SATUAN ACARA BERMAIN Kelompok Usia 5 Tahun Bermain Plastisin Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak Dosen Pengampu : Rika Maya Sari ,S.Kep.Ns, M.Kes Disusun Oleh : 1. Eko Adytia (17613040) 2. Inggar Maharani (17613045) 3. Ida Triyani (17613047) 4. Nichen Vivi Novitasari (17613070) 5. Alfi Oktavia Mahmudah (17613074) PRODI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO 2019 A. Latar Belakang Masuk rumah sakit bagi anak merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman traumatik pada anak, yakni ketakutan dan ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan kontrol dan perlakuan tubuh akibat tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibat perpisahan pada anak akan menimbulkan berbagai reaksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif terhadap aktifitas sehari-hari serta menolak tindakan keperawatan yang diberikan. Bermain di RS merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan yang sangat berguna untuk merangsang perkembangan anak dan untuk menurunkan stres akibat hospitalisasi. Untuk memfasilitasi keadaan diatas diperlukan peeran perawat dalam memberikan aktifitas bermain yang tepat pada anak sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya, tentunya dengan memperhatikan prinsip-prinsip bermain di rumah sakit. Anak-anak dengan penyakit yang memerlukan perawatan yang lama mengalami stresor yang tinggi terutama anak usia sekolah karena harus meninggalkan kelompoknya dan teman-teman sekolahnya. Untuk itu penting dilakukan suatu aktifitas bermain cooperatif play untuk mengekpresikan perasaan mereka dalam upaya peningkatan kesadaran diri. Perawat bermaksud memfasilitasi terapi bermain diatas pada anak diruang Delima dengan berbagai penyakit yang harus menjalani pengobatan lama, sehingga anak dapat mengikuti perkembangan motorik halus dan kasarnya sesuai tahapannya. Manfaat terapi bermain dalam penanganan anak yang dirawat di rumah sakit adalah salah satunya memudahkan anak menyatakan rasa kecemasan dan ketakutan lewat permainan, mempercepat proses adaptasi di rumah sakit, anak dapat berkumpul dengan teman sebayanya di rumah sakit sehingga tidak merasa terisolir, anak mudah diajak bekerja sama dengan metode pendekatan proses keperawatan di rumah sakit. Aktifitas bermain pada anak usia toodler dan pra sekolah antara lain bermain puzzle sederhana, menggambar, mengenal bentuk mobil-mobilan, hewan-hewanan, boneka atau bermain bola. Aktivitas bermain tetap diberikan selama anak dirawat di RS agar proses perkembangan tidak terhambat meskipun sedang sakit. Bentuk permainan di RS disesuaikan dengan kondisi anak dan penyakit yang dialami anak. Karena pentingnya manfaat terapi bermain dalam penanganan anak sakit, perawat harus mampu melaksanakan hal ini maka rencana penerapan terapi bermain terhadap anak yang dirawat di ruang Delima ini perlu dilaksanakan. Dalam hal ini jenis permainan yang akan diberikan di ruang Delima adalah bermain mengenal dan mengaplikasikan plastisin. B. Tujuan a. Tujuan umum Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat. b. Tujuan Khusus 1) Anak dapat meningkatkan kemampuan berimajinasi melalui terapi bermain dengan membentuk plastisin sesuai dengan minat dan kreasi anak 2) Anak dapat mengembangkan kemampuan mengatur Gerakan motorik kasar dan halus 3) Mengembangkan kognitif anak 4) Mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman yang dirawat di ruang yang sama 5) Mampu mengurangi kejenuhan selama dirawat di RS 6) Mampu beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat dirumah sakit C. Sasaran Sasaran terapi bermain: 1. Anak usia 5 tahun yang dirawat di ruang anak 2. Anak dengan DBD ataupun Thypus yang tidak bedrest 3. Anak yang tidak memiliki masalah intoleransi aktivitas D. Waktu dan Tempat Hari/ tanggal : Rabu, 10 April 2019 Waktu : Pukul 09.00 WIB Tempat : Ruang Delima Rawat inap anak RSUD Hardjono Ponorogo E. Media Alat dan Bahan No. Komponen/ keterangan Macam 1. Jenis Permainan Bermain plastisin 2. Jumlah Anak 5 orang 3. Alat-alat yang Diperlukan 4. Tujuan Khusus Permainan Plastisin Cetakan plastisin Anak dapat meningkatkan kemampuan berimajinasi melalui terapi bermain dengan membentuk plastisin sesuai dengan minat dan kreasi anak Anak dapat mengembangkan kemampuan mengatur Gerakan motorik kasar dan halus Mengembangkan kognitif anak Mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman yang dirawat di ruang yang sama Mampu mengurangi kejenuhan selama dirawat di RS Mampu beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat dirumah sakit 5. Prinsip Permainan Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang dijalani Permainan tidak boleh menyebabkan anak terlalu kelelahan Permainan harus mempertimbangkan keamanan anak Permainan harus melibatkan kelompok umur yang sama 6. Hambatan yang Mungkin Terjadi Melibatkan orang tua Anak tidak mau bermain karena sakit yang dia rasakan Anak kurang mau berinteraksi dengan orang lain selain orang tuanya Anak merasa bosan dengan permainan yang diberikan 7. Antisipasi yang Dapat Dilakukan Menciptakan lingkungan senyaman mungkin Melibatkan orang tua untuk mendampingi anaknya dalam bermain F. Pengorganisasian 1. Leader : Inggar Maharani 2. Coleader : Nichen Vivi Novitasari 3. Notulen : Ida Triyani 4. Fasilitator : Eko Adytia 5. Observer : Alfi Oktavia Mahmudah G. Strategi Pelaksanaan 1. Leader Menjelaskan tujuan bermain Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok Menjelaskan aturan bermain pada anak Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan 2. Coleader Membantu leader dalam mengorganisasi anggota 3. Notulen Mencatat respon klien secara verbal dan nonverbal Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan perilaku Mencatat peserta aktif dari program bermain 4. Fasilitator Menyiapkan alat-alat permainan Member motivasi kepada anak-anak untuk mendengarkan apa yang dijelaskan Mempertahankan kehadiran anak Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun dalam 5. Observer Mengamati respon klien secara verbal dan nonverbal Mengamati peserta aktif dari program bermain H. Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi Struktur Yang diharapkan Alat-alat yang digunakan lengkap Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana 2. Evaluasi Proses Yang diharapkan Terapi daapt berjalan dengan baik Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi 3. Evaluasi Hasil Yang diharapkan Anak tidak takut lagi dengan perawat Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan terapi bermain Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan memainkan plastisin Orang tua dapat mendampingi anak sampai selesai Anak merasa senang Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik I. Setting Tempat Keterangan: : Leader : Coleader : Notulen : Fasilitator : Observer : Anak