Uploaded by Mhmmd Amrul

KERANGKA ACUAN penyuluhan kb

advertisement
KERANGKA ACUAN KELAS IBU HAMIL
A. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan sebuah Negara berkembang dengan jumlah peningkatan penduduk
yang tinggi. Hasil sensus menurut publikasi BPS pada Agustus 2010 menyebutkan bahwa
jumlah penduduk Indonesia adalah 237.556.363 orang. Terdiri atas 119.507600 pria dan
118.048.783 wanita, dengan laju pertumbuhan sebesar 1,49 persen pertahun.
Kesehatan reproduksi dalam program kependudukan, keluarga berencana dan
pembangunan keluarga adalah kegiatan peningkatan kualitas kesehatan reproduksi yang
didalamnya
menyangkut
peningkatan
kelangsungan
hidup
ibu,bayi
dan
anak
(KHIBA),pencegahan penyakit menular seksual,HIV danAIDS (PEPHA),pencegahan kanker
alat reproduksi dan penanggulangan infertilitas kembalinya kesuburan pasca penggunaan alat
kontrasepsi.
Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) menjadi perhatian khusus
saat ini, survei RPJMN tahun 2013 menunjukkan kondisi bahwa PUS yang mengetahui alat
kontrasepsi modern (IUD/AKDR/Spiral, Kontap Pria/MOP, Kontap Wanita/MOW,
Implant/Susuk KB, Suntik, PIL, Kondom) hanya 10,6%. Ini artinya masih sekitar 80,4%
PUS belum mengetahui semua alat kontrasepsi modern dan yang mengetahui sedikitnya 6
(enam) jenis alat kontrasepsi modern hanya 59,2% (survei RPJMN-2013). Di sisi lain PUS
yang mengetahui semua alat kontrasepsi atau cara KB MKJP (IUD/AKDR, MOP, MOW,
IMPLANT/SUSUK KB) ternyata hanya 40,2%. Ini artinya masih ada sekitar 59,8% PUS
yang belum mengetahui semua jenis alat kontrasepsi MKJP.
B. LATAR BELAKANG
Dewasa ini penyuluhan kesehatan reproduksi pada umumnya masih banyak dilakukan
melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang diberikan pada waktu ibu
memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan posyandu. Kegiatan penyuluhan
semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus perkasus namun memiliki kelemahan
antara lain :
1. Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang dialami
saat konsultasi.
2. Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan kepada ibu
hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas saja.
3. Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau pembinaan secara lintas
sektor dan lintas program.
4. Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan. Untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan di atas.
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang
metode kontrasepsi jangka panjang.
Tujuan Khusus :
1.
Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antara peserta, suami, kader serta petugas
kesehatan/bidan.
2.
Meningkatnya pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang:
a. Kontrasepsi MKJP
b. Efek samping pemakaian
c. Kb pasca salin
d.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
E. MATERI PADA KELAS IBU HAMIL
F. SASARAN KELAS IBU HAMIL
Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehmilan 4 - 36 minggu untuk
mendapatkan materi kelas ibu hamil. Untuk pelaksanaan senam ibu hamil sebaiknya peserta
umur kehamilan > 20 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak
takut keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil.
Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut
serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai informasi penting,
misalnay materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya.
G. JADWAL
Kegiatan dan
waktu
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Moncobalang
√
√
Tinggimae
√
Biringala
√
Jun
Jul
Ags
Sep
Oct
Nov
Des
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pelaksanaan
H. MONITORING Dan EVALUASI
1. Monitoring
Monitoring dilakukan dalam rangaka melihat perkembangan dan pencapaian serta
masalah dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil monitoring dapat dijadikan bahan untuk
perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil selanjutnya.Kegiatan monitoring dilakukan
secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat Desa, Kecamatan, Kbupaten / Kota dan
Provinsi.
2. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun
negatif pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi tersebut
bias dijadikansebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan
kelas ibu hamil berikutnya. Evaluasi oleh pelaksana (bidan/koordinator bidan) dilakukan
setiap selesai pertemuan.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi
dapat melakukan evaluasi bersama-sama misalnya 1 kali setahun.
Download