Uploaded by User15190

proposal kaka bab 1 revisian 22 9juli

advertisement
i
HUBUNGAN DUKUNGAN PENDAMPING
PERSALINAN IBU DENGAN KECEMASAN PADA
PROSES PERSALINAN DI PONED PUSKESMAS
KLUWUT KABUPATEN BREBES
TAHUN 2019
PROPOSAL PENELITIAN
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Terapan Kebidanan
Oleh :
TRI SULISTYOWATI
NIM. P2.06.24.4.18.075
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D.IV KEBIDANAN CIREBON
2019
ii
PROPOSAL PENELITIAN
HUBUNGAN DUKUNGAN PENDAMPING PERSALINAN IBU DENGAN
KECEMASAN PADA PROSES PERSALINAN DI PONED
PUSKESMAS KLUWUT KABUPATEN BREBES
TAHUN 2019
Proposal Penelitian / Skripsi Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh Penbimbing Untuk
Dipresentasikam
Cirebon, ......... Juli 2019
Pembimbing I,
Rinela Padmawati, SST. MPH
Tanggal 15 Juli 2019
Pembimbing II,
Pepi Hapitria, , SST. M.Keb
Tanggal 15 Juli 2019
iii
PROPOSAL
HUBUNGAN DUKUNGAN PENDAMPING PERSALINAN IBU DENGAN
KECEMASAN PADA PROSES PERSALINAN DI PONED
PUSKESMAS KLUWUT KABUPATEN BREBES
TAHUN 2019
Dipersiapkan dan disusun oleh
TRI SULISTYOWATI
NIM. P2.06.24.2.07.075
Telah dipertahankan di depan Penguji
Pada Tanggal ..... Juli 2019
Susunan Penguji
Ketua Penguji
Hj. Entin Jubaedah, SST., M.Keb
Penguji I,
Rinela Padmawati, SST. MPH
Penguji II,
Lisnawati, SST. M.Keb
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Terapan Kebidanan
Mengetahui,
Program Studi D.IV Kebidanan Cirebon
Ketua,
Hj. Entin Jubaedah, SST., M.Keb
iv
NIP. 196512171989032002
v
PROPOSAL PENELITIAN
HUBUNGAN DUKUNGAN PENDAMPING PERSALINAN IBU DENGAN
KECEMASAN PADA PROSES PERSALINAN DI PONED
PUSKESMAS KLUWUT KABUPATEN BREBES
TAHUN 2019
Dipersiapkan dan disusun oleh
TRI SULISTYOWATI
NIM. P2.06.24.4.18.075
Telah dipertahankan di depan Penguji
Pada Tanggal ..... Juli 2019
Susunan Penguji
Ketua Penguji
Penguji I
Rinela Padmawati, SST. MPH
Lisnawati, SST. M.Keb
Proposal Penelitian ini telah diuji dan disetujui untuk dilanjutkan ke penelitian
Mengetahui,
Program Studi D.IV Kebidanan Cirebon
Ketua,
Hj. Entin Jubaedah, SST., M.Keb
NIP. 196512171989032002
vi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Proposal Penelitian ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis menjadi salah
satu sumber dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Cirebon,
Juli 2019
Tri Sulistyowati
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Poltekes Kemenkes Tasikmalaya, saya yang bertanda
tangan dibawah ini:
Nama
: Tri Sulistyowati
NIM
: P2.06.24.4.18.075
Program Studi
:
Jurusan
:
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Poltekes kemenkes Tasikmalaya Hak Bebas Royalti Noneksklusif
(Non-Exclusive Royalty- Free Right) atas Skripsi saya yang berjudul :
Hubungan dukungan Pendamping Persalinan Ibu Dengan Kecemasan pada proses
persalinan Di Poned Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes Tahun 2019
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif
ini
Poltekes
Kemenkes
Tasikmalaya
berhak
menyimpan,
mengalihmedia / formatkan, mengelola dalam betuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di :.................
Pada tanggal :.........................
Yang menyatakan,
(TRI SULISTYOWATI)
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan
hidayahnya proposal ini dapat terselesaikan dengan judul “ Hubungan Dukungan
Pendamping Persalinan Ibu Dengan Kecemasan Pada Proses Persalinan Di PONED
Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes Tahun 2019
Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah memberikan dukungan, serta sumbang
saran yang terhormat :
1. Hj. Betty Suprapti, SKp., M. Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehtan Tasikmalaya.
2. Nunung Mulyani, APP., M. Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan.
3. Hj. Entin Jubaedah, SST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi D.IV Kebidanan
Cirebon.
4. Rinela Padmawati, SST. MPH Dosen Pembibing I Proposal.
5. Pepi Hapitria, SST.M Keb. Dosen Pembibing II Proposal
6. Pimpinan tempat penelitian diambil dr. Sigit Arumtara,M.Kes Kepala
Puskesmaas Kluwut.
7. Hj. Siti Faizah,A.Md.Keb, selaku Bidan Koordinator Puskesmas Kluwut.
Proposal ini masih banyak kekurangan dalam pembuatan proposal ini, oleh
karena itu saya menerima baik saran ataupun kritikan dengan lapang dada dan
keterbukaan.
Cirebon,
Juli 2019
Tri Sulistyowati
ix
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL PENELITIAN
Nama Mahasiswa
: Tri Sulistyowati.
Nama Pembimbing
: 1. Rinela Patmawati, SST., MPH
2. Pepi Hapitria, SST., M.Keb
Judul Skripsi
: Hubungan Dukungan Pendamping
Persalinan Ibu Dengan
Kecemasan Pada Proses Persalinan Di PONED Puskesmas
Kluwut Kabupaten Brebes Tahun 2019.
NO
HARI/
TANGGAL
1.
21 Jun 2019
2.
26 Jun 2019
MATERI YANG
DIKONSULKAN
Latar Belakang
BAB I & II
SARAN
PEMBIMBING
Perbaiki
latar
belakang dari data
umum hingga data
khusus.
Ruang lingkup harus
5W
Harus jelas teorinya
menurut siapa,cari
sumber yang terbaru.
PARAF
PEMBIMBING
Rinela P
,SST,,MPH
Rinela P
,SST,,MPH
3.
3 Jun 2019
BAB 1,2 & 3
Membuat kerangka
teori,membuat
kuesioner penelitian.
Rinela P
,SST,,MPH
Pepi H, SST,,
M.Keb
x
Pepi H, SST,,
M.Keb
Pepi H, SST,,
M.Keb
Mengetahui,
Program Studi D.IV Kebidanan Cirebon
Ketua,
Hj. Entin Jubaedah, SST., M.Keb
NIP. 196512171989032002
xi
Hubungan Dukungan Pendamping Persalinan Ibu Dengan Kecemasan Pada
Proses Persalinan Di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes 2019
Tri sulistyowati
Mahasiswa Progam Studi DIV Alih Jenjang Kebidanan Poltekkes Tasikmalaya
Latar Belakang : Kehamilan merupakan periode kritis maturitas yang dapat
menimbulkan stres dan kecemasan, perasaan cemas yang seringkali menyertai
kehamilan akan mencapai puncaknya pada saat persalinan Aspek psikologis ibu dapat
dipengaruhi oleh dukungan yang ditemui dilingkungan tempatnya melahirkan,
termasuk dari suami yang mendampinginya, ibu yang bersalin harus ditemani oleh
orang yang ia percaya dan membuatnya merasa nyaman namun, ada kalanya suami
tidak bersedia mendampingi istri di ruang bersalin dengan berbagai alasan, salah
satunya takut melihat proses persalinan, dan ada juga takut melihat darah.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan pendamping
dengan kecemasan saat proses persalinan pada kala I.
Metode : Jenis penelitian ini dipakai dalam penelitian ini adalah rancangan analitik
(observasional) dengan metode pendekatan.
Cross sechonal dimana variabel independen (dukungan pendamping dalam proses
persalinan dan variabel independen (kecemasan dengan tekhnik pengambilan sampai
menggunakan purposive dengan populasi dalam waktu 1 bulan yaitu bulan Agustus
2019, pengambilan data diperoleh dengan menggunakan kuesioner, kemudian
dianalisis dengan menggunakan chi square test.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
LEMBAR KONSULATASI PROPSAL ...................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ...............................................................................
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
D. Manfaat Penelitian...............................................................................
E. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................
BAB II TUJUAN PUSTAKA ....................................................................................
A. Persalinan ............................................................................................
1. Pengerahan Persalinan ...................................................................
2. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan .........................................
3. Permulaan Persalinan .....................................................................
4. Tanda Masuk Persalinan ................................................................
5. Tahapan Persalinan ........................................................................
B. Kecemasan ...........................................................................................
1. Penyerahan .....................................................................................
2. Teori Kecemasan ............................................................................
3. Gejala Klinis Kecemasan ...............................................................
4. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ........................................
5. Tingkat Kecemasan ........................................................................
6. Gejala – Gejala Kecemasan ...........................................................
7. Proses Adaptasi Kecemasan ...........................................................
xiii
8. Cara Mengundur Kecemasan .........................................................
9. Pemenuhan Kebutuhan Psikologis saat Persalinan ........................
C.1. Tindakan Umum Pendampingan Persalinan ........................................
2. Pengertian Pendampingan ....................................................................
3. Manfaat pendampingan ........................................................................
4. Macam – Macam Bentuk Dukungannya ..............................................
BAB III ......................................................................................................................
A. Desain Penelitian .......................................................................................
B. Populasi dan Stampel ................................................................................
C. Definisi Operasisional ...............................................................................
D. Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................
E. Pengeluaran Data dan Cara Pengamatan Penelitian ..................................
F. Instrumen Penelitian ..................................................................................
G. Langkah Pengumpulan Data .....................................................................
Teknik Analisa Data .......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak menjadi target dalam tujuan pembangunan
milenium (MDGs), tepatnya pada tujuan 4 dan tujuan 5 yaitu menurunkan
angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Program kesehatan ibu
dan anak menjadi sangat penting karena ibu dan anak merupakan unsur
penting pembangunan, hal ini mengandung pengertian bahwa dari seorang ibu
akan dilahirkan calon penerus bangsa yang akan memberikan manfaat bagi
bangsa maka harus diupayakan kondisi ibu dan anak yang sehat (Prasetyawati
Eka, 2012:10).
Sejumlah perubahan fisiologis dan psikologis terjadi pada ibu selama
persalinan. Gangguan psikologis dapat dijumpai dalam berbagai tingkat
ketidakmatangan dalam perkembangan emosional dan psikoseksual dalam
rangka kesanggupan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan situasi
tertentu yang sedang dihadapi salah satunya adalah kecemasan dalam
persalinan (Johariah dan Ningrum, 2012:45).
Kecemasan atau anxiety merupakan salah satu bentuk emosi individu yang
berkenaan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan objek
ancaman yang tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas yang wajar
dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai motivasi, tetapi apabila
intensitasnya sangat kuat dan bersifat negatif justru akan menimbulkan
kerugian dan dapat mengganggu keadaan fisik dan psikis individu yang
bersangkutan.
Persalinan normal dipengaruhi oleh factor 5 P yaitu power (kekuatan
mendorong janin yang mencakup his/kekuatan otot uterus berkontraksi,
kontraksi diafragma, dan ligamentum, passage (jalan lahir), passenger (janin
dan
plasenta),
psychologic
(psikologi
ibu
bersalin)
dan
penolong.
Keseimbangan faktor-faktor tersebut dapat membantu menciptakan persalinan
normal yang berjalan lancar.
Selain itu, mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses
persalinan merupakan salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu yang
dimaksudkan untuk dapat mengurangi kecemasan pada saat ibu bersalin.
Banyak hasil penelitian menunjukan bahwa jika para ibu diperhatikan dan
diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui
dengan baik proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka
akan mendapatkan rasa aman dan terhindar dari kecemasan (JNPK-KR,
2014:12).
Peran suami tidak hanya sebatas dalam proses pengambilan keputusan saja
tetapi juga penting dalam memberikan dukungan moral kepada istri dari
kehamilan hingga persalinan dan nifas. Dukungan yang berkelanjutan dari
seorang pendamping suami atau keluarga merupakan
faktor yang
memungkinkan seorang perempuan dalam mengatasi hal-hal selama proses
persalinan(Utami & Magfiroh 2013). Menurut Maryuni tahun 2013, dukungan
yang diberikan seorang pendamping suami atau keluarga secara berkelanjutan
merupakan dua factor penting yang memungkinkan seorang perempuan dalam
mengatasi hal-hal selama proses persalinan. Sudah banyak penelitian tentang
pendukung kelahiran dan hasilnya seringkali mengejutkan.
Kehadiran suami tanpa tekanan dari luar pada proses persalinan akan sangat
penting dalam membantu istri, terutama jika suami tahu banyak tentang proses
melahirkan. Para suami sering mengeluh betapa tertekannya mereka sama sekali
tidak tahu apa yang harus dikerjakan untuk menolong istri mereka (Lutfiatus
Sholihah,2012:35). Namun, ada kalanya suami tidak bersedia mendampingi istri
di ruang bersalin dengan berbagai alasan, salah satunya takut melihat proses
persalinan, dan ada juga takut melihat darah.
Sebenarnya masih ada orang yang dapat menggantikan peran suami
sebagai pendamping di ruang bersalin. Menurut Mary Nolan (2014), beberapa ibu
memilih pasangan/suami dan ibunya sendiri untuk menjadi pendamping
persalinannya. Ada sebuah penelitian yang menunjukan bahwa pendukung
perempuan efektif meningkatkan hasil persalinan dan membantu calon ibu merasa
percaya diri dalam melaksanakan tanggung jawab mengasuh bayinya. Di wilayah
Puskesmas Kluwut ada beberapa ibu bersalin didampingi oleh ibu atau keluarga
lainnya namun tingkat kecemasan ibu tetap tinggi, karena hanya mengantar tidak
mendukung dalam proses persalinan.
Dukungan suami sangat dibutuhkan ibu untuk memberikan rasa aman dan
nyaman, dengan menghindarkan atau mengurangi stres psikologis ibu dan
meningkatkan rasa sejahtera bagi ibu dapat mendorong proses fisiologis
persalinan sehingga mengalami kemajuan persalinan.
Pendampingan saat ibu bersalin diharapkan dapat menekan rasa cemas,
ketegangan, rasa sakit sekecil mungkin, terutama bagi ibu yang mudah cemas dan
takut, sangat memerlukan dukungan pendampingan suami adalah orang yang
paling diharapkan selain faktor kedekatan memahami bahwa persalinan
merupakan proses yang begitu berat sehingga ia akan lebih menyayangi istrinya.
Nyeri saat persalinan dapat meningkatkan secara psikologis bila ibu sendirian dan
nyeri tersebut dapat berkurang dengan adanya pendampingan dan dukungan
suami.(http//www.beritajakarta.com akses 22 sep 2018)
Sebelumnya peneliti telah melakukan studi pendahuluan di PONED
Puskesmas Kluwut dengan cara melakukan wawancara langsung kepada ibu
bersalin pada saat proses persalinan di bulan Juni 2019. Dari 10 orang ibu
bersalin yang diwawancarai, 8 orang ibu bersalin (80%) mengalami kecemasan
dan sisanya sebanyak 2 orang ibu bersalin (20%) tidak mengalami kecemasan
selama persalinan karena mendapatkan dukungan pendampingan persalinan yang
aktif. Kecemasan ibu bersalin
yang dapat dinilai pada hasil pemeriksaan rutin
selama periode tersebut (proses persalinan) yang tercatat dalam lembar observasi
dan lembar partograf.
Hasil penelitian Pevi Primasnia, Wagiyo dan Elisa tahun 2017
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pendampingan suami
dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi proses persalinan kala1
sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu yang menghadapi proses persalinan kala I
tanpa didampingi oleh suami/keluarga akan beresiko mengalami kecemasan.
Pada saat akan bersalin ibu diantar banyak orang namun tingkat kecemasan
ibu tinggi, karena banyaknya yang mengantar tidak mendukung, sehingga peneliti
tertarik dan ingin melakukan penelitian dengan judul” Hubungan Dukungan
pendamping persalinan ibu dengan kecemasan proses persalinan di PONED
Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun 2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut : “Apakah terdapat hubungan antara dukungan
pendamping persalinan ibu dengan kecemasan proses persalinan di PONED
Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun 2019?”
C.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
dukungan pendamping persalinan ibu dengan kecemasan proses persalinan
di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a.
Diketahuinya gambaran dukungan pendamping persalinan pada ibu
bersalin di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun 2019.
b.
Diketahuinya gambaran kecemasan proses persalinan di PONED
Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun 2019.
c.
Diketahuinya hubungan dukungan pendamping persalinan dengan
kecemasan
proses persalinan
di PONED Puskesmas Kluwut
Kabupaten Brebes tahun 2019.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi dunia pendidikan
kebidanan, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan kebidanan tentang
hubungan dukungan pendamping persalinan ibu dengan kecemasan pada
proses persalinan di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun
2019.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi PONED Puskesmas Kluwut kabupaten Brebes
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang
dapat dimanfaatkan sebagai referensi dalam meningkatkan dukungan
pendamping kepada ibu bersalin di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kluwut Kabupaten Brebes dalam mempersiapkan persalinannya.
b. Bagi Institusi pendidikan
Hasil penelitian ini, dapat menambah studi kepustakaan mengenai
hubungan pendampingan suami
persalinan pada ibu bersalin
dengan kecemasan pada proses
dapat digunakan sebagai dasar bagi
peneliti selanjutnya.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan
pendampingan suami
untuk
mengetahui
hubungan
dukungan
dengan kecemasan proses persalianan di PONED
Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun 2019. Hal ini dilakukan karena
selama pengamatan pada bulan Juni 2019 di PONED Puskesmas Kluwut
berjumlah 10 orang, 8 diantaranya mengalami kecemasan saat proses
persalinan. Sedangkan 2 ibu bersalin yang tidak mengalami kecemasan proses
persalinannya berjalan normal bahkan lebih cepat dari persalinan
pada
umumnya.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2019 sampai dengan bulan
Oktober 2019, dengan menggunakan metode analisis observasional desain
cross sectional dimana variabel independen (dukungan pendamping persalinan
ibu) dan variabel dependen (kecemasan proses persalinan) diukur dalam waktu
bersamaan (Notoatmodjo S, 2012), menggunakan accidental sampling dengan
jumlah sampel adalah semua ibu bersalin yang bersalin di wilayah PONED
Puskesmas Kluwut
Oktober 2019.
Kabupaten Brebes bulan Juni sampai dengan bulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba,
2008:157). Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap (Saifuddin, 2009:100).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan dan tanpa bantuan
(kekuatan sendiri) (Sulistyawati dan Nugraheny, 2012:4). Persalinan
proses menbuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan
lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin ( Prawirohardjo, 2002;
Depkes, 2004; Arfian, 2008).
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
a. Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir ( Passage) terdiri dari panggul ibu yakni bagian tulang
yang padat, dasar panggul, vagina dan introitus vagina. Meskipun
jaringan lunak, khususnya lapisan – lapisan otot dasar panggul, ikut
menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan
dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya
terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan
bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.
(Mochtar, 2008). Panggul Terdiri atas : Bagian keras yang dibentuk
oleh tulang.
Tulang panggul dibentuk oleh 4 buah tulang, yaitu :
1. 2 tulang pangkal paha (os coxae)
2. 1 tulang kelangkangan (os sacrum)
3. 1 tulang tungging (os coccygis)
4. Ukuran Panggul
Karena bentuknya yang kompleks, lokasi pasti suatu objek di
dalam panggul sulit dijelaskan. Oleh karena itu, untuk mudahnya,
panggul digambarkan mempunyai empat bidang imajiner, yaitu : Pintu
Atas Panggul (PAP), Bidang Luas Panggul (BLP), Bidang Sempit
Panggul (BSP), Pintu Bawah Panggul (PBP). Bagian yang lunak yang
dibentuk oleh otot – ototdan ligament.
Dasar panggul adalah diafragma muskular yang memisahkan
antara kavum pelvik disebelah atas dengan ruang perineum disebelah
bawah. Sekat ini dibentuk oleh muskulus levator ani dan muskulus
koksigis dan seluruhnya ditutupi oleh fasia perietalis (Kusmiyati Y,
dkk. 2011).
b. Power (Kekuatan Ibu)
Faktor power ( tenaga ) dalam persalinan, ada dua macam yaitu :
1. His
Otot uterus pada saat relaksasi masih mempunyai tonus
dengan kekuatan 6-12 mmHg. His atau kontraksi uterus dapat
terjadi oleh karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik
dan sempurna, dengan sifat – sifat : Kontraksi Simetris, Fundus
dominan, kemudian diikuti dengan relaksasi. Pada waktu
kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal
dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta
mendorong janin dan kantung amnion kearah segmen bawah
rahim dan serviks.
Dalam persalinan , selalu dilakukan pemantauan his yang
dicatat dalam pemantauan his, antara lain :
2. Frekuensi : Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit
atau persepuluh menit.
3. Amplitudo atau intensitas adalah kekuatan his diukur dalam
mmHg (dalam praktek : kuat atau lemah)
4. Aktivitas His merupakan hasil dari frekuensi dikali amplitude
permenit diukur dengan unit Montevideo
5. Durasi his adalah lamanya waktu setiap his berlangsung diukur
dengan detik.
6. Datangnya his, apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
7. Interval adalah tenggang waktu antara kedua his
Perubahan yang terjadi akibat His :
Pada uterus dan serviks, uterus lebih keras, padat . Tekanan
hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterine naik serta
menyebabkan serviks menjadi datar (effacement) dan terbuka
(dilatasi ):
8. Pada ibu, adanya rasa nyeri, kenaikan nadi dan tekanan darah
9. Pada Janin, pertukaran oksigen pada sirkulasi uteroplasenter
kurang, timbul hipoksia janin. Jika benar-benar terjadi hipoksia
yang agak lama (kontraksi tetanik) maka terjadi gawat janin
atau asfiksia.
c. Tenaga Mengedan
Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang
mendorong anak keluar selain his, terutama
disebabkan oleh
kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian
tekanan intra abdominal.
Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air
besar tetapi jauh lebih kuat lagi. Pada waktu kepala sampai di dasar
panggul, timbul suatu reflex yang mengakibatkan bahwa pasien
menutup glottisnya, mengontraksikan otot-otot perutnya dan menekan
diafragmanya ke bawah.
Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil kalau pembukaan sudah
lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim. Tanpa tenaga
mengejan ini anak tidak dapat lahir, misalnya pada penderita yang
lumpuh otot-otot perutnya. Tenaga mengejan ini juga melahirkan
plasenta setelah plasenta lepas dari dinding rahim (Rukiyah Ai Yeyeh
dkk. 2009).
d. Passanger (Isi Kehamilan)
Passenger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan
passanger utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala,
karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi
dilahirkan dengan letak kepala. Kelainan-kelainan yang sering
menghambat dari pihak passanger adalah kelainan ukuran dan bentuk
kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus,
Cara Penumpang (Passanger) atau janin bergerak disepanjang
jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor yakni : ukuran
kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin.
1. Ukuran Kepala Janin
Karena ukuran dan sifatnya yang relative kaku, kepala janin
sangat mempengaruhi proses persalinan. Pengkajian ukuran janin
memberi informasi usia dan kesejahteraan bayi baru lahir.
Untuk persalinan kepala anak adalah bagian yang terpenting,
karena dalam persalinan antara besarnya kepala dan luasnya kepala
dan luasnya panggul merupakan hal yang menentukan, jika kepala
dapat melalui jalan lahir maka bagian-bagian lainnya dapat
menyusul dengan mudah, maka bentuk dan ukuran kepala harus
dipelajari dengan seksama untuk dibandingkan dengan ukuran
panggul.
2. Tulang kepala (cranium) terdiri dari :
Bagian Muka
1) Tulang hidung (Os Nasal )
2) Tulang pipi (os Zigomatikum, 2 buah)
3) Tulang rahang atas ( os maxilare )
4) Tulang rahang bawah ( os mandibulare)
Bagian Tengkorak
1) Tulang Dahi ( Os frontale, 2 buah )
2) Tulang ubun – ubun ( os parietale 2 buah )
3) Tulang – tulang pelipis (os temporal 2 buah )
4) Tulang belakang kepala (os -ocipitale)
3. Sebelah dalam ada tulang baji ( os sphenoidale ) dan tulang tapis
(os ethmoidale) tetapi untuk persalinan tidak penting. Antara
tulang- tulang terdapat sela tengkorak (sutura) pada janin
memungkinkan pergeseran, kalau kepala tertekan maka tulang satu
bergeser dengan tulang yang lain hingga ukuran kepala menjadi
lebih kecil (moulage). Sutura dan ubun – ubun penting diketahui
untuk menentukan posisi tulang kepala anak dalam jalan lahir.
3.
Permulaan Persalinan
a. Lightening
Menjelang minggu ke 36 pada primigravida, terjadi penurunan
fundus uterus karena kepala bayi sudah masuk ke dalam panggul.
Penyebab dari proses ini adalah sebagai berikut :
1.
Kotraksi braxton hicks
2.
Ketegangan dinding perut
3.
Ketegangan ligamentum rotundum
4.
Gaya berat janin, kepala kearah bawah uterus (Depkes
RI,2008)
Masuknya kepala janin ke dalam ke dalam panggul dapat dirasakan
oleh wanita hamil dengan tanda-tanda sebagai berikut :
a. Terasa ringan di bagian atas dan rasa sesak berkurang
b. Dibagian bawah terasa penuh dan mengganjal, kesulitan saat
berjalan.
c. Sering berkemih
b. Terjadinya his permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi braxton hick
yang kadang dirasakan sebagai keluhan karena rasa sakit yang
ditimbulkan. Adanya perubahan kadar hormon estrogen dan
progesteron menyebabkan oksitosin semakin meningkat dan dapat
menjalankan fungsinya dengan efektif untuk menimbulkan
kontraksi atau his permulaan (Sulistyawati dan Nugraheny,
2012:6).
4.
Tanda Masuk Dalam Persalinan
a. Terjadinya his persalinan
Karakteristik dari his persalinan :
1.
Pinggang terasa sakit menjalar ke depan.
2.
Sifat his teratur, interval makin pendek dan kekuatan makin
besar.
3.
Terjadi perubahan pada serviks.
4.
Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan
maka kekuatannya bertambah.
b. Pengeluaran lendir dan darah (penanda persalinan)
Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks
yang menimbulkan :
1. Pendataran dan pembukaan.
2.
Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada
canalis servikalis terlepas.
3.
Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.
c. Pengeluaran cairan
Sebagian pasien mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya
selaput ketuban (Sulistyawati dan Nugraheny, 2012:7).
5. Tahapan Persalinan
a. Kala I (Pembukaan)
Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap). Proses ini terbagi
menjadi dua fase, yaitu fase laten dimana serviks membuka sampai
3 cm (his ada 2 kali, lamanya 20 detik) dan fase aktif dimana
serviks membuka dari 3-10 cm (his > 3 kali, lamanya > 40 detik).
b. Kala II (Pengeluaran Bayi)
Kala II adalah kala pengeluaran bayi dimulai dari pembukaan
lengkap sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya
ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1
jam pada multigravida. Diagnosis pemeriksaan kala II ditegakkan
dengan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah
lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter
5-6 cm (Sulistyawati dan Nugraheny, 2012:7).
c. Kala III (Pelepasan Plasenta)
Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran
plasenta. Setelah kala II yang berlangsung tidak lebih dari 30
menit, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit. Dengan
lahirnya bayi dan proses retraksi uterus, maka plasenta lepas dari
lapisan nitabusch(Sulistyawati dan Nugraheny, 2012:8).
B.
Kecemasan
1.
Pengertian
Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman
subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang
menyertai suatu konflik atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak
menyenangkan serta ada hubungannya berbagai perasaan yang sifatnya
difuss, yang sering bergabung atau disertai gejala jasmani (Anonim,
2010). Kecemasan adalah emosi yang dikarakteristikkan oleh keadaan
pemikiran dan pengantisipasian terhadap bahaya. Hal ini muncul
dikarenakan keputusasaan individu yang tidak mampu menyelesaikan
masalahnya (Hurlock,2008).
Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari
Bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang
berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2008) mengatakan
bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu
tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan
reaksi adaptif yang sesuai. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme
yang melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal kepada kita
bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka
bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan.
Rasa cemas selama persalinan kala I disebabkan oleh ketakutan
melahirkan, takut akan meningkatnya nyeri, takut akan kerusakan atau
kelainan bentuk tubuhnya seperti episiotomy, ruptur, jahitan ataupun
seksio sesarea serta ibu takut akan melukai bayinya. Faktor fisiologis
juga merupakan penyebab kecemasan, terjadinya perubahan fisik yang
di alami ibu dengan terjadinya perubahan cardiovascular, pernafasan,
neuromuskular,
gastrointestinal,
saluran
perkemihan
dan
kulit
(Stuart,1998).
2. Teori Kecemasan
Menurut Stuart (2008) ada beberapa teori yang menjelaskan
mengenai kecemasan. Teori tersebut antara lain :
a. Teori psikoanalitik, kecemasan adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id
mewakil dorongan insting dan impuls primitive, sedangkan superego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan norma
budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari
dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi kecemasan
adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
b. Teori interpersonal, kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap
ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga
berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan
kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu dengan
harga diri rendah terutama rentan mengalami kecemasan yang berat.
c. Teori perilaku, kecemasan merupakan hasil dari frustasi, yaitu segala
sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Ahli teori perilaku lain menganggap
kecemasan sebagai suatu dorongan yang dipelajari berdasarkan
keinginan dari dalam diri untuk menghindari kepedihan.
d. Teori keluarga menunjukkan bahwa gangguan kecemasan biasanya
terjadi dalam keluarga. Gangguan kecemasan juga tumpang tindih
antara gangguan kecemasan dan depresi.
e. Teori biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor
khusus untuk benzodiazepin, obat-obatan yang meningkatkan
neuroregulator inhibisi asam gama-aminobitirat (GABA), yang
berperan penting dalam biologis yang berhubungan dengan
kecemasan.
3. Gejala Klinis Kecemasan
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang
mengalami gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut:
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri,
mudah tersinggung.
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat
f. Keluhan-keluhan somatik (Hawari, 2011:66).
4. Faktor yang mempengaruhi kecemasan
Menurut Suliswati (2008) ada 2 faktor yang mempengaruhi
kecemasan yaitu :
a. Fakto rpredisposisi yang meliputi :
1. Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan
berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis
perkembangan atau situasional.
2. Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan
dengan baik. Konflik antara id dan superego atau antara
keinginan dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan pada
individu.
3. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan
individu berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan
kecemasan.
4. Frustasi akan menimbulkan ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego.
5. Gangguan
fisik
akan
menimbulkan
kecemasan
karena
merupakan ancaman integritas fisik yang dapat mempengaruhi
konsep diri individu.
6. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani
kecemasan akan mempengaruhi individu dalam berespons
terhadap konflik yang dialami karena mekanisme koping
individu banyak dipelajari dalam keluarga.
7. Riwayat
gangguan
kecemasan
dalam
keluarga
akan
mempengaruhi respon individu dalam berespon terhadap konflik
dan mengatasi kecemasannya.
8. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah
pengobatan
yang
mengandung
benzodiazepin,
karena
benzodiapine dapat menekan neurotransmitter gamma amino
butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak
yang
bertanggung
jawab
menghasilkan
kecemasan.
Ketidaktauan akan kondisi yang sedang mereka alami tersebut
akan
menyebabkan
kecemasan
dalam
menghadapi
persalinannya. Antara lain sebagai berikut :
a. Takut akan adanya komplikasi
Dokter kandungan pasti telah mengetahui kondisi kehamilan ada,
yang biasanya telah diperiksa sebelum hari H persalinan. Memang
wajar bila ketakutan ini datang, karena seorang ibu tidak ingin
sampai jabang bayi dan dirinya tidak dapat terselamatkan. Untuk
menghadapi hal ini dan mengusir kecemasannya, wanita yang
sedang hamil tua sebaiknya menghindari cerita-cerita persalinan
yang mungkin dapat mengganggu psikologis.
b. Takut akan Rasa Sakit ketika Persalinan
Untuk hal ini sebaiknya Mom konsultasikan pada dokter
kandungan, supaya Anda bisa lebih tenang dan mengerti ketika
menghadapi rasa sakit yang nanti akan dialami saat persalinan
berlangsung. Selain itu juga, saat proses persalinan yang
membutuhkan pernapasan yang begitu baik. Maka sebaiknya ibu
hamil berlatih yoga, supaya proses persalinan lebih mudah.
c. Takut Adanya Perubahan Rencana
Hal ini pun memang menjadi salah satu kecemasan yang biasa ibu
hamil hadapi
Biasanya ibu hamil khawatir akan adanya
perubahan rencana yang sebelumnya telah dibuat secara matang
dengan suami dan juga dokter. Seperti halnya, misalnya yang
tadinya akan melahirkan normal menjadi harus bedah Caesar.
Sebaiknya, agar ibu tetap tenang dan tidak cemas siapkanlah
rencana lain dan tanyakan kepada dokter perihal kemungkinan
perubahan rencana yang akan dihadapi bila ada sesuatu. Hal ini
dapat membantu Anda untuk tetap tenang dan dapat menyiapkan
mental sebelum proses persalinan.
d. Takut vagina Robek saat Melahirkan Normal
Seringkali kecemasan ini dirasakan oleh para ibu yang akan
menghadapi persalinan. Namun hal ini sebenarnya seringkali tidak
dirasakan dan memang umum terjadi. Jangan takut, karena proses
pemulihan pada vagina itu berjalan dengan cepat, yaitu hanya
sekitar sepekan saja.
e. Takut Menghadapi Persalinan yang Begitu Lama
Yang terakhir, ibu hamil biasanya takut menghadapi persalinan
yang sangat lama. Tapi Moms jangan lupa kalau pada saat ini
adalah masa-masa ketika Anda dan janin sedang bersiap untuk
menghadapi persalinan.
Jika memang lama, biasanya dokter
menyarankan untuk berjalan kaki, atau berendam dengan air
hangat. Sehingga dapat mempercepat proses persalinan, dan juga
dapat
membuat Anda dan bayi menjadi lebih rileks.
b. Faktor presipitasi meliputi :
a) Ancaman terhadap integritas fisik, ketegangan yang mengancam
integritas fisik meliputi :
b) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologi
system imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal.
c) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan
bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi,
tidak adekuatnya tempat tinggal.
c. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan ksternal.
a) Sumber internal, meliputi kesulitan dalam berhubungan
interpersonal di rumah dan di tempat kerja, penyesuaian
terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap integritas fisik
juga dapat mengancam harga diri.
b) Sumber eksternal, meliputi kehilangan orang yang dicintai,
perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok,
sosial budaya.
5.
Tingkat Kecemasan
Suliswati (2008) membagi kecemasan menjadi 4 tingkatan yaitu :
a. Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan
peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi
melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada. Individu
terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan
kreativitas.
1) Respon Fisiologis
Sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala
ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar.
2) Respon Kognitif
Lapang persegi meluas, mampu menerima rangsangan
kompleks, konsentrasi pada masalah dan menyelesaikan
masalah secara efektif.
3) Respon perilaku
Tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan dan
suara kadang-kadang meninggi.
a. Kecemasan sedang.
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan
menurun, individu lebih memfokuskan pada hal penting saat itu
dan mengesampingkan hal lain.
1) Respon Fisiologis
Sering nafas pendek, nadi ekstrasistolik dan tekanan
darah naik, mulut kering, anoreksia, diare atau konstipasi,
gelisah.
2) Respon Kognitif
Lapang persepsi menyempit, rangsang luar tidak
mampu diterima, dan berfokus pada apa yang menjadi
perhatiannya.
3) Respon Perilaku
Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan), berbicara
banyak dan lebih cepat, dan perasaan tidak nyaman.
b. Kecemasan Berat
Pada kecemasan berat lahan persepsi menjadi sempit.
Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan
mengabaikan hal-hal yang lain. Individu tidak mampu
berfikir
berat
lagi
dan
membutuhkan
banyak
pengarahan/tuntuan.
1) Respon Fisiologis
Sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik,
berkeringant dan sakit kepala, penglihatan kabur.
2) Respon Kognitif
Lapang persepsi sangat menyempit dan tidak mampu
menyelesaikan masalah.
3) Respon Prilaku
Perasaan ancaman meningkat, verbalisasi cepat dan
blocking.
c. Panik
Pada tingkat ini persepsi sudah terganggu sehingga
individu sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak
dapat
melakukan
apa-apa
walaupun
sudah
diberi
pengarahan/tuntunan.
1) Respon Fisiologis
Nafas pendek, rasa tercekik, sakit dada, pucat,
hipotensi, pucat sakit dada dan rendahnya koordanasi
motorik.
2) Respon Kognitif
Lapang persepsi terhadap lingkungan mengalami
distorsi, tidak dapat berfikir logis, dan ketidakmampuan
mengalami distorsi.
3) Respon Prilaku
Agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan, berteriakteriak, blocking, presepsi kacau, kecemasan yang timbul
dapat di identifikasi melalui respon yang dapat berupa
respon fisik, emosional dan kognitif atau intelektual.
6.
Gejala-gejala kecemasan
Kecemasan pada usia lanjut merupakan perasaan yang tidak
menyenangkan yang dialami oleh usia lanjut atau berupa ketakutan
yang tidak jelas dan hebat. Hal ini terjadi sebagai reaksi terhadap
sesuatu yang dialami oleh seseorang (Nugroho, 2008). Gejala-gejalanya
adalah:
1. Perubahan tingkah laku.
2. Bicara cepat.
3. Meremas-remas tangan.
4. Berulang-ulang bertanya.
5. Tidak mampu berkonsentrasi atau tidak memahami penjelasan.
6. Tidak mampu menyimpan informasi yang diberikan.
7. Gelisah.
8. Keluhan badan.
9. Kedinginan dan telapak tangan lembab.
7. Proses Adaptasi Kecemasan.
a.
Mekanisme koping
Strategi pemecahan masalah bertujuan untuk mengatasi atau
menanggulangi
masalah
atau
ancaman
yang
ada
dengan
kemampuan realistis. Strategipemecahan masalah ini secara
ringkas dapat digunakan dengan metode STOP yaitu Source, Trial
and Error, Others, serta Pray and Patient. Source berarti mencari
dan mengidentifikasi apa yang menjadi sumber masalah. Trial and
error mencoba berbagi rencana pemecahan masalah yang disusun.
Bila satu tidak berhasil maka mencoba lagi dengan metode yang
lain. Begitu selanjutnya, others berarti meminta bantuan orang lain
bila diri sendiri tidak mampu. Sedangkan pray and patient yaitu
berdoa kepada Tuhan. Hal yang perlu dihindari adalah adanya rasa
keputusasaan yang terhadap kegagalan yang dialami (Suliswati,
2008).
b.
Task oriented (berorentasi pada tugas).
c.
Dipikirkan untuk memecahkan masalah, konflik, memenuhi
kebutuhan dengan motivasi yang tinggi. Realistis memenuhi
tuntunan situasi stress.
d.
Disadari dan berorentasi pada tindakan.
Berupa
reaksi
melawan
(mengatasi
rintangan
untuk
memuaskan kebutuhan), menarik diri (menghindari sumber
ancaman fisik atau psikologis), kompromi (mengubah cara, tujuan
untuk memuaskan kebutuhan) (Suliswati, 2008).
e. Ego oriented
Dalam teori ini, ego oriented berguna untuk melindungi diri
dengan perasaan yang tidak adekuat seperti inadequacy dan
perasaan buruk berupa pengguanan mekanismme pertahanan diri
(defens mechanism). Jenis mekanisme pertahanan diri yaitu
(Suliswati, 2008).
1. Denial
Menghindar atau menolak untuk melihat kenyataan yang
tidak diinginkan dengan cara mengabaikan dan menolak
kenyataan tersebut.
2. Proyeksi
Menyalahkan
orang
lain
mengenai
ketidakmampuan
pribadinya atas kesalahan yang diperbuatnya. Mekanisme ini
diguakan untuk mengindari celaan atau hukuman yang
mungkin akan ditimpakan pada dirinya.
3. Represi
Menekan kedalam tidak sadar dan sengaja melupakan
pikiran, perasaan, dan pengalaman yang menyakitkan.
4. Regresi
Kemunduran dalam hal tingkah laku yang dilakukan
individu dalam menghadapi stress.
5. Rasionalisasi
Berusaha memberikan alasan yang masuk akal terhadap
perbuatan yang dilakukanya.
6. Fantasi
Keinginan yang tidak tercapai dipuaskan dengan imajinasi
yang diciptakan sendiri dan merupakan situasi yang berkhyal.
7. Displacement
Memindahkan perasaan yang tidak menyenangkan diri atau
objek ke orang atau objek lain yang biasannya lebih kurang
berbahaya dari pada semula.
8. Undoing
Tindakan
atau
komunikasi
tertentu
yang
bertujuan
menghapuskan atau meniadakan tindakan sebelumnya.
9. Kompensasi
Menutupi kekurangan dengan meningkatkan kelebihan
yang ada pada dirinya (Suliswati, 2008).
8.
Cara Mengukur Kecemasan
Alat ukur tingkat kecemasan telah dikembangkan oleh beberapa
peneliti sebelumnya diantaranya adalah kecemasan berdasarkan HARS
(Hamilton Anxiety Rating Scala), Demikian halnya dengan penelitian ini,
karena kecemasan berdasarkan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scala)
telah terbukti dan banyak digunakan sebagai referensi untuk penelitianpenelitian yang berkaitan dengan kecemasan maka dalam penelitian ini
untuk mengukur kecemasan ibu.
Gejala kecemasan berdasarkan HARS (Hamilton Anxiety Rating
Scala) diukur berdasarkan skala yang bergerak 0 hingga 4. Skor 0 berarti
tidak ada gejala atau keluhan, skor 1 berarti ringan (1 ge jala dari pilihan
yang ada), sokr 2 berarti sedang (separuh dari gejala yang ada), skor
berat (lebih dari separuh yang ada) dan skor 4 berarti Sangat Berat
(semua gejala ada) (Nursalam, 2008).
Tingkat kecemasan berdasarkan skala HARS dapat dibagi ke
dalam 4 tingkatan kecemasan, yaitu :
1. Tidak ada kecemasan jika skor < 17.
2. Kecemasan ringan jika skor antara 18-24.
3. Kecemasan sedang jika skor antara 25-30.
4. Kecemasan berat jika skor > 30.
9.
Pemenuhan kebutuhan psikologis saat persalinan
Menurut Andina Vita Sutanto, Amd.Keb, SKM,MPH dan Yuni
Fitriana S.ST,M.H.Kes dalam bukunya Asuhan pada Kehamilan
menerangkan untuk mengurangi rasa sakit terhadap Ibu di Kala I,II, dan
III harus memberikan perhatian penuh dan melakukan usaha-usaha
diantaranya :
a. Sugesti
Sugesti adalah memberikan pengaruh pada ibu dengan pemikiran
yang diterima secara logis. Menurut psikologis social individu yang
keadaan psikisnya labil akan lebih mudah dipengaruhi dan mudah
mendapat sugesti. Demikian juga pada ibu saat persalinan mudah
sekali menerima pengaruh atau sugesti. Kesempatan ini harus
digunakan untuk memberikan sugesti yang bersifat positif. Misalnya
ketika hamil, pada waktu pemeriksaan dikatakan bahwa kehamilannya
normal, persalinan nanti pun akan berjalan normal. Pada waktu
persalinan juga diberikan sugesti bahwa persalinannya akan
berlangsung dengan baik seperti ibu-ibu yang lain yang tidak
mengalami kesulitan walaupun telah beberapa kali melahirkan.
Keramah-tamahan dan sikap yang menyenangkan akan menambah
besarnya sugesti yang telah diberikan.
b. Mengalihkan perhatian.
Perasaan sakit akan bertambah bila perhatian dikhususkan pada
rasa sakit itu. Ibu merasa sakit, penolong memperhatikan terusmenerus, Menaruh belas kasihan yang spontan akan menambah rasa
sakit. Perasaan sakit itu dapat dikurangi dengan mengurangi perhatian
terhadap ibu. Usaha yang dilakukan misalnya mengajak bercerita,
sedikit bersenda gurau, kalau ibu masih kuat berilah buku bacaan yang
menarik. Walaupun perhatian terhadap rasa sakit ibu dikurangi oleh
bidan, tetapi mereka harus tetap waspada mengamati keadaan ibu dan
perkembangan persalinan.
c. Kepercayaan
Diusahakan agar ibu memiliki kepercayaan pada dirinya sendiri
bahwa ia mampu melahirkan anak normal seperti wanita-wanita
lainnya, percaya bahwa persalinan yang dihadapi akan lancar pula
seperti wanita lainnya. Disamping itu ibu harus memiliki kepercayaan
pada bidan atau orang yang menolongnya. Percaya bahwa penolong
mempunyai pengetahuan dasar yang cukup, mempunyai pengalaman
yang banyak, mempunyai kecepatan, keterampilan dalam menolong
persalinan, maka dengan demikian ibu akan merasa aman.
C.
Pendampingan persalinan
1. Tinjauan umum tentang pendampingan persalinan
Persalinan normal tentu akan menjadi harapan terbesar ibu dan
keluarga. Ibu yang baru merasakan persalinan tentu tingkat
kecemasannya lebih tinggi dibandingkan dengan yang pernah
mengalami persalinan sebelumnya, tidak menutup kemungkinan yang
multigravida pun akan merasakan hal yang sama seperti primigravida.
Maka perlunya hadir seorang pendamping proses persalinan, karena
dukungan pendampinglah yang akan mampu mengurangi kecemasan
ibu pada saat proses persalinan.
2. Pengertian pendampingan
Pendampingan berasal dari kata “damping” yang berarti deket atau
persaudaraan. Sedangkan arti dari pendamping adalah orang yang
mendampingi.
Pendampingan
adalah
suatu
cara
atau
proses
mendampingi (Departemen Pendidikan Nasional: 2005). Pendamping
persalinan adalah seseorang dapat berbuat banyak untuk dapat
membantu ibu bersalin saat proses persalinan, atau keberadaan
seseorang yang mendampingi atau terlibat langsung dalam memandu
persalinan, yang memberi dukungan selama kehamilan, persalinan dan
nifas agar proses persalinan yang dilaluinya berjalan dengan lancar dan
dapat memberikan kenyamanan bagi ibu bersalin. Suami merupakan
calon terkuat yang akan menjadi pendamping persalinan (Nurasiahdkk,
2012).
Hal-hal yang harus diperhatikan untik menjadi pendamping
persalinan adalah orang-orang yang berarti bagi ibu bersalin yang
dapat berbuat banyak membantu pada persalinan. Jika tidak ada
permasalahan, akan lebih baik apabila pendamping persalinan bagi ibu
bersalin adalah suami, karena merupakan orang yang terdekat dengan
ibu (Indrayani, 2013).
3. Manfaat pendampingan persalinan
Menurut (Matterson, 2011) pendampingan suami selama hospitali
care akan meningkatkan support sosial. Walaupun peran psikologis
belum jelas dalam persalinan, tetapi dinyatakan dukungan fisik dan
emosional selama persalinan dapat menyebabkan persalinan yang lebih
singkat, mengurangi komplikasi dan tindakan obstetrik, meningkatkan
kepercayaan diri dan dalam konsep yang ditawarkan tersebut lebih
memusatkan pada pengaruh pendampingan suami terhadap percepatan
proses kala I (Sumiati, 2014).
Pijatan lembut yang dilakukan suami di daerah punggung dan
panggul dapat membuat lebih nyaman dan lebih tenang, karena pijatan
dan sentuhan akan menimbulkan rangsangan rasa nyaman akan lebih
cepat dikirim ke otak untuk mengurangi rasa sakit pada saat nyeri
kontraksi, selain itu terbukti dapat meningkatkan pelepasan zat
oksitosin sehingga menormalkan denyut jantung dan tekanan darah,
mengurangi stress dan merasa lebih rileks dan nyaman.
Kebutuhan ibu pada saat persalinan dan pendampingan oleh suami
atau keluarga terdekat ibu, kontak mata, memberikan sentuhan ringan,
massage untuk mengurangi rasa sakit, bicara dengan suara lemah,
lembut dan sopan. Perubahan psikis pada ibu bersalin merupakan hal
yang wajar dan lazim pada setiap ibu bersalin. Ibu memerlukan
bimbingan dan bantuan baik dari suami, keluarga dan penolong
persalinan itu sendiri agar ibu bisa menerima dan sabar setiap
perubahan terjadi, oleh karena itu dibutuhkannya seseorang dalam
proses persalinan (Sumarah, dkk, 2008 dalam Hastiwi , 2010).
4. Macam-macam bentuk dukungan
a.
Dukungan emosional (Emotional Support)
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk membantu
penguasaan terhadap emosi, meliputi ungkapan empati (Utami dan
Hasanat,2003 dalam Ernawati 2012).
b. Dukungan materi (TangibelAsistance)
Keluarga
merupakan
sumber
pertolongan
yang
praktis
mencakup bantuan langsung seperti uang, peralatan, waktu dan
lingkungan.
c. Dukungan informasi (Information Support)
Keluarga berfungsi memberikan nasehat, petunjuk atau saran.
d. Dukungan penghargaan
Yaitu dukungan yang mengacu pada rasa saling memiliki, hal
tersebut melibatkan sebuahsistem kewajiban bersama timbal balik
informasi, emosional dan instrumental.
5.
Syarat-syarat sebagai pendamping persalinan
Seiap keluarga yang akan mendampingi harus mempunyai bekal
untuk diri sendiri, mengetahui hal yang akan dihadapi, bersikap
fleksibel, menemukan pengalihan perhatian, menjadi suporter ibu,
mengetahui kapasitas sebagai pendamping, selalu disamping ibu
(Maryuni, 2010).
Asuhan kebidanan berupa dukungan persalinan kala I
dapat
diberikan dengan cara menghadirkan orang yang dianggap penting
oleh ibu untuk mendampingi ibu selama proses persalinan seperti
suami. Suami dianjurkan untuk berperan aktif dalam mendukung Dan
melakukan kegiatan yang dapat memberikan kenyamanan bagi ibu.
Pendamping ibu saat persalinan sebaiknya adalah orang yang peduli
pada ibu, yang paling penting adalah orang yang diinginkan oleh si ibu
(Johariah dan Ningrum, 2012:54).
Pendamping persalinan merupakan faktor pendukung dalam
lancarnya persalinan, karena efek persaan wanita terhadap persalinan
yang berbeda berkaitan dengan persepsinya orang yang mendukung,
dari orang terdekat dapat mempengaruhi kecemasan ibu. Setelah
melalui banyak penelitian kehadiran suami memberikan dukungan
terhadap istri membantu proses persalinan karena membuat istri lebih
tenang. Faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor
yang sangat menpengaruhi lancar dan tidaknya proses persalinan
(Musbikin, 2007).
Menurut Dr. Ruth (2012), sebagai pendamping persalinan, suami
dapat melakukan beberapa hal seperti berikut:
a. Memberi dorongan semangat yang akan dibutuhkan istri jika
persalinan ternyata berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan.
Ada baiknya suami diberitau terlebih dahulu, bahwa jika nanti istrinya
berteriak padanya, itu hanya karena sang istri tidak mungkin berteriak
pada dokter.
b. Memijat bagian tubuh istri, agar ia tidak terlalu tegang atau untuk
mengalihkan perhatiannya dari sakitnya kontraksi, suami bisa juga
memberi pukulan perlahan pada perut yang disebut effleurage, atau
melakukan endorphin massage menggunakan ujung jari.
c. Memastikan istri merasa nyaman dengan menyediakan bantal, serta
membimbing istri untuk bisa mengejan dengan yang paling efektif.
Sementara itu, suami yang siap mental mendampingi istrinya
selama proses persalinan dapat memberikan banyak manfaat, dengan
cara sebagai berikut:
f. Memberikan rasa tenang dan menguatkan psikis bagi istri, karena
suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan rasa aman dan
tenang yang diharapkan istri saat bersalin. Ditengah kondisi yang
tidak nyaman, istri memrlukan pegangan, dukungan, dan semangat
untuk mengurangi kecemasan dan ketakutannya.
g. Menambah kedekatan emosi suami-istri, karena suami akan
melihat sendiri perjuangan hidup dan mati sang istri saat
melahirkan anak mereka, sehingga membuatnya semakin sayang
kepada istrinya.
h. Selalu ada saat dibutuhkan, dengan berada disamping istrinya,
suami dapat siap membantu apa saja yang dibutuhkan istri.
i. Menumbuhkan naluri kebapakan dalam dirinya.
j. Lebiah menghargai istri dan menjaga perilakunya terhadap istri,
setelah melihat pengorbanan si istri saat bersalin.
D. Kerangka Teori
E. Kerangka Konsep
Menurut Notoatmodjo (2012), kerangka konsep penelitian adalah
kerangka hubungan antara konsep – konsep yang ingin diamati atau diukur
melalui penelitian – penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep adalah
bagian penelitian yang menyajikan konsep atau teori dalam bentuk kerangka
konsep penelitian. Kerangka konsep merupakan model konseptual yang
berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau
menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk
masalah (Hidayat, 2011). Berdasarkan teori yang telah dijelaskan pada
tinjauan pustaka dan uraian latar belakang, hubungan variabel-variabel
tersebut yang dijadikan penelitian dan dapat divisualisasikan dalam skema
kerangka konsep pada penelitian ini hanya 3 variabel, adalah sebagai berikut:
Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen
Variabel Dependen
Dukungan Pendamping
Persalinan
Kecemasan proses
Persalinan
F. Hipotesis
Hipotesa sebagai jawaban sementara penelitian, patokan dugaan atau dalil
sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan maka
hipotesa dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis Alternatif :
Ada hubungan antara dukungan pendamping persalinan dengan
kecemasan pada proses persalinan di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten
Brebes tahun 2019.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analitik, dengan pendekatan cross sectional dimana variabel independen (dukungan pendamping
dalam proses persalinan) dan variabel dependen (kecemasan proses
persalinan) diukur dalam waktu bersamaan
Penelitian
ini
dilakukan
untuk
mengetahui
hubungan
dukungan
pendamping persalinan ibu dengan kecemasan proses persalinan di PONED
Puskesmas Kluwut kabupaten Brebes tahun 2019. Variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independent (dukungan
pendamping persalinan
ibu) dan variabel dependent (kecemasan proses
persalinan ).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang bersalin di
PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes pada bulan Juli sampai
Agustus 2019 sebanyak 31 orang ibu bersalin.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik pengambilan
sampel menggunakan Purposive Sampling yaitu tekhnik sampling yang
cukup sering digunakan, metode ini menggunakan kriteria yang telah
dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria inklusi adalah ibu
bersalin yang datang ke PONED pada saat kala I. Sedangkan yang
dimaksud dengan Kriteria eksklusi adalah 2 jam sebelum proses kala II
terjadi setelah pasien datang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu bersalin Kala I yang bersalin di PONED Puskesmas Kluwut
Kabupaten Brebes selama bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2019
yang berjumlah 31 ibu bersalin.
C. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
atau fenomena (Hidayat, 2011).
Definisi operasional ini dibuat untuk memberikan pemahaman yang sama
tentang pengertian variabel yang diukur dan untuk menentukan metodologi
yang digunakan untuk menganalisa data.
DefinisiOperasional
Jenis
Variabel
Variabel
Definisi
Operasional
Variabel
Dukungan
Dukungan
independen
Pendamping
yang
Alat
Ukur
Lembar
Cara Ukur
Hasil Ukur
Pengamatan 1.
Aktif
(jika
langsung
jawaban
diberikan oleh
saat
“ya”>
suami berupa
dukungan
50%).
kesiapan
pendamping 2.
Tidak Aktif
pendampingan
persalinan
(jika
selama proses
disesuaikan
jawaban
persalinan
dengan
“ya”≤ 0%).
Skala
Nominal
observasi
Persalinan
lembar
3.
observai
Budiman
dan
Agus
Rianto 2014
Variabel
Kecemasan
dependen
dalam
Kehawatiran/
Lembar
ketakutan ibu
Observasi
Melihat dan 1. Tidak
menilai
persalinan
cemas
Nominal
jika skor < 17
sesuai skala 2. Cemas
jika
bersalin
Kala I fase
selama proses
aktif
persalinan
dengan
HARS dan
skala
membagi
HARS
kedalam
kelompok
skor ≥ 17
3. Budiman dan
4
Agus
Rianto
2014
D. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten
Brebes mulai tanggal 1 Juli 2019 sampai dengan 31 Agustus 2019.
E. Pengukuran data dan cara pengamatan variabel Penelitian
Penelitian dengan cara melakukan observasi kepada ibu bersalin yang
bersalin di PONED Puskesmas Kluwut periode bulan Juli sampai dengan
bulan Agustus 2019. Pengambilan data dilakukan oleh 14 orang bidan
PONED Puskesmas Kluwut. Sebelumnya peneliti telah melakukan sosialisasi
dan persamaan persepsi dengan bidan PONED. Pengambilan data dimulai
dengan membagikan kuesioner kepada ibu bersalin
tentang dukungan
persalinan dan dianjurkan untuk mengisi disela-sela kontraksi persalinanya
berjumlah pertanyaan sesuai dari buku (Budiman dan Agus Riyanto tahun
2014). Untuk peran pendamping dilakukan observasi oleh Bidan atau Petugas
Kesehatan yang berjaga dan melakukan ceklist pada lembar observasi.
Sedangkan untuk megukur tingkat kecemasan dengan menggunakan Skala
HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) yang penilaiannya dilakukan oleh
Bidan.
F. Instrumen Penelitian
Penelitian ini mengadopsi dari hasil penelitian Budiman dan Agus Riyanto
tahun 2014 dengan menggunakan lembar observasi yang untuk mengetahui
dukungan pendamping persalinan melalui 10 pengamatan / daftar ceklist
dengan jawaban ya atau tidak. Sedangkan untuk mengetahui tingkat
kecemasan ibu bersalin primigravida peneliti menggunakan skala HARS
(Hamilton Anxiety Rating Scale) yang berjumlah 42 point penilaian, melalui
pertanyaan dan pengamatan
G. Langkah Pengumpulan Data
Langkah - langkah proses pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Editing (Mengolah Data )
Memeriksa data yang terkumpul. Melakukan pemisahan data
sesuai dengan variabel yang dibutuhkan yaitu tentang hasil lembar
observasi peran pendamping persalinan, kuesioner ibu tentang
persalinan dan lembar penilaian skala HARS (Hamilton Ansiety Rate
Scale).
2. Coding ( Pengkodean )
Melakukan pengkodean pada tiap-tiap data yang terkumpul untuk
memudahkan dalam proses sebelumnya. Dibuat tabel excel untuk
memasukan hasil penelitian sesuai dengan variabel yang di teliti.
Untuk variabel dukungan pendamping persalinan aktif diberi kode 1,
dan untuk
untuk variabel dukungan pendamping tidak aktif diberi
kode 0 untuk variabel kecemasan persalinan diberi kode 1 dan untuk
tidak terjadi kecemasan persalinan diberi kode 0.
3. Prosesing
Setelah data diberi kode, lalu dilakukan pengolahan dengan
menggunakan sistem komputerisasi, dijumlah hasil masing-masing
dari variabel yang diukur.
4. Cleaning
Setelah diproses, lalu dilakukan pengecekan apakah data yang
masuk
sudah benar atau ada yang salah. Apakah sesuai variabel yang diukur
dikhawatikan ada yang tertukar.
2.
Teknik Analisa Data
Analisa data dilakukan secara bertahap yaitu secara univariat dan bivariat,
analisa data dilakukan menggunakan (SPSS 17).
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran tiap variabel dari
hasil
penelitian,
yaitu
dukungan
kecemasan proses persalinan.
distribusi
dan
persentase
pendamping
persalinan
dengan
Dalam analisis ini hanya menghasilkan
dari
tiap
variabel.
Analisis
univariat
menggunakan distribusi frekuensi relatif dimana frekuensi tiap kelas
dirubah dalam bentuk persen (%).
Perubahan dalam bentuk persen dilakukan dengan membagi frekuensi
(F) dengan jumlah hasil observasi (N) dan dikalikan 100%. (Notoatmojo,
2012), dengan rumus :
Keterangan
X = F x 100 %
N
:
X
= Hasil yang dicari
F
= Frekuensi
N
= JumlahResponden
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat adalah analisis untuk membuktikan adanya hubungan
yang bermakna antara variable bebas dengan variabel terikat, yaitu untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan persalinan
kala I fase aktif di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun
2019, maka digunakan analisa bivariat dengan analisa statistik. Karena
data penelitiannya berupa data kategorik maka analisis statistik yang
digunakan uji statistic Chi-Square .
Uji chi-square adalah suatu teknik statistik yang dimaksudkan untuk
menguji hubungan antara dua variabel, bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan
menggunakan rumus chi-square adalah :
X ² = ∑ (O – E)2
E
Keterangan :
X²
= Signifikasi
O
= Frekuensi yang diobservasi
E
= Frekuensi yang diharapkan
Untuk melihat kemaknaan hubungan dengan variabel independen
(Dukungan pendaming persalinan) dan variabel dependen (kecemasan
persalinan) digunakan derajat kemaknaan α (alpha) = 0,05. Dalam uji
statistik Ho ditolak jika p value ≤ α (alpha) dengan taraf signifikan 0,05
artinya ada hubungan antara dua variabel yang diteliti atau hubungan
bermakna, sedangkan uji statistik Ha ditolak jika p value > α (alpha)
artinya tidak ada hubungan antara dua variabel yang diteliti atau hubungan
tidak bermakna.
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Responden Penelitian
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Dengan ini saya Tri Sulistyowati mahasiswi dari Poltekkes Tasikmalaya
akan mengadakan penelitian guna untuk menyelesaiakan studi saya.
Berkaitan dengan hal diatas saya mohon bantuan dari saudara untuk
bersedia menjadi responden dari penelitian saya.
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya
ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Peneliti
Tri Sulistyowati
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk menjadi responden
pada penelitian saudari Tri Sulistyowati.
Nomer kode responden
: .................................................................................
Umur
: .................................................................................
Pendidikan
: .................................................................................
Pekerjaan
: .................................................................................
Alamat
: .................................................................................
Kami bersedia memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam
penelitian tersebut dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Demikian surat persetujuan ini kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.
Brebes,
Juli 2019
Responden
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
DATA UMUM RESPONDEN
Nomor Responden :
Nama Responden :
Umur
:
Alamat
:
Daftar Pertanyaan Pendamping
Pentujuk ; Sebelum mengisi pernyataan berikut, kami mohon kesedian anda untuk
membaca terlebih dahulu.
Berilah tanda silang atau ceklis() pada jawaban yang menurut anda benar
No
Pertanyaan
1.
Apakah Pada saat persalinan ibu ditemani suami
2.
Apakah Pada saat persalinan ibu ditemani keluarga
Apakah suami/keluarga mau menandatangai informed concent
3.
yang diberikan petugas (bidan), setelah mendapatkan penjelasan
tentang prosedur poned dan keadaan ibu bersalin
4.
5.
6.
Apakah suami/keluarga memberikan perhatian dengan menge;lus
bagian badan ibu, saat merasakan mulas proses persalinan
Apakah suami/keluarga membantu memberikan makan atau
minum pada ibu saat proses persalinan
Apakah suami/keluarga membantu memilih posisi sesuai
keinginan ibu bersalin
Jawaban
Ya
Tidak
No
Pertanyaan
Jawaban
Ya
Apakah suami/keluarga ikut membantu ibu bersalin saat ingin
7.
BAK/BAB
8.
Apakah suami/keluarga ikut mendampingi saat ibu mengedan
Keterangan penilaian:
-
Bila jawaban “YA” nilainya > 50% dari pertanyaan,mmenandakan ibu
bersalin mendaparkan pendampingan persalinan.
-
Bila jawaban “YA” nilainya < 50% dari pertanyaan,mmenandakan ibu
bersalin tidak mendapatkan pendampingan persalinan.
Tidak
Daftar Pertanyaan Tingkat Kecemasan berdasarkan standar HARS (Hamilton
Rating Scale for Anxiety).
Petunjuk:
Berilah tanda check () pada kolom bagian yang sudah disediakan yang sesuai dengan
anda
0 : Tidak ada gejala sama sekali
1 : Satu dari gejala yang ada
2 : Separuh dari gejala yang ada
3 : Lebih dari separuh dari gejala yang ada
4 : Semua gejala ada
No
1
2
Pernyataan
Perasaan cemas (Ansietas) :
-
Cemas
-
Firasat buruk
-
Takut akan Fikiran sendiri
-
Mudah tersinggung
Ketegangan :
-
Merasa tegang
-
Lesu
-
Tidak dapat istirahat tenang
-
Mudah terkejut
-
Mudah menangis
-
Gemetar
-
Gelisah
Jawaban
0
1
2
3
4
Nilai
No
Pernyataan
3
Ketakutan :
- Pada gelap
- Ditinggal sendiri
- Ada orang asing
- Binatang besar
- Keramaian lalu lintas
Gangguan Tidur :
- Sukar untuk tidur
- Terbangun malam hari
- Tidur tidak nyenyak
- Bangun dengan lesu
- Mimpi buruk
- Mimpi menakutkan
Gangguan Kecerdasan :
- Sukar berkonsentrasi
- Daya ingat buruk
Perasaan Depresi :
- Kehilangan minat
- Sedih
- Bangun dini hari
- Perasaan berubah sepanjang hari
Gejala Somatik (Otot) :
- Nyeri pada otot
- Kaku
- Kedutan otot
- Gigi gemerdak
- Suara tidak stabil
Gejala Jantung :
- Nyeri dada
- Denyut nadi mengeras
- Berdebar
- Denyut nadi cepat
- Detak jantung hilang sekejap
- Perasaan lemah lesu seperti
pingsan
4
5
6
7
9
0
1
Jawaban
2
3
4
Nilai
No
Pernyataan
10
Gejala Pernafasan :
- Rasa tertekan di dada
- Perasaan tercekik
- Sering menarik nafas panjang
- Serasa nafas pendek
Gejala Pada Saluran Pencernaan :
- Sulit menelan
- Mual
- Perut melilit
- Gangguan pencernaan
- Nyeri lambung sebelum dan
sesudah makan
- Kembung
- Sukar BAB
- Muntah
Gejala Perkemihan
- Sering BAK
- Tidak dapat menahan kencing
- Amenorrhoe
- Menorrhagia
- Menjadi dinngin (Frigid)
Apakah Ibu Merasakan Gejala :
- Mulut kering
- Mudah berkeringat
- Muka merah
- Bulu roma berdiri
- Pusing / sakit kepala
Perilaku Responden Yang Terlihat
Sewaktu Wawancara
- Gelisah
- Tidak tenang
- Jari – jari gemetar
- Mengerutkan dahi / kening
- Muka tegang
- Tonus otot meningkat
11
12
13
14
0
Jawaban
1
2
3
4
Nilai
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol (2008) Psikologi Kepribadian (Revisi ed).Malang UMM Press.
Anonim (2010) Kecemasan.Available at: http://kumpulan.info/sehat/artikelkesehatan/48-artikelkesehatan/kecemasan.html. (Accessed: 3 June 2018).
Arikunto and Suharsimi (2008) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Badriah and Laelatul, D. (2011) Metologi Penelitian Ilmu-Ilmu Kesehatan.
Bandung: Multazam.
Budiman, Riyanto and Agus (2014) Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan
Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Selemba Medika.
Departemen Pendidikan Nasional (2005) Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Depkes RI (2004) Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
________ (2008) Buku Panduan Bidan di Desa. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Ernarwati, S. (2012) Gambaran Dukungan Suami Pada Ibu Menjalin Proses
Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Doro-Doro Kabupaten
Pekalongan. STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
Handayani, R (2015) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Tingkat Kecemasan
Menjelang Persalinan Pada Ibu Primigravida Trimester III di Wilayah
Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2012’, Ners Jurnal
Keperawatan,11 No 1,pp. 62-71.
Hastiwi, F.N (2010) Hubungan Pendampingan Suami dengan Kelancaran Persalinan
Di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. STIKES AISYIAH Yogyakarta.
Hawari, D. (2006) Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Pustaka
FKUI.
_________ (2011) Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Pustaka
FKUI.
Hidayat, A. (2011) Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Hurlock, E. (2008) Psikologi Perkembangan. Jakarta: EGG.
Indrayani and Djami (2013) Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: TIM.
JNPK-KR (2008) Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.
Johariah and Ningrum (2012) Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir .
Jakarta: Trans Info Media.
Kusmiyati, Y. (2011) Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Jakarta: Selemba
Medika.
Mahmudah, D. (2010) Hubungan Dukungan Keluarga dan Regiliustas dengan
Kecemasan Melahirankan Pada Ibu Hamil Anak Pertama (Primigravida).
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatuallah Jakarta.
Manuaba, I. (2008) Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Maryuni, A. (2010) Nyeri dalam Persalinan. Jakarta: Trans Info Media.
Mochtar, R (2008) Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Musbikin, I. (2007) Persiapan Menghadapi Persalinan. Yogyakarta: Mitra
Pustaka.
Notoatmodjo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
_____________ (2012) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nugroho (2008) Keperawatan Gerontik. Jakarta. EGC.
Nurasiah (2012) Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung. PT Refika
Aditama.
Nursalam (2008) Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawan. Jakarta:
Selemba Medika.
Prasetyawati, E. (2012) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dalam Millenium
Development Goals (MDGs). Yogyakarta: Nuha Medika.
Prawihardjo, S. (2002) Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bima Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Primasnia, P.,Wagiyo and Elisa (2013) ‘Hubungan Pendampingan Suami Dengan
Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Dalam Menghadapi Proses Persalinan
Kala I di Rumah Bersalin Kota Unggaran’, Prosing Konferensi Nasional
PPNI Jawa Tengah.
Rukiyah, A. (2009) Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media
Saifudin, A. (2009) Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Slamento (2008) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Stuart, G. (2008) Prinsip dan Praktik Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Sugiyono (2010) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif
dan R&G. Bandung: Alfabeta
Sulistyawati, N. (2010) Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika.
Suliswati (2008) Konsep Dasar Keperawat Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
Sumiati (2015)’Pengaruh Peran Pendampingan Suami Terhadap Proses Persalinan
Kala Fase I Aktif du BPS Kisworo Surabaya’. Kebidanan, 2001, pp 1-11
Sutanto, Vita, A. and Fitriana, Y. (2017) Asuhan Pada Kehamilan. Yogyakarta:
Pustaka Baru.
Utami and Magrifiroh (2009) Pengaruh Kehadiran Suami Terhadap Lama
Persalinan di BPS Ny. Y Kecamata Cilimus Kabupaten Kuningan. STIKES
Kuningan Garawangi.
Download