penetapan laju ekskresi tablet kimoxil® 500 mg melalui urine

advertisement
PENETAPAN LAJU EKSKRESI
TABLET KIMOXIL® 500 MG MELALUI URINE
Dwi wahyuni1, Elly wahyudin2, Tadjuddin Naid2
1
Jurusan Farmasi FIK UIN Alauddin Makassar
2
Fakultas FarmasiUnhas
ABSTRAK
Telah dilakukan studi bioekivalensi amoksisilin yang berasal dari obat dagang
menggunakan matriks urin. Tujuan penelitian ini ialah mengukur kecepatan ekskresi
amoksisilin pada produk Kimoxil.
Penelitian ini menggunakan 12 orang sehat berusia 18 -
21 tahun sebagai subyek. demikian dengan pemilihan matriks urin 24 jam dan penetapan
kadar amoksisilin secara spektrofotometri UV Vis pada panjang gelombang 273 nm,
sedangkan parameter bioavailabilitas ditetapkan dengan menggunakan kadar profil kadar
amoksisilin kumulatif dalam urin 24 jam dan laju ekskresinya. Berdasarkan laju ekskresi
amoksisilin dalam urin 24 jam adalah 105,23% dan 118,29% semua berada dalam rentang
80-125% sebagai obat dengan indeks terapi yang luas.
PENDAHULUAN
Kewajiban Badan Pengawas Obat
dan Makanan Repoblik Indonesia menilai
waktu atau dari ekskresinya dalam urin.
(BPOM, 2004., Lukman, 2002)
semua produk obat sebelum dipasarkan
Pemilihan Kimoxil yang merupakan
memberi izin pemasaran dan melakukan
salah
pengawasan
Amoksisillin,
setelah
dipasarkan.
satu
nama
dalam
dagang
studi
(ND)
ini
dari
karena
Tujuannya untuk memberikan jaminan
kadarnya dalam urin tinggi sekitar 82%
dalam hal efikasi, keamanan dan mutu
sehingga
produk
menggunakan spektrofotometer yang lebih
obat
masyarakat
yang
beredar
dengan
harga
kepada
yang
terjangkau. (BPOM, 2004)
Bioavailabilitas
pengukuran
sederhana
dibandingkan
dapat
KCKT
dan
amoksisilin merupakan derivat penisilin
(BA)
adalah
yang banyak (Shargel, 2005; ISO, 1996)
persentase dan kecepatan zat aktif dalam
Permasalahan
apakah
kadar
produk obat yang mencapai atau tersedia
amoksisilin dalam urin yang ditentukan
dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk
secara
utuh / aktif, setelah pemberian obat diukur
digunakan untuk bioavailabilitas. Tujuan,
dari kadarnya dalam darah terhadap
mengukur kecepatan absorbsi dan
JF FIK UINAM Vol.1 No. 1 2013
spektrofotometri
UV
dapat
33
ekskresi amoksisilin pada produk Kimoxil.
kaji
METODE PENELITIAN
Alat,
Bahan
etik
dari
Kesehatan,
dan
Subyek
yang
Digunakan
Komisi
Etik
Fakultas
Penelitian
Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
Penentuan Kadar Amoksisilin
Alat-alat yang digunakan adalah
1.
Pembuatan kurva baku amoksisilin
gelas Erlenmeyer, labu tentukur, gelas
Ditimbang
ukur, mikro pipet, wadah penampung urin,
trihidrat baku, ditambahkan 5 ml urina
spektrofotometer (Cary 50. Conc), lemari
normal sambil diaduk ditambahkan
pendingin, timbangan analitik (Sartorius®).
aqua
Bahan-bahan
yang
g,
bidestilata
amoksisilin
sampai
larut,
kemudian
dipindahkan
adalah tablet Kimoxil, urina (Spike), air
tentukur
100
suling/aqua
asam
volumenya.
asetat 0,4 M, natrium asetat, amoksisilin
dimasukkan
trihidrat baku bersertifikat
tentukur 10 ml, ditambahkan 3 tetes
bidestilata,
digunakan
0,1024
larutan
Subyek yang digunakan dalam
dapar
ml
Dipipet
asetat
ke
labu
dicukupkan
beberapa
kedalam
ml
kedalam
pH 4,6 dicukupkan
penelitian ini adalah memenuhi kriteria
volumenya
inklusi yaitu: pria belum berkeluarga, usia
konsentrasi 20 bpj, 40 bpj, 60 bpj, 80
18 s.d 21 tahun, berat badan 48 s.d 70 kg
bpj, dan 100 bpj. Diukur serapannya
dalam kisaran normal berdasarkan IMT.
pada panjang gelombang 273 nm
Sehat fisik dan psikis berdasarkan surat
menggunakan spektrovotometer UV.
keterangan dari dokter, tidak merokok,
2.
Pengukuran
tidak ketergantungan alkohol dan narkoba,
dalam urin
sedangkan
Dipipet
kriteria
eksklusi
adalah
50
sehingga
kadar
μl
diperoleh
amoksisilin
urina
subyek
hipersensitif terhadap amoksisilin, dan
dimasukkan kedalam labu tentukur
pada saat
volume 10 ml ditambahkan 3 tetes
penelitian tidak menderita
penyakit akut, diare dan demam berdarah.
dapar
Jumlah subyek adalah jumlah minimal
volumenya dengan aqua bidestilata.
yaitu 12 orang ditambahkan 3 orang untuk
Diukur
mengatasi adanya dropouts.
gelombang
Lokasi Penelitian
menggunakan spektrofotometer UV.
Untuk penerapan GLP penelitian
dilakukan di Laboratorium Uji yang telah
diakreditasi oleh KAN sedangkan
GCP
asetat
pH 4,6 dicukupkan
serapannya
273
pada
panjang
nm
dengan
Pengukuran masing-masing dilakukan
duplo
Analisa Data
belum sepenuhnya dilakukan kecuali lolos
JF FIK UINAM Vol.1 No. 1 2013
34
Sesuai dengan rencana jumlah
Data
sebelum
ditransformasi
subyek yang dianalisis adalah 12 orang.
logaritmik (Ln) nampak bervariasi bahkan
Kadar amoksisilin dalam urin setiap kali
salah satu diantaranya sangat menonjol.
subyek berkemih ditentukan dan ditabulasi
Hal tersebut disebabkan karna belum
dari awal (t0) sampai terakhir kadar diukur
diterapkannya Cara Uji Klinik Yang Baik
Δet. Dikelompokkan dalam waktu 0-2, 2-4,
(CUKB) antara lain aktivitas subyek pada
4-8, 8-12, 12-24 jam. Data berupa kadar
saat penelitian tidak dikontrol, makanan
amoksisilin
dan minuman 24 jam sebelum pemberian
ditransformasi
logaritmik
kemudian dianalisis secara statistik.
obat tidak distandarisasi apalagi 1 minggu
sebelum
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data
volume
urin
pemberian
obat.
Adanya
pengaruh variasi subyek dalam penelitian
dan
kadar
ini diketahui dari nilai Coefisien Variance
amoksisilin setiap kali sebyek berkemih
(CV)
diperoleh
nilai
ditabulasi dan dikumulatif selama 24 jam.
penggujian menggunakan matriks urin
Hasil pengukuran tersebut seperti terlihat
perlu diketahui laju ekskresi, sehingga
pada tabel 1 dibawah ini.
hasil pengukuran dari tiap-tiap subyek
Tabel 1 : Hasil pengukuran kadar Kimoxil
digabung
kemudian
28,65%.
Untuk
dikumulasikan
kumulatif dalam urin 24 jam pada 12
dikelompokkan kedalam waktu berkemih
subyek
0-2, 2-4, 4-8, 8-12 dan 12-24 jam setelah
menggunakan
spektrofotometer UV.
pemerian obat. Data tersebut dapat dilihat
Kimoxil
dalam tabel 2
Mg / ml
Ln
20,4523
1,3107
pada kertas logaritmik untuk mendapatkan
20,6342
1,3145
kurva logaritmik dan analisis residual
18,6434
1,2705
antara fase eliminasi dan fase absorbsi
21,1503
1,3253
sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.
20,8938
1,3200
Tabel Data regresi linier Amoksisilin ND
16,1470
1,2080
Waktutengah
46,5565
1,6679
sampling,
18,6275
1,2701
t (jam)
24,8301
1,3949
1,25
260
29,7476
1,4734
2,50
220
37,1901
1,5704
4,25
170
31,3405
1,4961
7,50
110
11,25
66
JF FIK UINAM Vol.1 No. 1 2013
Dari data tersebut diatas diplotting
Lajuekskresiurin
35
KEPUSTAKAAN
Badan Pengawas Obat dan Makanan
300
(BPOM)., (2001), Pedoman Cara
200
100
y = -49.8x + 314.6
R² = 0.996
0
1,25
2,50
4,25
7,50
11,25
Uji Klinik yang Baik (CUKB) di
Indonesia, Depertemen
Kesehatan dan Kesejahtraan
Sosial, Jakarta.
Kinetika Kimoxil dosis tunggal 500 mg
t½ ab : 1,75 jam, laju absorbsi (Ka) =
BPOM., 2004. Pedoman Uji Bioekivalensi.
0,396 jam-1, t½ el = 5 jam, laju eliminasi
cetakan pertama, Tim Penyusun
(K) = 0,139 jam-1, intersep 320 mg/jam,
Badan
bioavailabilitas amoksisilin peroral (F) =
Makanan
93% atau 0,93 (Shargel 2005) sehingga
Jakarta.
diperoleh laju ekskresi (Ke) amoksisilin ND
Pengawas
Obat
Republik
dan
Indonesia.
Ditjen POM Depkes RI, 1995, Farmakope
Indonesia. Edisi IV.cetakan I,
0,447 jam-1
Direktur Jendral Pengawas Obat
KESIMPULAN
dan Makanan. Jakarta.
Berdasarkan data hasil penelitian,
Ditjen Yanmed Depertemen Kesehatan
analisis dan pembahasan dapat diperoleh
Repoblik Indonesia, (2004)
kesimpulan sebagai berikut :
Pedoman Praktek Laboratorium
1. Dengan membandingkan laju absorbsi
yang Benar (Good Laboratory
dan laju eliminasi dapat diperoleh
Practice), Cetakan 3. Direktorat
gambaran bahwa kimoxil lebih cepat
Laboratorium Kesehatan DepKes
diabsorbsi
RI., Jakarta.
dan
lambat
diekskresi
sehingga diperoleh laju ekskresi (Ke)
Guyton, C. A. 2012, Fisiologi Manusia dan
kimoxil lebih kecil Berdasarkan data-
Mekanisme Penyakit, Edisi 3, Alih
data tersebut dapat diprediksi bahwa
bahasa Petrus Adrianto, Penerbit
kimoxil
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
lebih
lama
berada
dalam
sistem sistemik.
2. Penentuan kadar amoksisilin dalam
urin subyek secara spektrofotometri
dapat digunakan untuk menentukan
parameter bioavailabilitas untuk studi
bioavailabilitas.
JF FIK UINAM Vol.1 No. 1 2013
Hadjar, M.M.I, 1985, Teknik Analisis Obat
Dalam Cairan Biologi dengan
GLC dan HPLC. Cermin Dunia
Kedokteran
No.
37.
Pusat
Penelitian dan Pengembangan
PT. Kalbe Farma. Jakarta
36
Hakim, L. 2009. Farmakokinetik. Bursa
Ilmu
(Djavadiva
Huber,
of
Analytical
LC/GC Magazine 1991-1 (On
line)
Apa
Bioekivalensi,
Mengapa
Farmasi,
diakses 05 Maret 2913
dan
Diperlukan.
ISO Indonesia, 2004, Informasi Spesialite
FMIPA
Obat
Universitas Indonesia. Depok
perhitungannya.
dan
Majalah
Kefarmasian, vol 1, (on line)
Desember
Volume
46,
ISFI Penerbitan, Tomang Jakarta
Barat.
cara
Ilmu
Indonesia.
ISSN 0854-4492 Penerbit PT.
Harmita, petunjuk pelaksanaan validasi
metode
1999.
http:/www.Labcompliance.com.
Harahap, Y., 2009 a. Uji Bioavailabilitas
Departemen
Validation
Methods: Review and Strategy.
Group).
Yogyakarta.
dan
L.,
KAN, 2005, Standar International ISO/IEC
17025:
2004.
2005
(Versi
Bahasa
Indonesia). Edisi kedua, Komite
http:departemen-farmasi-fmipa-
Akreditasi
UI.com. diakses 05 maret 2013
Nasional
Repoblik
Indonesia. Jakarta.
Tabel 2:Analisis Ekskresi Uriner Kimoxil
Dalam Rentang Waktu 24 Jam
Kadar
Rentangwaktuuri
ekskresi
n (jam)
obatdalamuri
n (mg/I)
Volume
urin
Jumlahobat
yang
yang
dieksresidalamurin
dieksres
, Du (mg)
Rentangwakt
Waktutengahrentan
u (jam)
g sampling, t (jam)
Lajueksresi
,
Du/dt
(mg/jam)
i (I)
0–2
25,8991
3,209
83,110
2
1
41,555
2–4
103,4371
3,271
338,343
2
3
169,171
4–8
86,3327
6,046
521,968
4
6
130,492
8 – 12
65,9244
5,916
390,009
4
10
97,502
12 – 24
24,6198
12,490
307,501
12
18
25,625
JF FIK UINAM Vol.1 No. 1 2013
37
Download