PENGAMANAN / PENCEGAHAN BAHAYA KECELAKAAN BIOLOGI DI LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM PAKUWON No. Dokumen : .................................... Standar Prosedur Operasional (SPO) Tanggal Terbit : No Revisi : Halaman : 1/3 Ditetapkan Oleh : Direktur Utama dr. H. Noerony Hidayat PENGERTIAN Bahaya biologi / kontaminasi atau bahaya yang dapat menyebabkan penyebaran mikroorganisme dalam bahan pemeriksaan harus dicegah untuk menghindari penularan. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melindungi pekerja laboratorium dan orang sekitarnya dari risiko tertularnya penyakit akibat kerja di laboratorium. KEBIJAKAN SK Direktur No................. tentang Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan di Direktorat Medis Rumah Sakit Umum Pakuwon bahwa : 1. Bagian Laboratorium melaksanakan Program keselamatan/keamanan yang mengatur risiko keselamatan yang potensial di laboratorium dan di area lain yang mendapat pelayanan laboratorium. Program mengacu pada KMK No 432 tahun 2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit serta KMK No 1087 tahun 2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit. 2. Program keselamatan/keamanan Bagian Laboratorium merupakan bagian dari Program manajemen keselamatan/keamanan Rumah Sakit Umum Pakuwon yang dilaksanakan dan dilaporkan sekurang-kurangnya setahun sekali atau bila terjadi insiden keselamatan. 3. Bagian Laboratorium difasilitasi alat perlindungan diri (APD) untuk keamanan kerja dan mengurangi risiko keselamatan. PROSEDUR A. Cara mencegah penyebaran bahan infeksi di laboratorium mikrobiologi : 1. Permukaan meja kerja diberi desinfektan sebelum dan sesudah bekerja. 2. Gunakan ose dengan lingkaran sengkelit penuh dan panjang maksimal 6 cm. RUMAH SAKIT UMUM PAKUWON Standar Prosedur Operasional (SPO) TINDAKAN PENGAMANAN / PENCEGAHAN BAHAYA KECELAKAAN BIOLOGI DI LABORATORIUM No. Dokumen : .................................. No. Revisi : Halaman : 2/3 3. Gunakan alat incenerasi mikro untuk membakar ose, untuk mencegah timbulnya percikan dari bahan infeksius. 4. Setelah melakukan slide test, slide bekas pakai harus direndam dalam larutan desinfektan. 5. Sisa media biakan dikumpulkan dalam wadah yang tahan bocor sebelum kemudian disterilisasi. B. Cara mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksi : 1. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun desinfektan, jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja. Jangan makan, minum, merokok, mengunyah permen atau menyimpan makanan / minuman dalam laboratorium. 2. Jangan membubuhkan kosmetik dalam laboratorium. 3. Gunakan alat pelindung mata / muka jika terjadi resiko percikan bahan infeksi saat bekerja C. Cara mencegah infeksi melalui tusukan : 1. Bekerja dengan hati-hati. 2. Pergunakan jarum suntik sejarang mungkin 3. Jarum bekas harus ditampung dalam wadah khusus yang tahan tusuk dan sampai ¾ penuh harus sudah dibawa ke incenerator. 4. Hindari menutup jarum kembali untuk mencegah tertusuk. Jika situasi/kondisi tidak memungkinkan, jarum dapat ditutup kembali dengan menggunakan satu tangan. 5. Pilih pipet pasteur yang terbuat dari plastik. 6. Semua patahan / pecahan harus dibungkus dan dibuang ke tempat khusus. D. Cara menggunakan pipet dan alat bantu pipet : 1. Hindarkan memipet dengan mulut, sebaiknya selalu gunakan alat bantu pipet. 2. Masukkan sumbat kapas kedalam mulut pipet untuk mengurangi kontaminasi terhadap pipet. 3. Jangan meniupkan udara maupun mencampur bahan terinfeksi dengan cara menghisap dan meniup cairan lewat pipet 4. Jangan keluarkan cairan dari dalam pipet secara paksa. 5. Sediakan kapas yang dibasahi desinfektan pada meja kerja untuk membersihkan meja jika terkena tetesan cairan bahan infeksi dari pipet. Kapas diautoclave setelah selesai digunakan. TINDAKAN PENGAMANAN / PENCEGAHAN BAHAYA KECELAKAAN BIOLOGI DI LABORATORIUM No. Dokumen : ....................................... Standar Prosedur Operasional (SPO) No. Revisi : Halaman : 3/3 6. Gunakan pipet ukur karena cairan tidak perlu dikeluarkan sampai tetesan terahir. 7. Rendam pipet habis pakai dalam wadah berisi desinfektan. Biarkan selama18-24 jam sebelum disterilisasi. Di samping kabinet keamanan biologis harus disediakan wadah untuk membuang pipet. 8. Jangan gunakan semprit dengan atau tanpa jarum suntik untuk memipet. Gunakan alat khusus untuk membuka botol dengan penutup karet. E. Cara menggunakan centrifuge / alat pemusing : 1. Lakukan sentrifugasi sesuai intruksi pabrik. 2. Sentrifus harus diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga petugas laboratorium yang pendek dapat menempatkan tabung sentrifus dengan mudah. 3. Periksa rotor sentrifus dan selongsong (bucket) sebelum dipakai atau secara berkala untuk melihat tanda korosi dan keretakan. 1. Selongsong berisi tabung sentrifus harus seimbang. 2. Gunakan air untuk menyeimbangkan selongsong. Jangan gunakan larutan NaCL/hipoklorit karena bersifat korosif. 3. Setelah dipakai, simpan selongsong dalam posisi terbalik agar cairan penyeimbang dapat mengalir keluar. 4. Cara sentrifugsi yang benar, tabung yang tertutup rapat dan selongsong yang terkunci dapat melindungi petugas laboratorium terhadap aerosol dan sebaran partikel dari mikroorganisme UNIT TERKAIT 1. 2. Seksi Kebersihan dan lingkungan MFK