Perspektif Keluarga Berencana dalam Sudut Pandang Islam dan Kesehatan Makalah dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam Dosen pembimbing: Nur Aksin, S. Ag. M. S. I. Disusun oleh Kelompok 1 Kelas 1A1: Herlambang Bintang Samudra (P1337420119001) Tekad Fatehata (P1337420119003) Bagus Indra Saputra (P1337420119005) Shafanissa Zahra (P1337420119007) Fitriani Ekasusanti (P1337420119009) Arif Teguh Suroso (P1337420119011) PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEMARANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN AJARAN 2019/2020 Pengesahan Makalah Judul Makalah : Perspektif Keluarga Berencana dalam Sudut Pandang Islam dan Kesehatan Nama Anggota Kelompok : Herlambang Bintang Samudra (P1337420119001) Tekad Fatehata (P1337420119003) Bagus Indra Saputra (P1337420119005) Shafanissa Zahra (P1337420119007) Fitriani Ekasusanti (P1337420119009) Arif Teguh Suroso (P1337420119011) Dosen Pembimbing : Nur Aksin, S. Ag. M. S. I. Menyetujui Dosen Pembimbing Nur Aksin, S. Ag. M. S. I. ii Motto Kesuksesan tak pernah dimiliki. Ia disewakan dan itu dibayar tiap hari (Rory Vaden) Dia yang tahu, tidak bicara. Dia yang bicara, tidak tau (Lao Tse) Terasa sulit ketika aku merasa harus melakukan sesuatu. Tetapi, menjadi mudah ketika aku menginginkannya (Annie Gottlier) iii Daftar Isi Pengesahan Makalah ............................................................................................... ii Motto ...................................................................................................................... iii Daftar Isi................................................................................................................. iv Kata Pengantar ....................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2 C. Tujuan Pembahasan ............................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Keluarga Berencana .......................................................................... 4 a. Pengertian Keluarga Berencana ................................................................. 4 b. Tujuan Keluarga Berencana ...................................................................... 5 c. Manfaat Keluarga Berencana .................................................................... 6 d. Sasaran Keluarga Berencana ..................................................................... 8 e. Macam Metode Alat Kontrasepsi ............................................................. 9 B. Pandangan Keluarga Berencana menurut Pandangan Islam ..................... 12 a. Pandangan Al-Quran .......................................................................... 12 b. Pandangan Hadis ................................................................................ 13 c. Pandangan Menurut Para Ulama ....................................................... 14 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................................... 16 B. Saran ................................................................................................................. 17 iv Daftar Pustaka ....................................................................................................... 18 Lampiran ............................................................................................................... 19 v Kata Pengantar Assalamualaikum wr. wb. Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Agama Islam dengan judul “Perspektif Keluarga Berencana dalam Pandangan Islam dan Kesehatan”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan pada makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen Agama Islam kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih. Wassalamualaikum wr. wb. Semarang, 9 September 2019 Penulis vi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Ledakan penduduk ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Kondisi ini jelas menimbulkan dua sisi yang berbeda. Disatu sisi kondisi tersebut bisa menjadi salah satu kekuatan yang besar untuk Indonesia. Namun, disisi lain kondisi tersebut menyebabkan beban negara menjadi semakin besar. Selain menjadi beban negara juga menimbulkan permasalahan lain. Banyaknya jumlah penduduk yang tidak disertai dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang mampu menampung menimbulkan seluruh pengangguran angkatan dan juga kerja juga dapat kriminalitas yang bersinggungan dengan rusaknya moralitas masyarakat. Karena berhubungan dengan tinggi rendahnya beban negara untuk memberikan penghidupan yang layak kepada setiap warga negaranya, maka pemerintah memberikan serangkaian usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk agar tidak terjadi ledakan penduduk yang lebih besar. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menggalakkan program keluarga berencana. Program keluarga berencana pertama kali dilaksanakan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto yaitu saat Orde Baru. Melalui keluarga berencana masyarakat diharuskan untuk membatasi jumlah kelahiran anak, yaitu setiap keluarga 1 dianjurkan untuk memiliki dua anak. Tidak tanggung-tanggung, keluarga berencana diberlakukan kepada seluruh lapisan masyarakat, dari lapisan bawah hingga lapisan atas dalam tatanan masyarakat. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. 1.2. Rumusan Masalah 2.1.1. Bagaimana tujuan dilaksanakan program Keluarga Berencana (KB) bagi kesehatan? 2.1.2. Bagaimana wawasan masyarakat tentang manfaat Keluarga Berencana (KB) dalam sudut pandang kesehatan? 2.1.3. Bagaimana hukum Keluarga Berencana (KB) dalam sudut pandang agama Islam? 2.1.4. Bagaimana metode-metode yang dapat diterapkan dalam Keluarga Berencana (KB) menurut agama Islam? 2.1.5. Bagaimana alasan dilaksanakannya program Keluarga Berencana (KB) dalam segi agama Islam dan kesehatan? 1.3. Tujuan Pembahasan 1.3.1. Memberi informasi mengenai tujuan dilaksanakannya program Keluarga Berencana (KB) bagi kesehatan. 1.3.2. Memberi wawasan kepada masyarakat tentang manfaat Keluarga Berencana (KB) dalam sudut pandang kesehatan. 1.3.3. Memberi informasi mengenai hukum Keluarga Berencana (KB) dalam sudut pandang agama Islam. 2 1.3.4. Mengetahui metode-metode keluarga berencana yang diperbolehkan dan dilarang dalam agama Islam. 1.3.5. Memberi informasi mengenai alasan dilaksanakannya program Keluarga Berencana (KB) dalam segi agama Islam dan kesehatan. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Konsep Keluarga Berencana 2.1.1. Pengertian Keluarga Berencana Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. Keluarga Berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Keluarga Berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan, kelahiran. 4 dan penjarangan 2.1.2. Tujuan Keluarga Berencana 2.1.2.1. Tujuan Demografi Bertujuan mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan diikuti dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita. Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung. 2.1.2.2. Mengatur Kehamilan Dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup. 2.1.2.3. Mengobati Kemandulan (Infertilitas) Bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia. 2.1.2.4. Married Conseling (Nasehat Perkawinan) Bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas. 5 2.1.2.5. Tercapainya NKKBS NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi. 2.1.3. Manfaat Keluarga Berencana 2.1.3.1. Menurunkan Risiko Terjangkitnya Kanker Rahim dan Kanker Serviks Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Institut Catala d’Oncologia di Catalonia, Spanyol, yang dipublikasikan dalam jurnal kesehatan The Lancet Oncology menyatakan bahwa para perempuan yang menggunakan alat kontrasepsi seperti IUD dapat mengalami penurunan yang signifikan terhadap risiko terjadinya kanker serviks dan kanker rahim. Hal ini disebabkan oleh IUD yang ditanam dalam rahim perempuan dapat menimbulkan respon terhadap terjadinya peradangan, sehingga dapat menghilangkan virus Human papillomavirus (virus HPV) sebagai penyebab utama kanker serviks. 2.1.3.2. Menurunkan Angka Kematian Maternal serta Peningkatan IPM Kematian yang terjadi pada ibu hamil dan anak, masih sering kita jumpai, baik pada saat proses persalinan, pasca persalinan, maupun hari-hari pertama kehidupan bayi. Untuk itu, perlu diadakan upaya serta berbagai macam inovasi guna mengatasi hal tersebut. 6 2.1.3.3. Menghindari Kehamilan yang Tidak Diinginkan Hal tersebut akan berdampak baik bagi kesehatan, maupun bidang ekonomi, seperti tindakan aborsi yang dapat membahayakan jiwa, maupun keadaan ekonomi yang semakin sulit. Dengan mengikuti program KB, masalah tersebut dapat diminimalisir. 2.1.3.4. Dapat Meningkatkan Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Perencanaan kelahmilan yang menjadi salah satu tujuan KB dapat menurunkan resiko kehamilan yang tidak diinginkan. Hal tersebut dapat membantu meningkatkan tingkat kesehatan serta kelangsungan hidup pada ibu hamil, bayi, dan anak. 2.1.3.5. Mencegah Penularan Penyakit Berbahaya Manfaat KB dengan penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom sebelum melakukan hubungan intim dapat mencegah peyebaran atau penularan virus-virus berbahaya seperti HIV AIDS. 2.1.3.6. Lebih Menjamin Tumbuh Kembang Bayi dan Anak Perencanaan kehamilan yang tepat dapat membantu tumbuh kembang bayi dan anak-anak lebih terjamin, karena mereka mendapatkan lebih banyak perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya. Lain halnya jika dalam sebuah keluarnya terdapat banyak anak. Kasih sayang dan perhatian orangtua akan lebih terbagi-bagi keseluruh anak-anaknya. 7 Hal tersebut bisa menimbulkan rasa iri diantara anak-anak, serta kondisi mereka menjadi kurang terurus. 2.1.3.7. Dapat Meningkatkan Kesejahtearan Keluarga Jika keluarga hanya memiliki 2 anak, mereka akan lebih santai dalam bekerja, lebih banyak waktu untuk memberikan perhatian serta mendidik anak-anak mereka dirumah sehingga anak merasa mendapatkan perhatian dan kasih sayang orangtuanya. 2.1.3.8. Pendidikan Anak Lebih Terjamin Pepatah yang mengatakan bahwa banyak anak banyak rejeki tak selamanya benar, banyak anak justru dapat membuat anak-anak kurang mendapatkan pendidikan yang layak. 2.1.3.9. Dapat Menentukan Kualitas Sebuah Keluarga Dengan manfaat KB berarti keluarga dapat menyelamatkan kehidupan serta meningkatkan status kesehatan ibu hamil dan anak terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran, serta mengurangi tingkat risiko kematian pada bayi. 2.1.4. Sasaran Keluarga Berencana 2.1.4.1. Sasaran Langsung Yaitu Pasangan Usia Subur [PUS] (15 - 49 tahun), Dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif lestari, sehingga memberi efek langsung penurunan fertilitas. 8 2.1.4.2. Sasaran Tidak Langsung Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita, dan pemuda), yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam pelembagaan NKKBS. 2.1.5. Macam Metode Alat Kontrasepsi 2.1.5.1. Metode Sederhana: a. Tanpa Alat: KB Alamiah: Metode Kalender (Ogino-Knaus) Metode Suhu Badan Basal (Termal) Metode Lendir Serviks (Billings) Metode Simpto Termal Coitus Interruptus b. Dengan Alat: Mekanis (Barrier): Kondom Pria Barrier Intra-Vaginal: Diafragma Kap Serviks (Cervical Cap) Spons (Sponge) Kondom Wanita Kimiawi: Spermisid: Vaginal Cream Vaginal Foam Vaginal Jelly Vaginal Suppositoria Vaginal Table Vaginal Soluble Film 9 2.1.5.2. Metode Modern: a. Kontrasepsi Hormonal: Per-oral: Pil Oral Kombinasi (POK) Mini-pil Morning-after Pil Injeksi (Suntikan): DMPA NET-EN Microspheres Microcapsules Sub-kutis (Implant): Implant Non garis-biodegradeble: Norplant Norplant-2 ST-1435 Implanon Implan biodegradable: Capranor Pellets b. Intra Uterine Devices: IUD AKDR c. Kontrasepsi Teruji: Kepada wanita: Penyinaran: Radiasi sinar-X Radium Cobalt Sinar laser 10 Medis Operatif Wanita: Ligasi tuba fallopi Elektro koagulasi tuba fallopii Fimbriektomi Salpingektomi Ovarektomi bilateral Histerektomi Fimbriotexy (Fimbrial Cap) Ovariotexy Penyumbatan Tuba Fallopii secara mekanis: Penjepitan tuba fallopii Solid plugs Peyumbatan tuba fallopii secara kimiawi: Phenol Pada Pria: Operatif medis operatif pria: Vasektomi Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) Penyumbatan vas deferens secara mekanis: Penjepitan Vas Deferens Plugs Intra Vas Devices Vas Valves Penyumbatan kimiawi: Quinacrine Ethanol Ag-nitrat 11 vas deferens secara 2.2. Pandangan Keluarga Berencana menurut Pandangan Islam 2.2.1. Pandangan Al-Quran Di dalam Al-Quran memang terdapat pola “Mary and Generate”, ditambah lagi bahwa adopsi tidak ada dalam hukum Islam, akan tetapi juga tidak terdapat penjelasan bahwa Al-Quran menolak Keluarga Berencana. Bahkan AlQuran secara gamblang menyebutkan bahwa generasi yang ditinggal janganlah generasi yang lemah, seperti firman Tuhan: “Dan hendaklah orang-orang merasa khawatir kalau mereka meninggalkan di belakang mereka anak cucu yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaknya mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (An-Nisa ayat 9). Sehubungan dengan itu banyak ayat-ayat yang mendorong kepada cita-cita kehidupan keluarga sejahtera (Al-Baqarah ayat 201) dan (Al-Qashash ayat 77). Begitu pula ayat-ayat yang berhubungan dengan masalah penyusunan anak dan perawatan bayi (Al-Baqarah ayat 233), (Lukman ayat 14), dan (Al-Ahqaaf ayat 15) memberikan indikasi keharusan interval atau jarak anak. Dalam hubungan itu pula Al-Quran mengajarkan agar manusia merubah nasibnya sendiri dan dia tidak diberati lebih dari yang bisa dipikulnya tersebut dalam (Al-Anfal ayat 54) dan (Ath-Thalaq ayat 7). Dan sesungguhnya Allah menghendaki kemudahan bagi manusia menghendaki kesukaran (Al-Baqarah ayat 185). 12 dan tidak Sementara itu, ada pula pendapat yang menafsirkan ayat-ayat Al-Quran sedemikian rupa sehingga tidak sejalan dengan keluarga berencana yaitu: “Janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rizki kepada mereka dan juga kepadamu” (Al-Isra ayat 31). Pendapat tersebut menafsirkan ayat ini bukan seperti kebanyakan mufassir bahwa isi ayat tersebut berkenaan pembunuhan anak perempuan sebagaimana terjadi pada zaman jahiliyah disebabkan takut kemiskinan atau malu, tetapi katanya sehubungan dengan pembatasan kelahiran atau kehamilan karena takut tidak ada persiapan menerima kelahirannya. Tentunya penafsiran ini dipandang lemah sekali oleh kebanyakan ulama tafsir. 2.2.2. Pandangan Hadis Pandangan yang positif terhadap Keluarga Berencana menarik dalil dari hadis-hadis nabi, bahwa menurut sahabat Jabir “kami melakukan azl (Coitus Interroptus) pada masa Rasulullah dan waktu itu sedang masa Al-Quran diturunkan (dalam shahih Muslim) ketika hal tersebut sampai kepada Rasulullah, maka dia tidak melarangnya”. Berdasarkan ini diambil taqrir nabi, bahwa dia tidak berkeberatan. Juga pandangan positif terhadap Keluarga Berencana ditarik dari hadis nabi “bahwa jika sekiranya Allah menghendaki menciptakan sesuatu maka tak seorangpun akan dapat menghalanginya”. Serta beberapa hadis lain mengenai azl ini serta atsar (ucapan) sahabat nabi, yang menyatakan tidak melarangnya. 13 Akan tetapi juga dari hadis-hadis mengenai azl ini, ada riwayat bahwa nabi melarang melakukannya serta haditshadits lainnya dimana Nabi menghendaki keturunan yang banyak. 2.2.3. Pandangan Menurut Para Ulama Ulama yang telah mengeluarkan pendapatnya atau fatwanya tentang Keluarga Berencana atau setidak-tidaknya usaha mencegah kehamilan sebelum “Keluarga Berencana” dikenal sekarang, ada yang memperbolehkan (Jawaz) dan ada yang melarangnya (mani’). Adapun pendapatnya yaitu sebagai berikut. a. Pendapat yang Memperbolehkan (Jawaz) Dalam kitabnya “Ihya ‘Ulumuddin” Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa azl (Coitus Interruptus) karena takut mendapat kesukaran disebabkan seringnya melahirkan anak, yang ada dilarang. Motif-motif dari azl ini antara lain: Untuk menjaga kesehatan ibu karena seringnya melahirkan Untuk menghindari kesulitan hidup karena banyaknya anak Untuk memelihara kesehatan dan kecantikan istri Untuk menjaga status wanita yang dipunyai (masalah budak) Untuk ulama lain yang memperbolehkan yaitu Syekh Al Haziri (Mufti besar Mesir) dan Syekh Mahmud Syaltut (mantan rektor universitas Al-Azhar) 14 b. Pendapat-Pendapat yang Melarang 1. Profesor Dr. M. S. Matkour (Guru Besar Hukum Islam pada Fakultas Hukum Universitas Kairo) Dalam tulisan khususnya “Islam and Family Planning” dikemukakan bahwa beliau tidak menyetujui Keluarga Berencana jika tidak ada alasan yang membenarkan perbuatan itu: hal-hal yang mendesak membenarkan perbuatan terlarang 2. Abul A’la Maududi (dari Pakistan) Al Maududi menolak pendapat yang membolehkan pencegahan kehamilan itu dengan alas an-alasan hadist azl. Menurut pendapatnya, hadist itu diucapkan oleh Rasulullah menurut keadaan dan di samping hadist yang membolehkan juga terdapat hadist yang melarangnya. Apabila azl tersebut dilakukan pada waktu itu dengan mencegah kehamilan, maka tentulah Rasulullah melarangnya. c. Pendapat Para Ulama Mengenai Keluarga Berencana Pada umumnya, para ulama menyetujui atau sekurang-kurangnya tidak menentangnya. Dari 80 orang ulama besar yang telah dikunjungi di seluruh Jawa oleh tim pimpinan pelaksana pusat LKBN diambil kesimpulan bahwa para ulama tersebut setuju adanya Keluarga Berencana di Indonesia demikian keterangan yang diperoleh dari pidato Dr. K. H. Idham Chalid dalam kedudukannnya sebagai Menteri Negara Kesra (sekarang Ketua DPR RI). Pada musyawarah petugas-petugas se-Jawa dan Madura tahun 1969. 15 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaan yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap anaknya lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan berapa anak yang dicitacitakan, yang disesuaikan dengan kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya. Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya mencegah kehamilan (man’u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang sendiri olrh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang auratnya atau oleh orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya tetapi dalam keadaan darurat ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan. Alat/metode kontrasepsi yang tersedia saat ini telah memenuhi kriteria-kriteria tersebut diatas, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa KB secara substansial tidak bertentangan dengan ajaran Islam bahkan merupakan salah satu bentuk implementasi semangat ajaran kemashlahatan, Islam yaitu dalam rangka menciptakan mewujudkan keluarga yang sebuah tangguh, mawardah, sakinah dan penuh rahmah. Selain itu, kebolehan (mubah) hukum ber-KB, dengan ketentuan-ketentuan seperti 16 dijelaskan diatas, sudah menjadi kesepakatan para ulama dalam forum-forum ke Islaman, baik pada tingkat nasional maupun Internasional (ijma’al-majami). Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencana (KB) yang dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-isteri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga. Hukum KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi umatnya. Selain itu, Kb juga memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi dan manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan dan mencegah kemudlaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam 3.2. Saran Dalam mewujudkan keluarga yang sejahtera sesuai dengan syariat Islam hentinya maka penulis berharap pemerintah tidak henti- memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat agar melaksanakan program pemerintah karena dengan menggunakan alat kontrasepsi bukan berarti menolak takdir dari Allah SWT tetapi dalam rangka meningkatkan ke Imanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT. 17 Daftar Pustaka Al-Qurannul Karim Hartanto, Hanafi. 1994. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: PT Tema Baru. Kafrawi. 1972. Buku Pedoman Petugas Klinik Keluarga Berencana. Jakarta: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Biro Penerangan dan Motivasi. Kelompok Ilmiah WHO. 1989. Aspek-Aspek Kesehatan Keluarga Berencana. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan R. I. Kelompok Ilmiah WHO. 1985. Buku Pedoman Petugas Klinik Keluarga Berencana. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 18 Lampiran 19