Materi determinasi seks dan gen letal

advertisement
Gen Letal, Determinasi Sex, dan Alel Ganda
Determinasi Seks (Penentuan Jenis Kelamin)
1. Jantan Heterogametik
a. Pada manusia
XX
perempuan
XY
laki-laki
Manusia memiliki 23 pasang kromosom, yaitu 22 pasang autosom dan 1 pasang
gonosom.
Gambar kromosom pada manusia
b. Pada lalat buah
XX
perempuan
XY
laki-laki
Drosophilla memiliki 4 pasang kromosom, yaitu 3 pasang autosom dan 1 pasang
gonosom. Kromosom tubuh pada lalat buah betina dan jantan memiliki bentuk yang
sama. Sebaliknya bentuk kromosom seks lalat buah betina berbeda dengan bentuk
kromosom seks lalat buah jantan.
Jantan
Betina
Gambar kromosom pada Drosophila
c. Pada serangga (missal pada belalang)
XX
perempuan
XO
laki-laki
Belalang betina memiliki 24 kromosom (22AA + XX). Sedangkan belalang jantan
hanya memiliki 23 kromosom (22AA + XO).
2. Betina Heterogametik
Ditemukan pada unggas dan ikan.
ZW (atau XY)
ZZ (atau XX)
betina
jantan
3. Jumlah kromosom (misal pada lebah madu dan semut)
Lebah madu tidak memiliki kromosom seks. Penentuan jenis kelamin didasarkan pada
jumlah kromosomnya, jika diploid berarti betina dan jika haploid berarti jantan.
Gen Letal
Gen letal adalah gen yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian individu.
Adanya gen letal pada suatu individu menyebabkan perbandingan fenotip dalam keturunan
menyimpang dari hukum mendel. Gen letal terdiri atas gen dominan letal dan gen resesif
letal.
1.
Gen Letal Dominan
Gen letal dominan adalah gen yang apabila dalam keadaan homozigot dominan
menyebabkan kematian individu.
Contoh
Pada kasus ayam redep (creeper). Pada ayam ras dikenal adanya gen sebagai berikut:
C = gen untuk ayam creeper (tubuh normal kaki pendek)
c = gen untuk ayam normal
P :
Cc
(Creeper)
G :
><
Cc
(creeper)
C, c
C, c
F :
C
c
CC
Cc
(Letal)
(Creeper)
Cc
bb
(Creeper)
(Normal)
C
c
Jadi fenotipe keturunannya, creeper : normal = 2 : 1
2.
Gen Letal Resesif
Gen letal resesif adalah gen yang apabila dalam keadaan homozigot resesif
menyebabkan kematian individu.
Contoh:
Pada jagung gen dominan G yang bila homozigot menyebabkan tanaman dapat
membentuk klorofil secara normal. Alel resesif g bila homozigot (gg) akan
memperlihatkan pengaruhnya letal.
P1 : Norma
><
Gg
G1:
Normal
Gg
G, g
G, g
F1 :
G
g
G
g
GG
Bb
(normal)
(normal)
Bb
bb
(normal)
(letal)
Alel Ganda
a. Alel ganda adalah suatu keadaan dalam satu lokasi terdapat lebih dari satu pasang
alel (multiple alelomorfi). Misalnya warna rambut pada kelinci. Alel gnda pada
rambut kelinci adalah adanya empat alel yang sama-sama mempengaruhi warna bulu
dan berada pada lokus yang sama. Warna bulu kelinci dengan gen (W) mempunyai
beberapa alel yang berturut-turut dari dominan ke resesif:
W > wk > wh > w
Gen W
: berfenotipe kelabu
k
Gen w
: berfenotipe kelabu muda (chinchilla)
h
Gen w
: berfenotipe Himalaya, yaitu berwarna putih dengan ujung hidung,
ujung telinga, ekor, dan kaki berwarna kelabu gelap.
Gen w
: berfenotipe albino (tidak berpigmen)
Lihat kemungkinan genotipenya sebagai berikut!
Fenotipe
Genotipe
Kelabu (normal)
WW, Wwk, Wwh, Ww
Kelabu muda (chinchilla)
wkwk, wkwh, wkw
Himalaya
wh wh , wh w
Albino
ww
Download