Uploaded by icha.piiz

Asuhan Keperawatan Anak dengan Hipospadia

advertisement
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A
DENGAN POST OP HIPOSPADIA POD 2 DI KEMUNING 5B
RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG
Disusun untuk memenuhi tugas Profesi Ners Stage Medikal bedah
Disusun Oleh :
ANNISA NURAISYAH
PROGRAM PROFESI NERS XXXVI
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
1. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA
a. Identitas Pasien
1. Nama
: AN. A
2. Tanggal lahir
: 13 September 2008 (10 tahun)
3. Alamat
: jl. H. mulya kawsari RT 02 RW 10 Baleendah Bandung
4. pendidikan
: SD
5. Suku
: Sunda
6. Agama
: Islam
7. No medrek
:
8. Pekerjaan
: pelajar
b. Identitas Keluarga
1. Nama
: Ny. I
2. Umur
: 30 tahun
3. Alamat
: jl. H. mulya kawsari RT 02 RW 10 Baleendah Bandung
4. pendidikan
: SMA
5. Suku
: sunda
6. Agama
: Islam
7. Hubungan pasien
: Ibu
8. Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
c. Informasi Pengkajian
1. Tanggal pengkajian : 15 Desember 2018 jam 9.00 WIB
2. Ruang
: kemuning 5
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Klien mengalami nyeri didaerah operasi, nyeri terasa seperti dicubit sangat mengganggu klien
bahkan akan menangis bila nyeri dirasakan. Nyeri bertambah jika bergerak pipis dan BAB
dan berkurang bila diberi obat, menonton youtobe atau bermain games.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat ini klien baru saja dioperasi di daerah penisnya karena hipospadia. Klien datang kerumah
sakit pada tanggal 12 Desember 2018 untuk menjalani operasi hipospadia dan dioperasi pada
tanggal 14 Desember 2018. Sebelum dioperasi klien mengeluh bila BAK urine tidak keluar
diujung penis melainkan di tengah.
c. Riwayat Kesehatan dahulu
Klien dilahirkan prematur dengan hipospadia diusia 35 minggu dengan BB 1700 grm klien
dirawat di NICU setelah dilahirkan selama 2 bulan dan pulang pergi kerumah sakit karena
klien mudah panas. Namun saat usia 4 tahun klien mulai lebih kuat imunitasnya. Dan baru
kembali ke rumah sakit diusia 10 tahun karena keluarga merasa ini saat yang tepat untuk
klien menjalani operasi.
d. Riwayat Obstenri
Prenatal :

Kehamilan ibu saat mengandung klien : G1 P0 A0

Penerimaan kehamilan : klien menantikan kehadiran anak pertamanya
Intranatal :
Dilahirkan dengan cara sectio di RSHS
Pascanatal :
Kesehatan ibu : normal
Kesehatan bayi : BBLR lahir dengan berat 1800 gram
Nutrisi (colustrum) : colustrum sudah keluar setelah persalinan meskipun baru sedikitsedikit
Cara pemberian : beberapa jam setelah lahir.
Reflek fiiologi

Reflek moro
:ada

Reflek sucking
: ada

Reflek grosping
: ada

Reflek roothing
: ada

Reflek tonik-neck
: ada

Reflek babinsky
: ada
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
klien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara adiknya perempuan saat ini berisia 3 tahun
klien tinggal bersama ibu ayah dan adiknya. Dikeluarganya tidak memiliki masalah
kesehatan.
f.
Riwayat psikososial spiritual
Klien mengatakan bahwa sebelum operasi klien sempat minder namun klien tetap punya
banyak teman disekolah karena klien pintar bergaul dan aktif disekolah. Dirumah klien selalu
bermain dengan adiknya atau dengan teman sebayanya. Klien ikut mengaji diwilayah
rumahnya setiap sore. Sudah belajar sholat dan berdoa pada alloh SWT.
g. Riwayat ADL
Pola Aktivitas
Nutrisi
Makan
Di rumah
DI RS
3x sehari Jumlah sedang
3 x sehari konsistensi encer
Nasi, sayur, daging makanan
diberikan susu formula
ringan jajanan dll
Minum
4-5 gelas/ hari
600-800 ml / hari
BAB
1x sehari konsistensi lunak
1x sehari konsistensi cair
Eliminasi
kuning tidak ada keganjalan
BAK
3-4 kali sehari jernih
Tidak terkaji
Tidur, belajar, sekolah
Bermain games, makan
bermain
istirahat
9-11 jam sehari normal tidak
Tidur 12 jam dimalam hari,
ada kendala.
suka terbangun karena nyeri
Mandi 2x sehari menggunakan
Diseka oleh perawat dan
Mandi
air hangat, melakukan
ibunya
Keramas
kebersihan secara mandiri
Aktifitas Fisik
Istirahat tidur
Personal hygine
Gosok gigi
Ganti pakaian
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran
: CM
c. GCS
:E: 4
V:
5
M: 6
d. TTV
TD : -
N : 82 x/mnt
BB : 40
RR : 20
T : 36.6
TB : 120
e. Tingkah laku
: tenang
f. Emosi
: stabil
g. Ekspresi
: tenang
BMI : 24.5 (gemuk)
4. Per Sistem
a. Sistem Integumen
Distribusi rambut merata.Rambut hitam dan terlihat bersih. Kulit berwarna putih dan
ttidak pucat, kjungtiva tidak anemis, tidak ada lesi dan edema, turgor lembab, ikterik (-).
Akral ekstremitas atas dan bawah hangat, CRT < 2 detik. Pasien terpasang infus di tangan
kanan.
Formulir Skala Braden
(Patricia, 2012, hlm 1310)
PARAMETER
TEMUAN
Persepsi
sensori
1.Tidak
merasakan
atau
respon
terhadap
stimulus
nyeri,
kesadaran
menurun
2.Gangguan
sensori
pada bagian ½
permukaan
tubuh
atau
hanya
berespon pada
stimuli nyeri
Kelembapan
1.
Selalu
terpapar
oleh keringat
atau
2.Sangat
lembab
SKOR
3.Gangguan
sensori
pada 1 atau 2
ekstremitas atau
berespon pada
perintah verbal
tapi
tidak
selalu
mampu
mengatakan
ketidaknyamana
n
3.
Kadang
lembab
4. Tidak
ada
gangguan
sensori,
berespon
penuh
terhadap
perintah
verbal.
4
4.Kulit
kering
3
urine basah
1. Terbaring
ditempat
tidur
Aktivitas
2. Tidak bisa
berjalan
3.
Berjalan
dengan
atau
tanpa
bantuan
4.Dapat
berjalan
sekitar
Ruangan
3
1.
Tidak
mampu
bergerak
2. Tidak dapat
merubah posisi
secara
tepat
dan
teratur
3 Dapat
membuat
perubahan posisi
tubuh
atau
ekstremitas
dengan mandiri
4. Dapat
merubah
posisi
tanpa
bantuan
4
Nutrisi
1.
Tidak
dapat
menghabiska
n 1/3 porsi
makannya,
sedikit
minum,
puasa
atau
minum
air
putih,
atau
mendapat
infus lebih
dari 5 hari
2.
Jarang mampu
menghabiskan
½ porsi
makanannya
atau
intake cairan
kurang dari
jumlah
optimum
3. Mampu
menghabiskan
lebih dari ½
porsi
makannya
4.
Dapat
menghabis
kan porsi
Makannya,
tidak
memerluk
an
suplement
asi
nutrisi.
3
Gesekan
1.Tidak
mampu
mengangkat
badannya
sendiri, atau
spastik,
kontraktur
atau gelisah
2.
Membutuhkan
bantuan
minimal
mengangkat
tubuhnya
3.
Tidak
membutuhkan
bantuan
mengangkat
tubuhnya
Mobilitas
TOTAL
3
SKOR
21
Analisa skor skala Braden yang didapat dengan kriteria :
1)Risiko ringan jika skor 15-23 (klien termasuk resiko ringan)
2)Risiko sedang jika skor 13-14
3)Risiko berat jika skor 10-12
4)Risiko sangat berat jika skor kurang dari 10
Hasil :Pasien berada pada kategori risiko dekubitus ringan
b.
Sistem Respirasi
Bentuk dada dan pergerakan dada simetris. Tidak terdapat penggunaan nafas cuping
hidung, otot bantu nafas, dan alat bantu nafas. Tidak terdapat retraksi intercosta, pola
napas normal dengan frekuensi 20 x/menit dan suara paru vesikuler.Pasien tidak
mengeluh sesak napas dan batuk-batuk.
c.
Sistem Kardiovaskuler
Pasien tidak mengeluh pusing, konjungtivaanemis (-), suara jantung S1 diikuti S2
reguler, tidak terdapat suara S2 maupun murmur, perkusi dullness di daerah jantung,tidak
terdapat peningkatan JVP. Nadi: 100 x/menit, CRT < 2 detik, dan tekanan darah: 110/80
mmHg.
d.
Sistem Gastrointestinal
Bibir simetris, mukosa mulut lembab, lidah merah muda,tidak terdapat stomatitis,
reflek menelan dan mengunyah (+). Sklera tidak ikterik. Abdomen datar, tidakadanyeri
tekan, BU: 8x/menit.BAB 1-2x/hari, ada mual-muntah, dan makanan yang diberikan dari
rumah sakit hanya habis ½ porsi.
e.
Sistem Genitourinaria
Alat kelamin tidak terkaji karena masih tertutup kasa, klien mengatakan masih nyeri.
Pasien BAK menggunakan kateter terpasang drain di daerah pubis, dalam 1 hari urine
keluar sekitar 2000 ml, drain yang keluar darah segar sebanyak 500 ml. klien minum air
1,5 liter per hari.
f.
Sistem Muskuloskeletal
Pasien tampak lemah.Kekuatan otot pada ekstermitas atas (5│5), ekstermitas bawah
(5│5), tidak ada fraktur tertutup.Pasien mampu menggerakkan badannya secara mandiri
hingga duduk supine
g.
Sistem Endokrin
Tidak tampak dan tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening.
h.
Sistem Persyarafan
Nervus I
: Fungsi penghiduan/ penciuman normal.
Nervus II
: Ketajaman penglihatan dan lapang lapang normal.
Nervus III
: Pupil bereaksi terhadap cahaya (+).
Nervus IV
: Pergerakan mata normal.
Nervus V
: Wajah masih bisa merasakan sensasi tajam dan tumpul.
Nervus VI
: Mata masih bisa mengikuti gerakan jari.
Nervus VII
: Ekspresi wajah baik, masih bisa mengerutkan wajah dan
menggembungkan pipi, fungsi pengecap baik.
Nervus VIII
: Fungsi pendengaran masih baik.
Nervus IX
: Fungsi menelan baik.
Nervus X
: Refleks tersedak/ muntah (+).
Nervus XI
: Pergerakan leher normal.
Nervus XII
: Pergerakan lidah normal.
5. Pengkajian Risiko jatuh
No
Risiko
Nilai
1
Riwayat jatuh yang baru atau dalam Tidak
0
bulan terakhir
Ya
25
2
Diagnosis Medis-Sekunder >1
Tidak
0
Ya
15
3
Alat bantu jalan :
0
 Bed rest/ dibantu perawat
15
 Penopang, tongkat/walker
30
 Furnitur
4
Memakai terapi heparin lock/IV
Tidak
0
Ya
20
5
Cara berjalan/berpindah
0
 Normal/bed rest/imobilisasi
10
 Lemah
20
 Terganggu
6
Status Mental
0
 Orientasi sesuai kemampuan diri
15
 Lupa keterbatasan diri
Total skor
Pasien tidak berisiko (0-24)/ risiko rendah-sedang (25-45)/risiko
tinggi (<45)
Hasil : klien tidak beresiko jatuh
Skor
0
0
0
0
0
0
0
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Telah dilakukan photo rongent hasil : tak ada kelainan
b. Telah dilakukan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 14 Desember 2018 dengan hasil
Hasil
Pemeriksaan
Epitel
Bakteri
Kristal
Silinder
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Eritrosit
1-4
Negatif
Negatif
Negatif
13.5
55.4
5.07
6.94
7. TERAPI
Tidak terkaji untuk nama dan dosis obat
-
Antibiotik
-
Analgetik
-
Ranitidin dan ketorolak
8. ANALISA DATA
Data
DS
:
klien mengatakan
nyeri di area operasi, skala
Etiologi
Masalah Keperawatan
Kelainan perkembangan
Nyeri akut
organ reproduksi saat
kehamilan
nyeri 4. Terasa nyeri bira
bergerak atau disentuh.
Hipospadia
DO : klien terlingat meringis
Operasi
saat berusaha menggerakan
kaki. Skala nyeri 4.
Luka
Klien di POD 2 fase
inflamasi
Nyeri akut
DS : klien mengatakan luka
operasi masih di balut belum
Kelainan perkembangan
Resiko infeksi
organ reproduksi saat
kehamilan
boleh di buka, kadang terasa
gatal
di
daerah
luka
Hipospadia
DO : Luka operasi POD 2,
Operasi
terpasang
selang
Balutan
sedikit
drain.
kotor.
Luka
Rencana ganti balutan esok
Klien di POD 2 fase
hari
.
di
daerah
luka
terpasang kateter dan drain.
inflamasi
Terpasang kateter dan drain
Resiko infeksi
DS
:
mngatakan
orang tua klien
cemas
dengan
Kelainan perkembangan
organ reproduksi saat
Kecemasan orang tua
bagaimana keadaan penisnya
kehamilan
nanti apakah bisa normal
Hipospadia
atau akan terjadi gangguan.
Operasi
DO : orang tua klien terlihat
Luka
cemas
saat
menceritakan
mengenai kondisi anaknya
Nyeri bila bergerak
untuk kedepannya
Hambatan mobilitas fisik
DS : klien mengatakan tau
mengenai
Defisit pengetahuan
Operasi
penyakitnya
namun tidak tau bagaimana
cara
pengobbatan
Kurang informasi perawatan
kedepannya
DO : klien terlihat bingung
saat
rencana
Luka
ditanya
Defisit pengetahuan
mengenai
pengobatan
saat
pulang nanti
9. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi proses penyembuhan luka
2. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya port the entry luka insisi
3. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi anaknya
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
10. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No.
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Tujuan
1
Intervensi
Rasional
Nyeri akut berhubungan Diharapkan dalam 4 4. Kaji skala nyeri
dengan inflamasi proses hari
penyembuhan luka
1. Mengkaji
pertemuan, 5. Periksa TTV setiap 2 jam
untuk
mendapatkan
status keadaan umum klien\
masalah klien dapat 6. Berikan cara relaksasi nafas 2. TTV menunjukan keadaan umum
teratasi dengan kriteria
dalam atau distraksi dengan
:
bermain
1. Skala
nyeri
menurun
2. Klien
game
klien
di 3. Terapi
smartphone
relaksasi
menurunkan nyeri
7. Ajarkan klien untuk jangan 4. Bergerak
mampu
mengontrol nyeri
3. Klien
menghindari
terjadi
dekubitus
kekakuan
kaki,
perlahan
kekakuan
dan
kaki,
mempercepat
proses penyembuhan luka
proses penyembuhan luka
makanan
tinggi 8. Anjurkan
protein
untuk
penyembuhan luka
secara
takut bergerak agar tidak
dekubitus dan mempercepat
mengkonsumsi
dapat
klien 5. Protein
mengkonsumsi
kaya
protein
membantu
makanan
membantu
proses
penyembuhan luka
untuk
proses
penyembuhan luka
9. Pastikan
kateter
anak
dipasang dengan benar, dan
bebas dari simpul
6. Penempatan kateter yang tidak
tepat dapat menyebabkan nyeri
akibat
10. Kolaborasi dalam pemberian
analgesik sesuai program
drainase
yang
tidak
adekuat
7. Pemberian obat analgesik untuk
meredahkan nyeri
2
Resiko
infeksi Diharapkan dalam 4 4. Pertahankan
kantong 1. Mempertahankan
berhubungan
dengan hari
dibawah
pertemuan,
drainase
kateter
kantong
drainase tetap pada posisi ini
adanya port the entry luka masalah klien dapat
garis kandung kemih dan
mencegah
insisi
teratasi dengan kriteria
pastikan bahwa selang tidak
mencegah urine yang tidak steril
1. Tidak terjadi tanda-
terdapat simpul dan kusut
mengalir balik ke dalam kandung
tanda infeksi
2. Balutan
5. Gunakan
dalam
keadaan bersih
3. Klien
teknik
ketika
aseptik
kantong kateter
masuk
kedalam
traktus urinarius
mengencerkan
obat
mencegah
60 3. Peningkatan asupan cairan dapat
ml/jam
7. Beri
aseptik
kontaminan
sekurang-kurangnya
dengan
kemih
mengosongkan 2. Teknik
tidak 6. Anjurkan anak untuk minum
mengeluh demam
infeksi
antibiotik
urine
dan
mendorong untuk berkemih
profilaktik sesuai program, 4. Pemantauan
yang
demikian
untuk membantu mencegah
membantu
infeksi.
Pantau
kemanjuran obat antibiotik dan
untukefek
terapeutik
efek samping
anak
dan
toleransi
menetukan
anak
terhadap
tersebut (speer, 2007:169)
obat
3
Kecemasa orang tua
Diharapkan dalam 4 1. Anjrkan
hari
pertemuan,
orangtua
mengekpresikan
untuk 1. Membiarkan
perasaan
orang
tua
mengekspresikan perasaan serta
masalah klien dapat
dan kekhawatiran mereka
kekhawatiran
teratasi dengan kriteria
tentang ketidaksempurnaan
memberikan perasaan didukung
1. Kecemasan
fisik anak. Fokuskan pada
dan
pertanyaan
mengurangi rasa cemas mereka.
orang
tua teratasi
2. Orang tua mampu
melalui
sehingga
seksualitas dan reproduksi
tua
proses berduka yang normal
mau
kesembuhan
orang
tua
dapat
melalui
kecemasan dan perasaan distress
mendukung
anaknya
dimengerti
dapat
masalah 2. Bantu orang tua melalui 2. Proses berduka memungkinkan
dalam batas normal
3. Orang
tentang
mereka
mereka
3. Rujuk orang tua kepada 3. Kelompok
pendukung
dapat
kelompok pendukung yang
membantu orang tua mengatasi
tepat
ketidaksempurnaan fisik anak
4. Jelaskan perlunya menjalani 4. Perbaikan yang sudah dilakukan
pembedahan multiple, dan
melalui
jawab
berlangsung
setiap
pertanyaan
yang muncul dari orang tua
pembedahan
secara
perlu
bertahap.
Dengan mendiskusikan hal ini
dengan orang tua dan memberi
kesempatan
perasaan
mengekspresikan
mereka
dapat
mengurangi kecemasan (Speer,
2007:170)
4
Defisit
berhubungan
pengetahuan Diharapkan dalam 4 1. Ajarkan
dengan hari
kurangnya informasi
tua
cara 1. Informasi semacam ini dapat
merawat katetr dan penis,
meningkatkan
masalah klien dapat
termasuk
terhadap
penatalaksanaan
teratasi dengan kriteria
daerah
kateter,
keperawatan
dirumah
kanting
membantu
1.
pertemuan,
orang
mengosongkan
tua
drainase
mengenai
anaknya
dan
memfiksasi
mencegah
dan
kateter
lepas dan infeksi
kateter, jelaskan memantau
dapat meningkat
3.
sekeliling
Pemahaman orang
penyakit
2.
membersihkan
kepatuhan
warna serta kejernihan urine
Orang tua tau cara 2. Anjurkanorang tua
untuk 2. Posisi
mengangkang
mengantisipasi dan
mencegah anak untuk tidak
menyebabkan
mengobati anaknya
mengambil
dan merusak area operasi
Klien
mengetahui
mengangkang,
cara
perawatan
mengendarai
anaknya dirumah
3.
posisi
saat 3. Obat
sepeda
atau
kateter
analgesik
mengendalikan
rasa
dapat
terlepas
dapat
nyeri.
menunggang kuda
Spasme kandung kemih dapat
Ajarkan orang tua tentang
terjadi akibat iritasi kandung
tujuan dan penggunaan obat
kemih. Dengan mengetahui efek
antibiotik serta obat-obatan,
samping mendorong orang tua
untuk
mencari
spasem
kandung
kemih
(meperidin
hidroklorida
(Demerol),
asetaminofen
(Tylenol)
pertolongan
ketika membutuhkan
medis
jelaskan
juga
perincian
tentang pemberian dosis dan
efek samping
4.
Jelaskan
cara
mengganti
balutan dengan baik dan
kontrol rutin ke rumah sakit
9. CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal
14/12/2018
8.00
Diagnosa
Implementasi
Respon
1
1. Membina trust dengan klien
2. Melakukan pengkajian fisik
1. Klien
tenang
kooperatif
selama
dilakukan tindakan keperawatan
3. Kaji skala nyeri
2. Skala nyeri 4
4. Periksa TTV
3. TD 110/80 N : 100 RR : 24 T : 36.8
4. Orang tua dan klien mengerti saat
9.00
5. Pemberian obat antibiotik dan analgetik
dilakukan proses edukasi pemberian
intervensi
10.00
6. memberikan cara relaksasi nafas dalam atau distraksi
dengan bermain game di smartphone
7. Ajarkan klien untuk jangan takut bergerak agar tidak
terjadi kekakuan kaki, dekubitus dan mempercepat
proses penyembuhan luka
8. Anjurkan klien mengkonsumsi makanan kaya protein
untuk membantu proses penyembuhan luka
9. Pastikan kateter anak dipasang dengan benar, dan
bebas dari simpu
13.00
10. Mengecek keadaan klien, mengkaji apakah nyeri
masih dirasakan atau berkurang
11. Melakukan pengkajian tanda-tanda vital
15/12/2018
15.00
1. Membantu klien mengganti pempers
2. Melakukan infus pada klien
3. Memberikan cairan infus
16.00
1. Klien
tenang
kooperatif
selama
dilakukan tindakan keperawatan
2. Skala nyeri 3
3. TD 110/80 N : 100 RR : 24 T : 36.8
4. Memberikan obat IV (analgetik, ranitidin dan 4. Orang tua dan klien mengerti saat
20.00
antibiotik)
dilakukan proses edukasi pemberian
intervensi
5. Pertahankan kantong drainase kateter dibawah garis
kandung kemih dan pastikan bahwa selang tidak
terdapat simpul dan kusut
6. Gunakan teknik
aseptik ketika mengosongkan
kantong kateter
7. Anjurkan anak untuk minum sekurang-kurangnya 60
ml/jam
16/12/2018
8.00
1. Periksa TTV
1. Klien
2. Pemberian obat antibiotik dan analgetik
tenang
kooperatif
selama
dilakukan tindakan keperawatan
10.00
2. Skala nyeri 4
3. Anjrkan orangtua untuk mengekpresikan perasaan 3. TD 110/80 N : 100 RR : 24 T : 36.8
dan
kekhawatiran
ketidaksempurnaan fisik
mereka
tentang 4. Orang tua dan klien mengerti saat
anak. Fokuskan pada
pertanyaan tentang seksualitas dan reproduksi
intervensi
4. membantu orang tua melalui proses berduka yang
normal
5. menjelaskan
perlunya
menjalani
pembedahan
multiple, dan jawab setiap pertanyaan yang muncul
dari orang tua
6. meanjrkan orangtua untuk mengekpresikan perasaan
dan
kekhawatiran
ketidaksempurnaan fisik
mereka
tentang
anak. Fokuskan pada
pertanyaan tentang seksualitas dan reproduksi
7. memantu orang tua melalui proses berduka yang
normal
dilakukan proses edukasi pemberian
17/12/2018
1. melakukan pengkajian tanda-tanda vital
21.00
2. memberikan obat via IV
5. Klien
tenang
kooperatif
selama
dilakukan tindakan keperawatan
6. Skala nyeri 4
24.00
3. mengecek istirahat tidur klien
05.00
4. Membantu klien membersihkan diri
06.00
5. Melakukan evaluasi dan dokumentasi
7. TD 110/80 N : 100 RR : 24 T : 36.8
10. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal
Diagnosa
Evaluasi
Paraf
17/12/2018
1
S : Klien mengatakan nyeri berkurang sudah bisa mengontrol dengan
bermain game, semakin hari nyerinya berkurang namun tetap suka teranya
linu jika bergerak
O : skala nyeri turun menjadi 3,klien dapat mengontro nyeri
A : Intervensi berhasil
P : intervensi dihentikan
S :klien mengatakan selama ini tidak ada tanda infeksi seperti demam,
nyeri sangat di daerah luka, ataupun rembesan
O : suhu klien dalam batas normal 36.4, klien tidak mengeluh nyeri,
perban dalam keadaan bersih tidak ada rembesan
A : Intervensi berhasil
P : intervensi dihentikan
S : orang tua klien mengatakan akan selalu mendukung klien apapun
keadaanya.
O : orang tua klien tersenyum, tidak terlihat cemas
A : Intervensi berhasil
P : intervensi dihentikan
S : orang tua klien dan klien mengatakan sudah tau dan paham cara
merawat dirumah dan pengobatan selanjutnya
O : klien dan orang tua mampu kooperatif dalam setiap pemberian edukasi
A : Intervensi berhasil
P : intervensi dihentikan
Annisa
06.00
06.10
2
06.20
3
06.30
4
Annisa
Annisa
Annisa
Download