Farmakokinetik Dosis Dosis (takaran) suatu obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau diberikan kepada seorang penderita baik untuk dipakai sebagai obat dalam maupun obat luar. Jenis Dosis Obat menurut Farmakope Indonesia Ketentuan Umum Farmasi Indonesia (FI) edisi III mencantumkan 2 dosis yakni : 1. Dosis Maksimal (maximum) 2. Dosis Lazim (Usual Doses) Macam – Macam Dosis 1. 2. 3. 4. 5. Dosis terapi Dosis minimun Dosis maksimum Dosis toksik Dosisi letal Dosis Maksimum Ketentuan dosis maksimum bisa dilihat sebagai berikut: • Orang lanjut usia: 60-70 tahun (4/5 dosis dewasa), 70 – 80 tahun (3/4 dosis dewasa), 80 – 90 tahun (2/3 dosis dewasa), 90 tahun keatas (1/2 dosis dewasa) • Wanita hamil sebaiknya diberikan obat dalam jumlah kecil. Bahkan beberapa obat dapat menyebabkan keguguran ataupun kelainan janin. Wanita menyusui juga membutuhkan perhatian terhadap obat yang digunakan. Sebab obat dapat diserap bayi melalui ASI. • Anak-anak (dibawah 20 tahun) membutuhkan perhitungan khusus, karena respon tubuhnya tidak dapat disamakan dengan dosis orang dewasa. Menghitung Dosis Maksimum Untuk Anak Berdasarkan Umur • Rumus YOUNG : ( n / (n + 12) ) x dosis maksimal dewasa. (dimana n adalah umur dari anak 8 tahun kebawah). • Rumus DILLING : ( n / 20 ) x dosis maksimal dewasa (dimana n adalah umur dari anak 8 tahun ke atas.) • Rumus FRIED : ( n / 150 ) x dosis maksimal dewasa (dimana n adalah umur bayi dalam bulan) Menghitung Dosis Maksimum Untuk Anak Berdasarkan Berat Badan (BB) • Rumus CLARK (Amerika) : ( Berat badan anak dalam kg x dosis maksimal dewasa ) / 150 • Rumus Thermich ( Jerman ) : Berat Badan Anak dalam kg x dosis maksimal dewasa ) / 70 Dosis letal Terdapat 2 kategori dosis letal yakni: • L.D 50: takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan • L.D 100: takaran yang menyebabkan kematian pada 100% hewan percobaan Dosis Maksimum Gabungan • Bila dalam resep terdapat lebih dari satu macam obat yang mempunyai kerja bersamaan/searah, maka harus dibuat dosis maksimum gabungan. Dosis maksimum gabungan dinyatakan tidak lampau bila : pemakaian 1 kali zat A + pemakaian 1 kali zat B, hasilnya kurang dari 100 %, demikian pula pemakaian 1 harinya. • Contohnya : Atropin Sulfas dengan Extractum Belladonnae, Pulvis Opii dengan Pulvis Doveri, Coffein dengan Aminophyllin, Arsen Trioxyda dengan Natrii Arsenas dan lain-lain. Efek obat • Efek ialah perubahan fungsi struktur atau proses sebagai akibat dari kerja obat. • Ada 2 macam efek, yaitu • Efek normal ⁻ Efek Primer ⁻ Efek Samping • Efek abnormal ⁻ Intoleransi ⁻ Toleransi. Efek samping • Efek samping obat dapat dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Efek samping yang dapat diperkirakan ⁻ Efek farmakologik yang berlebihan ⁻ Gejala Penghentian Obat ⁻ Efek samping yang tidak berupa efek farmakologik utama 2. Efek samping yang tidak dapat diperkirakan ⁻ ⁻ ⁻ Reaksi alergi Reaksi karena faktor genetic Reaksi idiosinkratik Contoh Kasus • An. Puri, 18bln, BB 12kg, dibawa ke dokter krn demam tinggi sejak 2 hari lalu. • Berikan antibiotik sirup ‒ Amoksisilin, dosis anak 25-50 mg/kg BB/hari, 3x sehari, selama 7 hari, minum sesudah makan. Penyelesaian • 25-50mg/kg BB/hari →300 – 600mg/hari→100 – 200mg/kali • Karena 100-200mg/kali minum dan ukurannya ada yang 125mg/5cc dan 250mg/5cc →kita pilih yang 125mg/5cc saja • 3x7 →21 kali minum →21x 5cc →105 cc • 1 botol amoksisilin sirup isinya 60ml, jadi kita butuh 2 botol Penulisan resep R/ Amoksisilin syr 125mg/5cc fls No. II S 3dd c.orig I p.c. Contoh Resep Obat Dr. Hendra Tri Hartono SIP 0706259223 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jl. Salemba Raya no. 6 Jakarta Pusat Jakarta, 14 Maret 2019 R/ Amoksisilin syr 125mg/5cc fls No. II S 3dd c.orig I p.c. Pro : An. Puri Usia : 18 bln Nama Kelompok : Sri Kartika Rispiana Lailatunni’am