11 Evaluasi ketersediaan hayati sediaan farmasi

advertisement
Studi Ketersediaanhayati
Evaluasi ketersediaan
hayati sediaan farmasi
„ Ketersediaanhayati menunjukkan kinetik dan
perbandingan kadar zat aktif yang mencapai
sistem sistemik terhadap laju obat yang
diberikan
„
„
Laju (rate)
Intensitas (extent)
„ Alasan utama dilakukan studi bioekivalen
adalah karena produk yang dinyatakan
ekivalen farmasetik tidak memberi efek
terapetik yang sama pada penderita
I M. A. Gelgel Wirasuta
Kesetaraan
„
Kesetaraan farmakoklinik
„
Kesetaraan kimia
„
Kesetaraan farmasetik
„
Kesetaraan biologik (bioequivalen)
„
3
2,5
konsentrasi (µg/ml)
konsentrasi (µg/ml)
Profil kuantitatif ketersediaanhayati
Max Efect Cons
2
1,5
Min Efect Cons
1
4
3,5
Max Efect Cons
3
2,5
2
„
1,5
Min Efect Cons
1
0,5
0,5
0
0
60
120
180
240
waktu
0
-0,5 0
„
„
60
120
180
240
waktu
„
Dua obat umumnya dengan sifat fisiko-kimia yang sama, diberikan dalam dosis
yang sama dan bentuk sediaan yang hampir mirip
Kesetaraan antara dua bentuk sediaan yang sama dengan zat aktif dan dosis
lazim yang sama. Kesetaraan ini harus memenuhi FARMAKOFE
Obat memiliki kesetaraan kimia atau farmasetik, yang bila diberikan dengan
posologi yang sama dan mengacu pada kadar obat dalam darah, menunjukkan
kriteria ketersediaanhayati yang sama pada setiap individu
Kesetaraan klinik atau terapetik
„
Dalam perencanaan sediaan farmasetik berbagai faktor perlu
dipertimbangkan guna mencegah hal yang tidak dinginkan, maka
diperlukan EVALUASI KETERSEDIAANHAYATI
Dua obat dengan molekul berbeda tetapi mempunyai aktivitas intrinsik yang
sama dan secara in vivo bekerja pada subtrat molekul aktif yang sama
„
Obat dengan kesetaraan farmakologik, kimia, atau farmasetik, yang bila
diberikan pada subjek yang sama dan dengan posologi yang sama akan
memberikan efektivitas terapetik yang sama dan terkendali serta mempunyai
toksisitas yang sama.
Produk obat dikatakan ekivalen terapetik jika:
„
„
„
„
Kesetaraan Biologik
vs
Kesetaraan Terapetik
Ekivalen farmasetik
Ekivalen biologik
Berlabel yang cukup
Difabrikasi memenuhi ketentuan GMP fabrikasi yang baik
EVALUASI BIOAVAILABILITAS
„ Kendala-kendala
Obat B
Obat A
Efek
„
„
Tinjauan multi disiplin
Pemahaman kinetika dan biometabolisme zat
aktif
„
Pemahaman dalam fase disposisi obat
Pemahaman metode analisis dengan kehandalan tinggi
„
Penerapan protokol percobaan yang ketat
„
Pendekatan efek yang sama ditentukan oleh
Kesetaraan biologik, tetapi tidak cukup untuk
menyatakan kesetaraan terapetik karena kesetaraan
terapetik tergantung pada faktor obat dan penderita
Padat modal
„ Objek percobaan umumnya manusia
(masalah etik)
„
1
Tujuan studi kesetaraanhayati
Availabilitas Relativ dan Absolut
„ Pengembangan obat baru: menentukan cara
„ Pada pemberian zat aktif secara iv akan
pemberian dan bentuk sediaan suatu obat baru
„ Setelah keputusan dibuat obat baru: penetapan mutu
dan pengaturan kondisi pemakaian sebagai fungsi
dari keadan penderita
„ Berkaitan dengan Undang-Undang:
„
„
„
Untuk memastikan kesetaraan mutu obat yang diteliti
dengan mutu obat sejenis yang dihasilkan pabrik lain,
sehingga memungkinkan penggantian obat
Sebagai syarat agar obat dapat dipasarkan
Jaminan keselamatan konsumen
Disain / Pemilihan Keadaan Percobaan
1.
Pemilihan subyek
Dosis tunggal / ganda
Protokol pemerian obat
„
Molekul kimia yang dianalisis (Zat aktif tidak berubah
atau metabolitnya)
Spesimen (darah, ekstraksta, urin)
Frekuensi pengambilan spesimen
„
„
Analisa data percobaan
Disain / Pemilihan Keadaan Percobaan
Pemilihan cara pemberian
„
Dosis Tunggal
„
„
„
Keuntungan: cepat pengerjaan sehingga lebih nyaman buat subyek, jumlah obat sedikit,
Kerugian:
„
tidak mewakili waktu pengobatan sebenarnya,
„
jumlah data tidak cukup banyak untuk ekstrapolasi sebagai model farmakokinetik, mungkin
menimbulkan bias eksptrapolasi
Dosis Ganda
„
Keuntungan:
„
„
„
„
„
„
Subyek sudah terbiasa dengan kondisi percobaan
Cukup data untuk ekstrafolasi fungsi farmakokinetik dengan kesalahan minimal
Analitik lebih mudah karena jumlah analit lebih besar dalam tubuh
Kerugian: Umumnya minimal
Posologi: menjadi pertimbangan mendasar
Protokol Pemberian Obat
„
„
„
Subyek
„
„
„
Manusia sehat merupakan subyek ideal yang peka terhadap perubahan
minimal salama penelitian
Manusia sakit,
Hewan:
„
„
„
„
„
„
Etik
Resiko terjadi interaksi obat
Resiko perubahan molekul obat secara interinsik
„
DIPERLUKAN KONTROL KESEHATAN TERUTAMA PADA
FUNGSI ORGAN SUBYEK
Kriteria pemilihan subyek:
„
„
„
Kriteria kelompok (umur, jenis kelamin) yang jelas
Pemeriksaan klinik lengkap
Subyek harus memiliki catatan pemeriksaan:
„
„
„
Untuk percobaan pendahuluan
Obat yang memberi efek ketergantungan
Masalah yang timbul pada subyek manusia
„
Pemilihan elemen analisis
„
4.
Pemilihan subyek
Pemilihan cara pemberian
„
3.
Disain / Pemilihan Keadaan Percobaan
Manusia sehat, sakit, dan juga pada berbagai jenis
hewan
„
2.
diperoleh nilai ketersediaanhayati absolut,
obat langsung masuk pada sistem sirkular
„ Ketersediaanhayati relatif, ketersediaan
dalam sistemik suatu produk obat
dibandingkan dengan suatu standar yang
diketahui
Tidak menanggung resiko khusus pada saat penelitian
Tidak memberikan keragaman hasil penelitian yang luas
Cuplikan memenuhi kreteria percobaan biologik
Disain / Pemilihan Keadaan Percobaan
Pemilihan elemen analisis
„ Analit:
„
Senyawa induk atau metabolitnya
„ Spesimen
„
„
Darah: spesimen yang paling ideal
Urin
„ Tahapan analis
Kronologi:
„
Jadwal pemberian obat: jadwal ditetapkan untuk menghindari pengaruh kronobiotik
„
Rentang waktu pemberian obat: pengulangan dosis tunggal diharap sudah terjadi
klearance secara sempurna
„
Aturan pakai obat:
Subyek penelitian:
„
menghindari interaksi dengan makanan → puasa 12 jam sebelum uji
„
Tidak mengkonsumsi obat lain sebelum uji untuk mencegah interaksi obat
2
Metode Penilaian Bioavailabilitas
Data Plasma
„ Bergantung pada
„ tmaks: menggambarkan perkiraam laju absorpsi zat aktif menuju
Tujuan studi
„ Metode analisis penetapan kadar obat
„ Sifat produk obat
„ Parameter-parameter penting:
„ Data plasma:
„
„
„
„
„
Data Urin:
„
„
„
„
„
Waktu konsentrasi plasma(darah) mencapai puncak (tmaks)
Konsentrasi plasma puncak (Cpmaks)
Area di bawah kurva kadar obat dalam plasma-waktu (AUC)
Jumlah kumulatif obat yang diekskresi dalam urin (Du)
Laju ekskresi obat dalam urin (dDu/dt)
Waktu untuk terjadi ekskresi obat maksimum dalam urin (t∞)
Efek farmakologi akut
Pengamatan klinik
konsentrasi (µg/ml)
Hubungan Dosis vs AUC
sistem sistemik
„ Bila tmaks menjadi kecil berarati sedikit waktu diperlukan
untuk mencapai konsentrasi plasma puncak → jalu absorpsi
obat tinggi
„ Cpmaks:
„ pentunjuk bahwa obat cukup diabsorpsi secara sistemik
untuk memberi suatu perspon terapetik
„ memberi petunjuk kemungkinan adanya kadar toksik obat
„ AUC:
„ mencerminkan jumlah total obat aktif yang mencapai
sirkulasi sistemik.
„ AUC tidak selalu berbanding lurus dengan dosis,
penyimpangan apabila terjadi kejenuhan eliminasi obat
Data Urin
„ Agar diperoleh perkiraan yang sahih,
3
2,5
A
2
B
1,5
maka obat harus diekskresi dalam
jumlah yang bermakna di dalam urin
dan cuplikan urin harus dikumpulkan
secara lengkap
„ Du∞ berhubungan langsung dengan
jumlah total obat terabsorpsi
„ Obat tereliminasi sempurna pada
titik C, dimana konsentrasi
plasma mendekati nol, sehingga
diperoleh jumlah maksimum obat
diekskresi dalam urin Du∞
„ t∞, bagian kurva A-B, berkaitan
dengan laju absorpsi obat, sedang
titik C dikaitkan dengan waktu total
yang diperlukan untuk oabsorpsi dan
ekskresi secara sempurna
C
1
0,5
0
0
60
800
1000
120
180
240
w a ktu
AUC
2500
AUC
2000
1500
1000
500
0
200
400
600
D osis
D o s is
Data Urin
Efek Farmakologik Akut
„ dDu/dt pemahaman grafik
laju ekskresi obat akan
memberi gambaran
tentang kurva kadar obat
dalam plasma-waktu
„ Pada grafik laju ekskresi
maksimum berada pada
titik B, sedangkan laju
ekskresi minimum terletak
pada titik A dan C.
„ Gambaran biovailabilitas dapat diperoleh dari
gambaran kurva efek farmakologik akutwaktu
„ Efek farmakologik akut:
Diameter pupil
Kecepatan denyut jantung
„ Tekanan darah
„
„
„ Kurva efek farmakologi akut – waktu dapat
digunakan untuk menentukan biovailabilitas
memerlukan adanya kaitan dosis-respons.
3
Respons klinik
„ Perubahan respons klinik ditentukan oleh perbedaan
farmakokinetik dan farmakodinamik obat antar
individu
„ Asumsi: produk dengan bioequivalen diperkirakan
mempunyai respons obat yang sama
„ Perbedaan respons klinik pada produk bioeqivalen
mungkin disebabkan oleh faktor farmakodinamik
(ikatan obat dengan reseptor)
„ Faktor yang berpengaruh pada farmakodinamik:
„
Umur, toleransi obat, enteraksi obat dan faktor-faktor
patopsiologik yang tidak diketahui
„ Tiga obat dengan dosis
yang sama dibuat
dengan formulasi
berbeda
„ Dari hasil uji
bioavailabilitas
menunjukkan:
„
Formula A lebih cepat
diabsorpsi dari B,
tmaks A < B:
AUCA=AUCB
4
Download