yang ditawarkan. Secara garis besar iklan dibagi menjadi dua, yang pertama iklan komersil yaitu iklan yang bertujuan untuk meningkatkan pemasaran suatu produk dan jasa. Yang kedua iklan non komersil yaitu bagian dari kampanye sosial dengan tujuan mengajak, menghimbau atau menyampaikan gagasan demi kepentingan umum. Iklan non nkomersil lebih dikenal dengan iklan layanan masyarakat. 1.2. Tujuan Penulisan Tujuan Penulisan dari makalah ini untuk menganalisis mengenai pola komunikasi di Desa Nangka dan Desa Margabakti. vi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Komunikasi Kesehatan 1. Komunikasi Istilah ‘komunikasi’ (communication) berasal dari bahasa Latin ‘communicatus’ yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian komunikasi menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Secara harfiah, komunikasi berasal dari Bahasa Latin: “Communis” yang berarti keadaan yang biasa, membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah sutu proses di dalam upaya membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi biasanya selalu menekankan bagaimana pentingnya sebuah komunikasi antar anggota organisasi untuk menekan segala kemungkinan kesalahpahaman yang bisa saja terjadi. Berikut merupakan definisi komunikasi menurut beberapa ahli : a. Effendi (1995) Komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberikan atau untuk mengubah sikap, pendapat atau prilaku baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung (tulisan). b. Hoyland, Janis dan Kelley (1953) Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk prilaku orang lain (khalayak). c. Barelson dan Steiner (1964) Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. 2. Kesehatan Kata dasarnya adalah sehat, yang berarti baik itu sehat jasmani maupun rohani. Jadi, kesehatan adalah salah satu konsep yang sering digunakan 1 namun sukar untuk dijelaskan artinya. Faktor yang berbeda menyebabkan sukarnya mendefinisikan kesehatan, kesakitan dan penyakit (Gochman,1988. De Clereq,1993). Setidaknya definisi kesehatan harus mengandung paling tidak komponen biomedis, personal dan sosio kultural. Keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Definisi tersebut tidak hanya meliputi tindakan yang dapat secara langsung diamati dan jelas. Tetapi juga kejadian mental dan keadaan perasaan yang diteliti dan diukur secara tidak langsung. 3. Komunikasi Kesehatan Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui saluran/media tertentu pada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial. Komunikasi kesehatan lebih sempit daripada komunikasi manusia pada umumnya. Komunikasi kesehatan berkaitan erat dengan bagaimana individu dalam masyarakat berupaya menjaga kesehatannya, berurusan dengan berbagai isu yang berhubungan dengan kesehatan. Dalam komunikasi kesehatan, fokusnya meliputi transaksi hubungan kesehatan secara spesifik, termasuk berbagai faktor yang ikut berpengaruh terhadap transaksi yang dimaksud. Dalam tingkat komunikasi, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang seperti program – program kesehatan nasional dan dunia, promosi kesehatan, dan rencana kesehatan publik. Dalam konteks kelompok kecil, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang seperti rapat – rapat membahas perencanaan pengobatan, laporan staf, dan interaksi tim medis. Dalam konteks interpersonal, komunikasi kesehatan termasuk dalam komunikasi manusia yang secara langsung mempengaruhi profesional – profesional dan profesional dengan klien. Komunikalevasi kesehatan 2 dipandang sebagai bagian dari bidang – bidang ilmu yang relevan, fokusnya lebih spesifik dalam hal pelayanan kesehatan. 2.2. Jenis – Jenis Komunikasi Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dengan kata-kata dan komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh. 1. Komunikasi Verbal, mencakup aspek - aspek berupa ; a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi. b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. c. Intonasi suara akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi. d. Humor dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satusatunya selingan dalam berkomunikasi. e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti. f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan. 3 2. Komunikasi Non Verbal. a. Ekspresi wajah. Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang. b. Kontak mata. Sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya. c. Sentuhan. Bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan. d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya. e. Suara. Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas. f. Gerak isyarat, Gerak yang pembicaraan. Menggunakan komunikasi tangan isyarat dapat sebagai mempertegas bagian total dari seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress. Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik. Makalah ini 4 difokuskan pada komunikasi interpersonal yang terapeutik. Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok memungkinkan kecil. Komunikasi penyelesaian masalah, interpersonal berbagai ide, yang sehat pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal. 2.3. Bentuk-Bentuk Komunikasi 1. Bentuk komunikasi berdasarkan medianya : a. Komunikasi langsung. Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat. Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat, misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita b. Komunikasi tidak langsung. Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll. Contoh : “Buanglah sampah pada tempatnya” 2. Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran : a. Komunikasi massa. Komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal. Komunikasi masa yang baik harus : 1) Pesan disusun dengan jelas 2) tidak rumit dan tidak bertele-tele 3) Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami 4) Bentuk gambar yang baik 5) Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio) b. Komunikasi kelompok. Komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung, dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal puskesmas. 5 balik. Perawat, Pengunjung c. Komunikasi perorangan. Komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon. Perawat, Pasien. 3. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan a. Komunikasi satu arah. Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnyaradio. b. Komunikasi timbal balik. Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik. 2.4. Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi Interpersonal 1. Komunikasi Intrapersonal Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek. Komunikasi intrapersonal, seorang komunikator (encoder) melakukan proses komunikasi intrapersonal dengan menggunakan seluruh energi yang dimilikinya agar pesan yang akan disampaikan kepada komunikan (decoder) dapat diterima dengan jelas, dan komunikan pun dapat melakukan umpan balik (feedback) terhadap pesan tersebut. 6 2. Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual (Burgon & Huffner, 2002). Contoh kelompok maya, misalnya komunikasi melalui internet (chatting, face book, email, etc.). Berkembangnya kelompok maya ini karena perkembangan teknologi media komunikasi. Komunikasi interpersonal, yaitu suatu proses komunikasi yang bersetting pada objek-objek sosial untuk mengetahui pemaknaan suatu stimulus (dalam hal ini: informasi/pesan) (McDavid & Harari). Fungsi Komunikasi interpersonal sebagai berikut: Untuk mendapatkan respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda efektivitas proses komunikasi. Bayangkan bagaimana kalau tidak ada umpan balik, saat Anda berkomunikasi dengan orang lain. Bagaimana kalau Anda sms ke orang lain tetapi tidak dibalas? Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik. Contohnya, setelah apa yang akan kita lakukan setelah mengetahui lawan bicara kita kurang nyaman diajak berbincang. Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat melakukan modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi. Misalnya, iklan yang arahnya membujuk orang lain. Maha bijaksana Tuhan yang telah mengatur proses komunikasi intrapersonal yang melibatkan beberapa unsur atau elemen sebagai berikut (Burgon & Huffner, 2002): a. Sensasi yaitu proses menangkap stimulus (pesan/informasi verbal maupun non verbal). Pada saat berada pada proses sensasi ini maka panca indera manusia sangat dibutuhkan, khususnya mata dan telinga. b. Persepsi yaitu proses memberikan makna terhadap informasi yang ditangkap oleh sensasi. Pemberian makna ini melibatkan unsur subyektif. Contohnya, evaluasi komunikan terhadap proses komunikasi, nyaman tidakkah proses komunikasi dengan orang tersebut? 7 c. Memori yaitu proses penyimpanan informasi dan evaluasinya dalam kognitif individu. Kemudian informasi dan evaluasi komunikasi tersebut akan dikeluarkan atau diingat kembali pada suatu saat, baik sadar maupun tidak sadar. Proses pengingatan kembali ini yang disebut sebagai recalling. d. Berpikir yaitu proses mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan masalah. Proses ini meliputi pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan berfikir kreatif. Setelah mendapatkan evaluasi terhadap proses komunikasi interpersonal maka ada antisipasi terhadap proses komunikasi yang selanjutnya. Contohnya, jika kita merasa tidak nyaman berkomunikasi dengan dosen maka kita mempunyai cara untuk antisipasi agar komunikasi di kemudian hari menjadi lancar. Seringkali komunikan tidak saling memahami maksud pesan atau informasi dari lawan bicaranya. 8 BAB III ANALISIS KEGIATAN 3.1. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Desa Nangka, Kec.Kadugede Kegiatan pendataan PIS-PK di Desa Nangka dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Juli 2018 pada pukul 08.00-15.00 WIB. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pendataan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah keluarga masyarakat yang berada di Desa Nangka dan intervensi awal PIS-PK serta meningkatkan akses keluarga dan anggotanya terhadap pelayanan kesehatan. Manfaat bagi mahasiswa dengan adanya kegiatan ini yaitu menambah pengalaman tentang kesehatan masyarakat dan pembelajaran di kampus, serta mampu melakukan identifikasi permasalahan kesehatan masyarakat melalui pendataan kesehatan keluarga dalam program PIS-PK. Sasarannya yaitu seluruh masyarakat Desa Nangka Kec. Kadugede. Kegiatan yang dilakukan dengan pendekatan promotif dan preventif, dimana pendekatan keluarga diharapkan dapat menangani masalah-masalah kesehatan individu. Penanganan masalah kesehatan dilakukan seja fase dalam kandungan, proses kelahiran, tumbuh kembang masa bayi-balita, usia sekolah dasar, remaja, dewasa sampai usia lanjut. Fokusnya adalah pada kesehatan individu-individu keluarga. Dalam kegiatan ini seluruh mahasiswa Kesehatan Masyarakat, kader dan petugas kesehatan melakukan kunjungan ke rumah dan analisis data yang berada di Desa Nangka serta berkomunikasi langsung dengan masyarakat. Dalam pelaksanaan kegiatan pendataan PIS-PK, komunikasi yang dilakukan menggunakan komunikasi verbal, dimana komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis atau lisan. Bahasa yang digunakan saat wawancara dominan menggunakan bahasa sunda. Mengingat mayoritas masyarakat desa menggunakan bahasa sunda. Bentuk komunikasi yang dilakukan menurut massanya adalah komunikasi langsung, dimana narator langsung memberikan pertanyaan kepada narasumber. Menurut besar sasarannya bentuk komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi kelompok dimana 9 sasarannya masyarakat Desa Nangka yang dapat dihitung jumlahnya dan bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan dilakukan Komunikasi timbal balik. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disampaikan kepada masyarakat dan masyarakat memberikan umpan balik. Dalam kegiatan ini melakukan Komunikasi Kesehatan. Komunikasi yang terbentuk pada saat kegiatan tersebut adalah komunikasi interpersonal, dimana masyarakat memberikan umpan balik yang berupa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh narator. Umpan balik yang diberikan masyarakat berbeda-beda, ada yang sangat antusias dan ada pun yang seperlunya. Sehingga narator harus bisa mengendalikan komunikasi agar percakapan terus berlangsung, dan informasi yang diperlukan dapat terpenuhi. Pada saat melakukan kunjungan ke rumah masayarakat yang berada di Desa Nangka, masyarakat memberikan umpan balik yang antusias selain itu petugas kesehatan yang berada di desa tersebut memberikan umpan balik sehingga terjadi komunikasi yang baik. 3.2. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Desa Margabakti, Kec. Kadugede Kegiatan PIS-PK di Desa Nangka dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Juli 2018 pada pukul 08.00-12.00 WIB. Manfaatnya yaitu bagi mahasiswa kegiatan ini menambah pengalaman tentang kesehatan masyarakat dan pembelajaran di kampus, mampu melakukan identifikasi permasalahan kesehatan masyarakat melalui pendataan kesehatan keluarga dalam program PIS-PK. Tujuannya untuk melakukan pendataan kegiatan PIS-PK serta meningkatkan akses keluarga dan anggotanya terhadap pelayanan kesehatan yang komperhensif. Sasarannya yaitu seluruh masyarakat Desa Margabakti Kec. Kadugede. Kegiatan yang dilakukan dengan pendekatan promotif dan preventif, dimana pendekatan keluarga diharapkan dapat menangani masalah-masalah kesehatan individu. Penanganan masalah kesehatan dilakukan seja fase dalam kandungan, proses kelahiran, tumbuh kembang masa bayi-balita, usia sekolah dasar, remaja, dewasa sampai usia lanjut. Fokusnya adalah pada kesehatan individu-individu keluarga. 10 Dalam kegiatan ini seluruh mahasiswa Kesehatan Masyarakat, kader dan petugas kesehatan melakukan kunjungan ke rumah dan analisis data yang berada di Desa Nangka serta berkomunikasi langsung dengan masyarakat. Dalam pelaksanaan kegiatan pendataan PIS-PK yang berada di Desa Margabakti ini sama dengan Desa Nangka, komunikasi yang dilakukan menggunakan komunikasi verbal, dimana komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis atau lisan. Bahasa yang digunakan saat wawancara dominan menggunakan bahasa sunda. Mengingat mayoritas masyarakat desa menggunakan bahasa sunda. Bentuk komunikasi yang dilakukan menurut massanya adalah komunikasi langsung, dimana narator langsung memberikan pertanyaan kepada narasumber. Menurut besar sasarannya bentuk komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi kelompok dimana sasarannya masyarakat Desa Margabakti yang dapat dihitung jumlahnya dan bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan dilakukan Komunikasi timbal balik. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disampaikan kepada masyarakat dan masyarakat memberikan umpan balik. Komunikasi yang terbentuk pada saat kegiatan tersebut adalah komunikasi interpersonal, dimana masyarakat memberikan umpan balik yang berupa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh narator. Umpan balik yang diberikan masyarakat berbeda-beda, ada yang sangat antusias dan ada pun yang seperlunya. Sehingga narator harus bisa mengendalikan komunikasi agar percakapan terus berlangsung, dan informasi yang diperlukan dapat terpenuhi. Pada saat melakukan kunjungan ke rumah masyarakat yang berada di Desa Margabakti, masyarakat memberikan umpan balik yang antusias dan ada yang seperlunya. Saat melakukan kunjungan ke salah satu rumah warga ada yang antusias memberikan umpan balik yang didalamnya terdapat aspek humor sehingga mudah untuk berkomunkasi. selain itu, ada juga saat mengunjungi salah satu rumah warga ada yang memberikan umpan balik yang seperlunya saja sehingga pada saat melakukan komunikasi pun tidak mudah. 11 BAB IV PENUTUP 1.1. Kesimpulan Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial. Jenis – jenis komunikasi ada dua yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi yang terbentuk pada saat kegiatan tersebut adalah komunikasi interpersonal, dimana masyarakat memberikan umpan balik yang berupa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh narator. Ruang lingkup komunikasi kesehatan adalah pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijakan kesehatan, dan bisnis perawatan kesehatan serta peningkatan kualitas hidup dan kesehatan individu dalam masyarakat. Dampak komunikasi kesehatan terhadap pembangunan kesehatan sebenarnya berbanding lurus. Makin berhasil komunikasi kesehatan, maka makin berhasil pula pembangunan kesehatan itu. 1.2. Saran 1) Bagi komunikator Dalam komunikasi kesehatan hendaknya selalu mengalami perubahan seiring perubahan lingkungan dan disesuaikan dengan keadaan masyarakat, bahasa dan pelaku atau komunikator hendaknya lebih variatif dan inovatif dalam penyampaian pesan informasi kesehatan. 2) Bagi Komunikan Sebaiknya bagi komunikan dalam kegiatan ini yaitu memberikan umpan balik yang baik dan antusias sehingga mudah untuk berkomunikasi. 12 DAFTAR PUSTAKA Alo, Lilliweri. 2008. Dasar – Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: PustakaPelajar. Arni, Dr. Muhammad.2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Jufri, Andry. 2013. Makalah Komunikasi Kesehatan. http://andryjufri.blogspot.com/2013/01/makalah-komunikasikesehatan.html Maulana, Arif. 2012. Pengembangan Komunikasi Kesehatan Perlu Ditingkatkan. http://www.unpad.ac.id/2012/10/pengembangan-komunikasikesehatanperluditingkatkan/ Rullyana, Gema. 2012. Kenapa Manusia Berkomunikasi. http://gemarullyana.blogspot.com/2012/11/normal-0-false-false-falseen-us-xnone.html 13