i HUBUNGAN DUKUNGAN PENDAMPING PERSALINAN IBU DENGAN KECEMASAN PADA PROSES PERSALINAN DI PONED PUSKESMAS KLUWUT KABUPATEN BREBES TAHUN 2019 PROPOSAL PENELITIAN Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Terapan Kebidanan Oleh : TRI SULISTYOWATI NIM. P2.06.24.4.18.075 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI D.IV KEBIDANAN CIREBON 2019 ii PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN PENDAMPING PERSALINAN IBU DENGAN KECEMASAN PADA PROSES PERSALINAN DI PONED PUSKESMAS KLUWUT KABUPATEN BREBES TAHUN 2019 Proposal Penelitian / Skripsi Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh Penbimbing Untuk Dipresentasikam Cirebon, ......... Juli 2019 Pembimbing I, Rinela Padmawati, SST. MPH Tanggal 15 Juli 2019 Pembimbing II, Pepi Hapitria, , SST. M.Keb Tanggal 15 Juli 2019 iii PROPOSAL HUBUNGAN DUKUNGAN PENDAMPING PERSALINAN IBU DENGAN KECEMASAN PADA PROSES PERSALINAN DI PONED PUSKESMAS KLUWUT KABUPATEN BREBES TAHUN 2019 Dipersiapkan dan disusun oleh TRI SULISTYOWATI NIM. P2.06.24.2.07.075 Telah dipertahankan di depan Penguji Pada Tanggal ..... Juli 2019 Susunan Penguji Ketua Penguji Hj. Entin Jubaedah, SST., M.Keb Penguji I, Rinela Padmawati, SST. MPH Penguji II, Lisnawati, SST. M.Keb Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan Mengetahui, Program Studi D.IV Kebidanan Cirebon Ketua, Hj. Entin Jubaedah, SST., M.Keb iv NIP. 196512171989032002 v PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN PENDAMPING PERSALINAN IBU DENGAN KECEMASAN PADA PROSES PERSALINAN DI PONED PUSKESMAS KLUWUT KABUPATEN BREBES TAHUN 2019 Dipersiapkan dan disusun oleh TRI SULISTYOWATI NIM. P2.06.24.4.18.075 Telah dipertahankan di depan Penguji Pada Tanggal ..... Juli 2019 Susunan Penguji Ketua Penguji Penguji I Rinela Padmawati, SST. MPH Lisnawati, SST. M.Keb Proposal Penelitian ini telah diuji dan disetujui untuk dilanjutkan ke penelitian Mengetahui, Program Studi D.IV Kebidanan Cirebon Ketua, Hj. Entin Jubaedah, SST., M.Keb NIP. 196512171989032002 vi PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Proposal Penelitian ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis menjadi salah satu sumber dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Cirebon, Juli 2019 Tri Sulistyowati vii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Poltekes Kemenkes Tasikmalaya, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Tri Sulistyowati NIM : P2.06.24.4.18.075 Program Studi : Jurusan : demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Poltekes kemenkes Tasikmalaya Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-Exclusive Royalty- Free Right) atas Skripsi saya yang berjudul : Hubungan dukungan Pendamping Persalinan Ibu Dengan Kecemasan pada proses persalinan Di Poned Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes Tahun 2019 Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Poltekes Kemenkes Tasikmalaya berhak menyimpan, mengalihmedia / formatkan, mengelola dalam betuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di :................. Pada tanggal :......................... Yang menyatakan, (TRI SULISTYOWATI) viii KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayahnya proposal ini dapat terselesaikan dengan judul “ Hubungan Dukungan Pendamping Persalinan Ibu Dengan Kecemasan Pada Proses Persalinan Di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes Tahun 2019 Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah memberikan dukungan, serta sumbang saran yang terhormat : 1. Hj. Betty Suprapti, SKp., M. Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehtan Tasikmalaya. 2. Nunung Mulyani, APP., M. Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan. 3. Hj. Entin Jubaedah, SST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi D.IV Kebidanan Cirebon. 4. Rinela Padmawati, SST. MPH Dosen Pembibing I Proposal. 5. Pepi Hapitria, SST.M Keb. Dosen Pembibing II Proposal 6. Pimpinan tempat penelitian diambil dr. Sigit Arumtara,M.Kes Kepala Puskesmaas Kluwut. 7. Hj. Siti Faizah,A.Md.Keb, selaku Bidan Koordinator Puskesmas Kluwut. Proposal ini masih banyak kekurangan dalam pembuatan proposal ini, oleh karena itu saya menerima baik saran ataupun kritikan dengan lapang dada dan keterbukaan. Cirebon, Juli 2019 Tri Sulistyowati ix LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL PENELITIAN Nama Mahasiswa : Tri Sulistyowati. Nama Pembimbing : 1. Rinela Patmawati, SST., MPH 2. Pepi Hapitria, SST., M.Keb Judul Skripsi : Hubungan Dukungan Pendamping Persalinan Ibu Dengan Kecemasan Pada Proses Persalinan Di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes Tahun 2019. NO HARI/ TANGGAL 1. 21 Jun 2019 2. 26 Jun 2019 MATERI YANG DIKONSULKAN Latar Belakang BAB I & II SARAN PEMBIMBING Perbaiki latar belakang dari data umum hingga data khusus. Ruang lingkup harus 5W Harus jelas teorinya menurut siapa,cari sumber yang terbaru. PARAF PEMBIMBING Rinela P ,SST,,MPH Rinela P ,SST,,MPH 3. 3 Jun 2019 BAB 1,2 & 3 Membuat kerangka teori,membuat kuesioner penelitian. Rinela P ,SST,,MPH Pepi H, SST,, M.Keb x Pepi H, SST,, M.Keb Pepi H, SST,, M.Keb Mengetahui, Program Studi D.IV Kebidanan Cirebon Ketua, Hj. Entin Jubaedah, SST., M.Keb NIP. 196512171989032002 xi Hubungan Dukungan Pendamping Persalinan Ibu Dengan Kecemasan Pada Proses Persalinan Di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes 2019 Tri sulistyowati Mahasiswa Progam Studi DIV Alih Jenjang Kebidanan Poltekkes Tasikmalaya Latar Belakang : Kehamilan merupakan periode kritis maturitas yang dapat menimbulkan stres dan kecemasan, perasaan cemas yang seringkali menyertai kehamilan akan mencapai puncaknya pada saat persalinan Aspek psikologis ibu dapat dipengaruhi oleh dukungan yang ditemui dilingkungan tempatnya melahirkan, termasuk dari suami yang mendampinginya, ibu yang bersalin harus ditemani oleh orang yang ia percaya dan membuatnya merasa nyaman namun, ada kalanya suami tidak bersedia mendampingi istri di ruang bersalin dengan berbagai alasan, salah satunya takut melihat proses persalinan, dan ada juga takut melihat darah. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan pendamping dengan kecemasan saat proses persalinan pada kala I. Metode : Jenis penelitian ini dipakai dalam penelitian ini adalah rancangan analitik (observasional) dengan metode pendekatan. Cross sechonal dimana variabel independen (dukungan pendamping dalam proses persalinan dan variabel independen (kecemasan dengan tekhnik pengambilan sampai menggunakan purposive dengan populasi dalam waktu 1 bulan yaitu bulan Agustus 2019, pengambilan data diperoleh dengan menggunakan kuesioner, kemudian dianalisis dengan menggunakan chi square test. xii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. 1 KATA PENGANTAR ............................................................................................... LEMBAR KONSULATASI PROPSAL ................................................................... DAFTAR ISI .............................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................... 2 B. Rumusan Masalah ............................................................................... C. Tujuan Penelitian ................................................................................. D. Manfaat Penelitian............................................................................... E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... BAB II TUJUAN PUSTAKA .................................................................................... A. Persalinan ............................................................................................ 1. Pengerahan Persalinan ................................................................... 2. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan ......................................... 3. Permulaan Persalinan ..................................................................... 4. Tanda Masuk Persalinan ................................................................ 5. Tahapan Persalinan ........................................................................ B. Kecemasan ........................................................................................... 1. Penyerahan ..................................................................................... 2. Teori Kecemasan ............................................................................ 3. Gejala Klinis Kecemasan ............................................................... 4. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ........................................ 5. Tingkat Kecemasan ........................................................................ 6. Gejala – Gejala Kecemasan ........................................................... 7. Proses Adaptasi Kecemasan ........................................................... xiii 8. Cara Mengundur Kecemasan ......................................................... 9. Pemenuhan Kebutuhan Psikologis saat Persalinan ........................ C.1. Tindakan Umum Pendampingan Persalinan ........................................ 2. Pengertian Pendampingan .................................................................... 3. Manfaat pendampingan ........................................................................ 4. Macam – Macam Bentuk Dukungannya .............................................. BAB III ...................................................................................................................... A. Desain Penelitian ....................................................................................... B. Populasi dan Stampel ................................................................................ C. Definisi Operasisional ............................................................................... D. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................... E. Pengeluaran Data dan Cara Pengamatan Penelitian .................................. F. Instrumen Penelitian .................................................................................. G. Langkah Pengumpulan Data ..................................................................... Teknik Analisa Data ....................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan ibu dan anak menjadi target dalam tujuan pembangunan milenium (MDGs), tepatnya pada tujuan 4 dan tujuan 5 yaitu menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Program kesehatan ibu dan anak menjadi sangat penting karena ibu dan anak merupakan unsur penting pembangunan, hal ini mengandung pengertian bahwa dari seorang ibu akan dilahirkan calon penerus bangsa yang akan memberikan manfaat bagi bangsa maka harus diupayakan kondisi ibu dan anak yang sehat (Prasetyawati Eka, 2012:10). Sejumlah perubahan fisiologis dan psikologis terjadi pada ibu selama persalinan. Gangguan psikologis dapat dijumpai dalam berbagai tingkat ketidakmatangan dalam perkembangan emosional dan psikoseksual dalam rangka kesanggupan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan situasi tertentu yang sedang dihadapi salah satunya adalah kecemasan dalam persalinan (Johariah dan Ningrum, 2012:45). Kecemasan atau anxiety merupakan salah satu bentuk emosi individu yang berkenaan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan objek ancaman yang tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas yang wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai motivasi, tetapi apabila intensitasnya sangat kuat dan bersifat negatif justru akan menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu keadaan fisik dan psikis individu yang bersangkutan. Persalinan normal dipengaruhi oleh factor 5 P yaitu power (kekuatan mendorong janin yang mencakup his/kekuatan otot uterus berkontraksi, kontraksi diafragma, dan ligamentum, passage (jalan lahir), passenger (janin dan plasenta), psychologic (psikologi ibu bersalin) dan penolong. Keseimbangan faktor-faktor tersebut dapat membantu menciptakan persalinan normal yang berjalan lancar. Selain itu, mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan merupakan salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu yang dimaksudkan untuk dapat mengurangi kecemasan pada saat ibu bersalin. Banyak hasil penelitian menunjukan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka akan mendapatkan rasa aman dan terhindar dari kecemasan (JNPK-KR, 2014:12). Peran suami tidak hanya sebatas dalam proses pengambilan keputusan saja tetapi juga penting dalam memberikan dukungan moral kepada istri dari kehamilan hingga persalinan dan nifas. Dukungan yang berkelanjutan dari seorang pendamping suami atau keluarga merupakan faktor yang memungkinkan seorang perempuan dalam mengatasi hal-hal selama proses persalinan(Utami & Magfiroh 2013). Menurut Maryuni tahun 2013, dukungan yang diberikan seorang pendamping suami atau keluarga secara berkelanjutan merupakan dua factor penting yang memungkinkan seorang perempuan dalam mengatasi hal-hal selama proses persalinan. Sudah banyak penelitian tentang pendukung kelahiran dan hasilnya seringkali mengejutkan. Kehadiran suami tanpa tekanan dari luar pada proses persalinan akan sangat penting dalam membantu istri, terutama jika suami tahu banyak tentang proses melahirkan. Para suami sering mengeluh betapa tertekannya mereka sama sekali tidak tahu apa yang harus dikerjakan untuk menolong istri mereka (Lutfiatus Sholihah,2012:35). Namun, ada kalanya suami tidak bersedia mendampingi istri di ruang bersalin dengan berbagai alasan, salah satunya takut melihat proses persalinan, dan ada juga takut melihat darah. Sebenarnya masih ada orang yang dapat menggantikan peran suami sebagai pendamping di ruang bersalin. Menurut Mary Nolan (2014), beberapa ibu memilih pasangan/suami dan ibunya sendiri untuk menjadi pendamping persalinannya. Ada sebuah penelitian yang menunjukan bahwa pendukung perempuan efektif meningkatkan hasil persalinan dan membantu calon ibu merasa percaya diri dalam melaksanakan tanggung jawab mengasuh bayinya. Di wilayah Puskesmas Kluwut ada beberapa ibu bersalin didampingi oleh ibu atau keluarga lainnya namun tingkat kecemasan ibu tetap tinggi, karena hanya mengantar tidak mendukung dalam proses persalinan. Dukungan suami sangat dibutuhkan ibu untuk memberikan rasa aman dan nyaman, dengan menghindarkan atau mengurangi stres psikologis ibu dan meningkatkan rasa sejahtera bagi ibu dapat mendorong proses fisiologis persalinan sehingga mengalami kemajuan persalinan. Pendampingan saat ibu bersalin diharapkan dapat menekan rasa cemas, ketegangan, rasa sakit sekecil mungkin, terutama bagi ibu yang mudah cemas dan takut, sangat memerlukan dukungan pendampingan suami adalah orang yang paling diharapkan selain faktor kedekatan memahami bahwa persalinan merupakan proses yang begitu berat sehingga ia akan lebih menyayangi istrinya. Nyeri saat persalinan dapat meningkatkan secara psikologis bila ibu sendirian dan nyeri tersebut dapat berkurang dengan adanya pendampingan dan dukungan suami.(http//www.beritajakarta.com akses 22 sep 2018) Sebelumnya peneliti telah melakukan studi pendahuluan di PONED Puskesmas Kluwut dengan cara melakukan wawancara langsung kepada ibu bersalin pada saat proses persalinan di bulan Juni 2019. Dari 10 orang ibu bersalin yang diwawancarai, 8 orang ibu bersalin (80%) mengalami kecemasan dan sisanya sebanyak 2 orang ibu bersalin (20%) tidak mengalami kecemasan selama persalinan karena mendapatkan dukungan pendampingan persalinan yang aktif. Kecemasan ibu bersalin yang dapat dinilai pada hasil pemeriksaan rutin selama periode tersebut (proses persalinan) yang tercatat dalam lembar observasi dan lembar partograf. Hasil penelitian Pevi Primasnia, Wagiyo dan Elisa tahun 2017 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pendampingan suami dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi proses persalinan kala1 sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu yang menghadapi proses persalinan kala I tanpa didampingi oleh suami/keluarga akan beresiko mengalami kecemasan. Pada saat akan bersalin ibu diantar banyak orang namun tingkat kecemasan ibu tinggi, karena banyaknya yang mengantar tidak mendukung, sehingga peneliti tertarik dan ingin melakukan penelitian dengan judul” Hubungan Dukungan pendamping persalinan ibu dengan kecemasan proses persalinan di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun 2019”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah terdapat hubungan antara dukungan pendamping persalinan ibu dengan kecemasan proses persalinan di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun 2019?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan pendamping persalinan ibu dengan kecemasan proses persalinan di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun 2019. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya gambaran dukungan pendamping persalinan pada ibu bersalin di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun 2019. b. Diketahuinya gambaran kecemasan proses persalinan di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun 2019. c. Diketahuinya hubungan dukungan pendamping persalinan dengan kecemasan proses persalinan di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun 2019. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi dunia pendidikan kebidanan, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan kebidanan tentang hubungan dukungan pendamping persalinan ibu dengan kecemasan pada proses persalinan di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun 2019. 2. Manfaat Praktis a. Bagi PONED Puskesmas Kluwut kabupaten Brebes Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang dapat dimanfaatkan sebagai referensi dalam meningkatkan dukungan pendamping kepada ibu bersalin di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes dalam mempersiapkan persalinannya. b. Bagi Institusi pendidikan Hasil penelitian ini, dapat menambah studi kepustakaan mengenai hubungan pendampingan suami persalinan pada ibu bersalin dengan kecemasan pada proses dapat digunakan sebagai dasar bagi peneliti selanjutnya. E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pendampingan suami untuk mengetahui hubungan dukungan dengan kecemasan proses persalianan di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun 2019. Hal ini dilakukan karena selama pengamatan pada bulan Juni 2019 di PONED Puskesmas Kluwut berjumlah 10 orang, 8 diantaranya mengalami kecemasan saat proses persalinan. Sedangkan 2 ibu bersalin yang tidak mengalami kecemasan proses persalinannya berjalan normal bahkan lebih cepat dari persalinan pada umumnya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2019 sampai dengan bulan Oktober 2019, dengan menggunakan metode analisis observasional desain cross sectional dimana variabel independen (dukungan pendamping persalinan ibu) dan variabel dependen (kecemasan proses persalinan) diukur dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo S, 2012), menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel adalah semua ibu bersalin yang bersalin di wilayah PONED Puskesmas Kluwut Oktober 2019. Kabupaten Brebes bulan Juni sampai dengan bulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Persalinan 1. Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2008:157). Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap (Saifuddin, 2009:100). Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan dan tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Sulistyawati dan Nugraheny, 2012:4). Persalinan proses menbuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin ( Prawirohardjo, 2002; Depkes, 2004; Arfian, 2008). 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan a. Passage (Jalan Lahir) Jalan lahir ( Passage) terdiri dari panggul ibu yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina dan introitus vagina. Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan – lapisan otot dasar panggul, ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. (Mochtar, 2008). Panggul Terdiri atas : Bagian keras yang dibentuk oleh tulang. Tulang panggul dibentuk oleh 4 buah tulang, yaitu : 1. 2 tulang pangkal paha (os coxae) 2. 1 tulang kelangkangan (os sacrum) 3. 1 tulang tungging (os coccygis) 4. Ukuran Panggul Karena bentuknya yang kompleks, lokasi pasti suatu objek di dalam panggul sulit dijelaskan. Oleh karena itu, untuk mudahnya, panggul digambarkan mempunyai empat bidang imajiner, yaitu : Pintu Atas Panggul (PAP), Bidang Luas Panggul (BLP), Bidang Sempit Panggul (BSP), Pintu Bawah Panggul (PBP). Bagian yang lunak yang dibentuk oleh otot – ototdan ligament. Dasar panggul adalah diafragma muskular yang memisahkan antara kavum pelvik disebelah atas dengan ruang perineum disebelah bawah. Sekat ini dibentuk oleh muskulus levator ani dan muskulus koksigis dan seluruhnya ditutupi oleh fasia perietalis (Kusmiyati Y, dkk. 2011). b. Power (Kekuatan Ibu) Faktor power ( tenaga ) dalam persalinan, ada dua macam yaitu : 1. His Otot uterus pada saat relaksasi masih mempunyai tonus dengan kekuatan 6-12 mmHg. His atau kontraksi uterus dapat terjadi oleh karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna, dengan sifat – sifat : Kontraksi Simetris, Fundus dominan, kemudian diikuti dengan relaksasi. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amnion kearah segmen bawah rahim dan serviks. Dalam persalinan , selalu dilakukan pemantauan his yang dicatat dalam pemantauan his, antara lain : 2. Frekuensi : Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau persepuluh menit. 3. Amplitudo atau intensitas adalah kekuatan his diukur dalam mmHg (dalam praktek : kuat atau lemah) 4. Aktivitas His merupakan hasil dari frekuensi dikali amplitude permenit diukur dengan unit Montevideo 5. Durasi his adalah lamanya waktu setiap his berlangsung diukur dengan detik. 6. Datangnya his, apakah datangnya sering, teratur atau tidak. 7. Interval adalah tenggang waktu antara kedua his Perubahan yang terjadi akibat His : Pada uterus dan serviks, uterus lebih keras, padat . Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterine naik serta menyebabkan serviks menjadi datar (effacement) dan terbuka (dilatasi ): 8. Pada ibu, adanya rasa nyeri, kenaikan nadi dan tekanan darah 9. Pada Janin, pertukaran oksigen pada sirkulasi uteroplasenter kurang, timbul hipoksia janin. Jika benar-benar terjadi hipoksia yang agak lama (kontraksi tetanik) maka terjadi gawat janin atau asfiksia. c. Tenaga Mengedan Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang mendorong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra abdominal. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar tetapi jauh lebih kuat lagi. Pada waktu kepala sampai di dasar panggul, timbul suatu reflex yang mengakibatkan bahwa pasien menutup glottisnya, mengontraksikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya ke bawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil kalau pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim. Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir, misalnya pada penderita yang lumpuh otot-otot perutnya. Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari dinding rahim (Rukiyah Ai Yeyeh dkk. 2009). d. Passanger (Isi Kehamilan) Passenger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanger utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan letak kepala. Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus, Cara Penumpang (Passanger) atau janin bergerak disepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor yakni : ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. 1. Ukuran Kepala Janin Karena ukuran dan sifatnya yang relative kaku, kepala janin sangat mempengaruhi proses persalinan. Pengkajian ukuran janin memberi informasi usia dan kesejahteraan bayi baru lahir. Untuk persalinan kepala anak adalah bagian yang terpenting, karena dalam persalinan antara besarnya kepala dan luasnya kepala dan luasnya panggul merupakan hal yang menentukan, jika kepala dapat melalui jalan lahir maka bagian-bagian lainnya dapat menyusul dengan mudah, maka bentuk dan ukuran kepala harus dipelajari dengan seksama untuk dibandingkan dengan ukuran panggul. 2. Tulang kepala (cranium) terdiri dari : Bagian Muka 1) Tulang hidung (Os Nasal ) 2) Tulang pipi (os Zigomatikum, 2 buah) 3) Tulang rahang atas ( os maxilare ) 4) Tulang rahang bawah ( os mandibulare) Bagian Tengkorak 1) Tulang Dahi ( Os frontale, 2 buah ) 2) Tulang ubun – ubun ( os parietale 2 buah ) 3) Tulang – tulang pelipis (os temporal 2 buah ) 4) Tulang belakang kepala (os -ocipitale) 3. Sebelah dalam ada tulang baji ( os sphenoidale ) dan tulang tapis (os ethmoidale) tetapi untuk persalinan tidak penting. Antara tulang- tulang terdapat sela tengkorak (sutura) pada janin memungkinkan pergeseran, kalau kepala tertekan maka tulang satu bergeser dengan tulang yang lain hingga ukuran kepala menjadi lebih kecil (moulage). Sutura dan ubun – ubun penting diketahui untuk menentukan posisi tulang kepala anak dalam jalan lahir. 3. Permulaan Persalinan a. Lightening Menjelang minggu ke 36 pada primigravida, terjadi penurunan fundus uterus karena kepala bayi sudah masuk ke dalam panggul. Penyebab dari proses ini adalah sebagai berikut : 1. Kotraksi braxton hicks 2. Ketegangan dinding perut 3. Ketegangan ligamentum rotundum 4. Gaya berat janin, kepala kearah bawah uterus (Depkes RI,2008) Masuknya kepala janin ke dalam ke dalam panggul dapat dirasakan oleh wanita hamil dengan tanda-tanda sebagai berikut : a. Terasa ringan di bagian atas dan rasa sesak berkurang b. Dibagian bawah terasa penuh dan mengganjal, kesulitan saat berjalan. c. Sering berkemih b. Terjadinya his permulaan Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi braxton hick yang kadang dirasakan sebagai keluhan karena rasa sakit yang ditimbulkan. Adanya perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan oksitosin semakin meningkat dan dapat menjalankan fungsinya dengan efektif untuk menimbulkan kontraksi atau his permulaan (Sulistyawati dan Nugraheny, 2012:6). 4. Tanda Masuk Dalam Persalinan a. Terjadinya his persalinan Karakteristik dari his persalinan : 1. Pinggang terasa sakit menjalar ke depan. 2. Sifat his teratur, interval makin pendek dan kekuatan makin besar. 3. Terjadi perubahan pada serviks. 4. Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan maka kekuatannya bertambah. b. Pengeluaran lendir dan darah (penanda persalinan) Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan : 1. Pendataran dan pembukaan. 2. Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada canalis servikalis terlepas. 3. Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah. c. Pengeluaran cairan Sebagian pasien mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput ketuban (Sulistyawati dan Nugraheny, 2012:7). 5. Tahapan Persalinan a. Kala I (Pembukaan) Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap). Proses ini terbagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dimana serviks membuka sampai 3 cm (his ada 2 kali, lamanya 20 detik) dan fase aktif dimana serviks membuka dari 3-10 cm (his > 3 kali, lamanya > 40 detik). b. Kala II (Pengeluaran Bayi) Kala II adalah kala pengeluaran bayi dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosis pemeriksaan kala II ditegakkan dengan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm (Sulistyawati dan Nugraheny, 2012:7). c. Kala III (Pelepasan Plasenta) Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta. Setelah kala II yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit. Dengan lahirnya bayi dan proses retraksi uterus, maka plasenta lepas dari lapisan nitabusch(Sulistyawati dan Nugraheny, 2012:8). B. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada hubungannya berbagai perasaan yang sifatnya difuss, yang sering bergabung atau disertai gejala jasmani (Anonim, 2010). Kecemasan adalah emosi yang dikarakteristikkan oleh keadaan pemikiran dan pengantisipasian terhadap bahaya. Hal ini muncul dikarenakan keputusasaan individu yang tidak mampu menyelesaikan masalahnya (Hurlock,2008). Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2008) mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan. Rasa cemas selama persalinan kala I disebabkan oleh ketakutan melahirkan, takut akan meningkatnya nyeri, takut akan kerusakan atau kelainan bentuk tubuhnya seperti episiotomy, ruptur, jahitan ataupun seksio sesarea serta ibu takut akan melukai bayinya. Faktor fisiologis juga merupakan penyebab kecemasan, terjadinya perubahan fisik yang di alami ibu dengan terjadinya perubahan cardiovascular, pernafasan, neuromuskular, gastrointestinal, saluran perkemihan dan kulit (Stuart,1998). 2. Teori Kecemasan Menurut Stuart (2008) ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai kecemasan. Teori tersebut antara lain : a. Teori psikoanalitik, kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id mewakil dorongan insting dan impuls primitive, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya. b. Teori interpersonal, kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami kecemasan yang berat. c. Teori perilaku, kecemasan merupakan hasil dari frustasi, yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ahli teori perilaku lain menganggap kecemasan sebagai suatu dorongan yang dipelajari berdasarkan keinginan dari dalam diri untuk menghindari kepedihan. d. Teori keluarga menunjukkan bahwa gangguan kecemasan biasanya terjadi dalam keluarga. Gangguan kecemasan juga tumpang tindih antara gangguan kecemasan dan depresi. e. Teori biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepin, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama-aminobitirat (GABA), yang berperan penting dalam biologis yang berhubungan dengan kecemasan. 3. Gejala Klinis Kecemasan Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut: a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung. b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut. c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang. d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat f. Keluhan-keluhan somatik (Hawari, 2011:66). 4. Faktor yang mempengaruhi kecemasan Menurut Suliswati (2008) ada 2 faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu : a. Fakto rpredisposisi yang meliputi : 1. Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional. 2. Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan pada individu. 3. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan. 4. Frustasi akan menimbulkan ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan yang berdampak terhadap ego. 5. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu. 6. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani kecemasan akan mempengaruhi individu dalam berespons terhadap konflik yang dialami karena mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga. 7. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respon individu dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya. 8. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang mengandung benzodiazepin, karena benzodiapine dapat menekan neurotransmitter gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan. Ketidaktauan akan kondisi yang sedang mereka alami tersebut akan menyebabkan kecemasan dalam menghadapi persalinannya. Antara lain sebagai berikut : a. Takut akan adanya komplikasi Dokter kandungan pasti telah mengetahui kondisi kehamilan ada, yang biasanya telah diperiksa sebelum hari H persalinan. Memang wajar bila ketakutan ini datang, karena seorang ibu tidak ingin sampai jabang bayi dan dirinya tidak dapat terselamatkan. Untuk menghadapi hal ini dan mengusir kecemasannya, wanita yang sedang hamil tua sebaiknya menghindari cerita-cerita persalinan yang mungkin dapat mengganggu psikologis. b. Takut akan Rasa Sakit ketika Persalinan Untuk hal ini sebaiknya Mom konsultasikan pada dokter kandungan, supaya Anda bisa lebih tenang dan mengerti ketika menghadapi rasa sakit yang nanti akan dialami saat persalinan berlangsung. Selain itu juga, saat proses persalinan yang membutuhkan pernapasan yang begitu baik. Maka sebaiknya ibu hamil berlatih yoga, supaya proses persalinan lebih mudah. c. Takut Adanya Perubahan Rencana Hal ini pun memang menjadi salah satu kecemasan yang biasa ibu hamil hadapi Biasanya ibu hamil khawatir akan adanya perubahan rencana yang sebelumnya telah dibuat secara matang dengan suami dan juga dokter. Seperti halnya, misalnya yang tadinya akan melahirkan normal menjadi harus bedah Caesar. Sebaiknya, agar ibu tetap tenang dan tidak cemas siapkanlah rencana lain dan tanyakan kepada dokter perihal kemungkinan perubahan rencana yang akan dihadapi bila ada sesuatu. Hal ini dapat membantu Anda untuk tetap tenang dan dapat menyiapkan mental sebelum proses persalinan. d. Takut vagina Robek saat Melahirkan Normal Seringkali kecemasan ini dirasakan oleh para ibu yang akan menghadapi persalinan. Namun hal ini sebenarnya seringkali tidak dirasakan dan memang umum terjadi. Jangan takut, karena proses pemulihan pada vagina itu berjalan dengan cepat, yaitu hanya sekitar sepekan saja. e. Takut Menghadapi Persalinan yang Begitu Lama Yang terakhir, ibu hamil biasanya takut menghadapi persalinan yang sangat lama. Tapi Moms jangan lupa kalau pada saat ini adalah masa-masa ketika Anda dan janin sedang bersiap untuk menghadapi persalinan. Jika memang lama, biasanya dokter menyarankan untuk berjalan kaki, atau berendam dengan air hangat. Sehingga dapat mempercepat proses persalinan, dan juga dapat membuat Anda dan bayi menjadi lebih rileks. b. Faktor presipitasi meliputi : a) Ancaman terhadap integritas fisik, ketegangan yang mengancam integritas fisik meliputi : b) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologi system imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal. c) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal. c. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan ksternal. a) Sumber internal, meliputi kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah dan di tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga diri. b) Sumber eksternal, meliputi kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya. 5. Tingkat Kecemasan Suliswati (2008) membagi kecemasan menjadi 4 tingkatan yaitu : a. Kecemasan Ringan Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. 1) Respon Fisiologis Sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar. 2) Respon Kognitif Lapang persegi meluas, mampu menerima rangsangan kompleks, konsentrasi pada masalah dan menyelesaikan masalah secara efektif. 3) Respon perilaku Tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan dan suara kadang-kadang meninggi. a. Kecemasan sedang. Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun, individu lebih memfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain. 1) Respon Fisiologis Sering nafas pendek, nadi ekstrasistolik dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, diare atau konstipasi, gelisah. 2) Respon Kognitif Lapang persepsi menyempit, rangsang luar tidak mampu diterima, dan berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya. 3) Respon Perilaku Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan), berbicara banyak dan lebih cepat, dan perasaan tidak nyaman. b. Kecemasan Berat Pada kecemasan berat lahan persepsi menjadi sempit. Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan/tuntuan. 1) Respon Fisiologis Sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringant dan sakit kepala, penglihatan kabur. 2) Respon Kognitif Lapang persepsi sangat menyempit dan tidak mampu menyelesaikan masalah. 3) Respon Prilaku Perasaan ancaman meningkat, verbalisasi cepat dan blocking. c. Panik Pada tingkat ini persepsi sudah terganggu sehingga individu sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah diberi pengarahan/tuntunan. 1) Respon Fisiologis Nafas pendek, rasa tercekik, sakit dada, pucat, hipotensi, pucat sakit dada dan rendahnya koordanasi motorik. 2) Respon Kognitif Lapang persepsi terhadap lingkungan mengalami distorsi, tidak dapat berfikir logis, dan ketidakmampuan mengalami distorsi. 3) Respon Prilaku Agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan, berteriakteriak, blocking, presepsi kacau, kecemasan yang timbul dapat di identifikasi melalui respon yang dapat berupa respon fisik, emosional dan kognitif atau intelektual. 6. Gejala-gejala kecemasan Kecemasan pada usia lanjut merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh usia lanjut atau berupa ketakutan yang tidak jelas dan hebat. Hal ini terjadi sebagai reaksi terhadap sesuatu yang dialami oleh seseorang (Nugroho, 2008). Gejala-gejalanya adalah: 1. Perubahan tingkah laku. 2. Bicara cepat. 3. Meremas-remas tangan. 4. Berulang-ulang bertanya. 5. Tidak mampu berkonsentrasi atau tidak memahami penjelasan. 6. Tidak mampu menyimpan informasi yang diberikan. 7. Gelisah. 8. Keluhan badan. 9. Kedinginan dan telapak tangan lembab. 7. Proses Adaptasi Kecemasan. a. Mekanisme koping Strategi pemecahan masalah bertujuan untuk mengatasi atau menanggulangi masalah atau ancaman yang ada dengan kemampuan realistis. Strategipemecahan masalah ini secara ringkas dapat digunakan dengan metode STOP yaitu Source, Trial and Error, Others, serta Pray and Patient. Source berarti mencari dan mengidentifikasi apa yang menjadi sumber masalah. Trial and error mencoba berbagi rencana pemecahan masalah yang disusun. Bila satu tidak berhasil maka mencoba lagi dengan metode yang lain. Begitu selanjutnya, others berarti meminta bantuan orang lain bila diri sendiri tidak mampu. Sedangkan pray and patient yaitu berdoa kepada Tuhan. Hal yang perlu dihindari adalah adanya rasa keputusasaan yang terhadap kegagalan yang dialami (Suliswati, 2008). b. Task oriented (berorentasi pada tugas). c. Dipikirkan untuk memecahkan masalah, konflik, memenuhi kebutuhan dengan motivasi yang tinggi. Realistis memenuhi tuntunan situasi stress. d. Disadari dan berorentasi pada tindakan. Berupa reaksi melawan (mengatasi rintangan untuk memuaskan kebutuhan), menarik diri (menghindari sumber ancaman fisik atau psikologis), kompromi (mengubah cara, tujuan untuk memuaskan kebutuhan) (Suliswati, 2008). e. Ego oriented Dalam teori ini, ego oriented berguna untuk melindungi diri dengan perasaan yang tidak adekuat seperti inadequacy dan perasaan buruk berupa pengguanan mekanismme pertahanan diri (defens mechanism). Jenis mekanisme pertahanan diri yaitu (Suliswati, 2008). 1. Denial Menghindar atau menolak untuk melihat kenyataan yang tidak diinginkan dengan cara mengabaikan dan menolak kenyataan tersebut. 2. Proyeksi Menyalahkan orang lain mengenai ketidakmampuan pribadinya atas kesalahan yang diperbuatnya. Mekanisme ini diguakan untuk mengindari celaan atau hukuman yang mungkin akan ditimpakan pada dirinya. 3. Represi Menekan kedalam tidak sadar dan sengaja melupakan pikiran, perasaan, dan pengalaman yang menyakitkan. 4. Regresi Kemunduran dalam hal tingkah laku yang dilakukan individu dalam menghadapi stress. 5. Rasionalisasi Berusaha memberikan alasan yang masuk akal terhadap perbuatan yang dilakukanya. 6. Fantasi Keinginan yang tidak tercapai dipuaskan dengan imajinasi yang diciptakan sendiri dan merupakan situasi yang berkhyal. 7. Displacement Memindahkan perasaan yang tidak menyenangkan diri atau objek ke orang atau objek lain yang biasannya lebih kurang berbahaya dari pada semula. 8. Undoing Tindakan atau komunikasi tertentu yang bertujuan menghapuskan atau meniadakan tindakan sebelumnya. 9. Kompensasi Menutupi kekurangan dengan meningkatkan kelebihan yang ada pada dirinya (Suliswati, 2008). 8. Cara Mengukur Kecemasan Alat ukur tingkat kecemasan telah dikembangkan oleh beberapa peneliti sebelumnya diantaranya adalah kecemasan berdasarkan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scala), Demikian halnya dengan penelitian ini, karena kecemasan berdasarkan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scala) telah terbukti dan banyak digunakan sebagai referensi untuk penelitianpenelitian yang berkaitan dengan kecemasan maka dalam penelitian ini untuk mengukur kecemasan ibu. Gejala kecemasan berdasarkan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scala) diukur berdasarkan skala yang bergerak 0 hingga 4. Skor 0 berarti tidak ada gejala atau keluhan, skor 1 berarti ringan (1 ge jala dari pilihan yang ada), sokr 2 berarti sedang (separuh dari gejala yang ada), skor berat (lebih dari separuh yang ada) dan skor 4 berarti Sangat Berat (semua gejala ada) (Nursalam, 2008). Tingkat kecemasan berdasarkan skala HARS dapat dibagi ke dalam 4 tingkatan kecemasan, yaitu : 1. Tidak ada kecemasan jika skor < 17. 2. Kecemasan ringan jika skor antara 18-24. 3. Kecemasan sedang jika skor antara 25-30. 4. Kecemasan berat jika skor > 30. 9. Pemenuhan kebutuhan psikologis saat persalinan Menurut Andina Vita Sutanto, Amd.Keb, SKM,MPH dan Yuni Fitriana S.ST,M.H.Kes dalam bukunya Asuhan pada Kehamilan menerangkan untuk mengurangi rasa sakit terhadap Ibu di Kala I,II, dan III harus memberikan perhatian penuh dan melakukan usaha-usaha diantaranya : a. Sugesti Sugesti adalah memberikan pengaruh pada ibu dengan pemikiran yang diterima secara logis. Menurut psikologis social individu yang keadaan psikisnya labil akan lebih mudah dipengaruhi dan mudah mendapat sugesti. Demikian juga pada ibu saat persalinan mudah sekali menerima pengaruh atau sugesti. Kesempatan ini harus digunakan untuk memberikan sugesti yang bersifat positif. Misalnya ketika hamil, pada waktu pemeriksaan dikatakan bahwa kehamilannya normal, persalinan nanti pun akan berjalan normal. Pada waktu persalinan juga diberikan sugesti bahwa persalinannya akan berlangsung dengan baik seperti ibu-ibu yang lain yang tidak mengalami kesulitan walaupun telah beberapa kali melahirkan. Keramah-tamahan dan sikap yang menyenangkan akan menambah besarnya sugesti yang telah diberikan. b. Mengalihkan perhatian. Perasaan sakit akan bertambah bila perhatian dikhususkan pada rasa sakit itu. Ibu merasa sakit, penolong memperhatikan terusmenerus, Menaruh belas kasihan yang spontan akan menambah rasa sakit. Perasaan sakit itu dapat dikurangi dengan mengurangi perhatian terhadap ibu. Usaha yang dilakukan misalnya mengajak bercerita, sedikit bersenda gurau, kalau ibu masih kuat berilah buku bacaan yang menarik. Walaupun perhatian terhadap rasa sakit ibu dikurangi oleh bidan, tetapi mereka harus tetap waspada mengamati keadaan ibu dan perkembangan persalinan. c. Kepercayaan Diusahakan agar ibu memiliki kepercayaan pada dirinya sendiri bahwa ia mampu melahirkan anak normal seperti wanita-wanita lainnya, percaya bahwa persalinan yang dihadapi akan lancar pula seperti wanita lainnya. Disamping itu ibu harus memiliki kepercayaan pada bidan atau orang yang menolongnya. Percaya bahwa penolong mempunyai pengetahuan dasar yang cukup, mempunyai pengalaman yang banyak, mempunyai kecepatan, keterampilan dalam menolong persalinan, maka dengan demikian ibu akan merasa aman. C. Pendampingan persalinan 1. Tinjauan umum tentang pendampingan persalinan Persalinan normal tentu akan menjadi harapan terbesar ibu dan keluarga. Ibu yang baru merasakan persalinan tentu tingkat kecemasannya lebih tinggi dibandingkan dengan yang pernah mengalami persalinan sebelumnya, tidak menutup kemungkinan yang multigravida pun akan merasakan hal yang sama seperti primigravida. Maka perlunya hadir seorang pendamping proses persalinan, karena dukungan pendampinglah yang akan mampu mengurangi kecemasan ibu pada saat proses persalinan. 2. Pengertian pendampingan Pendampingan berasal dari kata “damping” yang berarti deket atau persaudaraan. Sedangkan arti dari pendamping adalah orang yang mendampingi. Pendampingan adalah suatu cara atau proses mendampingi (Departemen Pendidikan Nasional: 2005). Pendamping persalinan adalah seseorang dapat berbuat banyak untuk dapat membantu ibu bersalin saat proses persalinan, atau keberadaan seseorang yang mendampingi atau terlibat langsung dalam memandu persalinan, yang memberi dukungan selama kehamilan, persalinan dan nifas agar proses persalinan yang dilaluinya berjalan dengan lancar dan dapat memberikan kenyamanan bagi ibu bersalin. Suami merupakan calon terkuat yang akan menjadi pendamping persalinan (Nurasiahdkk, 2012). Hal-hal yang harus diperhatikan untik menjadi pendamping persalinan adalah orang-orang yang berarti bagi ibu bersalin yang dapat berbuat banyak membantu pada persalinan. Jika tidak ada permasalahan, akan lebih baik apabila pendamping persalinan bagi ibu bersalin adalah suami, karena merupakan orang yang terdekat dengan ibu (Indrayani, 2013). 3. Manfaat pendampingan persalinan Menurut (Matterson, 2011) pendampingan suami selama hospitali care akan meningkatkan support sosial. Walaupun peran psikologis belum jelas dalam persalinan, tetapi dinyatakan dukungan fisik dan emosional selama persalinan dapat menyebabkan persalinan yang lebih singkat, mengurangi komplikasi dan tindakan obstetrik, meningkatkan kepercayaan diri dan dalam konsep yang ditawarkan tersebut lebih memusatkan pada pengaruh pendampingan suami terhadap percepatan proses kala I (Sumiati, 2014). Pijatan lembut yang dilakukan suami di daerah punggung dan panggul dapat membuat lebih nyaman dan lebih tenang, karena pijatan dan sentuhan akan menimbulkan rangsangan rasa nyaman akan lebih cepat dikirim ke otak untuk mengurangi rasa sakit pada saat nyeri kontraksi, selain itu terbukti dapat meningkatkan pelepasan zat oksitosin sehingga menormalkan denyut jantung dan tekanan darah, mengurangi stress dan merasa lebih rileks dan nyaman. Kebutuhan ibu pada saat persalinan dan pendampingan oleh suami atau keluarga terdekat ibu, kontak mata, memberikan sentuhan ringan, massage untuk mengurangi rasa sakit, bicara dengan suara lemah, lembut dan sopan. Perubahan psikis pada ibu bersalin merupakan hal yang wajar dan lazim pada setiap ibu bersalin. Ibu memerlukan bimbingan dan bantuan baik dari suami, keluarga dan penolong persalinan itu sendiri agar ibu bisa menerima dan sabar setiap perubahan terjadi, oleh karena itu dibutuhkannya seseorang dalam proses persalinan (Sumarah, dkk, 2008 dalam Hastiwi , 2010). 4. Macam-macam bentuk dukungan a. Dukungan emosional (Emotional Support) Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk membantu penguasaan terhadap emosi, meliputi ungkapan empati (Utami dan Hasanat,2003 dalam Ernawati 2012). b. Dukungan materi (TangibelAsistance) Keluarga merupakan sumber pertolongan yang praktis mencakup bantuan langsung seperti uang, peralatan, waktu dan lingkungan. c. Dukungan informasi (Information Support) Keluarga berfungsi memberikan nasehat, petunjuk atau saran. d. Dukungan penghargaan Yaitu dukungan yang mengacu pada rasa saling memiliki, hal tersebut melibatkan sebuahsistem kewajiban bersama timbal balik informasi, emosional dan instrumental. 5. Syarat-syarat sebagai pendamping persalinan Seiap keluarga yang akan mendampingi harus mempunyai bekal untuk diri sendiri, mengetahui hal yang akan dihadapi, bersikap fleksibel, menemukan pengalihan perhatian, menjadi suporter ibu, mengetahui kapasitas sebagai pendamping, selalu disamping ibu (Maryuni, 2010). Asuhan kebidanan berupa dukungan persalinan kala I dapat diberikan dengan cara menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu untuk mendampingi ibu selama proses persalinan seperti suami. Suami dianjurkan untuk berperan aktif dalam mendukung Dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan kenyamanan bagi ibu. Pendamping ibu saat persalinan sebaiknya adalah orang yang peduli pada ibu, yang paling penting adalah orang yang diinginkan oleh si ibu (Johariah dan Ningrum, 2012:54). Pendamping persalinan merupakan faktor pendukung dalam lancarnya persalinan, karena efek persaan wanita terhadap persalinan yang berbeda berkaitan dengan persepsinya orang yang mendukung, dari orang terdekat dapat mempengaruhi kecemasan ibu. Setelah melalui banyak penelitian kehadiran suami memberikan dukungan terhadap istri membantu proses persalinan karena membuat istri lebih tenang. Faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat menpengaruhi lancar dan tidaknya proses persalinan (Musbikin, 2007). Menurut Dr. Ruth (2012), sebagai pendamping persalinan, suami dapat melakukan beberapa hal seperti berikut: a. Memberi dorongan semangat yang akan dibutuhkan istri jika persalinan ternyata berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan. Ada baiknya suami diberitau terlebih dahulu, bahwa jika nanti istrinya berteriak padanya, itu hanya karena sang istri tidak mungkin berteriak pada dokter. b. Memijat bagian tubuh istri, agar ia tidak terlalu tegang atau untuk mengalihkan perhatiannya dari sakitnya kontraksi, suami bisa juga memberi pukulan perlahan pada perut yang disebut effleurage, atau melakukan endorphin massage menggunakan ujung jari. c. Memastikan istri merasa nyaman dengan menyediakan bantal, serta membimbing istri untuk bisa mengejan dengan yang paling efektif. Sementara itu, suami yang siap mental mendampingi istrinya selama proses persalinan dapat memberikan banyak manfaat, dengan cara sebagai berikut: f. Memberikan rasa tenang dan menguatkan psikis bagi istri, karena suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan rasa aman dan tenang yang diharapkan istri saat bersalin. Ditengah kondisi yang tidak nyaman, istri memrlukan pegangan, dukungan, dan semangat untuk mengurangi kecemasan dan ketakutannya. g. Menambah kedekatan emosi suami-istri, karena suami akan melihat sendiri perjuangan hidup dan mati sang istri saat melahirkan anak mereka, sehingga membuatnya semakin sayang kepada istrinya. h. Selalu ada saat dibutuhkan, dengan berada disamping istrinya, suami dapat siap membantu apa saja yang dibutuhkan istri. i. Menumbuhkan naluri kebapakan dalam dirinya. j. Lebiah menghargai istri dan menjaga perilakunya terhadap istri, setelah melihat pengorbanan si istri saat bersalin. D. Kerangka Teori E. Kerangka Konsep Menurut Notoatmodjo (2012), kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep – konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian – penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep adalah bagian penelitian yang menyajikan konsep atau teori dalam bentuk kerangka konsep penelitian. Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2011). Berdasarkan teori yang telah dijelaskan pada tinjauan pustaka dan uraian latar belakang, hubungan variabel-variabel tersebut yang dijadikan penelitian dan dapat divisualisasikan dalam skema kerangka konsep pada penelitian ini hanya 3 variabel, adalah sebagai berikut: Kerangka Konsep Penelitian Variabel Independen Variabel Dependen Dukungan Pendamping Persalinan Kecemasan proses Persalinan F. Hipotesis Hipotesa sebagai jawaban sementara penelitian, patokan dugaan atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan maka hipotesa dalam penelitian ini adalah: Hipotesis Alternatif : Ada hubungan antara dukungan pendamping persalinan dengan kecemasan pada proses persalinan di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun 2019. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analitik, dengan pendekatan cross sectional dimana variabel independen (dukungan pendamping dalam proses persalinan) dan variabel dependen (kecemasan proses persalinan) diukur dalam waktu bersamaan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan pendamping persalinan ibu dengan kecemasan proses persalinan di PONED Puskesmas Kluwut kabupaten Brebes tahun 2019. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independent (dukungan pendamping persalinan ibu) dan variabel dependent (kecemasan proses persalinan ). B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang bersalin di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes pada bulan Juli sampai Agustus 2019 sebanyak 31 orang ibu bersalin. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling yaitu tekhnik sampling yang cukup sering digunakan, metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria inklusi adalah ibu bersalin yang datang ke PONED pada saat kala I. Sedangkan yang dimaksud dengan Kriteria eksklusi adalah 2 jam sebelum proses kala II terjadi setelah pasien datang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin Kala I yang bersalin di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes selama bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2019 yang berjumlah 31 ibu bersalin. C. Definisi Operasional Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2011). Definisi operasional ini dibuat untuk memberikan pemahaman yang sama tentang pengertian variabel yang diukur dan untuk menentukan metodologi yang digunakan untuk menganalisa data. DefinisiOperasional Jenis Variabel Variabel Definisi Operasional Variabel Dukungan Dukungan independen Pendamping yang Alat Ukur Lembar Cara Ukur Hasil Ukur Pengamatan 1. Aktif (jika langsung jawaban diberikan oleh saat “ya”> suami berupa dukungan 50%). kesiapan pendamping 2. Tidak Aktif pendampingan persalinan (jika selama proses disesuaikan jawaban persalinan dengan “ya”≤ 0%). Skala Nominal observasi Persalinan lembar 3. observai Budiman dan Agus Rianto 2014 Variabel Kecemasan dependen dalam Kehawatiran/ Lembar ketakutan ibu Observasi Melihat dan 1. Tidak menilai persalinan cemas Nominal jika skor < 17 sesuai skala 2. Cemas jika bersalin Kala I fase selama proses aktif persalinan dengan HARS dan skala membagi HARS kedalam kelompok skor ≥ 17 3. Budiman dan 4 Agus Rianto 2014 D. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilakukan di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes mulai tanggal 1 Juli 2019 sampai dengan 31 Agustus 2019. E. Pengukuran data dan cara pengamatan variabel Penelitian Penelitian dengan cara melakukan observasi kepada ibu bersalin yang bersalin di PONED Puskesmas Kluwut periode bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2019. Pengambilan data dilakukan oleh 14 orang bidan PONED Puskesmas Kluwut. Sebelumnya peneliti telah melakukan sosialisasi dan persamaan persepsi dengan bidan PONED. Pengambilan data dimulai dengan membagikan kuesioner kepada ibu bersalin tentang dukungan persalinan dan dianjurkan untuk mengisi disela-sela kontraksi persalinanya berjumlah pertanyaan sesuai dari buku (Budiman dan Agus Riyanto tahun 2014). Untuk peran pendamping dilakukan observasi oleh Bidan atau Petugas Kesehatan yang berjaga dan melakukan ceklist pada lembar observasi. Sedangkan untuk megukur tingkat kecemasan dengan menggunakan Skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) yang penilaiannya dilakukan oleh Bidan. F. Instrumen Penelitian Penelitian ini mengadopsi dari hasil penelitian Budiman dan Agus Riyanto tahun 2014 dengan menggunakan lembar observasi yang untuk mengetahui dukungan pendamping persalinan melalui 10 pengamatan / daftar ceklist dengan jawaban ya atau tidak. Sedangkan untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu bersalin primigravida peneliti menggunakan skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) yang berjumlah 42 point penilaian, melalui pertanyaan dan pengamatan G. Langkah Pengumpulan Data Langkah - langkah proses pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Editing (Mengolah Data ) Memeriksa data yang terkumpul. Melakukan pemisahan data sesuai dengan variabel yang dibutuhkan yaitu tentang hasil lembar observasi peran pendamping persalinan, kuesioner ibu tentang persalinan dan lembar penilaian skala HARS (Hamilton Ansiety Rate Scale). 2. Coding ( Pengkodean ) Melakukan pengkodean pada tiap-tiap data yang terkumpul untuk memudahkan dalam proses sebelumnya. Dibuat tabel excel untuk memasukan hasil penelitian sesuai dengan variabel yang di teliti. Untuk variabel dukungan pendamping persalinan aktif diberi kode 1, dan untuk untuk variabel dukungan pendamping tidak aktif diberi kode 0 untuk variabel kecemasan persalinan diberi kode 1 dan untuk tidak terjadi kecemasan persalinan diberi kode 0. 3. Prosesing Setelah data diberi kode, lalu dilakukan pengolahan dengan menggunakan sistem komputerisasi, dijumlah hasil masing-masing dari variabel yang diukur. 4. Cleaning Setelah diproses, lalu dilakukan pengecekan apakah data yang masuk sudah benar atau ada yang salah. Apakah sesuai variabel yang diukur dikhawatikan ada yang tertukar. 2. Teknik Analisa Data Analisa data dilakukan secara bertahap yaitu secara univariat dan bivariat, analisa data dilakukan menggunakan (SPSS 17). 1. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran tiap variabel dari hasil penelitian, yaitu dukungan kecemasan proses persalinan. distribusi dan persentase pendamping persalinan dengan Dalam analisis ini hanya menghasilkan dari tiap variabel. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi relatif dimana frekuensi tiap kelas dirubah dalam bentuk persen (%). Perubahan dalam bentuk persen dilakukan dengan membagi frekuensi (F) dengan jumlah hasil observasi (N) dan dikalikan 100%. (Notoatmojo, 2012), dengan rumus : Keterangan X = F x 100 % N : X = Hasil yang dicari F = Frekuensi N = JumlahResponden 2. Analisis bivariat Analisis bivariat adalah analisis untuk membuktikan adanya hubungan yang bermakna antara variable bebas dengan variabel terikat, yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan persalinan kala I fase aktif di PONED Puskesmas Kluwut Kabupaten Brebes tahun 2019, maka digunakan analisa bivariat dengan analisa statistik. Karena data penelitiannya berupa data kategorik maka analisis statistik yang digunakan uji statistic Chi-Square . Uji chi-square adalah suatu teknik statistik yang dimaksudkan untuk menguji hubungan antara dua variabel, bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan rumus chi-square adalah : X ² = ∑ (O – E)2 E Keterangan : X² = Signifikasi O = Frekuensi yang diobservasi E = Frekuensi yang diharapkan Untuk melihat kemaknaan hubungan dengan variabel independen (Dukungan pendaming persalinan) dan variabel dependen (kecemasan persalinan) digunakan derajat kemaknaan α (alpha) = 0,05. Dalam uji statistik Ho ditolak jika p value ≤ α (alpha) dengan taraf signifikan 0,05 artinya ada hubungan antara dua variabel yang diteliti atau hubungan bermakna, sedangkan uji statistik Ha ditolak jika p value > α (alpha) artinya tidak ada hubungan antara dua variabel yang diteliti atau hubungan tidak bermakna. LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Responden Penelitian Di Tempat Dengan Hormat, Dengan ini saya Tri Sulistyowati mahasiswi dari Poltekkes Tasikmalaya akan mengadakan penelitian guna untuk menyelesaiakan studi saya. Berkaitan dengan hal diatas saya mohon bantuan dari saudara untuk bersedia menjadi responden dari penelitian saya. Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya ucapkan terima kasih. Hormat saya, Peneliti Tri Sulistyowati LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk menjadi responden pada penelitian saudari Tri Sulistyowati. Nomer kode responden : ................................................................................. Umur : ................................................................................. Pendidikan : ................................................................................. Pekerjaan : ................................................................................. Alamat : ................................................................................. Kami bersedia memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian tersebut dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Demikian surat persetujuan ini kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Brebes, Juli 2019 Responden LEMBAR KUESIONER PENELITIAN DATA UMUM RESPONDEN Nomor Responden : Nama Responden : Umur : Alamat : Daftar Pertanyaan Pendamping Pentujuk ; Sebelum mengisi pernyataan berikut, kami mohon kesedian anda untuk membaca terlebih dahulu. Berilah tanda silang atau ceklis() pada jawaban yang menurut anda benar No Pertanyaan 1. Apakah Pada saat persalinan ibu ditemani suami 2. Apakah Pada saat persalinan ibu ditemani keluarga Apakah suami/keluarga mau menandatangai informed concent 3. yang diberikan petugas (bidan), setelah mendapatkan penjelasan tentang prosedur poned dan keadaan ibu bersalin 4. 5. 6. Apakah suami/keluarga memberikan perhatian dengan menge;lus bagian badan ibu, saat merasakan mulas proses persalinan Apakah suami/keluarga membantu memberikan makan atau minum pada ibu saat proses persalinan Apakah suami/keluarga membantu memilih posisi sesuai keinginan ibu bersalin Jawaban Ya Tidak No Pertanyaan Jawaban Ya Apakah suami/keluarga ikut membantu ibu bersalin saat ingin 7. BAK/BAB 8. Apakah suami/keluarga ikut mendampingi saat ibu mengedan Keterangan penilaian: - Bila jawaban “YA” nilainya > 50% dari pertanyaan,mmenandakan ibu bersalin mendaparkan pendampingan persalinan. - Bila jawaban “YA” nilainya < 50% dari pertanyaan,mmenandakan ibu bersalin tidak mendapatkan pendampingan persalinan. Tidak Daftar Pertanyaan Tingkat Kecemasan berdasarkan standar HARS (Hamilton Rating Scale for Anxiety). Petunjuk: Berilah tanda check () pada kolom bagian yang sudah disediakan yang sesuai dengan anda 0 : Tidak ada gejala sama sekali 1 : Satu dari gejala yang ada 2 : Separuh dari gejala yang ada 3 : Lebih dari separuh dari gejala yang ada 4 : Semua gejala ada No 1 2 Pernyataan Perasaan cemas (Ansietas) : - Cemas - Firasat buruk - Takut akan Fikiran sendiri - Mudah tersinggung Ketegangan : - Merasa tegang - Lesu - Tidak dapat istirahat tenang - Mudah terkejut - Mudah menangis - Gemetar - Gelisah Jawaban 0 1 2 3 4 Nilai No Pernyataan 3 Ketakutan : - Pada gelap - Ditinggal sendiri - Ada orang asing - Binatang besar - Keramaian lalu lintas Gangguan Tidur : - Sukar untuk tidur - Terbangun malam hari - Tidur tidak nyenyak - Bangun dengan lesu - Mimpi buruk - Mimpi menakutkan Gangguan Kecerdasan : - Sukar berkonsentrasi - Daya ingat buruk Perasaan Depresi : - Kehilangan minat - Sedih - Bangun dini hari - Perasaan berubah sepanjang hari Gejala Somatik (Otot) : - Nyeri pada otot - Kaku - Kedutan otot - Gigi gemerdak - Suara tidak stabil Gejala Jantung : - Nyeri dada - Denyut nadi mengeras - Berdebar - Denyut nadi cepat - Detak jantung hilang sekejap - Perasaan lemah lesu seperti pingsan 4 5 6 7 9 0 1 Jawaban 2 3 4 Nilai No Pernyataan 10 Gejala Pernafasan : - Rasa tertekan di dada - Perasaan tercekik - Sering menarik nafas panjang - Serasa nafas pendek Gejala Pada Saluran Pencernaan : - Sulit menelan - Mual - Perut melilit - Gangguan pencernaan - Nyeri lambung sebelum dan sesudah makan - Kembung - Sukar BAB - Muntah Gejala Perkemihan - Sering BAK - Tidak dapat menahan kencing - Amenorrhoe - Menorrhagia - Menjadi dinngin (Frigid) Apakah Ibu Merasakan Gejala : - Mulut kering - Mudah berkeringat - Muka merah - Bulu roma berdiri - Pusing / sakit kepala Perilaku Responden Yang Terlihat Sewaktu Wawancara - Gelisah - Tidak tenang - Jari – jari gemetar - Mengerutkan dahi / kening - Muka tegang - Tonus otot meningkat 11 12 13 14 0 Jawaban 1 2 3 4 Nilai DAFTAR PUSTAKA Alwisol (2008) Psikologi Kepribadian (Revisi ed).Malang UMM Press. Anonim (2010) Kecemasan.Available at: http://kumpulan.info/sehat/artikelkesehatan/48-artikelkesehatan/kecemasan.html. (Accessed: 3 June 2018). Arikunto and Suharsimi (2008) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Badriah and Laelatul, D. (2011) Metologi Penelitian Ilmu-Ilmu Kesehatan. Bandung: Multazam. Budiman, Riyanto and Agus (2014) Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Selemba Medika. Departemen Pendidikan Nasional (2005) Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Depkes RI (2004) Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. ________ (2008) Buku Panduan Bidan di Desa. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Ernarwati, S. (2012) Gambaran Dukungan Suami Pada Ibu Menjalin Proses Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Doro-Doro Kabupaten Pekalongan. STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. Handayani, R (2015) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Tingkat Kecemasan Menjelang Persalinan Pada Ibu Primigravida Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2012’, Ners Jurnal Keperawatan,11 No 1,pp. 62-71. Hastiwi, F.N (2010) Hubungan Pendampingan Suami dengan Kelancaran Persalinan Di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. STIKES AISYIAH Yogyakarta. Hawari, D. (2006) Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Pustaka FKUI. _________ (2011) Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Pustaka FKUI. Hidayat, A. (2011) Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Hurlock, E. (2008) Psikologi Perkembangan. Jakarta: EGG. Indrayani and Djami (2013) Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: TIM. JNPK-KR (2008) Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR. Johariah and Ningrum (2012) Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir . Jakarta: Trans Info Media. Kusmiyati, Y. (2011) Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Jakarta: Selemba Medika. Mahmudah, D. (2010) Hubungan Dukungan Keluarga dan Regiliustas dengan Kecemasan Melahirankan Pada Ibu Hamil Anak Pertama (Primigravida). Universitas Islam Negri Syarif Hidayatuallah Jakarta. Manuaba, I. (2008) Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Maryuni, A. (2010) Nyeri dalam Persalinan. Jakarta: Trans Info Media. Mochtar, R (2008) Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. Musbikin, I. (2007) Persiapan Menghadapi Persalinan. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Notoatmodjo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta _____________ (2012) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nugroho (2008) Keperawatan Gerontik. Jakarta. EGC. Nurasiah (2012) Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung. PT Refika Aditama. Nursalam (2008) Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawan. Jakarta: Selemba Medika. Prasetyawati, E. (2012) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dalam Millenium Development Goals (MDGs). Yogyakarta: Nuha Medika. Prawihardjo, S. (2002) Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bima Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Primasnia, P.,Wagiyo and Elisa (2013) ‘Hubungan Pendampingan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Dalam Menghadapi Proses Persalinan Kala I di Rumah Bersalin Kota Unggaran’, Prosing Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah. Rukiyah, A. (2009) Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media Saifudin, A. (2009) Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Slamento (2008) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Stuart, G. (2008) Prinsip dan Praktik Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. Sugiyono (2010) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif dan R&G. Bandung: Alfabeta Sulistyawati, N. (2010) Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika. Suliswati (2008) Konsep Dasar Keperawat Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC Sumiati (2015)’Pengaruh Peran Pendampingan Suami Terhadap Proses Persalinan Kala Fase I Aktif du BPS Kisworo Surabaya’. Kebidanan, 2001, pp 1-11 Sutanto, Vita, A. and Fitriana, Y. (2017) Asuhan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru. Utami and Magrifiroh (2009) Pengaruh Kehadiran Suami Terhadap Lama Persalinan di BPS Ny. Y Kecamata Cilimus Kabupaten Kuningan. STIKES Kuningan Garawangi.