DESAIN KAPAL PENANGKAP IKAN BERKELANJUTAN, TANTANGAN MASA DEPAN UNTUK PERIKANAN INDONESIA P.A Wibawa, R. W. Birmingham, M. D. Woodward ABSTRAK Artikel ini menjelaskan tentang kondisi yang ada di bidang perikanan dan komunitas nelayan local di Indonesia yang berimbas pada desain kapal penangkap ikan yang dapat mendukung keberhasilan pada keberlanjutan di bidang perikanan. Rintangan yang dapat menghalangi pelaksanaan terhadap perkembangan kapal penangkap ikan akan dijelaskan di artikel ini. KATA KUNCI Kapal penangkap ikan, keberlanjutan, desain PENDAHULUAN Menangkap ikan merupakan mata pencaharian utama bagi masyarakat pesisir Indonesia di berbagai daerah. Oleh karena itu, eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya perikanan dan pengurangan kualitas lingkungan perairan pada beberapa dekakde terakhir ini telah membahayakan kehidupan perikanan di negara kepulauan ini. Dalam rangka untuk memlihara perikanan yang merupakan pekerjaan utama masyarakat pesisir dan untuk menjamin ketahanan pangan untuk masa kini dan generasi berikutnya. Hal ini angatlah penting untuk melakukan upaya yang berarti untuk menjamin keberlanjutan sektor perikanan di Indonesia. Salah satu komponen utama yang harus diperhitungkan untuk menjamin keberlanjutan sektor perikanan adalah keberadaan dan perlengkapan pada armada kapal penangkap ikan. Seperti peralatan untuk produksi di sektor ini, kondisi kapal penangkap ikan tidak hanya berpengaruh pada aspek ekonomi komunitas penangkapan ikan tetapi juga pada keberlanjutan aktivitas perikanan. Oleh karena itu, kebutuhan untuk meningkatkan armada perikanan yang bias mendukung percobaan untuk memelihara keberlanjutan di sektor pe rikanan sangat penting. Berdasarkan kondisi sektor perikanan saat ini dan beermacamnya kapal penangkap ikan di Indonesia, pada artikel ini akan mendiskusikan tentang kondisi komunitas nelayan dan kapal penangkap ikannya serta tantangan yang kompleks di masa depan. Selain itu, hal ini dapat menilai tentang bagaimana keadaan yang akan berpengaruh pada desain kapal penangkap ikan terbarukan, sehingga ini merupakan keahlian yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan pada sector perikanan saat ini dan masa depan dalam hal keberlanjutan. KONDISI PERIKANAN INDONESIA Potensi dan Problematika Dengan panjang pantai sekitar 104,00 km dan luas lautan 3,265,000 km2 (MMAF 2014), Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dari sumber daya perikanan dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Hal ini termasuk sumber daya perikanan yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kelimpahan potensi sumber daya perikanan ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara terbaik di bidang perikanan tangkap di dunia, dengan nilai produksi perikanan tangkap peringkat kedua didunia setelah China pada tahun 2012 (FAO 2014). Sumber daya perikanan ini telah dan akan selalu dieksploitasi dengan jumlah yang sangat banyak oleh para nelayan di sepanjang perairan Indonesia. Berdasarkan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia (MMAF) Indonesia memiliki sekitar 2,741,000 nelayan sepanjang garis pantai Indonesia pada tahun 2012, dengan sekitar 616,690 kapal penangkap ikan yang beroperasi. Meskipun produksi perikanan tangkap nasional sangat tinggi, namun rata-rata produksi individu para nelayan cukup rendah. Hampir seluruh nelayan di Indonesia merupakan nelayan berskala kecil dan beroperasi menggunakan kapal kecil yang relatif memiliki teknologi yang rendah. Kapal penangkap ikan yang beroperasi disepanjang garis pantai Indonesia pada tahun 2012, tercatat sekitar 90% menggunakan kapal kecil sekita 5GT; sementara sekitar 28% dari kapal tersebut belum memiliki mesin (MMAF, 2013). Berdasarkan kondisi ini sebagian besar nelayan biasanya beroperasi cukup dekat dengan pantai dan hanya melakukan satu hari perjalanan. Penurunan stok ikan di beberapa daerah pengkapan ikan tradisional, khususnya daerah yang dekat dengan pantai, merupakan masalah utama yang dihadapi nelayan lokal di Indonesia. Berkurangnya kualitas kawasan laut lokal dan akibat dari penangkapan ikan yang berlebihan diyakini sebagai alasan utama memburuknya kondisi ini (Heazel dan Butcher 2007; Patlis 2007; FAO 2010; MMAF 2014). Pengurangan jumlah stok ikan daerah pengakapan ikan tertentu telah memaksa para nelayan, di berbagai komunitas nelayan, untuk menangkap ikan lebih jauh dari pelabuhan, dan dengan hari yang lebih lama di laut untuk mendapatkan hasil tangkapan yang lebih baik tiap perjalannya. Dengan menggunakan kapal penangkap ikannya